Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

33
PENGANTAR BISNIS “ FUNGSI PRODUKSI DAN FUNGSI KEUANGANNAMA : RAHMI AMELIA NPM : C1C011081

Transcript of Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Page 1: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

PENGANTAR BISNIS

“ FUNGSI PRODUKSI DAN FUNGSI

KEUANGAN”

NAMA : RAHMI AMELIA

NPM : C1C011081

KELAS : 1C AKUNTANSI

Page 2: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

FUNGSI PRODUKSIFungsi produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk

mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan

mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil

produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya.

Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama

dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi.

Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring

dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam

perusahaan.

Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan

akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus

kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi

ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi

akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan

tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang

merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas lainnya adalah berusaha mencapai fleksibilitas

untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan. Tugas-

tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja

tertentu.

Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan

dalam empat hal yaitu :

1. Tepat Jumlah

2. Tepat Mutu

3. Tepat Waktu

4. Tepat Ongkos/Harga

Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu

banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan

bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang

Page 3: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut

berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang

efektif.

Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai

sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat

tepat”.

Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam

yaitu :

1. Perenganaan Produk

2. Perencanaan Luas Produksi

3. Perencanaan Lokasi Pabrik

4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik

5. Perencanaan Bahan Baku

6. Pengaturan Tenaga Kerja

7. Pengawasan Kwalitas

A. PERENCANAAN PRODUK

Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa

barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud yang

sering disebut jasa. Barang atau benda yang berujud misalnya meja kursi, alat tulis, sepeda,

sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang berupa jasa misalnya jasa

kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa penanggungan risiko, jasa pendidikan dan

sebagainya. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus

direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi.,

ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat

memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk

meningkatkan perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan

Page 4: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu pertumbuhan

usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan mengenai MUTU

PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan akan sangat bergantung dari

berbagai aspek terutama desainya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik

maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan

demikian akan dapat menopang perkembangannya.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain dan merencanakan

produk. Empat faktor yang perlu diperhatikan tersebut adalah :

a. Globalisasi selera konsumen

b. Segmentasi pasar

c. Kondisi lokal

d. Teknologi

Selain itu, untuk merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa

produk itu terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa “KARPET” misalnya.

Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu :

- Kehalusan setuhannya

- Ketebalan bulunya

- Keserasian warnanya

Dalam merencanakan produk yang akan kita hasilkan itu maka perlu diperhatikan

beberapa hal yaitu :

1. Atribut Produk

2. Posisi Produk

3. Siklus Kehidupan Produk

4. Partofolio Produk

Setiap produk akan selalu memiliki atribut-atribut tertentu yang terkandung di dalam

produk tersebut. Sepeda motor memiliki atribut keawetan pemakainnya, penampilannya,

Page 5: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

harga jual kembalinya dan mungkin kepopulerannya. Produsen haruslah memperhatikan

atribut-atribut tersebut dan dengan menyesuaikannya dengan atribut itu akan menjamin

bahwa produk tersebut akan disenagi konsumen. Oleh karena itu maka perlu diteliti lebih

cermat atribut-atribut tersebut. Dalam hal ini pengusaha haruslah memperhatikan bahwa

atribut-atribut tersebut selalu terdiri atas dua aspek yaitu :

a. Aspek Teknis

b. Aspek Nonteknis

1. Atribut Produk

Atribut yang beraspek teknis adalah yang berkaitan dengan kemampuan teknis dari

produk tersebut misalnya keawetannya sepeda motor, tidak blobornya suatu bolpoint,

halusnya karpet, enak didengarnya musik tertentu, nikmatnya rasa masakan, indahnya taman

rekreasi dan sebagainnya. Aspek ini yang merupakan aspek kasat mata atau dapat dilihat

dengan mata, baik mata kepala, mata telinga, mata lidah maupun mata kulit kita. Aspek ini

sering juga disebut sebagai tangible aspect atau aspek yang kasat mata.

Aspek yang nonteknis merupakan aspek yang tidak kasat mata atau intangible aspect.

Aspek ini hanya dapat ditemukan dengan mata hati atau rasa atau feeling. Aspek ini

merupakan aspek perasaan atau persepsi konsumen apabila dia menggunakan produk

tersebut.

