Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

38
Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi A. Pengertian Menurut May Durant Thomas (2004) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. B. Rentang respon halusinasi Respon Adaptif Respon Maladaptif

Transcript of Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

Page 1: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori:

Halusinasi

A. Pengertian 

Menurut May Durant Thomas (2004) halusinasi secara umum

dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi,

Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan

substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah

sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga

penulis merasa tertarik untuk menulis kasus tersebut dengan pemberian

Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

B. Rentang respon halusinasi 

Respon Adaptif                                                     Respon Maladaptif

>Pikiran logis                                >Distorsi pikiran  >Gangguan pikir

>Persepsi akurat                            >Ilusi      Halusinasi

>Emosi konsisten dgn pengalaman >Reaksi emosi      >> atau < >Sulit

berespon

emosi

>Prilaku sesuai                              >Prilaku aneh/tidak biasa >Prilaku

Page 2: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

disorganisasi

>Berhubungan sosial                     >Menarik diri      >Isolasi sosial

C. Klasifikasi

Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :

1. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara

yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam

padahal tidak ada suara di sekitarnya.

2. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang,

binatang atau sesuatu yang tidak ada.

3. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan.

Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau

bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak adasumbernya.

4. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan

halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di

mulutnya.

5. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan

merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini

merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi

heptik.

6.

Page 3: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

D.Fase-fase halisinasi 

1. Comforting, Ansietas sedang : halusinasi menyenangkan

2. Condemning, Ansietas berat : halusinasi menjadi menjijikkan

3. Controling, Ansietas berat : Pengalaman sensori menjadi berkuasa

4. Consquering, Panik : Umumnya menjadi melebur dalam halusinasinya

E.Tanda dan Gejala

Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di

dapatkan duduk terpaku dengan pandangan   mata pada satu arah

tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau

menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang

menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi

yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).

F.Etiologi 

Menurut Mary Durant Thomas (2007), Halusinasi dapat terjadi pada

klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan

delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan

alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan

epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi

juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang

Page 4: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik,

sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya

halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga

terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang

mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya

pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab

halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak

faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial

budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis ,

pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.

G.Pohon masalah 

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

PSP : Halusinasi……

Isolasi sosial : Menarik diri

Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah

Page 5: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

H.Penatalaksanaan 

Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :

1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik

Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan

pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di

lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata,

kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi

baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau

mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan

meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu

tindakan yang akan di lakukan. Di ruangan itu hendaknya di sediakan

sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien

untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar

atau hiasan dinding, majalah dan permainan.

2. Melaksanakan program terapi dokter

Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan

rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya

secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat

yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.

Page 6: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah

yang ada

Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat

menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya

halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada.

Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien

atau orang lain yang dekat dengan pasien.

4. Memberi aktivitas pada pasien

Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik,

misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini

dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan

memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun

jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.

5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan

Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data

pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam

proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di

ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang

mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak

Page 7: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri

dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada.

Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan

petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di

berikan tidak bertentangan.

I. Pengkajian Keperawatan Pada Paseien Dengan Halusinasi

Pada tahap ini perawat menggali faktor-faktor yang ada dibawah ini yaitu :

1. Faktor predisposisi.

Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber

yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.

Diperoleh baik dari pasien maupun keluarganya, mengenai factor

perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis dan genetik yaitu

factor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat

dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.

Faktor Perkembangan

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan

interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan

kecemasan.

Page 8: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

Faktor Sosiokultural

Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa

disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien di

besarkan.

Faktor Biokimia

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan

adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam

tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik

neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP).

Faktor Psikologis

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran

ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan

mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir

dengan gangguan orientasi realitas.

Faktor genetik

Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui,

tetapi hasilstudi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan

hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

Page 9: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

2. Faktor Presipitasi

Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan,

ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping.

Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien

dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada

dilingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah sering sebagai

pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat

meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh

mengeluarkan zat halusinogenik.

3. Perilaku

Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,

perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri,

kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak

dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Menurut Rawlins

dan Heacock, 1993 mencoba memecahkan masalah halusinasi

berlandaskan atas hakekat keberadaan seorang individu sebagai

mahkluk yang dibangun atas dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-

spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari dimensi yaitu :

Page 10: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

a) Dimensi Fisik

Manusia dibangun oleh sistem indera untuk menanggapi rangsang

eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat

ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar

biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi

alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.

b) Dimensi Emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak

dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari

halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien

tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan

kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

c) Dimensi Intelektual

Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan

halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.

Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk

melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang

menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh

perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua prilaku klien.

