Lapsus Scabies Artha
-
Upload
artha-wiguna-sanjaya -
Category
Documents
-
view
14 -
download
1
description
Transcript of Lapsus Scabies Artha
BAB I
PENDAHULUAN
Skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei var, hominis
yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Penyakit ini mudah menular
dari manusia ke manusia dengan cara kontak langsung maupun tidak langsung.¹ kontak
secara langsung misalnya berjabat tangan, tidur bersama ataupun hubungan seksual.
Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan lain-lain.
Masa inkubasinya dari skabies sangat bervariasi.
Predileksi dari skabies ialah biasanya pada axilla, areola mammae, sekitar
umbilikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian volair, sela-sela jari tangan, siku
flexor, telapak tangan dan telapak kaki.2,3
Skabies yang terjadi pada anak balita biasanya terdapat pada leher, kepala,
telapak tangan dan telapak kaki sehingga sering dikelirukan dengan gambaran eksema
atopik. Karena sifatnya yang sangat menular, maka skabies ini populer dikalangan
masyarakat padat. Distribusi epidemiologisnya kosmopolitan terutama pada penduduk
dengan keadaan sosial ekonomi rendah.2
Pada populasi yang memiliki imunitas yang rendah atau pada usia tua akan lebih
mudah terjadi bentuk yang labih berat dari skabies yang disebut Norwegian skabies atau
skabies berkrusta yang lebih menular dan susah untuk diobati. 3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei var,
hominis. Penyakit skabies ini sangat mudah sekali menular dan sangat gatal terutama
pada malam hari. Penyakit ini terjadi secara global dengan faktor predisposisi yang
mempengaruhi yakni kepadatan penduduk dan hygiene yang kurang baik.1,4
2.2 Etiopatogenesis Skabies
Sarcoptes scabei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima,
super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var.hominis. Selain itu
terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor dan
tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron.
Tungau yang dewasa bisa terlihat dengan mata telanjang, namun akan lebih terlihat jelas
dengan menggunakan lensa.5 Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki
didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir pada
rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi diatas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa
hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang sudah dibuahi
menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari
dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau
50.1,5 Bentuk betina yanag dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan mempunyai larva yang mempunyai 3
pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.Setelah
2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan
2
4 pasan kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8-12 hari.1
Sarcoptes Scabiei var. hominis.
Setelah sekitar 1 minggu, telur menetas, dan anak Sarcoptes akan tumbuh
menjadi dewasa. Sarcoptes dewasa ini akan keluar dari lorong-lorong untuk mencari
pasangannya (hal ini biasanya terjadi pada malam hari). Oleh karena itu penderita
skabies akan merasakan gatal-gatal pada malam hari.³
Gambar 1. Siklus hidup skabies
Siklus tersebut akan terulang lagi. Lorong-lorong yang lama akan menyembuh,
sedangkan ditempat yang lain akan terbentuk lorong-lorong baru.
2.3 Gambaran Klinis
Gejala akan muncul sekitar empat sampai enam minggu pada seseorang yang
belum pernah terinfestasi skabies sebelumnya. Sedangkan pada seseorang yang sudah
pernah terinfestasi biasanya gejala muncul dalam beberapa hari.3
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga
pada penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabakan oleh sensitisasi
3
terhadap sekreta dan eksreta tungau seperti feses, skin moult, dan saliva yang tersebar di
terowongan sampai jaringan sekitar terowongan pada manusia. Infestasi awal pada
manusia bisa saja tidak teridentifikasi selama beberapa bulan sebelum perkembangan
sensitisasi dan respon imun.2,8 Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.2 Adapun empat tanda kardinal gejala penyakit
skabies yakni :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas, sehingga
larva aktif akan keluar dari sarangnya. Khas untuk skabies adalah rasa gatal yang
amat sangat terutama pada malam hari.1,7,8
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam
sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan diserang tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang
seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau,
tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-aban. Berbentuk garus lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu didapatkan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi, dan lain-lain).
Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang
tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong,
genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.1,3,4
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut1,7
Efflourosensinya berupa papula atau vesikel dimana puncaknya terdapat
gambaran yang sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah sarcoptes yang biasanya
disebut dengan istilah burrows atau kunikulus. Kunikulus ini pada pemeriksaan fisik
4
kadang tidak terlihat (tidak ditemukan) karena sudah hilang akibat garukan kronis. Jika
terjadi infeksi sekunder, kunikilus ini dapat menjadi pustula.
Gambar 2. Tempat-tempat predileksi skabies
Apabila skabies mengenai gland penis seperti gambar diatas, maka akan
terbentuk papula-papula eritematus yang jelas. Papula ini mirip dengan papula pada
sifilis, hanya bedanya bahwa papula pada skabies tersebut terasa gatal sekali. Jika
skabies ini terjadi pada skrotum seperti gambar diatas pula, maka gambarannya akan
semakin jelas lagi. Hal ini dikarenakan stratum korneum scrotum lebik tipis. Sehingga
papula akan semakin jelas terlihat. Didaerah lain, stratum korneumnya biasanya lebih
tebal, sehingga papulanya akan lebih tidak terlihat.
Gambar 3. Lesi yang ditimbulkan oleh Skabies
5
2.4 Penyebaran Skabies
Penularan skabies dapat terjadi secara :
1. Kontak langsung dengan penderitanya. Tungau dapat di transfer dari satu
manusia ke manusia lainnya. Penyebaran sangat mudah ditularkan melalui
kontak seksual dan mudah ditularkan pada orang yang tinggal satu rumah atau
institusi. Selain itu skabies juga sangat mudah menular di tempat yang ramai
seperti penjara dan rumah sakit. 5,12
2. Secara tidak langsung, misalnya melalui pakaian, handuk, alat-alat tidur, dan
lain-lain.
2.5 Diagnosis Skabies
Dengan adanya keluhan gatal terutama pada malam hari, kelainan kulit pada
tempat predileksi, dan adanya penyakit serupa pada angota keluarga yang serumah,
sudah dapat diduga bahwa penyakit tersebut adalah skabies. Terlebih-lebih jika
ditemukannya terowongan dan tugau. Diagnosis sudah dapat ditegakkan dari anamnesa
dan pemeriksaan fisik jika ditemukan minimal dua dari empat tanda cardinal seperti di
atas.1
Adapun cara menemukan tungau :
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul
atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca
obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop
cahaya.1,5
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.1
6
2.6 Diagnosis Banding Skabies
Adanya pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great imitator
karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis
banding ialah : prurigo dan pedikulosis korporis.¹
Pedinculosis Corporis :
dengan gejala klinis gatal setempat oleh karena liur & eksreta pedinculous. Efflourisensi
yang didapatkan biasanya makula warna tembaga, likenifikasi dan kadang-kadang
disertai infeksi sekunder, (impetigo & furunculosis) serta biasanya terjadi pembesaran
KGB. Untuk diagnosis: kita berusaha untuk menemukan kutu & telur (serat kapas
pakaian).1
Prurigo :
Penyakit kulit kronik dari sejak bayi atau anak yang terdiri atas papul-papul miliar
berbentuk kubah, sangat gatal, lebih mudah diraba daripada dilihat terutama di daerah
ekstrimitas bagian ekstensor meluas ke bokong, perut, muka dan terjadi simetris. KGB
regional biasanya mengalami pembesaran.1
2.7 Penatalaksanaan Skabies
Cara pengobatan untuk skabies ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk
penderita yang hiposensitisasi).¹ Pengobatan ditujukan untuk membunuh tungau scabies
dan mengkontrol dermatitis, yang akan bertahan untuk beberapa bulan setelah
pemberantasan tungau.12
Pengobatan topikal :
1. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep
atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka
penggunaanya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain ialah
berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat
dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.
2. Emulsi benzyl-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi,
dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
7
3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1% dalam
krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium,
mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada
anak dibawah enam tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap susunan
saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi
seminggu kemudian.
4. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal ; harus dijauhkan dari
mata, mulut, dan uretra.
5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, aman digunakan dalam terapi
manajemen scabies kurang toksik jika dibandingkan gameksan, efektifitasnya
sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 8-10 jam serta dianjurkan
pemakaian pada malam hari. Bila belum sembuh diulangi selama seminggu.
Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan. Obat pilihan yang
disarankan untuk terapi Scabies adalah Scabimite cream dengan bahan aktif
nya permethrin 5% dan Scabimite ada dalam lemasan 10 gram dan 30 gram.
Permethrin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf
parasit yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini memperlambat
repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. Permethrin
dimetabolisir dengan cepat di kulit, hasil metabolisme yang bersifat tidak aktif
akan segera diekskresi melalui urine. Permethrin juga diabsorbsi setelah
pengaplikasian secara topikal, tetapi kulit juga merupakan sebuah tempat
metabolisme dan konjugasi metabolit. Pengaplikasian 5% permethrin cream
biasanya cukup untuk mebuat hilang ektoparasit dan pengurangan dari
simptom (biasanya pruritus). Pengaplikasian berulang dibutuhkan untuk
mengobati penyakit scabies diantara komunitas orang. Hipersensitif terhadap
Permethrin, Pirethroid sintetis atau Pirethrin.12
Pengobatan Oral :
Bila disertai infeksi sekunder dapat seperti pyoderma, maka harus diobati
dengan sistemik antibiotik. Untuk rasa gatal dapat diberikan antihistamin per oral.
Papula gatal yang berkepanjangan bisa diobat dengan kortikosteroid berkekuatan
sedang-tinggi atau dengan intralesional triamcolone acetonide (2,5-5 mg/mL).1
8
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Pasien sebaiknya mandi yang bersih.5,7
2. Kebanyakan gagalnya pengobatan skabies berhubungan dengan salah
pengunaan obat atau pengobatan yang tidak tuntas. Maka dari itu perlu untuk
menerangkan kepada pasien tentang penggunaan lotion atau cream topikal.
Lotion dipakai dari leher atau dari belakang telinga sampai ke seluruh tubuh
dan konsentrasikan pada daerah-daerah yang terdapat lesi, namun pastikan
daerah axial, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan area pubis juga
dioleskan. Cream atau lotion harus segera dibersihkan setelah delapan sampai
dua belas jam pemakaian. Jika terdapat keraguan dalam penggunaan, bisa
dipakai beberapa hari kemudian.5,7,4
3. Pakaian dan peralatan lainnya yang terkontaminasi harus segera di bersihkan
dengan air panas atau dry cleaned. Hal yang dapat dilakukan adalah mencuci
benda-benda yang kontak langsung dengan penderita pada suhu di atas 50 °C
dan gunakan pakaian atau peralatan yang sudah tidak terkontaminasi setelah
melakukan pengobatan. Selimut dan baju harus dicuci atau dibersihkan atau
disingkirkan selama 14 hari dalam kantong plastik.4,10,12
4. Menerangkan kepada pasien agar menghentikan penggunaan obat atau
membilas obat dengan bersih apabila terjadi iritasi kulit atau reaksi
hipersensitivitas pada saat pemakaian.4
5. Menyarankan kepada anggota keluarga, pasangan seksual serta semua orang
yang pernah kontak dengan pasien yang mengeluhkan gatal atau tidak untuk
dilakukan pemeriksaan dan pengobatan skabies harus dilakukan secara
menyeluruh pada semua penderita dalam satu lingkungan dalam satu waktu. 4,5,7,10
6. Papula-papula yang tersisa bisa bertahan dalam beberapa minggu. Steroid
topikal bisa digunakan untuk menghilangkan gatalnya.5,7
7. Infeksi sekunder pada tempat garukan juga perlu diobati.5,7
2.8 Komplikasi dan Prognosis
Skabies merupakan masalah yang serius dan menjadi persisten pada kelompok
orang dengan sistem imun yang rendah seperti pada penderita HIV atau kronik leukemia
9
dan pada pasien yang menderita sakit berat yang dirawat di rumah sakit sehingga bisa
menampakkan bentuk yang lebih serius dari skabies yakni skabies norwegia (skabies
berkrusta). Bentuk skabies ini ditandai dengan dermatitis berkrusta pada tangan dan
kaki, dan skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular, tetapi rasa gatalnya
sangat sedikit serta susah untuk diobati. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang
sangat besar. Selain diatas, penyakit ini terdapat pada penderita dengan retardasi mental,
kelemahan fisis, dan psikosis.1,11 Garukan yang hebat pada rasa gatal bisa menyebabkan
infeksi sekunder seperti impetigo dan pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi
anemia berat.8
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene yang buruk),
maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.¹
10
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Penderita
Nama : Ni Komang Ayu Maryuli
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Gunung Soputan No.52 B Denpasar
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Tanggal Pemeriksaan : 08 September 2015
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama :
Gatal di malam hari
Perjalananan Penyakit :
Keluhan gatal-gatal yang dirasakan pasien sikatakan sejak tiga minggu yang
lalu. Awalnya pasien mengatakan timbul benjolan kemerahan pada tangannya. Setelah
itu muncul benjolan merah pada pantat dan perutnya. Daerah ini terasa sangat gatal
ketika malam hari dan saat berkeringat sehingga pasien sering menggaruk tangannya
dan menyebabkan pasien menjadi sulit tidur. Pasien mengatakan munculnya bintik-
bintik ini secara tiba-tiba. Gatal tidak hilang walaupun pasien mandi dan mengganti
pakaian. Pasien sudah pernah berobat 2 minggu yang lalu di klinik tempat dia bekerja
namun keluhan ini masih dirasakan.
Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah dapat berobat sebelumnya sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien lupa
nama obatnya. Setelah berobat keluhan gatalnya dikatakan menetap.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Penderita belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
11
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan bahwa ayah pasien mengalami hal seperti ini sejak 2 bulan
yang lalu hingga saat ini namun ayah pasien tinggal di kampung halaman.
Riwayat Sosial:
Pasien merupakan seorang waiter di sebuah hotel di seminyak, dan tinggal di
kos-kosan di daerah gunug soputan. Pasien mengatakan ditempatnya bekerjanya tidak
ada yang mengalami keluhan seperti ini. Pasien menceritakan dirinya rajin mandi
sebanyak 2 kali sehari dan rajin membersihkan kamar tidurnya, namun seminggu sekali
pasien pulang kampung untuk bertemu orang tuanya.
3.3 Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum : Baik
Nadi : 60x/menit
Respirasi : 24x/menit
Temperatur aksila : 36,5 H c
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : tde
THT : tde
Thorax : Cor : tde
Pulmo : tde
Abdomen : tde
Ekstremitas : tde
Status Dermatologi
1. Lokasi : tangan bagian volar, perut, pantat, sela jari kaki
Effloresensi :
- Papul eritema, berbatas tegas, berbentuk bulat, jumlah multipel
dengan ukuran terkecil 1 mm – 1,5 mm dan terbesar 2 mm – 3 mm,
tersebar secara discrete
12
- Erosi diatas kulit yang eritema, jumlah multipel dengan ukuran
terkecil 1 mm – 2 mm dan terbesar 3mm – 4 mm dan tersebar
discrete.
2. Mukosa : dalam batas normal
3. Rambut : dalam batas normal
4. Kuku : dalam batas normal
5. Fungsi Kelenjar Keringat : dalam batas normal
6. Kelenjar Limfe : dalam batas normal
7. Saraf : dalam batas normal
3.4 Diagnosis Banding
Scabies
Prurigo
Pedikulosis Korporis
3.5 Diagnosis Kerja
Scabies
3.6 Penatalaksanaan
Pengobatan topikal :
1.Scabimite cream 30 gram dioleskan satu kali sehari pada seluruh tubuh dan
dibiarkan hingga 12 jam.
2.Desoxymetasone cream 1 tube + Gentamisin 1 tube diracik menjadi satu
kemudian ditutul pagi sore hanya pada lesi saja.
Pengobatan sistemik :
Antihistamin tablet (Cetirizine) 1 x 10 mg
Antiinflamasi tablet ( Methyl Prednisolone 3x 4 mg
KIE
3.7 Prognosis
Prognosis dari penderita ini adalah dubius ad bonam.
