Laporan Kasus Low Back Pain

24
LAPORAN KASUS LOW BACK PAIN Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Saraf RSUD Ambarawa Disusun Oleh : Dian Putri Lestari 1220221140 Diajukan kepada : Pembimbing : Dr. Takdir Setiawan, Sp.S KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF PERIODE 27 MEI-30 JUNI 2013

Transcript of Laporan Kasus Low Back Pain

Page 1: Laporan Kasus Low Back Pain

LAPORAN KASUS

LOW BACK PAIN

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Saraf RSUD Ambarawa

Disusun Oleh :

Dian Putri Lestari

1220221140

Diajukan kepada :

Pembimbing :

Dr. Takdir Setiawan, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

PERIODE 27 MEI-30 JUNI 2013

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

NASIONAL JAKARTA

Identitas pasienNama : Ny. K Agama : Islam

Page 2: Laporan Kasus Low Back Pain

Umur : 81 tahun No. RM : 037111-2013

Alamat : Ambarawa Masuk RS : 6 Juni 2013 Pekerjaan : Petani Jam masuk : 17.56 WIB

AnamnesaDiperoleh dari penderita dan anaknya pada tanggal 6 Juni 2013

Keluhan utama :Nyeri punggung bawah yang menjalar ke kaki kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, saat bertani di kebun, OS merasakan

nyeri di punggung bawah menjalar ke tungkai kanan disertai kram, nyeri terasa tajam seperti

kesetrum dan dirasakan menjalar dari punggung bawah sampai ke tungkai kanan, disertai adanya

perasaan kesemutan pada tungkai bawah kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul, yang dirasakan

bertambah berat dengan batuk, bersin dan mengejan dan perubahan posisi badan seperti

membungkuk atau bila untuk mengangkat beban.Nyeri dirasakan berkurang bila duduk,

berbaring dengan tungkai ditekuk.

Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, OS kembali merasakan nyeri pada

punggung bawah, yang memberat dengan batuk, bersin dan mengejan dan perubahan posisi

badan, terasa ringan dengan duduk dan berbaring dengan tungkai ditekuk.

Kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit nyeri semakin memberat ditambah

dengan nyeri epigastrium hingga terasa sesak, mual dan muntah. Lalu OS berobat ke mantri dan

keluhan membaik.

Hari masuk rumah sakit nyeri punggung bawah menjalar ke tungkai kanan disertai

kesemutan dirasakan oleh OS saat sedang bertani di kebun. Keluhan disertai dengan nyeri

epigastrium hingga terasa sesak, mual, muntah. Lalu OS di bawa ke IGD RSUD Ambarawa.

OS berprofesi sebagai petani kebun di Ambarawa. Dahulu sewaktu muda OS sering

mengangkat beban berat. OS menyangkal adanya riwayat trauma pada punggung sebelumnya.

Gejala yang diderita tidak didahului atau disertai oleh gejala demam, batuk kronis, penurunan

berat badan yang masif, dan keringat malam. Selama menderita sakit, OS menyangkal adanya

gejala susah tidur, jantung berdebar-debar, nafsu makan berkurang, menjadi pendiam, dan suka

menyendiri. Tidak ada kelemahan pada anggota gerak, gangguan BAK dan BAB.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Page 3: Laporan Kasus Low Back Pain

- Riwayat menderita penyakit serupa sebelumnya disangkal

- Riwayat penurunan berat badan, keringat malam, batuk darah sebelumnya disangkal.

- Riwayat menderita tumor atau operasi disangkal.

- Riwayat trauma disangkal

- Riwayat hipertensi (+)

- Riwayat dispepsia (+)

- Riwayat DM disangkal

- Riwayat sering mengangkat beban berat (+)

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat penyakit serupa disangkal

- Riwayat dispepsia (+)

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat DM disangkal

- Riwayat TBC, batuk darah disangkal

Anamnesis sistem

Sistem cerebrospinal : Nyeri punggung bawah yang menjalar ke kaki kanan,

kesemutan pada tungkai kanan bawah

Sistem kardiovaskular : Tidak ada keluhan.

