Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

download Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

of 38

Transcript of Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    1/38

    SISTEM GERIATRI

    LAPORAN TUTORIAL

    MODUL TUMBUH KEMBANG

    TUTOR: Tutor : dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi

    KELOMPOK 1

    Adli Wafijabar (2012730002)

    Arum Sangmurdiasih (2012730012)

    Eltanin Vanriri (2012730032)

    Faizah Afnita K. (2012730039)

    Fitra Reza N. (2012730044

    Nurul Rafah (2012730074)

    Putry Nurul F (2012730077)

    Rizki Febrian (2012730088)

    Yuka Puspita A. (2012730110)

    Fani Shamara (2011730030)

    Husni (20)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    2/38

    i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum, Wr. Wb.

    Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat

    menyelesaikan tugas tutorial dengan baik. Shalawat dan salam marilah senantiasa penulis sampaikan kepada

    Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang

    penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

    Dalam tugas kali ini penulis membahas tentang gangguan perkembangan pada anak. Tugas ini

    merupakan salah satu tugas pada Sistem Tumbuh Kembang program studi Pendidikan Dokter Fakultas

    Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas laporan ini dibuat bukan hanya untuk

    memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan bacaan teman-teman semuanya.

    Pembahasan di dalamnya penulis dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet, diskusi, dan

    lainnya. Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun

    dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan,

    In Syaa Allah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan

    dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman semua.

    Waalaikumsalam Wr. Wb.

    Jakarta, 10 November 2014

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    3/38

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... I

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ IIBAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1

    I.1. TUJUANINSTRUKSIONALUMUM(TIU) ................................................................................................. 1

    I.2. TUJUANINSTRUKSIONALKHUSUS(TIK).............................................................................................. 1

    I.3. SKENARIO ........................................................................................................................................................... 1

    I.4. KATA/KALIMATSULIT ................................................................................................................................. 2

    I.5. KATA/KALIMATKUNCI ................................................................................................................................ 2

    I.6. PERTANYAAN ................................................................................................................................................... 2

    BAB II ISI ........................................................................................................................................................ 4

    II.1. PENILAIANAWAL,SEGERASETELAHBAYILAHIR ...................... ...................... ..................... ........ 4

    II.2. TAHAP-TAHAPPERTUMBUHANDANPERKEMBANGAN ..................... ...................... .................. 4

    II.3. FAKTOR-FAKTORYANGDAPATMEMPENGARUHITUMBUHKEMBANGANAK ................ 5

    II.4. PENILAIANPERTUMBUHAN DANPERKEMBANGANPADAANAK....................................... 15

    II.5. MENENTUKANSTATUS GIZIPERTUMBUHANPADAANAKDENGANZ-SCOREDAN

    CDC-NCHS .................................................................................................................................................................... 17

    II.6. MENENTUKANSTATUSPERKEMBANGANANAKDANKAPANANAKDIKATAKAN

    MENGALAMIKETERLAMBATANTUMBUHKEMBANGDENGANDENVER ...................................... 18

    II.7. JADWALJENIS IMUNISASIYANGDIBUTUHKANSEBAGAIKEBUTUHANDASARANAK

    24

    II.8. PENYAKITYANGTERKAITPERTUMBUHAN&PERKEMBANGANPADAANAK............... 28

    II.9. MASALAHPERKEMBANGANANAK .................................................................................................... 28

    II.10. SKRININGDANPEMANTAUANPERKEMBANGANANAK............................................ 29

    II.11. CARAMENCUKUPIKEBUTUHANANAKPADAKASUS ............................................................. 32

    SIMPULAN ........................................................................................................................................................ 34

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 35

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    4/38

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    I. 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

    Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat

    memahami pertumbuhan, perkembangan, mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhinya mahasiswa dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan nomal

    dan penyimpangannya, (keterlambatan/gangguan) serta dapat menilai status gizi

    imunisasi , serta kebutuhan dasar anak.

    I. 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

    Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Mampu melakukan penilaian awal, segera setelah bayi lahir.

    2. Memahami konsep pertumbuhan , perkembangan dan tahap-tahap

    pertumbuhan dan perkembangan.

    3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

    4. Mampu mengaplikasikan parameter BB, PB/TB, LK ke dalam kurve

    pertumbuhan WHO (Z SCORE atau CDC-NCHS )

    5. Mampu menggunakan instrument penilaian perkembangan Denver atau KPSP

    6. Mampu menganalisa pertumbuhan dan perkembangan

    7. Mampu menentukan status gizi dan status perkembangan anak

    8. Mengetahui jadwal dan jenis imunisasi sebagai kebutuhan dasar anak

    9. Menjelaskan adanya gangguan pertumbuhan dan

    10. Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan perkembangan.

    11. Mengetahui penatalaksanaan awal gangguan pertumbuhan dan perkembangan

    I. 3. SKENARIO

    Seorang anak laki-laki umur 24 bulan Berat badan 8,5 kg , Panjang badan

    72 cm Lingkaran kepala 52 cm dibawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3

    hari , Pasien juga demam sejak 4 hari lalu,demam tidak tinggi . Riwayat kelahiran :

    Ditolong oleh Bidan dengan BB 2900 gram, Panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33

    cm. Pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan, karena ibu pasien bekerja,

    selanjutnya hanya diberi susu formula. Ayah pasien juga tidak pernah pulang, jadi

    pasien hanya diasuh oleh neneknya saja yang sering batuk-batuk dan sudah berusia

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    5/38

    2

    72 tahun . Pasien jarang dibawa ke posyandu , Imunisasi yang dilakukan Hepatitis

    B saat usia 1 bulan..Penimbangan yang dilakukan umur 12 bulan saat berobat berat

    badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, lingkar kepala 47,5 cm,kemudian saat berusia 17

    bulan pasien dirawat lagi karena panas 2 minggu dan berat badannya 7,2 kg

    ,tinggi badan 67 cm dan lingkar kepala 50 cm, terakhir 1 bulan lalu saat berobat

    karena demam, berat badan pasien 7.8 kg, tinggi badan 72 cm lingkar kepala 51 cm

    . Saat ini bicara hanya mengoceh, tangan pasien belum bisa memegang sendok ,

    memegang pinsil , pasien suka terlihat acuh. . Pasien juga jarang bertepuk tangan

    atau bergembira bila mendengar lagu. Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri

    , berdiri berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil

    mainan yang besar besar (boneka) sedangkan mainan seperti pinsil warna sulit

    dipegang. Sering menangis tidak jelas dan cenderung pendiam . Pemeriksaan fisik

    tanda vital kesadaran cm , LN 120x/mnt isi kuat, LP 28 x/ mnt teratur, S 37.C.