13
BAB IVPEMBAHASAN
Penderita perempuan, 21 tahun, Bali, Hindu, mengeluh mengalami gatal di malam hari
kurang lebih sejak tiga minggu yang lalu. Rasa gatalnya dirasakan sangat menganggu
pada daerah tangan, pergelangan kaki, pantat, perut, kaki dan punggung yang dirasakan
pada malam hari sehingga pasien menjadi sulit untuk tidur. Pasien sudah dapat berobat
sebelumnya, namun pasien lupa nama obatnya. Setelah pengobatan pasien mengatakan
keluhannya menetap.
Dari pemeriksaan fisik diperoleh status general dalam batas normal. Status
dermatologis lokasi pada tangan bagian volar, panta, perut dan kaki dengan effloresensi
berupa papul eritema, berbatas tegas, berbentuk bulat, jumlah multipel dengan ukuran
terkecil 1 mm – 1,5 mm dan terbesar 2 mm – 3 mm, tersebar secara discrete. Juga
ditemukan Erosi diatas kulit yang eritema, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1
mm – 2 mm dan terbesar 3mm – 4 mm dan tersebar discrete.
Diagnosis banding dari kasus ini adalah skabies, pedinkulosis korporis, dan
prurigo. Untuk diagnosis kerjanya adalah skabies.
4.1 Penegakan Diagnosis
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya. Penyakit ini sangat mudah
sekali menular melalui kontak langsung dengan penderita dan sangat gatal terutama
pada malam hari. Faktor yang mempengaruhi ialah hygiene yang kurang baik, serta
ruaangan atau tempat tidur yang lembab karena kurang pencahayaan. Predileksi dari
skabies yang paling sering biasanya pada axilla, areola mammae, sekitar umbilikus,
genital, bokong, pergelangan tangan bagian volar, sela-sela jari tangan, siku flexor, dan
telapak tangan dan telapak kaki.
Dasar penegakan diagnosis skabies pada pasien dalam kasus ini adalah sebagai
berikut :
1. Dari anamnesis, keluhan utama pasien adalah timbul bentol bentol kemerahan
pada tangan bagian volar, perut, punggung, kaki dan sela-sela jari kaki. Keluhan
dirasakan sejak tiga minggu yang lalu. Keluhan gatalnya dirasakan terutama
14
pada malam hari dan sangat mengganggu tidur pasien. Kemudian pasien juga
mengataka ayah pasien di kampung mengalami hal seperti ini. Serta
ditemukannya bekas trowongan di sela-sela jari tangan dan sela-sela jari kaki
pasien yang berwarna putih keabuan. Dari anamnesis tersebut pasien telah
memenuhi tiga dari empat tanda cardinal yang diharapkan ada pada seseorang
dengan scabies yakni terjadi gatal pada malam hari dan terdapat orang sekitar
pasien yang mengalami hal yang sama.
2. Dari pemeriksaan fisik, diperoleh status present dan status general dalam batas
normal. Status dermatologis Lokasi pada tangan bagian volar, punggung, pantat,
sela jari kaki dan tangan dengan effloresensi berupa Papul eritema, berbatas
tegas, berbentuk bulat, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1 mm – 1,5 mm
dan terbesar 2 mm – 3 mm, tersebar secara discrete. Juga ditemukan Erosi diatas
kulit yang eritema, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1 mm – 2 mm dan
terbesar 3mm – 4 mm dan tersebar discrete. Lesi yang tampak pada pasien ini
sesuai dengan yang dipaparkan pada tinjauan pustaka yang menyebutkan bahwa
kelainan kulit dapat menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,
urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan
infeksi sekunder. Efflorosensinya berupa papula atau vesikel dimana puncaknya
terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah sarcoptes
yang biasanya disebut dengan istilah burrows atau kunikulus. Pada pasien ini
tidak tampak adanya kunikulus, namun terdapat adanya papula pada daerah
predileksi khas dari scabies yang saling berpasangan yang menunjukkan
terowongan masuk dan terowongan keluar dari parasit scabies ini.
