Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

26

Click here to load reader

Transcript of Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Page 1: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

MENINGITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

o Meningitis merupakan infeksi dari selaput otak ( meningen ).Dalam

keadaan normal sawar darah otak merupakan mekanisme proteksi yang

efektif,tetapi jika invasi mikroorganisme luar sawar ini akan rusak. Daerah

yang terlibat biasanya adalah piameter dan arachnoid meter yaitu bagian

yang terdekat dengan jaringan otak.

o Meningitis adalah inflamasi akut pada meningens. (Buku Saku

Keperawatan Pediatri, Edisi 3).

o Meningitis adalah peradangan pada selaput meningens, cairan

serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada

system syaraf pusat.

2. ETIOLOGI

a. Bakteri : Haemophilus Influenza (tipe B), Streptococcus

pneumoniae, Nisseria meningitis, β-hemolysis streptococcus,

Staphilococcus aureu, Eccericia coli.

b. Faktor Predisposisi: Jenis kelamin, laki-laki lebih seriing

dibandingkan dengan wanita.

c. Factor maternal: rupture membrane fetal, infeksi maternal

pada minggu terakhir masa kehamilan.

d. Factor imunologi: defisiensi mekanisme imun, defisiensi

immunoglobulin, anak yang mendapatkan obat-obatan imunosupresi.

e. Anak dengan kelainan system syaraf pusat, pembedahan atau

injury yang berhubungan dengan system persyarafan.

3. MANIFESTASI KLINIK

a. Neonatus

Meningitis 1

Page 2: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

o Suhu di

bawah suhu tubuh

normal,

o Demam,

o Pucat,

o Letargie,

o Irritabilit

as,

o Kurang

makan dan minum,

o Kejang,

o Tonus

otot berkurang,

o Diare

dan muntah,

o Reflek

menghisap berkurang,

o Menangi

s lemah,

o Fontanel

menonjol,

o Opistoto

nus.

b. Bayi dan anak kecil

o Demam,

o Malas

untuk makan,

o Muntah,

o Mudah

terstimulasi,

o Kejang,

o Sering

menangis,

o Ubun-

ubun menonjol,

o Kaku

kuduk,

o Tanda

kerning dan brudzinsky

positif,

o Pucat,

o Peningka

tan tekanan intracranial,

o Peningka

tan lingkar kepala.

c. Anak-anak dan remaja

o Sakit

kepala,

o Demam,

o Muntah,

o Irritabilit

as,

Meningitis 2

Page 3: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

o Fotofobi

a,

o Kaku

kuduk,

o Tanda

kerning dan brudzinsky

positif,

o Opistoto

nus,

o Peteki,

o Syok,

o Konfusi,

o Kejang,

o Stupor,

o Delirium

,

o Septicem

ia.

4. KLASIFIKASI

a. Meningitis Purulenta (Pingenik).

Adalah radang selaput otak yang menimbulkan eksudasi berupa

pus. Penyebab meningitis puruenta ini adalah jenis Pneumococcus, H.

Influenza, Staphylococcus, Meningococcus, E. Coli, Streptococcus, dan

Salmonella.

Angka kejadian tertinggi pada usia 2 bulan sampai pada usia 2

tahun. Meningitis purulenta ini pada umumnya sebagai akibat dari

komplikasi. Kuman secara homogen masuk ke otak misalnya penyakit

pneumonia dapat pula sebagai perluasan perkontinuitas pada peradangan

organ atau jaringan di dekat selaput otak misalnya otitis media mastoiditis,

dan sebagainya.

b. Meningitis Virus.

