Lapkas Rahmi

download Lapkas Rahmi

of 26

description

hhh

Transcript of Lapkas Rahmi

LAPORAN KASUS

Pembimbing :

dr. Tuti Sri Hastuti, Sp. PD

Disusun Oleh :

Rahmi Nurfitriani Misilu (2010730154)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAMRSUD KELAS B CIANJURPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporankasus ini tepat waktu. Tidak lupa penulis mengucapkan terimah kasih kepada dr. Tuti Sri Hastuti, Sp. PD selakupembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporankasusini. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan kasus ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya dan bermanfaat pula bagi penulis.

Cianjur, September 2015

Penulis

BAB IKASUS

Identitas Pasien

Nama: Ny. LUsia: 37 tahunAlamat: Jl. Raya Bandung 01/02, Sabangan Karangtengah CianjurPekerjaan: IRTStatus: MenikahMasuk RS: 13-9-2015 (20:35 WIB) status UGDAnamnesis (Autoanamnesis) pada tanggal 14-9-2015 (16:37 WIB) Keluhan utama Sesak napas sejak 3 hari SMRS Riwayat penyakit sekarangAwalnya pada 3 bulan yang lalu SMRS pasien mengatakan bahwa sekitar beberapa hari sebelumnya mengeluh badannya terasa lelah dan lemas seperti tidak berdaya untuk melakukan sesuatu. Selain itu, pasien juga merasa mual dan muntah 3 sampai 4 kali dalam sehari terutama saat ingin makan. Ulu hatinya terasa nyeri dan terasa perih terutama saat ditekan. Setiap pasien beraktifitas seperti berjalan kaki terlalu lama dan naik tangga sering merasa lelah. Pasien tidak menyadari awal mulanya kedua kakinya bengkak dari mulai punggung kaki sampai betis dan perutnya terasaagak membesar seperti orang kembung. Pasien mengatakan kadang-kadang timbul sesak sesaat perutnya terasa sakit dan perih. Sesak tersebut muncul kapan saja tidak bisa ditentukan waktunya tanpa adanya pemicu seperti dalam udara dingin,batuk, maupun hal-hal lain. pasien memiliki riwayat hipertensi dan jarang minum obat. Setelah keluhan tersebut terjadi selama 4 hari pasien baru berobat ke RS di jalan pramuka husada dan pasien dianjurkan untuk dirawat. Di RS tersebut pasien sempat di USG karena terdapat keluhan nyeri perut yang semakin memberat disertai keluhan setiap menstruasi pasien tidak lancar dan nyeri. Ternyata hasilnya terdapat kista ovarium. Pasien dirawat selama 4 hari disana dan mengalami perbaikan kemudian dibawa ke rumah kembali.1 bulan yang lalu SMRS pasien masuk lagi ke RS karena mengeluh keluhan yang hampir sama dengan 3 bulan yang lalu. Pasien mengatakan badannya terasa lemas dan mudah lelah terutama saat pasien mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci,menyapu dan mengepel. Pasien juga sering merasa pusing dan mual sehingga nafsu makannya berkurang kemudian disertai muntah setiap dimasukkan makanan. Sesak napas dirasakan lebih sering daripada sebelumnya. Pasien mengeluh nyeri perut terutama disekitar ulu hati dan perut bagian samping. Pasien mengatakan buang air kecil lebih sering daripada biasanya tanpa rasa nyeri ataupun perubahan warna pada urin. Pasien mengaku bahwa dia tidak teratur minum obat hipertensi dan masih sering makan yang asin-asin. Demam dan bengkak pada kaki ataupun tubuh yang lain disangkal oleh pasien. Pasien dirawat sekitar 3 hari dan kemudian dibawa pulang ke rumah. 3 hari SMRS pasien mnegeluh sesak napas terasa penuh di daerah perut sampai dada. Sesak muncul bisa saat pagi,siang atau malam hari tidak bisa ditentukan waktunya. Sesak napasnya tersebut tanpa pemicu sebelumnya seperti debu,udara dingin dan batuk. Sesak napas tanpa disertai demam ataupun suara ngik-ngik. Sesak napasnya bisa muncul kapanpun. Sesak napas dirasakan semakin hari semakin berat sampai pasien sulit untuk istirahat. Sesak napas dikatakan semakin berat terutama semenjak perutnya tampak membesar dan penuh seperti orang kembung. Kedua kaki dirasakan bengkak dari mulai punggung kaki sampai lutut dan kaki paisen terasa lemas. Selain itu, pasien juga mengeluh perutya terasa nyeri terutama ulu hati dan perut bagian samping atas,nyerinya itu seperti ditusuk-tusuk.. Mual dan muntah juga dikeluhkan oleh pasien,nafsu makan berkurang, badan terasa pegal-pegal,lemas dan mudah lelah. Pasien juga mengeluhkan pusing berputar yang memicu pasien semakin mual. Keluhan tersebut muncul terutama jika pasien ingin berdiri setelah duduk atau tidur. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit DahuluPasien pernah 2x dirawat di RS dengan keluhan yang seperti ini sebelumnya. Riwayat hipertensi sejak umur 20 tahun dan tidak minum obat secara teratur, riwayat gastritis sejak umur 18 tahun. Riwayat diabetes mellitus,penyakit jantung dan asma disangkal oleh pasien . Riwayat penyakit keluargakeluhan yang sama, hipertensi, diabetes mellitus , penyakit jantung dan penyakit ginjal dalam keluarga disangkal Riwayat PengobatanPasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya untuk keluhan yang sekarang. Riwayat AlergiPasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan dan cuaca Riwayat PsikososialPasien mengaku pernah merokok selama 10 tahun dari umur 25 tahun dan berhenti 2 tahun terakhir. Minum alcohol pernah tapi hanya beberapa kali. Sering makan sayur-sayuran, tahu dan tempe. Makanan pedas dan asin disangkal.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran Compos Mentis, tekanan darah 220/100 mmHg, freukuensi nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8oC. Kepala. Bentuk normocephal, simetris, rambut hitam, tidak mudah dicabutMata. konjungtiva anemis tidak ada , sklera ikterik tidak ada , pupil isokor kanan dan kiri, refleks cahaya positif pada kedua mataTelinga. Simetris kiri dan kanan, liang lapang, membran timpani intak, serumen tidak adaHidung. Septum di tengah, tidak deviasi, pernafasan cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada.Mulut. Mukosa bibir basah, lidah tidak kotor, faring dan tonsil tidak hiperemis

