Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

38
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS LAPORAN MODUL 2 KEDOKTERAN KELUARGA Disusun Oleh: KELOMPOK 5 CEMPAKA PUTIH 1. Agung Dwi Saputro (2011730118) 2. Arafani Putri Y. (2011730123) 3. Dyah Raras P. (2011730130) 4. Fikri Idul Haq (2011730132) 5. Irawati (20117301) 6. Labibah Rasyid (20117301) 7. M. Thanthawi J. (2011730151) 8. M. Kamardi (2011730152) 9. Novita Putri W. (2011730157) 10. Vera Desniarti (2011730166) Tutor: Dr. Farsida PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Transcript of Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Page 1: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

LAPORAN MODUL 2 KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5 CEMPAKA PUTIH

1. Agung Dwi Saputro (2011730118)

2. Arafani Putri Y. (2011730123)

3. Dyah Raras P. (2011730130)

4. Fikri Idul Haq (2011730132)

5. Irawati (20117301)

6. Labibah Rasyid (20117301)

7. M. Thanthawi J. (2011730151)

8. M. Kamardi (2011730152)

9. Novita Putri W. (2011730157)

10. Vera Desniarti (2011730166)

Tutor: Dr. Farsida

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013/2014

Page 2: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya pada kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial modul 2 “Kedokteran

Keluarga” Sistem Kedokteran Komunitas tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amien ya robbal alamin.

Laporan ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas wajib yang dilakukan setelah selesai

membahas kasus PBL. Pembuatan laporan inipun bertujuan agar kita bisa mengetahui serta memahami

mekanisme serta aspek lain tentang sistem Penyakit Menular dalam Keluarga.

Terimakasih kami ucapkan pada tutor kami “dr. Farsida“ yang telah membantu kami dalam

kelancaran pembuatan laporan ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu kami

dalam mencari informasi, mengumpulkan data dan menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan bagi pada pembaca pada umumnya.

Laporan kami masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

dari para pembaca sangatlah kami harapkan untuk menambah kesempurnaan laporan kami.

Jakarta, Mei 2014

Kelompok 5

Cempaka Putih

Page 3: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................2

Daftar Isi ............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan ............................................................................................4

1.2 Skenario ............................................................................................4

1.3 Kata/Kalimat Kunci ............................................................................................4

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................6

Daftar Pustaka ............................................................................................53

Page 4: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan terhadap

penderita penyakit dengan pendekatan dokter keluarga.

1.2 Skenario

Ibu Siti seorang ibu rumah tangga, sudah 4 hari menderita gatal pada daerah lipatan paha, sela antara jari-

jari tangan, demikian juga dengan sela-sela jari kedua kakinya. Disamping rasa gatal terutama pada

malam hari, pada daerah tersebut juga timbul papul-papul dan papul vesikuler. Dokter Puskesmas

mendiagnosa ibu ini menderita scabies.

Ibu Siti bersama suami dan keempat anaknya tinggal di sebuah kampung di tepi sungai. Karena kampung

ini belum mempunyai fasilitas PAM, maka semua kegiatan mencuci dilakukan di sungai tersebut. Selain

yang tersebut di atas, anggota keluarga ibu Siti juga termasuk satu orang iparnya bersama istri dan dua

orang anaknya. Mereka semua tinggal dalam rumah panggung dengan dua kamar tidur.

1.3 Kata/Kalimat Kunci

a. Ny. Siti, Ibu Rumah Tangga

b. KU = 4 hari gatal di lipatan paha, sela jari tangan dan kaki

c. Diagnosa Dokter Puskesmas = Scabies

d. Belum ada fasilitas PAM maka, semua kegiatan mencuci dilakukan di sungai

e. Tinggal bersama suami dan keempat anaknya, termasuk satu orang iparnya bersama istri dan 2

orang anaknya.

f. Tinggal di Rumah Panggung dengan dua kamar tidur

Page 5: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

1.4 Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi dan fungsi dari Dokter Keluarga!

2. Peran apa saja yang dilakukan Dokter Keluarga!

3. Bagaimana pendekatan Dokter Keluarga untuk menangani kasus pada scenario?

4. Jelaskan hubungan antara struktur dan fungsi keluarga dengan penularan scabies!

5. Jelaskan hubungan antara perilaku sehat dengan penularan dan perjalanan penyakit dalam

keluarga!

