8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
1/38
SISTEM GERIATRI
LAPORAN TUTORIAL
MODUL TUMBUH KEMBANG
TUTOR: Tutor : dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi
KELOMPOK 1
Adli Wafijabar (2012730002)
Arum Sangmurdiasih (2012730012)
Eltanin Vanriri (2012730032)
Faizah Afnita K. (2012730039)
Fitra Reza N. (2012730044
Nurul Rafah (2012730074)
Putry Nurul F (2012730077)
Rizki Febrian (2012730088)
Yuka Puspita A. (2012730110)
Fani Shamara (2011730030)
Husni (20)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
2/38
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas tutorial dengan baik. Shalawat dan salam marilah senantiasa penulis sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang
penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam tugas kali ini penulis membahas tentang gangguan perkembangan pada anak. Tugas ini
merupakan salah satu tugas pada Sistem Tumbuh Kembang program studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas laporan ini dibuat bukan hanya untuk
memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan bacaan teman-teman semuanya.
Pembahasan di dalamnya penulis dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet, diskusi, dan
lainnya. Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan,
In Syaa Allah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan
dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman semua.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Jakarta, 10 November 2014
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
3/38
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... I
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ IIBAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1
I.1. TUJUANINSTRUKSIONALUMUM(TIU) ................................................................................................. 1
I.2. TUJUANINSTRUKSIONALKHUSUS(TIK).............................................................................................. 1
I.3. SKENARIO ........................................................................................................................................................... 1
I.4. KATA/KALIMATSULIT ................................................................................................................................. 2
I.5. KATA/KALIMATKUNCI ................................................................................................................................ 2
I.6. PERTANYAAN ................................................................................................................................................... 2
BAB II ISI ........................................................................................................................................................ 4
II.1. PENILAIANAWAL,SEGERASETELAHBAYILAHIR ...................... ...................... ..................... ........ 4
II.2. TAHAP-TAHAPPERTUMBUHANDANPERKEMBANGAN ..................... ...................... .................. 4
II.3. FAKTOR-FAKTORYANGDAPATMEMPENGARUHITUMBUHKEMBANGANAK ................ 5
II.4. PENILAIANPERTUMBUHAN DANPERKEMBANGANPADAANAK....................................... 15
II.5. MENENTUKANSTATUS GIZIPERTUMBUHANPADAANAKDENGANZ-SCOREDAN
CDC-NCHS .................................................................................................................................................................... 17
II.6. MENENTUKANSTATUSPERKEMBANGANANAKDANKAPANANAKDIKATAKAN
MENGALAMIKETERLAMBATANTUMBUHKEMBANGDENGANDENVER ...................................... 18
II.7. JADWALJENIS IMUNISASIYANGDIBUTUHKANSEBAGAIKEBUTUHANDASARANAK
24
II.8. PENYAKITYANGTERKAITPERTUMBUHAN&PERKEMBANGANPADAANAK............... 28
II.9. MASALAHPERKEMBANGANANAK .................................................................................................... 28
II.10. SKRININGDANPEMANTAUANPERKEMBANGANANAK............................................ 29
II.11. CARAMENCUKUPIKEBUTUHANANAKPADAKASUS ............................................................. 32
SIMPULAN ........................................................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 35
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
4/38
1
BAB I PENDAHULUAN
I. 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat
memahami pertumbuhan, perkembangan, mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhinya mahasiswa dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan nomal
dan penyimpangannya, (keterlambatan/gangguan) serta dapat menilai status gizi
imunisasi , serta kebutuhan dasar anak.
I. 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mampu melakukan penilaian awal, segera setelah bayi lahir.
2. Memahami konsep pertumbuhan , perkembangan dan tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan.
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
4. Mampu mengaplikasikan parameter BB, PB/TB, LK ke dalam kurve
pertumbuhan WHO (Z SCORE atau CDC-NCHS )
5. Mampu menggunakan instrument penilaian perkembangan Denver atau KPSP
6. Mampu menganalisa pertumbuhan dan perkembangan
7. Mampu menentukan status gizi dan status perkembangan anak
8. Mengetahui jadwal dan jenis imunisasi sebagai kebutuhan dasar anak
9. Menjelaskan adanya gangguan pertumbuhan dan
10. Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan perkembangan.
11. Mengetahui penatalaksanaan awal gangguan pertumbuhan dan perkembangan
I. 3. SKENARIO
Seorang anak laki-laki umur 24 bulan Berat badan 8,5 kg , Panjang badan
72 cm Lingkaran kepala 52 cm dibawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3
hari , Pasien juga demam sejak 4 hari lalu,demam tidak tinggi . Riwayat kelahiran :
Ditolong oleh Bidan dengan BB 2900 gram, Panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33
cm. Pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan, karena ibu pasien bekerja,
selanjutnya hanya diberi susu formula. Ayah pasien juga tidak pernah pulang, jadi
pasien hanya diasuh oleh neneknya saja yang sering batuk-batuk dan sudah berusia
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
5/38
2
72 tahun . Pasien jarang dibawa ke posyandu , Imunisasi yang dilakukan Hepatitis
B saat usia 1 bulan..Penimbangan yang dilakukan umur 12 bulan saat berobat berat
badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, lingkar kepala 47,5 cm,kemudian saat berusia 17
bulan pasien dirawat lagi karena panas 2 minggu dan berat badannya 7,2 kg
,tinggi badan 67 cm dan lingkar kepala 50 cm, terakhir 1 bulan lalu saat berobat
karena demam, berat badan pasien 7.8 kg, tinggi badan 72 cm lingkar kepala 51 cm
. Saat ini bicara hanya mengoceh, tangan pasien belum bisa memegang sendok ,
memegang pinsil , pasien suka terlihat acuh. . Pasien juga jarang bertepuk tangan
atau bergembira bila mendengar lagu. Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri
, berdiri berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil
mainan yang besar besar (boneka) sedangkan mainan seperti pinsil warna sulit
dipegang. Sering menangis tidak jelas dan cenderung pendiam . Pemeriksaan fisik
tanda vital kesadaran cm , LN 120x/mnt isi kuat, LP 28 x/ mnt teratur, S 37.C.
