Laporan Pendahuluan Meningitis

13
LAPORAN PENDAHULUAN MENINGITIS A. Pengertian Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system syaraf pusat. Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges dan CSF. Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis. Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges disebabkan oleh infeksi neisseria meningitidis atau infeksi stafilokokus. B. Etiologi 1. Bakteri Pada neonatus, organisme primer penyebab meningitis adalah basil enteric gram negatif, batang gram negatif dan streptokokus grup B. . Meningitis neonatal mempunyai angka mortalitas yang tinggi dan meningkatnya insiden sekuela neurologi. Pada anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun, organisme primer penyebab 1

Transcript of Laporan Pendahuluan Meningitis

LAPORAN PENDAHULUANMENINGITIS

A. Pengertian

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system syaraf pusat.Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges dan CSF.Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis.Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges disebabkan oleh infeksi neisseria meningitidis atau infeksi stafilokokus.

B. Etiologi

1. BakteriPada neonatus, organisme primer penyebab meningitis adalah basil enteric gram negatif, batang gram negatif dan streptokokus grup B. . Meningitis neonatal mempunyai angka mortalitas yang tinggi dan meningkatnya insiden sekuela neurologi. Pada anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun, organisme primer penyebab meningitis adalah haemophilus influenzae tipe B. Meningitis pada anak yang lebih besar umumnya disebabkan oleh infeksi Neisseria meningitidis atau infeksi stafilokokus.2. Faktor maternal Ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan3. Faktor imunologi Defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak yang mendapat obat-obat imunosupresi4. ToksisitasTerutama disebabkan oleh lipopolisakarida atau endotoksin5. Factor lainAnak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan system persarafan.

C. Patofisiologi

Mikroorganisme penyebab dapat masuk mencapai membran meningen dengan cara hematogen atau limfogen, perkontuinitatum, retrograd melalui saraf perifer atau dapat langsung masuk CSF.Protein di dalam bakteri sebagai benda asing dapat menimbulkan respon peradangan. Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel sel sebagai respon peradangan. Eksudat yang terbentuk terdiri dari bakteri bakteri fibrin dan lekosit yang dibentuk di ruang sub arachnoid. Penambahan eksudat di dalam ruang sub arachnoid dapat menimbulkan respon peradangan lebih lanjut dan meningkatkan tekanan intra cranial. Eksudat akan mengendap di otak, syaraf-syaraf spinal dan spinal. Sel sel meningeal akan menjadi edema dan membran sel tidak dapat lebih panjang lagi untuk mengatur aliran cairan yang menuju atau keluar dari sel. Vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dapat terjadi, sehingga dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah. Jaringan otak dapat menjadi infark, sehingga dapat menimbulkan peningkatan tekanan intra kranial lebih lanjut. Proses ini dapat menimbulkan infeksi sekunder dari otak jika bakteri makin meluas menuju jaringan otak sehingga menyebabkan encephalitis dan ganggguan neurologi lebih lanjut.

E. Manifestasi Klinis

1. Neonatusa. Demamb. Letargic. Iritabilitasd. Refleks hisap buruke. Kejangf. Tonus burukg. Diare dan muntahh. Fontanel menonjol atau fontanel yang cembung/penuh(20-30%).i. Opistotonus2. Bayi dan anak kecila. Letargib. Iritabilitasc. Pucatd. Anoreksiae. Mual dan muntahf. Peningkatan lingkar kepalag. Fontanel menonjolh. Kejang

3. Anak lebih besara. Sakit kepalab. Demamc. Muntahd. Iritabilitase. Fotofobiaf. Kaku kuduk dan tulang belakangg. Tanda Kernig positifh. Tanda Burzinski positifi. Opistotonusj. Konfusik. Kejang

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pungsi lumbal dan kultur CSS : pemeriksaan ini dapat di tunda pada bayi yang sakit berat dan jika pemeriksaan ini mengganggu pernapasan.2. Jumlah leukosit (CBC) meningkat dengan di dominasi oleh netrofil (>70-90%)3. Kadar glukosa darah menurun 4. Protein meningkat5. Tekanan cairan meningkat6. Asam laktat meningkat7. Glukosa serum meningkat8. Identifikasi organisme penyebab9. Kultur darah, merupakan bagian dari evaluasi karena 70-85% neonates dengan meningitis memiliki biakan darah positif10. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab11. Kultur nasofaring, untuk menetapkan organisme penyebab12. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi ; Na+ naik dan K+ turun13. Osmolaritas urin, meningkat dengan sekresi ADH

G. Komplikasi1. Hidrosefalus obstruktif2. Meningococcal septicemia (meningocemia)3. Sindrom Water-Friderichsen (septik syok, DIC, perdarahan adrenal bilateral)4. SIADH (Syndrome Inappropiate AntidiureticHormone)5. Efusi subdural6. Kejang7. Edema dan herniasi serebral8. Cerebral Palsy9. Gangguan mental10. Attention deficit disorder11. Tuli12. Buta

H. Penatalaksanaan

1. Isolasi :Anak ditempatkan dalam ruang isolasi pernapasan sedikitnya selama 24-48 jam setelah mendapatkan antibiotik IV yang sensitif terhadap organisme penyebab.2. Terapi antimikrobaTerapi anti mikroba pada meningitisbakteri harusterdiri dari ampisilin dan sefotaksim atau ampisilin dan gentamisin, kecuali kalau kemungkinannya stafilokokus yang merupakan indikasi untuk vankomisin. antibiotik yang diberikan didasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan dosis tinggi.