6. Jelaskan hubungan antara aspek psikososial dalam hubungan antara anggota keluarga dengan

perjalanan penyakit scabies!

7. Jelaskan aspek gizi keluarga dalam hubungannya dengan pengendalian penyakit scabies!

8. Jelaskan hubungan antara aspek perumahan dengan penularan dan perjalanan penyakit scabies!

Jelaskan kriteria rumah sehat dan air bersih!

9. Bagaimana pencatatan dan pelaporan kasus pada scenario!

10. Jelaskan system rujukan pada pasien scabies!

11. Bagaimana diagnostic holistic sesuai dengan scenario?

Page 6: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

NyNy. Siti, IRT

Psikososial

Keadaan Keluarga

Derajat Fungsional

Eksternal dan Internal

KlinisPersonal

Diagnostik Holistik

Status Kesehatan Pasien

Keadaan Lingkungan

Kesehatan Pribadi

Problem Tree

Page 7: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. Jelaskan definisi dan fungsi dari Dokter Keluarga!

Definisi Dokter Keluarga

Dokter yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu,

berkesinambungan, dan proaktif yang dibutuhkan oleh pasiennya dalam kaitan sebagai anggota dari satu

unit keluarga, komunitas serta lingkungan dimana pasien tersebut berada, serta apabila kebetulan

berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, bertindak sebagai

koordinator dalam merencanakan konsultasi dan / atau rujukan yang diperlukan kepada dokter ahli yang

sesuai.

( The American Academic of General Practice,1947:The American Board of Family

Pratice,1969:IDI,1989,Singapore college of General Practice,1987 )

Pengertian singkat :

Dokter pelayanan primer yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang bersifat

komprehensif untuk pasien, keluarga, masyarakat ,lingkungan yang berkesinambungan serta

berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya jika memang dibutuhkan oleh pasien dalam melakukan

manajemen masalah kesehatan.

Fungsi Dokter Keluarga :

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk

pelayanan spesialistik yang diperlukan,

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan

penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

6. Menangani penyakit akut dan kronik,

7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,

8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,

Page 8: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga

secara khusus.

Page 9: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

2. Peran apa saja yang dilakukan Dokter Keluarga!

Peran atau Tugas Dokter Keluarga, meliputi :

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan

untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan.

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit.

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya.

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,

pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

6. Menangani penyakit akut dan kronik.

7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit.

8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS.

9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien.

12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar.

13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran

keluarga secara khusus.

Page 10: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

3. Bagaimana pendekatan Dokter Keluarga untuk menangani kasus pada scenario?

Penanganan yang perlu dilakukan kepada pasien adalah berikan Permetrin yang dioleskan kebagian lesi

bila perlu keseluruh tubuh, kemudian dibilas setelah 8-24 jam setelahnya. Bila pada 8 jam pertama sudah

dibilas dengan air dan sabun, dilakukan mengolesan ulang. Pengobatan dilakukan juga kepada anggota

kelurga yang tinggal serumah mencapai keberhasilan pengobatan, hingga tidak terjadi pingpong

phenomena.

Scabies dapat dicegah melalui tindakan-tindakan seperti Health Promotion, Specific Protection, Early

Diagnostic and Prompt Treatment. Sebagai dokter keluarga harus menjalankan pelayanan kesehatan yang

holistic, komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Hal-hal yang perlu dokter keluarga lakukan

adalah :

a. Penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan

b. Diagnosis Dini

c. Cara pengobatan scabies dan orang-orang yang kontak

d. Pengobatan Scabies secara massal dilakukan jika sudah dinyatakan menjadi Kejadian Luar Biasa

e. Sediakan sabun, sarana pemandian yang baik, dan tempat pencucian umum yang layak, sabun

tetmosol jika ada sangat membantu dalam pencegahan terjadinya infeksi.

f. Edukasi untuk tidak berganti-ganti pasangan.

g. Edukasi untuk tidak menggunakan handuk, pakaian, sprei, dan alat atau benda yang menempel

pada tubuh secara bergantian

h. Selalu menjaga kebersihan dan hygine personal dan lingkungan

i. Jika ada salah satu keluarga atau orang terdekat yang mengalami kejadian scabies segera lakukan

pemeriksaan dan pengobatan baik secara individu atau serentak.

j. Berikan vaksin atau obat antiscabies pada hewan peliharaan yang dekat dengan manusia.

