Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi Kanker Ovarium.docx
-
Upload
candra-kirana -
Category
Documents
-
view
49 -
download
8
Transcript of Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi Kanker Ovarium.docx
Laporan Pendahuluan Gangguan Sistem Reproduksi Kanker Ovarium
1. Pengertian
Tumor adalah sekumpulan sel yang membelah diri dengan kecepatan yang relativ
tidak terlalu tinggi dan sel-sel hasil pembelahan yang cepat tersebut masih, menunjukan
keabnormalan yang relative rendah. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau
abnormal yang bukan radang.
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam pengembangannya, dan dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker adalah istilah untuk
tumor ganas. Kanker ovarium atau kanker indung telur adalah tumor ganas pada ovarium.
Kanker ini mendapat menjadi penyebab kematian wanita tertinggi karena gejala penyakitnya
baru dirasakan setelah memasuki standium lanjut.
2. Perbedaan Tumor Dan Kanker
Perbandingan antara tumor jinak dan ganas yaitu:
Sifat Jinak Ganas
· Deferensiasi-Anaplasi
· Kecepatan pertumbuhan
· Pembentukan simplai –
invasi
· Metastasis
a) berdiferensiasi baik:
struktur dapat mirip
dengan jaringan asal.
b) Biasanya progresif dan
lambat dapat tetap atau
regrasi; gambaran mitosis
jarang dan normal.
c) Biasanya membentuk
sampai jarang tidak
membentuk simpai:
biasanya kohensif dan
bersifat okspanansif.
d) Tidak ada
a. Terdapat beberapa
kekurangan diferensiasi
disertai anaplasia:struktur
sering kali atipik.
b. Kacau dan dapat terlambat
sampai cepat: gambaran
mitosis biasanya banyak dan
nonnormal.
c. Infasif tanpa membentuk
simpai: biasanya infiltratif
tetapi dapat tampak kohesi
dan ekspansif.
d. Sering kali ada : makin besar
dan makin berdiferensiasi
tumor primer, makin sering
terjadi mentastase.
3. Etilogi
Penyebab belum jelas diketahui. Namun faktor resiko kangker ovarium ini adalah :
a) Genatik
b) Perempuan yang mempunyai riwayat keluaga menderita kangker payudara, kangker
ovarium, kangker rahim ataupun kangker prostate, kangker kolon.
c) Perempuan mendul yang tidak tahu penyebabnya
d) Perempuan yang menggunakan hormone estrogen untuk waktu lama tanpa diserta
pemberian hormone pengesteron
e) Tinggal dan mengikuti pola hidup masyarakat Negara industri
f) Perempuan nulipara
g) Melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun
4. Tanda Dan Gejala
Tidak ada atau gejala awal yang spesifik dari kangker ovarium ini. Gejala yang dirasakan
tidak khas seperti ;
a) Haid tidak teratur
b) Ketegangan menstrual yang mengikat
c) Cara menstrual yang banyak
d) Monopous dini
e) Rasa berat pada panggul
f) Sering berkemih
g) Konstipasi
h) Dyspepsia
i) Rasa tidak nyaman pada abdomen
j) Tekanan pada pelvis
k) Anemi
l) Sesak nafas
m) Penurunan berat badan
n) Asites
5. Patoflow
Terlampir
6. Stadium Kanker
Stadium kanker biasanya ditentukan sebelum tindakan bedah. Akan tetapi tumor pada
ovarium, stadium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah laparatomi. Penentuan
stadium dengan laparatomi akan lebih akurat, karena perluasan tumor dapat dilihat dan
ditentukan berdasarkan pemeriksaan patogi, sehingga terapi dan prognosis dapat ditentukan
lebih akurat.
Klasifikasi stadium yang biasanya dipergunakan untuk tumor ganas adalah menurut FIGO
yaitu:
Stadium Batasan
I Pertumbuhan tumor terbatas dalam ovarium
IA Pertumbuhan tumor ganas di satu ovarium dan tidak ada ascites
IB Tumor terbatas di dua ovarium dan tidak ada ascites
IC Tumor terbatas di satu atau kedua ovarium, sitologi ascites atau
periksaan sitologi cairan peritoneum, positif sel kanker.
