Laporan Kasus Internsip DHF
-
Upload
timotius-sumampouw -
Category
Documents
-
view
329 -
download
16
Transcript of Laporan Kasus Internsip DHF
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
1/29
PENDAHULUAN
I. Definisi
Demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Penyakit
ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia enggara, !ndia, "ra#il, Amerika
termasuk
di seluruh pelosok !ndonesia, ke$uali di tempat%tempat ketinggian lebih dari &''' meter di
atas permukaan air laut.&,
Demam berdarah dengue di !ndonesia pertama kali di$urigai terangkit di *urabaya
pada tahun &+-, tetapi kepastian virologiknya baru diperoleh pada tahun &+'. Demam
berdarah dengue pada orang deasa dilaporkan pertama kali oleh *andana (&+') yang
kemudian se$ara drastis meningkat dan menyebar hampir ke seluruh daerah di !ndonesia.
Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus Demam "erdarah Dengue
sangat kompleks, yaitu0
&. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
. 1rbanisasi yang tidak teren$ana dan tidak terkendali2. idak ada kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis
3. Peningkatan sarana transportasi.
Di !ndonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat, maka
pola teradinya penyakit agak berbeda untuk setipa tempat. Di 4aa pada umumnya infeksi
virus dengue teradi mulai aal 4anuari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat
pada sekitar bulan April 5 6ei setiap tahun.
II. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan
diameter 2' nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 3 7 &'.
erdapat 3 serotipe virus tipe yaitu D89%&, D89%, D89%2, dan D89%3 yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotype
ditemukan di !ndonesia dengan D89%2 merupakan serotype terbanyak.2
III. Cara Penularan
1
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
2/29
erdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,
yaitu manusia, virus dan vektor perantara.:irus dengue ditularkan kepada manusia
melalui nyamuk Aedes aegypti, aedes albopi$tus, aedes polynesiensis dan beberapa
spesies yang lain dapat uga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang
berperan. Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang
sedang mengalami viremia. ;emudian virus yang berada dikelenar liur berkembang biak
dalam aktu - 5 &' hari (e7trinsi$ in$ubationperiod) sebelum dapat di tularkan kembali
pada manusia pada saat gigitan berikutnya. *ekali virus dapat masuk dan berkembang
biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya
(infektif). Ditubuh manusia, virus memerlukan aktu masa tunas 3 5 hari (intrinsi$
in$ubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada
nyamuk dapat teradi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia,
yaitu hari sebelum panas sampai < hari setelah demam timbul. 2
IV. Patogenesis:irus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali
mungkin memberi geala seperti DD. =eaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat
pada infeksi oleh virus. =eaksi yang amat berbeda akan tampak bila seseorang mendapatinfeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. =e%infeksi ini akan
menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi
kompleks antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang tinggi.2,3
erdapatnya komplek virus%antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai
berikut 0&,2a dan >2 dan >< menurun masing%masing sebanyak 22?
dan -+?. 9yata pada DHF pada masa renatan terdapat penurunan kadar
komplemen dan dibebaskannya anafilatoksin dalam umlah -besar, alupun
plasma mengandung inaktivator ampuh terhadap anafilatoksin, >2a Dan $2a dan >
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
3/29
membebaskan histamin dan ini terbukti dengan ditemukannya kadar histamin
yang meningkat dalam air seni 3 am pada pasien DHF.
. imbulnya agregasi trombosit yang melepaskan ADP akan mengalami
metamorfosis. rombosit yang mengalami kerusakan metamorfosis akan
dimusnahkan oleh sistem retikuloendotel dengan berakibat trombositopenia
hebat dan perdarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit akan melepaskan amin
vasoaktif (histamin dan serotonin) yang bersifat meninggikan permeabilitas
kapiler dan melepaskan trombosit faktor !!! yang merangsang koagulasi
intravaskular.
