Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
-
Upload
ayu-febriyanti -
Category
Education
-
view
89 -
download
1
Transcript of Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL
KOOPERATIF DI KELAS VIII SMP NEGERI ... KOTA JAMBI
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan dimensi utama untuk dapat menciptakan
manusia yang berilmu, berbudaya dan berpengetahuan. Melalui sebuah sistem
pendidikan yang baik, suatu bangsa atau Negara akan memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas di bidangnya. Penemuan – penemuan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang sangat besar
dibidang pendidikan.
Pendidikan selalu berhubungan erat dengan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan peristiwa yang bertujuan. Ada berbagai macam
kesulitan yang dihadapi guru dalam bidang pengajaran, salah satunya adaah
ketika menjelaskan suatu materi kepada peserta didik. Tidak semua guru
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyampaikan materi sehingga
sulit memberikan pemahaman yang memuaskan kepada murid. Selain itu
kemampuan siswa yang berbeda menjadi alasan lain mengapa guru masih
tetap mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi meskipun ia menguasai
materi dan mampu menyampaikannya dengan baik. Untuk mengatasi kedua
masalah tersebut kiranya pengguna media pembelajaran akan sangat
membantu. Pertama, membantu guru memudahkan proses transfer ilmu dan
kedua, membantu siswa memahami sesuatu yang rumit menjadi lebih mudah.
Dengan kata lain pencapaian tujuan yang kita inginkan dalam pembelajaran
dapat diwujudkan dengan mempergunakan alat – alat yang sesuai dengan sifat
tujuan.
Asnawi, bashirudin dan usman dalam buku “media pembelajaran”
mengungkapkan bahwa pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah
proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri dimana pendidik dan anak didik bertukar pikiran untuk
1
mengembangkan ide pokok dan pengertian. Dalam komunikasi, sering terjadi
permasalahan-permasalahan sehingga komunikasi ersebut tidak efektif dan
tidak efisien. Hal tersebut antara lain disebabkan kecendrungan verbalisme,
ketidaksiapan anak didik, kurangnya minat belajar dan sebagainya. Salah satu
cara untuk mengatasi keadaan itu adalah penggunaan media atau alat peraga
dalam proses belajar mengajar.
Materi aljabar sudah mulai diberikan pada pendidikan menengah
tingkat pertama. Beberapa materi aljabar pada tingkat menengah pertama
khususnya untuk kelas VIII adalah materi Faktorisasi Suku Aljabar, Fungsi,
Persamaan Garis Lurus Dan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
Pokok bahasan faktorisasi suku aljabar merupakan materi yang
abstrak bagi siswa kelas VIII SLTP. Meskipun pada usia tersebut siswa
memasuki fase operasi konkrit dan berkembang ke fase operasi formal yang
berarti siswa mulai mampu memecahkan persoalan dalam pikirannya, namun
pada dasarnya mereka masih belum mampu memecahkan permasalahan yang
belum pernah dihadapinya.
Blok aljabar merupakan suatu model alat peraga yang sebenarnya
sudah diterapkan pada beberapa buku pelajaran matematika kelas VIII baik
untuk SMP maupun MTS, tetapi didalam buku pelajaran tersebut pemakaian
blok aljabar tidak terlalu detail di jelaskan sehingga guru maupun para peserta
didik sangat kurang mengenal dan kurang tertarik dalam menggunakannya.
Pada kesempatan ini peneliti dapat mencoba menggunakan blok
aljabar dengan lebih teliti dan terarah untuk kemudian diterapkan pada
pelajaran materi faktorisasi suku aljabar dan meneliti penggunaan blok aljabar
ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diajarkan.
Berdasarkan wawancara kepada salah seorang guru matematika di
SMP N ... JAMBI, kami tidak memiliki kendala yang serius dalam proses
belajar mengajar di sekolah tersebut, hanya kendala yang di hadapi didalam
2
proses belajar mengajar adalah kurangnya motifasi media di setiap
pembeajaran matematika.