II Tumor di satu atau kedua ovarium dengan pertumbuhan dalam pelvis
IIA Tumor di satu atau kedua ovarium dengan pertumbuhan dalam pelvis
minor dan pada pembedahan tumor terangkat seluruhnya.
IIB Tumor meluas pada jaringan pelvis lain dan pada pembedahan tumor
tidakterangkat seluruhnya.
IIC Seperti II A atau II B tapi ascites atau pemeriksaan cairan periotoeum,
positif sel kanker.
III Tumordi satu atau kedua ovarium dengan metastasis pada peritoneum
di luar panggul dan kelenjar getah bening retroperitorial atau keduanya.
Tumor terbatas pada panggul kecil depan dengan metastasis ke dinding
usus dan omentum, buktikan dengan histopatologik.
IV Tumor pada satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh metastasis
ke hati atau adanya efusi peluru yang dibuktikan dengan sitologi juga
digolongkan stadium IV
Khasus Kasus yang tidak dilakukan laparotomi, tapi diduga karsinoma ovarium
7. Diagnosis
a. Anamnesis
Keluhan penderita terbayak adalah merasa tidak enak atau terasa berat di perut bagian bawah
dan sering disertai sakit. Perut makin lama makin besar. Kadang-kadang terjadi pendarahan
diluar haid.
b. Pemeriksaan Fisik
Dirongga perut teraba masaa tumor dan sering disertai asites. Perabaan bimanual jelas tumor
pada rongga pelvis. Tumor sel granulos pada anak-anak / pubertas lebih mudah dikenal
secara klinis, selain adanya pertumbuhan seks sekunder prekoks, juga rongga abdomen
membesar. Amenorea, afrofi payudara dan hipertopi klitoris dijumpai pada penderita
androplastoma. Adanya asistes diserta masa tumor pada rongga pelvic, terduga tumor ganas.
c. Laboratorium
Kanker ovarium dapat didentifikasi dengan pemeriksaan beberapa tumor marker serum
penderita. CA 125 merupakan tumor marker kanker ovarium. AFP dan CEA sering
dipergunakan untuk identifikasi kanker ovarium. Pemeriksaan HGG dipergunakan untuk
diagonosis preoperative karsinoma ovarium yang berasal dari germ cell.
d. Radiology
Ultrasonografi mempunyai kapasitas untuk membedakan antara tumor solid dan kristis
ovarium. Evaluasi peluasan kanker ovarium pada jaringan sekitar dapat diramalkan oleh
USG. Computed tomography lebih praktis, mudah diaplikasi dan akurasi diagosiknya lebih
tinggi serta dapat mengevaluasi perluasan dinding tumor pada dinding vesika urinaria dan
usus.
e. Laporaskopi
Dapat digunakan untuk menentukan stadium. Apabila penderita yang sudah mendapat
kemoterapi / radioterapi menolak untuk laporotomi kedua ( second-look) salah satu cara
untuk melihat kemajuan pengobatan adalah laporoskopi.
f. Biopsy Aspirasi Jarum Halus
Pemeriksaan sitologi biopsy aspirasi sering dipergunakan untuk mendiagnosis berbagai tumor
di rongga abdomen. Akan tetapi untuk neoplasma ovarium tidak banyak dipergunakan karena
pada setiap neoplasma di ovarium laporatomi dapat dilakukan.
g. Sitologi Eksfoliatif
Untuk menetukan stadium tumor ovarium diperlukan pemeriksaan sitologi cairan asites
ataupun cairan bilasan.
h. Histopatologi
Diagnosa defenitif tumor ovarium biasanya berdasarkan histopatologi blok paraffin. Akan
tetapi histopatologi dapat juga dilakukan durate operasi yang bertujuan untuk memperoleh
diagnosis yang cepat.