2. Posisi Produk

Posisi produk merupakan pandangan konsumen terhadap posisi dari berbagai produk

yang ditawarkan oleh para bisnisman kepadanya. Ada suatu produk tertentu yang berkenan di

hati para konsumen dan ada pula produk lain yang tidak atau kurang berkenan dihatinya. Ada

Bank yang menyenangkannya dan adapula Bank yang menjengkelkannya karena pelayanan

yang sangat lamban dan sangat tidak praktis sehingga menyulitkan nasabahnya padahal dia

justru akan menyetorkan uangnya ke Bank tersebut.

Keadaan ini dapat kita analisis dengan menggunakan suatu alat analisi yang disebut

“Analisa Posisi Produk” atau “Product Positionning”. Analisis ini menggambarkan atribut

utama penentu pemilihan suatu produk dari para konsumen.

Page 6: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

3. Siklus Kehidupan Produk

Setiap produk akan selalu memiliki jangkauan masa hidup yang berbeda-beda. Ada

produk yang memiliki masa hidup yang panjang dan ada pula yang memiliki masa hidup

yang sangat pendek. Pada umumnya produk-produk yang bersifat mode akan memiliki masa

hidup yang pendek. Produk semacam ini akan sangat cepat menjadi tidak disenagi konsumen

karena sudak akan digeser oleh mode yang baru.

Siklus kehidupan suatu produk itu dibagi menjadi 4 tahap atau fase. Tahap yang

paling awal dimulai dari diperkenalkanya produk tersebut kepada masyarakat luas di pasar.

Tahap tersebut lalu disebut sebagai Tahap Perkenalan atau Introduction Phase. Dalam tahap

ini karena masih tahap perkenalan maka pertumbuhan hasil penjualan akan sangat lamban.

Hal ini terlihat dari garis pertumbuhan penjualannya dalam grafik tersebut yang landai.

Tahap yang berikutnya adalah suatu tahap yang merupakan perkembangan berikutnya

setelah tahap perkenalan itu berhasil maka produk itu akan mejadi sangat terkenal oleh

masyarakat luas dan mereka mulai menyenangi produk tersebut. Karena produk tersebut

mulai digemari oleh konsumen maka tentu saja penjualannya akan menjadi berkembang

pesat. Hal ini terlihat dari gambr garis siklus menjadi menanjak dengan tajam. Tahap ini

merupakan tahap atau Fase Pertumbuhan/Perkembangan atau Growth Phase.

Tahap terakhir adalah tahap dimana produk tersebut setelah mengalami kondisi jenuh

itu ternyata semakin lama semakin banyak masyarakat yang justru tidak lagi menyenaginya

dan kemudian lalu meninggalkannya serta tidak lagi mau menggunakan produk tersebut.

Kondisi ini akan mengakibatkan turunnya volume penjualan dari produk itu. Dengan

demikian maka terjadilah Tahap Penurunan atau Decline Phase. Tahap persiapan penggantian

produk baru yang akan menggantikan produk yang sudah mengalami penurunan ini sering

disebut Tahap Penciptaan Produk Baru atau New Product Development (NDP).

4. Portofolio Produk

Portofolio produk merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki beberapa

macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada masyarakat luas. Dengan

demikian maka perusahaan itu memiliki sekumpulan produk yang harus bersama-sama

sekaligus untuk dipikirkannya. Oleh karena itulah maka lalu dikenal sebagai pemikiran

tentang sekumpulan produk atau Product Portofolio.

Page 7: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Perusahaan yang memiliki sekumpulan produk tersebut pada umumnya akan berada

pada posisi yang berbeda pada masing-m,asing produk yang dimiliki. Salah satu produknya

mungkin ada yang berada pada posisi Anak Bawang. Posisi ini merupakan produk yang mana

perusahaan belum memiliki kemampuan untuk mengekploitasi secara baik serta kesempatan

pasar atau opportunitynya masih rendah. Dalam kondisi ini pada umumnya merupakan

produk yang belum memperoleh nama dan merupakan pendatang baru. Karena pendatang

baru maka lalu dia disebut sebagai Anak Bawang atau dalam bahasa jawa “Pupuk Bawang”

dan dalam bahasa asing disebut sebagai Under Dog bahkan sering disingkat Dog. Posisi lain

lagi adalah tanda Tanya. Dalam posisi ini terjadi apabila potensi pasar telah menunjukkan

adanya kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan perusahaan masih belum meningkatkan

kemampuannya. Dalam kondisi macam ini maka akan menimbulkan kegelisahan atau

pemikiran bagi pengusaha apakah dia akan berani menambah kemampuannya untuk

mengeksploitasi kesempatan pasar yang sudah terlihat meningkat itu apa tidak. Persoalan

yang timbul dalam hal ini adalah masalah investasi untuk meningkatkan kemampuan

perusahaan untuk mengeksploitasi potensi pasar yang sudah terlihat membaik itu. Karena

masalah itu maka kondisi ini lalu dikenal sebagai posisi Tanda Tanya atau dalam bahasa

asing disebut Question Mark.