Penting bagi guru untuk memiliki metode yang sesuai dalam kegiatan
belajar mengajar. Sebaiknya guru tidak menggunakan satu metode saja dalam
melaksanakan pembelajaran.guru harus menggunakan metode yang bervariasi
agar pengajaran tidak berjalan membosankan dan dapat menarik perhatian
anak didik untuk mengikuti pembelajaran. Metode pemblajaran memiliki
beberapa kedudukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Salah satu metode yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran
matematika adalah pembelajaran kooperatif. Suparlan dalam artikelnya yang
berjudul “Sepuluh Kaidah Untuk Meningkatkan Citra Matematika Sebagai
Mata Pelajaran Yang Menyenangkan” mengatakan:
“ gunakan metode kelompok kecil dalam proses pembeajaran.
Manusia adalah makhluk sosial homo socius. Tidak seorangpun manusia yang
dapat hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Salah satu pilar pendidikan
menurut UNESCO adalah belajar untuk hidup bersama orang lain. Oleh
karena itu, pembelajaran matematika pun memerlukan kerja sama
denganorang lain. Metode kelompok kecil marupakan salah satu metode
mengajar matematika”.
Pembelajaran kooperatif dapat menjadi fondasi yang baik untuk
meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Pembelajaran kooperatif akan
member kasempatan kepada siswa untuk mendiskusikan suatu masalah,
mendengarkan pendapat orang lain dan memacu siswa untuk bekerja sama,
saling membantu untuk memecahkan masalah.
B. Identifikasi Masalah
1. Guru merasa kesulitan dalam mentransfer meteri yang diajarkan kepada
siswa karena kurangnya kemampuan berkomunikasi sehingga guru disini
membutuhkan alat bantu pembelajaran.
3
2. Materi faktorisasi aljabar merupakan materi yang abstrak bagi siswa kelas
VIII SMP, sehingga membutuhkan alat bantu berupa benda yang kongkrit
untuk membantu memahami konsep dan menyelesaikan permasalahan.
3. Kurangnya kreatifitas atau alat peraga yang dimiliki oleh lembaga sekolah
untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
4. Perlunya strategi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran matematika
untuk menarik perhatian para peserta didik serta membantu pemahaman
pembelajaran matematika.
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penelitian pada:
1. Strategi pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran matematika
adalah model pembelajaran kooperatif.
2. Media yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar adalah model atau
alat peraga yang disebut blok Aljabar.
3. Materi pelajaran matematika yang disampaikan adalah materi pokok
bahasan faktorisasi suku aljabar di kelas VIII c
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah yang ada maka penelitian
merumuskan bahwa permasalahan yang akan diteiti adalah :
1. Dapatkah penggunaan blok aljabar dengan model kooperatif
meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran matematika?
2. Dapatkan pengunaan blok aljabar dengan model pembelajaran kooperatif
meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika?
3. Kendala apa saja yang ditemukan dalam proses belajar mengajar
matematika menggunakan blok aljabar dengan model pembelajaran
kooperatif dilaksanakan?
4
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah yang telah di kemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa dalam maeri
faktorisasi suku aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif,
dengan blok aljabar.
2. Mengetahui besarnya peningkatan minat belajar siswa pada pelajaran
matematika.
3. Mengetahui kesulitan yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran
matematika menggunakan blok aljabar dengan model pembelajaran
kooperatif.
F. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu bahan
pertimbangan bagi guru atau tim pengajar untuk dapat menggunakan
media ini dalam pelajaran matematika.
2. Bagi penulis, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan asah yang baik dan
dapat dikembangkan lagi untuk calon pengajar ataupun peneliti
berikutnya.
3. Setelah melaksanakan penelitian ini, diharapkan minat belajar siswa dapat
lebih meningkat dari sebelumnya.
