laporan lengkap

42
LAPORAN PRAKTIKUM AGEN PENYAKIT IDENTIFIKASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS oleh: Nama : FITRIANI SUKARDI NIM : K11111258 Kelas : B Kelompok : III Tanggal Percobaan : 5 Juni 2012 LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT

Transcript of laporan lengkap

Page 1: laporan lengkap

LAPORAN PRAKTIKUM AGEN PENYAKIT

IDENTIFIKASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

oleh:

Nama : FITRIANI SUKARDI

NIM : K11111258

Kelas : B

Kelompok : III

Tanggal Percobaan : 5 Juni 2012

LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2011-2012

Page 2: laporan lengkap

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, tidak ada kata yang lebih pantas selain ucapan

syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat limpahan rahmat dan karuniyah-

Nyalah Sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini, merupakan

hasil praktikum pengamatan salah satu agen bakteri yaitu bakteri Mycobacterium

tuberculosis atau BTA (Basil Tahan Asam) yang merupakan salah satu proses

perkuliahan dari salah satu mata kuliah yaitu agent penyakit.

Dalam pembuatan laporan ini, disadari bahwa tidak terlepas dari bantuan

beberapa pihak yang membantu dalam pembuatan laporan ini. Karena itu pada

kesempatan disampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kontribusinya.

Dalam pembuatan laoran ini, terdapat banyak keterbatasan, baik keterbatasan

waktu maupun buku referensi . oleh karena itu, dimungkinkan banyak terdapat

kekurangan dalam laporan ini. Sehingga saran dan kritik yang membangun menjadi

harapan penulis. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga dapat

berguna bagi semua pihak. Terima kasih.

Makassar , Juni 2012

penulis

Page 3: laporan lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis paru atau yang lebih dikenal dengan TBC

merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat.

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang kejadiannya hampir

selalu ditemukan diberbagai belahan dunia. Angka kejadian paling tinggi

dijumpai di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan kedua dijumpai di Cina yang

mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki urutan ketiga dengan penderita

583.000 orang.

Penyakit tuberklosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bacil

Mycobacterium tuberklosis atau basil tuberkel, yang tahan asam. Penularan

penyakit ini, dapat melalui interaksi lansung dengan dahak penderita ataupun

butir-butir ludah diudara yang cukup banyak mengandung basil tuberkel. Bila

seseorang yang belum pernah terpapar pada TB, menghirup cukup banyak basil

tuberkel kedalam alveoli, maka terjadilah infeksi tuberklosis.

Di Indonesia TB kembali merupakan penyebab kematian utama setelah

penyakit jantung dan saluran pernafasan.. Dibeberapa negara telah terjadi

penurunan angka kesakitan dan kematiannya. Angka kematian berkisar dari

kurang 5 - 100 kematian per 100.000 penduduk pertahun. Angka kesakitan dan

kematian meningkat menurut umur. Di Amerika serikat pada tahun 1974

dilaporkan angka insidensi sebesar 14,2 per 100.000 penduduk.

Berdasarkan uraian di atas, mengenai angka kematian akibat tuberklosis,

dan dampak negatifnya maka perlu dilakukan pendeteksian sejak dini terhadap

infeksi tuberklosis melalui praktikum pendeteksian infeksi penyakit tuberklosis

terhadap objek/sputum penderita.

Page 4: laporan lengkap

I.2. Prinsip Percobaan

Pewarnnaan Ziehl Neelsen :

Dinding Sel BTA terdiri dari lapisan Peptidoglkan dan senyawa lipid, bila

diwarnai dengan Carbol fuchsin maka zat warna akan meresap kedalam dinding

sel dengan baik bila dipanaskan. oleh kerena itu saat pewarnaan preparat

dipanaskan agar dinding sel luruh dan warna dapat masuk ke dalam sel. Asam

mycolat yang terdapat dipori – pori dinding sel akan berikatan dengan fuchsin

sehingga warna merah sulit dilunturkan dengan asam alkohol. Zat warna

Methylen Blue merupakan Counter stain sebagai warna dasar atau latar belakang

I.3. Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui cara mendeteksi

infeksi basil tuberkel pada penderita tuberklosis melalui pengamatan jumlah

Basil Tahan Asam pada objek yang dijadikan sebagai sampel (sputum).