Page 11: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

4. Jelaskan hubungan antara struktur dan fungsi keluarga dengan penularan scabies!

Ciri-ciri struktur keluarga

Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap anggota keluarga memiliki peran dan

fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan

adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

Sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang

dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.

Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa masing-masing anggot akleuarga

mempunyai peran dan fungsi yang berdeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah

utama dan peran ibu yang merawat anak-anak.

Struktur keluarga

Dominasi jalur hubungan darah

- Patrilinieal. Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis keturunan ayah. Suku-

suku di indonesi rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.

- Matrilineal. Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis keturunan ibu. Suku

padang merupakan salah satu contoh suku yg menggunakan struktur keluarga matrilineal.

Dominasi keberadaan tempat tinggal

- Patrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari

pihak suami.

- Matrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari

pihak istri.

Prinsip-prinsip pengambilan keputusan

- Patriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

- Matriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

Page 12: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Fungsi keluarga banyak jenisnya dan di indonesia fungsi keluarga tersebut dibedakan atas 8 jenis sesuai

dengan peraturan No. 21 tahun 1994 sebagai berikut:

1. Fungsi keagamaan: fungsi keluarga sebagai wahana persemian nilai-nilai agama dan nilai-nilai

luhur budaya bangsa untuk menjadi ihsan agamis yang penuh iman dan taqwa.

2. Fungsi kebudayaan: fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh

anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam

kesatuan.

3. Fungsi cinta kasih: fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan

anak dengan anak, suami dengan istri dan orang tua dengan anaknya.

4. Fungsi melindungi: fungsi keluarga untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap

anggota keluarganya.

5. Fungsi reproduksi: fungsi keluarga yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan

yang direncankan sehingga dapat menunjang terciptanya kesejahteraan ummat manusia di dunia

serta penuh iman dan taqwa.

6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan: fungsi keluarga yang memberikan peran kepada keluarga

untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan dimasa

depan.

7. Fungsi ekonomi: fungsi keluarga sebagai pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.

8. Fungsi pembinaan lingkungan: fungsi keluarga yang memberikan kemampuan pada setiap

keluarga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai daya lingkungan

alam dengan lingkungan yang berubah dinamis.

Page 13: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

5. Jelaskan hubungan antara perilaku sehat dengan penularan dan perjalanan penyakit

dalam keluarga!

Mengontrol Faktor Resiko Dalam Penanganan Skabies Pada Keluarga Ny. Siti

1. Mengatur pola hidup yang tidak higienis, yang dapat mencegah timbulnya penyakit scabies.

2. Keadaan lingkungan rumah yang dapat memungkinkan penularan scabies secara cepat le seluruh

penghuni dalam keluarga tersebut.

3. Sarat rumah sehat yang belum terpenuhi

4. Pemakaian barang-barang pribadi secara bersama-sama yang mempercepat penularan scabies.

Page 14: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

6. Jelaskan hubungan antara aspek psikososial dalam hubungan antara anggota keluarga

dengan perjalanan penyakit scabies!

Untuk aspek psikososial jika dihubungkan dengan kasus pada skenario. Akan didapatkan informasi

bahwa :

1. Tempat tinggal di sebuah kampung ditepi sungai;

2. Luas rumah tidak sebanding dengan banyaknya anggota keluarga yang ada;

3. Keluarga berobat ke layanan kesehatan jika keluhan sudah benar-benar mengganggu;

4. Kebersihan kurang akibat tidak adanya fasilitas PAM dan semua kegiatan mencuci dilakukan

disungai.

Untuk hubungan antara anggota keluarga dengan perjalanan penyakit berdasarkan kasus pada skenario

kita yaitu “Skabies”. Maka kita harus mengetahui dulu apa itu skabies. Skabies merupakan penyakit kulit

akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia, dari

hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan

dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang masih

terdapat Sarcoptes scabiei.

Gejala Penyakit ini dapat berupa warna merah, iritasi, dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di

sela-sela jari, siku, sekitar pergelangan tangan dan siku, ketiak, pinggang, paha dan bagian luar genital

pada pria, puting susu, daerah perut, dan selangkangan. Dapat pula menyerang daerah leher, telapak

tangan, telapak kaki, pada orang yang lebih tua. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit, dan

munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali

Sarcoptes. Gatal yang semakin parah pada malam hari juga merupakan tanda khasnya.

