Laporan KM 3 fix perbaikan.doc

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya. Tumor abdomen saat ini sudah diklasifikasikan sesuai dengan lokasi tumor. Tumor pada daerah abdomen dapat meliputi kanker lambung yang dilaporkan insidennya 10 per 100.000 populasi di Amerika Serikat, neoplasma usus halus yang merupakan 1% dari malignasi gastrointestinal. Perkiraan jumlah penderita tumor abdomen selama tahun 2009 adalah 1.300, yang akan mengakibatkan kematian 250 orang. ( Smelszer, Suzanne C. 2001). Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan 1

Transcript of Laporan KM 3 fix perbaikan.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.Tumor abdomen saat ini sudah diklasifikasikan sesuai dengan lokasi tumor. Tumor pada daerah abdomen dapat meliputi kanker lambung yang dilaporkan insidennya 10 per 100.000 populasi di Amerika Serikat, neoplasma usus halus yang merupakan 1% dari malignasi gastrointestinal. Perkiraan jumlah penderita tumor abdomen selama tahun 2009 adalah 1.300, yang akan mengakibatkan kematian 250 orang. ( Smelszer, Suzanne C. 2001). Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

1. Karsinogen 2. Hormone3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat.

4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler

5. Genetic

6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan.7. Insiden

Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari 496.000 orang Amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan frekuensinya, penyebab kematian akibat tumor di Amerika Serikat meliputi kanker paru, prostate, dan area kolorektal pada pria dan pada tumor paru, payudara, dan area kolorektal pada wanita.(Smelstzer, Suzanne C.2001)

Pada kasus ini Tn. M didiagnosa medis mengalami Massa Intra Abdomen. Berdasarkan hasil radiologi CT-scan dapat disimpulkan bahwa Tn. M menderita splenomegali dan lymphoma maligna.Apabila telah diketahui ada tumor dalam abdomen, selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Ditentukan apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tetapi pada tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis telah mendesak ke rongga abdomen.

Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan. Pemeriksaan darah tepi dan laju endap darah masih tetap diperlukan untuk menentukan pakah tumor tersebut memang ganas dan apakah tumor telah mengganggu sistem hematopoiesis, seperti perdarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum tulang dan lain-lain.

Kemudian dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen dan khusus untuk tumor retroperitoneal diperlukan pemeriksaan pielografi intravena. Selanjutnya pemeriksaan ultrasonografi dan atau CT-scan dilakukan sesuai sarana dan prasarana. Adakalanya pemeriksaan ini juga dapat membantu menentukan tumor itu ganas, yaitu bila ditemukan tidak adanya batas antara tumor dan jaringan sekitarnya yang berarti tumor telah melakukan penyusupan atau mengadakan destruksi jaringan sekitarnya atau adanya pembesaran kelenjar getah bening dan metastasis di tempat lain.

Untuk tumor yang diketahui menghasilkan produk metabolit tertentu atau marker, perlu diperiksa kadarnya, sebaiknya sebelum dilakukan pengobatan untuk menunjang diagnosis. Pemeriksaaan ini diulang secara berkala untuk menilai keberhasilan pengobatan dan kemungkinan residif.