Disebabkan oleh sejumlah virus yang berbeda misalnya virus

poliomeilitis meningitis tuberkulosa. Terjadi akibat komplikasi

penyebaran tuberkulosa primer biasanya dari paru. Meningitis bukan

karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen

tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan

otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke

Meningitis 3

Page 4: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

rongga arachnoid, kadang dapat juga terjadi perkontinuitatum dari

mastoiditis atau spandilitis. Penyakit ini mengenai anak – anak dari semua

umur tetapi lebih sering diantara umur 1 dan 5 tahun. Cairan serebrospinal

memperlihatkan lebih sedikit sel dan ditemukan pula jumlah klorida yang

sangat rendah.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pungsi lumbal dan kultur CSS dengan hasil sebagai berikut:

1) Jumlah leukosit (CBC) : meningkat.

2) Kadar glukosa : menurun

(bacterial); normal (virus).

3) Protein : tinggi (bacterial); sedikit

meningkat (virus).

4) Identifikasi organisme penyebab:

Meningococcus, bakteri gram-positif (Streptococcus, stafilococcus,

pneumococcus, H. influenza) atau virus (virus coksakie, virus ECHO).

5) Asam laktat : meningkat

(bacterial).

6) Glukosa serum : meningkat.

b. Kultur darah : untuk menetapkan prganisme penyebab.

c. Kultur urine : untuk menetapkan organisme penyebab.

d. Kultur nasofaring : untuk menetapkan organisme

penyebab.

e. Elektrolit serum : meningkat jika anak dehidrasi; natrium

serum (Na+) naik; kalium serum (K+) turun.

f. Osmolaritas urine : meningkat dengan sekresi ADH.

6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan secara medis yang dapat dilakukan pada pasien

dengan meningitis adalah sebagai berikut:

a. Obat anti inflamasi

Meningitis 4

Page 5: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

1) Meningitis Tuberkulosa:

Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral,

2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1 ½ tahun.

Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral,

1 kali sehari selama 1 tahun.

Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24

jam sampai 1 minggu, 1 – 2 kali sehari, selama 3 bulan.

2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan:

Sefalosporin generasi ke 3

ampisilina 150 – 200 mg (400

gr)/kg/24 jam IV, 4 – 6 kali sehari.

Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4

kali sehari.

3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan:

Ampisilina 150-200 mg (400

mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari.

Sefalosforin generasi ke 3.

b. Pengobatan Simtomatik

1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis

kemudian klien dilanjutkan dengan.

2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.

3) Turunkan panas :

Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.

Kompres air PAM atau es.

c. Pengobatan suportif

1) Cairan intravena.

2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar

antara 30 – 50%.

Meningitis 5

Page 6: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

Sedangkan penatalaksaan secara ilmu keperawatan yang dapat

dilakukan pada pasien meningitis adalah sebagai berikut:

a. Pada waktu kejang

1) Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.

2) Hisap lender

3) Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.

4) Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh).

b. Bila penderita tidak sadar lama.

1) Beri makanan melalui sonda.

2) Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah

posisi penderita sesering mungkin.

3) Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb

antibiotika.

c. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi.

Pada inkontinensia alvi lakukan lavement.

d. Pemantauan ketat.

1) Tekanan darah

2) Respirasi

3) Nadi

4) Produksi air kemih

5) Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC.

7. PATOFIFIOLOGI

Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan

serebrospinal yang dapat menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi

hidrosefalus dan peningkatan tekanan intracranial. Efek patologi dari

peradangan tersebut adalah hiperemi pada meningens, edema dan eksudasi

yang kesemuanya itu menyebabkan peningkatan tekanan intracranial.

Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barier.

Masuknya organisme tersebut dapat melalui trauma penetrasi, prosedur

Meningitis 6

Page 7: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

pembedahan/pecahnya abses serebral atau kelainan syaraf pusat. Othortea /

rhinorthea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis,

dimana terjadi hubungan antara CSF dan dunia luar.

Masuknya organism eke susunan syaraf pusat melalui ruang sub

aracnoid, CSF dan ventrikel.

Dari reaksi peradangan muncullah eksudasi dan perkembangan

infeksi pada ventrikel, edema dan skar jaringan sekeliling vantrikel

menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan hidrosefalus.