G. Landasan Teori
1. Hakikat belajar dan mengajar
Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh
dan terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru
sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini
terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antar guru dengan para siswa
dalam situasi intruksional, yakni suasana yang bersifat pengajaran.
(muhibbin syah,2005:237)
5
Ad.rooijakkers (1991:14), mengemukakan bahwa: “proses belajar
terdiri dari beberapa dari beberapa tahap yang kesemuanya harus dilalui
bila seseorang ingin belajar dalam arti yang sesungguhnya”. Dengan kata
lain, agar dapat terjadi suatu pengertian seluruh proses belajar harus terjadi
dalam semua tahap yang ada. Tahap – tahap tersebut dinamakan sebagai
tahap terjadinya proses belajar. Bagan proses belajar menurut Rooijakkers
dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1
Arif S.Sadiman (1986:1-2) menyatakan bahwa belajar adalah proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak dia masih bayi hingga dia ke liang lahat nanti. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan katerampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dalam proses belajar mengajar ada empat komponen, yaitu:
a. Tujuan
Tujuan pembelajaran merupakan hal yang pertama harus
ditetapkan sebagai indikator keberhasilan pengajaran yang diharapkan.
Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan
6
TIDAK TAHU
PROSES BELAJAR
1. MOTIVASI2. PERHATIAN PADA PELAJAR3. MENERIMA DAN
MENGINGAT4. REPRODUKSI5. GENERALISASI6. MELAKSANAKAN LATIHAN
DAN UMPAN BALIKNYA
MENGERTI
kompetensi atau kemampuan yang harus dicapai siswa setelah
melakukan kegiatan pembelajaran tersebut.
b. Materi dan bahan ajar
Materi dan bahan ajar merupakan sesuatu yang menjadi pokok
ilmu yang diberikan dan diharapkan dapat dikuasai siswa serta
menjadi sisi kegiatan belajar mengajar, bahan ajar ini juga diharapkan
dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapainya tujuan yang harus
dimiliki siswa setelah belajar.
c. Metode dan alat yang digunakan
Metode dan alat pembelajaran ditentukan setelah ditetapkannya
tujuan dan bahan ajar. Pemilihan metode dan alat atau media
didasarkan pada kegiatan yang dilakukan, umumnya untuk kegiatan
praktik lebih ditekankan pada media benda nyata dan untuk teori lebih
pada bacaan buku. Namun penggunaan media yang tepat sangat
berpengaruh pada minat siswa, pemahaman siswa karena media
sendiri berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi terhadap
tujuan yang ingin dicapai.
d. Penilaian
Penilaian merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana
tercapainya tujuan dari peaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut.
Dengan kata lain penilaian merupakan barometer untuk mengukur
tercapai atau tidaknya tujuan. (nana sudjana dan Ibrahim,1989:30-31).
2. Hasil belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan. Seseorang melakukan kegiatan belajar setelah memperoleh
hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya : dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Pada
hakekatnya perubahan tingkah laku mengandung pengertian yang luas
mengandung pengertian yang luas, meliputi segi jasmaniah dan segi
7
rohaniah, yang kedua – duanya saling berkaitan dan saling berpengaruh
satu sama lain. (Oemar Hamalik, 1989:40-41).
Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar di tafsirkan
berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja,
direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar
proses belajar dan hasil – hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat.
Guru dengan sengaja menciptakan kondisi dan lingkungan yang
menyediakan keselamatan belajar kepada para siswa untuk mencapai
tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu, dan diharapkan
memberikan hasil tertentu pula kepada siswa (pelajar). Hal itu dapat
diketahui melalui sistem penilaian yang dilaksanakan secara
kesinambungan.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang
sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Sehingga apabila berbicara masalah
hasil belajar maka selalu berhubungan dengan proses belajar mengajar.
3. Pembelajaran kooperatif
Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran
kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep – konsep yang sulit apabila mereka
dapat saling mendiskusikan konsep – konsep itu dengan temannya.