Mata konjungtiva pucat, THT tonsil dan faring hiperemis, KGB leher teraba 1-2
buah sebesar 1 cm mobile kenyal nyeri (-) di leher kanan dan kiri , Jantung dan Paru
hanya terdengar lender, perut tidak ada kelainan , kaki dan tangan tidak ada
kelainan, genitalia normal, anus normal . Refleks Fisiologis normal, Refleks
Patologis tidak ada, penilaian Suspensi horizontal dan vertical normal.
I. 4. KATA/KALIMAT SULIT
(a) Suspensi horizontal dan vertikal
(b) Refleks patologis: refleks yang tidak umum dijumpai pada individu normal.
Refleksadalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar
(c) lender= lendir
I. 5. KATA/KALIMAT KUNCI
1. Anak laki-laki 24 bulan, Berat badan 8,5 kg , Panjang badan 72 cm
Lingkaran kepala 52 cm
2. Riwayat imunisasi
3. Suda
I. 6. PERTANYAAN
1. Bagaimana dan apa saja yang dilakukan pada penilaian awal, segerasetelah bayi lahir? Jelaskan!
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
6/38
3
2. Apa saja tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan? Jelaskan!
3. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak?
4. Bagaimana menganalisa pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
5. Bagaimana menentukan status gizi pertumbuhan pada anak? (z-score dan
CDC-NCHS )
6. Bagaimana menentukan status perkembangan anak dan kapan anak
dikatakan mengalami keterlambatan tumbuh kembang? (DENVER)
7. Kapan jadwal dan apa saja imunisasi yang dibutuhkan sebagai kebutuhan
dasar anak?
8. Jelaskan penyakit apa saja terkait pertumbuhan & perkembangan pada
anak!
9. Bagaimana alur diagnosis untuk kasus tersebut?
10. Bagaimana skrining dan pemantauan perkembangan anak?
11. Bagaimana cara mencukupi kebutuhan anak pada kasus?
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
7/38
4
BAB II ISI
II. 1. PENILAIAN AWAL, SEGERA SETELAH BAYI LAHIR
KAK HUSNI!!!
II. 2. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Proses Tumbuh Kembang
Pada dasarnya tumbuh kembang merupakan dasar kehidupan yang
berlangsung melalui tahapan-tahapan tumbuh kembang yang mempunyai ciri-ciri
khas dengan kebutuhan dan permasalahannya. Tumbuh kembang merupakanproses keseimbangan sejak konsepsi sampai dewasa melalui mata rantai tumbuh
kembang yang terbagi dalam beberapa tahap yang meliputi:
1) Periode pranatal : masa janin dalam kandungan
2) Periode neonatal : lahir sampai dengan 28 hari
3) Periode bayi : 1 bulan sampai 12 bulan
4) Periode prasekolah : 1 tahun sampai 5 tahun
5) Periode sekolah : 6 tahun sampai 12 tahun
6) Periode remaja untuk wanita 10 - 18 tahun dan pria 12 20 tahun
(pubertas wanita 1012 tahun dan pubertas pria 1214 tahun)
Tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum yaitu :
1. Tumbuh kembang bergantung pada kematangan susunan saraf, suatu proses
yang terus menerus dari konsepsi sampai dengan dewasa
2. Pola tumbuh kembang pada umumnya sama pada semua anak, tetapi
kecepatannya dapat berbeda.
3. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan,
yaitu : mulai melihat, tersenyum, memalingkan kepala, tengkurap,
merangkak, mengangkat badan, duduk sendiri, berdiri berpegangan,
berjalan dan seterusnya
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
8/38
5
II. 3. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TUMBUH
KEMBANG ANAK
Faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
Secara umum terdapat dua factor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak, yaitu:
1. Factor genetic
Potensi genetic yang baik, bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif, akan
membuahkan hasil yang optimal.
a. Factor bawaan yang normal dan patologik
Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi da nada keluarga yang
gemuk-gemuk.Kelainan genetic
Sebagai salah satu contoh: Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme,
sedangkan sindrom Marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang
berlebihan.
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbhan seperti
pada sindroma Downs dan sindroma Turners.
b.Jenis kelamin
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
9/38
6
Wanita lebih cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas
wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah
melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
c. suku bangsa atau bangsa
bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa tidak mungkin ia memiliki
factor herediter ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi badan tiap bangsa
berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukuran tungkai yang
lebih panjang dari pada ras orang Mongol.
2. Factor lingkungan (eksternal)
Lingkungan merupakan factor yang sangat menetukan tercapai tidaknya potensi
genetic. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetic
sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan biofisikopsikososial yang mempengaruhii individu setiap hari, mmulai
dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Factor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a. Factor lingkungan pranatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club
foot.
c) Toksin/zat kimia
Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan kongenital
seperti palatoskisis.
d)
Endokrin
DM dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgeni dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mokrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS (Penyakit Menular
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
10/38
7
Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti katarak, bisu, tuli, mkrosefali, retardasi mental dan kelainan janung
kongenital.
g) Kelainan imunologik
Eritroblastosis fetalistimbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin
dan ibu sehinga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin;
kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolysis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia
dan kemicterusyang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan
pertumbuhan terganggu.
i) Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuaan salah/kekerasan mental pada ibu
hamil dan lain-lain.
b.Factor lingkungan perinatal
Komplikasiyang terjadi pada saat persalinan pada bayi seperti:
a) Trauma lahir/kepala
b)
Asfiksia
c) Hipoglikemik
d) Infeksi
e) Berat badan lahir rendah (BBLR)
f) Hiperbilirubinemia
c. Factor lingkungan pascanatal
Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang memengaruhi
tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:
1)Factor biologis
a) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatic dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit
putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatic lebih tinggi daripada
bangsa Asia.
b)
Jenis kelamin
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
11/38
8
Dikatakn anak laki-laki lesbih sering sakit dibandingkan anak perempuan,
tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian; mungkin sebabnya
adalah perbedaan kromosom anatara anak laki-laki (XY) dan pempuan
(XX). Pertumbuhan fisik dan motoric berbeda anatar anak laki-laki dan
perempuan. Anak laki-laki lebih aktif dibandingkan anak perempuan.
c) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada umur satu tahun
pertama, karena pada masa itu anak sangat rentan terhadap penyakit dan
sering terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak. Karena itu, pada masa ini, diperlukan
perhatian khusus.
d) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
Kebutuhan anak berbeda dari orang dewasa, karena makanan bagi anak,
selain untuk aktivitas sehari-hari, juga untuk pertumbuhan. Ketahanan
makanan (food security)I keluarga memengaruhi status gizi anak.