Meningitis bakteri: netrofil, inonosit, limfosit, dan yang lainnya

merupakan sel respon radang. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit

yang dibentuk di ruang sub arachnoid. Penumpukan pada CSF akan

bertambah dan mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan medulla spinalis.

Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dan jaringan otak dapat

menjadi infark.

Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales,

mump, herpes simplek, dan herpes zoster. Pembentukan eksudat pada

umumnya tidak terjadi dan tidak ada mikroosganisme pada kultur CSF.

8. POHON MASALAH

Meningitis 7

Hiperemi, oedema otak,vasidilator Vaskuler darah

Luka Terbuka, trauma

inflamasi

Pneumonia, otitis media, sinusitis

Pintu masuk kuman (Pneumococcus, influenzae, Staphylococcus, Streptococcus, E. Coli, Meningococcus, Salmonella)

Melalui aliran darah ke selaput meningen

Menjadi patogen dalam cairan serebrospinal & parenkim otak

peradangan

Page 8: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

9. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat diakibatkan dari pengobatan yang tidak

adekuat pada penyakit meningitis adalah sebagai berikut:

a. Cacat neurologist berupa paralysis, parestesi.

b. Hidrosephalus

c. Buta dan tuli.

d. Retardasi mental.

e. Esufi subdural.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Riwayat Penyakit

Meningitis 8

Perubahan tingkat kesadaran

Pengetahuan kurang

Gangguan nyaman nyeri

Resti infeksi Cemas

Gejala rangsangan meningeal : kaku kuduk, regiditis, kernig, brudzinski

I&II(+) leher, punggung sakit

Gejala TIK meningkat : muntah, nyeri kepala, morning cry, penurunan kesadaran, Cheyene stokes, kejang,

serebral a/paresis, UUB tegang dan menonjol

Gejala infeksi akut (meningococcus) : lesu, mudah terangsang,anoreksi, sakit

kepala, ptechiae, herpes labialis

Meningitis purulenta, timbul gejala

Depresi SSP pengatur pernafasan

Tidak efektif jalan nafas

Perfusi jaringan serebral

Nutrisi dan Cairan/elektrolit kurang

Page 9: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

Proses persalinan atau selama dalam kandungan masa lalu,

penyakit kronik, tumor , anemia, imunosupresi, splencetomi, infeksi

telinga, mastoiditis, sinusitis, lumbal pungsi, trauma kepala, kondisi

kehidupan yang ramai, racun / obat, ketidakcocokan dengan perubahan

kebiasaan, demam, mual, muntah , sakit kepala, fotophobia, diplopia, sakit

punggung.

b. Data dasar pemeriksaan pasien:

a) Aktivitas / Istirahat

1) Gejala : Perasaan tak enak atau malaise, keterbatasan yang

ditimbulkan oleh kondisinya.

2) Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan

involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang

gerak dan hipotonia.

b) Sirkulasi

1) Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis,

beberapa penyakit jantung kongenital ( abses otak)

2) Tanda :

Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi

berat ( berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh

pada pusat vasomotor).

Takikardi, disritmia ( pada fase akut), seperti disritmia sinus

(pada meningitis)

c) Eliminasi

Tanda : Adanya inkontinensia ( retensi ).

d) Makanan/ Cairan

1) Gejala : Kehilangan nafsu makan, kesulitan menelan ( pada

periode akut ).

2) Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran

mukosa kering.

Meningitis 9

Page 10: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

e) Hygiene

Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan

diri ( pada periode akut).

f) Neurosensori

1) Gejala :

Sakit kepala ( mungkin merupakan gejala pertama dan

biasanya berat ).

Parestesia , terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena,

kehilangan sensasi ( kerusakan pada syaraf kranial) .

hiperalgesia / meningkatnya sensitifitas pada nyeri

(meningitis).timbul kejang (meningitis bakteri atau abses otak)

Gangguan dalam penglihatan, seperti diplopia ( fase awal dari

beberapa infeksi).