    Mata konjungtiva pucat, THT tonsil dan faring hiperemis, KGB leher teraba 1-2

    buah sebesar 1 cm mobile kenyal nyeri (-) di leher kanan dan kiri , Jantung dan Paru

    hanya terdengar lender, perut tidak ada kelainan , kaki dan tangan tidak ada

    kelainan, genitalia normal, anus normal . Refleks Fisiologis normal, Refleks

    Patologis tidak ada, penilaian Suspensi horizontal dan vertical normal.

    I. 4. KATA/KALIMAT SULIT

    (a) Suspensi horizontal dan vertikal

    (b) Refleks patologis: refleks yang tidak umum dijumpai pada individu normal.

    Refleksadalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar

    (c) lender= lendir

    I. 5. KATA/KALIMAT KUNCI

    1. Anak laki-laki 24 bulan, Berat badan 8,5 kg , Panjang badan 72 cm

    Lingkaran kepala 52 cm

    2. Riwayat imunisasi

    3. Suda

    I. 6. PERTANYAAN

    1. Bagaimana dan apa saja yang dilakukan pada penilaian awal, segerasetelah bayi lahir? Jelaskan!

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    6/38

    3

    2. Apa saja tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan? Jelaskan!

    3. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak?

    4. Bagaimana menganalisa pertumbuhan dan perkembangan pada anak?

    5. Bagaimana menentukan status gizi pertumbuhan pada anak? (z-score dan

    CDC-NCHS )

    6. Bagaimana menentukan status perkembangan anak dan kapan anak

    dikatakan mengalami keterlambatan tumbuh kembang? (DENVER)

    7. Kapan jadwal dan apa saja imunisasi yang dibutuhkan sebagai kebutuhan

    dasar anak?

    8. Jelaskan penyakit apa saja terkait pertumbuhan & perkembangan pada

    anak!

    9. Bagaimana alur diagnosis untuk kasus tersebut?

    10. Bagaimana skrining dan pemantauan perkembangan anak?

    11. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan anak pada kasus?

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    7/38

    4

    BAB II ISI

    II. 1. PENILAIAN AWAL, SEGERA SETELAH BAYI LAHIR

    KAK HUSNI!!!

    II. 2. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

    Proses Tumbuh Kembang

    Pada dasarnya tumbuh kembang merupakan dasar kehidupan yang

    berlangsung melalui tahapan-tahapan tumbuh kembang yang mempunyai ciri-ciri

    khas dengan kebutuhan dan permasalahannya. Tumbuh kembang merupakanproses keseimbangan sejak konsepsi sampai dewasa melalui mata rantai tumbuh

    kembang yang terbagi dalam beberapa tahap yang meliputi:

    1) Periode pranatal : masa janin dalam kandungan

    2) Periode neonatal : lahir sampai dengan 28 hari

    3) Periode bayi : 1 bulan sampai 12 bulan

    4) Periode prasekolah : 1 tahun sampai 5 tahun

    5) Periode sekolah : 6 tahun sampai 12 tahun

    6) Periode remaja untuk wanita 10 - 18 tahun dan pria 12 20 tahun

    (pubertas wanita 1012 tahun dan pubertas pria 1214 tahun)

    Tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum yaitu :

    1. Tumbuh kembang bergantung pada kematangan susunan saraf, suatu proses

    yang terus menerus dari konsepsi sampai dengan dewasa

    2. Pola tumbuh kembang pada umumnya sama pada semua anak, tetapi

    kecepatannya dapat berbeda.

    3. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan,

    yaitu : mulai melihat, tersenyum, memalingkan kepala, tengkurap,

    merangkak, mengangkat badan, duduk sendiri, berdiri berpegangan,

    berjalan dan seterusnya

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    8/38

    5

    II. 3. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TUMBUH

    KEMBANG ANAK

    Faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak

    Secara umum terdapat dua factor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh

    kembang anak, yaitu:

    1. Factor genetic

    Potensi genetic yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif, akan

    membuahkan hasil yang optimal.

    a. Factor bawaan yang normal dan patologik

    Keluarga

    Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi da nada keluarga yang

    gemuk-gemuk.Kelainan genetic

    Sebagai salah satu contoh: Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme,

    sedangkan sindrom Marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang

    berlebihan.

    Kelainan kromosom

    Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbhan seperti

    pada sindroma Downs dan sindroma Turners.

    b.Jenis kelamin

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    9/38

    6

    Wanita lebih cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas

    wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah

    melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.

    c. suku bangsa atau bangsa

    bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa tidak mungkin ia memiliki

    factor herediter ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi badan tiap bangsa

    berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukuran tungkai yang

    lebih panjang dari pada ras orang Mongol.

    2. Factor lingkungan (eksternal)

    Lingkungan merupakan factor yang sangat menetukan tercapai tidaknya potensi

    genetic. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetic

    sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan

    lingkungan biofisikopsikososial yang mempengaruhii individu setiap hari, mmulai

    dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

    Factor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

    a. Factor lingkungan pranatal

    a) Gizi

    Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

    mempengaruhi pertumbuhan janin.

    b) Mekanis

    Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club

    foot.

    c) Toksin/zat kimia

    Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan kongenital

    seperti palatoskisis.

    d)

    Endokrin

    DM dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.

    e) Radiasi

    Paparan radium dan sinar rontgeni dapat mengakibatkan kelainan pada janin

    seperti mokrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

    gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

    f) Infeksi

    Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

    Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS (Penyakit Menular

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    10/38

    7

    Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin

    seperti katarak, bisu, tuli, mkrosefali, retardasi mental dan kelainan janung

    kongenital.

    g) Kelainan imunologik

    Eritroblastosis fetalistimbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin

    dan ibu sehinga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin;

    kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan

    menyebabkan hemolysis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia

    dan kemicterusyang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

    h) Anoksia embrio

    Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan

    pertumbuhan terganggu.

    i) Psikologis ibu

    Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuaan salah/kekerasan mental pada ibu

    hamil dan lain-lain.

    b.Factor lingkungan perinatal

    Komplikasiyang terjadi pada saat persalinan pada bayi seperti:

    a) Trauma lahir/kepala

    b)

    Asfiksia

    c) Hipoglikemik

    d) Infeksi

    e) Berat badan lahir rendah (BBLR)

    f) Hiperbilirubinemia

    c. Factor lingkungan pascanatal

    Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang memengaruhi

    tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:

    1)Factor biologis

    a) Ras/suku bangsa

    Pertumbuhan somatic dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit

    putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatic lebih tinggi daripada

    bangsa Asia.

    b)

    Jenis kelamin

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    11/38

    8

    Dikatakn anak laki-laki lesbih sering sakit dibandingkan anak perempuan,

    tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian; mungkin sebabnya

    adalah perbedaan kromosom anatara anak laki-laki (XY) dan pempuan

    (XX). Pertumbuhan fisik dan motoric berbeda anatar anak laki-laki dan

    perempuan. Anak laki-laki lebih aktif dibandingkan anak perempuan.

    c) Umur

    Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada umur satu tahun

    pertama, karena pada masa itu anak sangat rentan terhadap penyakit dan

    sering terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar

    pembentukan kepribadian anak. Karena itu, pada masa ini, diperlukan

    perhatian khusus.

    d) Gizi

    Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.