Ketahanan makanan keluarga mencakup ketersediaan makanan dan
pembagian makan yang adil dalam keluarga, walaupun bisa terjadi
kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis keluarga.
Misalnya, pada masyarakat tertentu, makan lebih didahulukan ayah
daripada untuk anak. Satu aspek pendting yang perlu ditambahkan adalah
keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makan dari
berbagai racun fisika, kimia, dan biologisnya, yang kian mengancam
kesehatan manusia. Pada saat ini, banyak sekali beredar makanan yang
mengandung zat tambahan(food additive) yag berbahaya.
e)
Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilaksanakan kalau anak sakit,
melainkan juga mencakup pemeriksaan kesehatan, imunisasi, skrining dan
deteksi dini gangguan tumbuh kembang, stimulasi dini, termasuk
pemantauan pertumbuhan dengan menimbang anak secara rutin setiap
bulan.
f) Kerentanan terhadap penyakit
Balita sangat rentan terhadap penyakit, sehingga angka kematian balita juga
tinggi terutama kematian bayi,. Kerentanan terhadap penyakit dapat
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
12/38
9
dikurangi dengan memberikan gizi yang baik termasuk ASI, meningkatkan
sanitasi, dan memberikan imunisasi.
g) Kondisi kesehatan kronis
Kondisi kesehatan kronis adalah keadaan yang perlu perawatan terus
menerus; tidak hanya penyakit, melainkan juga kelainan perkembangan
seperti autism, serebral palsi, dan sebagainya. Anak dengan kondisi
kesehatan kronis ini sering mengalami ganguan tumbuh kemang dan
gangguan pendidikannya. Disamping itu, anak juga mengalim stress yang
berkepanjangan akibat penyakitnya. Stress ini juga dialami oleh orangtua si
anak yang menderita kondisi kesehatan kronis.
h) Fungsi metabolisme
Pada anak, terdapat perbedaan proses etabolisme yang mendasar dianatar
berbagai jenjang umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus
didasarkan atas perhitungan yang tepat atau memdai sesuai dengan tahapan
umur. Penyakit metabolic yang banyak ditemukan pada anak adalah
diabetes mellitus dan hipotiroid. Selain itu, masih banyak penyakit
metabolic yang belum terdiagnosis dengan baik, karena penyakit tersebut
langka diagnosis serta tatalaksananya juga memerlukan biaya yang besar.
i)
Hormone
Hormone yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anatara lain adalah:
Somatroipin atau growth hormone (GH)
Somatotropin merupakan pengaturan utama pertumbuhan somatic,
terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat
dipengaruhi oleh hormone ini. GH merangsang terbentuknya
somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH
mempunyai circadian variation; aktivitasnya meningkat pada malam
hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik dan pada
saat terjadi perubahan kadar gula darah.
Hormone tiroid
Hormone tiroid mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena
mepunyai fungsi pada metabolism protein, karbohidrat, dan lemak.
Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormone ini. Demikian pula,
pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya
hormone tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormone tiroid
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
13/38
10
mengakibatkan retardasi fisik dan mental, kalu berlangsung terlalu lama
dapat menjadi permanen. Sementara itu, hipertiroidisme juga dapat
mengakibatakn ganguan tumbuh kembang anak, seperyi gangguan pada
kardiovaskler, metabolism, otak, mata. Hormone ini mempunyai
interaksi dengan hormone-hormon lain seperti somatotropin.
Glukokortikoid
Hormone ini mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin,
tiroksin dan androgen, karena kortison mempunyai efek antianabolik.
Kalau kortison berlebihan, pertumbuhan akan terhambat/terhenti dan
terjadi osteoporosis.
Hormone-hormon skes
Hormone seks terutama mepunyai peranan pada fertilitas dan reproduksi
sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen
disekresi oleh kelenjar adrenal (dehidroandorosteron) dan testis
(testosterone), sedangkan estrogen teritama diproduksi oleh ovarium.
Insulin like growth factors (IGFs)
IGFs merupakan somatromedin yang bekerja sebagai mediator GH dan
bekerja mirip dengan insulin. Fungsinya, selain sebagai growth
promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, juga sebagai
mediator GH. Hormone ini mempunyai aktivitas mirip insulin dan
menimbulkan efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblast, dan
jaringan llainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi
IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hati.
2)Factor lingkungan fisik
a) Cuaca,musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang, banjir, gempa bumi, atau bencana alam
lainnya dapat berdampak pada tumbuh kembag aak, sebagi akibat dari
kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit, sehingga
banyak anak yang terganggu tumbuh kembangnya. Gondok endemik
banyak ditemukan di daerah pegunungan, karena sumber airnya kurang
mengandung yodium.
b) Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan terhadap
kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
14/38
11
perorangan maupun lingkungan, memegang peranan yang penting dalam
menimbulkan penyait.kebersihan yangkurang dapat menyebabkan anak
sering sakit, misalnya diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis, malaria,
demam berdarah, dan sebagainya. Demikian pula, polusi udara yang berasal
dari pabrik, asap kendaraan, atau asap rokok dapat berpengaruh terhadap
tingginya angka kejadian ISPA (Infeski Saluran Pernapasan Akut). Tumbuh
kembang anak yang sering menderita sakit pasti terganggu.
c) Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan
hunian
Keadaan perumahan yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakn penghuninya, serta tidak penuh sesakm akan menjamin
kesehatan penghuninya.
d) Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.