(S.Nasution, 1986:149)
Pelaksanaan kooperatif di sertai dengan keterampilan – keterampilan
khusus agar siswa dapat bekerjasama didalam kelompoknya, seperti
menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman
sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja
8
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.
(www.dediknas.co.id/8agustus2007)
Selanjutnya siswa diberikan evaluasi dengan waktu yang cukup untuk
menyelesaikan tes yang diberikan. Meskipun siswa memiliki kelompok,
namun dalam mengerjakan evaluasi siswa tidak diperbolehkan
bekerjasama. Hal ini untuk menekankan bahwa siswa tidak diperbolehkan
bekerjasama. Hal ini untuk menekankan bahwa siswa tetap harus memiliki
tanggung jawab individual dalm memahami materi. Pada saat ini mereka
dapat termotivasi untuk menunjukkan apa yang mereka pelajari sebagai
individu dan memberikan penjelasan dengan baik terhadap satu sama lain.
(Arif S.sadiman dkk, 1990:6)
4. Media pembelajaran
a. Pengertian
Media pemebbelajaran merupakan salah satu komponen yang
penting dalam proses belajar menganajar (PBM). Penggunaan media
pembelajaran sangat dianjurkan agar PBM anatara guru dan siswa
tidak membosankan serta dapat merangsang keaktifan, minat dan
kreativitas siswa.
Suatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan apabila media
tersebut digunakan untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan
dengan tujuan – tujuan pendidikan. Kata media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium (Arif S. Sadiman,
1986:6). Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita
membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan
sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Menurut Arif
S.Sadiman (1986:7) media pendidikan adalah: “ segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi ”.
9
Sementara itu Jhon D. latuheru (1988:14) mengatakan bahwa :
“ media pendidikan atau media pembelajaran adalah semua alat
(bantu) atau benda yang digunakan dalam menyampaikan pesan
(informasi) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima
atau siswa”.
5. Faktorisasi bentuk aljabar
a. Pengertian aljabar
Aljabar merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang
mempelajari tentang struktur atau sesuatu yang belum diketahui
nilainya. Umumnya aljabar beris kalimat matematika yang memuat
variabel – variabel, koefisien atau konstanta. Meskipun merupakan
materi yang abstrak, aljabar kini tidak asing lagi bagi siswa disekolah
menengah.
b. Suku aljabar
Bentuk aljabar terdiri atas variabel, konstanta dan koefisien.
Variabel adalah sesuatu yang nilainya tidak tetap atau dapat berubah –
ubah. Konstanta adalah bilangan yang tetap nilainya. Koefisien adalah
konstanta yang menyertai variabel. Pada bilangan aritmatika yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal – hal yang
perlu diperhatikan dalam mengerjakan operasi hitung aljabar adalah :
1. Penjumlahan dan pengurangan
a.suku – suku yang sejenis
b.sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan
c.hasil perkalian dua bilangan bulat positif dan negatif
2. Perkalian
a.x(x+k) = x(x) + x(k) = x2 +kx
b.x(x+y+k) = x(x) + x(y)+x(k) = x2 +xy +xk
c.(x+p)(x+q) = x(x) + x(q) + p(x) +p(q)
= x2 + x(p+q) +pq
10
3. Pembagian
Bentuk aljabar 7a dan a memiliki factor yang sama yaitu a,
sehingga hasil pembagian 7a dengan a dapat di sederhanakan,
yaitu 7aa = 7. Demikian pula dengan 6xy dan 2y yang memiliki
factor yang sama yaitu 2y, sehingga 6 xy2 y = 3x. tetapi harus
diperhatikan, untuk penyederhanaan berlaku untuk pembagi yang
tak nol.
c. Faktorisasi bentuk aljabar
M.cholik, A.sugiono (2004: 2-24) fatorisasi bentuk aljabar
adalah cara untuk memfaktorkan bentuk aljabar berarti menyatakan
bentuk penjumlahan menjadi bentuk perkalian. Bentuk penjumlahan
menjadi bentuk perkalian. Bentuk penjumlahan suku – suku yang
memiliki factor yang sama dapat difaktorkan dengan menggunakan
hukum distributif.
