Laporan Penyuluhan Scabies Baru
description
Transcript of Laporan Penyuluhan Scabies Baru
I. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan per orangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Sebagai salah satu perangkat pemerintahan yang berkecimpung dalam kesehatan, Puskesmas
memiliki program P2PM yang bertugas untuk melakukan pemberantasan penyakit menular,
salah satunya adalah Scabies.
Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya rendah,
namun sebenarnya skabies kronis dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Skabies
menimbulkan ketidaknyamanan karena menimbulkan lesi yang sangat gatal. Akibatnya, penderita sering
menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder terutama oleh bakteri Group A Streptococci (GAS) serta
Staphylococcus aureus.Komplikasi akibat infestasi sekunder GAS dan S. aureus sering terdapat pada anak-
anak di negara berkembang.
II. PERMASALAHAN
Permasalahan yang ada berupa orang tua pasien dan anggota keluarga kurang
mengertiapa itu scabies dan bagaimana penularannya serta pencegahannya.
Dilakukan kunjungan rumah pada salah satu pasien diwilayah kerja puskesmas kalisari
pada tanggal 24 febuari 2015
Identitas Pasien
Nama : An. M
Usia : 5 Tahun
BB : 29 Kg
Jenis kelamin : Laki – Laki
Keluhan Utama
Bruntus – bruntus yang terasa gatal pada sela jari kedua tangan, punggung ke dua tangan,
telapak tangan dan badan dan kedua kakinya.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas kelurahan Kalisari diantar oleh ibunya dengan keluhan
bruntus bruntus yang terasa gatal pada sela jari kedua tangan, telapak telapak tangan,
perut dan dada dan kedua kaki. Keluhan ini dirasakan sejak dua minggu yang lalu
sebelum pasien berobat ke puskes, awalnya bruntus kemerahan sebesar ujung jarum
pentul dirasakan berawal dari sela jari tangan kanan kemudian semakin banyak dan
meluas ke sela jari tangan kiri, punggung ke kedua tangan, telapak tangan,dada, perut.
Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari dan menyebabkan
pasien sering terbangun hampir setiap malam. Rasa gatal yang dirasakan membuat pasien
menggaruk kulit hingga timbul luka akibat garukan dan beberapa luka. Untuk
mengurangi keluhan, ibu pasien biasanya menaburi tubuh pasien dengan bedak bayi.
Pasien juga dikeluhkan mengalami demam.
Pasien tinggal bersama kedua orang tua, kakek dan nenek, dua orang tante serta dua
orang saudaranya. Pasien tinggal di rumah dengan ukuran rumah kecil dengan ingkungan
padat penduduk. Riwayat anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
dibenarkan oleh ibu pasien, yakni kedua adik kandung pasien yang tidur sekamar dengan
pasien serta satu orang tante yang sering mengasuh pasien dan adik - adiknya. Pasien
biasanya mandi 2 x dalam sehari, mengganti pakaiannya 2 x dalam
sehari termasuk pakaian dalam dan menggunakan handuk dan sabun mandi yang sama
dengan kedua adiknya. Ibu pasien mengakui bahwa ia jarang mencuci alas tempat tidur
pasien dan tidak pernah menjemur kasur tempat tidur pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi
terhadap makanan, obat-obatan, dan debu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada 3 anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama seperti pasien yakni
dua orang adik kandungnya dan satu orang tante pasien.
Riwayat asma, alergi makanan, obat-obatan dan debu disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital:
• Tekanan darah : - mmHg
• Nadi : 98 x/m
• Suhu : 36 c
• Pernapasan : 24 x/m
Berat badan : 25 Kg
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak ada kelainan kulit
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,alis mata hitam, tidak ada
madarosis
Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit
Hidung :Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit
Mulut : bibir tidak kering, caries dentis (-), faring hiperemis (-)
Thoraks : bentuk normal, pergerakan simetris, terdapat kelainan kulit (lihat status
dermatologikus)
Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-Jantung : Bunyi jantung I-II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, terdapat kelainan kulit
(lihat status dermatologikus)
Ekstremitasatas : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, terdapat kelainan kulit
(lihat status dermatologikus)
Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, tidak terdapat kelainan
kulit
Status Dermatologis
Distribusi : Regional
Ad Regio : thorakalis anterior, abdomen, interdigitalis bilateral, palmar dan dorsum
manus bilateral
Lesi : multiple, diskret, bilateral, batas tegas, bentuk bulat, ukuran miliar sampai
lentikuler diameter 0,3 – 0,7 cm, menimbul dari permukaan kulit, kering
Efloresensi : papul eritematosa, pustul, ekskoriasi, krusta
Diagnosis scabies
III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Metode penyuluhan secara langsung kepada orang tua dan anggota keluarga yang
lain yang berhubungan langsung dengan pasien dipilih sebagai intervensi yang akan
paling efektif. Hal ini dimaksudkan agar mereka mengetahui apa saja penyebab, gejala,
pengelolaan dari scabies dan pencegahannya.
Intervensi dilakukan dengan cara melakukan Home Visit (Kunjungan Rumah) dan
melakukan wawancara secara langsung kepada orang tua pasien. Kemudian dilakukan
suatu edukasi kepada orang tua pasien dan anggota keluarga mengenai scabies,
bahwasanya:
1. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensititsasi
Sarcoptes scabiei variety. Hominis. Sarcoptes scabiei adalah kutu atau tungau
kecilberwarna transparant.
2. Penyebab dari scabies antara lain penularan melalui kontak langsung melalui kulit,
melalui alas tempat tidur, pemakaian handuk dan pakaian bersama, serta pemakaian sabun
bersama dll.
3. Scabies memperlihatkan gejala berupa terutama gatal dimalam hari, tonjolan kulit
( lesi ) warna keabu – abuan beberapa mm. Kadang disertai nanah karena infeksi akibat
garukan.
4. Perawatan pada anak dan dewasa cuci baju dan alas tidur semua dengan air panas,
menjemur kasur atau tempat tidur dibawah sinar matahari lebih dari 6 jam, obati semua
naggota keluarga, mandi dengan sabun yang mengandung sulfur.
5. Pencegahan Individu yang dekat dengan pasien harus menjalani pengobatan antiskabies
secara serentak. Untuk mencegah penularan kembali, tempat tinggal atau rumah harus
dibersihkan.
IV. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan balik kepada orang tua setelah
dokter menjelaskan tentang scabies, pengelolaan, komplikasi dan pencegahan dari scabies guna
mengetahui seberapa besar orang tua dapat menerima informasi yang telah diberikan. hasilnya
pasien dan orang tuanya memberikan respon yang baik. Hal ini menandakan bahwa orang tua
pasien telah menerima dan memahami informasi yang teklah disampaikan oleh dokter.