SKRIPSIKU. Bid. Purnawati Perbaikan.doc

99
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, sebenarnya dapat di cegah dengan melalui upaya pencegahan yang efektif. Fokus Asuhan Persalinan Normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi.Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi ,menjadi pencegahan komplikasi.(JN PK-KR, 2008) Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKB) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Ini terlihat dari AKI di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara , berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan (SDKI) tahun 2006 adalah 253 per 100.000, terwujud

Transcript of SKRIPSIKU. Bid. Purnawati Perbaikan.doc

53

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, sebenarnya dapat di cegah dengan melalui upaya pencegahan yang efektif. Fokus Asuhan Persalinan Normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi.Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi ,menjadi pencegahan komplikasi.(JN PK-KR, 2008) Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKB) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Ini terlihat dari AKI di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara , berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan (SDKI) tahun 2006 adalah 253 per 100.000, terwujud kecuali bila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunanya. (http:// www.docstoc.com.diakses tanggal 10-10-2010)

Sebagian besar kematian maternal di luar fasilitas kesehatan , maka akan sulit untuk mengenali penyebab utama kematian dan faktor-faktor yang dapat dihindarkan. Hambatan ini berupa kurangnya kesadaran tentang kebutuhan asuhan, norma dan kepercayaan kultural penggunaan berbagai praktek tradisional yang cukup berbahaya. Berdasarkan perkembangan terkini profesi bidan ( SDKI 2003) penyebab langsung komlikasi pe rsalinan adalah partus lama (30,5%),perdarahan (7,2%),infeksi (4,5%),kejang (1,4%),dan lain-lain (3,1%)Kejadian kematian dalam masyarakat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya. Penyebab utama terjadinya kematian maternal dapat terjadi baik langsung maupun tidak langsung.Pelayanan dibawah standar mungkin saja merupakan akibat dari ku rang memadainya pelatihan atau kurangnya motivasi individual dan komitmen untuk melayani pasien. Honest error adalah kesalahan yang di buat dalam penanganan pasien dimana petugas kesehatan telah melakukan tugas mereka sebaik-baiknya namun ternyata diagnosa maupun perawatan yang diberikan kurang/tidak tepat dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian. (JNPK-KR , 2008 )Salah satu keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian kematian dari tahun ke tahun . Menurut data dari profil kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2009 jumlah AKI 118 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 495 per 1000 kelahiran hidup. ( http://DinkesSul-Sel.go.id.diakses, 10-10-2010)

Pengetahuan tentang pencegahan infeksi sangat penting untuk petugas Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya , merupakan sarana umum yang sangat berbahaya, dalam artian rawan untuk terjadi infeksi. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit, dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang petugas kesehatan, kemampuan pencegahaan infeksi memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan , karena mencakup setiap aspek penanganan pasien.

Persalinan yang bersih dan aman sebagai pilar ketiga safe motherhood yang di kategorikan sebagai petolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-komponen lainnya dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.(Saifuddin, 2009)Pencegahan infeksi adalah bagian yang esensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran bayi saat memberikan asuhan selama kunjungan ante natal atau pasca persalinan / bayi baru lahir, atau saat pelaksanaan komplikasi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur . Dilakukan upaya untuk menurunkan penyakit-penyakit berbahaya seperti hepatitis dan HIV/AIDS. ( A P N , 2008 )Perilaku adalah merupakan salah satu bentuk yang akan membawa dampak perubahan pada seseorang . Perubahan sikap dari seseorang selain dipengaruhi dari hasil belajar juga dipengaruhi oleh informasi yang didapat. ( Marat , 2006 )

Agar terciptanya perubahan perilaku terhadap pencegahan infeksi maka para bidan perlu diberikan informasi baru tentang pencegahan infeksi . Dalam hal ini salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan Asuhan Persalinan Normal.

Kinerja petugas pelaksana pertolongan persalinan di jenjang pelayanan dasar yang di lakukan oleh Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, bekerjasama dengan Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Jaringan Nasional Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) dengan bantuan teknis dari JHPIEGO dan PRIME menunjukan adanya kesenjangan kinerja yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Berdasarkan temuan tersebut, tim kerjasama merancang suatu pelatihan klinik yang diharapkan mampu untuk memperbaiki kinerja para penolong, khususnya bidan yaitu Asuhan Persalinan Normal, dasar asuhannya adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan.

Berdasarkan pre survei yang penulis lakukan di RSIA Pertiwi Makassar jumlah kunjungan rawat inap rata-rata 350 orang per bulan, dan persalinan normal rata-rata 150 orang per bulan pada tahun 2009.

Dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mempelajari tentang Hubungan Perilaku Bidan Terhadap Penerapan Pencegahan Infeksi Pada Asuhan Persalinan Normal Di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar tahun 2010 B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut ;

1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi pada Asuhan Persalinan Normal di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar ?2. Apakah ada hubungan antara sikap bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi pada Asuhan Persalinan Normal di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar ?3. Apakah ada hubungan antara tindakan bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi pada Asuhan Persalinan Normal di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar ?C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Perilaku Bidan Terhadap penerapan Pencegahan Infeksi Pada Asuhan Persalinan Normal Di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi pada Asuhan Persalinan Normal ?b. Untuk mengetahui hubungan sikap bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi pada Asuhan Persalinan Normal ?c. Untuk mengetahui hubungan tindakan bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi pada Asuhan Persalinan Normal ?D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Program