Dari diagnosis banding diatas maka diputuskan diagnosis kerjanya adalah
Skabies. Karena berdasarkan keluhan subyektif dari pasien dan tanda obyektif
yang ditemukan mengarah ke skabies. Pada pasien ini dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik saja sudah dapat menegakkan diagnosis dan menyingkirkan
diagnosis banding. Pasien sudah memenuhi 3 dari 4 tanda kardinal untuk
mendiagnosis skabies. Pada pasien ini tidak ada pembesaran KGB regional dan
dari predileksinya cenderung mengarah ke skabies. Disamping itu pasien tidak
ada riwayat atopi. Pemeriksaan penunjang yang diusulkan dikerjakan bila
keadaan meragukan.
15
4.2 Faktor Predisposisi Skabies
Skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung misalnya pada orang yang tinggal serumah atau satu tempat tinggal
dengan penderita dan sehari-harinya berinteraksi satu sama lain. Secara tidak langsung
misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan alat-alat lainnya dengan masa
inkubasi yang bervariasi. Scabies juga dapat menular bukan hanya pada orang yang
tinggal serumah tetapi juga pada orang dilingkungan sekitar, karena menular dengan
kontak kulit, contohnya berjabat tangan.
4.3 Pemeriksaan Penunjang
Penemuan tungau pada pasien merupakan suatu hal yang paling diagnostik, maka
dari itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk menemukan tungau
jika kondisi pasien masih meragukan. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan
tungau karena anamnesis dan pemeriksaan fisik saja sudah dapat menegakkan diagnosis
dan menyingkirkan diagnosis banding.
4.4 Penatalaksanaan Skabies
Medikamentosa
Penatalaksanaan skabies meliputi pengobatan topikal dan sistemik. Pada pasien ini
diberikan kedua macam pengobatan tersebut.
Pengobatan topikal :
Scabimite cream adalah Permetrin dengan kadar 5% dalam krim dan merupakan
obat pilihan yang disarankan untuk terapi Scabies karena aman digunakan dan
toksik yang minimal jika dibandingkan gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi
hanya sekali dan dihapus setelah 12 jam serta dianjurkan pemakaian pada malam
hari. Bila belum sembuh diulangi selama seminggu. Permetrin bekerja dengan
cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan
Natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi
paralise parasit. Permethrin dimetabolisir dengan cepat di kulit, hasil metabolisme
yang bersifat tidak aktif akan segera diekskresi melalui urine. Permethrin juga
diabsorbsi setelah pengaplikasian secara topikal, tetapi kulit juga merupakan
sebuah tempat metabolisme dan konjugasi metabolit. Pengaplikasian 5%
16
permethrin cream biasanya cukup untuk membuat hilang ektoparasit dan
pengurangan dari simptom (biasanya pruritus). Kontraindikasi pada hipersensitif
terhadap Permethrin, Pirethroid sintetis atau Pirethrin.12 Kemudian setelah
pemakaian Scabimite topikal diberikan lalu dilanjutkan dengan pemberian cream
racikan yang isinya Desoxymetasone cream 1 tube + Gentamisin cream 1 tube
yang kemudian ditutul pada lesi saja, digunakan pagi sore.
Pengobatan sistemik :
Pasien diberikan antihistamin (cetirizine) 1 kali 10 mg, metil prednisolon 3 kali 4
mg obat ini bertujuan untuk mengurangi rasa gatal yang timbul akibat proses
alergi dan mengurangi inflamasi pada kulit akibat garukan.
KIE
Adapun beberapa hal penting yang harus diperhatikan, sesuai dengan tinjauan
pustaka antara lain:
1. Pasien sebaiknya mandi yang bersih.
2. Kebanyakan gagalnya pengobatan scabies berhubungan dengan salah
pengunaan obat atau pengobatan yang tidak tuntas. Maka dari itu perlu
untuk menerangkan kepada orang tua pasien tentang penggunaan lotion
atau cream topikal. Lotion dipakai ke seluruh tubuh dan muka dan
konsentrasikan pada daerah-daerah yang terdapat lesi, namun pastikan
daerah axial, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan area pubis juga
dioleskan. Cream atau lotion harus segera dibersihkan setelah delapan
sampai dua belas jam pemakaian serta pakaian dan sprei tempat tidur yang
dipakai saat itu harus diganti dan di cuci supaya sisa kutu tidak kembali.
Jika terdapat keraguan dalam penggunaan, bisa dipakai satu minggu
kemudian. Gatal biasanya tidak akan langsung hilang, tetapi akan hilang
dalam waktu satu bulan karena proses sensitisasi yang tersisa.
3. Pakaian dan peralatan lainnya yang terkontaminasi harus segera di
bersihkan dengan air panas atau dry cleaned. Hal yang dapat dilakukan
adalah mencuci benda-benda yang kontak langsung dengan penderita pada
suhu di atas 50 °C dan gunakan pakaian atau peralatan yang sudah tidak
terkontaminasi setelah melakukan pengobatan.
17
4. Menerangkan pasien agar menghentikan penggunaan obat atau membilas
obat dengan bersih apabila terjadi iritasi kulit atau reaksi hipersensitivitas
pada saat pemakaian.
5. Menyarankan kepada anggota keluarga, serta semua orang yang pernah
kontak dengan pasien yang mengeluhkan gatal atau tidak untuk dilakukan
pemeriksaan dan pengobatan scabies harus dilakukan secara menyeluruh
pada semua penderita dalam satu lingkungan dalam satu waktu.
18
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Dari kajian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya. Dari anamnesa didapatkan
pasien mengeluh mengalami gatal di malam hari kurang lebih sejak tiga minggu yang
lalu. Rasa gatalnya dirasakan sangat menganggu pada daerah tangan, pergelangan kaki,
pantat, perut, punggung dan sela-sela jari kaki yang dirasakan pada malam hari sehingga
pasien menjadi sulit untuk tidur. Pasien mengatakan dikeluarganya juga ada yang
mengalami hal seperti ini yaitu ayah pasien yang tinggal dikampung. Pasien sudah dapat
berobat sebelumnya dan tidak ada perubahan, saat ditanya nama obatnya pasien
mengatakan lupa nama obatnya.
Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pengobatan topikal dan sistemik.
Pengobatan topikalnya yakni Scabimite cream 30 gram dioleskan sekali pada seluruh
tubuh. Pasien juga mendapat pengobatan sistemik yakni antihistamin tablet (Interhistin)
tiga kali 50mg. Pemberian KIE sangat penting dalam kasus ini, hal ini disebabkan
karena penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk sembuh dan angka
kekambuhannya cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh faktor faktor predisposisi dan
kesabaran serta ketaatan pasien untuk berobat.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adhi . Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed. 6. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta : 2010.
2. Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Atlas penyakit kulit dan kelamin.
FK. Unair/RSU Dr. Soetomo. Surabaya : 2012.
3. Brouhard Rod. Skabies: Symptoms and Treatment of Skabies. 2012 Available
from: http://firstaid.about.com/od/rash/qt/08_skabies.htm
4. Springhouse. Handbook of Diseases. 2012 Available from:
http://www.wrongdiagnosis.com/s/scabies/book-diseases-12a.htm
5. Hunter J., Savin J., Dahl M. Clinical Dermatology. Third Edition. Blackwell
Science. USA : 2002
6. Wiederkehr, M., Schwart, R. A. 2013. Skabies. Available at:
http://www.emedicine.com/DERM/topic471.htm.
7. Buxton Paul K. ABC of Dermatology. Fourth Edition. BMJ Books. British :
2003
8. Departement of Medical Entomology. Skabies. Available from:
http://www.medent.usyd.edu.au/fact/skabies.html
9. Sularsito Sri Adi, Soebaryo Retno Widowati, Kuswadji. Dermatologi praktis.Ed.
1. PERDOSKI. 1989
10. Lab/SMF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Pedoman diagnosis dan terapi
penyakit kulit dan kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah. Denpasar : 2007
11. Illinois Departement of Public Health. Scabies. 2008. Available from:
http://www.idph.state.il.us/public/hb/hbscab.htm
12. Sadana, Liana Yuliawati. Krim permethrin 5% untuk pengobatan scabies. 2007.
Available from: http://yosefw.wordpress.com/2007/12/30/krim-permethrin-5-
untuk-pengobatan-scabies/
20