PROFIL PENGGUNAAN LAHAN RAHMI perbaikan.doc

7
PROFIL PENGGUNAAN LAHAN Kabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 Km², terbesar penggunaan arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 % dan sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 % dari seluruh penggunaan lahan. Luas penggunaan tanah sawah terbesar adalah Kecamatan Kunduran (5559,2174 Ha) dan Kecamatan Kedungtuban (4676,7590 Ha) yang selama ini memang dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Blora. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Blora Tahun 2013 (Ha) No Kategori Luas Areal Presentase 1 Lahan Sawah 46.041,816 25,290 2 Bangunan / Pekarangan 16.952,806 9,312 3 Tegalan 26.196,011 14,389 4 Waduk 56.962 0,031 5 Hutan 90.416,521 49,663 6 Perkebunan Rakyat 4.000 0,002 7 Pertambangan 21.604 0,012 8 Lain - lain 2.369,075 1,302 1

Transcript of PROFIL PENGGUNAAN LAHAN RAHMI perbaikan.doc

PROFIL PENGGUNAAN LAHANKabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 Km, terbesar penggunaan arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 % dan sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 % dari seluruh penggunaan lahan. Luas penggunaan tanah sawah terbesar adalah Kecamatan Kunduran (5559,2174 Ha) dan Kecamatan Kedungtuban (4676,7590 Ha) yang selama ini memang dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Blora.

Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Blora Tahun 2013 (Ha)

NoKategoriLuas ArealPresentase

1Lahan Sawah46.041,81625,290

2Bangunan / Pekarangan16.952,8069,312

3Tegalan26.196,01114,389

4Waduk56.9620,031

5Hutan90.416,52149,663

6Perkebunan Rakyat4.0000,002

7Pertambangan21.6040,012

8Lain - lain2.369,0751,302

a. Pertanian.

Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Blora adalah petani, utamanya pertanian tanaman pangan. Hal ini menjadikan Kabupaten Blora sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Padi sawah merupakan komoditi utama pertanian tanaman pangan. Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Blora hanya perkebunan rakyat. Luas dan produksi tidak terlalu banyak. Tidak ada perkebunan besar yang dikelola negara atau swasta berbadan hukum di Kabupaten ini. Produksi tanaman yang menonjol adalah kelapa dan kapuk, dimana produksi kelapa mencapai 4.284, 610 ton, sedangkan kapuk sebesar 227,229 ton.

Padi sawah merupakan komoditas unggulan tanaman pangan di kabupaten Blora. Produktivitas padi di Kecamatan Kradenan tertinggi di antara kecamatan lain, sebesar 51,93 kuintal/hektar. Ini menjadikan kecamatan tersebut sebagai salah satu penyangga beras di Kbupaten Blora. Untuk tanaman palawija, produksi jagung dan kedelai mengalami kenaikan sebesar 69,62% dan 14%.

Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Blora hanya perkebunan rakyat. Luas dan produksi tidak terlalu banyak. Tidak ada perkebunan besar yang dikelola Negara atau swasta berbadan hokum di Kabupaten ini. Komoditas tembakau produksi dalam bentuk kering, sedangkan tanaman obat seperti lempuyang, kunci sayur, kunci pepet, dan temu giring sebagian besar adalah hasil hutan.

JenisLuas Panen (Ha)Produksi (Ton)Rata-rataProduksi (Kw/Ha)

201120122013201120122013201120122013

Padi sawah72.93775.60578.390338.705402.874409.35746,4453,2952,22

Padi Sawah4.7313.9555.87015.75319.22125.54533,3046,6043,52

Jagung 51.83956.86945.571225.575273.912228.43043,5148,1750,13

Kedele3.5486.4282.8244.01012.3395.20511,3019,2018,43

Kacang Tanah3.3083.2612.3943.1523.8883.6089,539,8611,18

Kacang Hijau2.5914.8162.1882.4634.7492.4479,519,8611,18

Ubi Jalar1881691802.3911.9462.649127,18115,15147,17

Ubi Kayu2.2431.9003.06940.83735.60084.573182,06187,37275,57

Sumber Data : Dintanbunakikan Kab. Blorab. Peternakan.

Satu lagi yang menjadi andalan utama penduduk Kabupaten Blora selain padi dan palawija adalah usaha ternak. Kabupaten Blora merupakan kabupaten dengan jumlah ternak besar terbanyak di Propinsi Jawa Tengah, utamanya ternak sapi potong. Dalam beberapa kesempatan sering mewakili Jawa Tengah untuk mengikuti lomba ternak baik untuk popukasi, kualitas ternak maupun kekompakkan kelompok peternak di tingkat nasional.