Page 5: laporan lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tuberklosis (TBC)

Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar

kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Kuman Tuberkulosis adalah Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat

khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula

sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari

langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan

lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama

beberapa tahun (anonim, 2007)

II.2. Penyebab

Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium

tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan

termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis

meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii.

Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang

terpenting dan paling sering dijumpai (anonim, 2007).

M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ,

tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi

pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun,

sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut

tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria

disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain

yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus,

Page 6: laporan lengkap

Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium (anonim,

2007)

Penyakit ini dinamakan Tuberkulosis karena berbentuk nodul yang khas

yakni Tubercele . Hampir seluruh tubuh dapat terserang oleh bakteri ini dan yang

paling banyak adalah paru-paru. Kemudian Ehrlich membuktikan bahwa bakteri

TB adalah gram positif dan bersifat tahan asam yang dapat terlihat pada

pemeriksaan mikroskopis secara langsung dengan metode Ziehl Nielsen

(Ahmadi,2005).

Wilhelm Rontgen kemudian pada tahun 1895 menemukan sinar X

sehingga makin melengkapi sarana diagnostik TB. Dengan demikian, pada

permulaan abad XX ini sebetulnya semua sarana diagnostik TB sudah tersedia

lengkap dan terus menerus dipakai sampai hari ini, tetapi baru mulai tahun 1950-

an ditemukan-obat-obatan yang dapat membunuh basil TB. Dengan demikian

penyakit ini mulai dapat benar-benar disembuhkan secara medis

(Danusantoso,2000).

II.3 Penularan Tuberklosis

Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk

atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet

(percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara

pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet

tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam

tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru

kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran

linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya

(anonim, 2007).

Apabila seseorang menghirup cukup banyak basil tuberkel atau kuman

tuberklosis kedalam alveoli, maka dapat menimbulkan tejadinya infeksi

tuberklosis. Reaksi tubuh terhadap basil tuberkel tergantung pada kerentanan

orang tersebut. Besarnya dosis yang masuk, dan virulensi organisme. Peradangan

Page 7: laporan lengkap

terjadi didalam alveoli (parenkim) paru, dan pertahanan tubuh alami berusaha

melawan infeksi itu, lalu dibawa ke sel T. proses radang dan rekasi sel

menghasilkan sebuah nodul pucat kecil yang disebut tuberkel primer. Di bagian

tengah nodul terdapat basil tuberkel (Jan, 2000).

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman

yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan

dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif

(tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam

udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Perioda potensi penularan, selama

basil tuberkel ada pada sputum (dahak). Beberapa kasus tanpa pengobatan atau

dengan pengobatan tidak mungkin akan kumat-kumatan dengan sputum positif

selama beberapa tahun. Tingkat atau derajat penularan tergantung kepada

banyaknya basil tuberkulosis dalam sputum, virulensi atas basil dan peluang

adanya pencemaran udara dari batuk, bersin dan berbicara keras secara umum.

(Hiswani,2011).

Resiko Penularan : Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of

Tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan

berfariasi antara 1 / 2 %. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap

tahun diantara 1000 penduduk, 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian

besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya 10 %

dari ang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB. Dari keterangan tersebut

diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah dengan ARTI 1 %, maka diantara

100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus) penderita tuberkulosis setiap

tahun, dimana 50 % penderita adalah BTA positif. Faktor yang mempengaruhi

kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang

rendah; diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS (anonim, 2007).

Page 8: laporan lengkap

II.4. Gejala dan Riwayat Tuberklosis

Gejala-gejala umum Tuberkulosis:

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.

Gejala Lain Yang Sering Dijumpai : Dahak bercampur darah.

Sesak napas dan rasa nyeri dada.

Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak

badan (malaise),

Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari

Sebulan (Hiswani, 2011)

Gejala-gejala khusus:

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah

bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah

yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan

keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya

penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Penemuan penderita Tuberkulosis (TB) Pada Orang Dewasa. Penemuan

penderita TB dilakukan secara Pasif, artinya penjaringan tersangka penderita

dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan.

Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik

oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan

penemuan tersangka penderita. Cara ini biasa dikenal dengan sebutan Passive

Page 9: laporan lengkap

Promotive Case Finding Selain itu, semua kontak penderita TB paru BTA

positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Seorang petugas kesehatan

diharapkan menemukan tersangka penderita sedini mungkin, mengingat

tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan

kematian.Semua tersangka penderita harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam

waktu 2 hari berturut-turut (anonim, 2007).

Penemuan Penderita Tuberkulosis Pada Anak. Penemuan penderita

tuberkulosis pada anak merupakan hal yang sulit. Sebagian besar diagnosis

tuberkulosis anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji

tuberkulin. Diagnosis Tuberkulosis (TB) Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang

Dewasa. Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan

ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil

pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA

hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan

lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang.

Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai

penderita TB BTA positif (anonim, 2007).

II.5. Klasifikasi Tuberklosis

Pada penyakit tuberkulosis dapat diklasifikasikan yaitu tuberkulosis paru

dan tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru merupakan bentuk yang paling

sering dijumpai yaitu sekitar 80 % dari semua penderita. Tuberkulosis yang

menyerang jaringan paru-paru ini merupakan satusatunya bentuk dari TB yang

mudah menular. Tuberkulosis ekstra paru merupakan bentuk penyakit TBC yang

menyerang organ tubuh lain, selain paru-paru seperti pleura, kelenjar limpe,

persendian tulang belakang, saluran kencing,susunan syaraf pusat dan perut.

Pada dasarnya penyakit TBC ini tidak pandang bulu karena kuman ini dapat

menyerang semua organ-organ dari tubuh (Hiswani,2011).

Page 10: laporan lengkap

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Juni 2012

Pukul : 13.00 - 15.00

Tempat : Laboratoriun Terpadu

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas hasanuddin

III.2. Alat dan Bahan

1. SampelDahak/sputum (objek)

2. Alat a) Mikroskop binokulerb) Objek glassc) Osed) Pasir lysole) Lampu spiritusf) Penjepit tabungg) Label/spidol

Bahan

a) HCL Alkohol 3%b) Methylein Blue 0,3%c) Carbol Puchsind) Oil Emercy

III.3. Prosedur Kerja1. Pembuatan Preparat

1) Sediakan objek glass yang telah dibersihkan dengan tissue dan dipanaskan diatas bunzen atau nyala lampu spiritus.

2) Sterilkan ose dengan cara dipijarkan dengan lampu spiritus.3) Ambil sputum dengan menggunakan ose tadi dengan ukuran sputum ±

sebessar biji kacang hijau.4) Bentuk sputum di atas objek glass hingga berbentuk lonjong dengan

ukuran 2x3 cm.

Page 11: laporan lengkap

5) Bersihkan ose dengan mencelupkannya pada pasir lisol lalu sterilkan diatas nyala lampu spiritus.

6) Fiksasi objek glass tadi lalu tunggu hingga kering sebelum dilakukan proses pewarnaan.

2. Pewarnaan1) Genangi permukaan preparat dengan Carbol Puchsin 0,3% lalu

panaskan sampai menguap,lalu diamkan 5 menit tapi jangan sampai mendidih lalu bilas dengan air kran.

2) Lemburkan dengan HCL Alkohol 3% 1 menit lalu bilas dengan air kran.

3) Preparat digenangi dengan Methylein Blue 0,3% lalu diamkan 3menit,bilas air kran lalu keringkan.

4) Setelah kering,diamati dimikroskop dengan pembesaran 100x.3. Pembacaan Hasil

1) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : negatif.2) Ditemukan 10-100 BTA dalam 100 lapangan pandan : + (positif 1)3) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang : ++ (positif 2)4) Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapangan pandang : +++ (positif 3)

Page 12: laporan lengkap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Gambar 1. BTA dalam 1 lapangan pandang (sumber internet)

Berdasarkan pengamatan BTA yang dilakukan terhadap objek/sputum

penderita TB melalui mikroskop ditemukan sebanyak 32 BTA dalam 1

lapangan pandang.

IV.2. Pembahasan

Gambar (1) diatas merupakan salah satu contoh hasil pengamatan yang

menunjukkan jumlah BTA (Basil Tahan Asam) dalam 1 lapangan pandang.

