laporan pleno skenario 1 blok sepolo.docx

34
Kata Pengantar Puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memberi kita kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Prima Indonesia ini. Kami para mahasiswa/I akan menyinggung permasalahan tentang penyakit infeksi dan tropical medicine,Penyakit yang di derita manusia dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab. Salah satunya oleh mikroorganisme yang bersifat pathogen yang dapat menyerang tubuh manusia sehingga menyebabkan sakit. Penyakit infeksi dapat berakhir dengan kematian apabila tidak di tangani dengan benar, lain halnya dengan sekarang ini,setelah obat-obatan antibiotic dan kemoterapi yang sesuai dapat di gunakan untuk memusnahkan kuman-kuman tersebut.Penyakit-penyakit infeksi dan Tropical Medicine umumnya merupakan penyakit yang sering terjadi di Indonesia. Yang dibahas dalam makalah ini hanya beberapa penyakit infeksi dan tropical medicine. Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk memicu mahasiswa/i mengetahui etiologi,manifestasi klinis,pathogenesis dan komplikasi dari beberapa penyakit infeksi dan tropical medicine. Kami para mahasiswa juga mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah penyakit infeksi dan tropical medicine ini. Mudah-mudahan ilmu yag kami dapatkan dapat berguna hingga dikemudian hari. 1

description

miomilm

Transcript of laporan pleno skenario 1 blok sepolo.docx

Kata PengantarPuja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memberi kita kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Prima Indonesia ini. Kami para mahasiswa/I akan menyinggung permasalahan tentang penyakit infeksi dan tropical medicine,Penyakit yang di derita manusia dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab. Salah satunya oleh mikroorganisme yang bersifat pathogen yang dapat menyerang tubuh manusia sehingga menyebabkan sakit. Penyakit infeksi dapat berakhir dengan kematian apabila tidak di tangani dengan benar, lain halnya dengan sekarang ini,setelah obat-obatan antibiotic dan kemoterapi yang sesuai dapat di gunakan untuk memusnahkan kuman-kuman tersebut.Penyakit-penyakit infeksi dan Tropical Medicine umumnya merupakan penyakit yang sering terjadi di Indonesia. Yang dibahas dalam makalah ini hanya beberapa penyakit infeksi dan tropical medicine. Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk memicu mahasiswa/i mengetahui etiologi,manifestasi klinis,pathogenesis dan komplikasi dari beberapa penyakit infeksi dan tropical medicine.Kami para mahasiswa juga mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah penyakit infeksi dan tropical medicine ini. Mudah-mudahan ilmu yag kami dapatkan dapat berguna hingga dikemudian hari.

Medan 27 Maret 2010

Daftar isiKata pengantarDaftar isi...Bab IPendahuluanBab II Pembahasana. Demam..b. Demam Tifoid...c. Malaria..d. Leptosirosis...e. Penyakit InfeksiBab III Permasalahan.Bab IV Pembahasan Permasalahan..Daftar PustakaPertanyaan yang muncul

BAB IPENDAHULUANI. INFEKSI BAKTERIBakteri gram positif dan gram negatifKokus : umumnya gram positif, kecuali gonococcus, meningococcus dan N. catarrhalis.Basilus : yang pathogen umumnya gram negatif, Spirilla pun gram negatif, kecuali C. diptheriae, golongan tahan asam dan golongan yang membentuk spora aerobic dan anaerobic.Di negeri yang sedang berkembang, di rumah sakit terpencil, pembiakn kuman secara rutin untuk menentukan diagnosis etiologis sangat sukar. Di kota besar di Indonesia walaupun pembiakan dapat dilakukan tetapi biasanya jawaban hasil pemeriksaan datang terlambat.Dengan demikian bila menghadapi seseorang yang sakit infeksi berat dokter harus memberikan antibiotika berdasarkan pengalamannya. Sampai beberapa tahun terakhir ini infeksi berat dipikirkan terutama oleh kuman gram positif dan dalam tahap pertama pengobatannya ditujukan hanya terhadap gram positif, sedangkan gram negatif dianggap komensal. Namun sekarang ini, terutama di rumah sakit dari negeri maju dengan pemakaian antibiotika terhadap gram positif yang sangat luas, keseimbangan biologis antara gram positif dan gram negatif berubah sehingga gram negative pun dapat menyebabkan infeksi berat dan lebih ganas serta tidak jarang berakhir denga kematian bila tidak disadari dan diobati secepatnya (misal infeksi Klebsiella, E.coli, Shigella, Proteus, Pseudomonas dan Aerobacter).Peristiwa seperti ini telah timbul pula di Indonesia khususnya di kota besar. Bila menghadapi infeksi berat terutama pada bayi dan anak kecil. Hal di atas hendaknya selalu mendapat perhatian. Kombinasi antibiotika untuk mengatasi infeksi gram positif dan negatif mulai lebih sering digunakan.Fungus : diantaranya Candida albicansDi negeri maju dengan asepsis dan antisepsis yang sempurna, infeksi oleh fungus masih merupakan hal yang belum terpecahkan. Di rumah sakit modern, bayi yang mendapat makanan secara intravena terus menerus, sesudah beberapa minggu mengalami kematian dengan mortalitas 70% lebih oleh karena sepsis kandidiasis. Di Indonesia juga infeksi fungus tidak boleh diabaikan. Kemungkinan infeksi fungus juga selalu dipikirkan bila menghadapi seorang anak atau bayi terus menerus menderita panas, walaupun telah diberi bermacam-macam antibiotika.Keseimbangan flora berubah justru sesudah pemberian antibiotika yang lama sehingga fungus menjadi pathogen.Hal yang sama juga hendaknya selalu diingat bila menghadapi bayi atau anak yang menderita diare kronik yang tidak mau sembuh walaupun telah diberikan berbagai macam antibiotika dan pengaturan diet.

