Laporan Kasus Psikiatri (Makalah)(1)

23
LAPORAN KASUS PSIKIATRI SKIZOFRENIA Disusun oleh: Anita Sari Putri Sevri Yunata Dokter Pembimbing : dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ dr. Sheno Almes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA RSJ SOEPRAPTO DAERAH BENGKULU FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU 1

description

psikiatri

Transcript of Laporan Kasus Psikiatri (Makalah)(1)

LAPORAN KASUS PSIKIATRISKIZOFRENIA

Disusun oleh:Anita Sari PutriSevri Yunata

Dokter Pembimbing :dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJdr. Sheno Almes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWARSJ SOEPRAPTO DAERAH BENGKULUFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU2014

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. RUsia : 27 tahunJenis kelamin: Laki-laki Agama: IslamPendidikan : D3 Akutansi Pekerjaan: Honorer di Dinas PU Curup Alamat: Kel. Air putih, CurupNo RM: 02 00 28Tanggal masuk: 21/04/2014 pukul 11.30Tanggal wawancara : 22/04/2014 pukul 16.15

II. Riwayat PsikiatriA. Keluhan UtamaMudah marah, sering mendengar suara bisikan, gelisah, susah tidur sejak 2 hari SMRS

B. Riwayat Gangguan SekarangAUTOANAMNESISLaki-laki 27 tahun dengan keluhan mudah marah, sering mendengar suara bisikan, gelisah, susah tidur sejak 2 hari SMRS.Saat ini keluhan tersebut masih dirasakan, diawali saat pasien mulai kembali merokok 2 hari SMRS. Saat itu pasien meminta uang kepada ayahnya untuk membeli aqua tetapi pasien malah membeli rokok sebanyak 2 batang tanpa sepengetahuan ayahnya. Kemudian pasien diajak pergi ke kebun oleh ayahnya, saat dikebun pasien meminta rokok kepada ayahnya, namun ayahnya tidak mau memberikan rokok kepada pasien sehingga pasien merasa kesal dan ingin melempar ayahnya dengan batu kerikil tetapi dicegah oleh bibinya yang juga sedang berada dikebun, lalu batu tersebut dilempar pasien ke arah pondok kebunnya. Pasien mengaku sudah berhenti merokok 10 hari yang lalu setelah pulang dari RSJ Bengkulu. Pasien berusaha untuk berhenti merokok karena ingin sembuh dari gangguan jiwanya, tetapi pasien tidak tahan berhenti merokok karena badannya terasa sakit seperti seluruh badannya terasa ditusuk-tusuk jarum dan jika badannya terasa sakit pasien gelisah, mondar-mandir dan berusaha mencari rokok. Saat pasien kembali merokok pasien mulai mendengar bisikan-bisikan suara yang mengatakan kau itu sapi orang, kau itu dewa, kau itu sakti, idak ado orang yang biso nyakiti kau. Pasien tidak mengerti apa maksud kata-kata yang didengarnya tersebut. Pasien merasa dirinya tidak seperti yang dikatakan oleh bisikan itu, pasien merasa dia bukan dewa, bukan orang sakti dan tidak mempunyai kekuatan apapun, pasien merasa hanya manusia biasa. Kadang juga pasien sering mendengarkan suara 4 orang yang sedang bercakap-cakap dan tertawa. Pasien tidak mengenali suara tersebut, pasien hanya mengatakan suara tersebut seperti suara laki-laki yang sudah tua. Pasien merasa suara-suara itu sedang membicarakan dirinya dan menjelek-jelekkan dirinya. Saat mendengar suara azan dan suara petugas ruangan sedang berbicara pasien juga merasa kalau suara azan dan petugas juga sedang menjelek-jelekkan dirinya. Suara tersebut membuat pasien merasa takut dan gelisah saat mendengar suara tersebut sehingga pasien berjalan berputar-putar dengan tujuan untuk menghilangkan rasa gelisahnya dan dengan berputar pasien merasa lebih tenang. Selain itu, pasien juga mendengar suara musik yang menyanyikan lagu lama kesukaan pasien dahulu, salah satunya yang paling sering didengar lagu andra and the backbone yang berjudul main hati. Pasien merasa risih karena tidak