Selanjutnya penderita dipersiapkan sebaik-baiknya untuk menjalani laparatomi eksplorasi. Saat itu ditentukan apakah tumor dapat diangkat seluruhnya atau sebagian atau hanya dapat dilakukan biopsi. Keterangan ini diperlukan untuk tindakan selanjutnya. Bila tumor dapat diangkat seluruhnya maka stadium tetap, tetapi bila tumor hanya dapat diangkat sebagian (debulking) atau tumor pecah selama operasi (spill), maka stadium dinaikkan setingkat. Untuk tumor yang hanya dapat dibiopsi, biasanya dilanjutkan dengan kemoterapi atau radiasi dahulu dan setelah tumor mengecil dilakukan re-laparatomi.Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti splenomegali, hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra nodal yaitu di luar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus, paru, kulit, dan organ lain. Dalam garis besar, limfoma dibagi dalam 4 bagian, diantaranya limfoma Hodgkin (LH), limfoma non-hodgkin (LNH), histiositosis X, Mycosis Fungoides. Dalam praktek, yang dimaksud limfoma adalah LH dan LNH, sedangkan histiositosis X dan mycosis fungoides sangat jarang ditemukan.Di negara maju, limfoma relatif jarang, yaitu kira-kira 2% dari jumlah kanker yang ada. Akan tetapi, menurut laporan berbagai sentra patologi di Indonesia, tumor ini merupakan terbanyak setelah kanker serviks uteri, payudara, dan kulit.B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui cara membuat asuhan gizi terstandar bagi pasien penderita Tumor Intra Abdomen b. Untuk mengetahui dan dapat mempelajari jenis makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada pasien Tumor Intra Abdomen.2. Manfaat

a. Mahasiswa dapat membuat proses asuhan gizi terstandar untuk pasien Tumor Intra Abdomen.b. Mahasiswa dapat menentukan jenis diit untuk pasien Tumor Intra Abdomen.

c. Mahasiswa dapat mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dibatasi oleh pasien Tumor Intra Abdomen.C. Kompetensi PKL1. Melakukan penapisan gizi (nutritions screening) pada klien/pasien Tumor Intra Abdomen.2. Melakukan pengkajian gizi (nuitritions assessment) pasien Tumor Intra Abdomen dengan Membantu dalam pengkajian gizi (nutritions assessment) pasien Tumor Intra Abdomen.3. Melaksanakan asuhan gizi untuk pasien Tumor Intra Abdomen sesuai kondisi: asupan gizi, klinis, biokimia, social budaya dan kepercayaan dari berbagai golongan umur.4. Melakukan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak lanjut.5. Mendidik pasien Tumor Intra Abdomen dalam rangka promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan terapi gizi untuk kondisi tanpa komplikasi. 6. Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi.7. Merujuk klien/pasien kepada ahli lain (dokter PJP atau dietisien senior) pada saat situasi berada diluar kompetensinya.8. Menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan informasi dan komunikasi 9. Berpartisipasi dalam konferensi tim kesehatan untuk mendiskusikan terapi dan rencana pemulangan pasien.10. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi pada pasien Tumor Intra Abdomen BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tumor Intra Abdomen

Tumor adalah merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma Budi, 2001). Menurut E. Oswari (2000) tumor adalah benjolan di sebabkan oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong.

Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dengan sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena cava interior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bentuknya tetapi tidak menginvasinya (Corwin. 2000).Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor limpa/lien, Tumor lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma), Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal). Pada kasus ini Tn. M menderita tumor intra abdomen pada limpa sehingga dapat disimpulkan Tn. M mengalami limphoma maligna dengan splenomegali.B. Limfoma MalignaLimfoma Maligna (LM) adalah suatu keganasan yang terutama menyerang sistem kelenjar getah bening dan limpa. Kelenjar getah bening yang terkena membesar tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat progressif. Kelainan ini lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita (Neely,1989). LM merupakan proses proliperatif jaringan limporetikuler yang bersifat neoplastik dan menyerang stem cell, limfosit dalam berbagai tingkat defferensiasi. Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti splenomegali, hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra nodal yaitu di luar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus, paru, kulit, dan organ lain.Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma malignum (maligna = ganas).

Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak.Limfoma adalah salah satu jenis kanker darah yang terjadi ketika limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang menjaga daya tahan tubuh, menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau hidup lebih lama dari biasanya. Limfoma dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti nodus limfa, limpa, sumsum tulang, darah, atau organ lainnya, yang pada akhirnya akan membentuk tumor, yang tumbuh dan mengambil ruang jaringan dan organ di sekitarnya, sehingga menghentikan asupan oksigen dan nutrien untuk jaringan atau organ tersebut.Limfoma dapat ditangani dengan melakukan kemoterapi dan kadang-kadang radioterapi atau transplantasi sumsum tulang, dan penyembuhannya tergantung kepada histologi, jenis, dan tahapan penyakit. Sel kanker tersebut biasanya muncul di nodus limfa, yang juga dapat memengaruhi organ lain seperti kulit, otak, dan tulang (limfoma ekstranodal). Limfoma berhubungan dekat dengan leukemia, yang juga muncul di limfosit, namun hanya pada darah dan sumsum tulang, dan biasanya tidak membentuk tumor yang statis. Ada banyak jenis limfoma, dan limfoma merupakan salah satu penyakit hematologis.C. Klasifikasi

Berikut ini merupakan macam-macam penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu:

penyakit Hodgkin (PH)

limfoma non Hodgkin (LNH)

Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih agresif.D. EtiologiPenyebab pasti belum diketahui. Empat kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan kelainan sistem kekebalan infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia).Faktor predisposisi antara lain:1. Usia Penyakit limfoma maligna banyak ditemukan pada usia dewasa muda yaitu antara 18-35 tahun dan pada orang diatas 50 tahun 2. Jenis kelamin

Penyakit limfoma maligna lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita3. Gaya hidup yang tidak sehatRisiko Limfoma Maligna meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV4. Pekerjaan Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan resiko tinggi terkena limfoma maligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik.

E. Patofisiologi

Sel ganas pada penyakit NHL adalah limfosit yang berada pada salah satu tingkat diferensiasinya dan berproliferasi secara banyak. Apabila sel limfosit dirangsang oleh antigen, akan bertransformasi melalui berbagai tingkatan untuk dapat mencapai bentuk yang berfungsi sesuai dengan tugasnya.

Limfosit bahkan berdeferensiasi menjadi sel plasma yang membentuk antibodi, sedangkan limfosit akan berdiferensiasi menjadi bentuk sel aktif, jadi ada limfoma Non Hodkins yang berasal dari limfosit B dan ada yang berasal dari limfosit T.Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).

Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanankelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.

Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma.

F. Gejala pada Limfoma

Gejala Klinis1. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pada limfoma Hodgkin, 80% terdapat pada kelenjar getah bening leher, kelenjar ini tidak lahir multiple, bebas atas konglomerasi satu sama lain. Pada limfoma non-Hodgkin, dapat tumbuh pada kelompok kelenjar getah bening lain misalnya pada traktus digestivus atau pada organ-organ parenkim.2. Demam tipe pel Ebstein

3. Gatal-gatal

4. Keringat malam

5. Berat badan menurun lebih dari 10% tanpa diketahui penyebabnya.

6. Nafsu makan menurun.

7. Daya kerja menurun

8. Terkadang disertai sesak nafas

9. Nyeri setelah mendapat intake alkohol (15-20%)

10. Pola perluasan limfoma Hodgkin sistematis secara sentripetal dan relatif lebih lambat, sedangkan pola perluasan pada limfoma non-Hodgkin tidak sistematis dan relatif lebih cepat bermetastasis ke tempat yang jauh.11. Anemia, infeksi, dan pendarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai sumsum tulang secara difusG. Komplikasi

1. 50% penderita NHL, kemudian akan agresif setelah 8 tahun diagnosa.

2. Menggandakan diri terjadi dalam 3 hari tumor akan menghambat saluran gastrointestinal, uretra, sistem saraf dan sumsum tulang belakang.3. Terjadi kegagalan hati4. Komplikasi dari terapi radiasi dan kemoterapi5. Penyakit ini tergantung dari lokasi dan penyebaran dini tumor maligna tetapi dapat termasuk splenomegali, hepatomegali, komplikasi tromboembolik, dan kompresi sumsum tulang belakang.BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN GIZI KLINIKSTUDI KASUSTn. M berusia 66 tahun datang dengan keluhan nyeri perut, dan lemas, pasien rujukan RSUD Lhokseumawe. Keluhan ini dirasakan 6 bulan yang lalu. Sejak 3 bulan ini, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan diperut kiri, benjolan terasa keras dan kadang-kadang dirasakan nyeri. Riwayat BAB cair dan mengeluarkan darah sudah 3 bulan terakhir, riwayat BAB hitam sudah 2 bulan yang lalu, penurunan berat badan dan tidak nafsu makan. Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit lain. Sebelum sakit, pasien memiliki riwayat merokok, dalam 1 hari pasien bisa menghabiskan bungkus rokok. TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu, 36,5oC, pernafasan 24x/menit. Pasien didiagnosa menderita massa intra abdomen.Hasil Recall Hari 1 (18/03/2015)