Dengan mengetahui jumlah BTA dalam setiap lapangan pandang, maka dapat

dideteksi mengenai penyakit infeksi tuberklosis pada pasien. BTA dalam satu

lapangan pandang terlihat berwarna merah akibat pemberian carbol fuchsin.

warna akan meresap kedalam dinding sel dengan baik bila dipanaskan. Asam

mycolat yang terdapat dipori – pori dinding sel akan berikatan dengan fuchsin

sehingga warna merah sulit dilunturkan dengan asam alkohol. Zat warna

Methylen Blue merupakan Counter stain sebagai warna dasar (Moel, 2010)

Basil Tahan Asam (bakteri berbentuk batang) adalah bakteri yang jika

telah diwarnai dengan zat warna basa tidak dapat dihilangkan warnanya oleh

zat yang bersifat asam atau alkohol. Oleh karena itu, pada saat pengamaatn

Basil Tahan Asam (berwarna merah)

Latar belakang (berwarna biru)

Page 13: laporan lengkap

pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali maka BTA akan terlihat seperti

berwarna merah oleh karena pewarnaan carbol fuchsin, latar belakangnya

berwarna biru oleh karena methylein blue dan berbentuk batang halus.

Berdasarkan hasil pengamatan, yang mendeteksi objek /sputum salah

satu penderita Tuberklosis ditemukan sebanyak 32 BTA dalam 1 lapangan

pandang, berarti pasien tersebut menderita tuberklosis positif 3 karena terdapat

> 10 BTA dalam aetiap 1 lapangan pandang. Namun, seseorng dikatakan BTA

positif jika dari hasil tes sputum terdapat 2 atau 3 pot sputum yang dinyatakan

positif terdapat Mycobacterium tuberculosis.

Page 14: laporan lengkap

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa:

a) Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB

menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya

b) Penyebab penyakit tuberklosis adalah bakteri kompleks Mycobacterium

tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan

termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis

meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii.

c) Gejala-gejala umum Tuberkulosis :

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.

Gejala Lain Yang Sering Dijumpai : Dahak bercampur darah.

Sesak napas dan rasa nyeri dada.

Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak

badan (malaise),

Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari

sebulan.

d) Salah satu cara untuk mendeteksi infeksi penyakit tuberklosis yaitu melaui

metode pemeriksaan Ziehl Neelsen dengan cara menghitung jumlah BTA

dalam setiap 1 lapangan pandang objek/sputum.

V.2. Saran

Sebaiknya praktikum untuk mendeteksi infeksi penyakit tuberklosis

penyakit harus dilakukan sesuai jadwal yang telah direncanakan agar praktikum

bisa berjalan efektif dan efisien.

Page 15: laporan lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi. 2010. Kapita selekta kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta.

_______.2011. “factor penyebab tbc”. Dalam http://en.wikipedia.org. Diakses

pada tanggal 14 November 2011.

_____________. 2012. “TBC”. Dalam http:// index.php.htm. Diakses pada

tanggal 6 Juni 2012.

LAPORAN PRAKTIKUM AGEN PENYAKIT

Page 16: laporan lengkap

IDENTIFIKASI AGEN MALARIA

(Plasmodium)

oleh:

Nama : FITRIANI SUKARDI

NIM : K11111258

Kelas : B

Kelompok : III

Tanggal Percobaan : 5 Juni 2012

LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2011-2012

KATA PENGANTAR

Page 17: laporan lengkap

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, tidak ada kata yang lebih pantas selain ucapan

syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat limpahan rahmat dan karuniyah-

Nyalah Sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini, merupakan

hasil praktikum pengamatan salah satu agen parasit yaitu parasit plasmodium yang

merupakan salah satu proses perkuliahan dari salah satu mata kuliah yaitu agent

penyakit.

Dalam pembuatan laporan ini, disadari bahwa tidak terlepas dari bantuan

beberapa pihak yang membantu dalam pembuatan laporan ini. Karena itu pada

kesempatan disampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kontribusinya.

