Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

29
PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS VIII SMP NEGERI ... KOTA JAMBI A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dimensi utama untuk dapat menciptakan manusia yang berilmu, berbudaya dan berpengetahuan. Melalui sebuah sistem pendidikan yang baik, suatu bangsa atau Negara akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di bidangnya. Penemuan – penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang sangat besar dibidang pendidikan. Pendidikan selalu berhubungan erat dengan proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan peristiwa yang bertujuan. Ada berbagai macam kesulitan yang dihadapi guru dalam bidang pengajaran, salah satunya adaah ketika menjelaskan suatu materi kepada peserta didik. Tidak semua guru memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyampaikan materi sehingga sulit memberikan pemahaman yang memuaskan kepada murid. Selain itu kemampuan siswa yang berbeda menjadi alasan lain mengapa guru masih tetap mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi meskipun ia menguasai materi dan mampu menyampaikannya dengan baik. Untuk mengatasi 1

Transcript of Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

Page 1: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL

KOOPERATIF DI KELAS VIII SMP NEGERI ... KOTA JAMBI

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dimensi utama untuk dapat menciptakan

manusia yang berilmu, berbudaya dan berpengetahuan. Melalui sebuah sistem

pendidikan yang baik, suatu bangsa atau Negara akan memiliki sumber daya

manusia yang berkualitas di bidangnya. Penemuan – penemuan dalam bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang sangat besar

dibidang pendidikan.

Pendidikan selalu berhubungan erat dengan proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan peristiwa yang bertujuan. Ada berbagai macam

kesulitan yang dihadapi guru dalam bidang pengajaran, salah satunya adaah

ketika menjelaskan suatu materi kepada peserta didik. Tidak semua guru

memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyampaikan materi sehingga

sulit memberikan pemahaman yang memuaskan kepada murid. Selain itu

kemampuan siswa yang berbeda menjadi alasan lain mengapa guru masih

tetap mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi meskipun ia menguasai

materi dan mampu menyampaikannya dengan baik. Untuk mengatasi kedua

masalah tersebut kiranya pengguna media pembelajaran akan sangat

membantu. Pertama, membantu guru memudahkan proses transfer ilmu dan

kedua, membantu siswa memahami sesuatu yang rumit menjadi lebih mudah.

Dengan kata lain pencapaian tujuan yang kita inginkan dalam pembelajaran

dapat diwujudkan dengan mempergunakan alat – alat yang sesuai dengan sifat

tujuan.

Asnawi, bashirudin dan usman dalam buku “media pembelajaran”

mengungkapkan bahwa pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah

proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia

komunikasi tersendiri dimana pendidik dan anak didik bertukar pikiran untuk

1

Page 2: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

mengembangkan ide pokok dan pengertian. Dalam komunikasi, sering terjadi

permasalahan-permasalahan sehingga komunikasi ersebut tidak efektif dan

tidak efisien. Hal tersebut antara lain disebabkan kecendrungan verbalisme,

ketidaksiapan anak didik, kurangnya minat belajar dan sebagainya. Salah satu

cara untuk mengatasi keadaan itu adalah penggunaan media atau alat peraga

dalam proses belajar mengajar.

Materi aljabar sudah mulai diberikan pada pendidikan menengah

tingkat pertama. Beberapa materi aljabar pada tingkat menengah pertama

khususnya untuk kelas VIII adalah materi Faktorisasi Suku Aljabar, Fungsi,

Persamaan Garis Lurus Dan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

Pokok bahasan faktorisasi suku aljabar merupakan materi yang

abstrak bagi siswa kelas VIII SLTP. Meskipun pada usia tersebut siswa

memasuki fase operasi konkrit dan berkembang ke fase operasi formal yang

berarti siswa mulai mampu memecahkan persoalan dalam pikirannya, namun

pada dasarnya mereka masih belum mampu memecahkan permasalahan yang

belum pernah dihadapinya.

Blok aljabar merupakan suatu model alat peraga yang sebenarnya

sudah diterapkan pada beberapa buku pelajaran matematika kelas VIII baik

untuk SMP maupun MTS, tetapi didalam buku pelajaran tersebut pemakaian

blok aljabar tidak terlalu detail di jelaskan sehingga guru maupun para peserta

didik sangat kurang mengenal dan kurang tertarik dalam menggunakannya.