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya pencegahan infeksi dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Propinsi Sulawesi Selatan.2. Manfaat Akademika. Sebagai bahan kajian bidan di Sulawesi Selatan tentang perubahan perilaku bidan terhadap pencegahan infeksi setelah mengikuti pelatihan APN.b. Sebagaj dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan dating..3. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mngenai hubungan perubahan perilaku bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi setelah pelatihan Asuhan Persalinan Normal di kamar bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makasar.4. Manfaat Peneliti

Merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam upaya memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di masyarakat yang berkaitan dengan hubungan perilaku bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi setelah pelatihan Asuhan Persalinan Normal di kamar bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makasar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan umum tentang Perilaku

1. Pengertian PerilakuBeberapa pengertian perilaku yang di kemukakan oleh para ahli, antara lain dikemukakan oleh : a. Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan naik sepeda dan mengendarai motor atau mobil. Perilaku adalah merupakan salah satu bentuk yang akan membawa dampak perubahan pada seseorang. Perubahan sikap dari seseorang selain dipengaruhi oleh informasi yang didapat. Marat, 2006) b. Perilaku adalah hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. ( KepMenKes, 2007 )c. Sikap dan Perilaku adalah merupakan salah satu bentuk yang akan membawa dampak perubahan pada seseorang. Perubahan sikap dari seseorang selain dipengaruhi dari hasil belajar juga dipengaruhi oleh informasi yang didapat.

2. Ciri-ciri Perilaku manusiaPsikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks pada manusia dan pada berbagai spesias hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior ) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan, sepanjang menyangkut pembahasan mengenai hubungan sikap dan perilaku.Karakteristik individu meliputi berbagai variabel saperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kadang hal inilah yang menjadikan prediksi perilaku lebih kompleks.Dalam teori perilaku terencana rencana keyakinan-keyakinan berpengaruh sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma-norma subjektif dan pada kontrol perilaku yang dihayati. ( Aswar, 2007 ) 3. Perkembangan Perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan umumnya manusia mengembangkan pemikiran yang berbeda-beda tentang hal itu, ada nuansa perbedaan yang dapat dibedakan oleh dua kelompok ekstrim yaitu :

a. Kelompok yang menganggap bahwa perkembangan hasil atau akibat dari faktor-faktor keturunan.

b. Kelompok yang terutama menganggap bahwa lingkungan dimana manusia hidup menentukan perkembangan perilaku.Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup sangat luas, Benyamin Bloom ( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia kedalam 3 ( tiga ) dominan atau yakni : a) .Kognitif (cognitif) atau pengetahuan, b). Afektif (affective) atau sikap, c).Psikomotor ( psychomotor ) atau tindakan.(Soekidjo, 2007 )

Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk hasil pendidikan yaitu :

a. Pengetahuan ( Knowledge )

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra Penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa raba. Pengetahuan atau cognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) Pengetahuan yang dicapai dalam rana kognitif mempunyai 6 yaitu :

1) Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telahdipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali. 2) Memahami ( comperhension )Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepertasikan materi tersebut secara benar.3) Aplikasi ( Aplikasion )Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.4) Analisis ( Analysis )Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.5) Sintesis ( Syntesis )Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation )Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justivikasi atau penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian- penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah adab. Sikap ( Attitude )

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek tertentu,yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak baik ).Seperti halnya pengetahuan sikap memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan intensitasnya : 1) Menerima ( receiving )Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ).2) Merespon ( responding )Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3) Menghargai ( valuing )Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab ( responsible)Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. ( Soekidjo N , 2007 )

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecendrungan untuk meespon (secara positif maupun negatif ) terhadap orang lain, objek atau situasi tertentu.c. Tindakan ( Practise )Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata, diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan sebagai berikut :

1) Persepsi ( perseption )Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.2) Respon terpimpin ( guide respon )Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator prakti tingkat dua.3) Mekanisme ( mekanisme )Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tinggkat tiga.4) Adopsi ( adoption )Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersbut. ( Soekidjo N , 2007 ).4. Pengukuran perilaku

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan ( assessment ) atau pengukuran ( measurement) sikap. Sax (1980) menunjukan beberapa karakteristik (dimensi) sikap yaitu arah, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas. Berikut akan diuraikan dimensi-dimensi tersebut.

Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap objek sikap berarti memiliki sikap yang arah positif dan sebaliknya. Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. Sikap juga memiliki keluasan, maksudnya kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap suatu objek sikap. Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responya terhadap objek sikap. Untuk, dapat konsitensi, sikap harus bertahan dalam diri individu untuk waktu yang relative panjang. Karakteristik sikap yang terakhir adalah spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Dalam berbagai bentuk skala sikapnya yang umumnya harus dijawab setuju atau tidak setuju spontanitas sikap ini pada umumnyua tidak dapat terlihat ( Aswar, 2007, Hal : Hal : 90 91 ).

5. Pengukuran sikap model likert

Pengukuran sikap model likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Skala likert dikenal sebagai method of summated ratings.

Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh dua asumsi, yaitu jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positive harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negative.Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini, sejumlah pertanyaan sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pertanyaan dan didasarkan pada rancangan skala yang telah ditetapkan . responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan dan ketidaksetujuannya terhadap isi pertanyaan dalam lima macam kategori jawaban, yaitu sangat tidak setuju ( STS) tidak setuju (TS), tidak dapat mempunyai pendapatan/netral(N), setuju (S) sangat setuju ( SS).B. Tinjauan tentang Bidan

1. Pengertian

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara republic Indonesia serta

memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktek kebidaan. ( KEPMENKES NO 369, 2007 )2. Peran BidanPeran bidan adalah sebagai berikut:a. Sebagai pelaksanaPeran bidan sebagai pelaksana mempunyai tiga kategori tugas Yaitu;

1) Tugas mandiri

a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.b) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien. c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.d) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien pada masa persalinan dengan melibatkan klien atau keluarga.e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas degan melibatkan klien atau keluarga.g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.h) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.i) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

2) Tugas kolaburasi atau kerjasamaa) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaburasi dengan melibatkan klien dan keluarga.b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaburasi.c) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaburasi dengan melibatkan klien dan keluarga.d) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaburasi dengan klien dan keluarga.e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaburasi dengan melibatkan klien dan keluarga.f) Memerlukan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komlikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaburasi dengan melibatkan keluarga. 3) Tugas ketergantungan atau merujuk

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga. b) Memerlukan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan. c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu engan melibatkan klien dan keluarga.

d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan melibatkan klien dan keluarga. e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.f) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien atau keluarga.

b. Sebagai pengelola

1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau klien.2) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

c. Sebagai Pendidik1) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.2) Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

d. Sebagai Peneliti1) Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.C. Tinjauan tentang Asuhan Persalinan Normal1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal

Asuhan Persalinan Normal adalah persalinan bersih dan aman sarta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Persalinanbersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. ( A P N , 2008 )

2. Tujuan Asuahan Persalinan Normal

Tujuan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan( optimal). Dengan pendekatan ini maka setiap intervensi yang seminila mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal). Dengan pendekatan ini maka setiap intervensi yang diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alas an dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan prose persalinan.

3. Aspek Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan Normal

Ada lima aspek dasar, atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal atau patologis, lima benang merah tersebut sebagai berikut:

a. Membuat keputusan klinik

Membuat keputusan klinik merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan ini harus akurat, komperhensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses dan metode yang sestematik menggunakan informasi dan hasil dari olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti ( evidence-based ), ketrampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien ( varnay , 1997 )

b. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakansuami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitianmenunjukan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapat rasa aman dan hasil yang lebih baik.

c. Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi merupakan tindakan melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.Dilakukan pula upaya untuk menurunkan resiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatanyannya, seperti Hepatitis dan HIV/ AIDS.Pencegahan infeksi adalah bagian yang esensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama kunjungan ante natal care atau pasca persalinan / bayi baru lahir atau saat menatalaksana penyulit.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:

1) Cuci tangan

2) Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindung diri lainnya.

3) Menggunakan teknik asepsis atau aseptik

4) Memproses alat bekas pakai

5) Menanganiperalatan tajam dengan aman

6) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan ( termasuk pengelolahan sampah secara benar ).

d. Pencatatan / Dokumentasi ( Rekam Medik )

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Partograf adalah bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.Aspek penting dalam pencatatan adalah sebagai berikut:

1) Tanggal dan waktu asuhan itu diberikan

2) Identifikasi penolong persalinan

3) Paraf atau tanda tangan ( dari penolong persalinan ) pada semua catatan.

4) Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan dapat dibaca.

5) Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia.

6) Kerahasiaan dokumen-dokumen medis e. RujukanRujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal namun 10-15% diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk menatalaksana kasus gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir.4. Proses persalinan Normal

Proses persalinan normal terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut :

a. Kala 1 persalinan

Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat ( frekuensi kekuatanya ) hingga serviks mencapai pembukaan lengkap ( 10 cm ).Kala I persalinan terdiri atas dua fase sebagai berikut:

1) Fase Laten pada Kala I Persalinan

a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

c) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

2) Fase Laten pada Kala I Persalinan

a) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus akan terus meningkat secara bertahap ( kontraksi dianggap memadai atau adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih )b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (nulipara/primigravida) atau lebih dari 1 cm hungga 2 cm (multipara)c) Terjadi penurunan bagian terendah janin

Asuhan kala I persalinan sebagai berikut:

1) Persiapankan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.

Persiapan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi adalah sebagai berikut: a) Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.b) Sumber air bersih dan mengalir untuk mencuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesudah melahirkan.

c) Air desinfeksi tingkat tinggi ( air yang didikan dan didinginkan ) untuk membersikan vulva dan perineum sebelum dilakukan periksa dalam dan membersihkan perineum ibu setela bayi lahir.

d) Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet untuk membersikan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan.e) Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi dan penolong persalinan. Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5 % dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan dimulai ( untuk melindungi ibu dari infeksi ) dan setelah bayi lahir ( untuk melindungi keluarga dari resiko infeksi melalui sekresi darah dan sekresi tubuh ibu ).f) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan.

g) Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam .

h) Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastic atau lembaran yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama

persalinan atau kelahiran bayi.

i) Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.

j) Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.

k) Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.2) Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan sebagai berikut:a) Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah memberikan asuhan. Segera ganti peralatan yang hilang atau rusak.

b) Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah menolong ibu bersalin dan melahirkan bayinya. Segera ganti obat apapun yang telah digunakan atau hilang.

c) Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai. Partus set, peralatan untuk melakukan penjahitan, dan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir sudah dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.

3) Persiapan rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau ke fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan dan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitaskesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu ( jika penyulit terjadi) menjadi syarat bagi keberhasilan upaya penyelamtan.