Dalam pembuatan laoran ini, terdapat banyak keterbatasan, baik keterbatasan

waktu maupun buku referensi . oleh karena itu, dimungkinkan banyak terdapat

kekurangan dalam laporan ini. Sehingga saran dan kritik yang membangun menjadi

harapan penulis. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga dapat

berguna bagi semua pihak. Terima kasih.

Makassar , Juni 2012

penulis

BAB I

Page 18: laporan lengkap

PENDAHULUAN

I.1. latar Belakang

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan

primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi

protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas

dingin menggigil) serta demam berkepanjangan. Plasmodium merupakan genus

protozoa parasit. Parasit ini senantiasa mempunyai dua inang dalam siklus

hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh

spesies menjangkiti manusia, Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk

burung, reptilia dan hewan pengerat

Penyebaran penyakit malaria sangat bergantung pada kondisi lingkungan

disekitarnya. Sehingga malaria merupakan penyakit yang sering terdapat di

daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan

yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan

kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor

lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin,

ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan

kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir

pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di

hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat

menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk

menjadi tidak terkontrol.

Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh Benua

Eropa dan di daerah seperti Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun

penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua Afrika dan

Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya

dan sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya,

malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.

Page 19: laporan lengkap

Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah

yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut.

Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota

(urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang

bermukim didaerah tersebut.

Oleh karena itu, perlu dilakukan percobaan untuk mengidentifikasi

plasmodium pada apusan darah yang menjadi sampel/objek penelitian

I.2. Prinsip Percobaan

- Prinsip apusan : dibuat apusan darah (tipis/tebal) pada objek glass

- Prinsip pewarnaan : didasarkan pada sifat kimiawi zat warna pada sel yang

bersifat asam dan bereaksi dengan komponen sel yang bersifat alkalis,

sehingga dapat menghasilkan warna pada sel.

II.3. Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk cara mengidentifikasi adanya

plasmodium pada sampel (apusan darah ) melalui uji laboratorium.

Page 20: laporan lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Malaria

Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan

oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel yang ditandai dengan

demam, anemia dan splenomegali (Kusnadi, 2010).

Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh

spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang,

panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak

disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik. Jenis

malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium

vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala

pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).

Demam rimba (jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga

malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab

sebagian besar kematian akibat malaria. Gejala tersebut kemudian akan terulang

kembali setiap 3 hari. Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling

jarang ditemukan, disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan

malaria tertiana. Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati;

beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan

menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga

menyebabkan demam (anonim, 2007).

II.2. penyebab

Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini

mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak

dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai

sifat yang sama yaitu :

Page 21: laporan lengkap

1) hidup sebagai parasit

2) tidak mempunyai alat untuk bergerak

3) Pembiakan dengan pembentukan spora.

4) Tidak ada Vakuola kontraktil (kusnadi,2010)

Plasmodium dapat digolongkan kedalam endoparasit dimana terdapat dalam

sel darah merah dalam saluran darah tetapi stadium-stadium tertentu hidup diluar

saluran darah yang tersebut dengan stadium ekstraeritrositer, tetapi masih dalam

sel-sel jaringan tubuh. Kita mungkin mengira hanya kita yang dirugian oleh

plasmodium ini, yaitu dengan perantaraan nyamuk sehingga menyebabkan

penyakit malaria, tetapi ternyata nyamuk pun bisa ikut terkena serangan dari

plasmodium ini, Seperti yang dikemukakan oleh Mukayat D. Brotowidjoyo

(1987), bentuk aseksual terdapat sebagai parasit dalam eritrosit manusia dan

burung, bentuk seksual terdapat dalam tubuh nyamuk Anopheles sp, bentuk

seksual itupun hidup sebagai parasit, dan nyamuk dapat mati karena serangan

dari plasmodium (conni, 2010).

Plasmodium juga disebut parasit stasioner primer, disebut begitu karena

plasmodium selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu

sporulasi suhu badan penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa

terjadi kekurangan darah, hal ini disebabkan oleh karena plasmodium menyerang

dan merusak butir-butir darah merah, karena itulah maka penderita penyakit

malaria kekurangan darah.

Macam-Macam plasmodium Plasmodium yang menyebabkan penyakit

malaria pada manusia, yaitu :

1) Plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertiana, merupakan

penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia.

2) Plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria quartana,

menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.

3) Plasmodium falciparum, menyebabkan penyakit malaria tropik, merupakan

Page 22: laporan lengkap

malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Antara spesies-

spesies plasmodium tersebut ada perbedaan morfologi dan interval waktu

yang dipergunakan didalam siklus schizogoni yang berlangsung.

4) Plasmodium ovale.

5) Plasmodium tidak hanya terbatas pada jenis diatas, karena masih banyak

jenis plasmodium yang lain tetapi hanya menyerang hewan lain selain

manusia seperti : Plasmodium brasilianum, yang terdapat pada kera,

Plasmodium knowlesei, Plasmodium gallinarium dan masih banyak lagi.

Dalam siklus hidupnya plasmodium mempunyai dua hospes yaitu pada

manusia dan nyamuk. Siklus aseksual yang berlangsung pada manusia

disebut skizogoni dan siklus seksual yang membentuk sporozoit didalam

nyamuk disebut sporogoni. Siklus Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah

nyamuk anopheles betina dimasukkan kedalam darah manusia melalui

tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga puluh menit jasad tersebut

memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai stadium eksoeritrositik dari pada

daur hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi skizon dan

berkembang menjadi merozoit (10.000-30.000 merozoit, tergantung

spesiesnya) . Sel hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit keluar

dengan bebas, sebagian di fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi sebelum

memasuki eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau eksoeritrositik

yang berlangsung selama 2 minggu. Pada P. Vivax dan Ovale, sebagian

tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang

menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal

didalam hati sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh

menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps

(kekambuhan) (anonim, 2011) .

Sedangkan siklus seksual pada palsmosium, terjadi apabila didalam

tubuh nyamuk apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang

mengandung gametosit. Gametosit yang bersama darah tidak dicerna. Pada

Page 23: laporan lengkap

makrogamet (jantan) kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak

kepinggir parasit. Dipinggir ini beberapa filamen dibentuk seperti cambuk

dan bergerak aktif disebut mikrogamet. Pembuahan terjadi karena masuknya

mikrogamet kedalam makrogamet untuk membentuk zigot. Zigot berubah

bentuk seperti cacing pendek disebut ookinet yang dapat menembus lapisan

epitel dan membran basal dinding lambung. Ditempat ini ookinet membesar

dan disebut ookista. Didalam ookista dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa

sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan bila nyamuk menggigit/ menusuk

manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan mulailah siklus pre

eritrositik (anonim, 2011).

Penularan malaria ke manusia bisa bermacam-macam:

1) Alami : secara inokulatif, sporozoit masuk tubuh manusia lewat

gigitan nyamuk vektor.

2) Aksidental : lewat transfusi darah, atau jarum suntik yang

terkontaminasi darah berparasit malaria yang hidup à trofozoit langsung ke

darah.

3) Secara sengaja : dengan suntikan intravena atau transfusi untuk

tujuan terapi layuh saraf (paresis).

Page 24: laporan lengkap

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Juni 2012

Pukul : 13.00 - 15.00

Tempat : Laboratoriun Terpadu

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas hasanuddin

III.2. Alat dan Bahan

1. Sampel a) Darah kapiler segar

b) Darah vena dengan penambahan EDTA(Etilen diamin tetra acetat acid)

EDTA dapat dipakai karena tidak berpengaruh terhadap morfologi sel

darah.

2. Alat:

a) Kaca objek 25x75 mm

b) Pipet tetes/pipet Pasteur

c) Rak pengecatan

d) Mikroskop

3. Bahan /Reagen

a) Methil alcohol absolute

b) Zat warna Giemza

c) Larutan Buffer(Na2HPO4 dan NaH2PO4)pH 6,8-7,4

d) Aquadest

III. 3. Prosedur Kerja

1. Membuat sediaan

A. Membuat apusan darah (sediaan darah tipis)

Page 25: laporan lengkap

1. Pilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai “kaca

peng-Apus” dan kaca objek lain sebagai tempat sediaan.

2. Satu tetes darah diletakkan didepan tetesan darah pada 2-3 mm dari

ujung kaca objek.Kaca peng-apus diletakkan 300-400 terhadap kaca

objek.