Posisi berikutnya adalah posisi bintang atau star. Posisi ini merupakan posisi dimana

pengusaha tersebut telah berhasil untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat

memiliki kemampuan yang tinggi terhadap potensi pasar yang memang sudah tinggi itu.

Posisi yang terakhir yaitu “Sapi Perah” ini sering disebut juga “Cash Cow”. Pada posisi ini

karena potensi pasar sudah mengalami kejenuhan dimana pertumbuhan pasarnya sudah tidak

sepesat pada posisi bintang, maka para pesaing sudah tidak begitu tertarik lagi

menyerangnya. Oleh karena tidak banyak lagi yang menggangunya di pasar maka dalam

posisi inilah pengusaha akan menikmati keuntungan yang maksimal.

B. PERENCANAAN LUAS PRODUKSI

Suad Husnan dan Suwarsono (1994) mengistilahkan luas produksi sebagai jumlah

produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal.

Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak

jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu.

Page 8: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk

tahun yang akan dating merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi.

Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan

bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya

pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas

produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu

maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan

mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita.

Adapun faktor – faktor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bahan baku yang tersedia

2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan

3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan

4. Besarnya potensi pasar yang terbuka

Faktor-faktor tersebut dikombinasikan untuk mencapai hasil yang

optimum(keuntungan maksimum dan biaya minimum). Untuk mengkombinasikan berbagai

faktor tersebut digunakan beberapa model analisa.

Salah satu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang

sering disebut sebagai analisa “Titik Pulang Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even

Point” yang sering disebut “BEP”. Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi

perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus

membedakan perongkosan produksi itu menjadi ongkos tetap dan ongkos variabel. Ongkos

tetap adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah.

Ongkos ini akan tetap saja besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun

dinaikkan. Biaya jenis ini adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau

periode.

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar

kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi bertambah maka biaya itu pun akan ikut

bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula.

Yang akan selalu merupakan biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku

tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini

Page 9: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

variabilitasnya bisa berbeda-beda. Ada biaya variabel yang progresif, degresif serta

proposional. Biaya variable Progresif berarti kenaikannya cepat, biaya variable degresif

berarti kenaikannya semakin menurun sedangkan biaya variabel proposional berarti

kenaikannya selalu sama. Biaya variabel progresif akan menunjukkan garis melengkung ke

atas, biaya variabel degresif akan lengkung ke bawah sedangkan proposional akan merupakan

garis lurus. Dalam hal ini biaya variabel kita anggap proposional.

Kedua biaya variabel yang dihitung akan membentuk menjadi biaya total yang harus

ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya

total atau “Total Cost”.

Apabila grafik Total Biaya kita gabungkan secara bersama-sama dengan grafik total

hasil maka akan terlihat keadaan perongkosan serta hasil segara bersama-sama sekaligus.

Dari penggabungan tersebut maka akan dapat diketahui perpotongan antar garis total ongkos

dengan total hasil. Dalam titik itu karena hasil yang diperoleh hanya dapat menutup biaya-

biayanya maka titik itulah yang disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok atau BEP.

Proses berikutnya dalam penentuan luas produksi adalah kita hubungkan dengan besarnya

kapasitas mesin yang tersedia, bahan baku yang tersedia, serta permintaan yang diproyeksi

untuk tahun yang diproduksi kita.

Karena BEP adalah titik potong antara Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan

dapat mencari titik BEP tersebut dengan membuat persamaan garis dari keduanya. Dari

perhitungan itu maka dapat kita lihat BEP dalam unit atau volume produksi pada BEP adalah

sebesar Biaya Tetap dibagi dengan selisih antara harga jual per unitnya dikurangi dengan

Biaya Variabel per unitnya. Jadi apabila kita megetahui besarnya biaya tetap, biaya variabel

per unitnya serta harga jual per unit produknya maka kita akan dapat memperhitungkan

besarnya titik impas kita.

Model analisa berikutnya adalah model Liniear Programming (LP), Linier

Programming merupakan teknik matematik dalam membantu manajemen untuk mengambil

keputusan dalam suatu proses produksi. Walaupun model analisa ini ada, tapi yang lebih

sering digunakan adalah model analisa BEP.