    Kebutuhan anak berbeda dari orang dewasa, karena makanan bagi anak,

    selain untuk aktivitas sehari-hari, juga untuk pertumbuhan. Ketahanan

    makanan (food security)I keluarga memengaruhi status gizi anak.

    Ketahanan makanan keluarga mencakup ketersediaan makanan dan

    pembagian makan yang adil dalam keluarga, walaupun bisa terjadi

    kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis keluarga.

    Misalnya, pada masyarakat tertentu, makan lebih didahulukan ayah

    daripada untuk anak. Satu aspek pendting yang perlu ditambahkan adalah

    keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makan dari

    berbagai racun fisika, kimia, dan biologisnya, yang kian mengancam

    kesehatan manusia. Pada saat ini, banyak sekali beredar makanan yang

    mengandung zat tambahan(food additive) yag berbahaya.

    e)

    Perawatan kesehatan

    Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilaksanakan kalau anak sakit,

    melainkan juga mencakup pemeriksaan kesehatan, imunisasi, skrining dan

    deteksi dini gangguan tumbuh kembang, stimulasi dini, termasuk

    pemantauan pertumbuhan dengan menimbang anak secara rutin setiap

    bulan.

    f) Kerentanan terhadap penyakit

    Balita sangat rentan terhadap penyakit, sehingga angka kematian balita juga

    tinggi terutama kematian bayi,. Kerentanan terhadap penyakit dapat

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    12/38

    9

    dikurangi dengan memberikan gizi yang baik termasuk ASI, meningkatkan

    sanitasi, dan memberikan imunisasi.

    g) Kondisi kesehatan kronis

    Kondisi kesehatan kronis adalah keadaan yang perlu perawatan terus

    menerus; tidak hanya penyakit, melainkan juga kelainan perkembangan

    seperti autism, serebral palsi, dan sebagainya. Anak dengan kondisi

    kesehatan kronis ini sering mengalami ganguan tumbuh kemang dan

    gangguan pendidikannya. Disamping itu, anak juga mengalim stress yang

    berkepanjangan akibat penyakitnya. Stress ini juga dialami oleh orangtua si

    anak yang menderita kondisi kesehatan kronis.

    h) Fungsi metabolisme

    Pada anak, terdapat perbedaan proses etabolisme yang mendasar dianatar

    berbagai jenjang umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus

    didasarkan atas perhitungan yang tepat atau memdai sesuai dengan tahapan

    umur. Penyakit metabolic yang banyak ditemukan pada anak adalah

    diabetes mellitus dan hipotiroid. Selain itu, masih banyak penyakit

    metabolic yang belum terdiagnosis dengan baik, karena penyakit tersebut

    langka diagnosis serta tatalaksananya juga memerlukan biaya yang besar.

    i)

    Hormone

    Hormone yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anatara lain adalah:

    Somatroipin atau growth hormone (GH)

    Somatotropin merupakan pengaturan utama pertumbuhan somatic,

    terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat

    dipengaruhi oleh hormone ini. GH merangsang terbentuknya

    somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH

    mempunyai circadian variation; aktivitasnya meningkat pada malam

    hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik dan pada

    saat terjadi perubahan kadar gula darah.

    Hormone tiroid

    Hormone tiroid mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena

    mepunyai fungsi pada metabolism protein, karbohidrat, dan lemak.

    Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormone ini. Demikian pula,

    pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya

    hormone tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormone tiroid

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    13/38

    10

    mengakibatkan retardasi fisik dan mental, kalu berlangsung terlalu lama

    dapat menjadi permanen. Sementara itu, hipertiroidisme juga dapat

    mengakibatakn ganguan tumbuh kembang anak, seperyi gangguan pada

    kardiovaskler, metabolism, otak, mata. Hormone ini mempunyai

    interaksi dengan hormone-hormon lain seperti somatotropin.

    Glukokortikoid

    Hormone ini mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin,

    tiroksin dan androgen, karena kortison mempunyai efek antianabolik.

    Kalau kortison berlebihan, pertumbuhan akan terhambat/terhenti dan

    terjadi osteoporosis.

    Hormone-hormon skes

    Hormone seks terutama mepunyai peranan pada fertilitas dan reproduksi

    sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen

    disekresi oleh kelenjar adrenal (dehidroandorosteron) dan testis

    (testosterone), sedangkan estrogen teritama diproduksi oleh ovarium.

    Insulin like growth factors (IGFs)

    IGFs merupakan somatromedin yang bekerja sebagai mediator GH dan

    bekerja mirip dengan insulin. Fungsinya, selain sebagai growth

    promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, juga sebagai

    mediator GH. Hormone ini mempunyai aktivitas mirip insulin dan

    menimbulkan efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblast, dan

    jaringan llainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi

    IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hati.

    2)Factor lingkungan fisik

    a) Cuaca,musim, keadaan geografis suatu daerah

    Musim kemarau yang panjang, banjir, gempa bumi, atau bencana alam

    lainnya dapat berdampak pada tumbuh kembag aak, sebagi akibat dari

    kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit, sehingga

    banyak anak yang terganggu tumbuh kembangnya. Gondok endemik

    banyak ditemukan di daerah pegunungan, karena sumber airnya kurang

    mengandung yodium.

    b) Sanitasi

    Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan terhadap

    kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    14/38

    11

    perorangan maupun lingkungan, memegang peranan yang penting dalam

    menimbulkan penyait.kebersihan yangkurang dapat menyebabkan anak

    sering sakit, misalnya diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis, malaria,

    demam berdarah, dan sebagainya. Demikian pula, polusi udara yang berasal

    dari pabrik, asap kendaraan, atau asap rokok dapat berpengaruh terhadap

    tingginya angka kejadian ISPA (Infeski Saluran Pernapasan Akut). Tumbuh

    kembang anak yang sering menderita sakit pasti terganggu.

    c) Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan

    hunian

    Keadaan perumahan yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak

    membahayakn penghuninya, serta tidak penuh sesakm akan menjamin

    kesehatan penghuninya.

    d) Radiasi

    Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.