Sistem respiratorius : Sesak

Sistem gastrointestinal : Nyeri epigastrium, mual, muntah

Sistem urogenital : Tidak ada keluhan.

Sistem musculoskeletal : Nyeri punggung bawah yang menjalar ke kaki kanan,

kesemutan pada tungkai kanan bawah.

Sistem integumentum : Tidak ada keluhan

Resume Anamnesis

Seorang perempuan, 81 tahun, dengan nyeri punggung bawah yang menjalar ke kaki kanan,

disertai perasaan kesemutan pada tungkai kanan bawah, Perlangsungan akut. Didahului oleh

Page 4: Laporan Kasus Low Back Pain

faktor pencetus yang jelas. Rasa nyeri tidak disertai oleh adanya kelemahan motorik dan

gangguan otonom. Tidak didapatkan gejala yang mengarah pada keganasan atau infeksi kronis.

Diskusi Pertama

Nyeri punggung bawah merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat

dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%. Puncak insidensi nyeri punggung bawah

adalah pada usia 45-60 tahun (Bratton, 1999). Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah

dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40% penderita, dan gangguan tidur pada 20%

penderita. Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25%

diantaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut (Cohen, 2001) .

Sebagian besar nyeri punggung bawah disebabkan oleh penyakit yang tidak serius

dengan prognosis yang baik (Greenberg, 2001). Penyebab tersering adalah nyeri punggung

bawah pada penderita dewasa adalah : (1) lumbar sprain atau strain, (2) degenerasi diskus dan

faset, (3) herniasi diskus, dan (4) pada penderita yang lebih tua harus dipikirkan kemungkinan

canalis stenosis atau fraktur kompresi akibat osteoporosis (Cohen, 2001).

Berdasar durasi gejala nyeri punggung bawah diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : (1) nyeri

punggung bawah akut (kurang dari 6 minggu), nyeri punggung bawah subakut (antara 6-12

minggu), dan nyeri punggung bawah kronik yang lebih dari 12 minggu. Klasifikasi ini penting

untuk meramalkan prognosis pada penderita (Bratton, 1999).

Diagnosis nyeri punggung bawah memerlukan penggalian riwayat penyakit dan

pemeriksaan yang teliti. Anamnesis dan pemeriksaan yang teliti akan mengarahkan pada etiologi

(baik mekanik atau sekunder) nyeri punggung bawah yang terjadi (Bratton, 1999,). Penilaian

awal pada penderita nyeri punggung bawah adalah untuk mengeksklusikan kemungkinan

diagnosis banding penyakit yang serius (memerlukan penanganan segera dan masif) yaitu tumor,

infeksi, dan fraktur (Greenberg, 2001,).

Kondisi tersebut dinamakan dengan "Red Flag" Low Back Pain (LBP). Kondisi yang

merupakan "Red Flag" (bendera merah) dari LBP (Low Back Pain) adalah:

• Adanya sindroma kauda equina (terutama retensi urin, gejala dan tanda neurologis

bilateral, saddle anesthesia)

• Trauma yang bermakna

• Kehilangan berat badan

Page 5: Laporan Kasus Low Back Pain

• Riwayat kanker

• Demam

• Penggunaan obat-obat iv atau paparan HIV

• Penggunaan steroid

• Umur lebih dari 50 tahun atau kurang dari 20 tahun

• Nyeri berat yang tidak hilang saat malam hari

• Nyeri bertambah saat berbaring

Anamnesis pasien dengan nyeri punggung bawah harus mendeteksi pula faktor risiko,

aspek psikologis, dan psikososial penderita.Aspek psikologis dan psikososial sangat besar

perannya dalam terapi nyeri punggung bawah. Sehingga bila tidak digali dan diterapi dengan

adekuat akan dapat menyebabkan terjadinya nyeri yang sukar untuk dikendalikan (Mergawe,

2002). Penelitian Power, dkk (2001) menunjukkan bahwa distress psikologis akan meningkatkan

risiko terjadinya nyeri punggung bawah sampai 2 kali lipat pada orang dewasa. Sementara

penelitian Kerr, dkk (2001) juga menunjukkan adanya hubungan antara lingkungan psikososial

kerja, dan variabel mekanik di lingkungan kerja terhadap kejadian nyeri punggung bawah.Kedua

penelitian tadi mendukung konsep multifaktorial pada nyeri punggung bawah.Sehingga pada

semua penderita nyeri punggung bawah, aspek psikososial sebaiknya dievaluasi secara seksama.

