Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi

6
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI DENGAN DIAGNOSA CA CERVIKS DI POLI OBGYN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG 1. Definisi Ca Serviks Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. 2. Etiologi Penyebabnya belum diketahui secara jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor pendukung terjadinya Ca. Serviks antara lain: a. Wanita yang berhubungan seks pada umur < 17 tahun b. Sering berganti-ganti pasangan seks c. Wanita yang sering melahirkan d. Wanita perokok e. Infeksi HIV. f. Higiene seks yang jelek.

Transcript of Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi

Page 1: Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

DENGAN DIAGNOSA CA CERVIKS DI POLI OBGYN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

1. Definisi Ca Serviks

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim

sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak

jaringan normal di sekitarnya.

2. Etiologi

Penyebabnya belum diketahui secara jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor

pendukung terjadinya Ca. Serviks antara lain:

a. Wanita yang berhubungan seks pada umur < 17 tahun

b. Sering berganti-ganti pasangan seks

c. Wanita yang sering melahirkan

d. Wanita perokok

e. Infeksi HIV.

f. Higiene seks yang jelek.

3. Tanda dan Gejala

a. Perdarahan

b. Keputihan yang berbau dan tidak gatal

c. Cepat lelah

d. Kehilangan berat badan

e. Anemia

Page 2: Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi

4. Klasifikasi

International Federation of Gynecologists and Obstetricins Staging System for

Cervical Cancer (FIGO) pada tahun 2000 menetapkan suatu sistem stadium kanker

sebagai berikut:

Stadium Karakteristik

0 Lesi menembus membran basalis.

I Lesi tumor masih terbatas di serviks.

IA 1 Lesi telah menembus membran basalis >3mm dengan diameter

permukaan tumor <7mm.

IA 2 Les telah menembus membran basalis <3mm tetapi >5mm

dengan diameter permukaan tumor 7mm.

IB 1 Lesi terbatas di serviks dengan lesi ukuran lesi primer >4cm.

IB 2 Lesi terbatas di serviks dengan lesi ukuran lesi primer <4cm.

II Lesi telah keluar dari serviks (meluas dari parametrium dan

sepertiga proksimal vagina)

IIA Lesi telah meluas ke sepertiga proksimal vagina.

IIB Lesi telah meluas parametrium tetapi tidak mencapai dinding

panggul.

III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan atau

sepertiga vagina distal).

IIIA Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal.

IIIB Lesi menyebar ke sepertiga parametrium sampai dinding

panggul.

IV Lesi menyebar keluar organ genitalia.

IVA Lesi meluas ke rongga panggul dan atau menyebar ke mukosa

Page 3: Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi

vesika urinaria.

IVB Lesi meluas ke mukosa rektum dan atau meluas ke organ jauh.

5. Patofisiologi

Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks dan

endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel squamosa yang disatuka oleh

Sambungan SquamosaKolumner (SSK). Proses metaplasia adalah proses pergantian

epitel kolumner dan squamosa. Epitel kolumner akan digantikan oleh squamosa baru

sehingga SSK akan berubah menjadi Sambunga SquamosaSquamosa (SSS)/

squamosa berlapis. Pada awalnya metaplasia berlangsung fisiologis Namun dengan

adanya mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti sperma,

virus herpes simplek tipe II, maka yang semula fisiologis berubah menjadi displasia.

Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi

ganas.

Hampir semua ca. serviks didahului dengan derajat pertumbuhan prakanker yaitu

displasia dan karsinoma insitu. Proses perubahan yang terjadi dimulai di daerah

SquamosaColumner Junction (SCJ) atau SSK dari selaput lendir portio. Pada awal

perkembangannya, ca. serviks tidak memberikan tanda-tanda dan keluhan. Pada

pemeriksaan speculum, tampak sebagai portio yang erosive (metaplasia squamosa)

yang fisiologik atau patologik. Tumor dapat tumbuh sebagai berikut:

a. Eksofitik, mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferasi yang

mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.

b. Endofitik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung

untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.

c. Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dan

melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.

Displasia pada serviks disebut Neoplasia Servikal Intraepitelial (CIN). CIN

ada tiga tingkatan yaitu:

Page 4: Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi

a. CIN I     : displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga, perubahan

sitoplasmik terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.

b. CIN II   : displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang lebih rendah dan

pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel ketiga.

c. CIN III  : displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada semua lapis sel

epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitu.

6. Manifestasi Klinis

Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau

puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan

bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat

badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler,

teraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah

sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan

yang diperoleh dari biopsi.

7. Penatalaksanaan

Tingkat penatalaksanaan

0Ia

IIa, IIb

III, IIIb, IVIV, IVb

Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.Biopsy kerucut, histerektomi transvaginal.Histerektomi radikal dengan limfadenopati panggul dan evaluasi, kelenjar limfe para-aorta (bila terdapat metastase dilakukan radioterapi pasca pembedahan.Histerektomi transvaginal.Radioterapi, kemoterapi, palliative.