    3)Factor psikososial

    a) Stimulasi

    Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk tumbuh

    kemang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah da teratur akan

    lebih cepat berkemang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak

    mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi

    genetic yang dipunyai anak. Lingkungan yang kondusif akan mendorong

    perkemangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang

    kurang mendukung akan mengakibatkan perkembangan anak dibawah

    potensi gentiknya.

    b) Motivasi belajar

    Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan

    lingungan yang kondusif untuk belajar, misalnya perpustakaan, buku-buku

    yang menarik minat baca anak dan bermutu, suasana tempat belajar yang

    tenang, sekolah yang tidak terlalu jauh, serta saran lainnya.

    c) Ganjaran atau hukuman yang wajar (reinforcement/reward and

    punishment)

    Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjarannya, misalnya

    pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut

    akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    15/38

    12

    laku baik tersebut. Sementara itu, menghukum dengan cara yang wajar,

    kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Hukuman harus diberikan

    secara objektif dengan disertai penjelasan pengertian dan maksud hukuman

    tersebut; bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan

    kepada anak, atau penganiayaan pada anak (abuse). Anak diharapkan tahu

    mana yang baik dan yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa percaya

    diri pada anak, yang penting untuk perkembangan kepribadiaanya kelak.

    d) Kelompok sebaya

    Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan lingkunganya.

    Perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa

    anak tersebut bergaul.

    e) Stress

    Stress pada anak juga dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya;

    misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, gagap, nafsu makan menurun,

    dan bahkan bunuh diri

    f) Sekolah

    Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, setiap anak mendapat kesempatan

    duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Pendidian yang baik dapat

    meningkatkan tarf hidup anak kelak. Saat ini, yang masih menjadi masalah

    social adalah masih banyaknya anak yang terpaksa tidak sekolah karena

    harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Selain itu perhatian

    pemerintah terhadap sarana, prasaran, dan mutu pendidikan dirasakan

    masih kurang.

    g) Cinta dan kasih sayang

    Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak

    memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya, agar

    kelak ia menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih

    sayangnya pula. Sebaliknya, kasih sayang yang diberikan secara berlebihan,

    yang menjurus kea rah memanjakan akab menghambat bahkan mematikan

    perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak akan menjadi manja,

    kurang mandiri, pemboros, kurang bertanggung jawab, dan kurang bisa

    menerima kenyataan.

    h)

    Kualitas interaksi anak-orangtua

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    16/38

    13

    Interaksi timbal balik anatar anak dan orangtua akan menimbulkan

    keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya,

    sehingga komunikasi bisa timbal balik dan segala permasalahan dapat

    dipecahkan bersama. Kedekatandan kepercayaan anatar orangtua dan anak

    sangat penting. Interaksi tidak ditentuakn oleh lama waktu bersama anak,

    tetapi lebih ditentukan oleh kualitas interaksi tersbeut. Kualitas interaksi

    adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal

    untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling

    menyayangi. Hubungan yang menyenangkan dengan orang lain, terutama

    dengan anggota keluarga, akan mendorong anak untuk mengembagkan

    kepribadian dan interaksi dengan oran lain.

    4)Factor keluarga dan adat istiadat

    a) Pekerjaan/pendapatan keluarga

    Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang

    anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar

    anak.

    b) Pendidiakn ayah/ibu

    Pendidikan orangtua merupakan salah satu factor yang penting untuk

    tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang

    tua dapat menerima segala informasi dari luar teruama tentang cara

    pengasuhan anak yang baik bagaimana menjaga kesehatan anak,

    mendidiknya, dan sebagainya.

    c) Jumlah saudara

    Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu, dapat

    menyebabkan kekurangannya perhatian dan kasih sayang yang

    diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga

    yang social ekonomi kurang, jumlah anak yang banyak dapat

    menyebabkan kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, selain

    kebutuhan dasar anak juga tidak terpenuhi. Keluarga berencana tetap

    diperlukan bagi semua golongan, baik kaya maupun miskin.

    d) Jenis kelamin dalam keluarga

    Pada masyarakat tradisional, perempuan mempunyai status yang lebih

    rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian dan malnutrisi

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    17/38

    14

    lebihtinggi pada perempuan. Tingkat pendidikan pada umumnya juga

    lebih rendah.

    e) Stabilisasi rumah tangga

    Stabilisasi dan keharmonisan rumahtangga memengaruhi tumbuh

    kembanga anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga

    yang harmonis dibangdingakn dengan keluarga yang kurang harmonis.

    f) Kepribadian ayah/ibu

    Kepribadian ayah & ibu yang terbuka mempunyai pengaruh yang

    berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan mereka

    yang mempunyai kepribadian tertutup. Ketiadaan hubungan emosional,

    akibat penolakan dari anggota keluarga atau perpisahan dengan orang

    tua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya,

    pemuasan emosional akan meningkatkan prkembangan kepribadian.

    Apabila orangtua dapat memahami emosi anak serta dapat

    mengajarkan pada anak tentang cara mengenal dan mengendalikan

    emosinya, kelak anaknya akan mempunyai EQ ( emotional quotient)

    yang tinggi. EQ sangat penting dalam pergaulan dan untuk membina

    karier mereka kelak. Demikian pula, moral etika (SQ : spirituall

    quotient) sangat penting; jika orang tua mengajarkan nilai-nilai moral

    sejak dini dan memberi contoh nyata perbuatan mulia, akan timbul

    dampak positif pada perilaku dan moral anak.

    g) Pola pengasuhan

    Pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga beracam-macam,

    seperti pola pengasuhan permisif, otoriter atau demokrasi; pola ini akan

    memengaruhi perkemangan anak. Anak yang dibesarkan dengan pola

    pengasuhan permisif, kalau sudah besar, anak nati cenderung kurang

    bertanggung jawab, mempunyai kendali emosi yang buruk, dan sering

    berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Sementara itu, anak yang

    dibesarkan dengan pola pengasuhan yang demokratis mempunyai

    pribadi & social yang lebih baik, anak lebih mandiri serta

    bertanggungjwab.