Pada penderita ini nyeri punggung bawah yang terjadi adalah nyeri punggung bawah akut

(1 bulan). Rasa nyeri digambarkan sebagai rasa nyeri tajam seperti ditusuk jarum atau seperti

kesetrum di punggung bawah, yang menjalar ke kaki kanan. Nyeri punggung bawah didahului

oleh faktor pencetus yang jelas, dan tidak didapatkan gejala kelemahan motorik ataupun

gangguan otonom. Berdasar data-data tersebut diagnosis klinik penderita adalah nyeri punggung

bawah dengan ischialgia akut dengan diagnosis etiologi adalah suspect Hernia Nucleus Pulposus.

Hernia nukleus pulposus

Hernia nucleus pulposus adalah suatu keadaan dimana nucleus pulposus menonjol Keluar,

untuk kemudian menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosus yang robek (Harsono

dan Soeharso, 1996), atau menjebolnya nukleus pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat

degenerasi anulus fibrosus intervertebrale (Mardjono, 2000).Pada umumnya penyebab langsung

dari HNP adalah suatu trauma, baik yang akut maupun kronik, yang mengakibatkan robeknya

anulus fibrosus dan bagian lateral ligamentum posterior, tetapi dapat juga dibagian sentral

Page 6: Laporan Kasus Low Back Pain

(Lindsay, 1997).Trauma dapat berupa mengangkat barang berat pada posisi membungkuk, atau

melakukan gerakan badan tertentu secara tiba-tiba atau trauma langsung pada daerah

lumbal.Meskipun demikian sering tidak dapat diketahui adanya riwayat trauma pada

penderita.Pada umumnya danggap bahwa degenerasi diskus intervertebrale merupakan dasar

timbulnya HNP (Mardjono, 2000).

Hernia nukleus pulposus merupakan salah satu sebab nyeri punggung bawah yang

utama.Skiatika dilaporkan terjadi pada 1-10 % populasi. Nyeri punggung bawah yang terjadi

biasanya ringan dan self limited. Rasio laki-laki dan perempuan sebanding, dengan puncak

insidensi 25-45 tahun (Howitz, 2001).

Pada kasus yang akut anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti sangat dianjurkan. Bila

kasus didahului oleh faktor trauma gerak yang jelas, maka penyebab yang paling mungkin adalah

HNP atau strain otot lumbal. Hernia nukleus pulposus akan dieksaserbasi oleh duduk dan

membungkuk, sementara strain otot akan dieksaserbasi oleh gerakan berdiri dan memutar

(Humprhey, 1999).

Berbagai teknik pemeriksaan fisik dikerjakan untuk mendiagnosis herniasi nukleus

pulposus dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda-beda (Greenberg, 2001).Salah

satu yang paling sering dikerjakan adalah Tes Straight Leg Raising. Tes SLR akan positif pada

95% pasien dengan HNP, tapi juga akan positif pada 80-90% pasien nyeri punggung bawah non

HNP. Tes SLR silang kurang sensitif, namun lebih spesifik untuk diagnosis HNP.Pada keluhan

yang kronik dan berulang, dianjurkan untuk memeriksa penyebab non organik dengan Waddell

Test (Patel, 2000).

HNP lumbal lebih sering terjadi ke arah posterolateral dibandingkan ke arah

posteromedial, hal ini disebabkan struktur ligamentum longitudinale posterior di daerah lumbal

lebih kuat pada daerah tengah dibanding tepinya (Hinton, 1995).