Penyebab Penyakit Scabies adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang

gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit

kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam

pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada

komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan

mudah tertular kembali penyakit scabies. Adapun proses penyakit Skabies yaitu sebagai berikut:

Infeksi dari penyakit ini diawali dengan tungau betina atau nimfa stadium kedua yang secara aktif

membuat terowongan di epidermis atau lapisan tanduk. Pada terowongan tersebut diletakkan 2-3

butir telur setiap hari.

Telur menetas dalam 2-4 hari yang kemudian menjadi larva yang berkaki 6.

Page 15: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nimfa stadium pertama kemudian berkembang menjadi

nimfa stadium kedua, yang berkaki 8. * Nymfa ini menjadi tungau betina muda, yang siap kawin

dengan tungau jantan

Tungau berkembang menjadi tungau dewasa dalam 2-4 hari.

Untuk menyelesaikan daur hidup dari telur sampai bertelur lagi diperlukan waktu 10-14 hari.

Waktu yang diperlukan telur menjadi tungau dewasa kurang lebih 17 hari. Tungau betina yang tinggal di

sebuah kantong ujung terowongan, setelah 4-5 hari setelah kopulasi, akan bertelur lagi sampai berumur

lebih kurang 3-4 minggu

Jadi, ibu Siti yang bermukim di sebuah kampung ditepi sungai yang luas rumahnya tidak

sebanding dengan banyaknya anggota keluarga. Seperti kita ketahui, ibu Siti bersama suami dan keempat

anaknya juga satu orang iparnya bersama isteri dan dua orang anaknya berpotensi tertular penyakit seperti

ibu Siti karena penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia juga mudah menyebar baik secara

langsung melalui sentuhan dengan penderita. Selain itu, kurangnya sanitasi akibat tidak adanya fasilitas

PAM dan semua kegiatan mencuci dilakukan disungai secara tak langsung dapat menularkan penyakit

tersebut karena masih terdapat Sarcoptes scabiei melalui bahan yang dicuci seperti baju, seprei, handuk,

bantal, dll.

Page 16: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

7. Jelaskan aspek gizi keluarga dalam hubungannya dengan pengendalian penyakit scabies!

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah pengaturan jumlah protein dan kalori serta jenis zat makanan yang dimakan disetiap hari agar tubuh tetap sehat.

Tujuan diet TKTP

a.       Memberikan makanan secukupnya atau lebih dari pada biasa untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalori.

Maksudnya, jumlah makanan khusus kebutuhan protein dan kalori dibutuhkan dalam jumlah lebih dari pada kebutuhan biasa.

b.      Menambah berat badan hingga mencapai normal.

Penambahan berat badan hingga mencapai normal menunjukkan kecukupan energi. Untuk mengetahui berat badan yang normal, seseorag dapat menggunakan kartu menuju sehat (KMS), untuk anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan kelompok usia lanjut. Bagi orang dewasa digunakan Indek MasaTtubuh (IMT).

c.       Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan.

Artinya, dengan terpenuhinya kebutuhan energi / kalori dan protein di dalam tubuh, sehingga menjamin terbentuknya sel-sel baru di dalam jaringan tubuh. Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan

Syarat Diet TKTP

a.       Tinggi Energi

b.      Tinggi Protein

c.       Cukup mineral dan Vitamin

d.      Mudah dicerna

e.       Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan darurat

f.       Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan dihindari.

Bahan Makanan Yang Termasuk Diet TKTP

a.       Bahan makanan sumber protein

-          Sumber protein hewani : ayam, daging, hati, ikan, telur, susu, keju.

-          Sumber protein nabati : kacang-kacangan.

Page 17: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

b.      Bahan makanan sumber kalori.

-         Sumber karbohidrat : beras, jagung, ubi singkong, roti, kentang, mie, tepung.

-         Sumber lemak : minyak goreng, mentega.

Vitamin A : Hati ayam/sapi, wortel, tomat, bayam, mangga, pepaya, pisang

Vitamin C : Jambu merah, tomat, jeruk, pepaya

Vitamin E : susu, selada, pisang, ubi, ikan

Selenium : semangka, bayam, ubi jalar, brokoli, jamur

Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut.

Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga kearah bidang-bidang yang lain. Misalnya penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.

Page 18: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

8. Jelaskan hubungan antara aspek perumahan dengan penularan dan perjalanan penyakit

scabies! Jelaskan kriteria rumah sehat dan air bersih!