    h) Adat istiadat, norma, tabu

    Adat istiadat yang berlaku di setiap daerah akan berpengaruh pada

    tumbuh kembang anak. Missal di Bali, upacara agama sering diadakan

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    18/38

    15

    dan keluarga harus menyediakan berbagai sajian makanan dan buah-

    buahan, maka sangat jarag terdapat anak yang gizi buruk, karena

    makanan maupun buah-buahan tersebt akan dimakan bersama setelah

    selesai upacara. Demikian pula, norma-norma maupun tabu-tabu yang

    berlaku di masyarakat, misalnya tidak boleh makan daging nanti bisa

    kecacingan atau dapat pengaruh terhadaptumbuh kembang anak.

    i) Agama

    Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak karena agama

    menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Sejak dini

    anak perlu dilatih agar kelak menjadi anak yang bermoral tinggi. Untuk

    menjadi manusia yang berkualitas, tidak hanya diperlukan IQ, dan EQ

    yang tinggi, melainkan moral etika (SQ) juga harus tinggi.

    j) Urbanisasi

    Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala

    permasalahnnya.

    k) Kehidupan politik

    Anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak ditentukan oleh

    kebijakan pemerintah. Anak, sebagai generasi penerus bangsa,

    selayaknya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

    II. 4. PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

    Penilaian tumbuh kembang anak secara medis atau secara statistic

    diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang normal

    aau tidak.

    Cara penilaian pertumbuhan:

    Berhubung pertumbuhan identik dengan aspek fisik, maka pemeriksaan

    yang dilakukan adalah antropometri. Antropomtri pada anGka menilai BB, TB, dan

    LK. Setelah didaptkan hasil dari pengukuran tesrebut, maka dihitung dengan

    menggunakan WHO-NCHS. WHO-NCHS ini dibagi menjadi 2, yaitu persentil dan

    skor simpang baku.

    Cara penilaian perkembangan:

    1. DDST (Denver Developmental Screening Test) disebut juga sebagai Denver II

    dengan menggunakan pass fail ratings pada 4 ranah perkembangan, yaitu:

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    19/38

    16

    a. Personal-social yaitu penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian

    terhadap kebutuhan erorangan

    b. Fine motor adaptive, yaitu koordinasi mata-tanga, memainkan dan

    menggunakan benda-benda kecil

    c. Language, yaitu mendengar, mengerti, dan menggunakkan bahasa

    d. Gross motor, yaitu duduk, jalan, emlompat, dan gerakan umum otot besar

    2. KPSP (Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan) merupakan alat penilaian

    perkembangan yang lebih mudah dan bisa dilakukan oleh orang tua atau

    pengasuh anak. KPS merupakan suatu daftar pertayaan singkat yang ditunjukkan

    pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat ntuk melakukan skrining

    endahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar

    pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yag harus dijawab oleh orang tua atau

    pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak. Pertanyaan dalam

    KPSP dikelompokkan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai

    kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, dst. sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia

    ditetapkan menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi

    1 bulan

    3. KMS (Kartu Menuju Sehat) dimana petugas tidak hanya menimbng dan

    mengukur saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada

    ibunya. KMS yang ada di Indonesia pada sast ini berdasarkan standa Harvard,

    dimana 50 persentil baku Harvard dianggap 100%. Seminar antropomtri di Ciloto

    1991 merekomendasikan untuk menggunakan baku NHCS untukmenggantikan

    baku Harvard yang secara internasionl mulai berkurang pengguanaannya.

    4. Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah (KPAP)

    KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk

    mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak pra sekolah (usia 3-6

    tahun). Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada

    orang tua. Setiap perilaku perlu ditanyakan apakah sering terdapat, kadang-

    kadang terdapat atau tidak terdapat. Apabila jawaban yang diperoleh adalah

    sering terdapat, maka jawaban tersebut dinilai 2, kadang-kadang terdapat dinilai 1

    dan tidak tedapat diberi nilai 0. Apabila jumlah nilai keseluruhan kurang dari 11,

    maka anak perlu di rujuk, sedangkan jika jumlah nilai 11 atau lebih maka tidak

    perlu dirujuk.

    5. Tes daya lihat dan tes kesehatan mata anak pra sekolah

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    20/38

    17

    Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada

    anak berusia 3-6 tahun. Tes ini jugag digunakan untuk mendeteksi adanya

    kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada

    penyimpangan dapat segera ditangani. Untuk melakukan tes daya lihat derlukan

    ruangan dan penyinaran yang baik dan alat kartu E yang digantungkan setinggi

    anak duduk. Kartu E berisi 4 baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar

    kemudian berangsur-angsur mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris

    ketiga, anak tidak data melihat maka perlu dirujuk. Selain tes daya lihat, anak

    juga diperiksakan kesehatan matanya perlu ditanyakan:

    a. Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing

    b. Perilaku seperti sering menggosok mata, mmbaca terlalu dekat, sering

    mengkedip-kedipkan mata

    c. Mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air mata apabila

    ditemukan suatu kelainan, maka anak tersebut perlu dirujuk.

    6. Tes daya dengar anak (TTD)

    Tes daya dengar berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan

    usia anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, >16 bulan, >9 bulan, >11 bulan, >12 bulan,

    >24 bulan dan > 36 bulan. Setiap pertnayaan perlu dijawab ya atau tidak. Apabila

    jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal sehingga perlu

    pemeriksaan lebih lanjut

    II. 5. MENENTUKAN STATUS GIZI PERTUMBUHAN PADA ANAK

    DENGAN Z-SCORE DAN CDC-NCHS

    Kurva Pertumbuhan dan Status Gizi

    Dalam skenario

    Berdasarkan Kurva Pertumbuhan CDCUsia 24 bulan

    BB: 8,5kg

    PB: 72cm

    Lingkar Kepala: 52cmStatus gizi anak ini :

    Keterangan

    PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN CARA Z SKOR

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    21/38

    18

    Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku

    Antropometeri WHO-NCHS

    Z SCORE

    Bb/u = 8,5-12,2 = -3,7 = -2,64

    12,2-10,8 1,4

    TB/U = 72-87,1 = -15,1 = -5,033

    87,1-84,1 3

    BB/TB = 72-9.0 = 63 =78,75

    9,8-9,0 0,8

    Bb/u = bb actual x 100% = 8,5 x 100% =68% (gizi kurang)

    bb ideal 12,5

    TB/U = tb actual x100% = 72 x100 % =81% (gizi kurang)

    tb ideal 88

    BB/TB = BB actual x 100% = 8,5 x 100% = 92% (gizi baik)

    bb ideal(tb) 9,2

    II. 6. MENENTUKAN STATUS PERKEMBANGAN ANAK DAN KAPAN

    ANAK DIKATAKAN MENGALAMI KETERLAMBATAN TUMBUH

    KEMBANG DENGAN DENVER

    DDST (Denver Developmental Screening Test), yaitu :

    Sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan,

    perkembangan anak usia 0-6 tahun.