Gejala utama dari HNP berupa rasa nyeri didaerah punggung bawah yang terjadi secara

akut, yang dapat menjalar melalui nervus ischiadikus yang dirasakan di daerah gluteus, paha

bagian belakang sampai tungkai dan kaki (Lindsay, 1997). Gejala lain yang dapat ditemukan

pada HNP adalah berupa gangguan sensoris dan motoris, berupa parestesi, hipoestesi atau paresis

pada dermatom yang bersangkutan. Juga dapat dijumpai reflek akhiles yang menurun sampai

areflek, dan atropi otot tertentu.Adanya gejala iritasi atau penekanan pada akar saraf dapat

dibangkitkan dengan dengan pemeriksaan klinis. Gejala lain yang dapat ditemukan pada HNP

Page 7: Laporan Kasus Low Back Pain

dapat berupa lordosis lumbal yang mendatar, scoliosis, rasa nyeri tekan pada punggung bawah

dan prosesus spinosus, serta spasme otot punggung (Mardjono, 2000).

Herniasi diskus paling sering (90%) terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1 dengan iritasi

saraf L5 dan S1 (Ulrich, 2001, Howitz, 2001). Hal ini disebabkan karena tempat tersebut

merupakan titik tumpuan tubuh, dan terjadinya penyempitan ligamentum longitudinalis

posterior. Ada 4 derajat HNP yaitu : (1) bulging diskus (anulus fibrosus tetap intact), (2) protusi

diskus, (3) Ekstrusi diskus, dan (4) sequesterisasi diskus (Howitz, 2001).

Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis HNP adalah dengan MRI. Hasil MRI dapat saja

abnormal pada orang sehat tanpa gejala, sehingga keputusan terapi pada HNP adalah gejala dan

tanda klinik, dan bukan abnormalitas MRI (Humprhey, 1999).

Diagnosa Sementara

Diagnosa klinik : Nyeri punggung bawah dengan observasi ischialgia

Diagnosis topik : Radiks nervus spinalis lumbosakral

Diagnosis etiologi : Suspect Hernia Nucleus Pulposus

Diagnosa Tambahan

Hipertensi dan sindrom dispepsiaPemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 Juni 2013

Status generalis :

KU : sedang, gizi cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4-V5-M6)

Tanda vital :

Tekanan darah : 204/81 mmHg

Nadi : 65 kali/ menit

Respirasi : 26 kali/ menit

Suhu : 36oC

Leher : JVP tdk meningkat, lnn tdk teraba

Dada : tidak didapatkan kelainan

Pulmo dan cor : sonor, vesikuler di seluruh lapangan paru, suara tambahan (-)

Abdomen : hepar dan lien tidak teraba, supel, NT (+)

Ekstremitas : edema (-), atrofi otot (-), deformitas (-)

Page 8: Laporan Kasus Low Back Pain

Status psikiatrik

Tingkah laku : normoaktif

Perasaan hati : normoritmik

Orientasi : orientasi orang, waktu, dan tempat baik

Kecerdasan : dalam batas normal

Daya ingat : dalam batas normal

Status neurologis

Kepala : Pupil isokor 3 mm/ 3mm, Refleks cahaya +/+, Refleks kornea +/+,

Nervi craniales : dalam batas normal

Leher : Kaku kuduk (-), tanda rangsang meningeal (-)

Badan

- Kolumna vertebralis : Nyeri tekan otot paravertebra setinggi VL 4 – VS 1

- Sensibilitas : dbn

Vegetatif : dbn

Anggota gerak atas : Kanan Kiri

Gerakan bebas bebas

Kekuatan 5 5

Tonus N N

Trofi E E

Ref Fisiologis + +

Ref Patologis - -

Sensibilitas dbn dbn

Anggota gerak bawah : Kanan Kiri

Gerakan bebas bebas

Kekuatan 5 5

Tonus N N

Trofi E E

Ref. Fisiologis : - R patella / L2-4 + +

- R achiles / L5-S1 +

Page 9: Laporan Kasus Low Back Pain

Ref patologis - -

Sensibilitas parestesi sesuai dermatom L4-L5 dbn

Pemeriksaan Khusus :