Fotopobia ( pada meningitis ).

Ketulian ( pada meningitis / encepalitis ) atau mungkin

hipersensitif terhadap kebisingan.

Adanya halusinasi penciuman atau sentuhan.

2) Tanda :

Status mental / tingkat kesadaran, letargi sampai kebingungan

yang berat hingga koma, delusi dan halusinasi / psikosis

organik (enchepalitis).

Kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan (dapat

merupakan gajala awal berkambangnya hidrosefalus, yang

mengikuti meningitis bakterial).

Afasia / kesulitan dalam berkomunikasi.

Mata (ukuran/ reaksi pupil) : anisokor atau tidak berespon

terhadap cahaya (peningkatan TIK), histagmus (bola mata

bergerak terus menerus).

Meningitis 10

Page 11: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

Ptosis (kelopak mata atas jatuh). Karakteristik fasial (wajah),

perubahan pada fungsi motorik dan sensorik (saraf kranial ke

V dan ke VII terkena).

Kejang umum atau lokal (pada abses otak), kejang lobus

temporal, otot mengalami hipotonia/ flaksis paralisis (pada fase

akut meningitis), spastik (enchepalitis).

Hemiparese atau hemiplegia (meningitis atau enchepalitis).

Tanda Brundzinski positif dan atau tanda kernig positif

merupakan indikasi adanya iritasi meningeal (fase akut).

Rigiditas nukal (iritasi meningieal).

Reflek tendon terganggu, babinski positif.

Reflek abdominal menurun atau tidak ada, refleks kemastetik

hilang pada laki-laki.

g) Nyeri / Kenyamanan.

1) Gejala : Sakit kepala (berdenyut dengan hebat, frontal)

mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher/punggung kaku,

nyeri pada gerakan okuler, fotosensitifitas, sakit, tenggorokan

nyeri.

2) Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi,/gelisah,

menangis, mengaduh/mengeluh.

h) Pernapasan

1) Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru (abses otak).

2) Tanda : Peningkatan kerja pernafasan (episode awal),

perubahan mental (letargi sampai koma), dan gelisah.

i) Keamanan

1) Gejala :

Adanya riwayat infeksi saluran nafas atas / infeksi lain,

meliputi : mastoiditis, telinga tengah, sinus, abses gigi, infeksi

Meningitis 11

Page 12: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

pelvis, abdomrn atau kulit : fungsi lumbal, pembedahan :

fraktur pada tengkorak / cedera kepala, anemia sel sabit.

Imunisasi yang baru saja berlangsung, terpajan pada

meningitis, terpajan oleh campak, chicken pox, herpes

simpleks, mononukleosis, gigitan binatang, benda asing yang

terbawa.

2) Tanda :

Suhu meningkat, diaforesis, menggigil.

Adanya ras, purpura menyeluruh, perdarahan subkutan.

Kelemahan secara umum : tonus otot flaksit atau spastik,

paralisis atau paresis.

Gangguan sensasi.

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dipengaruhi oleh umur anak, asal usul, iritasi,

lemah pusing, ataksia, bredzinsky positif dan tanda-tanda kernig positif,

ptosis, pendengaran berkurang, takikardia, disritmia, tekanan darah

meningkat, sesak, muntah dan diare.

d. Faktor perkembangan psikososial

Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan (sebagai contoh : apa

kesenagan anak, kebiasaan waktu tidur), interraksi keluarga, pola hidup,

pengalaman sebelumnya dan opname (masuk rumah sakit), kepercayaan

agama.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Tidak efektifnya jalan nafas b/d

depresi pada SSP yang mengatur pusat nafas.

b. Kerusakan perfusi jaringan

serebral b/d proses peradangan, peningkatan TIK.

c. Gangguan keseimbangan volume

cairan b/d penurunan intake cairan, kehilangan cairan abnormal.