    DDST disebut juga skala denver.

    Manfaat :

    Bayi baru lahirdeteksi berbagai maslah neurologis.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    22/38

    19

    Bayi memberikan jaminan pada orang tua atau bermanfaat dalam

    mengidentivikasi berbagai problem dini yang mengancam.

    Anakbantu ringankan masalah akademik dan sosial.

    Tujuan digunakan denver II, yaitu :

    Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya.

    Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.

    Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala, kemungkinan

    adanya kelainan perkembangan.

    Mmastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.

    Membaantu anak beresiko mengalami kelainan perkembangan.

    Perhatikan !

    Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau

    intelektual (perkembangan) pada masa yang akan datang.

    Denver II tidak digunankan untuk menetapkan diagnosis seperti kesukaran belajar,

    gangguan bahas, gangguan emosional dan sebagainya.

    Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan

    anak lain yang sesuai, bukan sebagai engganti evaluasi diagnostik atau pemeriksaan

    fisik.

    Ada 4 sektor dalam denver II, yaitu :

    Denver II terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak,

    mulai 0 -6 tahun., yang tersususn menjadi 4 sektor, yaitu :

    1. Sektor personal sosial, yaitu penyesuaian diri dimasyarakat dan kebutuhan pribadi.

    2. Sektor motorik halus dan adaptif, koordinasi mata tangan, kemampuan memainkan

    dan menggunakan benda benda kecil, serta pemecahan masalah.

    3. Sektor bahasa, yaitu mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    23/38

    20

    4. Sektor motorik kasar, yaitu duduk berjalan dan melakukan gerakan umum otot besar

    lainnya.

    Penilaian dari setiap sektor, antara lain :

    A. Personal Sosial

    1. Menatap muka.

    2. Membalas senyum pemeriksa.

    3. Tersenyum spontan.

    4. Mengamati tangannya.

    5. Berusaha menggapai mainan.

    6. Makan sendiri.

    7. Tepuk tangan.

    8. Menyatakan keinginan.

    9. Daag-daag dengan tangan.

    10. Main bola dengan pemeriksa.

    11. Menirukan kegiatan.

    12. Minum dengan cangkir.

    13. Membantu di rumah.

    14. Menggunakan sendok dan garpu.

    15. Membuka pakaian.

    16. Menyuapi boneka.

    17. Memakai baju.

    18. Gosok gigi dengan bantuan.

    19. Cuci dan mengeringkan tangan

    20. Menyebut nama teman

    21. Bermain ular tangga / kartu.

    22. Berpakaian tanpa bantuan

    23. Memakai T-shirt.

    24. Gosok gigi tanpa bantuan

    25. Mengambil makan.

    B. Motorik Halus dan Adaptif

    1. Mengikuti ke garis tengah.

    2. Mengikuti lewat garis tengah.

    3. Memegang icik-icik.

    4. Mengikuti 1800.

    5. Mengamati manik-manik.

    6. Tangan bersentuhan.

    7. Meraih.

    8. Mencari benang.

    9. Menggaruk manik-manik.

    10. Memindahkan kubus.

    11. Mengambil dua buah kubus.

    12. Memegang dengan ibu jari dan jari.

    13. Membenturkan 2 kubus.

    14. Menaruh kubus di cangkir.

    15. Mencoret-coret.

    16. Ambil manik-manik ditunjukkan.

    17. Menara dari 2 kubus.

    18. Menara dari 4 kubus.

    19. Menara dari 6 kubus.

    20. Meniru garis vertical.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    24/38

    21

    21. Menara dari kubus.

    22. Menggoyangkan dari ibu jari.

    23. Mencontoh O.

    24. Menggambar dengan 3 bagian.

    25. Mencontoh (titik).

    26. Memilih garis yang lebih panjang.

    27. Mencontoh yang ditunjukkan.

    28. Menggambar orang 6 bagian.

    29. Mencontoh .

    C. Bahasa

    1. Bereaksi.

    2. Bersuara.

    3. Oooo ? Aaaah.

    4. Tertawa.

    5. Berteriak.

    6. Menoleh ke bunyi icik-icik.

    7. Menoleh ke arah suara.

    8. Satu silabel.

    9. Meniru bunyi kata-kata.

    10. Papa / mama tidak spesifik.

    11. Kombinasi silabel.

    12. Mengoceh.

    13. Papa / mama spesifik.

    14. 1 kata.

    15. 2 kata.

    16. 3 kata.

    17. 6 kata.

    18. Menunjuk 2 gambar.

    19. Kombinasi kata.

    20. Menyebut 1 gambar.

    21. Menyebut bagian badan.

    22. Menunjuk 4 gambar.

    23. Bicara dengan dimengerti.

    24. Menyebut 4 gambar.

    25. Mengetahui 2 kegiatan.

    26. Mengerti 2 kata sifat.

    27. Menyebut satu warna.

    28. Kegunaan 2 benda.

    29. Mengetahui.

    30. Bicara semua dimengerti.

    31. Mengerti 4 kata depan.

    32. Menyebut 4 warna.

    33. Mengartikan 6 kata.

    34. Mengetahui 3 kata sifat.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    25/38

    22

    35. Menghitung 6 kubus.

    36. Berlawanan 2.

    37. Mengartikan 7 kata.

    D. Gerak Motorik Kasar

    1. Gerakan seimbang.

    2. Mengangkat kepala.

    3. Kepala terangkat ke atas.

    4. Duduk kepala tegak.

    5. Menumpu badan pada kaki.

    6. Dada terangkat menumpu satu lengan.

    7. Membalik.

    8. Bangkit kepala tegak.

    9. Duduk tanpa pegangan.

    10. Berdiri tanpa pegangan.

    11. Bangkit waktu berdiri.

    12. Bangkit terus duduk.

    13. Berdiri 2 detik.

    14. Berdiri sendiri.

    15. Membungkuk kemudian berdiri.

    16. Berjalan dengan baik.

    17. Berjalan dengan mundur.

    18. Lari.

    19. Berjalan naik tangga.

    20. Menendang bola ke depan.

    21. Melompat.

    22. Melempar bola, lengan ke atas.

    23. Loncat.

    24. Berdiri satu kaki 1 detik.

    25. Berdiri satu kaki 2 detik.

    26. Melompat dengan satu kaki.

    27. Berdiri satu kaki 3 detik.

    28. Berdiri satu kaki 4 detik.

    29. Berjalan tumit ke jari kaki.

    30. Berdiri satu kaki 6 detik.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    26/38

    23

    Cara menghitung usia anak, yaitu :

    1. Tulis tanggal, bulan dan tahun dilaksanakanya tes.

    2. Hitung dengan mengurangi tanggal lahir anak.

    Pemberian skor kiri otak, yaitu :

    L = lulus / P = pass, anak dapat melakukan dengan baik atau pengasuh melaporkan

    secara terpercaya.