Pada kesempatan ini peneliti dapat mencoba menggunakan blok

aljabar dengan lebih teliti dan terarah untuk kemudian diterapkan pada

pelajaran materi faktorisasi suku aljabar dan meneliti penggunaan blok aljabar

ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah

diajarkan.

Berdasarkan wawancara kepada salah seorang guru matematika di

SMP N ... JAMBI, kami tidak memiliki kendala yang serius dalam proses

belajar mengajar di sekolah tersebut, hanya kendala yang di hadapi didalam

2

Page 3: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

proses belajar mengajar adalah kurangnya motifasi media di setiap

pembeajaran matematika.

Penting bagi guru untuk memiliki metode yang sesuai dalam kegiatan

belajar mengajar. Sebaiknya guru tidak menggunakan satu metode saja dalam

melaksanakan pembelajaran.guru harus menggunakan metode yang bervariasi

agar pengajaran tidak berjalan membosankan dan dapat menarik perhatian

anak didik untuk mengikuti pembelajaran. Metode pemblajaran memiliki

beberapa kedudukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Salah satu metode yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran

matematika adalah pembelajaran kooperatif. Suparlan dalam artikelnya yang

berjudul “Sepuluh Kaidah Untuk Meningkatkan Citra Matematika Sebagai

Mata Pelajaran Yang Menyenangkan” mengatakan:

“ gunakan metode kelompok kecil dalam proses pembeajaran.

Manusia adalah makhluk sosial homo socius. Tidak seorangpun manusia yang

dapat hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Salah satu pilar pendidikan

menurut UNESCO adalah belajar untuk hidup bersama orang lain. Oleh

karena itu, pembelajaran matematika pun memerlukan kerja sama

denganorang lain. Metode kelompok kecil marupakan salah satu metode

mengajar matematika”.

Pembelajaran kooperatif dapat menjadi fondasi yang baik untuk

meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Pembelajaran kooperatif akan

member kasempatan kepada siswa untuk mendiskusikan suatu masalah,

mendengarkan pendapat orang lain dan memacu siswa untuk bekerja sama,

saling membantu untuk memecahkan masalah.

B. Identifikasi Masalah

1. Guru merasa kesulitan dalam mentransfer meteri yang diajarkan kepada

siswa karena kurangnya kemampuan berkomunikasi sehingga guru disini

membutuhkan alat bantu pembelajaran.

3

Page 4: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

2. Materi faktorisasi aljabar merupakan materi yang abstrak bagi siswa kelas

VIII SMP, sehingga membutuhkan alat bantu berupa benda yang kongkrit

untuk membantu memahami konsep dan menyelesaikan permasalahan.

3. Kurangnya kreatifitas atau alat peraga yang dimiliki oleh lembaga sekolah

untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

4. Perlunya strategi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran matematika

untuk menarik perhatian para peserta didik serta membantu pemahaman

pembelajaran matematika.

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian pada:

1. Strategi pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran matematika

adalah model pembelajaran kooperatif.

2. Media yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar adalah model atau

alat peraga yang disebut blok Aljabar.

3. Materi pelajaran matematika yang disampaikan adalah materi pokok

bahasan faktorisasi suku aljabar di kelas VIII c

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah yang ada maka penelitian

merumuskan bahwa permasalahan yang akan diteiti adalah :

1. Dapatkah penggunaan blok aljabar dengan model kooperatif

meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran matematika?

2. Dapatkan pengunaan blok aljabar dengan model pembelajaran kooperatif

meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika?

3. Kendala apa saja yang ditemukan dalam proses belajar mengajar

matematika menggunakan blok aljabar dengan model pembelajaran

kooperatif dilaksanakan?

4

Page 5: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah yang telah di kemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa dalam maeri

faktorisasi suku aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif,

dengan blok aljabar.

2. Mengetahui besarnya peningkatan minat belajar siswa pada pelajaran

matematika.

3. Mengetahui kesulitan yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran

matematika menggunakan blok aljabar dengan model pembelajaran

kooperatif.

F. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu bahan

pertimbangan bagi guru atau tim pengajar untuk dapat menggunakan

media ini dalam pelajaran matematika.

2. Bagi penulis, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan asah yang baik dan

dapat dikembangkan lagi untuk calon pengajar ataupun peneliti

berikutnya.

3. Setelah melaksanakan penelitian ini, diharapkan minat belajar siswa dapat

lebih meningkat dari sebelumnya.

G. Landasan Teori

1. Hakikat belajar dan mengajar

Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh

dan terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru

sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini

terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antar guru dengan para siswa

dalam situasi intruksional, yakni suasana yang bersifat pengajaran.

(muhibbin syah,2005:237)

5

Page 6: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

Ad.rooijakkers (1991:14), mengemukakan bahwa: “proses belajar

terdiri dari beberapa dari beberapa tahap yang kesemuanya harus dilalui

bila seseorang ingin belajar dalam arti yang sesungguhnya”. Dengan kata

lain, agar dapat terjadi suatu pengertian seluruh proses belajar harus terjadi

dalam semua tahap yang ada. Tahap – tahap tersebut dinamakan sebagai

tahap terjadinya proses belajar. Bagan proses belajar menurut Rooijakkers

dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1

Arif S.Sadiman (1986:1-2) menyatakan bahwa belajar adalah proses

yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur

hidup, sejak dia masih bayi hingga dia ke liang lahat nanti. Salah satu

pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut

baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan katerampilan

(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Dalam proses belajar mengajar ada empat komponen, yaitu:

a. Tujuan

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang pertama harus

ditetapkan sebagai indikator keberhasilan pengajaran yang diharapkan.

Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan

6

TIDAK TAHU

PROSES BELAJAR

1. MOTIVASI2. PERHATIAN PADA PELAJAR3. MENERIMA DAN

MENGINGAT4. REPRODUKSI5. GENERALISASI6. MELAKSANAKAN LATIHAN

DAN UMPAN BALIKNYA

MENGERTI

Page 7: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

kompetensi atau kemampuan yang harus dicapai siswa setelah

melakukan kegiatan pembelajaran tersebut.

b. Materi dan bahan ajar

Materi dan bahan ajar merupakan sesuatu yang menjadi pokok

ilmu yang diberikan dan diharapkan dapat dikuasai siswa serta

menjadi sisi kegiatan belajar mengajar, bahan ajar ini juga diharapkan

dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapainya tujuan yang harus

dimiliki siswa setelah belajar.

c. Metode dan alat yang digunakan

Metode dan alat pembelajaran ditentukan setelah ditetapkannya

tujuan dan bahan ajar. Pemilihan metode dan alat atau media

didasarkan pada kegiatan yang dilakukan, umumnya untuk kegiatan

praktik lebih ditekankan pada media benda nyata dan untuk teori lebih

pada bacaan buku. Namun penggunaan media yang tepat sangat

berpengaruh pada minat siswa, pemahaman siswa karena media

sendiri berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi terhadap

tujuan yang ingin dicapai.

d. Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana

tercapainya tujuan dari peaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut.

Dengan kata lain penilaian merupakan barometer untuk mengukur

tercapai atau tidaknya tujuan. (nana sudjana dan Ibrahim,1989:30-31).

2. Hasil belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan

lingkungan. Seseorang melakukan kegiatan belajar setelah memperoleh

hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya : dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Pada

hakekatnya perubahan tingkah laku mengandung pengertian yang luas

mengandung pengertian yang luas, meliputi segi jasmaniah dan segi

7

Page 8: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

rohaniah, yang kedua – duanya saling berkaitan dan saling berpengaruh

satu sama lain. (Oemar Hamalik, 1989:40-41).

Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar di tafsirkan

berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja,

direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar

proses belajar dan hasil – hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat.

Guru dengan sengaja menciptakan kondisi dan lingkungan yang

menyediakan keselamatan belajar kepada para siswa untuk mencapai

tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu, dan diharapkan

memberikan hasil tertentu pula kepada siswa (pelajar). Hal itu dapat

diketahui melalui sistem penilaian yang dilaksanakan secara

kesinambungan.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada

diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang

sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Sehingga apabila berbicara masalah

hasil belajar maka selalu berhubungan dengan proses belajar mengajar.