2. eradinya aktivasi faktor Hageman (faktor @!!) dengan akibat akhir teradinyapembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen
akan menadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin yang
penghan$uran fibrin menadi fibrin degradation produ$t. Disamping itu aktivasi
akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam proses meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah.
V. Manifestasi Klinik!nfeksi virus dengue mempunyai spe$trum klinis yang luas mulai dari
ansimtomatik (silent dengue infection),demam dengue (DD), demam berdarah
dengue ( D"D), dan demam berdarah dengue disertai syok ( dengue syok
sindrom,D**). ,2
!. DD
Demam akut selama % hari, disertai dua atau lebih manifestasi berikut0
9yeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, manifestasi perdarahan, dan leukopenia.
Dapat disertai trombositopenia.
Hari ke%2%< BBC fase pemulihan (saat suhu turun), klinis membaik.
!!. D"D Demam tinggi mendadak selama % hari disertai nyeri kepala, nyeri retroorbita,
mialgia dan nyeri perut.
1i torniuet positif.
=uam kulit 0 petekiae, ekimosis, purpura.
Perdarahan mukosa/saluran $erna/saluran kemih 0 epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, melena, hematuri.
Hepatomegali.
Perembesan plasma0 efusi pleura, efusi perikard, atau perembesan ke rongga
peritoneal.
rombositopenia.
Hemokonsentrasi.
3
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
4/29
Hari ke 2%< BBC fase kritis (saat suhu turun), peralanan penyakit dapat
berkembang menadi syok
!!!. D**
6anifestasi klinis seperti D"D, disertai kegagalan sirkulasi (syok).
Eeala syok 0
Anak gelisah, hingga teradi penurunan kesadaran, sianosis.
9afas $epat, nadi teraba lembut hingga tidak teraba.
ekanan darah turun, tekanan nadi &' mmHg.
Akral dingin, $apillary refill turun.
Diuresis turun, hingga anuria
Deraat D"D menurut GH ahun &+< 0
Derajat I : Demam diikuti geala tidak spesifik. *atu%satunya manifestasi perdarahan adalah
tes torniuet yang positif atau mudah memar.
Derajat II : Eeala yang ada pada tingkat ! ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan
bisa teradi di kulit atau di tempat lain.
Derajat III: ;egagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang $epat dan lemah, tekanan
nadi menurun ('mmHg) atau hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab dan penderita
gelisah.
Derajat IV : *yok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak
dapat diperiksa.
IV. Diagnosis
;riteria ;linis "erdasarkan ;riteria GH &+
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
5/29
. Hemokonsentrasi (kadar Ht K '? dari orang normal)
Diangnosis D"D bila terdapat minimal dua geala klinis ditambah geala laboratoris.
V. PENATALAKANAANPengobatan D"D bersifat suportif simptomatik dengan tuuan memperbaiki sirkulasi
dan men$egah timbulnya renatan dan timbulnya ;oagulasi !ntravaskuler Diseminata (;!D).
Penatalaksanaan De!a! "er#ara$ Dengue
Perbedaan patofisiologik utama antara Demam Dengue/Demam "erdarah
Dengue/Demam *yok sindrom dan penyakit lain, ialah adanya peningkatan permeabilitas
kapiler yang menyebabkan perembesan plasma, dan gangguan hemostasis. Penatalaksanaan
fase demam pada Demam "erdarah Dengue dan Demam Dengue tidak auh berbeda, bersifat
simptomatik dan suportif yaitu pemberian $airan oral untuk men$egah dehidrasi. 6asa kritis
ialah pada atau setelah hari sakit yang ketiga yang memperlihatkan penurunan taam hitung
trombosit dan peningkatan taam hematokrit yang menunukkan adanya kehilangan $airan,
bservasi tanda vital, kadar hematokrit, trombosit dan umlah urin am sekali (minimal &
am sekali) perlu dilakukan. ;un$i keberhasilan pengobatan D"D ialah ketepatan volume
repla$ement atau penggantian volume, sehingga dapat men$egah syok.,
"ila pada syok D"D tidak berhasil diatasi selama 2' menit dengan resusitasi
kristaloid maka $airan koloid harus diberikan (ada 2 enis Ldekstan, gelatin dan hydro7y ethyl
star$h) sebanyak &'%2'ml/kg""/am.setelah teradi perbaikan, segera $airan ditukar kembali
dengan kristaloid. Apabila setelah pemberian $airan resusitasi kristaloid dan koloid syok
masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, diduga telah teradi perdarahan, maka
dianurkan pemberian transfusi darah segar. *etelah keadaan klinis membaik, tetesan $airan
kristaloid dikurangi bertahap sesuai dengan keadaan klinis dan kadar hematokrit. Pemberian
suspensi trombosit umumnya diperlukan dengan pertimbangan bila teradi perdarahan se$ara
klinis. "ila diperlukan suspense trombosit maka pemberiannya diikuti dengan pemberian
fresh fro#en plasma (FFP) yang masih mengandung faktor%faktor pembekuan untuk
men$egah agregasi trombosit yang lebih hebat. "ila kadar hemoglobin rendah dapat pula
diberikan
pa$ked red $ell (P=>).
*etelah fase krisis terlampau, $airan ekstravaskular akan masuk kembali dalam
intravaskular sehingga perlu dihentikan pemberian $airan intravena untuk men$egah
5
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
6/29
teradinya edem paru. Pada fase penyembuhan (setelah hari ketuuh) bila terdapat penurunan
kadar hemoglobin, bukan berarti perdarahan tetapi teradi hemodilusi sehingga kadar
hemoglobin akan kembali ke aal seperti saat anak masih sehat. Pada anak yang aalnya
menderita anemia akan tampak kadar hemoglobin rendah, hati%hati tidak perlu diberikan
transfusi.,
Alogaritma penatalaksanaan D"D deraat !! &
6
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
7/29
Alogaritma penatalaksanaan D"D deraat !!!&
7
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
8/29
VI. Ko!%likasi&. 8nsefalopati dengue dapat teradi pada D"D dengan maupun tanpa syok.
8nsefalopati dengue dapat teradi pada D"D dengan maupun tanpa
syok,$enderung teradi edema otak dan alkalosis, maka bila syok teratasi $airan
diganti dengan $airan yang tidak mengandung H>2%, dan umlah $airan harus segera
dikurangi. Marutan laktar ringer dekstrosa segera ditukar dengan larutan 9a$l (',+?) 0
glukosa (
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
9/29
&''mg/kgbb/hari N kloramfenikol < mg/kgbb/hari). 1sahakan tidak memberikan
obat%obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi
beban detoksifikasi obat dalam hati.
. ;elainan Einal
;elainan ginal akibat syok yang berkepanangan dapat teradi gagal ginal
akut.Dalam keadaan syok harus yakin benar baha penggantian volume intravas$ular
telah benar%benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum men$ukupi
ml/kgbb/am, sedangkan $airan yang diberikan sudah sesuai kebutuhan, maka
selanutnya furosemid & mg/kgbb dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk
umlah diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. etapi apabila diuresis tetap belum
men$ukupi, pada umumnya syok uga belum dapat dikoreksi dengan baik, maka
pemasangan >:P ($entral venous pressure) perlu dilakukan untuk pedoman
pemberian $airan selanutnya.
2. 8dema paru
8dema paru adalah komplikasi yang mungkin teradi sebagai akibat pemberian
$airan yang berlebihan. Pemberian $airan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai
panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan edema paru oleh karena
perembesan plasma masih teradi. etapi pada saat teradi reabsorbsi plasma dari
ruang ekstravaskular, apabila $airan diberikan berlebih (kesalahan teradi bila hanya
melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit),
pasien akan mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan
ditunang dengan gambaran edem paru pada foto roentgen dada.
LAP'(AN KAU
IDENTITA :
9A6A 0 An. !A
489!* ;8MA6!9 0 Maki%Maki
9
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
10/29
A9EEAM MAH!=/161= 0 '& Agustus ''/ & ahun
"8=A GA;1 MAH!= 0 -'' gram
PA=1*/M8H 0 *pontan letak belakang kepala/ bidan
;8"A9E*AA9 0 !ndonesia
AEA6A 0 !slam
9A6A !"1/161= 0 9y. OE/ 2' tahun P8=;AG!9A9 !
P8;8=4AA9 !"1 0 !bu =umah angga
9A6A AOAH/161= 0 n. "A/ 22 tahun P8=;AG!9A9 !
P8;8=4AA9 AOAH 0 Petani
P89D!D!;A9 AOAH 0 *6P
D89EA9 D!AE9*A 0 DHF Erade !!!
KELUHAN UTAMA : Panas naik turun seak < hari sebelum masuk rumah sakit,
perdarahan hidung & hari *6=*
Panas dialami penderita seak < hari sebelum masuk rumah sakit. Panas teraba tiba% tiba
tinggi. Penderita lalu minum obat penurun panas, dengan obat penurun panas demam turun
tapi tidak sampai normal, kemudian naik lagi. Panas tidak disertai dengan keang dan
menggigil. Perdarahan dari hidung & hari sebelum masuk rumah sakit. "atuk bringus
disangkal
10
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
11/29
6ual muntah disangkal
9afsu makan turun seak sakit.
A9A698*!* A98 9AAM 0
A9> di puskemas tidak teratur sebanyak < kali
*untikan kali
*elama hamil ibu penderita dalam keadaan sehat
P89OA;! OA9E *1DAH P8=9AH D!AMA6! 0
6orbili 0 %
:ari$ella 0 N
Pertussis 0 %
Diarrhea 0 N
>a$ing 0 %
"atuk/Pilek 0 N
IMUNIAI
DA*A= 1MA9EA9
! !! !!! ! !! !!!
">E N N N
PM! N N N
DP N
>A6PA; N N N
11
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
12/29
H8PA!!* N N N
PEME(IKAAN )IIK
1mur 0 & tahun
"erat "adan 0 3< kg
inggi "adan 0 &3 $m
;eadaan umum 0 tampak sakit sedang
Ei#i 0 baik
*ianosis 0 (%)
Anemia 0 (%)
!kterus 0 (%)
;eang 0 (%)
;eadaan mental 0 ;ompos 6entis
:ital sign 0
ensi0 -'/' mmHg 90 &-7/menit ==0 -7/menit *"0 2,Q>
;ulit 0
Garna 0 sao matang
Mapisan lemak 0 $ukup
urgor 0 kembali $epat
edema 0 (%)
;epala0 "entuk 0 normo$ephal
12
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
13/29
=ambut 0 hitam, tidak mudah di$abut
1bun%ubun 0 menutup
6ata 0 87ophtalmus / 8nophtalmus %/%,
ekanan bola mata 0 normal pada perabaan
;onungtiva 0 anemis %/%
*klera 0 ikterik %/%
=efleks kornea 0 normal
Pupil 0 bulat, isokor, refleks $ahaya N/N
Mensa 0 ernih
Fundus 0 tidak dievaluasi
:isus 0 tidak dievaluasi
Eerakan 0 normal
elinga 0 sekret %/%
Hidung 0 sekret %/%
6ulut 0 "ibir 0 sianosis (%)
Midah 0 beslag (%)
Eigi 0 karies (%)
6ukosa mulut0 basah
Eusi 0 perdarahan (%)
"au pernapasan 0 foetor (%)
enggorokan 0 onsil 0 &% & hiperemis (%)
Faring 0 hiperemis (%)
Meher 0 rakea 0 letak ditengah
13
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
14/29
;elenar 0 pembesaran ;E" (%)
;aku kuduk 0 (%)
hora7 0
Paru%paru 0 !nspeksi 0 simetris, retraksi (%)
Palpasi 0 stem fremitus kanan B kiri
Perkusi 0 sonor kanan B kiri
Auskultasi 0 *P "ronkovesikuler, =honki %/% ,Ghee#ing %/%
4antung 0 Detik antung 0 &-7/menit
!ktus kordis 0 tidak tampak
"atas kiri 0 Minea midklavikularis sinistra
"atas kanan 0 Minea parasternalis de7tra
"atas atas 0 !>* !!%!!!
"ising 0 (%)
Abdomen 0 "entuk 0 $embung, lemas, bising usus (N) normal
Main%lain 0 nyeri tekan epigastrium (N)
Mien 0 tidak teraba
Hepar0 tidak teraba
Eenitalia 0 Maki%laki normal
;elenar 0 pembesaran (%)
Anggota gerak 0 akral hangat, >= R
ulang 0 deformitas (%)
=efleks 0 =efleks fisiologis N/N, =efleks patologis %/%
14
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
15/29
DIA*N'I
Diagnosis 0 DHF grade !!!
TE(API
% !:FD =M '$$/kg""/se$epatnya, selanutnya sesuai protokol
% para$etamol 27 H (%),
hora70 simetris, retraksi (%)
>or0 bising (%)
15
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
16/29
Pulmo0 *p. "ronkovesikuler, =h %/%, Gh %/%
Abdomen0 $embung, lemas, "1 (N) 9, 98(N)
Hepar0 tidak teraba Mien0 tidak teraba
8kstremitas0 akral dingin, >= I R
% erapi !:FD =M '$$/kg""/se$epatnya, selanutnya sesuai protokol
% para$etamol 27
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
17/29
P>:0 3? rombosit0-'.'''/mm2
0 ;1 0 ampak sakit sedang, ;es 0 >6
D0 &''/' 90 &&'7/m =0 '7/m *0 2,-'>
;ep 0 $on.an %/%, s$l i$t %/%, P>H %/%
ho 0 *imetris, retraksi (%)
Pulmo 0 *p. "ronkovesikuler, =h %/%, Gh%/%
Abd 0 Datar, lemas, "1(N) 9,98(N)
87t 0 Akral hangat, >=R
A 0 DHF Erade !!!
P 0 % !F:D =M &' $$/kg""/amB 2' $$/am
% Terapi lain lanjut
2&/&/'&< 4am '.'' G!A
* 0 Demam (%), Akral dingin (%), 9yeri uluh hati (N) P>:0 2-,-?
rombosit0+'.'''/m2
0 ;1 0 ampak sakit, ;es 0 >6
D0 &''/-' 90 +7/m =0 &-7/m *0 2,'>
;ep 0 $on.an %/%, s$l i$t %/%, P>H %/%
ho 0 *imetris, retraksi (%)
Pulmo 0 *p. "ronkovesikuler, =h %/%, Gh%/%
Abd 0 Datar, lemas, "1(N) 9, H0 ttb M0 ttb
87t 0 Akral hangat, >=R
17
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
18/29
2&/&/'&< 4am &.'' G!A
* 0 Demam (%), Akral dingin (%), 9yeri uluh hati (N) P>:0 2-,-?
rombosit0+'.'''/m2
0 ;1 0 ampak sakit, ;es 0 >6
D0 &''/-' 90 +7/m =0 &-7/m *0 2,
;ep 0 $on.an %/%, s$l i$t %/%, P>H %/%
ho 0 *imetris, retraksi (%)
Pulmo 0 *p. "ronkovesikuler, =h %/%, Gh%/%
Abd 0 Datar, lemas, "1(N) 9, H0 ttb M0 ttb
87t 0 Akral hangat, >=R
18
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
19/29
A 0 DHF Erade !!!
P 0 % !F:D =M :0 23?
trombosit0&'&.'''/mm2
0 ;1 0 ampak sakit, ;es 0 >6
D0 +'/'mmHg 90 &''7/m =0 37/m *0 2,''>
;ep 0 $on.an %/%, s$l i$t %/%, P>H %/%
ho 0 *imetris, retraksi (%)
Pulmo 0 *p. "ronkovesikuler, =h %/%, Gh%/%
Abd 0 Datar, lemas, "1(N) 9, H0 ttb M0 ttb
87t 0 Akral hangat, >=R
A 0 DHF Erade !!!
P 0 % !F:D =M
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
20/29
ditemukan nadi teraba $epat yaitu &-7/menit, tekanan darah -'/' mmHg, dari hasil
laboratorium didapatkan hematoktrit 3
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
21/29
Derajat III: ;egagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang $epat dan lemah, tekanan
nadi menurun ('mmHg) atau hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab dan penderita
gelisah.
Derajat IV : *yok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak
dapat diperiksa.
Dua geala klinis pertama ditambah geala laboratoris dianggap $ukup untuk
menegakkan diagnogsis kera D"D.
Eambar . Patogenesis Dan *pektrum ;linis D"D (GH, &++)-
Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan
diameter 2' nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 3 7 &'.
erdapat 3 serotipe virus tipe yaitu D89%&, D89%, D89%2, dan D89%3 yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotype
ditemukan di !ndonesia dengan D89%2 merupakan serotype terbanyak.2,3
Cara Penularan
21
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
22/29
erdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu
manusia, virus dan vektor perantara.:irus dengue ditularkan kepada manusia melalui nyamuk
Aedes aegypti, aedes albopi$tus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat
uga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan. Aedes tersebut
mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia.
;emudian virus yang berada dikelenar liur berkembang biak dalam aktu - 5 &' hari
(e7trinsi$ in$ubationperiod) sebelum dapat di tularkan kembali pada manusia pada saat
gigitan berikutnya. *ekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk
tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif).2a dan >2 dan >< menurun masing%masing sebanyak 22?
dan -+?. 9yata pada DHF pada masa renatan terdapat penurunan kadar
komplemen dan dibebaskannya anafilatoksin dalam umlah -besar, alupun
plasma mengandung inaktivator ampuh terhadap anafilatoksin, >2a Dan $2a dan >
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
23/29
membebaskan histamin dan ini terbukti dengan ditemukannya kadar histamin
yang meningkat dalam air seni 3 am pada pasien DHF.
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
24/29
koagulasi, dapat dilakukan pemeriksaan hemostasis (P, AP, Fibrinogen, D%Dimer, atau
FDP). Pemeriksaan lain yang dapat dikerakan adalah albumin, *E/*EP, ureum/
kreatinin. 1ntuk membuktikan etiologi D"D, dapat dilakukan ui diagnosti$ melalui
pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga enis
ui etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus. 9amun, metode
ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli, aktu yang lama (lebih dari &5 minggu),
serta biaya yang relatif mahal. leh karena keterbatasan ini, seringkali yang dipilih adalah
metode diagnosis molekuler dengan deteksi materi genetik virus melalui pemeriksaan reverse
transcriptionpolymerasechain reaction (=%P>=).+
Pemeriksaan =%P>= memberikan hasil yang lebih sensitif dan lebih $epat bila
dibandingkan dengan isolasi virus, tapi pemeriksaan ini uga relatif mahal serta mudah
mengalami kontaminasi yang dapat menyebabkan timbulnya hasil positif semu. Pemeriksaan
yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi, yaitu dengan mendeteksi !g6
dan !gE%anti dengue. !munoserologi berupa !g6 terdeteksi mulai hari ke 2%
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
25/29
terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi$airan, hal
terpenting yang perlu dilakukan adalah pemantauan baik se$ara klinis maupun laboratoris.