Leher. Pada inspeksi bentuk normal, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tidak ada, JVP tidak meningkatThoraks. Pada inspeksi bentuk dada kanan dan kiri sama, pergerakan nafas kanan dan kiri sama, iktus kordis tidak terlihat, palpasi fremitus taktil dan vokal kanan dan kiri sama, iktus kordis teraba di sela iga V garis midklavikula kiri, perkusi sonor pada kedua lapang paru, batas atas yaitu sela iga III garis sternalis kiri, batas kanan sela iga IV garis parasternalis kanan, batas kiri sela iga V garis midklavikula kiri, auskultasi pernafasan vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada, bunyi jantung I-II reguler, murmur dan gallop tidak ada.Abdomen. Pada inspeksi supel, perut tampak datar, dan tidak ada jaringan parut, palpasiterdapat nyeri tekan epigastrium dan nyeri tekan pada bagian lateral atas kanan dan kiri , hepar dan lien tidak teraba, perkusi seluruh lapang abdomen timpani, auskultasi bising usus normalEkstremitas. Bagian superior akral hangat, sianosis dan edema tidak ada, bagian inferior akral hangat, sianosis tidak ada, dan terdapat edema pada kedua tungkai

Hasil Pemeriksaan laboratorium (14 September 2015)Hematologi Rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 12,412 16 g/dl