Posisi terlentang : Laseque : -/-

Laseque silang : -/-

Patrick/kontra Patrick : -/-

Posisi tertelungkup: Nyeri tekan otot paravertebra VL4-VS1 : +

Gibbus : -

Spasme otot : +

Nyeri ketok : +

Posisi tegak : Deformitas : -

Pelvis : dbn

Atropi gluteal, paha, betis : -

Spasme otot : +

Gerakan aktif otot punggung : terbatas karena nyeri

Jongkok berdiri : tidak dapat dilakukan karena nyeri

Berjalan jinjit/tumit : tidak dapat dilakukan karena nyeri

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium :

Hb = 10,8 Mo = 0,9 AST = 22 HDL Chol = 39 GD 2 JPP = 48

AE = 3,72 Li = 2,2 ALT = 21 LDL Chol = 85,8 GDP = 85

AL = 11,1 Gr = 8,1 URE = 0,0 Chol = 142

AT = 331 CRE = 1,56 URIC = 1,68

Rontgen V Lumbosacral

• Kompresi ringan korpus vertebralis L5 bagian posterior

• Penyempitan diskus intervertebralis L4-5, L5-S1

Page 10: Laporan Kasus Low Back Pain

• Spondilosis lumbalis

• Skoliosis lumbalis

Hasil konsultasi

Bagian Fisioterapi :

Jawaban : TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), alih baring, Infra red, pasang

korset.

Diskusi kedua

Hasil pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan motorik.Berbagai

prasat pemeriksaan fisik yang membangkitkan nyeri menunjukkan hasil yang positif.Dijumpai

pula adanya spasme otot yang jelas.

Medula spinalis berakhir setinggi corpus vertebra L1-2 (conus terminalis).Di bawah

conus ada sekumpulan radiks yang saling berdekatan yang berjalan ke ventrokaudal, untuk

selnjutnya meninggalkan kanalis spinalis menuju ganglion spinalis melewati kantung duramater

pada pintu keluar foramen. Karena arahnya yang ventrokaudal, maka jika ada protrusi atau

prolaps dorsolateral dari diskus akan lebih menekan segmen berikutnya, daripada segmen

tingkatnya sendiri.

Page 11: Laporan Kasus Low Back Pain

Hasil rontgen vertebra lumbosakral menunjukkan adanya kompresi ringan korpus

vertebralis L5 bagian posterior, penyempitan diskus intervertebralis L4-5, L5-S1, spondilosis dan

skoliosis lumbalis.Pada kasus ini pemeriksaan baku emas untuk diagnosis HNP yaitu MRI tidak

dikerjakan.MRI dan CT Myelogram merupakan pemeriksaan baku emas untuk diagnosis HNP.

Dibandingkan dengan CT myelogram, MRI memiliki beberapa keuntungan yaitu: (1) informasi

yang lebih jelas pada potongan sagital, (2) mampu mengevaluasi cauda equina, (3) informasi

yang lebih jelas terhadap jaringan di luar canalis, dan (4) non invasif (Greenberg, 2001).

Diagnosa Akhir

Diagnosa klinik : Nyeri punggung bawah dengan observasi ischialgia

Diagnosis topik : Radiks saraf spinalis L4 dan L5

Diagnosis etiologi : Suspect Hernia Nucleus Pulposus

Terapi

Pada penderita ini diberikan terapi :

Istirahat / tirah baring

Medikamentosa : Ketorolac 3x30 mg

Vitamin neurotropik 1x1 amp

Diazepam 3x2 mg

Vitamin B12 3x1 amp

Amlodipin 1x5 mg

Ranitidin 2x1 amp

Klobazam 2x5 amp

Rehabilitasi medik : Fisioterapi

Sebagian besar penderita penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi

simptomatis saja, Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan menunjukkan

perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi (Bratton, 1999, Patel, 2000).

Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan nyeri

neuropati.Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat pemeriksaan fisik,

Page 12: Laporan Kasus Low Back Pain

dan spasme otot yang jelas. Sehingga, pada penderita ini terapi yang digunakan adalah

kombinasi analgesia, dan muscle relaxant agent.