3. Kaca peng-apus ditarik kebelakang sehingga menyentuh tetesan

darah,tunggu sampai darah menyebar pada sudut kaca.

4. Dorong kaca peng-apus sehingga terbentuk apusan darah.Darah harus

habis sebelum kaca peng-apus mencapai ujung dari kaca objek

sediaan.

5. Apusan darah dibiarkan mongering di udara dan ditulis identitas pasien

pada bagian tebal apusan.

B. sediaan darah tebal

1. Pilih dua buah kaca objek,satu sebagai kaca objek sediaan dan yang

kedua berfungsi untuk melebarkan tetesan darah.

2. Teteskan sebanyak 3 atau 4 tetes darah pada kaca objek sediaan.

3. Lebarkan tetesan darah tersebut menggunakan sudut kaca objek kedua.

4. Apusan darah dibiarkan mengering diudara dan tulis identitas pasien

pada salah satu ujung kaca objek sediaan.

2. Pewarnaan

A. Sediaan darah tipis

1. Sediaan darah tipis difiksasi dengan Methil Alkohol Absolut selama 2-3

menit.

2. Generasi sediaan dengan larutan Giemza yang telah diencerkan dengan

perbandingan 1 ml larutan giemza + 9 ml larutan buffer dan biarkan

selama 20 menit.

3. Bilas sediaan dengan air mengalir.(aliran kecil)

4. Tegakkan atau miringkan sediaan agar cepat mengering.

Page 26: laporan lengkap

B. Sediaan darah tebal

Pada sediaan darah tebal tidak dilakukan fiksasi dengan Methyl Alkohol

Absolut tetapi dilisiskan terlebih dahulu selamjutnya dilakukan pewarnaan

seperti sediaan darah tipis,kemudian cuci dengan air mengalir secara hati-

hati.

Page 27: laporan lengkap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

IV.2. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan sampel (apusan darah) yang telah dilakukan, ditemukan plasmodium pada eritrosit darah tersebut. Hal ini membuktikan bahwa sampel darah yang diamati mengandung Plasmodium falciparum yang ditandai dengan bentuk setengah lingkaran merah pada eritrosit yang berbentuk bulat.

Preparat darah tipis dengan giemsa adalah dasar utama pemeriksaan malaria.

Preparat ini memekatkan parasit dan memungkinkan dereksi bahan pada infeksi yang

ringan. Namun, pada sediaan darah tipis kita tidak dapat membedakan spesies

plasmodiumnya. Sehingga, pemerikasaan preparat dengan darah tebal yang diwarnai

dengan giemsa penting untuk membedakan spesies.

Sediaan darah tebal dihemolisa dengan air selama 1 menit. Lalu dibuang dan

dilakukan pengecatan giemsa selama 10 menit dengan prbandingan 1:3. Periksa

dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100 kali dan lensa okuler 10

kali, jadi dengan perbesaran 1000 kali, yang hasilnya dapat dilihat sseperti contoh

pada gambar.

Plasmodium dalam eritrosit

eritrosit

Page 28: laporan lengkap

BAB V

PENUTUP

V.1. kesimpulan

a) Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan

oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel yang ditandai

dengan demam, anemia dan splenomegali (Kusnadi, 2010).

b) Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini

mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan

berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas

sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :

1) hidup sebagai parasit

2) tidak mempunyai alat untuk bergerak.

3) Pembiakan dengan pembentukan spora.

4) Tidak ada Vakuola kontraktil

c) salah satu cara untuk mengidentifikasi penyakit malaria dengan identifikasi

plasmodium pada leukosit (darah pasien) dapat dilakukan dengan

pemeriksaan sampel darah, yang dilakukan dengan pengamatan apusan

darah tebal dan tipis, yang dilanjutkan dengan teknik pewarnaan untuk

memudahkan dalam pengamatan sampel.

Page 29: laporan lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi. 2010. Kapita selekta kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta.

_________________. 2012. “malaria dan penyebabnya”. Dalam

http://www.fortunestar.co.id/health?gid=43. Diaksespada tanggal 6 Juni 2012.

_____________. 2012. “malaria”. Dalam http:// index.php.htm. Diakses pada

tanggal 5 Juni 2012.