Blora untuk tingkat Propinsi Jawa Tengah merupakan kabupaten dengan jumlah ternak terbanyak terutama sapi potong. Sistem integrasi padi ternak (SIPT) telah diadopsi dan memasyarakat, tetapi terbatas hanya penggunaan jerami tanpa fermentasi sebagai pakan ternak sapi. Sistem manajemen kelompok yang belum memadai diduga mengakibatkan anggota belum menerapkan bahan organik secara optimal. Pengetahuan tentang jerami perlu dikembalikan ke lahan sawah, dengan cara dibenamkan atau diolah menjadi kompos, atau dijadikan pakan ternak setelah melalui proses fermentasi jerami, sehingga kotoran ternak minimal telah mengalami proses dekomposer belum menjadi pilihan masyarakat petani. Kabupaten Blora memiliki potensi ternak (sapi, kambing, domba), dan potensi lain yang mendukung, sehingga upaya pengembangan ternak sapi membutuhkan informasi (data dan potensi) dan potensi komoditas lain sebagai satu kesatuan dalam usaha pertanian.

Ada tiga jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Blora, adalah ternak besar (sapi (potong/perah), kerbau dan kuda), ternak kecil (kambing, domba dan babi), dan unggas (ayam, itik dan burung puyuh). Sapi potong merupakan jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten Blora yang tercatat sebanyak 198.806 ekor. Pada tahun 2012, populasi kambing, domba dan babi yang merupakan ternak kecil tercatat sebanyak 3.889,88 ribu ekor, 2.429,13 ribu ekor dan 163,38 ribu ekor. Dibandingkan tahun sebelumnya, populasi ternak kecil dan unggas mengalami peningkatan. Banyaknya ternak besar yang dipotong pada tahun 2012, untuk sapi tercatat sebesar 331 ribu ekor, kerbau 8,88 ribu ekor dan kuda 16 ekor. Bila dibandingkan tahun sebelumnya, pemotongan ternak kuda naik sebesar 33,33 persen, sapi naik 6,29 persen dan kerbau turun 23,36 persen. Untuk ternak kecil yang paling banyak dipotong adalah kambing dan domba, yaitu sebanyak 791,56 ribu ekor dan 392,76 ribu ekor. Produksi telur (ayam ras, ayam kampung, itik dan burung puyuh) tahun 2011 tercatat sebesar 257,18 ribu ton. Tahun 2012 menjadi 271,82 ribu ton atau naik sebesar 5,69 persen. Untuk produksi susu meningkat sebesar 1,32 persen dan produksi kulit mengalami kenaikan sebesar 14,48 persen.

Namun, populasi sapi di Kabupaten Blora dalam tiga tahun terakhir ini, mengalami penurunan cukup tajam. Pada 2011 lalu, populasi sapi mencapai 271 ribu ekor. Sedangkan pada 2013 turun menjadi 197 ribu ekor. Pengurangan jumlah populasi sapi di Kabupaten Blora disebabkan oleh berbagai hal, yaitu harga jual sapi yang turun sejak tiga tahun terakhir. Hal ini yang menyebabkan warga mulai enggan memelihara sapi. Selain itu, kebijakan impor daging sapi menjadi penyebab harga sapi lokal turun

c. Perikanan

Subsektor perikanan, meliputi kegiatan usaha perikanan darat yang terdiri dari usaha budidaya sawah, kolam dan perairan umum (sungai, waduk dan cekdam). Produksi perikanan yang ada didominasi oleh perikanan umum sebesar 251 ribu ton berasal dari sungai.

d. Penggunaan Lahan Kehutanan

Separuh dari wilayah kabupaten blora merupakan kawasan hutan, terutama di bagian utara, timur, dan selatan. Kabupaten blora terdapat wilayah yang memiliki ketinggian terendah dari 30-280 dpl dan tertinggi 500 dpl. Kecamatan dengan letak tertinggi adalah japah 280 dpl, sedangkan kecamatan cepu terendah mempunyai permukaan 31 dpl. Menurut penggunaan lahannya, hutan mendominasi dengan luas wilayah 90.416,52 hektar (49,66%), sebelum terjadinya penjarahan hutan jati di kabupaten blora. Sebanyak 49,66% luas wilayah kabupaten blora digunakan sebagai hutan negara, terbagi dalam tiga kesatuan administrasi yaitu KPH Randublatung, KPH cepu, dan KPH blora. Luas hutan rakyat didaerah Blora 16.625 ha pada tahun 2009, 17.635 ha pada tahun 2010 dan 17.265,23 ha pada tahun 2011. Jumlah total produksi hutan rakyat pada tahun 2010 adalah 7.682.91 m3 dan 3.177.30 m3 pada tahun 2011. Hasil komoditi hutan yang paling mendominasi adalah jati, dimana produksi terbesar dari KPH cepu sebanyak 43.999,385% meter3. Pada tahun 2005 total produksi kayu jati bundar mencapai sebanyak 92.803,78 meter3.LAMPIRAN5