Pada penderita ini didapatkan adanya spasme otot paraspinal yang jelas.Spasme otot

paraspinal pada HNP terjadi sebagai akibat refleks pertahanan tubuh untuk mengurangi gerakan

tubuh. Pada penderita ini diberikan Klobazam 2 X 5 ampul dan Diazepam 3x 2 mg/hari. Suatu

kajian sistematis menunjukkan bahwa pemberian muscle relaxant agent sangat efektif dalam

mereduksi nyeri, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan kemampuan mobilitas setelah

1-2 minggu pemberian terapi.

Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesic non-opioid. Mekanisme kerjanya

ialah dengan menghambat pelepasan enzim siklooksigenase 2 yang nantinya akan menghambat

pelepasan prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi. Ketorolac merupakan analgesic

yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiate.

Vitamin neurotropik atau B complex terdiri dari vitamin B1 100 mg, B6 100 mg, B12

5000 mcg.Indikasi pemberian adalah untuk defisiensi vitamin B1, B6, B12 seperti pada neuralgia

dan neuritis perifer.

Amlodipin merupakan antihipertensi golongan Ca channel blocker. Mekanisme kerjanya

adalah dengan menghambat reabsorbsi Ca dari tubulus renalis, sehingga akan mengurangi

volume plasma yang akan mengurangi curah jantung.

Ranitidine merupakan antagonis histamine 2 yang berfungsi untuk mengurangi sekresi

asam lambung. Ranitidine juga berfungsi sebagai gastroprotektor dan mencegah efek samping

dan interaksi dengan obat lain.

Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal tubuh juga sangat

diperlukan.Semua penderita nyeri punggung bawah akut dianjurkan untuk memulai aktivitas

kehidupan sehari-harinya seawal mungkin. Metaanalisa yang dilakukan oleh Hagen, dkk (2002)

terhadap 5 buah RCT menyimpulkan bahwa tidak ada beda bermakna antara bed rest dan advice

to stay active terhadap outcome NPB akut. Namun, kajian terhadap 8 buah RCT mendapatkan

hasil bahwa saran untuk tetap beraktivitas (advice to stay active) dan menjalankan aktivitas

hidup sehari-hari akan lebih meningkatkan kepuasan pasien (NHS, 2000).

Pada penderita ini tidak direncanakan untuk dikerjakan tindakan pembedahan. Tindakan

pembedahan pada kasus-kasus HNP hanya diindikasikan pada keadaan berikut ini : (1) sindroma

equina, (2) adanya defisit neurologis yang progresif, (3) defisit neurologis yang bermakna, dan

Page 13: Laporan Kasus Low Back Pain

(4) nyeri hebat yang menetap setelah 4-6 minggu terapi konservatif (Humprhey, 1999). Kajian

yang dilakukan oleh Birkmeyer, dkk (1999) menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti yang

mendukung bahwa tindakan pembedahan lebih baik daripada terapi konservatif.

FOLLOW-UP :

7/6/13 8/6/13 9/6/13 10/6/13 11/6/13 12/6/13

TD 204/81 130/80 130/80 120/80 120/80 120/80

N 65 64 68 68 65 64

R 26 24 22 24 24 22

S 36 36 36,2 36,4 36,2 36

7/6/13 8/6/13 9/6/13 10/6/13 11/6/13 12/6/13

S

Nyeri

punggung

bawah

+++ ++ + + - -

Nyeri

tungkai

+++ ++ + + - -

Nyeri perut +++ ++ + - - -

Sesak

++ + - - - -

Mual +++ + + - - -

Muntah ++ - - - - -

O

NT

+++ ++ + + - -

NK

VL4-VS1

+++ ++ + + - -

Laseque - - - - - -

Patrick - - - - - -

Page 14: Laporan Kasus Low Back Pain

Kontra

Patrick

- - - - - -

NT

epigastrium

+++ ++ + - - -

A

Nyeri

punggung

bawah

dengan

observasi

ischialgia

e.c suspect

HNP

P

Ketorolac

+ + + + + +

Vitamin

neurotropik

+ + + + + +

B12 + + + + + +

Diazepam + + + + + +

Amlodipin + - - - - -

Ranitidine + + + + + +

Klobazam - + + + + +

Prognosis

Lebih dari 85% panderita dengan HNP akan membaik tanpa operasi dalam jangka waktu

rerata 6 minggu, dan 70% dalam 4 minggu (Greenberg, 2002). Sebagian besar penderita NPB

akut (60%) akan dapat bekerja kembali dalam waktu 1 bulan, dan 90% dapat bekerja kembali

setelah 3 bulan (Bratton, 1999). Pada penderita ini tidak ada komplikasi berupa kelemahan