8. Penatalaksaan
a. Bedah
Tidakkan bedah tergantung pada stadium tumor. Tumor I dan II biasanya dilakukan
salviagonerektomi. Pada golongan resiko rendah ( stadium Ia dan Ib dengan histopologi
karsinoma borderline / deferensiasi baik), AKH 5 tahun 90 % tanpa terapi aiuvan. Pada
golongan resiko tinggi ( stadium Ic dan II ), AKH 5 tahun 50 % tanpa ajuvan terapi. Tindakan
Sitoreduksi biasanya dilakukan pada stadium lanjut dimana tumor tidak diangkat seluruhnya,
sehingga kemoterapi / radiology lebih efektif.
b. Kemoterapi
Diberikan pada kanker ovarium stadium lanjut bertujuan untuk terapi paliatif ataupun
ajuvan. Sitostratika golongan alkilating antara Mephalan (Alkeran), cyclophoshamid,
Chloambucil (leukeran) dikenal sebagai kemoterapi tunggal kanker ovarium yang
memberikan respon baik.
9. Pengkajian Keperawatan
Data dasar pengajian pasien
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Kelemahan dan / keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, misalnya : nyeri, ansietas.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsiogen lingkungan.
SIRKULASI
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan pada TD
INTEGRITAS EGO
Gejala : Factor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (misalnya
merokok,minum alcohol, mununda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya pembedahan.
Menyangkal diagonis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bernakna, rasa
bersalah, kehilangan control, depresi.
Kebiasaan : Menyangkal, menarik diri, marah
ELIMINASI
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi
Perubahan eliminasi urinarius, misalnya sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Kebiasaan diet buruk, misalnya rendah serat tinggi lemak bahan pengawet.
Anoreksi, mual / muntah
Perubahan pada berat badan ; penurun berat badan
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgo kulit ; edema
NEUROSENSORI
Gejala : Pusing ; sinkope
NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Derajat nyeri bervariasi, misalnya ketidak nyamanan ringan sampai nyeri berat.
PERNAPASAN
Gejala : Merokok, hidup dengan seseorang yang merokok.
Pemajanan asbes
KEAMANAN
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
Pemanjana matahari lama / berlebihan.
Tanda : Demam
Ruam kulit, ulserasi
SEKSUALITAS
Gejala : Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.
INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Ketidakadekuatan / kelemahan system pendukung.
Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
: Riwayat kaker pada keluarga, misalnya ibu / Bibi dengan kanker payudara, kanker ovarium,
kanker kolon
Riwayat pengobatan : Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.
10. Diagnosa Keperawatan
Ketakutan / ansietas berhubungan dengan kritis situasi
2. Koping individu tak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker dan prognosis yang tidak
menentu
3. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
5. Berduka antisifasi berhubungan dengan kehilangan yang nyata dan diterima sehubungan
dengan kanker seperti kesehatan, hilangnya hidup.
6. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan dampak diagnosis kanker pada peran
pasien dalam keluarga / komunitasnya.
7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan dampak dari diagnosis kanker dan
prognosis yang tidak menentu.
8. kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit kanker dan pengobatannya.
9. resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kemoterapi yang menggangu pembelahan sel-
sel hematopoietik normal yang mengakibatkan immunosupresi.
10. tidak toleran terhadap aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap anemia
yang disebabkan oleh kemoterapi.
11. perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan prosedur pembelahan untuk malignasi
ginekologis.
12. konstipasi berhubungan dengan Prosedur pembelahan untuk malignansi ginekologis, obat
nyeri pasca operasi.
11. Intervensi dan Rasionalisasi
1. Ketakutan / ansietas berhubungan dengan kritis situasi
Kretia Hasil :
· Tingkat kecemasan menurun dan terpelihara pada tingkat yang dapat diterima.