Terdapat beberapa macam faktorisasi bentuk aljabar, yaitu:
1. Faktorisasi bentuk aljabar ax + ay
ax + ay = a(x+y)
2. Faktorisasi bentuk aljabar x2 – y2
x2 - y2 = (x-y)(x+y)
6. Blok aljabar
Blok aljabar merupakan salah satu model media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk membantu menarik minat dan meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika materi faktorisasi suku
aljabar. Blok aljabar merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung
operasi suku – suku aljabar. Blok alajabr terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Blok untuk lambang x2 – an
11
b. Blok untuk lambang x – an
c. Blok untuk lambang satuan
Sebagaimana bilangan bulat yang terdiri dari bilangan positif
dan negatif, Blok aljabar ini pun demikian. Ada yang bermakna
positif, ada pula yang bermakna negatif. Pasangan positif dan negative
blok ini disebut sebagai pasangan nol blok.
Dan
Gambar 2
Blok yang berwarna gelap bermakna negative, sedangkan yang
berwarna warni bermakna positif. Sebagaimana hanya dengan
bilangan bulat positif dan negative yang saling meniadakan ketika
bertemu dalam suatu kalimat matematika, pasangan nol blok pun akan
saling meniadakan ketika bertemu dalam satu kalimat terbuka.
7. Minat dan aktivitas belajar
Sumardi suryabrata(1957) menjelaskan bahwa minat adalah perasaan
senang yang dihubungkan dengan perbuatan – perbuatan yang lebih
khusus terhadap suatu keadaan.
Sri Esti Wuryani Djumandono (2002:366), kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan oleh siswadapat menjadi kunci dari minat belajar siswa.
Lingkungan kelas dapat memotivasi siswa dalam belajar, oleh karenanya
lingkungan yang tidak berubah akan menimbulkan kebosanan bagi siswa
sehingga dapat mengurangi minat belajarnya. Sehingga guru dirasa sangat
perlu untuk meciptakan situasi yang aktifdidalam kelas. Saat guru
memberikan pertanyaan untuk merangsang keingin tahuan siswa mereka
akann merasatertantang atau tertarik untuk bertanya dan berpendapat. Jika
12
pertanyaan dan pendapat tersebut akhirnya mendapat respon yang berbeda
dari siswa maka aktivitas dapat terus berlanjut dan berkembang. Dari
pengalaman itu siswa yang awalnya hanya ingin tahu atau mencoba – coba
melakukan sesuatu akhirnya dapat berkembang menjadi berminat pada
sesuatu.(Ngalim Purwanto 1996:66)
H. Kerangka Berfikir
Ada dua kendala yang terdapat dalam proses belajar mengajar adalah
kurangnya keterampilan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan
kemampuan siswa yang beragam dalam memahami materi. Akibar dua
permasalahan ini akhirnya menimbulkan masalah yang baru bagi siswa yaitu
membuat minat dan kepedulian siswa terhadap pelajaran matematika semakin
menurun.
Model pembelajaran kooperatif (kelompok) merupakan salah satu
strategi pembelajaran aktifyang dapat digunakan untuk mencapaikan tujuan
tersebut. Dengan sistem belajar kelompok ini guru dapat mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman siswa terhadap siswa terhadap materi pelajaran
yang telah diberikan, atau sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa. Disamping itu strategi ini dapat mengubah aktivitas kelas menjadi
menarik dan menyenangkan.
Blok Aljabar merupakan media atau model yang sesuai untuk
membantu siswa memfaktorkan bentuk aljabar. Dengan Blok Aljabar siswa
akan merasa visualisasi variabel – variabel yang abstrak pada bentuk fisik
blok aljabar tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih mudah dalam
berfikir dan merasa senang seperti bermain.