Page 15: Laporan Kasus Low Back Pain

motorik atau gangguan otonom. Pada penderita HNP tanpa komplikasi, sebagian besar akan

membaik secara nyata dalam 4 minggu. (Humprhey, 1999)

Prognosis pada penderita ini adalah sebagai berikut: (1) death : baik (2) disease : baik,

(3) disability : baik, (4) dissatisfaction : baik, (5) discomfort : baik, dan (6) destitution: baik.

Kepustakaan

Beydoun A, Gelblum JB, Harden RN, 2000, Reevaluating Neuropathic Pain Treatment

Algorithms : New Data in Management of Diabetic Peripheral Neuropathy and Post Herpetic

Neuralgia.

Birkmeyer N.J., Weinstein J.M., 1999, Medical Versus Surgical Treatment for Acute Low Back

Pain: Evidence and Clinical Practice in Effective Clinical Practice, 2;218-27.

Bratton, LR, 1999, Assessment and Management of Acute Low Back Pain in AmericanFamily

Physicians, ed. November 1999.

Cohen RI, Chopro P, 2001, Low Back Pain : Primary Care Work up of Acute and Chronic

Symptoms, Geriatrics, Vol 56 Number 11.

Cohen RI, Chopro P, 2001, Low Back Pain : Guide to Conservative, Medical, and Procedural

Therapies, Geriatrics, Vol 56 Number 11.

Burton AW, 2001, Antiepileptic Drugs For Pain Management in Pain : Symptomatic Control

and Paliative Care, Vol 1 Number 2.

Greenberg, 2001, Handbook of Neurosurgery 5thed, Thieme Medical Publications.

Hagen KB, Hilde G, et.al, 2002, Bed Rest For Acute Low Back Pain and Sciatica (Cochrane

Review) in Cochrane Library issue 2 (Abstract).

Howitz ZJ, Baldwin J, 2001, Lumbar (Intravertebral Disc) Disorders in eMedicine Journal Vol 2

Number 7.

Humprhey S.G., Eck J.C. 1999, Clinical Evaluation and Treatment Options for Herniated

Lumbar Disc; American Family Physicians, ed. February, 1999.

Hsiang JNK, 2001, Spinal Stenosis in eMedicine Journal Vol 2 Number 10.

Kerr MS, Farnik JW, et.al, 2001, Biomechanical and Psychosocial Risk Factors for Low Back

Pain at Work, Am J Public Health, 9; 1069-75.

McQuay HJ, Moore RA, 1999, An Evidence Based Resource for Pain Relief, Oxford University

Press.

Page 16: Laporan Kasus Low Back Pain

Mergawe H, 2002, Ethics in Pain Management, in First National Conggress of Indonesian Pain

Society, Makassar.

Nestler EJ, Hyman SE, Malenka RC, 2001, Molecular Neuropharmacology : A Foundation for

Clinical Neuroscience, McGraw-Hill co.

NHS, 1999, Acute and Chronic Low Back Pain, Effective Health Care, Vo 6 Number 5

Patel AT, Ogle AA, 2000, Diagnosis and Management of Acute Low Back Pain in American

Family Physicians, ed. March 2000.

Pouer C., Hertzman C., 2001, Predictors of Acute Low Back Pain in A Prospective British

Study, Am J Public Health, 91: 1671-8.

Rothschild B, 2001, Lumbar Spondylosis in eMedicine Journal, Vol 2 Number 10.

Sahrakar K, Melichaek M, 2001, Lumbar Disk Disease, in eMedicine Journal, Vol 2 Number 9.