3)Factor psikososial
a) Stimulasi
Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk tumbuh
kemang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah da teratur akan
lebih cepat berkemang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak
mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi
genetic yang dipunyai anak. Lingkungan yang kondusif akan mendorong
perkemangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang
kurang mendukung akan mengakibatkan perkembangan anak dibawah
potensi gentiknya.
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan
lingungan yang kondusif untuk belajar, misalnya perpustakaan, buku-buku
yang menarik minat baca anak dan bermutu, suasana tempat belajar yang
tenang, sekolah yang tidak terlalu jauh, serta saran lainnya.
c) Ganjaran atau hukuman yang wajar (reinforcement/reward and
punishment)
Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjarannya, misalnya
pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut
akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
15/38
12
laku baik tersebut. Sementara itu, menghukum dengan cara yang wajar,
kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Hukuman harus diberikan
secara objektif dengan disertai penjelasan pengertian dan maksud hukuman
tersebut; bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan
kepada anak, atau penganiayaan pada anak (abuse). Anak diharapkan tahu
mana yang baik dan yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa percaya
diri pada anak, yang penting untuk perkembangan kepribadiaanya kelak.
d) Kelompok sebaya
Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan lingkunganya.
Perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa
anak tersebut bergaul.
e) Stress
Stress pada anak juga dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya;
misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, gagap, nafsu makan menurun,
dan bahkan bunuh diri
f) Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, setiap anak mendapat kesempatan
duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Pendidian yang baik dapat
meningkatkan tarf hidup anak kelak. Saat ini, yang masih menjadi masalah
social adalah masih banyaknya anak yang terpaksa tidak sekolah karena
harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Selain itu perhatian
pemerintah terhadap sarana, prasaran, dan mutu pendidikan dirasakan
masih kurang.
g) Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak
memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya, agar
kelak ia menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih
sayangnya pula. Sebaliknya, kasih sayang yang diberikan secara berlebihan,
yang menjurus kea rah memanjakan akab menghambat bahkan mematikan
perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak akan menjadi manja,
kurang mandiri, pemboros, kurang bertanggung jawab, dan kurang bisa
menerima kenyataan.
h)
Kualitas interaksi anak-orangtua
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
16/38
13
Interaksi timbal balik anatar anak dan orangtua akan menimbulkan
keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya,
sehingga komunikasi bisa timbal balik dan segala permasalahan dapat
dipecahkan bersama. Kedekatandan kepercayaan anatar orangtua dan anak
sangat penting. Interaksi tidak ditentuakn oleh lama waktu bersama anak,
tetapi lebih ditentukan oleh kualitas interaksi tersbeut. Kualitas interaksi
adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal
untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling
menyayangi. Hubungan yang menyenangkan dengan orang lain, terutama
dengan anggota keluarga, akan mendorong anak untuk mengembagkan
kepribadian dan interaksi dengan oran lain.
4)Factor keluarga dan adat istiadat
a) Pekerjaan/pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar
anak.
b) Pendidiakn ayah/ibu
Pendidikan orangtua merupakan salah satu factor yang penting untuk
tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang
tua dapat menerima segala informasi dari luar teruama tentang cara
pengasuhan anak yang baik bagaimana menjaga kesehatan anak,
mendidiknya, dan sebagainya.
c) Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu, dapat
menyebabkan kekurangannya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga
yang social ekonomi kurang, jumlah anak yang banyak dapat
menyebabkan kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, selain
kebutuhan dasar anak juga tidak terpenuhi. Keluarga berencana tetap
diperlukan bagi semua golongan, baik kaya maupun miskin.
d) Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, perempuan mempunyai status yang lebih
rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian dan malnutrisi
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
17/38
14
lebihtinggi pada perempuan. Tingkat pendidikan pada umumnya juga
lebih rendah.
e) Stabilisasi rumah tangga
Stabilisasi dan keharmonisan rumahtangga memengaruhi tumbuh
kembanga anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga
yang harmonis dibangdingakn dengan keluarga yang kurang harmonis.
f) Kepribadian ayah/ibu
Kepribadian ayah & ibu yang terbuka mempunyai pengaruh yang
berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan mereka
yang mempunyai kepribadian tertutup. Ketiadaan hubungan emosional,
akibat penolakan dari anggota keluarga atau perpisahan dengan orang
tua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya,
pemuasan emosional akan meningkatkan prkembangan kepribadian.
Apabila orangtua dapat memahami emosi anak serta dapat
mengajarkan pada anak tentang cara mengenal dan mengendalikan
emosinya, kelak anaknya akan mempunyai EQ ( emotional quotient)
yang tinggi. EQ sangat penting dalam pergaulan dan untuk membina
karier mereka kelak. Demikian pula, moral etika (SQ : spirituall
quotient) sangat penting; jika orang tua mengajarkan nilai-nilai moral
sejak dini dan memberi contoh nyata perbuatan mulia, akan timbul
dampak positif pada perilaku dan moral anak.
g) Pola pengasuhan
Pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga beracam-macam,
seperti pola pengasuhan permisif, otoriter atau demokrasi; pola ini akan
memengaruhi perkemangan anak. Anak yang dibesarkan dengan pola
pengasuhan permisif, kalau sudah besar, anak nati cenderung kurang
bertanggung jawab, mempunyai kendali emosi yang buruk, dan sering
berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Sementara itu, anak yang
dibesarkan dengan pola pengasuhan yang demokratis mempunyai
pribadi & social yang lebih baik, anak lebih mandiri serta
bertanggungjwab.
h) Adat istiadat, norma, tabu
Adat istiadat yang berlaku di setiap daerah akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Missal di Bali, upacara agama sering diadakan
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
18/38
15
dan keluarga harus menyediakan berbagai sajian makanan dan buah-
buahan, maka sangat jarag terdapat anak yang gizi buruk, karena
makanan maupun buah-buahan tersebt akan dimakan bersama setelah
selesai upacara. Demikian pula, norma-norma maupun tabu-tabu yang
berlaku di masyarakat, misalnya tidak boleh makan daging nanti bisa
kecacingan atau dapat pengaruh terhadaptumbuh kembang anak.
i) Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak karena agama
menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Sejak dini
anak perlu dilatih agar kelak menjadi anak yang bermoral tinggi. Untuk
menjadi manusia yang berkualitas, tidak hanya diperlukan IQ, dan EQ
yang tinggi, melainkan moral etika (SQ) juga harus tinggi.
j) Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahnnya.
k) Kehidupan politik
Anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak ditentukan oleh
kebijakan pemerintah. Anak, sebagai generasi penerus bangsa,
selayaknya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
II. 4. PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Penilaian tumbuh kembang anak secara medis atau secara statistic
diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang normal
aau tidak.