Hematokrit 36,437 47 %

Eritrosit 4,494.2 5.4 10^6/ul

Leukosit 5,34.8 10.8 10^3/ul

Trombosit 363150 450 10^3/ul

MCV 82,780 84 fL

MCH 28,227 31 pg

MCHC 34,133 37 %

RDW-SD 45,137 54 fL

PDW 11,99 14 fL

MPV 10,88 12 fL

Diferential Hasil Nilai Rujukan Satuan

LYM % 35,326 36 %

MXD % 0,900 11 %

NEU % 4,9740 70 %

Absolut

LYM # 2,961.00 1.43 10^3/ul

MXD # 0,960 12 10^3/ul

NEU # 4,571.8 7.6 10^3/ul

Elektrolit Hasil Nilai Rujukan Satuan

Natrium (Na)139,0135 - 148mEq/L

Kalium (K)4,693,50 - 5,30mEq/L

Kalsium (Ca)0,961,15 - 1,29mEq/L

Kimia klinik Hasil Nilai Rujukan Satuan

Glukosa rapid sewaktu 149< 180mg/dL

Hasil laboraturium tanggal 15 September 2015 Kimia klinik Hasil Nilai Rujukan Satuan

Glukosa Darah Puasa5770 - 110mg%

Fungsi hati Hasil Nilai Rujukan Satuan

SGOT

SGPT 38

3215 37

12 - 78 U/l

U/l

Fungsi ginjal Hasil Nilai Rujukan Satuan

Ureum

Kreatinin 36,5

1,510 50

0,5 - 1,0mg%

mg%

Urine rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia urine

Warna Kuning Kuning

Kejernihan Jernih Jernih

Berat jenis 1,015 1,013 - 1030

pH6,04,5 - 8,0

Nitrit NegatifNegatif

Protein urin75/2+ Normal mg/dL

Glukosa (reduksi)Normal Normal mg/dL

KetonNegatifNegatifmg/dL

Urobilinogen Normal Normal UE

Bilirubin NegatifNegatifmg/dL

Eritrosit NegatifNegatif/L

Leukosit NegatifNegatif/ L

Mikroskopis

Leukosit 1-21-4/LPB

EritrositNegatif0-1/LPB

Epitel 3-4

Kristal NegatifNegatif/LPK

Silinder NegatifNegatif

Lain-lain NegatifNegatif

USG

Hasil analisis USG abdomen lower didapatkan : Sugestif awal proses kronis kanan ditandai dengan peningkatan ekogenitas parenkim ginjal Kista ovarium kanan dengan ukuran 41 cm Tidak tampak nefrolitiasis Ginjal kiri normal (besar,bentuk,posisi,parenkim,echocomplek,tidak tampak batu, sistem pelvocalises, ureter proksimal)Vesika urinaria : normal (bentuk,posisi,dinding,tidak tampak batu atau massa)Uterus : normal (besar,bentuk,posisi dan parenkim tidak tampak massa, endometrial line)Cavum dauglas : norman (tidak tampak koleksi cairan)Ovarium kiri : normal (tidak tervisualisasi, tidak tampak massa)

Diagnosis 1. CKD stadium 32. Hipertensi urgensi 3. Gastropathy 4. Vertigo

Penatalaksanaan Infuse D5% 500cc/24jam Omeprazole 1x40 mg Ondancentron 2x8 mg Furosemide 3x40 mg Captopril 3x12,5 mg Amlodipin 1x10 mg Neurobion 1x1

Prognosis Quo ad vitam : Dubia Quo ad fungtionam : Dubia Quo ad Sanationam : Dubia

Follow up (15 September 2015)SOAP

Anamnesis: sesak napas berkurang, nyeri perut terutama dibagian tengah. Mual (+),muntah 2x (+), lemas dan pusing berputar terutama saat dalam posisi tidur kemudian bangun.

