Melaksanakan Askeb Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi
-
Upload
christeen-betsyeba-s -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Melaksanakan Askeb Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi
MELAKSANAKAN ASKEB PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI DAN PADA MAMAE
I. Pengertian
Yaitu malaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan melakukan pendekatan secara pribadi agar ibu lebih terbuka dan merasa nyaman.
Tindakan sebagai bidan dalam melaksanakan askeb pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi yaitu :
a. melakukan anamnesa (untuk mendapatkan suatu data)
b. melakukan pendekatan pada ibu dan berkomunikasi dengan baik
c. melakukan pemeriksaan
d. menjelaskan tentang bahaya gangguan pada sistem reproduksi
e. mengambil keputusan dengan benar dan tepat
sistem reproduksi pada wanita yaitu : pada ovarium , saluran telur, rahim, leher rahim, vagina, atau vulva.
1. MASTITIS
a. Pengertian Mastitis
Mastitis atau biasa juga disebut dengan abses pada payudara/peradangan
payudara.
Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan
komplikasi berat dari mastitis. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang
periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28
setelah kelahiran.
b. Jenis Mastitis
Ada 2 macam :
1. Mastitis infeksi (kuman yang masuk ke saluran air susu di putting payudara
melalui perantaraan mulut atau hidung bayi Anda saat menyusui
2. Mastitis non-infeksi (saluran air susu yang tersumbat atau juga karena posisi
menyusui yang salah.
c. Penyebab Mastitis
1. Adanya bakteri jenis staphylococcus aureus
2. Adanya sumbatan pada saluran ASI
3. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
4. Bra yang terlalu ketat.
5. Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
6. Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
d. Patofisiologi Mastitis
Pada awalnya bermula dari kuman penyebab mastitis yaitu puting susu yang luka
atau lecet dan kuman tersebut berkelanjutan menjalar ke duktulus-duktulus dan
sinus sehingga mengakibatkan radang pada mamae. Radang duktulus-duktulus menjadi
edematus dan akibatnya air susu tersebut terbendung.
e. Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)Mastitis
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras
saat diraba dan tampak memerah, permukaan kulit dari payudara yang terkena
infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun
bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak
demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
2. FIBRIO ADENOMA
a. Pengertian
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi
kelenjar dan stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada
payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang
dapat digerakkan.
b. Jenis
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada
saat menopause terjadi regresi.
c. Penyebab
1. Peningkatan Estrogen
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi : Usia
d. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas
jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang
berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran
histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi
kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang
berbeda.
e. Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu- abuan pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant
Fibroadenoma )
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
10 Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
3. KISTA SARKOMA FILLODES
a. Pengertian
Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi dibandingkan
dengan fibroadenoma bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh
fibroadenoma.
b. Penyebab
Tumor ini bias berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan sekarang
telah mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari
fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat selularitas stroma,
pleomorfisme selular, inti hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang
bermakna. Protrusio khas massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli
yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah
filodes
c. Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma.
tumor payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas
antara jinak dan ganas dan terkadang ganas.Tumor filodes (sistosarkoma filoides)
merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local
dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam
ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat
pada usia sekitar 45 tahun. Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4
cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi
besar (bengkak).
d. Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
- Kulit di atas tumor mengkilap, regang, tipis, merah & pembuluh2 balik
melebar & panas
- Jarang tjd mestastasis (pembesaran kelenjar regional)
- Tumor tumbuh cepat; nekrosis & radang pd kuli
4. SARCOMA
a. Pengertian
Sarcoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Sarcoma secara
umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak.
b. Jenis
Ada empat tipe utama dari sarkoma tulang, yaitu
1. Randro Sarkoma
2. Sarkoma Ewing
3. Fibrosar Koma
4. Osteosar Koma
c. Penyebab Sarcoma Kaposi
Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan
penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan
dengan sejenis virus herpes 8 (HHV8).
d. Patofisiologi Sarcoma Kaposi
Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma
yang sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma
Kaposi muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular
yang diisi dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan
seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang
tidak normal dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi
pembuluh darah tebal yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada
jaringan yang mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan
disekitar tumor dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko
pasien, diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang
akan menunjukan kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel
mengkonfirmasi diagnosis.
e. Gambaran Klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau
hitam, dan biasanya Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga
tersebar di tempat lain terutama mulut, gastrointestinal tract dan saluran
pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat cepat.