A. Hubungan Aspek Perumahan dengan Penularan dan Penjalaran Penyakit Scabies

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal :

Menurut Keputusan MenKes RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999, persyaratan Kesehatan Rumah

Tinggal adalah :

1. Bahan Bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat – zat yang membahayakan kesehatan,

misalnya :

Debu total tidak > 150 ug/m3.

Asbes bebas tidak > 0.5 fiber/m3/4jam.

2. Komponen & penataan ruang rumah

Lantai kedap air & mudah dibersihkan.

Dinding, ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dgn lubang ventilasi.

Dinding kamar mandi & tempat cuci harus kedap air serta mudah dibersihkan.

Dinding rumah harus dapat mencegah kebisingan dari luar.

Langit – langit harus mudah dibersihkan & tdk rawan kecelakaan.

Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang

makan, ruang tidur, dapur, kamar mandi & ruang main anak.

Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan, langsung atau tdk langsung, dapat menerangi seluruh ruangan

minimal intensitasnya 60 lux & tdk menyilaukan.

4. Kualitas Udara

Suhu udara nyaman berkisar antara 18 – 30 C.

Kelembaban udara berkisar antara 40 – 70%.

Pertukaran udara 5 kaki kubik/mnt/penghuni.

Konsentrasi gas CO2 tdk > 100 pm / 8 jam.

Konsentrasi gas formaldehid tdk > 120 mg / m3.

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

Page 19: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Adanya lubang hawa yang berlokasi di bawah langit – langit minimal 0.35% dari luas ruang

yang bersangkutan.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus yang bersarang di dalam rumah.

7. Air

Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.

Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.

9. Limbah

Limbah cair yang berasal dari rumah :

tidak mencemari sumber air.

tidak menimbulkan bau.

tidak mencemari permukaan tanah.

Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan :

bau.

pencemaran terhadap permukaan tanah & air tanah.

10. Kepadatan Hunian

Tidak padat hunian adalah bila luas seluruh ruangan termasuk kamar mandi dan jamban

dibagi jumlah penghuni ≥ 10 m2 / jiwa.

Luas ruang tidur minimal 8 m2 untuk 2 orang, kecuali anak yang berusia < 5 tahun.

Hubungan dengan scenario

KASUS :

Ibu Siti tinggal bersama suami dan keempat anaknya dan satu orang ipar bersama istri serta dua

orang anaknya.

PENJELASAN :

Rumah Panggung dengan dua kamar tidur ±70 m2.

Dengan luas 70 m2 rumah dapat di tempati untuk 7 org, sedangkan jumlah orang yang

tinggal di rumah bu Siti adalah 10 orang.

Page 20: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Untuk luas ruang tidur yang kurang besar seharusnya 1 kamar dengan luas minimal 8 m2

untuk 2 orang tetapi kamar tersebut ditempati lebih dari 2 orang.

JADI, untuk perjalanan & penularan penyakit scabies ini terhadap anggota keluarga yang lain sangat

beresiko tinggi untuk terjadi penularan, terlebih kepada anak – anaknya Ibu Siti yg tinggal bersama

dalam 1 kamar ( 4 orang ) yang seharusnya 1 kamar hanya untuk 2 orang dan ditambah lagi dengan

satu orang ipar bersama istri dan 2 anaknya.

8. b. Kriteria Rumah Sehat

Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh rumah yang sehat :

1.   Memiliki  Luasan Yang Cukup

Kebutuhan ruang untuk setiap orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas itu meliputi tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus,c uci dan masak serta ruang gerak lainya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang perorang adalah 9 m2 dengan ketinggian rata rata langit langit adalah 2,8 m.

2.  Memiliki Sirkulasi Udara Yang Baik

Sirkulasi udara menjadi sangat penting karena udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernapas. Sirkulasi udara akan baik apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinu melalui ruangan-ruangan dalam rumah. Hal ini menentukan kenyamanan yang memberikan kesegaran terhadap penghuni. Dengan suplai oksigen yang cukup maka tubuh akan tetap sehat.

Agar memperoleh sirkulasi udara yang baik dapat dilakukan dengan membuat ventilasi silang dengan syarat lubang ventilasi minimal 5% dari luas lantai pada ruangan. Udara yang masuk sama dengan jumlah udara yang keluar tetapi udara yang masuk tidak berasal dari dapur atau kamar mandi.