Meningitis 12

Page 13: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

d. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d anoreksia, nausea dan vomiting.

e. Gangguan rasa nyaman (nyeri)

b/d iritasi selaput otak.

f. Cemas b/d hospitalisasi,

aktual/potensial terhadap perubahan fungsi tubuh.

g. Defisit pengetahuan b/d

prognosis, hospitalisasi dan perawatan.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Tidak efektifnya jalan nafas b/d

depresi pada SSP yang mengatur pusat nafas.

Tujuan : Anak akan memperoleh oksigen yang adekuat.

Intervensi :

a) Auskultasi suara nafas setiap 4 jam, kaji adanya suara tambahan,

misalnya : wheezing, krakels.

b) Monitor frekuensi, irama dan kualitas pernafasan.

c) Observasi kulit, membran mukosa apakah cianosis atau tidak.

d) Monitor gas darah arteri untuk mengetahui adanya hipoksia, rontgen

dada untuk infiltrasi.

e) Rubah posisi klien setiap 2 jam.

f) Monitor adanya penurunan refleks menelan.

g) Observasi peningkatan iritasi dan kekacauan.

Kriteria Evaluasi :

Arteri gas darah dalam batas normal

Tidak ada suara nafas tambahan

Tanda dan orientasi sesuai usia anak

Masalah pernafasan tidak terjadi dengan pertukaran udara yang baik.

b. Kerusakan perfusi jaringan

serebral b/d proses peradangan, peningkatan TIK.

Meningitis 13

Page 14: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

Tujuan : Perfusi jaringan serebral semakin adekuat.

Intervensi :

a) Observasi status neurologis setiap 1 sampai 2 jam dan yang penting

sampai stabil misalnya :gerakan yang simetris, reflek menelan, respon

pupil, kemampuan motorik, reflek tendon, fokus mata, respon verbal.

b) Monitor tanda-tanda peningkatan TIK (misalnya : peningkatan nyeri

dada, penonjolan ubun-ubun, peningkatan tekanan darah, nadi

menurun, nafas irreguler, iritabilitas, kekacauan, perubahan pupil).

c) Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang dan monitor

efektifitasnya.

d) Posisi tidur 30 °.

e) Kolaborasi dalm pemberian antibiotik.

f) Ciptakan suasana lingkungan yang tenang.

g) Orientasikan secara verbal terhadap orang / tempat / waktu / situasi,

misalnya dengan mainan, gambar binatang, obyek yang disukai, TV,

radio.

h) Latihan ROM aktif dan pasif.

i) Monitor adanya tanda / gejala syok septik.

Kriteria evaluasi :

TTV dalam batas normal.

Klien dapat beristirahat dengan tenang.

Klien terbebas dari kejang.

c. Gangguan keseimbangan volume

cairan b/d penurunan intake cairan, kehilangan cairan abnormal.

Tujuan : Anak akan memperoleh cairan adekuat dan elektrolit seimbang.

Intervensi :

a) Monitor TTV sedikitnya setiap 4 jam.

b) Monitor hasil laboratorium, khususnya elektrolit dan urine.

Meningitis 14

Page 15: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

c) Observasi adanya tanda-tanda dehidrasi ( misalnya : membran mukosa

kering, nadi meningkat, berat badan menurun, cairan yang keluar lebih

banyak dari pada cairan yang masuk).

d) Catat intake dan output cairan setiap saat.

e) Beri cairan yang sering tapi dalam jumlah kecil untuk meminimalkan

distensi lambung.

f) Kolaborasi dalam pemberian cairan per parenteral dan antibiotik.

g) Monitor adanya tanda-tanda retensi cairan (misalnya : penurunan

output urine, penurunan konsentrasi serum sodium, anoreksia, nausea).

Kriteria Evaluasi :

TTV dalam batas normal.