5. KANKER PAYUDARA
a. Jenis Klasifikasi kanker payudara terdiri dari 2 macam yaitu :
1) Klasifikasi Patologik terdiri dari:
Kanker puting payudara atau pagets disease Pagets disease adalah bentuk
kanker dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun putting
susu yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba.
Sedang pada umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai
prognosis yang buruk, lain halnya dengan pagets disease ini prognosisnya
lebih baik. Sebenarnya penyakit ini adalah suatu kanker intra duktal yang
tumbuh di bagian terminal dari duktus laktiferus secara patologik
Ciri-cirinya ialah: sel-sel pagets (seperti pasir) hypertrofi sel
epidermoid,infiltrsi sel-sel bundar dibawah epidermis. - Kanker duktus
laktiferus:papillary, comedo, adenocarsinoma dengan banyak fibrosis
(scirrhus), medullary carsinoma dengan infiltrasi kelenjar, semuanya
infiltrating.
Penyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui, akan tetapi juga diluar
waktu tersebut. Dapat kita ketahui bahwa oprasi dapat mengakibatkan
penyebaran yang sangat cepat dan kematian.
2) Klasifikasi klinik kanker payudara
Sebelum 1968, diklinik bedah sering dipakai klasifikasi steinthal. Steinthal
a) Kanker payudara sampai 2cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar.
Steinthal
b) Kanker payudara 2cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar dikelenjar
ketiak. Steinthal
c) Kanker payudara 2cm atau lebih dengan anak sebar, dikelenjar ketiak, infra
dan supra klafikula; atau infiltrasi vasia pektoralis atau kekulit; atau
kanker yang apert (memecah kekulit). Steinthal
d) Kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ketengkorak, atau tulang
punggun, atau paru-paru, atau hati dan panggul.
b. Penyebab
1. Faktor Risiko
a. Faktor Reproduksi:
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,menopause pada umur lebih
tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan
umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker
payudara. Secara anatomi dan fungsional,payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum
menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum
terjadinya perubahan klinis.
b. Penggunaan Hormon:
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari
Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker
payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara
pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu
yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum
menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[15].
c. Penyakit Fibrokistik :
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik,
risiko meningkat hingga 5 kali.
d. Obesitas :
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker
ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah
migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan
ini.
e. Konsumsi Lemak :
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
wanita umur 34 sampai 59 tahun.
f. Radiasi :
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis
dan umur saat terjadinya eksposur.
g. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik :
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita
yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada
studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.
Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar
60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun
[16]
2. Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah
adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker
payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang
bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
c. Patofisiologi
Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor
lingkungan dan turun-temurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi:
Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker
payudara telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen.
Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh
menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang.
Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel
epitel dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas.
Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53.
Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah
dibandingkan di negara maju.
Di Amerika Serikat, 10 sampai 20 persen pasien dengan kanker payudara dan
pasien dengan kanker ovarium memiliki kerabat pertama atau kedua-derajat dengan
salah satu dari penyakit ini. Mutasi di salah satu dari dua gen kerentanan besar,
kanker payudara gen kerentanan 1 (BRCA1) dan kanker payudara gen kerentanan 2
(BRCA2), memberikan risiko kanker payudara seumur hidup antara 60 dan 85 persen
dan risiko seumur hidup dari kanker ovarium antara 15 dan 40 persen. Namun,
mutasi dalam gen account hanya 2 sampai 3 persen dari semua kanker payudara.
d. Gambaran Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1. Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2. Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna
merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada
payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain:
· Pendarahan pada puting susu.
· Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah
timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
· Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
· Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
· Adanya nodul satelit pada kulit payudara;
· Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
· Terdapat model parasternal;
· Terdapat nodul supraklavikula;
· Adanya edema lengan;
· Adanya metastase jauh;serta
· Terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila
berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
6. TUMOR JINAK DAN GANAS
a. Pengertian
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi.
b. Penyebab
1. Tumor jinak dan Ganas Pada Vulva
a. Tumor jinak
Tumor kistik vulva
- Kista sisa jaringan embrio
- Kista garther : pada dinding lateral – anterolaterral vagina sampai pada
vulva dekat erethra dan klitoris. Biasnya berukuran kecil dan multiple
namun dapat mencapai ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
- Kista / hidrokele saluran nuck : terletak mulai dari saluran inguinal
sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista.
Berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritonium
- Kista kelenjar
- Kista bartholoni : terjadi akibat radang.
- Kista sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit ynag terdapat pada
labium mayor, labium minor dan mons vanoris, terjadi karena penyumbatan
saluran kelenjar sehingga terjadilah penimbunan sabun.