 Khusus untuk wc/kamar mandi gunakanlah blower atau exhaust fan untuk membuang udara keluar rumah.

Page 21: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Tanamlah jenis tanaman pagar sebagai penyaring udara yang akan masuk kedalam rumah yang membawa debu kotor.

3.  Cukup Cahaya Matahari Yang Masuk

Cahaya matahari dibutuhkan oleh setiap manusia dalam berbagai hal. Salah satunya adalah membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. Selain itu cahaya matahari juga membantu pengaturan jam biologis tubuh (circadian rytme). Penglihatan kita akan cenderung baik karena pupil mata terlatih untuk berkontraksi menebal dan menipis saat terjadi perubahan cahaya.

Untuk menjamin masuknya cahaya matahari yang cukup, buatlah lubang cahaya minimal sepersepuluh dari luas lantai pada satu ruangan. Pastikan distribusi cahaya merata ke seluruh ruangan agar setiap kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan dalam rumah tidak perlu menggunakan lampu. Perhatikan juga tingkat cahaya yang masuk, jangan sampai terlampau redup atau malah terlalu terang. Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan minimal sekitar satu jam untuk setiap harinya, sedangkan cahaya paling efektif didapatka pada pukul 08 sampai pukul 16.

 4.   Kelembaban dan Suhu

Sebuah rumah yang sehat ditandai dengan tingkat suhu udara dan kelembaban udara pada ruangan di dalamnya sesuai dengan suhu tubuh pada manusia normal. Kelembaban dan suhu pada rumah sebenarnya berkaitan dengan seberapa besar jumlah pencahayan dan sirkulasi udara.

Pencahayaan dan sirkulasi udara yang tidak lancar menyebabkan rasa pengap atau sumpek dan menimbulkan tingkat kelembaban tinggi. Untuk mengatasinya maka seimbangkanlah tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara, selain itu hindarilah perabotan yang menutupi sebagian besar lantai ruangan.

Page 22: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

 5.   Sanitasi Kamar Mandi dan Dapur Tertata Baik

Dapur dan kamar mandi menempati posisi teratas sebagai tempat berkembangnya kuman dan bakteri yang bisa menimbulkan berbagai penyakit dan ganguan kesehatan. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan beberapa hal seperti :

Untuk Kamar mandi

Perhatikanlah penempatan kamar mandi, sebisa mungkin hindari penempatan kamar mandi pada jalur hilir mudik orang. Dan aliran sirkulasi jangan berarah dari kamar mandi ke ruangan lain. Buat agak memojok sehingga pemasangan exhaust fan bisa langsung mengarah keluar rumah.

Perhatikan kemiringan lantai kamar mandi agar pembuangan air kotor ke lubang pembuangan lancar dan tidak menggenang.

Pakailah penutup lubang pembuangan agar tidak mudah masuk kuman dan bakteri, bau tidak sedap atau sumber penyakit lain yang datang dari luar rumah.

Gunakan saluran pembuangan tertutup yang bisa dibersihkan sewaktu-waktu. Kemiringan saluran wc harus cukup agar penyiraman cepat dan mudah. Jauhkan sumber air bersih dari lokasi septic tank.

Untuk Dapur

Pilihlah lokasi dapur yang sesuai, usahakan banyak lubang ventilasi dari luar tetapi  tetap tertutup ke ruangan lain (aliran udara tidak dari dapur ke ruangan lain).

Perhatikanlah pola pemipaan air bersih dan air kotor, skema kemiringan saluran pembuangan.

Kriteria Air Bersih

Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari:

Persyaratan Fisik:

Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika.

Secara fisik dapat kita lihat bahwa:

Air harus bersih dan tidak keruh.

Page 23: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Tidak berwarna Apapun. Tidak Berasa Apapun. Tidak berbau apapun. Suhu antara 10 – 25 c Tidak Meninggalkan endapan.

Persyaratan Kimiawi:

Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan.

Persyaratan kimiawi antara lain yaitu :

Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan. Cukup Yodium. pH air antara 6,5 – 9,2

Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:

Unsur-unsur yang bersifat racun, Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.

Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia.

 Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.

Persyaratan Bakteriologi :

Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan khususnya bakteri penyebab penyakit (ekoli).