Intervensi Rasional
Kajian tanda dan gejala ansietas
b) Gunakan satu system pendekatan yang
tenang yang menyakinkan
c) Lakukan teknik mendengar aktif
d) Dukungan penggunaan mekanisme
perthanan yang sesuai.
e) Beri obat untuk menurunkan ansietas
sesuai kebutuhan
a. Membantu dalam mengidentifikasi berat
ringannya anisietas.
b. Meningkatkan kepercayaan terhadap
lingkungan
c. Mendorong pengungkapan perasaan.
d. Mekanisme pertahan membantu dalam
koping selama periode stress
e. Meningkatkan kemampuan untuk
menguasai masalah.
2. Koping individu tak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker dan prognosis yang tidak
menentu
Kretia Hasil :
· Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat diatasi.
Intervensi Rasional
a) Gunakan pendekatan yang tenang dan
berikan satu suasana lingkungan yang
dapat diterima.
b) Evaluasi kemampuan pasien dalam
pembuatan keputusan.
c) Dorongan sikap yang realitas.
d) Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang sesuai
e) Nilai kebutuhan / keinginan pasien
terhadap dukungan social.
f) Kenaikan pasien pada seorang atau
kelompok yang telah memiliki pengalaman
penyakit yang sama.
g) Berikan sumber-sumber jika diperlukan.
a. Membantu pasien dalam membangun
kepercayaan pada tenaga kesehatan.
b. Membantu pengajian terhadap
kemnadirian dalam pengambilan
keputusan.
c. Meningkatkan kedamaian diri.
d. Meningkatkan kemampuan untuk
menguasai masalah.
e. Memenuhi kebutuhan pasien
f. Memberikan informasi dan dukungan dari
orang lain dengan pengalaman yang sama.
g. Untuk memenuhi kebutuhan spiritual
pasien.
3. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
Kretia Hasil :
· Melaporkan perhilangan nyeri maksimal / control dengan penuh minimal pada AKS
· Mengikuti aturan farmokologis yang ditentukan
Intervensi Rasional
a) Tentukan riwayat nyeri, mis, lokasi nyeri,
frekuensi, durasi dan investasi (skala 0-
10), dan tindakan penghilang yang
digunakan.
b) Evaluasi sadar tetapi tertentu, mis,
perbedaah, radiasi, kemo terapi. Ajarkan
pasien / orang terdekat apa yang
diharapkan.
c) Berikan tindakan kenyamanan dasar dan
aktivitas hiburan.
d) Dorongan penggunaan keterampilan
manajemen nyeri.
e) Evaluasi penghilangan nyeri / control.
Nilai pengaturan pengobatan bila perlu.
f) Berikan analgesic sesuai indicator.
a. Informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan / keefektifan
intervensi.
b. Ketidaknyamanan rentang luas adalah
umum.
c. Meningkatkan relaksi dan membantu
memfokuskan kembali perhatian.
d. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi
secara aktif dan meningkatkan rasa control.
e. Control nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum pada AKS.
f. Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker
meskipun respon individual berbeda.
g) Siapkan / Bantu dalam prosedur, mis, blok
saraf, kondotomi.
g. Digunakan dalam nyeri berat yang tidak
berespon pada tindakan lain.
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
Kriteria Hasil :
· Pasien makan cukup makanan untuk mempertahankan berat badan dalam 5 % berat badan
dasar.
Intervensi Rasional
a) Kaji adanya anoreksi, mual, muntah atau
dispepsi.
b) Kaji makanan yang disukai / tidak disukai.
c) Kaji adanya rasa cepat kenyang,jika ada
a. Tanda dan gejala yang berhubungan
dengan kemoterapi / radiasi yang
mempengaruhi mukosa oral /
gastrointerstinal yang membuat
perencanaan makanan untuk menjadi sulit.
b. Memberikan informasi untuk perencanaan
diet
c. Meningkatkan pemasukan makanan.
anjurkan pasien untuk makan saat tidak
merasa kenyang.
d) Berikan obat anti emetic sebelum makan.
e) Tawarkan makanan sedikit tapi sering.
f) Tawarkan kudupan dengan tinggi protein,
kalori, dan atau cairan penganti tang mudah
di konsumsi.
d. Mencengah mual dan muntah dan
meningkatkan pemasukan yang adekuat
e. Mencengah ditensi berlebihan dari
lambung yang menyebabkan peningkatan
diafragma.
f. Memberikan masukan yang tinggi kalori
dan protein untuk mempertahankan
cadangan protein dan mencegah keletihan.