Page 10: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

C. PERENCANAAN LOKASI PABRIK

Persoalan berikutnya yang harus dipikirkan oleh manajer produksi adalah tentang

dimana pabrik yang akan memproduksikan barang-barang itu harus didirikan. Persoalan ini

merupakan persoalan posisi pabrik. Dalam praktek kita sering menjumpai bahwa pabrik-

pabrik banyak didirikan orang diluar perkotaan seperti di daerah pinggiran kota Jakarta,

Surabaya atau kota-kota lainnya. Bahkan ada pula yang didirikan jauh dari kota dan bahkan

di puncak gunung atau di tengah hutan, seperti halnya perusahaan pertambangan misalnya.

Persoalan lokasi pabrik ini memang sangat ditentukan oleh beberapa factor penentu utama

yaitu :

1. Bahan Baku

2. Pasar

3. Lahan untuk Ekspansi

4. Pembangkit Tenaga (Power)

5. Tenaga Kerja

6. Fasilitas Transportasi

7. Dampak Lingkungan

Pada umumnya kondisi lahan di daerah pinggiran kota merupakan daerah yang paling

banyak memenuhi syarat dari beberapa factor tersebut di atas. Apabila didirikan di tengah

kota maka akan banyak mencemarkan lingkungan pemukiman yang berada di tengah kota

tersebut. Sebaliknya apabila terlalu jauh dari kota akan mengakibatkan biaya angkutan barang

jadi untuk di bawa ke pasar yaitu di kota menjadi sangat mahal, selain pembangkit tenaga

ataupun permodalannya menjadi kesulitan.

D. PERENCANAAN LAYOUT PABRIK

Layout berhubungan dengan masalah penyusunan mesin dan peralatan produksi

dalam pabrik.Menurut reksohadiprojo (2000: 127), layout fasilitas merupakan keseluruhan

bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi.

Page 11: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Mesin-mesin dan fasilitas pabrik haruslah disusun serta diatur sedemikian rupa

sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Pemikiran tentang penyusunan

fasilitas-fasilitas pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat pengangkutan tempat

penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan beserta dapurnya, rest-room

bagi tenaga kerja, termasuk juga show-room merupakan persoalan tetang Layout Pabrik.

Dalam hal ini tentu saja kita harus melaksanakan pembagian tempat atau “Zonning” bagi

tanah atau lyang tersedia. Dengan melakukan Zonning itu dimaksudkan untuk membagi-bagi

lahan yang ada ke dalam zone-zone yang akan diperuntukkan bagi masing-masing keperluan

di atas.

Beberapa pertimbangan penting yang ada dalam mengatur susunan atau layout pabrik

ada beberapa macam yaitu :

1. Kelancaran aliran proses produksi

2. Kebutuhan Administrasi/perkantoran

3. Kebutuhan Penjualan

4. Lalulintas pengangkutan barang serta bahan

5. Penerangan dan ventilasi

6. Bentuk pabrik dan biaya pembangunanya

7. Biaya produksi

E. PERENCANAAN BAHAN BAKU

Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menopang tercapainya

tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah., tepat mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau

harganya. Pengaturan bahan baku memiliki 2 aspek utama yaitu :

1. Penyediaan

2. Penggunaan

Page 12: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

F. PENYEDIAAN BAHAN

Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada dua macam yaitu :

a. Biaya Pembelian atau Pemesanan (Ordering Cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam

melakukan kegiatan pembeliannya atau pemesanan bahan bakunya. Jadi biaya

pembelian adalah biaya untuk melakukan kegiatan pembelian. Hal ini perlu

diingatkan bahwa sering kali terjadi kekeliruan pengertian bahwa biaya pembelian

itu diperhitungkan sebagai biaya atau harga bahan yang kita beli pada saat kita

membeli bahan itu. Hal ini tidak benar. Harga bahan yang kita beli bukan

merupakan biaya pembelian akan tetapi masuk sebagai biaya bahan, sedangkan

biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung dari kegitan pembeliannya

seperti transportasi, komunikasi, penginapan, dan pelaksanaan pembelian tersebut.

b. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)

Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus

menyimpan bahan yang sudah dibeli dan belum dipergunakan dalam proses

produksi. Kedua biaya tersebut akan ditanggung bersama-sama oleh pengusaha.

Oleh karena itu maka secara bersama akan membentuk total biaya persediaan

yang merupakan jumlah dari kedua biaya tersebut.