KU/Kes: S.sedang/CMTD: 140/90 mmHgRR 20 x/menitHR 78 x/menitSuhu 36,2 CMata: KA-/-, SI-/-Thorax: Cor BJ1=2 regPulmo VBS +/+, Rh-/-, Wh -/-Abd: supel, NTE +Ekstremitas: edema inferior berkurang

1. Dispnea dd/ CKD 2. Gastropathy 3. Hipertensi grade 24. Vertigo Infuse D5% 500/24 jamFurosemide 3x20 mgOmeprazole 1x40 mgOndancentron 2x8 mgNeurobion 1x1Captopril 3x12,5 mgAmlodipin 1x10 mgBetahistin 3x1

Follow up (16 September 2015)SOAP

Anamnesis : sesak napas berkurang, nyeri ulu hati dan mual (+) tapi lebih baik dari sebelumnya, muntah (-) bengkak pada tungkai (-) , BAK (+)

KU/Kes: S.sedang/CMTD: 150/90 mmHgRR 19 x/menitHR 84 x/menitSuhu 36,5 CMata: KA-/-, SI-/-Thorax: Cor BJ1=2 regPulmo VBS +/+, Rh-/-, Wh -/-Cor : gallop (-) murmur (-)Abd: supel, NTE +, bising usus (+).Ekstremitas: edema ekstremitas inferior (-)

1. Dispnea susp. CKD2. Gastropathy 3. Hipertesi grade 24. Vertigo Lansoprazole 1x1Sukralfat 3x10 mlCaptopril 3x12,5 mgAmlodipin 1x10 mgNeurobion 1x1Betahistin 3x1

BAB IIANALISA KASUS Daftar masalah :1. Chronic Kidney Disease atau Penyakit Ginjal Kronik stadium 3aChronic kidney disease atau penyakit ginjal kronik adalah kelainan struktur dan funsional ginjal yang berlangsung selama > 3 bulan.

Pada pasien ini :

X 0,85 (perempuan)(140 - 37) x 60 72 x 1,5(mg/dl) = 48,62 Dengan menggunakan rumus tersebut didapatkan hasil 48,62 ml/menit. Maka pasien ini termasuk G3a yaitu penurunan GFR ringan-sedangGambaran Klinis CKDGambaran klinis pasien CKD meliputi: a). Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, ISK, hipertensi, hiperurikemi, SLE dan lain sebagainya. b). Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, volume overload, neuropati perifer, pruritus, perikarditis, kejang sampai koma. c). Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (K,Na,Cl).Gambaran LaboratoriumGambaran laboratorium penyakit ginjal meliputi: a). Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. b). penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar BUN, SC dan penurunan GFR. c). Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar Hb, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiponatremia, hiper atau hiokloremia, asidosis metabolik.d). Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria, lekosuria, cast, isotenuria.Gambaran RadiologiPemeriksaan radiologis CKD meliputi: a). Foto polos abdomen, bias terlihat batu yang radio-opak. b). IVP, jarang dilakukan keran kontras tidak bias melewati filter glomerulus dan akan terjadi pengaruh toksik pada ginjal yang sudah mengalami kerusakan. c). Pielografi antegrad dan retrogad dikukan sesuai indikasi. d). USG ginjal bias memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, masa, kalisifikasi. e). Renografi dikerjakan sesuai indikasi.Pemeriksaan Histopatologi GinjalBiopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dikakukan pada pasien dengan ukuran ginjal masih mendekati normal, dimana diagnosis secara non invasif tidak bisa ditegakkan. Pemeriksaan histopatologi ini ditujukan untuk mengetahui etiologi, menetapkan terapi, prognosis dan mengevaluasi hasil terapi. Biopsi ginjal kontra indikasi dilakukan pada keadaan dimana ukuran ginjal sudah mengecil (contracted kidney), ginjal polikistik, hipertensi yang tidak terkendali, infeksi perinefritik, gangguan pembekuan darah, gagal nafas dan obesitas.