Page 11: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

d) Dimensi Sosial

Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan

adanya kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan

halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi

kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang

tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem

control oleh individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi

berupa ancaman, dirinya atau orang lain individu cenderung untuk

itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi

keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi

yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan,

serta mengusakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu

berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak

berlangsung.

e) Dimensi Spiritual

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga

interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang

mendasar. Pada individu tersebut cenderung menyendiri hingga

proses diatas tidak terjadi, individu tidak sadar dengan

keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol dalam

Page 12: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya individu

kehilangan kontrol kehidupan dirinya.

J. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul 

1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain

berhubungan dengan halusinasi.

2. Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan

menarik diri

3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

K.  Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

T

g

l

N

o.

D

x

Dx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi

Gangguan

sensori

persepsi :

halusinasi

(lihat/dengar/

penghidung/

TUM:

Klien

dapat

mengon

trol

halusin

1.      Klien

menunjukan tanda-

tanda percaya

kepada perawat :

-          Ekspresi

wajah bersahabat

1.      Bina

hubungan saling

percaya dengan

menggunakan

prinsip komunikasi

terapeutik :

Page 13: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

raba/kecap) asi yang

dialamin

ya

TUK 1 :

Klien

dapat

membin

a

hubung

an

saling

percaya

-          Menunjukan

rasa senang

-          Ada kontak

mata

-          Mau berjabat

tangan

-          Mau

menyebutkan nama

-          Mau

menjawab salam

-          Mau duduk

berdampingan

dengan perawat

-          Bersedia

mengungkapkan

masalah yang

dihadapi

-          Sapa klien

dengan ramah baik

verbal maupun non

verbal

-          Perkenalkan

nama, nama

panggilan dan

tujuan perawat

berkenalan

-          Tanyakan

nama lengkap dan

nama panggilan

yang disukai klien

-          Buat kontrak

yang jelas

-          Tunjukan

sikap jujur dan

menepati janji

setiap kali interaksi

-          Tunjukan

sikap empati dan

Page 14: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

menerima apa

adanya

-          Beri

perhatian kepada

klien dan perhatikan

kebutuhan dasar

klien

-          Tanyakan

perasaan klien dan

masalah yang

dihadapi klien

-          Dengarkan

dengan penuh

perhatian ekspresi

perasaan klien

TUK 2 :

Klien

dapat

mengen

al

halusin

2.      Klien mampu

menyebutkan :

-          Isi

-          Waktu

-          Frekuensi

-          Situasi dan

2.1  Adakan kontak

sering dan singkat

secara bertahap

2.2  Observasi

tingkah laku klien

terkait dengan

Page 15: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

asinya kondisi yang

menimbulkan

halusinasi

halusinasinya

(dengar/lihat/penghi

dup/raba/kecap)

Jika menemukan

klien yang sedang

halusinasi :

-          Tanyakan

apakah klien

mengalami sesuatu

(halusinasi

dengar/lihat/penghi

dup/raba/kecap)

-          Jika klien

menjawab ya,

tanyakan apa yang

sedang dialaminya

-          Katakan

bahwa perawat

percaya klien

mengalami hal

tersebut, namun

Page 16: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

perawat sendiri

tidak mengalaminya

(dengan nada

bersahabat tanpa

menuduh atau

menghakimi)

-          Katakan

bahwa ada klien

lain yang

mengalaminya hal

yang sama.

-          Katakan

bahwa perawat

akan membantu

klien jika klien tidak

sedang

berhalusinasi

klarifikasi tentang

adanya

pengalaman

halusinasi,

Page 17: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

diskusikan denga

klien :

-          Isi, waktu

dan frekuensi

terjadinya

halusinasi (pagi,

siang, sore, malam

atau sering dan

kadang-kadang)

-          Situasi dan

kondisi yang

menimbulkan atau

tidak menimbulkan

halusinasi

3.      Klien mampu

menyatakan

perasaan dan

responnya saat

mengalami

halusinasi :

-          Marah

2.3  Diskusikan

dengan klien apa

yang dirasakn jika

terjadi halusinasi

dan beri

kesempatan untuk

mengungkapkan

Page 18: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

-          Takut

-          Sedih

-          Senang

-          Cemas

-          Jengkel

perasaannya.

2.4  Diskusikan

dengan klien apa

yang dilakukan

untuk mengatasi

perasaan tersebut.

2.5  Diskusikan

tentang dampak

yang akan

dialaminya bila klien

menikmati

halusinasinya.

TUK 3 :

Klien

dapat

mengon

trol

halusin

asinya

3.1  Klien mampu

menyebutkan

tindakan yang

biasanya dilakukan

untuk

mengendalikan

halusinasinya

3.2  klien dapat

menyebutkan cara

3.1   identifikasi

bersama klien cara

atau tindakan yang

dilakukan jika terjadi

halusinasi (tidur,

marah, menyibukan

diri dll)

3.2  Diskusikan cara

yang digunakan

Page 19: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

baru mengontrol

halusinasinya.