Titik atau jumlah pembelian yang paling ekonomis yang dalam bahasa asing adalah

“Economical Order Quantity” dan disingkat EOQ. Jumlah tersebut di pandang paling

ekonomis karena total biaya yang ditanggungnya adalah yang terendah.

Titik terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan

tercapai bila biaya penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya pemasaran.

Page 13: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

FUNGSI KEUANGANFungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang

dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah

diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik

sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana

ekstern yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri.

Sumber dana intern itu sendiri adalah merupakan dana yang telah dihasilkan oleh

bagian pemasaran sebagai akibat dari transaksi penjualan yang telah dilakukan dalam proses

pemasaran. Sedangkan sumber dana ekstern adalah berasal dari masyarakat umum yang

dalam hal ini berupa pembelian saham oleh masyarakat kepada saham-saham yang telah

dikeluarkan atau diemisi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah mengeluarkan

sahamnya dan menjualnya kepada masyarakat umum sering disebut perusahaan yang “Go

Public”. Sumber dana ekstern yang lain dapat berupa kredit dari bank atau pun kredit atau

utang dari perusahaan lain baik utang dagang yang bersifat jangka pendek maupun utang

obligasi serta hipotek yang berjangka waktu panjang. Dalam hal ini kredit jangka panjang ini

perusahaan mengeluarkan surat pernyataan utang kepada pihak lain baik dari bank maupun

orang atau perusahaan lain atas sejumlah uang tertentu untuk jangka waktu tertentu serta

dengan tingkat bunga tertentu pula.

Sumber dana yang berasal dari kredit memerlukan beban financial tertentu yang

berupa beban yang besar tetap pada tiap bulan atau tahun yaitu yang berupa beban bunga

terhadap kreditnya itu. Dengan ditentukan besarnya bunga terhadap kreditnya maka

perusahaan memiliki beban tetap sebesar persentase bunga kredit tersebut dikalikan dengan

nilai nominal kreditnya. Lain halnya dengan sumber dana yang berasal dari penjualan saham.

Modal saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil emisinya itu akanmembawa

konsekwensi financial yang berupa beban pembayaran deviden kepada para pemegang

sahamnya itu. Oleh karena iti, pada umumnya sumber dana jangka pendek itu juga

dipergunakan untuk membelanjai kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jangka pendek pula.

Selanjutnya sumber dana jangka panjang seperti utang jangka panjang, modal saham serta

sumber dana intern dari laba usaha dapat digunakan untuk membelanjai kebutuhan jangka

panjang.

Page 14: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Setelah sumber dana dapat diperoleh, maka tugas selanjutnya dari bagian keuangan

adalah untuk mengatur penggunaan bagi dana yang telah diperoleh baik dari sumber intern

maupun ekstern tersebut. Dana yang telah diperoleh itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan-

kebutuhannya.

Penggunaan sumber dana adalah merupakan persoalan sisi debit dari neraca.

Sedangkan pencarian sumber dana merupakan persoalan mengenai sisi kredit dari neraca. Sisi

debet neraca adalah berupa aktiva sedangkan sisi kredit dari neraca berupa pasiva. Jadi

dengan kata lain kita dapat menyebutkan bahwa aktiva adalah merupakan penggunaan dana

sedangkan pasiva adalah sumber dana kita.

A. KEBUTUHAN FINANSIAL

Kebutuhan finansial sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Kebutuhan Operasional

2. Kebutuhan Sumber Dana

KEBUTUHAN OPERASIONAL

Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan terhadap barang – barang modal yang

dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari – hari. Jadi secara ringkas

kebutuhan operasional perusahaan terdiri dari :

a. Kebutuhan Modal Kerja

b. Kebutuhan Modal Tetap

c. Kebutuhan Nama Baik (Goodwill)

KEBUTUHAN SUMBER DANA

Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari sumber dana yang berupa

utang (modal asing) ataupun modal sendiri. Baik modal asing ataupun modal sendiri tersebut

adalah merupakan sumber dana yang akan dipergunakan dalam membelanjai kebutuhan

modal kerja tersebut.