I. Penelitian Yang Relevan
Novilia Sri Purwaningtyas daam penelitiannya yang berjudul “Usaha
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui
kegiatan kelompok” menyatakan bahwa dengan kegiatan kelompok siswa
13
lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Siswa lebih seiring
bekerja, bertanya dan berdidkusi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dari kelompok yang lain. Selain itu mereka pun belajar bertanggung jawab
atas tugas yang dibebankan kepada kelompoknya.
J. Jenis penelitian
Berdasarkan pemasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, maka penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian
tindakan kelas. Dalam penelitian ini guru dan peneliti bekerja sama menjadi
pelaksana penelitian. Lebih khususnyapeneliti sebagai pelaksana utama
sedangkan guru bekerja sebagai observer (Suharsimi
Arikunto,Suhardjono,Supardi,2002:3).
K. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 jambi. Subyek yang aka
di teliti adalah kelas VIII c tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 37 siswa.
L. Desain Rencana Penelitian
Secara konseptual penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan
kelas (PTK) yang meliputi serangkaian siklus yang saling terkait. Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang diikuti
oleh perencanaan pada siklus berikutnya dengan memanfaatkan hasil
refleksikan pada siklus sebelumnya. Secara lebih jelasnya desain penelitian
tindakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan identifikasi, menganalisis, dan
merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini dilakukan tndakan terhadap obyek penelitian yang telah
direncanakan sebelumnya, yaitu terdiri dari pembelajaran dengan
14
menggunakan blok aljabar dengan model pembelajaran kooperatif, urutan
proses pembelajaran dikelas, pelaksanaan tes pada saat sesudah diberikan
perlakuan dan pengumpulan data selama pemberian tindakan
3. Tahap pengamatan atau observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan oleh beberapa pengamat,
terhadap kegiatan dan aktivitas siswa pada saat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran dan pengumpulan data.
4. Tahap refleksi
Tahap ini berupa pengumpulan data dari keseluruhan proses selama
satu siklus dan kemudian dilakukan perenungan antar peneliti, guru dan
pengamat serta bimbingan dosen terhadap hasil tindakan, selanjutnya
menganalisis hasil tindakan untuk merefleksikan ada tidaknya kemajuan
atau kegagalan antara kegiatan yang telah dilaksanakan dengan hasil yang
di ingin di capai dan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
M. Tahapan tindakan penelitian
Peneliti ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun tindakan
yang akan dilaksanakan dikelas terdiri atas tahapan – tahapan sebagai berikut:
1. Pra penelitian
Kegiatan ini meliputi:
a. Melaksanakan pra survey, yaitu melakukan wawan cara pada guru
pengajar mengenai kondise sekolah, kelas, siswa, sarana dan prasarana
yang mendukung
b. Mempersiapkan rencana pembelajaran siklus I
c. Menyiapkan blok aljabar
d. Membuat rancangan instrument, yaitu berupa LKS, soal pretes, postes,
dan instrument minat belajar matematika siklus I
e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa saat pembelajaran
dilaksanakan.
f. Membentuk kelompok belajar
15
2. Pelaksanaan tindakan siklus I
a. Dilaksanakan Dalam 2 x 2 jam pelajaran atau dua kali pertemuan.
b. Mengambil data tentang minat siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika.
c. Kegiatan pembelajaran
d. Observasi , pada tahapan ini peneliti dibantu observer yang mengamati
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dalam kelas.
e. Refleksi, pada tahap ini peneliti mengumpulkan, menganalisis dan
mengevaluasi data yang di peroleh pada tahap observasi.
f. Menyimpulkan hasil kegiatan siklus I
g. Merencanakan tintadakan siklus II berdasarkan refleksi dan kesimpuan
yang didapatkan pada siklus I
Setelah siklus I selesai, tahapan siklus II. Pada tahapan
berikutnya mengikuti tahapan siklus I. namun bila siklus II kurang
merasa puas maka peneliti melanjutkan siklus berikutnya dengan
mengikuti siklus I sampai didapat hasil yang diinginkan.
N. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti
berdasarkan persetujuan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Beberapa instrumen yang akan digunakan adalah
a. Wawancara. Peneliti melakukan wawancara pada guru pada saat pra
survey untuk mengetahui kondisi kelas dan model pembelajaran
matematika yang terjadi selama ini serta kendala – kendala apa saja yang
sering di jumpai.
b. Angket minat belajar siswa. Angket minat belajar matematika disusun
oleh peneliti sesuai dengan indicator yang menunjukkan minat belajar
siswa terhadap pelajaran matematika. Angket ini bertujuan, agar peneliti
dapat mengetahui respon atau minat belajar siswa terhadap pembelajaran
16
matematka sebelum dan sesudah menerapkan blok aljabar menggunakan
model kooperatif.
c. Validitas angket, untuk mendapatkan data peneliti yang baik, dibutuhkan
instrument peneliti yang baik pula. Karakteristik alat ukur atau instrument
yang baik salah satunya adalah memiliki kesahihan (validity)
O. Teknik analisis data
a. Instrument angket dan observasi
Data yang diperoleh dari lembar angket minat dan lembar observasi
sktivitas dianalisis dengan mengamati banyaknya pengisian chek(√) dalam
setiap kolom yang berbeda nilainya, kemudian mengalihkan frekuensi
pada masing – masing kolom dengan nilai yang bersangkutan kemudian di
jumlahkan, sehingga di peroleh jumlah untuk masing – masing butir
pertanyaan (suharsimi arikunto, 2006:242). Jumlah nilai untuk masing –
masing butir pertanyaan di gunakan rumus sebagai berikut:
J=∑i=1
4
( fi x i)
keterangan :
J = jumlah butir soal
Fi = banyak siswa (observer yang memiliki skor i)
i = 1,2,3,4 (anas sujiono, 2006:81)
selanjutnya nilairata – rat dari masing masing butir soal tadi dapat dihitung
persentasnya. Untuk menghitung persentasenya di gunakan rumus:
P= R4x 100 %
keterangan :
P = persentase minat dan aktivitas siswa.
R = nilai rata – rata tiap butir oservasi atau angket
4 = nilai tertinggi yang di harapkan.
b. Instrument pretes dan postes materi faktorisasi suku aljabar.
17
Instrument pretes dan postes materi bahasan faktorisasi suku aljabar di
gunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan penguasaan materi
bahasan faktorissi suku aljabar. Data dari pretest dan postes seluruh siklus
dihitung, kemudian dibandingkan apakah mengalami perubahan atau
tidak. Untuk menghitung mean atau nilai rata – rata dari pretes dan postes
di gunakan rumus :
r= jumlahnilai seluruh siswajumlah siswa
setelah didpat nilai rata – rata pretes dan postes kemudian dicari
persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P= r10x 100 %
Keterangan:
P = persentase keberhasilan tes
r = nilai rata – rata tes yang didapatkan
10 = nilai tertinggi yang diharapkan
Angka persentase yang di peroleh kemudian di berikan penilaian sesuai
dengan kategori yang terdapat dala tabel konversi.
no Nilai Kategori
1 >85% Sangat baik
2 70% - 84 % Baik
3 55% - 69% Sedang
4 <55% Kurang
P. Indikator
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Jika terhadap siklus yang mengalami peningkatan persentase pada setiap
indicator minat yaitu peningkatan keingin tahuan, aktivitas dalam
18
pembelajaran, rasa senang / keterkaitan dan perhatian terhadap
pembelajaran matematika.
2. Jika terdapat siklus yang mengalami peningkatan prestasi belajar siswa
pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar yang di tunjukkan dengan
kenaikan rata – rata hasil tes akhir
3. Jika setiap kendala yang muncul diberikan solusi yang sesuai sehingga
memungkinkan adanya perkembangan dalam penelitian.
19