Pada pasien ini terdapat riwayat dengan keluhan sesak napas,lemas,mual,muntah, bengkak pada tungkai 3 bulan yang lalu dan dirawat di Rumah Sakit. Dan terdapat hasil analisis USG abdomen lower didapatkan : Sugestif awal proses kronis kanan ditandai dengan peningkatan ekogenitas parenkim ginjal

Penyebab CKDPenyebab umum CKD

Diabetik nefropati Hipertensif nefrosklerosisa Glomerulonefritis Renovakular disesase (iskemik nefropati) Penyakit polikistik ginjal Refluk nefropati dan penyakit ginjal kongenital lainnya Intersisial nefritis, termasuk nefropati analgesic Nefropati uang berhubungan dengan HIV Transplant allograft failure (chronic rejection)

Sumber: Harrisons Manual of Medicine 17th Edition, International Edition

Sumber : Ketut. S. Penyakit Ginjal Kronik, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan IPD FKUI, Jakarta. 2009. Hal 137

Pada pasien ini memiliki hipertensi sejak umur 20 tahun dan tidak terkontrol (jarang minum obat) dan pada saat pertama kali di bawa ke RSUD Cianjur tekanan darahnya sempat mencapai 220/100 mmHg.

2. Hipertensi stage 2 Hipertensi adalah Keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi sistolik 140 mmHg dan/atau sama atau melebihi diastolic 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi

Pada pasien ini :Pertama kali masuk RSUD Cianjur tekanan darah pasien mencapai 220/100 mmHg yaitu menurut JNC VII termasuk ke dalam Hipertensi stage 2. Pasien mengaku bahwa tekanan darahnya itu mencapai 160-170 untuk sistoliknya dan 90-100 untuk diastoliknya. Pasien mengatakan jarang minum obat anti hipertensi. Pasien memiliki hipertensi sejak umur 20 tahun.

Prinsip penatalaksanaan CKD meliputi: Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid Memperlambat perburukan (progression) fungsi ginjal Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal

Pada pasien ini diberikan infuse D5% 500cc/24 jam. D5 % adalah cairan hipertonik yaitu osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan dengan serum, sehingga akan menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Cairan ini berfungsi menstabilkan tekanan darah, produki urine dan mengurangi edema atau bengkak. Furosemid merupakan golongan loop diuretic bekerja pada lengkung henle ginjal. Dibandingkan dengan diuretik golongan lain, diuretik loop memiliki efektivitas tertinggi dalam mengeluarkan ion natrium dan clor dari tubuh yang selanjutnya tentu diikuti dengan meningkatnya jumlah produksi urin. Pada pasien ini, terdapat bengkak pada kedua tungkai maka sesuai dengan fungsi dari pemberian furosemid. Agar bengkaka atau edema pada tungkai bias membaik.