Nilai cairan dan elektrolit dalam batas normal.

d. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d anoreksia, nausea dan vomiting.

Tujuan : Nutrisi anak terpenuhi secara adekuat, nausea dan vomiting

berkurang.

Intervensi :

a) Tanyakan pada anak atau orang tua tentang makanan kesukaan.

b) Anjurkan anak untuk makan sedikit tapi sering.

c) Anjurkan anak untuk makan lebih pelan.

d) Menjaga konsumsi nutrisi secara adekuat.

e) Monitor berat badan.

f) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

g) Batasi intake cairan selama makan, 1 jam sebelum dan sesudah makan

untuk meminimalkan distensi.

h) Lakukan oral hygiene yang baik.

Kriteria Evaluasi :

75 % makanan / diet dikonsumsi anak.

Partisipasi dalam menyeleksi makanan.

Meningitis 15

Page 16: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

Berat badan dalam batas normal.

e. Gangguan rasa nyaman (nyeri)

b/d iritasi selaput otak.

Tujuan : Anak dapat beradaptasi dengan nyeri.

Intervensi :

a) Kaji tingkat nyeri klien.

b) Evaluasi indikasi nyeri, lokasi, durasi.

c) Kolaborasi dalam pemberian analgesik.

d) Anjurkan pada anak yang lebih besar untuk mencegah pergerakan

yang dapat meningkatkan TIK (misalnya : batuk, menyisikan ingus,

bersin).

e) Batasi pengunjung.

Kriteria Evaluasi :

Anak mengungkapkan nyerinya berkurang.

Anak beristirahat dengan tenang.

Partisipasi dalam toleransi aktivitas.

f. Cemas b/d hospitalisasi,

aktual/potensial terhadap perubahan fungsi tubuh.

Tujuan : Anak / keluarga dapat mendemonstrasikan adaptasi yang positif

terhadap sakit dan hospitalisasi.

Intervensi :

a) Orientasikan klien / keluarga terhadap unit dan kegiatan RS.

b) Terangkan semua prosedur dan rasionalnya.

c) Ciptakan hubungan saling percaya.

d) Memberikan kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan

perasaannya.

e) Observasi mekanisme koping anak/orang tua.

f) Beri dukungan anak atau keluarga dalam proses adaptasi.

Meningitis 16

Page 17: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

a) Libatkan anak atau orang tua dalam perawatan dan dalam membuat

keputusan.

Kriteria Evaluasi:

Partisipasi anak atau orang tua dalam perawatan dan pengambilan

keputusan.

Anak atau keluarga dapat berinteraksi lebih dekat dengan perawat atau

dokter.

g. Defisit pengetahuan b/d

prognosis, hospitalisasi dan perawatan.

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan orang tua.

Intervensi :

a) Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit.

b) Deskripsikan tentang sakit dan hubungannya dengan gejala penyakit.

c) Jawab pertanyaan dengan jujur dan komplit.

d) Terangkan tentang semua prosedur perawatan dan rasionalnya.

e) Diskusikan tentang tanda dan gejala komplikasi.

f) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak /keluarga.

g) Review kembali tentang perawatan.

Kriteria Evaluasi :

Mengerti tentang sakit dan perawatannya.

Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

C. LITERATUR

Greenberg, Cindy Smith. 1988, Nursing Care Planning Guides For Children.

USA : California State University.

L. Betz, Cecily, Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric.

Jakarta : EGC.

Mayers, Marlene, A. Jacobson. 1995. Pediatric Nursing. USA : Mc. Graw. Hill.

Suriadi, S. Kp, dkk. 2001. Askep Pada Anak, Edisi 1. Jakarta: PT Fajar

Interpratama.

Meningitis 17

Page 18: Materi Laporan Pendahuluan Meningitis

Keperawatan Anak

Kelmpok Kerja. 2002. Askep Pada Pasien Dengan Meningitis. Kepanjen: Akper

Kab. Malang.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Meningitis 18