- Hidrodenoma : berasal dari kelenjar keringat
- Penyakit fox forduce : akibat sumbatan saluran kelenjar keringat
membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1 – 3 mm, multiple,
terasa gatal, dapat mengalami kekambuhan.
- Kista parauretbra (skene) : terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup
oleh infeksi.
- Kista endometriosis : jarang sekali dapat tumbuh pada vulva atau vagina.
Tumor solid vulva
- Tumor epitel : kondilima ekuminatum, karunkula uretra, nevus pigmentosus
- Tumor jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, kiomioma, neurofibroma,
hemangioma, limfangioma, miksoma.
b. Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina uterus
yang merembet langsung atau secara limfogen atau embolisasi melalui
pembuluh darah balik.
2. Tumor jinak dan ganas pada vagina
a. Tumor jinak
Tumor kistik vagina
- Kista inklusi
- Kista sisa jaringan embrio, kista qartner, kista saliran muller
Tumor solid vagina
- Tumor epitel : kondiloma akuminata, granuloma
- Tumor jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma, miksoma
- Adenosis vagina
b. Tumor ganas primer di vagina sangat jarang.
Bila serviks uteri ikut terlibat dalam proses, maka tumor itu dianggap
sebagai tumor ganas serviks uteri. Tumor biasanya terdapat dibagian tengah
proksimal vagina, dari dinding samping atau belakang vagina.
3. Tumor jinak dan ganas pada tuba
a. Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma, tumor neoplasmatik jinak
dekat tuba, kista parovarium terletak diantara tuba bagian distal dan
ovarium dengan diameter biasnya tidak mencapai 4 cm. sedangkan tumor non
neoplasmatikdisebabkan oleh radang.
b. Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan. Perlu mendapat
perhatian khusus bila wanita berusia 45 – 55 tahun ditemukan tumor
adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuning-
kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan adanya
tumor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
4. Tumor jinak dan ganas pada uterus
a. Tumor jinak
Ø Ekto serviks
- Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus
wolffi terdapat pada dinding samping ekto serviks
- Kista endometriosis : letaknya superfisial
- Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar endo serviks,
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan
servisitis, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila
menjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
- Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan papiloma adalah
sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan
- Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat membesar
pada waktu kehamilan.
Ø Endo serviks
- Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput
lendir endo serviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari
vulva. Polip berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
Ø Endometrium
- Adenoma – adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino dengan
stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan
penampilan hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan
berwarna kemerah-merahan.
- Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus menjadi
mioma. Konsistensinya kenyal berwarna putih.
- Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah
partus maupun abortus. Polip placenta menyebabkan uterus mengalami
subinvolusio yang menimbulkan pendarahan pada umumnya pengangkatan
dengan cara kuretase.
b. Tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap primer jika berasal dari enmetrium
atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan
tidak dapat dipastikan dari mana asalnya, maka dianggap sebagai tumor
ganas serviks uteri bila hasil histologik menunjukkan jenis epidermoid.
Gambar klinik
- Biasanya tersembunyi dan membahayakan, dalam banyak kejadian gejalanya
dikaitkan dengan monopause limpa getah vagina kemerahan atau sesudah
monopause. Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan.
5. Tumor jinak dan ganas pada ovarium
a. Tumor jinak :
diantara tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.
Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba sendiri. Jika tumor
ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
konsistensinya kistik.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor ovarium, maka perlu diketahui
apakah bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat
peradangan umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan
tidak dapat digerakkan karena pelekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak
menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang
sendiri.
Penanganannya :
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovalium neoplastik memerlukan
operasi dan tumor nenneoplastik tidak.
b. Tumor ganas :
merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita. Tumor ganas
merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dengan
sifat-sifat histologis maupun biologis yang beranekaragam. Kira-kira 60%
pada usia perimonopause, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada usia jauh
lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para norta,
mediastinal dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat
yang lebih jauh, terutama paru-paru, hati dan otak. Opstruksi usus dan
ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tomur ganas
ovarium.
Diagnosis :
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala dan tanda yang biasanya muncul dalam
perjalanan penyakit yang sudah agak lanjut :
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi :
Untuk tumor ganas ovarium pembedahan merupakan pilihan utama pada tingkatan
awal, meskipun pembedahan bukan semata-mata bukan tujuan pengobatan, penetapan
tingkatan klinik penyakit yang akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi
sangat penting untuk kelak melakukan penanganan yang adekuat