    G = gagal / F = fail, anaktidak dapat melakukan item dengan baik atau pengasuh

    melaporkan dengan terpercaya.

    M = menolak / R = refusal, anak menolak melakukan tes untuk item tersebut.

    Tak = tak ada kesempatan / No = no opportunity, anak tidak punya kesempatan

    untuk melakuan tes untuk itemtersebut karena ada hambata (khusus untung item yang

    bertanda L).

    Pemberian skor kanan otak, yaitu :

    Normal : garis berada pada warna hijau, anak dapat melakukannya tanpa hambatan.

    C : anak tidak bisa melakukan tugas padahal di usianya seharunya sudah bisa

    melakukannya antara 75 - 90 %.

    A = advance :bisa melakukan tugas seblm waktunya.

    D = delay :terlewat dari 90 % tapi anak blm bisa mengerjakan tugasnya.

    Interpretasi hasil :

    Penilaian peritem:

    Lebih, penilaian lebih tidak perlu diperlihatkan dalam penilaian tes secara

    keseluruhan (karena biasanya hanya bisa dilakukan pada anak yang lebih tua).

    Nilai lebih dapat diberikan bila anak lulus/ lewat L dari item tes di sebelah

    kanan garis usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapaat melakukan

    tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    27/38

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    28/38

    25

    menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiah dimana memori imunologis

    seumur hidup dan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit.

    a) Jenis vaksinasi :

    1.Live attenuated: bakteri atau virus yang dilemahkan:

    Virus hidup: vaksin campak,gondongan,rubella,polio dan rota virus

    Bakteri:BCG,demam tifoid

    2.Inactivated : bakteri,virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif:

    bakteri: pertusis

    virus : influenza,rabies,hepatitis A

    komponen:hemophilus influenza tipe b(Hib)

    b) Imunisasi dasar:

    1. BCG

    2. Hepatitis B

    3. DPT

    4. Polio

    5. Campak

    c) Jadwal imunisasi :

    Vaksin Hepatitis B

    Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian injeksi

    vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatitis B dan

    imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B

    selanjutnya dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau vaksin kombinasi.

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    29/38

    26

    Vaksin Polio

    Pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk

    polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, namun

    sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV.

    Vaksin BCG

    Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila diberikan

    sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.

    Vaksin DTP

    Vaksin DTP pertamadiberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksinDTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun

    DTP yang diberikan harus vaksin Td, di-booster setiap 10 tahun.

    Vaksin Campak

    Campak diberikan pada umur 9 bulan, 2 tahun dan pada SD kelas 1 (program BIAS).

    Vaksin Pneumokokus (PCV)

    Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada

    umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur

    lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2

    tahun PCV diberikan cukup satu kali.

    Vaksin Rotavirus

    Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali.

    Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan

    dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan

    sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus

    pentavalen: dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10

    minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).

    Vaksin Varisela

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    30/38

    27

    Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, namun terbaik pada umur sebelum

    masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan

    interval minimal 4 minggu.

    Vaksin Influenza

    Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk

    imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak umur kurang dari 9 tahun diberi

    dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    31/38

    28

    Campak diberikan

    II. 8. PENYAKIT YANG TERKAIT PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN

    PADA ANAK

    Kelainan genetik

    Achondroplasia

    Kelainan yang menyebabkan pertumbuhan tulangnya terhambat,Sehingga

    memiliki TB yang lebih pendek, lebih kecil dengan anak seusianya.

    Kelainan kromosom

    Sindrom morfan

    Gangguan genetik jaringan ikat. Kadang-kadang diwariskan sebagai sifat

    dominan yang dilakukan oleh sebuah gen (FBN1) yang mengkode protein ikat

    (Fibrillin1).

    Sindrom down

    Kelainan kromosom 21(keterbelakangan fisik & mental anak yang diakibatkan

    adanya abnormalitas perkembangan kromosom, dimana krmosom mengalami

    kegagalan berpasangan untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan

    II. 9. MASALAH PERKEMBANGAN ANAK

    1. Gangguan perkembangan fisik

    2. Gangguan perkembangan motorik

    Faktor keturunan

    Faktor lingkungan

    Faktor kepribadian

    Retardasi mental

    Kelainan tonus otot

    Obesitas

    Penyakit neuro Muskular

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    32/38

    29

    Buta

    3. Gangguan perkembangan Bahasa

    4. Gangguan fungsi vegetatif

    5. Kecemasan

    II. 10. SKRINING DAN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK

    Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan skrining dan deteksi dini

    penyimpangan perkembangan anak adalah..

    a. Developmental surveilance adalah suatu proses yang kontinu dan fleksibel, yang

    dilakukan oleh tenaga profesional yang mempunyai pengetahuan untuk melakukan

    pemantauan yang terampil terhadap anak selama menjalankan tugas. Unsur dari

    surveilan perkembangan antara lain adalah mendapatkan dan memperhatikan

    kepedulian orang tua, mendapatkan riwayat perkembangan yang relevan,

    melaksanakan observasi pada anak dengan adekuat dan informatif.

    b.Developmental screening merupakan suatu assesment singkat yang dibuat untuk

    mengidentifikasi anak yang memerlukan diagnosis.

    c. Developmental assesment adalah pelayanan tingkat sekunder yang melibatkan

    berbagai disiplin ilmu yang dirancang untuk memeriksa anak yang dicurigai

    mengalami keterlambatan. Tujuan assesment adalah : mengetahui kesehatan anak

    secara umum, menegakkan diagnosis kondisi medik khusus, menetapkan tingkat /

    status perkembangan anak, untuk menentukan ada atau tidak adanya masalah

    perkembangan, dan mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, untuk merencanakan

    jenis terapi yang sesuai.

    d.Delay adalah ketinggalan yang bermakna dari sikuensi perkembangan. Perkembangan

    disebut terlambat bila tingkat perkembangan kurang dari 75% rata-rata.

    e. Dissociation terjadi bila satu dominan perkembangan sangat terlambat bila

    dibandingkan dengan domainperkembangan lainnya. Keadaan ini sering terjadi pada

    anak yang sudah mengalami kelainan perkembangan. Contoh, pada anak yang

    menderita pada serebral, perkembangan bahasa ekspresif mengalami disosiasi dengan

    kemampuan motorik yang jauh terbelakang.

    f. Deviance adalah perkembangan yang tidak mengikuti sikuen perkembangan atau

    pencapaian milestones tertentu menyimpang. Perkembangan anak melompati

    sikuenperkembangannya atau tudak mengikuti sikuen yang diharapkan. Contoh, anak

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    33/38

    30

    sudah bisa berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu, atau anak autis dapat menguasai

    75 suku kata tetapi tidak bisa membuat kalimat.