3.3  Klien dapat

mampu memilih dan

memperagakan

cara mengatasi

halusinasi

(dengar/lihat/penghi

dup/raba/kecap)

3.4  Klien dapat

melaksanakan cara

yang telah dipilih

untuk

mengendalikan

halusinasinya

3.5  Klien mampu

mengikuti terapi

aktivitas kelompok

klien,

-          Jika cara

yang digunakan

adaptif berikan

pujian

-          Jika cara

yang digunakan

maladaptif

diskusikan kerugian

cara tersebut.

3.3  diskusikan cara

baru untuk

memutus/mengontr

ol timbulnya

halusinasi :

-          Katakan

pada diri sendiri

bahwa ini tidak

nyata (“saya tidak

mau

dengar/lihat/penghi

Page 20: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

dup/raba/

kecap pada saat

halusinasi terjadi)

-          Menemui

orang lain

(perawat/teman/kel

uarga/ anggota

keluarga) untuk

menceritakan

tentang

halusinasinya.

-          Membuat

dan melaksanakan

jadwal kegiatan

sehari hari yang

telah disusun.

-          Meminta

keluarga/teman/per

awat menyapa jika

sedang

berhalusinasi.

Page 21: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

3.4  Bantu klien

untuk memilih cara

yang telah

dianjurkan dan latih

untuk mencobanya.

3.5  Beri

kesempatan untuk

melakukan cara

yang dipilih dan

dilatih.

3.6  Pantau

pelaksanaan yang

telah dipilih dan

dilatih, jika berhasil

beri pujian

3.7  Anjurkan klien

mengikuti terapi

aktivitas kelompok,

orientasi realita,

stimulasi persepsi.

TUK 4 : 4.1  Keluarga 4.1  Buat kentrak

Page 22: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

Klien

dapat

dukung

an dari

keluarg

a untuk

mengon

trol

halusin

asinya

menyatakan setuju

untuk mengikuti

pertemuan dengan

perawat

4.2  Keluarga

mampu

menyebutkan

pengertian, tanda

dan gejala, proses

terjadinya

halusinasi dan

tindakan untuk

mengendalikan

halusinasi

dengan keluarga

untuk pertemuan

(waktu, tempat dan

topik)

4.2  Diskusikan

dengan keluarga

(pada saat

pertemuan

keluarga/kunjunga

rumah)

-          Pengertian

halusinasi

-          Tanda dan

gejala halusinasi

-          Proses

terjadinya

halusinasi

-          Cara yang

dapat dilakukan

klien dan keluarga

untuk memutuskan

Page 23: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

halusinasi

-          Obat-obatan

halusinasi

-          Cara

merawat anggota

keluarga yang

halusinasi dirumah

(beri kegiatan,

jangan biarkan

sendiri, makan

bersama, bepergian

bersama,

memantau obat-

obatan dan cara

pemberiannya

untuk mengatasi

halusinasi)

-          Beri

informasi waktu

kontrol kerumah

sakit dan

Page 24: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

bagaimana cara

mencari bantuan

jika halusinasi tidak

dapat diatasi

dirumah

TUK 5 :

Klien

dapat

memanf

aatkan

obat-

obatan

dengan

baik

5.1  Klien mampu

menyebutkan:

-          Manfaat

minum obat

-          Kerugian

tidak minum obat

-          Nama,

warna, dosis, efek

samping obat

5.2  Klien mampu

mendemonstrasikan

penggunaan obat

dengan benar

5.3  Klien mampu

menyebutkan akibat

berhenti minum

5.1  Diskusikan

dengan klien

tentang manfaat

dan kerugian tidak

minum obat, nama,

warna, dosis, cara,

efek terapi dan efek

samping

penggunaan obat

5.2  Pantau klien

saat penggunaan

obat

5.3  Beri pujian jika

klien menggunakan

obat dengan benar

5.4  Diskusikan

Page 25: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

obat tanpa

konsultasi dokter

akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi dengan

dokter

5.5  Anjurkan klien

untuk konsultasi

kepada

dokter/perawat jika

terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan.

Page 26: Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori.docx

Daftar Pustaka 

Directorat Kesehatan Jiwa, Dit. Jen Yan. Kes. Dep. Kes R.I. Keperawatan

Jiwa. Teori dan Tindakan       Keperawatan Jiwa, , 2003

Keliat Budi, Anna, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan

Jiwa, EGC, 1998

Keliat Budi Anna, dkk, Proses Keperawatan Jiwa, EGC, 1987

Maramis, W.F, Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press, 1990

Rasmun, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan

Keluarga, CV.Sagung Seto, , 2007.

Residen Bagian Psikiatri UCLA, Buku Saku Psikiatri, EGC, 1997

Stuart & Sunden, Pocket Guide to Psychiatric Nursing, EGC, 2001