Di tinjau dari segi alasannya maka sumber dana dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :

a. Sumber Dana Ekstern

Page 15: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

b. Sumber Dana Intern

Kalau ditinjau dari segi pemiliknya maka dapat dikelompokkan menjadi :

a. Modal Asing

b. Modal Sendiri

Pembagian yang lain adalah atas dasar waktu yang tercakup dalam sumber dana

tersebut maka dapat dibagi menjadi :

a. Sumber Dana Jangka Pendek

b. Sumber Dana Jangka Panjang

Sumber dana asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber dana tersebut

adalahmerupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana macam ini pada kongkritnya

adalah berupa hutang kepada pihak luar, baik utang jangka pendek maupun utang jangka

panjang. Sebagai contoh dari modal asing ini dapat disebut sebagai berikut :

- Utang Dagang

- Utang Obligasi

- Utang Hipotek

- Kredit dari Bank

- KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)

- KIK (Kredit Investasi Kecil)

- KI (Kredit Investasi) dan sebagainya

Sumber dana sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik dan itu adalah merupakan

pemilik perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal Sendiri atau Owner’s

Equty, sebagai contihnya sebagai berikut :

- Modal Saham Biasa (Common Stock)

- Modal Saham Preferen (Preffered Stock)

- Modal Statuta

- Modal Sendiri

- Laba Yang Ditahan (Retained Earning)

Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan atau

berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan. Dalam hal ini maka modal asing maupun

Page 16: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

modal saham adalah merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan karena

keduanya adalah berasal berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan.

Sumber dana intern adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu

sendiri. Sumber tersebut muncul dari adanya hasil yang diperoleh dari jalannya usaha yang

dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dari usaha itulah maka perusahaan akan memperoleh

hasil serta laba atau profit.

B. LIKUIDITAS

Likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar

kewajiban-kewajiban financial yang segera harus dilunasi (yang bersifat jangka pendek).

Kewajiban financial jangka pendek yang harus segera dipenuhinya itu dapat berupa utang

yang sudah akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah tenaga kerja, utang bahan yang

dibelinya, pembayaran rekening listrik, air minum yang deperlukan dalam proses

produksinya dan sebagainya. Kewajiban tersebut dapat ditutup dari alat-alat likuid yang

dimiliki perusahaan. Adapun alat likuidnya yang yang paling likuid adalah uang kas.

CURRENT RATIO

Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau perbandingan antara

alat-alat likuid yang dimiliki utang-utangnya baik yang berupa utang pajak, utang dagang

serta kewajiban financial yang lain yang segera harus dilunasi. Alat likuid tersebut adalah

berupa aktiva lancer (Current Asset) sedangkan kewajiban financial berupa utang jangka

pendek (Current Liabilities). Oleh karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio

antara Current Asset dengan Current Liabilitiesnya. Ratio macam ini disebut ratio likuiditas

atau “CURRENT RATIO”.

Aktiva lancar adalah merupakan alat likuid, jadi yang termasuk alat likuid adalah :

1. Uang Kas

2. Piutang (Account Recievable)

3. Persediaan Barang Dagangan (Inventory)

4. Surat-surat berharga yang mudah untuk diperjual belikan (Marketable Securities)

Page 17: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Uang kas adalah merupakan alat likuid yang paling likuid, artinya sangat mudah

untuk digunakan guna membayar kewajiban financial. Kewajiban financial dapat berupa

utang, bunga pinjaman, dividen, upah buruh, rekening listrik, bayar pajak dan sebagainya.

QUICK RATIO (ACID TEST RATIO)

Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara alat likuid yang mempunyai

tingkat likuiditas tinggi yaitu uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban

finansialnya. Jadi dalam hal ini kita membandingkan antara kas dan piutang dibandingkan

dengan utang-utang jangka pendek.

CASH RATIO

Dalam hal cash ratio ini likuiditas diperhitungkan dengan membandingkan alat-alat

likuid yang paling likuid yaitu uang kas dengan utang-utang jangka pendeknya.

C. RENTABILITAS

Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau

keuntungan dari seluruh modal yang dimiliki. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas

ekonomis yang disingkat RE.

Disamping rentabilitas ekonomis kita juga mengenal rentabilitas modal sendiri yang

sering disingkat RMS. Laba yang menjadi bagian dari modal sendiri itu adalah bukan seluruh

laba akan tetapi total laba atau laba bruto dikurangi dengan beban bunga dan pajak

penghasilan. Laba sesudah dikurangi bunga dan pajak ini sering disebut laba neto atau

Earning After Tax yang disingkat EAT. Dalam hal rentabilitas Ekonomis maka laba yang

diperhitungkan adalah laba bruto yang merupakan laba sebelum dikurangi bunga dan pajak

sehingga sering disebut Earning Before Interest and Tax yang disingkat RBIT. Bagian laba

yang dihasilkan oleh modal sendiri tidak termasuk bagian laba yang dihasilkan oleh modal

asing. Adapun bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing tidak lain adalah berupa bunga

atau interest.