senang mendengar suara musik yang berisik dan pasien juga tidak bisa tidur karena mendengar suara dan lagu tersebut. Jika tidak bisa tidur pasien mulai berjalan berputar-putar. Bisikan tersebut muncul setiap saat, lebih sering saat pasien merokok dan timbul secara bergantian antara suara orang berbicara dan suara musik. Pasien tidak melihat orang yang membisikkan suara dan orang yang menyetel musik tersebut. Pasien menceritakan hal tersebut dengan wajah yang tampak cemas dan sesekali menunduk dengan kontak mata yang tidak fokus terhadap pemeriksa. Suara-suara bisikan tersebut juga didengar pasien ketika dirawat di RJS 1 bulan yang lalu dan makin sering terdengar setelah pasien sudah pulang kerumah 10 hari yang lalu. 10 hari yang lalu, pasien baru keluar dari RSJ setelah rawat inap selama 1 bulan. Setelah pulang ke curup, pasien langsung bekerja kembali dikantornya. Tetapi pasien merasa tidak nyaman bekerja dikantornya saat ini karena pasien merasa kalau teman-teman pasien menganggap pasien itu janggal/aneh tidak seperti orang normal. Pasien merasa teman-temannya selalu memperhatikan kemana pasien berjalan dan menilai kalau cara berjalan pasien seperti orang aneh karena tampak kaku. Pasien juga merasa kalau teman-temannya sering membicarakan pasien dibelakangnya. Teman-temannya seperti menjelek-jelekkan pasien dan menghina pasien. Pasien juga sering dimarahi oleh temannya tersebut, pasien dikatakan tidak becus bekerja. Teman-temannya juga mengatakan jika pasien diajak mengobrol cara bicaranya tampak aneh dan tidak bisa dimengerti pembicaraannya. Menurut pasien dia bicara biasa saja, seperti ketika pasien menyapa temannya saat dikantor Apa kabar hari ini? atau Mau pergi kemana kalian? dan pasien berbicara dengan nada yang biasa.Menurut pasien teman yang membicarakannya adalah laki-laki dan perempuan, tetapi yang lebih sering membicarakan pasien yaitu teman laki-lakinya. Ketika ditanya siapa nama temannya pasien menjawab banyak, salah satunya bernama novan dan saidin. Pasien mengatakan kalau mengenal novan dan saidin ketika pasien mulai bekerja dikantor PU. Sedangkan teman-teman perempuan dikantor menurut pasien sering memujinya ganteng dan orangnya baik. 1 Bulan yang lalu, pasien dirawat di RSJ karena pasien frustasi tidak jadi menikah dengan pacarnya yang bernama aini. Saat ditanya frustasi seperti apa yang dirasakan, pasien menjawab dia kecewa dan sedih karena gagal menikah. Kekecewaanya dilampiaskan dengan merokok. Dengan merokok pasien merasa lebih tenang dan masalahnya seakan hilang. Pasien gagal menikah karena orang tua pasien tidak menyetujui hubungan pasien dengan aini dan orang tua pasien tidak menyanggupi syarat untuk hantaran lamaran. Karena menurut keluarga pasien hantaran yang diminta terlalu mahal. Pasien bertemu dengan aini pertama kali dikenalkan oleh kakak aini yang merupakan teman satu kantor pasien. Aini bekerja sebagai guru honor di SMAN 1 curup. Kemudian pasien berpacaran dengan aini selama 4 bulan. Aini adalah pacar pertama pasien. Pasien mengaku belum pernah berpacaran sebelumnya. Pasien dan aini sudah berkomitmen untuk serius berpacaran hingga menikah. Pasien mengaku sangat sayang kepada aini karena aini orangnya cantik, baik, dan sabar mendengarkan semua keluh kesah pasien jika pasien ada masalah. Setelah mereka gagal menikah, hubungan pasien dengan aini menjadi renggang dan sudah hilang komunikasi sampai saat ini. Saat ini pasien sudah tidak merasa kecewa lagi karena gagal menikah, pasien lebih sayang kepada orang tuanya, pasien tidak mau orang tuanya sedih karena melihat pasien frustasi dan pasien juga bisa menerima kalau dia dan aini tidak berjodoh.