5. Berduka antisifasi berhubungan dengan kehilangan yang nyata dan diterima sehubungan
dengan kanker seperti kesehatan, hilangnya hidup.
Kriteria Hasil :
· Pasien mengidentifikasi kehilangan yang nyata dan / diterima ; mendemostrasi kemajuan
melalui tahapan proses berduka ; mengidentifikasi sumber-sumber untuk menghadapi
kehilangan
Intervensi Rasional
a) Bantu pasien mengidentifikasi a. Memungkinkan venlilasi perasaan
kehiklangan dan anjurkan untuk
mengungkapkan perasaan tentang hal
tersebut.
b) Bantu dalam mengindentifikasi strategi
strategi koping pribadi
c) Bantu pasien / keluarga untuk
mengidentifikasi bagian yang penuh
harapan dalam hidup.
d) Hindari menutupi kenytaan.
e) Dorongan hubungan terapeutik.
f) Ajarkan pasien dan keluarga tentang
aspek-aspek harapan yang positif.
b. Meningkatkan kemampuan pasien untuk
mengahadpi penyakit yang mengancam
hidup.
c. Meningkatkan perasaan harga diri.
d. Meningkatkan hubungan saling percaya.
e. Memberikan dukungan emosional yang
diperlukan.
f. Membantu pasien/keluarga dalam
memahami kebutuhan akan harapan.
6. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan dampak diagnosis kanker pada peran
pasien dalam keluarga / komunitasnya.
Kriteria Hasil ;
· Mengungkapkan dampak dari diagnosis kanker pada perannya dan mendemontrasikan
kemampuan untuk menghadapi konflik peran tersebut / perubahan peran.
Intervensi Rasional
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi peran
yang biasa dilakukan di dalam keluarga /
komunitasnya.
b) Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perubahaan peran yang spesifik yang
dibutuhkan sehubungan dengan penyakit.
c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi
strategi positfif.
d) Fasilitas diskusi adaptasi dari keluarga
untuk berkompensansi terhadap peribahan
peren anggota keluarga.
e) Bantu keluarga untuk menjelaskan
pengetahuan dan keterampilan yang
a. Untuk menggali / mengaji peran dasar.
b. Untuk mengembangkan perubahan peran
yang mungkin perlu.
c. Memperbaiki solusi dari pontensial konflik
peran.
d. Komunikasi terbuka membantu dalam
mencengah konflik perubahan peran yang
berlebihan.
penting untuk mendukung perubahan perane. Meningkatkan keberhasilan implementasi
dari perubahan peran yang diperlukan.
7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan dampak dari diagnosis kanker dan
prognosis yang tidak menentu.
Kriteria Hasil ;
· Keluarga mendemonstrasikan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan secara fisik dan
emosional pasien dan anggota keluarga.
Intervensi Rasional
Nilai reaksi emosi keluarga terhadap
keadaan pasien
Fasilitas komunikasi tentang kekuatiran
antara pasien dan keluarga dan / atau
anggota keluarga.
Dukungan mekanisme koping adaptif
yang digunakan oleh keluarga jika sesuai
Berikan sumber-sumber spiritual sesuai
kebutuhan.
Beritahu keluarga tentang adanya sumber-
Untuk mengaji kebutuhan keluarga
terhadap dukungan emosional
Meningkatkan komunikasi.
Untuk membantu keluarga dalam koping
terhadap penyakit pasien.
Untuk memberi jaminan pada keluarga
sumber komunitas bagi pasien dan keluarga
mereka dalam menghadapi kanker.