    Tujuan Skrining

    a. Untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal lain yang merupakan

    risiko terjadinya kelainanperkembangan tersebut.

    b. Untuk mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan

    atau konseling genetik.

    c. Untuk mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke pusat pelayanan yang lebih tinggi.

    Skrining harus dilakukan secara rutin, yaitu pada umur 9, 18, 30, 48 bulan.

    Manfaat skrining

    Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak penting dan bermanfaat karena;

    a. Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period yang dapat

    mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah,

    b. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak dimanfaatkan, kita

    akan kehilangan masa tsb,

    c. Pada awal kehidupan, plastisitas otak abnak tinggi, sehingga merupakan waktu yang

    tepat untuk melakukan intervensi,

    d. Deteksi dini dapat mencagah masalah sekunder yang mungkin terjadi, seperti

    masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri,

    e. Deteksi dini menguntungkan karena:

    Meningkatkan fungsi keluarga, sehingga menurunkan kelainan fisik atau

    retradasi mental

    Risiko lingkungan berkurang, sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus

    sekolah, atau anak yang berkebutuhan khusus dapat diturunkan

    f. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak lingkungan yang kurang

    sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orang tua dan anak yang kurang

    baik, penelantaran anak dan perlakuan salah terhadap anak (child abuse and neglect).

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    34/38

    31

    g. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining dengan cara ,menggunakan instrumen

    yang di isi oleh orang tua.

    Tahaptahap dalam skrining perkembangan anak

    a. Anamnesis / wawancara medis

    Tahap pertama skrining adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan

    perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti,

    penyebabnya dapat dicurigai.

    b. Skrining gangguan perkembangan anak

    Pada tahap ini, dianjurkan penggunaan instrumen skrining guna deteksi dini kelainan

    perkembangan anak. Contoh: menggunakan isntrumen skrining yang dikerjakan oleh

    tenaga profesional seperti Denver II, CHAT autis, ELMS untuk gangguan bahasa.

    Dapat juga digunakan instrumen yang dilengkapi oleh orang tua seperti PEDS, M-

    CHAT.

    c. Evaluasi lingkungn anak

    Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan

    lingkungan bio-fisiko-psikososial. Karena itu, untuk deteksi dini, kita jga harus

    melakukan evaluasi lingkuan anak tersebut. Misalnya, dengan cara melakuakn

    anamnesisyang cermat atau menggunakan HSQ (Home Screening Questionnaire).

    d. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

    Tes penglihatan dilakukan pada anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi,

    umur 21/2 3 tahun dengan kartu gambar Allen, dan diatas umur 3 tahun dengan

    huruf E. Anak juga diperiksa apakah ada strabismus, keadaan kornea, dan retinanya.

    Sementara itu, skrinning pendengaran anak dilakukan melalui anamnesis atau tes

    OAE (Otoacustic Emission) atau BERA (Brainstem Evoked Respon Audiometry).

    Selain itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut, dan

    tenggorokanuntuk mengetahui adanya kelainan bawaan.

    e. Evaluasi bicara dan bahasa anak

    Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih

    dalam batas batasyang normal atau tidak, karena kemampuan bicara

    menggambarkan kemampuan otak, endokrin, ada/tidaknya kelainan pada organ tubuh

    penunjang bicara (hidung, mulut, pendengaran) stimulasi yang diberikan, emosi anak

    dan sebagainya.

    f. Pemeriksaan fisik/morfologi

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    35/38

    32

    Untuk melengkapi anamnesis, diperlukan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila

    terdapat kelainan morfologi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak,

    misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, atau tanda-tanda penyakit

    lainnya.

    g. Pemeriksaan neurologi

    Pemeriksaan neurologi dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai masalah

    neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan

    neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat,

    hiperbilirubinemia, dsb.

    h. Evaluasi penyakaitpenyakit metabolik

    Salah satu penyebab gangguan pada anak adalah penyakit metabolik. Dari anamnesis,

    daapt dicurigai adanya penyakit metabolik, apalagi jika ada anggota keluarga lain

    terkena penyakit yang sama.

    i. Integrasi dari hasil penemuan

    Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan diatas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis

    tentang penyimpangan perkembangan. Kemudian di tetapkan penatalaksanaan, jika perlu di

    rujuk, dan progjosisnya

    II. 11. CARA MENCUKUPI KEBUTUHAN ANAK PADA KASUS

    Gagal tumbuh:

    Evaluasi awal: anamnesis dan identifikasi penyebabnya

    Riwayat kelahiran, makanan dan gizi, buang air besar dan buang air kecil, pola

    pertumbuhan, infeksi berulang

    Evaluasi lanjut: catatan diet, pemeriksaaan lab

    Pengobatan: diet pola makan anak, diet kalori tinggi

    Terlambat bicara:

    Evaluasi awal: anamnesa dan pemeriksaan fisis untuk identifikasi penyebab

    Screening awal kemampuan bahasa, tes daya dengar

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    36/38

    33

    Evaluasi lanjut: pemeriksaan audiologi, pemeriksaan yang berkaitan dengan syaraf,

    pemeriksaan adanya kelainan perilaku anak

    Diagnosis: tetapkan klasifikasi penyimpangan berbahasa/bicara

    Pengobatan: konservatif, aktif terhadap keadaan yang akut

    .

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    37/38

    34

    SIMPULAN

  • 8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang

    38/38

    DAFTAR PUSTAKA

    Soetjihningsih. Tumbuh kembang anak. Ranuh G ed. Jakarta :EGC, 1995

    Tanuwidjaya S. Konsep tumbuh dan kembang. Dalam : Narendra MB, Sularyo TS,Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG. Eds. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta.

    Sagung Seto, 2002,1-13.