Pajak penghasilan adalah merupakan bagia laba yang harus disetor kepada Negara cq

Jawatan Pajak sebagai imbalan kepada Negara yang telah memberikan fasilitas bagi

perusahaan untuk mencari keuntungan di Negara yang bersangkutan.

Page 18: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Rentabilitas Ekonomis sering juga disebut sebagai Earning Power, sedangkan Earning

Power ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan factor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya Earning Power itu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai

berikut :

1. Profit Margin

Profit Margin adalah bagian laba yang dihasilkan oleh penjualan yang dapat

direalisasikan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Perhitungan profit margin per

unit adalah laba per unit dibandingkan dengan harga jual per unit produk.

2. Asset Turnover atau Tingkat Perputaran Aktiva

Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover adalah suatu angka yang

menunjukan tingkat kecepatan perputaran dari aktiva tersebut didalam opersi

perusahaan. Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover (A.TO.).

USAHA UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMIS

a. Peningkatan Profit Margin

Peningkatan provit margin ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu :

1. Meningkatkan harga jual

2. Meningkatkan Efisiensi

b. Peningkatan Asset Turnover

Tingkat perputaran aktiva dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yaitu :

1. Meningkatkan volume penjulan

2. Mengurangi aktiva atau kekayaan yang tidak efektif

LIKUIDITAS VERSUS RENTABILITAS

Apabila kita ingin menjaga likuiditas yang tinggi maka kita haruslah meyediakan alat-

alat likuid terutama uang kas yang cukup besar, agar setiap saat kita bisa membayar

kewajiban financial tersebut. Keadaan itu akan membawa konsekuensi bahwa kekayaan kita

akan menjadi menganggur. Sedangkan pengaruh kekayaan ini akan mengakibatkan kurang

efektifnya kekayaan tersebut, sehingga tingkat perputaran aktiva (asset turnover)kita akan

menjadi rendah. Aseet Turnover yang rendah ini akan dapat mengakibatkan turunya

Page 19: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

rentabilitas ekonomis. Perusahaan yang mengalami keadaan semacam ini disebut perusahaan

yang likuid tetapi tidak rendabel. Sebaliknya apabila kita mementingkan kepentingan

rentabilitas maka hal ini berarti bahwa semua kekayaan atau aktiva yang kita miliki haruslah

kita putarkan terus dan jangan sampai ada aktiva yang menganggur atau idle.

D. SOLVABILITAS

Solvabilitas merupakan perbandingan antara total kekayaan dengan total utang yang

dimiliki perusahaan. Jadi hal ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

mengembalikan seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan

seluruh kekayaan yang ada padanya.

E. LEVERAGE

Pengertian leverage sebenarnya cukup luas yaitu merupakan usaha untuk

menggunakan sesuatu yang akan membawa konsekuensi beban tetap. Terdapat 2 macam

leverage yaitu :

1. Operating Leverage

Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva tertentu

yang akanmengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin,

gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya

depresiasi.

2. Financial Leverage

Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang akan

mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat

berupa utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya.

LEVERAGE FAGTOR

Faktor leverage adalah merupakan angka (prosentase) yang menunjukan

perbandingan besarnya kekayaan atau sumber dana yang mengakibatkan beban tetap dengan

seluruh kekayaan atau sumber dana yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan

usahanya. Pengertian leverage ini pada umumnya selalu dikaitkan denganmasalah financial

leverage dan bukan operating leverage.

Page 20: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

F. KESEHATAN FINANCIAL

Kesehatan perusahaan itu dapat diukur dari beberapa ukuran seperti ratio – ratio

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta aktivitasnya. Berdasarkan atas criteria atau ukuran –

ukuran kesehatan finangial yang ditentukan oleh pemerintah bagi badan – badan usaha milik

Negara (BUMN) yang ada di Indonesia kita dapat mengetahui sehat tidaknya suatu

perusahaan tertentu.

G. KREDIT MODAL KERJA

Dalam pembelanjaan modal kerja kita sering mendengar istilah – istilah KMKP yaitu

singkatan dari Kredit Modal Kerja Permanen. Modal kerja itu dapat dibedakan menjadi 2

macam yaituModal Kerja Variabel dan Modal Kerja Tetap atau Permanen. Istilak KMKP ini

erat hubungannya dengan kedua jenis modal kerja tersebut, khususnyatentang bagaimana

cara kita untuk membelanjainya apabila kita akan membelanjainya dengan sumber dana

ekstern atau kredit. Sumber dana yang cocok dan yang pada umumnya dipergunakan adalah

berupa kredit baik Kredit Jangka Pendek maupun Kredit Jangka Panjang.