Dorongan anggota keluarga untuk
memperthankan hubungan keluarga.
bahwa kebutuhan spiritual pasien.
Membantu keluarga dalam mendapat
dukungan yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk meningkatkan intergritas keluarga.
8. kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit kanker dan pengobatannya.
Kriteria Hasil ;
· Pengetahuan yang tepat mengenai proses penyakit dan penyakit dan mengambarkan
program pengobatan.
Intervensi Rasional
a) Kenali tingkat pengetahuan pasien tentang
kanker.
b) Ganbarkan proses penyakit sesuai
kebutuhan.
c) Memberikan informasi tetapi dan pilihan
pengobatan yang potensi terjadi
keuntungan
d) Gunakan brosur, gambar, video tape
a. Data akan memberikan dasar untuk
penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi
b. Membantu pasiem dalam memahami
proses penyakit
c. Menbantu pasien dalam dalam membuat
keputusan pengobatan.
d. Alat visual memberikan penguatan pada
dalam penyuluhan pasien /keluarga.
e) Mengajurkan pasien untuk menyampaikan
pilihan.
f) Intruksikan pasien untuk melaporkan
tanda dan gejala pada pemberian pelayanan
kesehatan
instruksi yang diberikan
e. Meningkatkan advokasi pasien dalam
pelayanan medis.
f. Meningkatkan keamanan dalam upaya
penyembuhan
9. resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kemoterapi yang menggangu pembelahan sel-
sel hematopoietik normal yang mengakibatkan immunosupresi.
Ktiteria Hasil;
· Potensi infeksi menurun dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi Rasional
a) Pantau tanda –tanda vital yang meliputi
suhu tubuh setiap 4 jam
b) Laporan jika ada suhu diatas 37,7C pada
dokter.
c) Ajurkan untuk istirahat sesuai kebutuhan
d) Kaji semua sisi prosedur invansi terhadap
a. Demam / hipotesis dapat mengidentifikasi
timbulnya infeksi pada pasien.
b. Peningkatan suhu tubuh merupakan satu
tanda adanya infeksi
c. Keletihan dapat menurunkan fungsi imun.
d. Meningkatkan deteksi dini adanya
kompilkasi
munculnya tanda-tanda infeksi.
e) Ganti semua balutan setiap hari.
f) Ajarkan pasien keluarga / penjunjung
mengenai tindakan resiko nyeri.
e. Mencegah mikroorganisme dan
perkembangkannya dibawah balutan
tersebut
f. Menurunkan potensisial adanya infeks
10. tidak toleran terhadap aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap anemia
yang disebabkan oleh kemoterapi.
Kriteria Hasil;
· Pasien mempertahankan tingkat aktivitas optimal. Pasien akan memaksimalkan energi
dengan beristirahat untuk meminimalkan efek keletihan pada aktivitas sehari-hari.
Intervensi Rasional
a) Kaji pola istirahat adanya keletihan pada
pasien
b) Anjurkan pasien untuk mempertahankan
pola istirahan.
c) Bantu pasien merencanakan aktivitas yang
a. Menentukan data dasar untuk membantu
pasien dengan keletihan.
b. Meningkatkan control panel
c. Meningkatkan aktivitas selama proses
berdasarkan pola istirahat.
d) Bantu pasien dalam memperioritas tugas
hidup dan mencari bantuan keluarga /
teman dalam tugas-tugas yang tidak dapat
dilakukan
e) Bantu pasien dalam masukan makanan
adekuat
f) Tawarkan makanan yang lunak , mudah
dikunyah.
g) Tekanan pentingnya diet dalam
mempertahankan energi
pencegahan keletihan
d. Menghemat tenaga
e. Memperthankan cadangan protein yang
diperlukan untuk mengahasilkan energi.
f. Keletihan mungkin dapat merusak
kemampuan menguyah.
g. Protein diperlukan untuk keprluan energi
dasar
11. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan prosedur pembelahan untuk malignasi
ginekologis.