3. Mempertahankan hidrasi optimummengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema serebral. Pemberian plasma perinfus mungkin diperlukan untuk rejatan dan untuk memperbaiki hidrasinya.4. Mencegah dan mengobati komplikasi.aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin pada anak yang mengalami DIC5. Mengontrol kejangpemberian anti epilepsy atau anti konvulsan untuk anak yang kejang-kejang.6. Mempertahankan ventilasi memberikan O2 bila perlu.7. Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial8. Penatalaksanaan syok bakterial9. Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim10. Memperbaiki anemia

I. Pengkajian keperawatan1. Riwayat keperawatan : riwayat kelahiran, penyakit kronis, neoplasma, riwayat pembedahan pada otak, cedera kepala2. Pengkajian neurologik3. Kaji status hidrasi4. Kaji adanya defisit sensoris5. Kaji respon keluarga

J. Diagnosa keperawatan a. Nyeri kepala b.d peningkatan tekanan intra cranialb. Hipertermia b.d proses infeksic. Perubahan persepsi sensori b.d penurunan tingkat kesadarand. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebrale. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah

K. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri kepala b.d peningkatan tekanan kranialKriteria hasil : Anak akan melaporkan nyeri kepala hilang atau terkontrolIntervensi/rasional :a. Ciptakan lingkungan yang tenangRasional : Mengurangi reaksi terhadap stimulan dari lingkungan b. Tingkatkan tirah baringRasional : Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeric. Dukung untuk menentukan posisi yang nyaman, seperti kepala agak tinggi sedikitRasional : menurunkan iritasi meningeald. Kolaborasi : pemberian analgetikRasional : menghilangkan nyeri yang berat

2. Hipertermi b.d proses infeksiKriteria hasil : suhu badan anak dalam batas normalIntervensi /rasional :a. Ukur suhu badan anak setiap 4 jamRasional : suhu 38,9 41,1 menunjukkan proses penyakit infeksiusb. Pantau suhu lingkunganRasional : Untuk mempertahankan suhu badan mendekati normal

c. Berikan kompres hangatRasional : Untuk mengurangi demamd. Berikan selimut pendinginRasional : Untuk mengurangi demam lebih dari 39,5 0Ce. Kolaborasi dengan tim medis : pemberian antipiretikRasional : Untuk emngurangi demam dengan aksi sentralnya di hipotalamus

3. Perubahan persepsi sensori b.d penurunan tingkat kesadaranKriteria hasil : Mempertahankan fungsi persepsiIntervensi/rasional :a. Kaji tingkat kesadaran sensorikRasional : Tingkat kesadaran sensorik yang buruk dapat meningkatkan resiko terjadinya injuryb. Kaji reflek pupil, extraocular movement, respon terhadap suara, tonus otot dan reflek-reflek tertentuRasional : Penurunan reflek menandakan adanya kerusakan syaraf dan dapat berpengaruh terhadap keamanan pasienc. Hilangkan suara bisingRasional : Menurunkan stimulan dari lingkungand. Bicara dengan suara yang lembut dan pelanRasional : dapat membantu pasien dalam berkomunikasi4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral Kriteria hasil : Perfusi jaringan serebral maksimalIntervensi :a. Observasi tingkat kesadaran dan nilai status neurology setiap 1-2 jamRasional : Berguna untuk menentukan lokasi dan luasnya penyebaran kerusakan serebralb. Kaji adanya regiditas nukal, gemetar, kegelisahan yang meningkat, kejangRasional : Merupakan indikasi iritasi meningealc. Pantau tanda vitalRasional : kehilangan fungsi autoregulasi mungkin dapat mengikuti kerusakan vascular serebrald. Pantau pola dan irama pernafasanRasional : dapat mengindikasikan peningkatan TIKe. Berikan waktu istirahat antara aktivitas perawatan dan batasi lamanya tindakanRasional : untuk mencegah kelelahan yang dapat meningkatkan TIKf. Kolaborasi dengan tim medis : pemberian steroid, asetaminofenRasional : Dapat menurunkan permeabilitas kapiler sehingga pembentukan edema serebral dapat diminimalkan5. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntahKriteria hasil : Masukan nutrisi adekuatIntervensi/rasional :a. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan, batuk dan mengatasi sekresiRasional : Berpengaruh terhadap pemilihan jenis makananb. Timbang BB setiap hariRasional : Menunjukkan status nutrisic. Auskultasi bising ususRasional : Menentukan respon makan atau berkembangnya komplikasid. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dalam porsi kecil tapi seringRasional : meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikane. Kolaborasi dengan tim giziRasional : Merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien

DAFTAR PUSTAKA

A.Showden, Linda.2002.Buku Saku Keperawatan Pediatrik.Edisi 3.Jakarta:EGCBehrman,Richard E ,dkk. 1999.Ilmu Kesehatan Anak Nelson.vol 2,edisi 3.Jakarta:EGCBehrman,Richard E,dkk.1999.Ilmu Kedokteran Anak Nelson.vol1,edisi 15.Jakarta : EGCCecily L. Betz, , 2002.Mosby Pediatric Nursing Reference, edisi 3.Jakarta: EGCWong L, Dona.2003.Pedoman Klinis : Keperawatan Pediatrik.Edisi IV.Jakarta:EGC. Speirs,A.L.1992.Ilmu kesehatan Anak untuk Perawat.Edisi 2.IKIP Semarang PressMarkum A.H.dkk.1981.Kegawatan Pada Anak.Jakarta: Ilmu Kesehatan Anak FKUIShort,Jhon Rendle.1994. Ikhtisar Penyakit Anak.jilid 1,edisi 6.Jakarta: Binarupa Aksara.

8