3. Pembelajaran kooperatif

Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran

kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep – konsep yang sulit apabila mereka

dapat saling mendiskusikan konsep – konsep itu dengan temannya.

(S.Nasution, 1986:149)

Pelaksanaan kooperatif di sertai dengan keterampilan – keterampilan

khusus agar siswa dapat bekerjasama didalam kelompoknya, seperti

menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman

sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi

pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja

8

Page 9: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

(www.dediknas.co.id/8agustus2007)

Selanjutnya siswa diberikan evaluasi dengan waktu yang cukup untuk

menyelesaikan tes yang diberikan. Meskipun siswa memiliki kelompok,

namun dalam mengerjakan evaluasi siswa tidak diperbolehkan

bekerjasama. Hal ini untuk menekankan bahwa siswa tidak diperbolehkan

bekerjasama. Hal ini untuk menekankan bahwa siswa tetap harus memiliki

tanggung jawab individual dalm memahami materi. Pada saat ini mereka

dapat termotivasi untuk menunjukkan apa yang mereka pelajari sebagai

individu dan memberikan penjelasan dengan baik terhadap satu sama lain.

(Arif S.sadiman dkk, 1990:6)

4. Media pembelajaran

a. Pengertian

Media pemebbelajaran merupakan salah satu komponen yang

penting dalam proses belajar menganajar (PBM). Penggunaan media

pembelajaran sangat dianjurkan agar PBM anatara guru dan siswa

tidak membosankan serta dapat merangsang keaktifan, minat dan

kreativitas siswa.

Suatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan apabila media

tersebut digunakan untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan

dengan tujuan – tujuan pendidikan. Kata media berasal dari bahasa

latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium (Arif S. Sadiman,

1986:6). Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita

membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan

sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Menurut Arif

S.Sadiman (1986:7) media pendidikan adalah: “ segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi ”.

9

Page 10: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

Sementara itu Jhon D. latuheru (1988:14) mengatakan bahwa :

“ media pendidikan atau media pembelajaran adalah semua alat

(bantu) atau benda yang digunakan dalam menyampaikan pesan

(informasi) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima

atau siswa”.

5. Faktorisasi bentuk aljabar

a. Pengertian aljabar

Aljabar merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang

mempelajari tentang struktur atau sesuatu yang belum diketahui

nilainya. Umumnya aljabar beris kalimat matematika yang memuat

variabel – variabel, koefisien atau konstanta. Meskipun merupakan

materi yang abstrak, aljabar kini tidak asing lagi bagi siswa disekolah

menengah.

b. Suku aljabar

Bentuk aljabar terdiri atas variabel, konstanta dan koefisien.

Variabel adalah sesuatu yang nilainya tidak tetap atau dapat berubah –

ubah. Konstanta adalah bilangan yang tetap nilainya. Koefisien adalah

konstanta yang menyertai variabel. Pada bilangan aritmatika yaitu

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal – hal yang

perlu diperhatikan dalam mengerjakan operasi hitung aljabar adalah :

1. Penjumlahan dan pengurangan

a.suku – suku yang sejenis

b.sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan

c.hasil perkalian dua bilangan bulat positif dan negatif

2. Perkalian

a.x(x+k) = x(x) + x(k) = x2 +kx

b.x(x+y+k) = x(x) + x(y)+x(k) = x2 +xy +xk

c.(x+p)(x+q) = x(x) + x(q) + p(x) +p(q)

= x2 + x(p+q) +pq

10

Page 11: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

3. Pembagian

Bentuk aljabar 7a dan a memiliki factor yang sama yaitu a,

sehingga hasil pembagian 7a dengan a dapat di sederhanakan,

yaitu 7aa = 7. Demikian pula dengan 6xy dan 2y yang memiliki

factor yang sama yaitu 2y, sehingga 6 xy2 y = 3x. tetapi harus

diperhatikan, untuk penyederhanaan berlaku untuk pembagi yang

tak nol.

c. Faktorisasi bentuk aljabar

M.cholik, A.sugiono (2004: 2-24) fatorisasi bentuk aljabar

adalah cara untuk memfaktorkan bentuk aljabar berarti menyatakan

bentuk penjumlahan menjadi bentuk perkalian. Bentuk penjumlahan

menjadi bentuk perkalian. Bentuk penjumlahan suku – suku yang

memiliki factor yang sama dapat difaktorkan dengan menggunakan

hukum distributif.

Terdapat beberapa macam faktorisasi bentuk aljabar, yaitu:

1. Faktorisasi bentuk aljabar ax + ay

ax + ay = a(x+y)

2. Faktorisasi bentuk aljabar x2 – y2

x2 - y2 = (x-y)(x+y)

6. Blok aljabar

Blok aljabar merupakan salah satu model media pembelajaran yang

dapat digunakan untuk membantu menarik minat dan meningkatkan

pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika materi faktorisasi suku

aljabar. Blok aljabar merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung

operasi suku – suku aljabar. Blok alajabr terdiri dari tiga bagian, yaitu:

a. Blok untuk lambang x2 – an

11

Page 12: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

b. Blok untuk lambang x – an

c. Blok untuk lambang satuan

Sebagaimana bilangan bulat yang terdiri dari bilangan positif

dan negatif, Blok aljabar ini pun demikian. Ada yang bermakna

positif, ada pula yang bermakna negatif. Pasangan positif dan negative

blok ini disebut sebagai pasangan nol blok.

Dan

Gambar 2

Blok yang berwarna gelap bermakna negative, sedangkan yang

berwarna warni bermakna positif. Sebagaimana hanya dengan

bilangan bulat positif dan negative yang saling meniadakan ketika

bertemu dalam suatu kalimat matematika, pasangan nol blok pun akan

saling meniadakan ketika bertemu dalam satu kalimat terbuka.

7. Minat dan aktivitas belajar

Sumardi suryabrata(1957) menjelaskan bahwa minat adalah perasaan

senang yang dihubungkan dengan perbuatan – perbuatan yang lebih

khusus terhadap suatu keadaan.

Sri Esti Wuryani Djumandono (2002:366), kegiatan atau aktivitas

yang dilakukan oleh siswadapat menjadi kunci dari minat belajar siswa.

Lingkungan kelas dapat memotivasi siswa dalam belajar, oleh karenanya

lingkungan yang tidak berubah akan menimbulkan kebosanan bagi siswa

sehingga dapat mengurangi minat belajarnya. Sehingga guru dirasa sangat

perlu untuk meciptakan situasi yang aktifdidalam kelas. Saat guru

memberikan pertanyaan untuk merangsang keingin tahuan siswa mereka

akann merasatertantang atau tertarik untuk bertanya dan berpendapat. Jika

12

Page 13: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

pertanyaan dan pendapat tersebut akhirnya mendapat respon yang berbeda

dari siswa maka aktivitas dapat terus berlanjut dan berkembang. Dari

pengalaman itu siswa yang awalnya hanya ingin tahu atau mencoba – coba

melakukan sesuatu akhirnya dapat berkembang menjadi berminat pada

sesuatu.(Ngalim Purwanto 1996:66)

H. Kerangka Berfikir

Ada dua kendala yang terdapat dalam proses belajar mengajar adalah

kurangnya keterampilan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan

kemampuan siswa yang beragam dalam memahami materi. Akibar dua

permasalahan ini akhirnya menimbulkan masalah yang baru bagi siswa yaitu

membuat minat dan kepedulian siswa terhadap pelajaran matematika semakin

menurun.

Model pembelajaran kooperatif (kelompok) merupakan salah satu

strategi pembelajaran aktifyang dapat digunakan untuk mencapaikan tujuan

tersebut. Dengan sistem belajar kelompok ini guru dapat mengetahui sejauh

mana tingkat pemahaman siswa terhadap siswa terhadap materi pelajaran

yang telah diberikan, atau sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh

siswa. Disamping itu strategi ini dapat mengubah aktivitas kelas menjadi

menarik dan menyenangkan.