Kriteria Hasil ;
· Mendemonstrasikan pemahaman dan penetalakan pengeluaran urine regular.
Intervensi Rasional
a) Pantau eliminasi urie meliputi frekuensi
konsisten, bau , volume dan warna
b) Pantau tanda dan gejala retensi urie yang
meliputi tidak ada berkemih dan adanya
distensi abdomen bawah.
c) Catat waktu eliminasi urinarius terakhir
d) Ajarkan pasien untuk menun jumlahkan
cairan yang dianjurkan
e) Catat waktu berkemih pertama dan
pemanpilan urie setelah prosedur.
f) Beritahu pasien / keluarga tentang tanda
dan gejala ISK, meliputi demam, nyeri
sekitar punggul , disurie.
g) Intruksikan pasien untuk berespon secepat
mungkin terhadap dorongan untuk
berkemih.
a. Memberikan informasi dasar
b. Mencegah distensi kandungan kemih
c. Memberikan data
d. Meningkatkan aliran urine adekuat
e. Memberikan informasi untuk dini potensi
masalah
f. Memberikan informasi
g. Mencegah distensi dan menurunkan resiko
infeksi.
12. konstipasi berhubungan dengan Prosedur pembelahan untuk malignansi ginekologis, obat
nyeri pasca operasi.
Kriteria Hasil ;
· Mendemonstrasikan pemahaman dan penetalakan defeksi secara teratur.
Intervensi Rasional
a) Pantau defekasi meliputi frekuensi,
bentuk, volume dan warna
b) Catat tanggal defekasi, defekasi rutin
penggunaan laksatif yang ada sebelumnya.
c) Catat masalah defeksi, defeksi rutin,
penggunaan laksatif yang ada sebelumnya.
d) Pantau bising usus
e) Laporkan peningkatan munculnya
peristatik yang keras / kehilangan bising
usus.
f) Pantau tanda dan gejala dari diare,
kontipasi dan obstruksi.
g) Awali program latihan khusus sesuai
Memberikan informasi dasar
Memberikan data
Mencegah salah intrepretasi data
d. Memberikan informasi mengenai aktivitas
defekasi
e. Meningkatkan pengenalan dini terhadap
masalah potensial.
f. Meningkatkan pola defekasi regular
kebutuhan
h) Evaluasi sifat obat terhadap efek samping
gastrointestinal.
i) Dapatkan tes guaniak feses
j) Beritahu pasien keluarga tentang makanan
yang menungkatkan proses defekasi regular
k) Anjurkan masukan cairan adekuat
l) Instruksikan pasien dalam strategi untuk
menetralisasi efek sampinag defekasi
g. Meningkatkan perawatan diri dalam
kebiasaan yang teratur.
h. Mencegah komplikasi defekasi
sehubunggan dengan pengobatan.
i. Memberikan informasi mengenai
kehilangan darah gastrointestinal.
j. Meningkatkan masukan diet rutin yang
mendukung defeksi secara regular
.
k. Mencegah konstipasi
l. Memberikan informasi untuk mendorong
perawatan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokomundasian pasien. Jakarta : EGC
Gale, Danielle. 1999. Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta ;EGC
Harapanm, rustam E.1984. Kanker ginekologi. Kakarta : PT Gramedia.
http//ww. Dharmais. Co.id / new/ contek. Php ? page = article & elang = id&id=8
http // www. Republika. Co. id / suplemen cetak detail.asp ? mid – 2 & id=168548&kaiiid = 105&kat-id1-
150&kat-id2=204
Price, Sylvia Anderson. 1995. patofisiologi. Konsep kliniks proses penyakit . jakarta : EGC
Tambunan, Gani 1995. diagonosis dan tatalaksanaan sepuluh jenis kanker terbanyak di Indonesia. Jakarata:
EGC
Yatim, Faisal 2005. penyakit kandung . jakrta : pustaka popular obor.
0 komentar: