Laporan Kasus Internsip Morbili

download Laporan Kasus Internsip Morbili

of 17

description

Laporan Kasus Morbili dokter Internsip

Transcript of Laporan Kasus Internsip Morbili

PENDAHULUANA. PengertianMorbili suatu penyakit akut menular di tandai 3 stadium, (1) stadium inkubasi sekitar 10 12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda tanda, atau gejala gelaja, (2) stadium prodromal dengan bercak kolpik pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin berat. Dan (3) stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut- turut pada muka, tubuh, lengan dan disertai oleh demam tinggi.B. EpidemiologiCampak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit.1 Di dunia secara global 10%dari semuapenyebabkematianbalitadisebabkanolehcampak(kira-kira800.000 kematian setiap tahun). Telah diketahui bahwa akhir-akhir ini penyakit morbili merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara kita, yakni dengan dilaporkannya kejadian wabahpenyakit morbili di beberapa daerah dengan angka kesakitandan kematian yang cukup tinggi. Di Indonesia menurut survei kesehatan rumah tangga tahun2001, campak menduduki urutan ke-5 dari 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan urutan ke-5 dari 10 macampenyakitutamapadaanak-anakumur1-4tahun(0,77%).Umurterbanyakmenderitacampakadalah M2 Bunyi jantung aorta A1 > A2 Bunyi jantung pulmo P1 < P2 Bunyi jantung trikuspid T1 < T2Bising : -Abdomen : Bentuk : datar, lemas, bising usus (+) normal Lien : tidak teraba Hepar : tidak terabaGenitalia : perempuan normalKelenjar : pembesaran (-)Anggota gerak : akral hangat, CRT < 2Tulang : deformitas (-)Otot : eutrofiRefleks : Refleks fisiologis ++/++, Refleks patologis -/-Spastis -/- Klonus -/-St. Lokalis: Makula eritematous generalisata

Lab 09 Februari 2015Leukosit 2.100Hemoglobin 17Trombosit 348.000

Diagnosis: Morbili + Diare akut tanpa dehidrasiTerapi:- Sanmol syrup 3 x 1,5 cth- Ambroxol 3 x 9.5 mg pulv- CTM 3 x 2mg pulv- Vit c 1 x 1 Tab- Zinc 1 x 1 Tab- Oralit ad libitum

Pemeriksaan : DL control, Na, K, Cl, DDR

ResumeAnak perempuan, 6 tahun, BB 19,5 Kg, TB 110 cmMRS 09/02/2015, jam 06.45 WITA.Keluhan: Demam sejak 4 jam SMRS naik turun, bercak kemerahan 1 hari SMRS, muncul bintik-bintik kemerahan 1 hari SMRS, BAB cair 1 hari SMRS frekuensi 7xKeadaan umum: tampak sakitKesadaran: E4M6V5TD: 11/70 mmHgN: 80x/menitR: 20x/menitSB: 37,3oCKepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus +/+, PCH (-) pupil bulat isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, kaku kuduk (-)Leher : Pembesaran KGB (-)Thorax: simetris, retraksi (-) Cor: dbnPulmo : Suara pernapasan Bronkovesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal Hepar: tidak terabaLien: tidak teraba Regio inguinal : pembesaran KGB (-)Ekstremitas: akral hangat, CRT 2 RF ++/++ RP -/- spastis -/-, klonus -/-Status lokalis: macula eritematous generalisata

Lab 09 Februari 2015Leukosit 2.100Hemoglobin 17Trombosit 348.000

Diagnosis: Morbili + Diare akut tanpa dehidrasiTerapi:- Sanmol syrup 3 x 1,5 cth- Ambroxol 3 x 9.5 mg pulv- CTM 3 x 2mg pulv- Vit c 1 x 1 Tab- Zinc 1 x 1 Tab- Oralit ad libitumPemeriksaan : DL control, Na, K, Cl, DDR

Follow Up 09 Februari 2015Keluhan: Demam (+), bercak kemerahan (+), batuk pilek (+), mencret 4x.Keadaan umum: tampak sakitKesadaran: E4M6V5TD: 110/70 mmHgN: 76x/menitR: 20x/menitSB: 39doCKepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus +/+, PCH (-) pupil bulat isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, kaku kuduk (-)Leher : Pembesaran KGB (-)Thorax: simetris, retraksi (-) Cor: dbnPulmo : Suara pernapasan Bronkovesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal Hepar: tidak terabaLien: tidak terabaEkstremitas: akral hangat, CRT 2Status lokalis: macula eritematous ukuran nummular generalisataDiagnosis: Morbili + Diare akut tanpa dehidrasi Terapi:- Sanmol syrup 3 x 1,5 cth- Ambroxol 3 x 9.5 mg pulv- CTM 3 x 2mg pulv- Vit c 1 x 1 Tab- Zinc 1 x 1 Tab- Oralit ad libitum

Follow Up 10 Februari 2015Keluhan: Demam (+) menurun, bercak kemerahan (+), batuk pilek (+), mencret (-).Keadaan umum: tampak sakitKesadaran: E4M6V5TD: 110/70 mmHgN: 76x/menitR: 20x/menitSB: 39doCKepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus +/+, PCH (-) pupil bulat isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, kaku kuduk (-)Leher : Pembesaran KGB (-)Thorax: simetris, retraksi (-) Cor: dbnPulmo : Suara pernapasan Bronkovesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal Hepar: tidak terabaLien: tidak terabaEkstremitas: akral hangat, CRT 2Status lokalis: macula eritematous ukuran nummular generalisataDiagnosis: Morbili + Diare akut tanpa dehidrasi Terapi:- Sanmol syrup 3 x 1,5 cth- Ambroxol 3 x 9.5 mg pulv- CTM 3 x 2mg pulv- Vit c 1 x 1 Tab- Zinc 1 x 1 Tab- Oralit ad libitum

Follow Up 11 Februari 2015Keluhan: Demam (+) menurun, bercak kemerahan (+), batuk pilek (+), mencret (-).Keadaan umum: tampak sakitKesadaran: E4M6V5TD: 110/70 mmHgN: 76x/menitR: 20x/menitSB: 39doCKepala: konjuntiva anemis -/-, sklera ikterus +/+, PCH (-) pupil bulat isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, kaku kuduk (-)Leher : Pembesaran KGB (-)Thorax: simetris, retraksi (-) Cor: dbnPulmo : Suara pernapasan Bronkovesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal Hepar: tidak terabaLien: tidak terabaEkstremitas: akral hangat, CRT 2Status lokalis: macula eritematous ukuran nummular generalisataDiagnosis: Morbili + Post diare akut tanpa dehidrasi Terapi:- Sanmol syrup 3 x 1,5 cth- Ambroxol 3 x 9.5 mg pulv- CTM 3 x 2mg pulv- Vit c 1 x 1 Tab- Zinc 1 x 1 Tab- Oralit ad libitumPEMBAHASAN

Pada kasus ini, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang di diagnosis dengan morbili. Morbili atau campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Di Indonesia menurut survei kesehatan rumah tangga tahun2001, campak menduduki urutan ke-5 dari 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan urutan ke-5 dari 10 macampenyakitutamapadaanak-anakumur1-4tahun(0,77%). Pada pasien ini demam dirasakan penderita sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan naik turun. Timbul bercak kemerahan diseluruh badan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Bercak pertama kali timbul di leher dan belakang dada kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengalami batuk pilek sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil biasa, buang air besar cair 1 hari sebelum masuk rumah sakit sebanyak 7x.Berdasarkan anamnesis diatas hal ini sesuai dengan kriteria WHO tahun 2009 didapatkan gejala awal adalahdemam tinggi yang dimulai 10-12 hari setelahpajanan terhadap virus, dan bertahan selama 4-7 hari. Selain itu, Coryza, batuk dan konjungtivitis, bercak Koplik pada mukosa bucalpada stadium inisial dan setelah beberapa hari, timbul ruam biasanya pada muka dan leher. Dalam 3 hari, ruam menyebar ke tangan dan kaki serta menetap selama 5 hingga 6 hari dan kemudian menghilang.Hal ini juga sesuai dengan kriteria menurut IkatanDokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2004 bahwa campak, measles atau rubeola adalah suatu penyakit virus akut yang menular yang disebabkan olehvirus RNA dari Famili Paramixoviridae, gejalaklinis terjadi setelah masainkubasi 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:a. Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai demam yang diikuti batukdan pilek, faring merah,nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tandapatognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebutbercak Koplikb. Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papularyangbertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulaidari batas rambut belakangtelinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstermitasc. Stadium penyembuhan(konvalesens), setelah 3hari ruam berangsur-angsurmenghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 mingguHasil laboratorium untuk Morbilli berdasarkan sumber:1. EmedicineTahun 2009 Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan serologi (measles complement fixation (CF) atau Hemaglutinasi Inhibisi antibody) positif dan kultur virus untuk diagnosa pasti92. Nelson Ilmu Kesehatan Anak: Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan Pemeriksaan darah lengkap: leucopenia, limfositosis relative dan kadarglukosa normal8Pada kasus ini, didapatkan hasil laboratorium yang dilakukan pada tanggal 09 Februari 2015 adalah seperti berikut : Leukosit rendah atau leucopenia

Pada kasus ini diagnosa banding dengan:1. Rubella Manifestasi klinis: Masa inkubasi 14-21 hari Demam ringan atau tidak ada selama ruam dan menetap selama 1,2 atau 3hari Mukosa faring dan konjungtiva sedikit meradang Eksantema mulai pada muka dan menyebar dengan cepat (dalam 24 jam), ruam dapat menghilang pada muka saat ruam lanjutannya muncul padabadan Erupsi biasanya jelas pada hari ke 3 Tidak ada fotofobia Tanda khas: adenopati retroaurikuler, servikal posterior dan di belakangoksipital

Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap): Sel darah putih normal atau sedikitmenurun Trombositopeni jarang

2. Roseola infantum (eksantemasubitum) Manifestasi klinis: Demam tinggi mendadak, demam turun dengan krisis pada hari ke 3-4 Mukosa faring meradang Coryza Ketika suhu kembali normal, erupsi macular ataumaculopapular tampakdiseluruh tubuh mulai pada badan menyebar ke lengan dan leher, danmelibatkan muka dan kaki Ruam menghilang dalam 3 hari Pemeriksaan laboratorium: Hari pertama demam: leukosit normal, kenaikan neutrophil Hari ke 3-4demam: leukopeni, neutropenia absolute dan limfositosi8,9

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis yang terdiri dari istirahat, pemberian cairan cukup, suplemen nutrisi, dan pemberian terapi sesuai gejala dan hasil laboratorium yang ada. Pada pasien ini diberikan sanmol syrup 3 x 1,5 cth, ambroxol 3 x 9.5 mg puyer, CTM 3 x 2mg puyer, Vit c 1 x 1 Tab, Zinc 1 x 1 Tab dan oralit ad libitum.Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya penyulit. Pengobatan dengan penyulit disesuaikan dengan penyulit yang timbul. Prognosis untuk kasus ini sangat baikdengan penyembuhan sempurna tanpa parut dan tanpa komplikasi. Pada umumnya angka kematian telah menurun pada tahun-tahun ini sampai tingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama karenakeadaan sosio ekonomi membaik, tetapi juga karena terapi antibacterial efektifuntuk pengobatan infeksi sekunder.