Cara penilaian pertumbuhan:
Berhubung pertumbuhan identik dengan aspek fisik, maka pemeriksaan
yang dilakukan adalah antropometri. Antropomtri pada anGka menilai BB, TB, dan
LK. Setelah didaptkan hasil dari pengukuran tesrebut, maka dihitung dengan
menggunakan WHO-NCHS. WHO-NCHS ini dibagi menjadi 2, yaitu persentil dan
skor simpang baku.
Cara penilaian perkembangan:
1. DDST (Denver Developmental Screening Test) disebut juga sebagai Denver II
dengan menggunakan pass fail ratings pada 4 ranah perkembangan, yaitu:
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
19/38
16
a. Personal-social yaitu penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian
terhadap kebutuhan erorangan
b. Fine motor adaptive, yaitu koordinasi mata-tanga, memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil
c. Language, yaitu mendengar, mengerti, dan menggunakkan bahasa
d. Gross motor, yaitu duduk, jalan, emlompat, dan gerakan umum otot besar
2. KPSP (Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan) merupakan alat penilaian
perkembangan yang lebih mudah dan bisa dilakukan oleh orang tua atau
pengasuh anak. KPS merupakan suatu daftar pertayaan singkat yang ditunjukkan
pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat ntuk melakukan skrining
endahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar
pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yag harus dijawab oleh orang tua atau
pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak. Pertanyaan dalam
KPSP dikelompokkan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai
kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, dst. sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia
ditetapkan menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi
1 bulan
3. KMS (Kartu Menuju Sehat) dimana petugas tidak hanya menimbng dan
mengukur saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada
ibunya. KMS yang ada di Indonesia pada sast ini berdasarkan standa Harvard,
dimana 50 persentil baku Harvard dianggap 100%. Seminar antropomtri di Ciloto
1991 merekomendasikan untuk menggunakan baku NHCS untukmenggantikan
baku Harvard yang secara internasionl mulai berkurang pengguanaannya.
4. Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah (KPAP)
KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak pra sekolah (usia 3-6
tahun). Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada
orang tua. Setiap perilaku perlu ditanyakan apakah sering terdapat, kadang-
kadang terdapat atau tidak terdapat. Apabila jawaban yang diperoleh adalah
sering terdapat, maka jawaban tersebut dinilai 2, kadang-kadang terdapat dinilai 1
dan tidak tedapat diberi nilai 0. Apabila jumlah nilai keseluruhan kurang dari 11,
maka anak perlu di rujuk, sedangkan jika jumlah nilai 11 atau lebih maka tidak
perlu dirujuk.
5. Tes daya lihat dan tes kesehatan mata anak pra sekolah
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
20/38
17
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada
anak berusia 3-6 tahun. Tes ini jugag digunakan untuk mendeteksi adanya
kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada
penyimpangan dapat segera ditangani. Untuk melakukan tes daya lihat derlukan
ruangan dan penyinaran yang baik dan alat kartu E yang digantungkan setinggi
anak duduk. Kartu E berisi 4 baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar
kemudian berangsur-angsur mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris
ketiga, anak tidak data melihat maka perlu dirujuk. Selain tes daya lihat, anak
juga diperiksakan kesehatan matanya perlu ditanyakan:
a. Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing
b. Perilaku seperti sering menggosok mata, mmbaca terlalu dekat, sering
mengkedip-kedipkan mata
c. Mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air mata apabila
ditemukan suatu kelainan, maka anak tersebut perlu dirujuk.
6. Tes daya dengar anak (TTD)
Tes daya dengar berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan
usia anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, >16 bulan, >9 bulan, >11 bulan, >12 bulan,
>24 bulan dan > 36 bulan. Setiap pertnayaan perlu dijawab ya atau tidak. Apabila
jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal sehingga perlu
pemeriksaan lebih lanjut
II. 5. MENENTUKAN STATUS GIZI PERTUMBUHAN PADA ANAK
DENGAN Z-SCORE DAN CDC-NCHS
Kurva Pertumbuhan dan Status Gizi
Dalam skenario
Berdasarkan Kurva Pertumbuhan CDCUsia 24 bulan
BB: 8,5kg
PB: 72cm
Lingkar Kepala: 52cmStatus gizi anak ini :
Keterangan
PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN CARA Z SKOR
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
21/38
18
Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS
Z SCORE
Bb/u = 8,5-12,2 = -3,7 = -2,64
12,2-10,8 1,4
TB/U = 72-87,1 = -15,1 = -5,033
87,1-84,1 3
BB/TB = 72-9.0 = 63 =78,75
9,8-9,0 0,8
Bb/u = bb actual x 100% = 8,5 x 100% =68% (gizi kurang)
bb ideal 12,5
TB/U = tb actual x100% = 72 x100 % =81% (gizi kurang)
tb ideal 88
BB/TB = BB actual x 100% = 8,5 x 100% = 92% (gizi baik)
bb ideal(tb) 9,2
II. 6. MENENTUKAN STATUS PERKEMBANGAN ANAK DAN KAPAN
ANAK DIKATAKAN MENGALAMI KETERLAMBATAN TUMBUH
KEMBANG DENGAN DENVER
DDST (Denver Developmental Screening Test), yaitu :
Sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan,
perkembangan anak usia 0-6 tahun.