HETEROANAMNESISDiperoleh dari ayah kandung pasien. Selama ini pasien tinggal bersama dengan orang tuanya dan yang paling sering memantau pasien untuk minum obat yaitu ayahnya. Menurut keterangan dari ayahnya, pasien baru saja keluar dari RSJ Bengkulu 10 hari yang lalu. Saat pulang kerumah, keadaan pasien sudah tenang dan pasien sudah bekerja kembali dikantornya. Setiap pagi pasien rutin maraton. Saat 2 hari SMRS, setelah pasien selesai maraton pasien meminta uang kepada ayahnya untuk membeli aqua tetapi uang tersebut dibelikan rokok. Ayah pasien tahu kalau pasien membeli rokok karena melihat pasien mulai tampak gelisah. Menurut ayahnya, setiap kali pasien merokok, pasien tampak tidak tenang, sering berjalan mondar-mandir dan marah-marah, tidak mau dinasehati untuk berhenti merokok. Pasien sudah merokok sejak SMP.1 hari SMRS, ayah pasien mengajak pasien ke kebun. Saat di kebun, pasien meminta rokok pada ayahnya, tetapi ayahnya tidak mau memberikan rokok kemudian pasien marah dan ingin melempar ayahnya dengan batu tetapi dicegah oleh bibi pasien lalu pasien merasa kesal dan melempar batu tadi ke arah pondok. Karena ayahnya merasa pasien mulai kambuh lagi maka ayahnya membawa pasien ke RSJ kembali.Menurut ayah pasien, pasien sudah pernah dirawat di RSJ bengkulu sebanyak 2 kali. Pertama kali pada tahun 2008, disebabkan karena pasien tidak selesai kuliah di IAIN Palembang. Pasien menjalani kuliah hanya sampai 3 semester, kemudian pasien pulang ke bengkulu karena merasa tertekan saat kuliah di palembang disebabkan karena uang bulanan yang sering dikirim ayahnya suka dipinjam oleh teman-teman kuliahnya dan pasien sering dimanfaatkan oleh teman kuliahnya untuk meminjam uangnya, tetapi uangnya tidak pernah dikembalikan. Saat pulang liburan kerumah, pasien keluyuran ke masjid-masjid di daerah kelurahan air putih memakai pakaian muslim lengkap dengan peci, sarung, dan mengalungkan sejadah di leher dan pasien ngoceh-neoceh sendiri. Pasien dibawa ke RSJ dan dirawat selama 1,5 bulan. Pasien pulang dengan perbaikan, minum obat rutin dan berhenti merokok. Pasien kembali berkuliah di Politeknik raflesia di curup jurusan D3 akutansi pada tahun 2009 dan sejak saat itu pasien berhenti minum obat karena ayah pasien merasa jika pasien sudah sembuh. Menurut ayahnya pasien juga berhenti merokok saat itu.Yang kedua pada tahun 2014, pasien kembali dirawat di RSJ dengan keluhan mudah marah, bicara suka membentak, dan ngoceh-ngoceh. Ayahnya mengatakan hal tersebut terjadi dikarenakan pasien mulai kembali merokok sejak tamat kuliah tahun 2012, dan pasien juga mengaku mengkonsumsi minuman alkohol / tuak. Pasien dirawat selama 1 bulan, dan pulang atas permintaan sendiri. Pasien masih merokok sampai saat ini. Ayahnya juga menegaskan bahwa pasien memang gagal menikah dengan pacarnya yang bernama aini pada tahun 2013 karena keluarga pasien tidak menyukai keluarga aini. Menurut ayahnya, ibunya aini pernah terkait kasus pembunuhan di daerah sukaraja dan keluarga aini tahu jika pasien pernah mengalami gangguan jiwa sehingga keluarga pasien takut jika setelah pasien menikah nanti keluarga aini tidak bisa menerima keadaan pasien yang mempunyai riwayat gangguan jiwa. Menurut ayahnya, pasien bisa menerima keputusan keluarga untuk tidak menikah dengan aini, pasien tidak tampak sedih dan tidak mengurung diri. Pasien masih beraktifitas ke kantor. pasien juga bisa menerima jika aini bukan jodohnya dan pasien ingin membuka hatinya untuk perempuan lain karena pasien tidak mau hanya terpaku kepada aini. Hanya saja pasien menjadi lebih sering merokok setelah kejadian tersebut dan ayahnya selalu berusaha menasehati pasien untuk berhenti merokok.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriPasien pernah mengalami gangguan psikiatri sebelumnya tahun 2008 dan 2014 tepatnya 1 bulan yang lalu.2. Riwayat Gangguan MedikRiwayat jatuh dari ayunan saat usia 1 tahun, setelah jatuh pasien mengalami kejang selama 1 menit, tetapi tidak diobati. Saat itu, hanya disosok-gosok punggungnya oleh ayah pasien dan kejang berhenti.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / AlkoholRiwayat mengkonsumsi rokok sejak SMPRiwayat mengkonsumsi minuman beralkohol sejak SMARiwayat mengkonsumsi ganja saat SMA sebanyak 1 kali.