4) Berikan asuhan sayang ibuPrinsip umum dalam memberikan asuhan pada ibu meliputi:

a) Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.b) Jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu dan atau anggota keluarganya.

c) Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungan.

d) Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.

e) Siap dengan rencana rujukan

f) Memberikan dukungan emosional

g) Membantu pengaturan posisi ibu

h) Memberikan cairan dan nutrisi pada ibui) Keluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur 5) Pencegahan infeksiMenjaga lingkungan tetap bersih dan merupakan hal penting dalam mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya. Hal ini merupakan unsur penting dalam asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan infeksi yang telah ditetapkan untuk mempersiapkan persalinan dan proses kelahiran bayi. 6) Memantau persalinan dengan partografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I pesalinan dan memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah:a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partu lama.

c) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan persalinan,bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan. a. Kala II PersalinanKala II pesalinan di mulai ketika pembukaan serviks lengkap ( 10 cm ) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah sebagi berikut:

1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vagina

3) Perineum menonjol

4) Vulva-vagina dan spinter ani membuka

5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

Tanda pasti kala II persalinan adalah sebagai berikut:

1) Pembukaan serviks telah lengkap

2) Terlihatnya bagian kepala janin melalui introitus vagina

Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah:

1) Memastikan prinsip dan praktik pencegahan infeksi ( PI ) yang dianjurkan termasuk memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan diri.

2) Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan

3) Penolong persalinan harus menilai ruangan, pastikan berfungsi dengan baik, termasuk perlengkapan untuk menolong persalinan, menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resisutasi bayi baru lahir.4) Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi5) Persiapan ibu dan keluarga

Asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut:

1) Anjurkan ibu agar selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan bayi dan kelahiran bayinya.

2) Anjurkan keluarga ibu ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan.

3) Penolong pesalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.

4) Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II persalinan . Lakukan bimbingan atau tawarkan jika diperlukan.5) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat melahirkan.

6) Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran, jangan meneran berkepanjangan dan menahan napas dan ibu beristirahat disaat kontraksi sehingga mencegah ibu kelelahan dan mencegah asfiksia pada bayi sebagai akibatat turunnya pasukan oksigen melalui plasenta.7) Ibu dianjurkan makan dan minum selama kala II persalinan untuk mencegah dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

8) Dalam menjalani kala II persalinanibu ada kalanya merasa khawatir. Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung, dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu proses persalinan dan kelahiran bayi.9) Berikan penjelasan tentang cara dan tujuan dari tindakan setiap kali penolong akan melakukaannya, jawab setiap pertanyaan yang dianjurkan oleh ibu dan jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan .

Setelah ibu memiliki tanda pasti kala II persalinan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Posisi ibu saat meneran

2) Pencegahan laserasi

3) Melahirkan kepala

4) Periksa tali pusat pada leher

5) Melahirkan bahu

6) Melahirkan seluruh tubh bayi

7) Memotong tali pusatb. Kala III Persalinan

Kala III persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Tujuan manajemen aktif kala III adalah unbtuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektifsehingga dapat memepersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah.

Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama sebagai berikut:

1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

3) Massase fundus uteri

c. Kala IV Persalinan

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.

Asuhan yang diberikan dalam kala IV persalinan adalah sebagai berikut:

1) Lakukan rangsangan taktil (massase ) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi berkontraksi dengan baik dan kuat

2) Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.

3) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan

4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum

5) Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi, bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering,atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandar bantal atau berbaring miring, jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala tertutup bayi, kemudian serahkan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan beri ASI

6) Evaluasi keadaaan umum ibu selama dua jam paska persalinan, sebagai berikut:

a) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah yang keluar dari jalan lahir setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama sati jam kedua pada kala IB.

b) Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam kedua kala IV

c) Pantau temparetur satu jam selama dua jam pertama paska persalinan

7) Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV dibagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.d. Asuhan Bayi Baru Lahir

Penatalaksanaan persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan berada dalam kondisi yang optimal dan memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensisl asuhan bayi segera setela lahir. Asuhan bayi baru lahir adalah sebagai berikut:1) Penilaian awal

2) Mencegah kehilangan panas tubuh

3) Ransangan tektil

4) Merawat tali pusat

5) Memulai pemberian ASI

6) Pencegahan infeksi termasuk pemberian profilaksis gangguan pada mata.

D. Tinjauan tentang Pencegahan Infeksi1. Tujuan

a. Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.

b. Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti Hepatitis dan HIV / AIDS. ( JNPK KR , 2008 )2. Pengertiana. Pencegahan Infeksi adalah bagian yang esensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama kunjungan antenatal atau pascapersalinan / bayi baru lahir atau saat menatalaksana penyulit.

b. Asepsis atau teknik Aseptik adalah adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang memungkinkan akan menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan atau menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga tingkat aman.c. Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya. d. Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh . Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap benda-benda tersebut setelah terpapar / terkontaminasi darah atau cairan tubuh.

e. Desinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikro organisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.f. Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT ) adalah suatu proses yang menghilangkan mikro organisme kecuali beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau kimiawi.

g. Mencuci atau membilas adalah suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran, darah dan bagian tubuh lain yang tampak pada objek mati dan membuang sejumlah besar mikro organisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentu kulit atau menangani benda tersebut ( proses ini terdiri dari pencucian dengan sabun atau deterjen dan air, pembilasan dengan air bersih dan pengeringan secara seksama.

h. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikro organisme (bakteri, virus, jamur, parasit ), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen .3. Tindakan Tindakan Pencegahan Infeksi

a. Cuci Tangan1) Tujuan Adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun antimicrobial. 2) Cuci tangan harus dilakukan :a) Segera setelah tiba ditempat kerjab) Sebelum dan sesudah melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi dan bayi baru lahir.

c) Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan DTT atau steril.d) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh lainnya

e) Setelah ke kamar mandif) Sebelum pulang kerja

b. Memakai Sarung tangan1) Kapan sarung tangan harus dipakai :a) Akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah atau duk tubuh lainnya, selaput lendir, atau kulit yang terluka.

b) Akan melakukan tindakan medik invatif (misalnya pemasangan alat-alat vaskuler seperti intravena perifer )c) Akan membersihkan sampah terkontaminasi memegang permukaan yang terkontaminasi.2) Jenis sarung tangan

a) Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan invasive atau pembedahan.

b) Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.

c) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan, menangani bahan-bahan terkontaminasi

c. Perlengkapan Perlindungan Diri 1) Sarung tangan melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari mikro organisme pada tangan petugas.

2) Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan semua rambut muka.

3) Respirator adalah masker jenis khusus, disebut respirator partikel yang dianjurkan dalam situasi memfilter udara yang ditarik nafas dianggap sangat penting ( umpamanya dalam perawatan orang dengan tubercolosis paru) terdiri dari berlapis-lapis bahan filter yang terpasang pada muka dengan ketat.

4) Pelindung mata melindungi kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi. 5) Kap dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran rambut tidak masuk dalam luka sewaktu pembedahan.6) Gaun penutup dipakai untuk melindungi baju rumah

7) Gaun bedah terbuat dari bahan tahan cairan berperan dalam menahan darah dan cairan lainnya, seperti cairan ketuban.

8) Apron yang dibuat dari karet dan plastik sebagai suatu pembatas di bagian depan dari tubuh petugas kesehatan.

9) Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau dari cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.d. Pengelolahan Sampah1) Tujuan

a) Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas klinik yang menangani sampah dan kepada masyarakat.

b) Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak sengaja oleh benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi.

2) Macam-macam sampah terkontaminasi dan cara penanganannya :

a) Sampah kering Macam-macam sampah kering ; jarum, kapas, kasa, pembalut, vial, pisau dan skalpel, dan semprit. Sampah kering terbagi menjadi sampah padat dan sampah benda tajam. Penanganannya di bakar dalam insinerator, sisa pembakaran seperti abu atau benda-benda tajam yang tidak hangus dalam pembakaran ditanam dalam lubang tertutup.b) Sampah basah

Macam-macam sampah basah ; darah, duk tubuh, jaringan placenta, bagian janin, set tranfusi, dan lain-lain. Sampah basah terbagi menjadi sampah cair dan sampah padat. Penanganannya tuang sampah cair ke wastafel atau ke dalam toilet dengan hati-hati dan siram dengan air. Jika pembuangan kotoran tidak tersedia, buang sampah cair ke dalam lubang tertutup. Penanganan sampah padat adalah buang sampah padatdalam wadah bersepuh logam atau plastik dengan penutup ketat. Kumpulkan wadah sampah secara reguler dan pindahkan yang yang bisa di bakar ke dalam insinerator atau area pembakaran. e. Pemrosesan Alat Bekas PakaiPemrosesan peralatan bekas pakai merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pencegahan infeksi dengan berbagai cara sebagai berikut:Tabel 1. Pemrosesan Alat Bekas Pakai

f. Efektifitas tindakan dalam pemrosesan Alat Bekas PakaiEfektifitas tindakandalam pemrosesan alat bekas pakai, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Efektifitas tindakan dalam pemrosesan alat bekas pakaiKeteranganDekontaminasiPencucian

(hanya air)Pencucian

(deterjen & pembilasan)DTTSterilisasi

EfektivitasMembunuh virus AIDS dan HepatitisHingga 50%Hingga 80%95%100%

Titik akhirRendam selama

10 menitSampai benar-benar bersihSampai benar-benar bersihRebus, kukus, kimiawi selama 20 menitOtoklaf, kimiawi, pemanasan kering dengan waktu yang dianjurkan

Sumber , JNPK-KR , 2008

1) Dekontaminasi Merupakan langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi. Segera setelah digunakan, masukkan benda-bendam yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Prosedur ini dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi seluruhnya oleh larutan klorin.Daya kerja larutan klorin, cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat kotor atau keruh.2) Pencucian dan Pembilasan

Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa pencucian sebelumnya3) Sterilisasi

Sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme tetapi proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT adalah satu-satunya alternatif untuk situasi tersebut. DTT bisa dicapai dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi.Tabel 3. Kondisi Standart Sterilisasi Panas Sumber, JNPK-KR, 2008Sumber : JNPK KR, 2008BAB III

KERANGKA KONSEPA. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang diberikan pada ibu dan bayi baru lahir dalam proses persalinan berdasarkan evidence based sehingga mencegah mortalitas dan morbilitas. Dengan pendekatan ini maka setiap intervensi yang diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.

Pencegahan infeksi merupakan salah satu aspek esensial dalam asuhan persalinan normal ( APN ), pencegahan infeksi merupakan tindakan melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.Sehingga seorang bidan harus melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan infeksi dalam setiap asuhan yang diberikan pada ibu dan bayi.

Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda dan mengendarai motor atau mobil, untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu diletakan pada kaki yang lain, jelas ini adalah bentuk perilaku. ( Marat , 2007 ). Sehingga perilaku bidan terhadap aspek pencegahan infeksi dalam asuhan persalinan normal ini dapat dilihat dan diamati.Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuanatau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau over behavior. ( Soekidjo, 2007 ).

Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan luas akan menampilkan perilaku yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki sedikit ilmu pengetahua. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat emosi yang bersangkutan. Seseorang yang mengetahui dengan baik tujuan dan manfaat dari pencegahan Infeksi bagi diri, ibu dan bayi serta orang lain kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat selanjutnya seseorang diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan melalui sikap. B. Kerangka Konsep

: Variabel Independen: Variabel DependenC. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif1. Pencegahan infeksi

Pencegahan dalam penelitian ini adalah semua tindakan yang dilakukan bidan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur dalam asuhan persalinan normal di kamar bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Kriteria Objektifa. Menerapkan dengan benar : Bila semua tindakan dilakukan sesuai dengan standar pencegahan infeksi

b. Tidak menerapkan dengan benar : Bila semua tindakan tidak dilakukan sesuai dengan standar pencegahan infeksi2. PengetahuanPengetahuan tentang pencegahan infeksi dalam penelitian ini adalah segala hal yang diketahui oleh responden terhadap pencegahan infeksi dalam penerapan asuhan persalinan norma (APN ). Kritera Objektif

a. Cukup : Bila pertanyaan dijawab dengan benar > 75%

b. Kurang : Bila pertanyaan dijawab dengan benar < 75%

3. SikapSikap terhadap pencegahan infeksi dalam penelitian ini adalah kesiapan responden untuk bereaksi terhadap penerapan infeksi dalam asuhan persalinan normal (APN). Kriteria Objekt

a. Setuju: Bila pernyataan dijawab dengan benar > 75%

b. Tidak setuju: Bila pernyataan dijawab dengan benar < 75%4. Tindakan

Tindakan terhadap pencegahan infeksi dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh responden terhadap pencegahan infeksi dalam memberikan asuhan persalinan normal (APN ) sesui dengan standar kritera. Kriteria Objektif

a. Sesuai : Bila melakukan tindakan dengan benarb. Tidak sesuai : Bila tidak melakukan tindakan dengan benarD. Hipotesis Penelitian1. Ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan perilaku bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi.

2. Ada hubungan antara faktor sikap dengan perilaku bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi.

3. Ada hubungan antara faktor tindakan dengan perilaku bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi.

BAB IVMETODE PENELITIANA. Jenis penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai analitik dengan menggunakan pendekatan, cross sectional study, dimana variabel-variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus pada waktu yang sama. ( Hidayat A, 2007 ).B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan survey dimana data tentang variabel independen maupun dependen dikumpulkan dengan menggunakan format kuesioner berupa daftar isian (checklist) dari anggota populasi yang memenuhi kriteria untuk dijadikan populasi sampel.C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian direncanakan di Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar, pada ruangan bersalin dangan alasan bahwa Rumah Sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit rujukan dan masih ditemukan kasus infeksi. 2. Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan selama dua minggu mulai pada minggu III dan ke IV bulan November 2010. D. Populasi dan Sampel

1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja di Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar sejumlah 32 orang.2. Sampel

Sampel adalah seluruh bidan yang bekerja pada kamar bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar sejumlah 20 orang dengan kriteria sebagai berikut: Kriteria Inklusi : bidan yang bekerja di kamar bersalin dan bersedia jadi responden. 3. Cara Pengambilan SampelPengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara total sampling.E. Instumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk mengumpulkan data tentang perilaku bidan terhadap penerapan pencegahan infeksi dalam asuhan persalinan normal (APN) )F. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnyaG. Pengelolahan dan Penyajian Data1. Pengumpulan data dilakukan dari hasil pengisian kuisioner, dilakukan pengelolahan data secara manual menggunakan kalkulator dengan langkah-langkah:a. EditingDilakukan untuk memeriksa ulang atau mengecek jumlah dan kelengkapan pengisian kuisioner, apakah setap pertanyaan sudah dijawab dengan benar.b. KodingSetelah data dimasukan setiap jawaban dirubah atau disalin kedalam angka-angka dan diberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.c. Cleaning data

Cleaning ( pembersihan data ) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak.

Pada Variabel Pengetahuan : untuk pertanyaan positif, apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0 , untuk pertanyaan negatif, apabila jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1.Pada Variabel Sikap : untuk pernyataan positif, apabila jawaban Sangat Setuju ( SS ) diberi nilai 4, Setuju (S ) diberi nilai 3, Tidak Setuju ( TS ) diberi nilai 2 dan Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi nilai 1,untuk pernyataan negatif, apabila jawaban Sangat Setuju ( SS ) diberi nilai 1, Setuju ( S ) diberi nilai 2, Tidak Setuju ( TS ) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju ( STS ) diberi nilai 4.

Pada Varabel Tindakan : untuk pernyataan positif, apabila jawaban ya diberi nilai 1 dan bila jawaban tidak diberi nilai 0, bila jawaban tidak diberi nilai 1.2. Penyajian DataData akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi menggunakan tabel 2 2 .H. Analisa data 1. Analisa UnivariatAnalisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap - tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan melihat gambaran distribusi frekuensi dan presentasenya dalam bentuk tabel

2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan dengan tabulasi silang diantara semua variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan metode Chi Square. Tabel 4. Kontigensi 2 x 2 ( dua baris x dua kolom )

SampelFrekuensi pada :Total

Objek IObjek II

Sampel AaBa + b

Sampel BcDc + d

Totala + bc + da + b + c + d

Rumus :

Chi-Square

X2 =

Keterangan:

X2= Chi square hasil perhitungan

Oi= Frekuenasi observasi

Ei= Frekuensi harapan

Interpretasi :

Hipotesis diterima bila x2 hit > x2 tabel (3,843) atau p < 0.05DAFTAR PUSTAKAAzwar S, 2007. Sikap Manusia. Pustaka Pelajar .Jakarta Arikunto S,2005. Manajemen penelitian. Rineka Cipta. JakartaBuka Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2006. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta (http://www.docstoc .com .diaskes tanggal 10-10-2010Hidayat A.A.A 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data.