DDST disebut juga skala denver.
Manfaat :
Bayi baru lahirdeteksi berbagai maslah neurologis.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
22/38
19
Bayi memberikan jaminan pada orang tua atau bermanfaat dalam
mengidentivikasi berbagai problem dini yang mengancam.
Anakbantu ringankan masalah akademik dan sosial.
Tujuan digunakan denver II, yaitu :
Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya.
Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala, kemungkinan
adanya kelainan perkembangan.
Mmastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.
Membaantu anak beresiko mengalami kelainan perkembangan.
Perhatikan !
Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau
intelektual (perkembangan) pada masa yang akan datang.
Denver II tidak digunankan untuk menetapkan diagnosis seperti kesukaran belajar,
gangguan bahas, gangguan emosional dan sebagainya.
Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan
anak lain yang sesuai, bukan sebagai engganti evaluasi diagnostik atau pemeriksaan
fisik.
Ada 4 sektor dalam denver II, yaitu :
Denver II terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak,
mulai 0 -6 tahun., yang tersususn menjadi 4 sektor, yaitu :
1. Sektor personal sosial, yaitu penyesuaian diri dimasyarakat dan kebutuhan pribadi.
2. Sektor motorik halus dan adaptif, koordinasi mata tangan, kemampuan memainkan
dan menggunakan benda benda kecil, serta pemecahan masalah.
3. Sektor bahasa, yaitu mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
23/38
20
4. Sektor motorik kasar, yaitu duduk berjalan dan melakukan gerakan umum otot besar
lainnya.
Penilaian dari setiap sektor, antara lain :
A. Personal Sosial
1. Menatap muka.
2. Membalas senyum pemeriksa.
3. Tersenyum spontan.
4. Mengamati tangannya.
5. Berusaha menggapai mainan.
6. Makan sendiri.
7. Tepuk tangan.
8. Menyatakan keinginan.
9. Daag-daag dengan tangan.
10. Main bola dengan pemeriksa.
11. Menirukan kegiatan.
12. Minum dengan cangkir.
13. Membantu di rumah.
14. Menggunakan sendok dan garpu.
15. Membuka pakaian.
16. Menyuapi boneka.
17. Memakai baju.
18. Gosok gigi dengan bantuan.
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Bermain ular tangga / kartu.
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Memakai T-shirt.
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan.
B. Motorik Halus dan Adaptif
1. Mengikuti ke garis tengah.
2. Mengikuti lewat garis tengah.
3. Memegang icik-icik.
4. Mengikuti 1800.
5. Mengamati manik-manik.
6. Tangan bersentuhan.
7. Meraih.
8. Mencari benang.
9. Menggaruk manik-manik.
10. Memindahkan kubus.
11. Mengambil dua buah kubus.
12. Memegang dengan ibu jari dan jari.
13. Membenturkan 2 kubus.
14. Menaruh kubus di cangkir.
15. Mencoret-coret.
16. Ambil manik-manik ditunjukkan.
17. Menara dari 2 kubus.
18. Menara dari 4 kubus.
19. Menara dari 6 kubus.
20. Meniru garis vertical.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
24/38
21
21. Menara dari kubus.
22. Menggoyangkan dari ibu jari.
23. Mencontoh O.
24. Menggambar dengan 3 bagian.
25. Mencontoh (titik).
26. Memilih garis yang lebih panjang.
27. Mencontoh yang ditunjukkan.
28. Menggambar orang 6 bagian.
29. Mencontoh .
C. Bahasa
1. Bereaksi.
2. Bersuara.
3. Oooo ? Aaaah.
4. Tertawa.
5. Berteriak.
6. Menoleh ke bunyi icik-icik.
7. Menoleh ke arah suara.
8. Satu silabel.
9. Meniru bunyi kata-kata.
10. Papa / mama tidak spesifik.
11. Kombinasi silabel.
12. Mengoceh.
13. Papa / mama spesifik.
14. 1 kata.
15. 2 kata.
16. 3 kata.
17. 6 kata.
18. Menunjuk 2 gambar.
19. Kombinasi kata.
20. Menyebut 1 gambar.
21. Menyebut bagian badan.
22. Menunjuk 4 gambar.
23. Bicara dengan dimengerti.
24. Menyebut 4 gambar.
25. Mengetahui 2 kegiatan.
26. Mengerti 2 kata sifat.
27. Menyebut satu warna.
28. Kegunaan 2 benda.
29. Mengetahui.
30. Bicara semua dimengerti.
31. Mengerti 4 kata depan.
32. Menyebut 4 warna.
33. Mengartikan 6 kata.
34. Mengetahui 3 kata sifat.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
25/38
22
35. Menghitung 6 kubus.
36. Berlawanan 2.
37. Mengartikan 7 kata.
D. Gerak Motorik Kasar
1. Gerakan seimbang.
2. Mengangkat kepala.
3. Kepala terangkat ke atas.
4. Duduk kepala tegak.
5. Menumpu badan pada kaki.
6. Dada terangkat menumpu satu lengan.
7. Membalik.
8. Bangkit kepala tegak.
9. Duduk tanpa pegangan.
10. Berdiri tanpa pegangan.
11. Bangkit waktu berdiri.
12. Bangkit terus duduk.
13. Berdiri 2 detik.
14. Berdiri sendiri.
15. Membungkuk kemudian berdiri.
16. Berjalan dengan baik.
17. Berjalan dengan mundur.
18. Lari.
19. Berjalan naik tangga.
20. Menendang bola ke depan.
21. Melompat.
22. Melempar bola, lengan ke atas.
23. Loncat.
24. Berdiri satu kaki 1 detik.
25. Berdiri satu kaki 2 detik.
26. Melompat dengan satu kaki.
27. Berdiri satu kaki 3 detik.
28. Berdiri satu kaki 4 detik.
29. Berjalan tumit ke jari kaki.
30. Berdiri satu kaki 6 detik.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
26/38
23
Cara menghitung usia anak, yaitu :
1. Tulis tanggal, bulan dan tahun dilaksanakanya tes.
2. Hitung dengan mengurangi tanggal lahir anak.
Pemberian skor kiri otak, yaitu :
L = lulus / P = pass, anak dapat melakukan dengan baik atau pengasuh melaporkan
secara terpercaya.