D. Riwayat Kehidupan Pribadia. Riwayat pranatal: Pasien lahir dengan sehat melaluli persalinan normal dan cukup bulan. Tidak ada gangguan bermakna selama pasien didalam kandungan.b. Riwayat masa kanak-kanak, remaja: Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Orang tua pasien selalu memantau perkembangan dan pergaulan pasien selama remaja. Pasien merupakan anak yang aktif di kegiatan sekolah dan bisa mengikuti pelajaran di sekolah. c. Riwayat masa dewasaPasien sudah bekerja sebagai pegawai honorer di Dinas PU Curup selama 3 tahun. Pasien mempunyai banyak teman dan pasien juga mudah bergaul dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Pasien juga tidak memilih-milih teman dalam bergaul. Pasien pernah berencana untuk menikah 1 tahun yang lalu tetapi gagal karena keluarga pasien tidak menyetujui hubungan pasien dengan pacarnya. Setelah gagal menikah pasien putus komunikasi dengan pacarnya. d. Riwayat pendidikanPasien telah menyelesaikan kuliah D3 akuntansie. Riwayat pekerjaanPasien bekerja sebagai pegawai honorer di Dinas PU Curupf. Riwayat agamaPasien beragama Islam tetapi pasien tidak taat dalam menjalankan ibadahnya.g. Aktivitas sosialPasien masih dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

E. Riwayat KeluargaDi keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Belum ada yang menikah baik pasien maupun adik-adiknya. Adik keduanya masih kuliah di palembang dan adik bungsunya masih SMA di curup.

F. Situasi Sosial SekarangPasien tinggal dengan kedua orang tuanya di curup. Lingkungan tempat tinggal pasien baik dan hubungan dengan tetangga juga baik. Saat ini pasien masih bekerja sebagai pegawai honorer di Kantor dinas PU Curup. Dalam biaya pengobatan pasien diurus oleh ayah pasien yang juga bekerja sebagai pegawai di dinas PU curup. Hubungan pasien dengan kedua orang tua dan adiknya baik-baik saja. Pasien lebih dekat dengan ayahnya karena ayahnya yang sering mengingatkan pasien untuk tidak merokok. Pasien ini cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit. Pasien ingin kembali bekerja dan ingin membahagiakan orang tuanya.

G. Persepsi Pasien Terhadap DirinyaPasien meyadari bahwa dirinya sakit tetapi masih tidak mengetahui apa penyebab sakitnya. Pasien memiliki keinginan untuk sembuh dan setelah sembuh pasien berencana untuk bekerja kembali. Serta berusaha untuk mengurangi konsumsi rokok.

III. STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM1. PenampilanLaki - laki usia 27 tahun, dengan postur badan atletikus, warna kulit kuning langsat, rambut potong pendek berwarna hitam, kuku dan badan tampak bersih, memakai baju kaos oblong warna putih dan celana panjang jeans biru terdapat robekan dilutut kanan, memakai sandal jepit warna hitam, tampak gelisah, perawatan diri baik, keadaan gizi baik. 2. Kesadaran Kesadaran : Secara kualitas kesadaran Berubah3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Aktifitas psikomotor : Agitasi psikomotor, berjalan berputar mengelilingi ruangan.4. Pembicaraan Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, jelas dan pembicaraan dapat dimengerti. Tidak ada hendaya berbahasa5. Sikap Terhadap PemeriksaPasien kooperatif inadekuat, kontak mata (+) inadekuat, dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik

B. KEADAAN AFEKTIF1. MoodDisforia2. AfekAfek menumpul3. KeserasianMood dan afektif tidak serasi 4. EmpatiPemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini.

C. FUNGSI INTELEKTUAL / KOGNITIF1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan Taraf pendidikanPasien lulusan D3 Akuntansi Pengetahuan UmumBaik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberi pertanyaan.2. Daya konsentrasiBaik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai. 3. Orientasi Waktu: Baik, pasien mengetahui waktu saat wawancara, hari selasa tanggal 22 april, jam 16.00 Tempat :Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di RSJ Orang :Baik, pasien mengetahui keluarganya. Situasi :Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara.

4. Daya Ingat Daya ingat jangka panjang Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah SD. Daya ingat jangka pendekBaik, pasien dapat mengingat apa yang dimakannya tadi pagi. Daya ingat segeraBaik, pasien dapat mengingat 5 angka yang disebutkan oleh pemeriksa. Akibat hendaya daya ingat pasienTidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.5. Kemampuan menolong diri sendiriBaik

D. GANGGUAN PERSEPSI1. Halusinasi dan ilusiIlusi : Tidak terdapat ilusiHalusinasi : Terdapat halusinasi auditorik2. Depersonalisasi dan derealisasiDepersonalisasi: Tidak adaDerealisasi: Tidak ada

E. PROSES PIKIR1. Proses pikir primer : Nonrealitas2. Arus pikira. Produktivitas: Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan.b. Kontinuitas: Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan.c. Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa3. Isi pikiranWaham CurigaF. KEMAUANKemauan pasien menurun: Perawatan diri seperti mandi, makan, dan istirahat berkurangG. TILIKAN / INSIGHTTilikan derajat 4, pasien menyadari bahwa dirinya sakit tetapi tidak mengetahui apa penyebabnya

I. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Generalis KU: TampakSehat Sensorium: CM (GCS: E4 V5 M6)Vital Sign TD: 120/80 mmHg Nadi: 84 x/menit RR: 22 x/menit Suhu: 36,1oC

B. Status InternusKepala Normocephali, rambut tidak mudah dicabut, pertumbuhan rambut merata, dan warna rambut hitam.

Mata Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-

Hidung deformitas (-), tidak ada sekret.

Telinga deformitas (-), liang lapang, membran timpani intak

Mulut bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah

Leher Dalam batas normal

Thorax Tidak terdapat scar, simetris kiri dan kanan

Paru I Pernapasan Statis-Dinamis kiri = kanan.

P Dalam batas normal

P Dalam batas normal

A Dalam batas normal

Jantung I iktus kordis tidak terlihat

P iktus kordis teraba di ICS V linea mid calavikularis sinistra

P Dalam batas normal

A Bunyi jantung normal

Abdomen I datar, tampak benjolan (-)

A Bising usus (+)

P timpani (+) di seluruh regio abdomen

P Dalam batas normal

Ektrimitas Pitting edema (-/-) pada ekstrimitas, akral teraba hangat.