Salemba Medika. Jakarta Keputusan Materi Kesehatan Republik Indonesia No 369/Mankes /SK/III/2007Tentang standar Profesi bidan ,jakarta ,PP IBI ,2007Mar`at S,Kartono LI. 2006. Perilaku Manusia. Aditama. BandungNotoatmojo S.2007. Pendidikan dan Perilaku kesehatan .Rineka Cipta. Jakarta .Profil Dinas Kasehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun:2009Sofyan M,dkk.2006. Buku 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI. Jakarta Standar Profesi Bidan ,2007.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSINo Waktu Penelitian

KegiatanBulan

OktoberNovemberDesember

IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIV

1.Konsuiltasi Judul

2.Penyusunan Proposal

3.Konsultasi Proposal

4.Seminar Proposal

5.Pengumpulan Data

6.Pengolahan Data

7.Seminar Hasil

8.Perbaikan

9.Ujian Skripsi

Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Penelitian Yang BerjudulHUBUNGAN PERILAKU BIDAN TERHADAP PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT IBU ANAK PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2010Yang bertanda tangan di bawah ini : Umur :

Pendidikan :

Agama :

Pekerjaan :

Status / Lama Nikah :

Alamat :

Bersediah dengan sukarela menjadi responden penelitian :

HUBUNGAN PERILAKU BIDAN TERHADAP PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT IBU ANAK PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2010. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Makassar, November 2010

Yang menyatakan

Responden TT dan nama terang INFORM CONSENTHUBUNGAN PERILAKU BIDAN TERHADAP PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT IBU ANAK PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2010 Kuisioner ini dibuat agar bidan Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap petugas Kesehatan dalam penerapan infeksi dalam rangka penelitian sebagai Syarat menyelesaikan pendidikan Diploma D-IV Bidan Pendidik pada Universitas Indonesia Timur Makassar.Petunjuk pengisian

1. Isilah biodata sebelum menjawab pertanyaan2. Pertanyaan dijawab dengan memberi tanda centang( ) pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.3. Dalam menjawab pertanyaan hendaknya tidak berpengaruh oleh orang lain.

4. Setelah selesai mengisi lembaran ini diserahkan kembali kepada kami.

Atas partisipasinya dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Biodata

Alamat :

Pendidikan terakhir :

A. Pengetahuan tentang Pencegahan infeksiNoPERTANYAANBenarSalah

1Dekontaminasi peralatan habis pakai dilakukan dengan jalan merendam didalam larutan klorin 0,5%.

2Untuk membunuh HBV, HCV, dan HIV dibutuhkan perendaman peralatan habis pakaiselama 20 menit.

3Cuci dan bilas termasuk proses yang penting karena menghilangkan 80% mikroorganisme pada instrumen sebelum proses sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi ( DTT )

4Larutan klorin 0,5% dapat dibuat dari larutan pemutih ( mis. Bayclin) dengan larutan konsentrat 5,25% jadi perbandingannya adalah 1 tutup bayclin : 9 liter air

5Sewaktu melakukan desinfeksi tingkat tinggi dengan pengukusan dimulai menghitung waktu pemrosesan sejak air mendidih dan keluar uap air

6Agar larutan dekontaminasi dapat bekerja secara efektif, lakukan dulu proses pencucian dan pembilasan pada peralatan bekas pakai sebelum melakukan proses dekontaminasi

7Sekitar 80% mikroorganisme dapat dilemahkan atau dibunuh melalui proses pencucian dan pembilasan dengan detergen

8Larutan klorin untuk proses dekontaminasi dapat dibuat dari cairan pemutih ( sadium hipoklorit ) dan pembilasan

9Proses dekontaminasi harus dilakukan didalam wadah yang terbuat dari logam

10Proses sterilisasi dapat membunuh mikroorganisme, termasuk bakteri yang memiliki endospora

11Kegagalan atau rendahnya hasil proses sterilisasi seringkali disebabkan oleh kurang meratanya kontak uap panas dengan instrumen atau tercapainya tekanan dan temperatur yang seharusnya

12Karena energi dan radiasi ultraviolet sangat terbatas, maka teknik ini tidak dapat digunakan untuk proses sterilisasi air

13Proses desinfeksi tingkat tinggi ( DTT ) dapat membunuh semua mikroorganisme

14

Untuk DTT semprit dan jarum dapat dilakukan proses desinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi

15Metode sterilisasi yang paling umum dan tersedia saat ini adalah uap panas bertekanan tinggi(otoklaf)

B. SIKAP NoPERNYATAANSSSTSSTS

1Setiap melakukan tindakan biasanya saya mencuci tangan diwaskom yang berisi desinfektan untuk mencegah masuknya kuman

2Pada saat memecahkan ketuban saya harus menggunakan celemek untuk perlindungan diri

3Cuci tangan dilakukan pada saat sesudah melakukan kontak langsung dengan ibu dan bayi