G = gagal / F = fail, anaktidak dapat melakukan item dengan baik atau pengasuh
melaporkan dengan terpercaya.
M = menolak / R = refusal, anak menolak melakukan tes untuk item tersebut.
Tak = tak ada kesempatan / No = no opportunity, anak tidak punya kesempatan
untuk melakuan tes untuk itemtersebut karena ada hambata (khusus untung item yang
bertanda L).
Pemberian skor kanan otak, yaitu :
Normal : garis berada pada warna hijau, anak dapat melakukannya tanpa hambatan.
C : anak tidak bisa melakukan tugas padahal di usianya seharunya sudah bisa
melakukannya antara 75 - 90 %.
A = advance :bisa melakukan tugas seblm waktunya.
D = delay :terlewat dari 90 % tapi anak blm bisa mengerjakan tugasnya.
Interpretasi hasil :
Penilaian peritem:
Lebih, penilaian lebih tidak perlu diperlihatkan dalam penilaian tes secara
keseluruhan (karena biasanya hanya bisa dilakukan pada anak yang lebih tua).
Nilai lebih dapat diberikan bila anak lulus/ lewat L dari item tes di sebelah
kanan garis usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapaat melakukan
tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
27/38
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
28/38
25
menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiah dimana memori imunologis
seumur hidup dan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit.
a) Jenis vaksinasi :
1.Live attenuated: bakteri atau virus yang dilemahkan:
Virus hidup: vaksin campak,gondongan,rubella,polio dan rota virus
Bakteri:BCG,demam tifoid
2.Inactivated : bakteri,virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif:
bakteri: pertusis
virus : influenza,rabies,hepatitis A
komponen:hemophilus influenza tipe b(Hib)
b) Imunisasi dasar:
1. BCG
2. Hepatitis B
3. DPT
4. Polio
5. Campak
c) Jadwal imunisasi :
Vaksin Hepatitis B
Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian injeksi
vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatitis B dan
imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B
selanjutnya dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau vaksin kombinasi.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
29/38
26
Vaksin Polio
Pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk
polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, namun
sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV.
Vaksin BCG
Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila diberikan
sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.
Vaksin DTP
Vaksin DTP pertamadiberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksinDTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun
DTP yang diberikan harus vaksin Td, di-booster setiap 10 tahun.
Vaksin Campak
Campak diberikan pada umur 9 bulan, 2 tahun dan pada SD kelas 1 (program BIAS).
Vaksin Pneumokokus (PCV)
Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada
umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur
lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2
tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Vaksin Rotavirus
Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali.
Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan
dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan
sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus
pentavalen: dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10
minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
30/38
27
Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, namun terbaik pada umur sebelum
masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan
interval minimal 4 minggu.
Vaksin Influenza
Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk
imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak umur kurang dari 9 tahun diberi
dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
31/38
28
Campak diberikan
II. 8. PENYAKIT YANG TERKAIT PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
PADA ANAK
Kelainan genetik
Achondroplasia
Kelainan yang menyebabkan pertumbuhan tulangnya terhambat,Sehingga
memiliki TB yang lebih pendek, lebih kecil dengan anak seusianya.
Kelainan kromosom
Sindrom morfan
Gangguan genetik jaringan ikat. Kadang-kadang diwariskan sebagai sifat
dominan yang dilakukan oleh sebuah gen (FBN1) yang mengkode protein ikat
(Fibrillin1).
Sindrom down
Kelainan kromosom 21(keterbelakangan fisik & mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom, dimana krmosom mengalami
kegagalan berpasangan untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan
II. 9. MASALAH PERKEMBANGAN ANAK
1. Gangguan perkembangan fisik
2. Gangguan perkembangan motorik
Faktor keturunan
Faktor lingkungan
Faktor kepribadian
Retardasi mental
Kelainan tonus otot
Obesitas
Penyakit neuro Muskular
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
32/38
29
Buta
3. Gangguan perkembangan Bahasa
4. Gangguan fungsi vegetatif
5. Kecemasan
II. 10. SKRINING DAN PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan skrining dan deteksi dini
penyimpangan perkembangan anak adalah..
a. Developmental surveilance adalah suatu proses yang kontinu dan fleksibel, yang
dilakukan oleh tenaga profesional yang mempunyai pengetahuan untuk melakukan
pemantauan yang terampil terhadap anak selama menjalankan tugas. Unsur dari
surveilan perkembangan antara lain adalah mendapatkan dan memperhatikan
kepedulian orang tua, mendapatkan riwayat perkembangan yang relevan,
melaksanakan observasi pada anak dengan adekuat dan informatif.
b.Developmental screening merupakan suatu assesment singkat yang dibuat untuk
mengidentifikasi anak yang memerlukan diagnosis.
c. Developmental assesment adalah pelayanan tingkat sekunder yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu yang dirancang untuk memeriksa anak yang dicurigai
mengalami keterlambatan. Tujuan assesment adalah : mengetahui kesehatan anak
secara umum, menegakkan diagnosis kondisi medik khusus, menetapkan tingkat /
status perkembangan anak, untuk menentukan ada atau tidak adanya masalah
perkembangan, dan mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, untuk merencanakan
jenis terapi yang sesuai.
d.Delay adalah ketinggalan yang bermakna dari sikuensi perkembangan. Perkembangan
disebut terlambat bila tingkat perkembangan kurang dari 75% rata-rata.
e. Dissociation terjadi bila satu dominan perkembangan sangat terlambat bila
dibandingkan dengan domainperkembangan lainnya. Keadaan ini sering terjadi pada
anak yang sudah mengalami kelainan perkembangan. Contoh, pada anak yang
menderita pada serebral, perkembangan bahasa ekspresif mengalami disosiasi dengan
kemampuan motorik yang jauh terbelakang.
f. Deviance adalah perkembangan yang tidak mengikuti sikuen perkembangan atau
pencapaian milestones tertentu menyimpang. Perkembangan anak melompati
sikuenperkembangannya atau tudak mengikuti sikuen yang diharapkan. Contoh, anak
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
33/38
30
sudah bisa berjalan tanpa merangkak terlebih dahulu, atau anak autis dapat menguasai
75 suku kata tetapi tidak bisa membuat kalimat.