Proses kebo$oran plasma dan teradinya trombositopenia pada umumnya teradi antara hari
ke 3 hingga seak demam berlangsung. Pada hari ke% proses kebo$oran plasma akan
berkurang dan $airan akan kembali dari ruang interstitial ke intravaskular. erapi $airan pada
kondisi tersebut se$ara bertahap dikurangi. *elain pemantauan untuk menilai Apakah
pemberian $airan sudah $ukup atau kurang, pemantauan terhadap kemungkinan teradinya
kelebihan $airan serta teradinya efusi pleura ataupun asites yang masif perlu selalu
diaspadai. &'
erapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada trombositopenia yang
berat) dan pemberian makanan dengan kandung%an gi#i yang $ukup, lunak dan tidak
mengandung #at atau bumbu yang mengiritasi saluaran $erna. *ebagai terapi simptomatis,
dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol, serta obat simptomatis untuk mengatasi
keluhan dispepsia. Pemberian aspirin ataupun obat anti inflamasi nonsteroid sebaiknya
dihindari karena berisiko teradinya perdarahan pada saluran $erna bagaian atas
(lambung/duodenum).&'
Protokol pemberian $airan sebagai komponen utama penatalaksanaan D"D deasa
mengikuti < protokol,menga$u pada protokol GH. Protokol ini terbagi dalam < kategori,
sebagai berikut0-
&. Penanganan tersangka D"D tanpa syok (gambar 3).
. Pemberian $airan pada tersangka D"D deasa di ruang raat
(gambar
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
26/29
Eambar
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
27/29
Eambar . atalaksana sindroma syok dengue pada deasa -
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam terapi $airan khususnya pada
penatalaksanaan demam berdarah dengue0 pertama adalah enis $airan dan kedua adalah
umlah serta ke$epatan $airan yang akan diberikan. ;arena tuuan terapi $airan adalah untuk
mengganti kehilangan $airan di ruang intravaskular, pada dasarnya baik kristaloid (ringer
laktat, ringer asetat, $airan salin) maupun koloid dapat diberikan.&& GH menganurkan
terapi kristaloid sebagai $airan standar pada terapi D"D karena dibandingkan dengan koloid,
kristaloid lebih mudah didapat dan lebih murah. 4enis $airan yang ideal yang sebenarnya
dibutuhkan dalam penatalaksanaan antara lain memiliki sifat bertahan lama di intravaskular,
27
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
28/29
aman dan relatif mudah diekskresi, tidak mengganggu sistem koagulasi tubuh, dan memiliki
efek alergi yang minimal.&%2 *e$ara umum, penggunaan kristaloid dalam tatalaksana D"D
aman dan efektif."eberapa efek samping yang dilaporkan terkait dengan penggunaan
kristaloid adalah edema, asidosis laktat, instabilitas hemodinamik dan hemokonsentrasi.
;ristaloid memiliki aktu bertahan yang singkat di dalam pembuluh darah. Pemberian
larutan =M se$ara bolus (' ml/kg "") akan menyebabkan efek penambahan volume vas$ular
hanya dalam aktu yang singkat sebelum didistribusikan ke seluruh kompartemen interstisial
(ekstravaskular) dengan perbandingan &02, sehingga dari ' ml bolus tersebut dalam aktu
satu am hanya < ml yang tetap berada dalam ruang intravaskular dan &< ml masuk ke dalam
ruang interstisial. kebo$oran plasma yang teradi serta seberapa auh proses tersebut masih
akan berlangsung. Pada kondisi D"D deraat & dan , $airan diberikan untuk kebutuhan
rumatan (maintenance) dan untuk mengganti $airan akibat kebo$oran plasma. *e$ara praktis,
kebutuhan rumatan pada pasien deasa dengan berat badan
-
7/21/2019 Laporan Kasus Internsip DHF
29/29
dekstrosa segera ditukar dengan larutan 9a$l (',+?) 0 glukosa (