Parameter air bersih secara radiologi:

Konduktifitas atau daya hantar. Pesistifitas. PTT atau TDS (kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

Page 24: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

9. Bagaimana pencatatan dan pelaporan kasus pada scenario!

1. Pencatatan kasus :

a. Genogram

b. Family folder:

- Identitas

- Pemeriksaan Fisis

- Diagnosis Masalah

- Tindakan / pengobatan

- Pelayanan lain yang diberikan

2. Pelaporan kasus:

Alur pengumpulan data dari Sub-sistem Informasi Puskesmas, Sub-sistem Informasi Rumah Sakit dan Sistem

Terpadu Penyakit sebagai berikut:

A . A l u r d a t a d a r i P u s k e s m a s

1 . D a t a P u s k e s m a s y a n g b e r a s a l d a r i k e g i a t a n h a r i a n , b a i k d a r i

k e g i a t a n dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas dan Puskesmas pembantuserta bidan

di desa, dikumpulkan di Puskesmas oleh masing masing  pengelola program di

Puskesmas, misalnya program kesehatan ibu dananak, pemberantasan penyakit, promosi kesehatan dan

lainnya..

2. D a t a t e r s e b u t k e m u d i a n d i a g r e g a s i o l e h p e n g e l o l a S P 2 T P k e d a l a m formulir

laporan bulanan Puskesmas (LB1 dan LB3).

3. L a p o r a n b u l a n a n t e r s e b u t k e m u d i a n d i k i r i m k a n k e d i n a s k e s e h a t a n kabupaten.

4. Kemudian dilakukan rekapitulasi seluruh Puskesmas oleh petugas SP2TP kabupaten untuk

dikoordinasikan dengan pengelola program di dinas kesehatan kabupaten

5. Selanjutnya rekapitulasi laporan Puskesmas diteruskan ke dinas kesehatan propinsi dan pusat

(Departemen Kesehatan).

Page 25: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

B . A l u r d a t a d a r i R u m a h S a k i t

1. Data dari rumah sakit baik pemerintah maupun swasta yang berasal dari k e g i a t a n

h a r i a n , m e l i p u t i p e l a y a n a n r a w a t j a l a n d a n r a w a t i n a p , dikumpulkan oleh

petugas rekam medik rumah sakit.

2. D a t a t e r s e b u t k e m u d i a n d i a g r e g a s i o l e h p e t u g a s r e k a m m e d i k d a l a m formulir

laporan bulanan rumah sakit sebagai berikut:

a. a . L a p o r a n d a t a k e a d a a n m o r b i d i t a s p a s i e n r a w a t i n a p r u m a h

s a k i t (RL2a). 

b. Laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan rumah sakit(RL2b).

c. c . L a p o r a n d a t a k e a d a a n m o r b i d i t a s p a s i e n r a w a t i n a p

s u r v e i l a n s rumah sakit (RL2a1).

d. d . L a p o r a n d a t a k e a d a a n m o r b i d i t a s p a s i e n r a w a t j a l a n

s u r v e i l a n s rumah sakit (RL2b1).

e. Laporan data status imunisasi (RL2c).

3. L a p o r a n t e r s e b u t s e c a r a b e r s a m a a n d i k i r i m k a n k e d i n a s

k e s e h a t a n kabupaten, dinas kesehatan propinsi dan Departemen Kesehatan (DitjenPelayanan

Medik).

C.Alur data Sistem Terpadu Penyakit /STP

1. U n t u k m e l a k u k a n u p a y a p e m b e r a n t a s a n p e n y a k i t

m e n u l a r ,  penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan keracunan,

serta penanggulangan penyakit tidak menular diperlukan suatu sistem surveilans penyakit secara

terpadu yang bersumber dari Puskesmas, rumah sakit danlaboratorium dengan menggunakan

formulir STP Pus STP RS dan STPLab.

2. D a t a S T P t e r s e b u t d i a t a s k e m u d i a n d i a g r e g a s i d a l a m

f o r m u l i r   STP PUS-KAB., STP RS-KAB. dan STP LAB-KAB oleh dinas kesehatan kabupaten.

3. S e l a n j u t n y a r e k a p i t u l a s i l a p o r a n S T P t e r s e b u t d i t e r u s k a n k e d i n a s kesehatan

propinsi dan pusat (Departemen Kesehatan).