BAB IIDemamFebris atau demam pada umumnya diartikan sebagai suhu tubuh diatas 37,2C. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan hasil dari suatu reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1 (IL-1). Di dalam hipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arachidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 (PG E2) yang langsung dapat menyebabkan pireksia Beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai adalah:Jenis DemamCiri-ciri

Demam septikMalam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga diatas normal, sering disertai menggigil dan berkeringat.

Demam remittenSuhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun perbedaannya tidak sebesar demam septik.

Demam intermitenSuhu badan turun menjadi normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam disebut kuartana.

Demam kontinyuVariasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Demam siklikkenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang diikuti kenaikan suhu seperti semula

Demam tifoid Demam tifoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, namun dapat juga disebabkan oleh S. enteriditis bioserotip paratyphi A dan S. enteriditis serotip paratyphi B yang disebut demam paratyphoid.Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi Salmonella, termasuk S. typhi. Khususnya S. typhi, carrier manusia adalah sumber infeksi. S. typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering, yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang, dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infektif (Karsinah et.al, 1994).Kuman masuk melalui saluran pencernaan lewat makanan yang terkontaminasi. Sebagian dimusnahkan dalam lambung, namun ada yang lolos sampai usus, kemudian berkembang biak. Bila respon imunitas mukosa (IgA) kurang baik, kuman dapat menembus sel epitel (terutama sel-M), selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kemudian berkembang biak dan difagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup di makrofag kemudian dibawa ke plaques peyeri kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Kemudian kuman masuk ke sirkulasi darah (menyebabkan bakteremia pertama yang asimtomatik), kemudian menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial terutama hati dan limpa. Di organ ini kuman menyebarkan meninggalkan sel fagosit kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan bakteremia kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik.Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala klinis yang timbul sangat bervariasi. Pada minggu pertama ditemukan gejala dan keluhan serupa penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. Dalam minggu kedua gejala tampak lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif (peningkatan suhu 1C tidak diikuti dengan peningkatan denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.Pemeriksaan laboratorium untuk demam tifoid terdiri dari pemeriksaan rutin, yang sering dijumpai leukopenia walaupun kadar leukosit bisa normal atau malah leukositosis, Uji serologi Widal (digunakan untuk deteksi antibodi terhadap S. typhi), dan pemeriksaan kultur darah.Komplikasi dari demam tifoid dapat berupa komplikasi intestinal seperti perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik, dan pankreasitik, sedangkan komplikasi non intestinal dapat berupa komplikasi kardiovaskular, darah, paru, hepatobilier, ginjal, tulang, dan neuropsikiatrik/tifoid toksik (Widodo, 2007).MalariaMalaria disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium yang menyerang eritrosit. Plasmodium malaria yang sering dijumpai di Indonesia adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan malaria).Masa inkubasi malaria bervariasi pada jenis plasmodium. Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan, dan kadang-kadang dingin, yang sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale. Gejala klinisnya secara umum berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali.Diagnosa malaria sering memerlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang asal penderita (dari daerah endemis atau tidak), riwayat bepergian, dan riwayat pengobatan preventif maupun kuratif. Pemeriksaan untuk malaria mencakup pemeriksaan tetes darah tebal dan tipis, tes antigen, tes serologi, dan pemeriksaan PCR LeptospirosisLeptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interrogans. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang telah terkontaminasi dengan urine binatang yang telah terinfeksi leptospira, melalui luka/erosi pada kulit ataupun selaput lendir.Setelah leptospira masuk aliran darah dan berkembang, kemudian menyebar ke jaringan secara luas. Selanjutnya terjadi respon imun, walaupun demikian beberapa organisme ini masih bertahan pada daerah yang terisolasi secara imunologi seperti di dalam ginjal, yang kemudian dilepaskan melalui urine. Leptospira dapat dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme humoral. Kuman ini dapat dengan cepat lenyap dari darah setelah terbentuknya agglutinin. Tiga mekanisme yang terlibat dalam pathogenesis leptospirosis adalah invasi bakteri langsung, faktor inflamasi non spesifik, dan reaksi imunologi. Manifestasi yang sering timbul berupa demam, menggigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia conjuctival suffusion, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, dan fotopobi. Sedangkan splenomegali mungkin muncul, walaupun kejadian ini terhitung jarang.PENYAKIT INFEKSI Shigella dysentriae

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli.Dulu dikenal hanya dua macam disentri berdasarkan penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh Shigella spp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak penyebab lain berupa parasit dan bakteri, yaitu Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter spp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha. Wabah umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, pada kondisi crowding, ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat. Shigellosis endemis pada daerah iklim tropis maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil saja dari kasus, yang sebenarnya terjadi.Penularan secara orofaecal dengan ambang infeksi yang rendah dan merupakan basil yang rapuh sehingga penularannya dapat dicegah dengan cuci tangan saja (hand washing disease). Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S. flexneri, S.Boydii dan S. dysentriae paling banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya S. sonnei paling sering ditemukan dan S. dysentriae paling sedikit ditemukan di negara maju. Antibiotik terpilih untuk infeksi Shigella adalah ampisilin, kloramfenikol, sulfametoxazol-trimetoprim. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa kanamisin, streptomisin dan neomisin merupakan antibiotik yang dianjurkan untuk kasus- kasus infeksi Shigella. Masalah resistensi kuman Shigella terhadap antibiotik dengan segala aspeknya bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Shigella yang resisten terhadap multiantibiotik (seperti S. dysentriae 1) ditemukan di seluruh dunia dan sebagai akibat pemakaian antibiotika yang tidak rasional. SHIGELLA Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pncernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan disentri basiler. Patogenesis dan patologi Shigellosis disebut juga Disentri basiler . Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lender. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103 organisme. Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lendir, mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung mengakibatkan nekrosis selaput lendir, ulserasi superfisial, perdarahan, pembentukan pseudomembran pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin, lekosit, sisa sel, selaput lendir yang nekrotik, dan kuman. Waktu proses berkurang, jaringan granulasi mengisi ulkus dan terbentuk jaringan parut. Toksin Semua Shigella mengeluarkan lipopolisakarida yang toksik. Endotoksin ini mungkin menambah iritasi dinding usus. Selain itu Shigella dysentriae tipe 1 menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas yang dapat menambah gambaran klinik neurotoksik dan enterotoksik yang nyata. Gejala Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan mengedan dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian. Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi. Epidemiologi Disentri basiler dapat ditemukan di seluruh dunia. Disentri ini dapat terjadi di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya sangat buruk. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat. Namun factor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar. Pencegahan Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan cara :

1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti. 2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah. 3. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan. 4. Memasak makanan sampai matang. 5. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara. 6. Mengatur pembuangan sampah dengan baik. 7. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.

GIARDIASISGiardiasis adalah penyakit usus yang disebabkan oleh parasit mikroskopik yang disebut Giardia lamblia. Ini merupakan contoh yang cukup umum penyebab penyakit diare. Kasus dapat terjadi secara sporadic atau dalam kelompok atau wabah.Giardia lamblia ada dalam dua bentuk, bentuk aktif disebut trophozoite, dan bentuk yang tida aktif yang disebut kista. Trophozoite aktif menempel di dinding usus kecil dan menyebabkan tanda-tanda dan gejala giardiasis. Trophozoite tidak dapat hidup lama di luar tubuh, oleh karena itu tidak dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain. Kista yang tidak aktif dapat bertahan dalam jangka waktu lama di luar tuubuh. Jika tertelan, asam lambung mengaktifkan kista dan kista berkembang menjadi penyebab penyakit trophozoite. Trophozoite memproduksi kista yang keluar dari tubuh dalam tinja dan menyebarkan infeksi kepada orang lain.Kista Giardia terdapat pada kotoran orang yang terinfeksi. Dengan demikian, infeksi dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontaminasi makanan dengan tinja atau fecal oral. Kista juga bertahan hidup di air, misalnya di danau air tawar dan sungai. Akibatnya giardiasis adalah penyebab paling umum yang terbawa air. Giardiasis juga telah terjadi sebagai wabah dari sumber air rekreasi seperti kolam renang, taman air, dan bak air panas, kemungkinan besar karena pengguna yang terkena daripada sumber air yang terkontaminasi.Orang yang terkena Giardia dapat mengalami diare ringan atau berat, atau dalam beberapa kasus tidak ada gejala sama sekali. Demam jarang hadir. Kadang-kadang beberapa akan memiliki diare kronis selama beberapa minggu atau bulan, dengan berat badan yang signifikan. Gejala-gejala dapat muncul dari 3-25 hari setelah terkena, tapi biasanya dalam waktu 10 hari.Pengobatan yang paling umum untuk giardiasis adalah metronidazole selama 5-10 hari. Tetapi sering kali menyebabkan efek samping pada pencernaan seperti mual serta pusing dan sakit kepala. Namun obat ini tidak disetujui oleh FDA di AS. Satu-satunya obat yang disetujui untuk mengobati giardiasis di AS adalh furazolidone (furoxone) selama 7-10 hari. Obat ini hampir sama efektifnya dengan metronidazol. Quinacrine sangat efektif untuk mengobati giardiasis tetapi tidak lagi tersedia di AS dan albendazole paromomycin. Meskipun efektif, kurang efektif daripada pengobatan lain.Kadang-kadang pengobatan gagal memberantas Giardia. Dalam kasus tersebut, obat dapat diubah atau durasi yang lebih lama atau dosis yang lebih tinggi dapat digunakan. Terapi kombinasi juga mungkin efektif (misalnya quinacrine dan metronidazole). TRIKURIARIS(TRIKOSEFALIASIS)Defenisi: suatu infeksi yang disebabkan oleh Trichuris TrichuraEpidemiologi: parasit ini sering ditemukan didaerah tropis dan subtropis dimana kebersihan lingkungannya buruk dan iklim yang lembab memungkinkan telur mengeram didalam tanah.Telur ini akan mati dengan suhu > 40 C dengan pemanasan 1 jam dan suhu < -8CMorfologi: Cacing betina panjang kira-kira 5 cm,sedangkan cacing jantan dengan panjang 4 cm Bagian anterior langsing seperti cambuk,panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh,bagian posterior bentuknya lebih lebih gemuk. Cacing betina bentuknya membulat tumpul,cacing jantan melingkar Seekor cacing betina menghasilkan telur setiap hari antara 3000-10000 butir.Telur berukuran 50-54 mikron X 32 mikron berbentuk seperti tempayan dan terdapat penonjolan yang jernih pada kedua kutub.Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalam jernihDaur hidupTelur infektif (telur matang) berisi larva tertelan oleh manusia larva keluar tertelan melalui dinding telur masuk keusus halus cacing dewasa hidup dalam sekum dan kolon telur keluar bersama tinja telur menjadi infeksi setelah 3 minggu ditanah Gejala KlinisInfeksi berat : 1. Diare 2. Nyeri didaerah epigastrium disertai muntah-muntah ,konstipasi3. Perut gembung4. Berat badan menurun 5. Perdarahan usus 6. AnemiPatofisiologiTrikuris pada manusia hidup disekum,dapat juga ditemukan didalam kolon ascendens.Pada infeksi berat terutama pada anak,cacing ini tersebar diseluruh kolon dan rectum,kadang-kadang terlihat dimukosa rectum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita sewaktu defekasi.Cacing ini memasukkan kepalanya kedalam mukosa usus hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus.Pada tempat perlekatannya menimbulkan perdarahan yang dapat menyebabkan anemiPencegahan Gunakan jamban yang bersih Tingkatkan kebersihan individu Hindari sayuran yang belum dicuci bersih

DEHIDRASI dan TERAPI CAIRANDehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan air beserta elektrolit-elektrolitnya.Derajat dehidrasi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:1. Dehidrasi ringan: keadaan umum sadar baik,rasa haus (+),sirkulasi darah/nadi normal,pernafasan biasa,mata agak cekung,turgor/tonus biasa,kencing biasa.2. Dehidrasi sedang: keadaan umum gelisah,rasa haus(+ +),sirkulasi darah/nadi cepat (120-140),pernafasan agak cepat,mata cekung,turgor/tonus agak berkurang,kencing sedikit.3. Dehidrasi berat: keadaan umum apatis/koma,rasa haus(+),sirkulasi darah/nadi cepat sekali (lebih dari 140),pernafasan Kussmaul(cepat dan dalam),mata cekung sekali,turgor/tonus kurang sekali,kencing tidak ada.

Cairan yang dipakai untuk dehidrasi yaitu:1. Ringer laktat 2. NaCl :

Jalur pemberian terapi penggantian cairan:1. Jalur oral: pasien dalam keadaan sadar dan dapat menelan dan kehilangan cairan yang sedang terjadi dalam batas normal.2. Jalur nasogastrik : gangguan menelan pada pasien yang keadaannya stabil dan sedang menjalani terapi jangka panjang.3. Jalur intravena : terapi jangka panjang