C. Status Neurologisi. Saraf kranial: dalam batas normalii. Saraf motorik: dalam batas normaliii. Sensibilitas: dalam batas normaliv. Susunan saraf vegetatif: dalam batas normalv. Fungsi luhur: dalam batas normal

II. Formulasi Diagnosis Laki-laki 27 tahun dengan keluhan mudah marah, sering mendengar suara bisikan, gelisah, susah tidur sejak 2 hari SMRS. Emosi labil, gelisah, sulit tidur ketika mengkonsumsi rokok Sering mendengar suara bisikkan yang menjelek-jelekkan pasien dan suara yang mengatakan dirinya adalah dewa dan sakti, namun wujud asal suara tidak ada, suara timbul ketika pasien mengkonsumsi rokok Sering merasa curiga teman-teman kantor pasien suka menjelek-jelekkan dirinya Gagal menikah dengan kekasihnya karena tidak disetujui oleh orang tua pasien Riwayat gangguan psikiatri 5 tahun dan 1 bulan yang lalu dan dirawat inap di RSJ Bengkulu Riwayat putus obat selama 4 tahun Mengkonsumsi rokok dan minuman beralkohol serta ganja saat remaja dan masih mengkonsumsi rokok sampai saat ini

III. Evaluasi multiaksial Aksis I F 20.00 Skizofrenia paranoid berkelanjutan F 17 Gangguan mental dan Perilaku akibat penggunaan tembakauZ 63.0 Masalah dalam hubungan dengan pasangan Z 91.1 Ketidak patuhan terhadap pengobatanAksis II Gangguan kepribadian paranoidAksis IIIRiwayat perokok lama (susp. Bronkitis) Aksis IVGagal menikah dengan kekasihnya Aksis VGAF scale 60 51 (gejala sedang/moderate, disabilitas sedang)

IV. PrognosisPrognosis Ke Arah Baik Pasien ada keinginan diri untuk sembuh Keluarga mendukung pasien untuk sembuh. Pasien masih memiliki keinginan untuk bekerja Pasien masih ingin mencari pasangan hidup Pasien ingin mencoba untuk berhenti merokok

Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas sebagai berikut :Ad Vitam: Ad bonam Ad Fungtionam: Ad bonamAd Sanationam: Dubia Ad malam

V. Terapi Psikofarmaka Chlorpromazin 2 x 100 mg Alprazolam 2 x 0,5 mg Trihexyphenidyl (k/p) Psikoterapi & Edukasi Menyarankan untuk mencari kesibukan dan interaksi sosial dengan orang lain dengan tujuan untuk mengatasi kambuhnya gejala Memberikan dukungan dan meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup untuk menghadapi masalah yang sedang di alami. Memberikan pemahaman pentingnya teratur dan patuh minum obat untuk memperkecil peluang kekambuhan

VI. PembahasanDari hasil wawancara, tidak ditemukan kelainan fisik yang berhubungan dengan gejala-gejala psikiatrik yang dialami pasien, seperti riwayat trauma atau gangguan otak. Dengan demikian, diagnosis banding gangguan mental organik (F0) dapat disingkirkan.Selain itu, ditemukan riwayat konsumsi rokok. Dengan demikian, gangguan mental akibat penggunaan zat (F1) perlu dipikirkan. Pasien juga memiliki focus perhatian klinis yang lainnya seperti masalah kepatuhan minum obat dan masalah dengan pasangan. Melalui hasil wawancara, ditemukan gangguan psikotik yang dialami pasien dimulai sekitar 1 bulan yang lalu dan memberat 2 hari yang lalu dilihat dari onset waktu nya gangguan psikotik akut bisa disingkirkan dan diagnosis yang mendekati adalah skizofrenia (F 20). Pasien pernah mengalami gangguan psikotik sebelumnya (5 tahun yang lalu) dengan gejala masuk kriteria skizofrenia, dikaitkan dengan kekambuhan pasien 1 bulan yang lalu dan masih berkelanjutan sampai saat ini kemungkinan skizofrenia berkelanjutan bisa ditegakkan (F 20.x0). Dilihat dari gejala pasien dengan adanya waham paranoid yang masih menetap sehingga diagnosis skizofrenia paranoid bisa ditegakkan (F 20.0)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA. Anxiety disorders. Kaplan and Sadocks Synopsis of Psychiatry: Behavioural Sciences/Clinical Psychiatry [ebook]. 10th ed. Lippincott Williams and Wilkins; 2007.2. Departemen Kesehatan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia III. Cetakan Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Indonesia; 1993. 3. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Cetakan Pertama. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2001.4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2007.5. Elvira D, Sylvia, Hadisukanto, Giyanti. Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta. 2003.

16