Blok Aljabar merupakan media atau model yang sesuai untuk

membantu siswa memfaktorkan bentuk aljabar. Dengan Blok Aljabar siswa

akan merasa visualisasi variabel – variabel yang abstrak pada bentuk fisik

blok aljabar tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih mudah dalam

berfikir dan merasa senang seperti bermain.

I. Penelitian Yang Relevan

Novilia Sri Purwaningtyas daam penelitiannya yang berjudul “Usaha

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui

kegiatan kelompok” menyatakan bahwa dengan kegiatan kelompok siswa

13

Page 14: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Siswa lebih seiring

bekerja, bertanya dan berdidkusi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

dari kelompok yang lain. Selain itu mereka pun belajar bertanggung jawab

atas tugas yang dibebankan kepada kelompoknya.

J. Jenis penelitian

Berdasarkan pemasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, maka penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian

tindakan kelas. Dalam penelitian ini guru dan peneliti bekerja sama menjadi

pelaksana penelitian. Lebih khususnyapeneliti sebagai pelaksana utama

sedangkan guru bekerja sebagai observer (Suharsimi

Arikunto,Suhardjono,Supardi,2002:3).

K. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 jambi. Subyek yang aka

di teliti adalah kelas VIII c tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 37 siswa.

L. Desain Rencana Penelitian

Secara konseptual penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan

kelas (PTK) yang meliputi serangkaian siklus yang saling terkait. Setiap

siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang diikuti

oleh perencanaan pada siklus berikutnya dengan memanfaatkan hasil

refleksikan pada siklus sebelumnya. Secara lebih jelasnya desain penelitian

tindakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan identifikasi, menganalisis, dan

merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukan tndakan terhadap obyek penelitian yang telah

direncanakan sebelumnya, yaitu terdiri dari pembelajaran dengan

14

Page 15: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

menggunakan blok aljabar dengan model pembelajaran kooperatif, urutan

proses pembelajaran dikelas, pelaksanaan tes pada saat sesudah diberikan

perlakuan dan pengumpulan data selama pemberian tindakan

3. Tahap pengamatan atau observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan oleh beberapa pengamat,

terhadap kegiatan dan aktivitas siswa pada saat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran dan pengumpulan data.

4. Tahap refleksi

Tahap ini berupa pengumpulan data dari keseluruhan proses selama

satu siklus dan kemudian dilakukan perenungan antar peneliti, guru dan

pengamat serta bimbingan dosen terhadap hasil tindakan, selanjutnya

menganalisis hasil tindakan untuk merefleksikan ada tidaknya kemajuan

atau kegagalan antara kegiatan yang telah dilaksanakan dengan hasil yang

di ingin di capai dan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.

M. Tahapan tindakan penelitian

Peneliti ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun tindakan

yang akan dilaksanakan dikelas terdiri atas tahapan – tahapan sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Kegiatan ini meliputi:

a. Melaksanakan pra survey, yaitu melakukan wawan cara pada guru

pengajar mengenai kondise sekolah, kelas, siswa, sarana dan prasarana

yang mendukung

b. Mempersiapkan rencana pembelajaran siklus I

c. Menyiapkan blok aljabar

d. Membuat rancangan instrument, yaitu berupa LKS, soal pretes, postes,

dan instrument minat belajar matematika siklus I

e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa saat pembelajaran

dilaksanakan.

f. Membentuk kelompok belajar

15

Page 16: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

2. Pelaksanaan tindakan siklus I

a. Dilaksanakan Dalam 2 x 2 jam pelajaran atau dua kali pertemuan.

b. Mengambil data tentang minat siswa dalam mengikuti pelajaran

matematika.

c. Kegiatan pembelajaran

d. Observasi , pada tahapan ini peneliti dibantu observer yang mengamati

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dalam kelas.

e. Refleksi, pada tahap ini peneliti mengumpulkan, menganalisis dan

mengevaluasi data yang di peroleh pada tahap observasi.

f. Menyimpulkan hasil kegiatan siklus I

g. Merencanakan tintadakan siklus II berdasarkan refleksi dan kesimpuan

yang didapatkan pada siklus I

Setelah siklus I selesai, tahapan siklus II. Pada tahapan

berikutnya mengikuti tahapan siklus I. namun bila siklus II kurang

merasa puas maka peneliti melanjutkan siklus berikutnya dengan

mengikuti siklus I sampai didapat hasil yang diinginkan.

N. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti

berdasarkan persetujuan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Beberapa instrumen yang akan digunakan adalah

a. Wawancara. Peneliti melakukan wawancara pada guru pada saat pra

survey untuk mengetahui kondisi kelas dan model pembelajaran

matematika yang terjadi selama ini serta kendala – kendala apa saja yang

sering di jumpai.

b. Angket minat belajar siswa. Angket minat belajar matematika disusun

oleh peneliti sesuai dengan indicator yang menunjukkan minat belajar

siswa terhadap pelajaran matematika. Angket ini bertujuan, agar peneliti

dapat mengetahui respon atau minat belajar siswa terhadap pembelajaran

16

Page 17: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

matematka sebelum dan sesudah menerapkan blok aljabar menggunakan

model kooperatif.

c. Validitas angket, untuk mendapatkan data peneliti yang baik, dibutuhkan

instrument peneliti yang baik pula. Karakteristik alat ukur atau instrument

yang baik salah satunya adalah memiliki kesahihan (validity)

O. Teknik analisis data

a. Instrument angket dan observasi

Data yang diperoleh dari lembar angket minat dan lembar observasi

sktivitas dianalisis dengan mengamati banyaknya pengisian chek(√) dalam

setiap kolom yang berbeda nilainya, kemudian mengalihkan frekuensi

pada masing – masing kolom dengan nilai yang bersangkutan kemudian di

jumlahkan, sehingga di peroleh jumlah untuk masing – masing butir

pertanyaan (suharsimi arikunto, 2006:242). Jumlah nilai untuk masing –

masing butir pertanyaan di gunakan rumus sebagai berikut:

J=∑i=1

4

( fi x i)

keterangan :

J = jumlah butir soal

Fi = banyak siswa (observer yang memiliki skor i)

i = 1,2,3,4 (anas sujiono, 2006:81)

selanjutnya nilairata – rat dari masing masing butir soal tadi dapat dihitung

persentasnya. Untuk menghitung persentasenya di gunakan rumus:

P= R4x 100 %

keterangan :

P = persentase minat dan aktivitas siswa.

R = nilai rata – rata tiap butir oservasi atau angket

4 = nilai tertinggi yang di harapkan.

b. Instrument pretes dan postes materi faktorisasi suku aljabar.

17

Page 18: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

Instrument pretes dan postes materi bahasan faktorisasi suku aljabar di

gunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan penguasaan materi

bahasan faktorissi suku aljabar. Data dari pretest dan postes seluruh siklus

dihitung, kemudian dibandingkan apakah mengalami perubahan atau

tidak. Untuk menghitung mean atau nilai rata – rata dari pretes dan postes

di gunakan rumus :

r= jumlahnilai seluruh siswajumlah siswa

setelah didpat nilai rata – rata pretes dan postes kemudian dicari

persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P= r10x 100 %

Keterangan:

P = persentase keberhasilan tes

r = nilai rata – rata tes yang didapatkan

10 = nilai tertinggi yang diharapkan

Angka persentase yang di peroleh kemudian di berikan penilaian sesuai

dengan kategori yang terdapat dala tabel konversi.

no Nilai Kategori

1 >85% Sangat baik

2 70% - 84 % Baik

3 55% - 69% Sedang

4 <55% Kurang

P. Indikator

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

1. Jika terhadap siklus yang mengalami peningkatan persentase pada setiap

indicator minat yaitu peningkatan keingin tahuan, aktivitas dalam

18

Page 19: Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati

pembelajaran, rasa senang / keterkaitan dan perhatian terhadap

pembelajaran matematika.

2. Jika terdapat siklus yang mengalami peningkatan prestasi belajar siswa

pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar yang di tunjukkan dengan

kenaikan rata – rata hasil tes akhir

3. Jika setiap kendala yang muncul diberikan solusi yang sesuai sehingga

memungkinkan adanya perkembangan dalam penelitian.

19