Tujuan Skrining
a. Untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal lain yang merupakan
risiko terjadinya kelainanperkembangan tersebut.
b. Untuk mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan
atau konseling genetik.
c. Untuk mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke pusat pelayanan yang lebih tinggi.
Skrining harus dilakukan secara rutin, yaitu pada umur 9, 18, 30, 48 bulan.
Manfaat skrining
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak penting dan bermanfaat karena;
a. Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period yang dapat
mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah,
b. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak dimanfaatkan, kita
akan kehilangan masa tsb,
c. Pada awal kehidupan, plastisitas otak abnak tinggi, sehingga merupakan waktu yang
tepat untuk melakukan intervensi,
d. Deteksi dini dapat mencagah masalah sekunder yang mungkin terjadi, seperti
masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri,
e. Deteksi dini menguntungkan karena:
Meningkatkan fungsi keluarga, sehingga menurunkan kelainan fisik atau
retradasi mental
Risiko lingkungan berkurang, sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus
sekolah, atau anak yang berkebutuhan khusus dapat diturunkan
f. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak lingkungan yang kurang
sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orang tua dan anak yang kurang
baik, penelantaran anak dan perlakuan salah terhadap anak (child abuse and neglect).
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
34/38
31
g. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining dengan cara ,menggunakan instrumen
yang di isi oleh orang tua.
Tahaptahap dalam skrining perkembangan anak
a. Anamnesis / wawancara medis
Tahap pertama skrining adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan
perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti,
penyebabnya dapat dicurigai.
b. Skrining gangguan perkembangan anak
Pada tahap ini, dianjurkan penggunaan instrumen skrining guna deteksi dini kelainan
perkembangan anak. Contoh: menggunakan isntrumen skrining yang dikerjakan oleh
tenaga profesional seperti Denver II, CHAT autis, ELMS untuk gangguan bahasa.
Dapat juga digunakan instrumen yang dilengkapi oleh orang tua seperti PEDS, M-
CHAT.
c. Evaluasi lingkungn anak
Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan
lingkungan bio-fisiko-psikososial. Karena itu, untuk deteksi dini, kita jga harus
melakukan evaluasi lingkuan anak tersebut. Misalnya, dengan cara melakuakn
anamnesisyang cermat atau menggunakan HSQ (Home Screening Questionnaire).
d. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
Tes penglihatan dilakukan pada anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi,
umur 21/2 3 tahun dengan kartu gambar Allen, dan diatas umur 3 tahun dengan
huruf E. Anak juga diperiksa apakah ada strabismus, keadaan kornea, dan retinanya.
Sementara itu, skrinning pendengaran anak dilakukan melalui anamnesis atau tes
OAE (Otoacustic Emission) atau BERA (Brainstem Evoked Respon Audiometry).
Selain itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut, dan
tenggorokanuntuk mengetahui adanya kelainan bawaan.
e. Evaluasi bicara dan bahasa anak
Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih
dalam batas batasyang normal atau tidak, karena kemampuan bicara
menggambarkan kemampuan otak, endokrin, ada/tidaknya kelainan pada organ tubuh
penunjang bicara (hidung, mulut, pendengaran) stimulasi yang diberikan, emosi anak
dan sebagainya.
f. Pemeriksaan fisik/morfologi
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
35/38
32
Untuk melengkapi anamnesis, diperlukan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila
terdapat kelainan morfologi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak,
misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, atau tanda-tanda penyakit
lainnya.
g. Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan neurologi dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai masalah
neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan
neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat,
hiperbilirubinemia, dsb.
h. Evaluasi penyakaitpenyakit metabolik
Salah satu penyebab gangguan pada anak adalah penyakit metabolik. Dari anamnesis,
daapt dicurigai adanya penyakit metabolik, apalagi jika ada anggota keluarga lain
terkena penyakit yang sama.
i. Integrasi dari hasil penemuan
Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan diatas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis
tentang penyimpangan perkembangan. Kemudian di tetapkan penatalaksanaan, jika perlu di
rujuk, dan progjosisnya
II. 11. CARA MENCUKUPI KEBUTUHAN ANAK PADA KASUS
Gagal tumbuh:
Evaluasi awal: anamnesis dan identifikasi penyebabnya
Riwayat kelahiran, makanan dan gizi, buang air besar dan buang air kecil, pola
pertumbuhan, infeksi berulang
Evaluasi lanjut: catatan diet, pemeriksaaan lab
Pengobatan: diet pola makan anak, diet kalori tinggi
Terlambat bicara:
Evaluasi awal: anamnesa dan pemeriksaan fisis untuk identifikasi penyebab
Screening awal kemampuan bahasa, tes daya dengar
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
36/38
33
Evaluasi lanjut: pemeriksaan audiologi, pemeriksaan yang berkaitan dengan syaraf,
pemeriksaan adanya kelainan perilaku anak
Diagnosis: tetapkan klasifikasi penyimpangan berbahasa/bicara
Pengobatan: konservatif, aktif terhadap keadaan yang akut
.
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
37/38
34
SIMPULAN
8/10/2019 Laporan Pbl Modul 1 Submodul 2 Tumbang
38/38
DAFTAR PUSTAKA
Soetjihningsih. Tumbuh kembang anak. Ranuh G ed. Jakarta :EGC, 1995
Tanuwidjaya S. Konsep tumbuh dan kembang. Dalam : Narendra MB, Sularyo TS,Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG. Eds. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta.
Sagung Seto, 2002,1-13.