Dalam tinjauan atas beban financial terhadap cara pembelanjaan ini kita akan

berhubungan dengan beberapa konsep seperti :

1. Modal Optimum dan Optimum Modal

Modal optimum adalah merupakan jumlah modal (Modal Kerja) yang

sebaliknya dibelanjai dengan Kredit Jangka Panjang. Pengertian optimum modal

merupakan masalah untuk menentukan atau memperhitungkan seberapa besar

jumlah modal optimum yang sebaiknya harus dibenjai dengan Kredit Jangka

Panjang tersebut. Bgaimana cara menentukan modal optimum atau bagaimana

cara kita memecahkan masalah optimum modal itu, hal ini menyagkut konsep

berikutnya yaitu konep “Jangka Waktu Kritis” atau disingkat “Jangka Kritis”.

2. Jangka Waktu Kritis

Jangka kritis adalah jangka waktu yang menunjukan bahwa jumlah kebutuhan

modal kerja yang dibutuhkan selama jangka waktu tertentu (jangka waktu kritis)

apabila dipenihi dengan Kredit Jangka Panjang (tahunan) akanmemakan biaya

yang sama besarnya dengan apabila kebutuhan tersebut dibelanjai dengan kredit

jangka pendek (bulanan).

Page 21: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

Untuk memperhitungkan jangka kritisnya maka kita dapat menggunakan

pedoman pembelanjaan sebagai berikut :

a. Jumlah kebutuhan yang memiliki jangka waktu kebutuhan lebih panjang

dari pada jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka panjang, karena

biayanya akan lebih murah.

b. Jumlah kebutuhan yang berjangka waktu kurang dari jangka kritis harus

dibelanjai dengan kredit jangka pendek.

c. Sedangkan jumlah kebutuhan yang jangka waktu dibutuhkannya adalah

sama dengan jangka kritis maka untuk itu dibelanjai dengan kredit jangka panjang

ataupun kredit jangka pendek biayanya akan sama.

H. KRITERIA INVESTASI

Yang dimaksud kriteria investasi adalah alat Bantu manajemen perusahaan untuk

menilai usulan proyek investasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi.

Pada dasarnya criteria investasi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :

a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan / income adalah

Average Rate of Return atau sering juga disebut Accounting Rate of Return.

b. Kriteria investasi yang mendasar pada konsep Cash Flow, dapat dirinci :

1. Konsep Cash Flow yang tidak memperhatikan nilai waktu terhadap uang

atau faktor yang tidak didiskontokan (Undiscounted cash flow) yaitumetode Payback

Periode.

2. Konsep Cash Flow yang memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau

factor diskonto (discounted cash flow) antara lain adalah :

- Net Present Value (NPV)

- Profitability Index (PI)

- Internal Rate of Return (IRR)

Page 22: Pengantar Bisnis Rahmi Amelia

METODE PAYBACK PERIODE

Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali

pengeluaran investasi denganmenggunakan “proceed” atau aliran kas neto (net Cash Flow).

Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan seperti :

1. Mengabaikan time of money

2. Lebih mementingkan pada pengembalian investasi dari pada aspek laba dalam

waktu umur investasi sehungga cash flow sesudah umur payback periode tidak diperhatikan

Adapun keunggulan dari metode ini adalah metode ini sangat sederhana sehingga mudah

memperhitungkannya.

METODE NET PRESENT VALUE

Metode ini memperhatikan nilai waktu dari uang, maka proceed atau cash flow

maupun investasi harus didiskontokan atas dasar factor diskonto yang berlaku pada saat itu.

Dalam hal ini kita mendasarkan diri pada present value of money atau nilai waktu terhadap

uang, yaitu suatu pandangan bahwa nilai uang pada saat ini tidak sama dengan nilai uang

dikemudian hari. Nilai uang sekarang akan dinilai lebih tinggi dari pada nilai uang dikemudia

hari. Sebaliknya nilai uang pada tahun yang akan dating dikemudian hari tentu saja akan

dinilai lebih redah dari nilai uang sekarang.

METODE INTERNAL RATE OF RETURN

Internal rate of return ini dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadi

nilai sekarang dari proceed yag diharap akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan

jumlah nilai sekarang dari keseluruhan modal (PV of Capital Outlays) atau nilai investasinya.