Pagi: Nasi (20 gr)Snack: donat (30 gr)Siang: Nasi (20 gr)Snack: Pisang (50 gr)Malam: Nasi (20 gr)

Apel (22 gr)Hasil Recall Hari II (19/03/2015)

Pagi: Nasi lunak (20 gr)

Ayam (20 gr)Snack: kue dadar gulung (30 gr)

Pisang (50 gr)

Siang: nasi lunak (20 gr)

Ikan tongkol gulai (40 gr)

Tempe goreng (25 gr)Snack: bakwan (50 gr)

Risol (40 gr)

Apel (30 gr)

Susu (30 gr)

Malam: bakpia (80 gr)Hasil Recall Hari III (20/03/2015)

Pagi: Nasi lunak (100 gr)

Gulai ikan tongkol (25 gr)

Sayur sawi (50 gr)

Tempe goreng (40 gr)

Snack: nagasari (100 gr)Siang: nasi (100 gr)

Sayur kentang+bayam (70 gr)

Tahu goreng (50 gr)

Apel (22 gr)

Malam: roti (80gr)

Susu (30 gr)1. Gambaran Umum Pasien

Nama Pasien

: Tn. M

Umur

: 66 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Berat Badan

: 53 kg

Tinggi Badan

: 158 cm

Status Perkawinan

: Menikah

Tanggal Masuk RS

: 16 April 2015

Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen Terapi Diet yang diberikan : Diet TETPTanggal menjadi kasus : 18 April 20152. Proses Asuhan Gizi Terstandar

2.1 Assessment Gizi

A. Riwayat Gizi

Asupan Makanan

a. Jumlah makanan: pasien biasanya makan dengan porsi biasa 100-200 gram setiap kali makan.b. Jenis makanan: jenis makanan yang biasanya dikonsumsi adalah nasi, dengan berbagai lauk hewani yang biasanya dikonsumsi seperti telur, daging, ayam dan ikan yang bervariasi. Pasien memilki kebiasaan makan daging yang dimasak merah. Pasien kadang-kadang mengkonsumsi tahu dan tempe.c. Pola makan/snack: kebiasaan makan teratur 3 kali sehari dengan 1-2 kali selingan dan kadang-kadang tanpa selingand. Kesukaan makanan: pasien menyukai jenis sayuran seperti bayam yang dimasak dengan cara direbus, buah-buahan yang disukai adalah sawo dan jeruk.e. Recall makanan selama dirumah sakit

Zat Gizi18/03/201519/03/201520/03/2015Rata-rata Asupan Zat Gizi

Energi257 kkal1060,3 kkal947,6 kkal761 kkal

Protein3,6 gr35,6 gr27,5 gr22,2 gr

Lemak6,9 gr43,3 gr33,3 gr28 gr

KH46,1 gr136,5 gr139 gr107,2 gr

B. Data Biokimia

Jenis PemeriksaanSatuanHasil pemeriksaanNilai RujukanKategori

18/03/2015

Hemoglobing/dl10,514,0-17,0Rendah

Hematokrit%3245-55Rendah

Eritrosit106/mm33,94,7-6,1Rendah

Leukosit103/mm354,54,5- 10,5Tinggi

Trombosit103/mm386150-400Rendah

MCVfL8380-100Normal

MCHC%3332-36Normal

MCHPg2727-31Normal

LEDmm/jam92