4Apabila daerah luar kelamin kotor, bersihkan langsung dengan cairan antiseptik

5Jika saya menjahit laserasi, saya lebih mudah mamegang atau merabah jarum jahit dengan tangan dari pada menggunakan pingset

6Mencuci adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah dan cairan tubuh

7Sebelum alat digunakan kembali harus dilakukan desinfeksi tingkat tinggi ( DTT ) atau sterilisasi

8Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi

9Resiko infeksi tidak dapat dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin

10Cuci tangan adalah prosedur yang penting dalam pencegahan penyebaran infeksi

11Mencuci tangan tidak perlu menggunakan sabun

12Mencuci tangan harus dilkukan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien

13Untuk menyentu sesuatu yang basah ( darah ) harus menggunakan sarung tangan

14Jika sarung tangan sekali pakai digunakan berulang kali jangan diproses lebih dari 3 kali

15Perlengkapan perlindungan pribadi digunakan untuk melindungi penolong dari percikan darah atau luka tusuk

16Alat bekas pakai harus melalui proses dekontaminasi , cuci bilas, DTT/Sterilisasi sebelum digunakan kembali

17Menolong persalinan perlu menggunakan sarung tangan tidak steril

18Sampah basah dan kering perlu dipisahkan saat akan dibuang

19 Sampah yang tidak terkontaminasi bisa dibuang didalam wadah sampah biasa

20Memakai sarung tangan tindakan sebelum menyentuh sampah yang terkontaminasi

C. TINDAKAN Penceghan Infeksi

No Jenis tindakanYaTidak

A.Kebersihan Ruang Pelayanan

1Tidak ada kotoran pada permukaan diruang pelayanan, termasuk lantai, dinding, meja pemeriksaan, kursi, rak, lampu dan tirai

2Pembersihan ruangan dilakukan secara menyeluruh sebayak 2 kali seminggu

B.Cuci Tangan

3Menyisingkan lengan baju hingga kesiku

4Melepaskan perhiasan seperti cincin, gelang dan jam tangan

5Membasuh kedua tangan dengan air

6Lalu tuangkan sabun dan ratakan keseluruh permukaan kedua tangan

7Gosok punggung dan sele sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya

8Gosok kedua telapak dan sele sela jati tangan

9Jari jari dari sisi dalam dsaling mengunci lalu gosok punggung jari dari tangan yang berlawanan

10Gosok ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya

11Gosokkan ujung jari jari tangan kiri di telapak tangan kanan dengan cara memutar dan sebaliknya

12Gosok pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan lakukan sebaliknya

13Bilas kedua tangan dengan air hingga kesiku lalu matikan keran air dengan menggunakan siku tangan

KEGIATAN KONSULTASI PADA PEMBIMBING

Nama: PURNAWATINIM: 09.1302.036Judul KTI : Hubungan Perilaku Bidan Terhadap Penerapan Pencegahan Infeksi Pada Asuhan Persalinan Normal Di Kamar Bersalin Rumah Sakit Ibu Anak Pertiwi Makassar tahun 2010.Nama Pembimbing I: THERESIA LIMBONG, SKM, M. Kes Pembimbing II: I MADE SUKARTA, A.Kep., M.Kes No.TanggalMateri yang dikonsultasikanSaran pembimbingParaf pembimbing

Diketahui Oleh:

Ketua Prodi D IV Bidan PendidikMARDIAWATI, S.ST., M.Kes1

8

Autoklaf 106 kPa, 121oC 30 menit jika terbungkus, 20 menit jika tidak terbungkus

Kimiawi rendam 20 menit

Panas kering 170oC 60 menit

Rebus/kukus panci tertutup 20 menit

Kimiawi rendam 20 menit

DEKONTAMINASI

Rendam dalam larutan klorin 0,5%

10 menit

KESELURUHAN DICUCI DAN DIBILAS

Pakai sarung tangan tabel dan pelindung lain (kacamata, visors/googles)

Cara yang diinginkan

STERILISASI

cara yang bisa diterima DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

DINGINKAN (Pakai segera/ simpan )

Sumber : JNPK-KR, 2008

Sterilisasi uap ( gravitasi )

Suhu harus berada pada 121 C ( 250 F ); tekanan harus berada pada 106 kPa (15lbs/in2); 20 menit untuk alat tidak terbungkus; 30 menit untuk alat terbungkus. Atau pada suhu yang lebih tinggi pada 132C (27F),tekanan harus berada pada 30 lbs/in2; 15 menit untuk alat terbungkus.

Biarkan peralatan kering sebelum diambil dari sterilisator.

Catatan : Set tekanan (kPa atau lPs/in2), mungkin berbeda pada jenis sterilisator yang digunakan. Ikutilah rekomendasi pabrik, jika mungkin.

Panas kering:

170C (340F ) selama 1 jam ( total waktu perputaran meletakan instrumen di oven, panaskan selama satu jam dan kemudian dinginkan 2-2,5 jam atau; 160C ( 320 F ) selama 2 jam (total waktu perputaran dari 3-3,5 jam )

Catatan :

paparan dimulai setelah sterilsator telah mencapai suhu sasaran

tidak boleh memberi kelebihan beban pada sterilisator. Sisakan setidaknya 7,5 cm antara bahan-bahan dan dinding sterilisator. Beban lebih akan akan mengubah konveksi panas dan meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi.

490

Pengetahuan

Pencegahan Infeksi

Sikap

Tindakan

_1349578411.unknown