Page 26: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

10. Jelaskan system rujukan pada pasien scabies!

R ujukan

Pengertian:

Pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab penanganan pada dokter yang dimintai rujukan. Rujukan dapat diajukan pada pelayanan yang lebih tinggi stratanya atau yang memiliki keahlian dan peralatan yang yang diperlukan (rujukan vertikal) juga dapat diajukan kepada pelayanan yang stratanya sama (rujukan horizontal).

Rujukan pada pelayanan kedokteran di Indonesia, dibagi menjadi :

1. Rujukan Medis

• Rujukan Pasien

Pelimpahan wewenang untuk tindak lanjut yang diperlukan.

• Rujukan Ilmu Pengetahuan

Pengiriman dokter atau tenaga kerja untuk melakukan bimbingan, pendidikan ,atau pelatihan.

• Rujukan Bahan Pemeriksaan Laboratorium

Pengiriman bahan pemeriksaan laboratorium untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan.

2. Rujukan Kesehatan

• Rujukan Tenaga

Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan untuk menanggulangi kasus penyakit atau problem kesehatan.

• Rujukan Sarana

Pengiriman berbagai peralatan atau sarana medis maupun non-medis.

• Rujukan Operasional

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penanggulangan masalah kesehatan.

3. Rujukan pada pelayanan dokter keluarga

• Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab tidak total, melainkan terhadap penyakit yang ditanggulangi saja. Dan yang lain masih menjadi tanggung jawab dokter.

• Dalam melakukan rujukan dokter tidak hanya melihat dari aspek medis saja, namun juga dalam aspek sosial-ekonomi.

• Tujuan rujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga secara keseluruhan.

Page 27: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

11. Bagaimana diagnostic holistic berdasarkan scenario?

DIAGNOSTIK HOLISTIK AWAL

1. Aspek Personal

- Alasan kedatangan: Riwayat gatal-gatal lama serta timbul bisul. Pasien menjadi mengurangi

kegiatan menulis disekolah karena terganggu bisul.

- Harapan : Gatal-gatal bisa hilang dan tidak

timbul kembali dan beraktivitas kembali seperti semula.

- Kekhawatiran : Takut keluhannya

bertambah berat dan tidak sembuh dari penyakitnya

2. Aspek Klinik

- Skabies dengan infeksi sekunder (ICD-10

B.86)

3. Aspek Risiko Internal

- Belum mengetahui penyebab dari penyakit

yang dialami serta penyebaran dan penularan skabies.

- Lifestyle (menjaga kebersihan diri yang kurang, tidur bersama, pemakaian pakaian berulang

sebelum dicuci, seprai jarang dicuci, menggunakan handuk bersamaan,

dan sering kontak langsung dengan teman sebaya)

4. Masalah fungsi psikososial, dan lingkungan

- Keluarga berobat ke layanan kesehatan

jika keluhan sudah benar-benar menggangu.

- Kebersihan rumah kurang

- Pencahayaan dan ventilasi di dalam rumah kurang baik

- Luas rumah tidak sebanding dengan banyaknya anggota keluarga yang ada.

- Tempat tinggal berada pada daerah pemukiman yang padat

5. Skala Fungsional: 2 yaitu pasien mampu

melakuakan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah namun mulai mengurangi

aktivitas.

Page 28: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

DIAGNOSTIK HOLISTIK AKHIR

1. Aspek Personal

- Alasan kedatangan: Riwayat gatal-gatal yang dialami berkurang dan bisul yang dialami

sembuh.

- Harapan : Penyakit ini dapat sembuh

sempurna.

- Kekhawatiran : Kekhawatiran sakit tidak akan sembuh hilang.

2. Aspek Klinik

- Skabies (ICD-10 B.86)

3. Aspek Risiko Internal

- Keluarga dan pasien mengetahui penyebab dari penyakit yang dialami serta

penyebaran dan penularan skabies.

- Lifestyle (menjaga kebersihan diri yang meningkat, teap tidur bersama, mencuci pakaian

berulang setelah dicuci, rutin mencuci seprai, mencuci handuk dan menjemur setelah dipakai

tetapi masih digunakan bersama)

4. Masalah fungsi psikososial, dan lingkungan

- Semua anggota keluarga melakukan pengobatan.

- Kebersihan rumah tetap kurang.

- Pencahayaan dan ventilasi tetap kurang.

5. Skala Fungsional: 1 yaitu pasien mampu melakuakan pekerjaan sehari-hari.

Page 29: Laporan PBL Modul 2 IKAKOM.docx

Referensi