Pada pasien ini diberikan obat anti hipertensi yaitu captopril 3 x 12,5 mg yang merupakan golongan ACE Inhibitor dan amlodipin 1 x 10 mg yang merupakan golongan Calsium Channel Blocker (CCB). Sedangkan pada referensi yang mengacu pada diagnosis dan terapi 2015 untuk penyakit ginjal kronis dengan hipertensi sebaiknya diberikan dua kombinasi golongan ACE inhibitor dengan Angiotensin Renin Blocker. Maka menurut saya sebaiknya pasien diberikan captopril 3 x 12,5 mg dan candesartan 1 x8 mg. 3. Gastropathy Gastropati didefenisikan sebagai setiap kelainan yang terdapat pada mukosa lambung . Gastropati menunjukkan suatu kondisi dimana terjadi kerusakan epitel atau endotel tanpa inflamasi pada mukosa lambung. Istilah gastropati dibedakan dengan gastritis, dimana gastritis menunjukkan suatu keadaan inflamasi yang berhubungan dengan lesi pada mukosa lambung. Manifestasi klinis dari gastropati adalah kumpulan gejala berupa anoreksia, nyeri ulu hati, mual, dan muntah (Papadakis & McPhee, 2013).Pada pasien ini, ditemukan gejala gaastropathy antara lain adalah : nyeri ulu hati, mual, muntah, dan anoreksia. Maka dari itu salah satu dari daftar masalah pasien ini adalah gastropathy. Pasien juga memiliki riwayat sakit maag sudah lama. Penatalaksanaan gastropati Obat gastroprotektif Sucralfat dan AntasidaSelain mengurangi paparan asam pada epitel yang rusak dengan membentuk gelpelindung (sucralfate) atau dengan netralisasi asam lambung (antasida), kedua regimen telah ditunjukkan untuk mendorong berbagai mekanisme gastroprotektif. Sukralfat dapat menghambat hidrolisis protein mukosa oleh pepsin. Sukralfat masih dapat digunakan pada pencegahan tukak akibar stress, meskipun kurang efektif. Karena diaktivasi oleh asam, maka sukralfat digunakan pada kondisi lambung kosong. Efek samping yang paling banyak terjadi yaitu konstipasi. Antasida diberikan untuk menetralkan asam lambung dengan mempertahankan PH cukup tinggi sehingga pepsin tidak diaktifkan, sehingga mukosa terlindungi dan nyeri mereda. Preparat antasida yang paling banyak digunakan adalah campuran dari alumunium hidroksida dengan magnesium hidroksida. Efek samping yang sering terjadi adalah konstipasi dan diareAntagonis Reseptor H2Dengan struktur serupa dengan histamin, antagonis reseptor H2 tersedia dalam empat macam obat yaitu simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin. Walaupun setiap obat memiliki potensi berbeda, seluruh obat secara bermakna menghambat sekresi asam secara sebanding dalam dosis terapi. Tingkat penyembuhan ulkus sama ketika digunakan dalam dosis yang tepat. Dua kali sehari dengan dosis standard dapat menurunkan angka kejadian ulkus gaster. Selain itu, antagonis reseptor H2 dapat menurunkan risiko tukak duodenum tetapi perlindungan terhadap tukak lambung rendah. Dosis malam yang sesuai adalah ranitidin 300 mg, famotidin 40 mg dan nizatidin 300 mgProton Pump (H+,K+-ATPase) InhibitorsProton pump inhibitors efektif untuk penyembuhan ulkus melalui mekanisme penghambatan HCl, menghambat pengasaman fagolisosom dari aktivasi neutrofil, dan melindungi sel epitel serta endotel dari stres oksidatif melalui induksihaem oxygenase-1(HO-1). Enzim HO-1 adalah enzim pelindung jaringan dengan fungsi vasodilatasi, anti inflamasi, dan antioksidan. Waktu paruh PPIs adalah 18 jam dan dibutuhkan 2-5 hari untuk menormalkan kembali sekresi asam lambung setelah pemberian obat dihentikan. Efikasi maksimal didapatkan pada pemberian sebelum makan.

4. Vertigo Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi peputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.ANTIHISTAMINTidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistaminyang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin,siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat. Mungkin sifatanti-kholinergik ini ada kaitannyadengan kemampuannya sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umumdijumpai ialah sedasi (mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek sampingini memberikan dampak yang positif.BetahistinSenyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasiditelinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek sampingBetahistin ialah gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali rash di kulit.Betahistin Mesylate (Merislon)Dengan dosis 6 mg (1 tablet)12 mg, 3 kali sehari per oral.Pada pasien ini, terdapat keluhan pusing yang berputar dan sangat mengganggu pasien saat mau tidur ataupun saat bangun tidur. Kadang pusing tersebut disertai dengan keluhan mual. Maka pada pasien ini diberikan golongan antihistamin yaitu betahistin dengan dosis 6 mg 3x1.

Daftar Pustaka

1. C.Guyton.MD. Fisiologi Kedokteran.2009 .Penerbit buku kedokteran EGC :1010-1013.2. Isselbacher.Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Horison.volume 5. Penerbit Buku kedokteran EGC : 2200,2201,2211-2214.3. PriseA.S dan Wilson M.L,Patofisiologi Proses Proses penyakit. Edisi 6 Volume 2,EGC. Jakarta 1259-1269.4. Sudoyo, Aru, W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi Keempat. FKUI. Jakarta: 2009. 5. KDIGO 2012 Clinicaal practice Guildlines for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease6. Papadakis, Stephen. 2015. Current Medical Diagnosis and Treatment7. The joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC VII)

12