Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

58
LAPORAN KASUS SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 14 TAHUN DENGAN DHF GRADE I Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Hj Mutiara Dian Puspita Rini 22010111200152 Penguji Pembimbing : dr. MM DEAH Hapsari, Sp.A(K) : dr. Indah Nurhayati FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO i

Transcript of Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Page 1: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

LAPORAN KASUS

SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 14 TAHUN

DENGAN DHF GRADE I

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior

Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

Hj Mutiara Dian Puspita Rini 22010111200152

Penguji

Pembimbing

: dr. MM DEAH Hapsari, Sp.A(K)

: dr. Indah Nurhayati

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

i

Page 2: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Hj Mutiara Dian Puspita Rini

NIM : 22010111200152

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro Semarang

Judul Kasus :Seorang Anak perempuan usia 14 tahun dengan

DHF grade I

Penguji : dr. MM DEAH Hapsari, Sp. A(K)

Pembimbing : dr. Indah Nurhayati

Penguji

(dr. MM DEAH Hapsari, Sp.A(K))

Semarang, Mei 2013

Pembimbing

( dr. Indah Nurhayati)

ii

Page 3: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan

rahmat-Nya, sehingga laporan kasus besar ini dapat penulis selesaikan.

Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat dalam

menempuh kepaniteraan senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro Semarang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. dr. MM DEAH Hapsari, Sp. A(K) selaku penguji yang telah bersedia

meluangkan waktu.

2. dr Indah Nurhayati, selaku pembimbing yang telah memberikan masukan,

petunjuk serta bantuan dalam penyusunan laporan kasus ini.

3. Keluarga An.S sebagai subyek dari laporan kasus ini.

4. Keluargaku yang sangat kucintai atas doa dan motivasi yang telah diberikan.

5. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam

menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat.

Semarang, 9 Juni 2013

Penulis

iii

Page 4: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

DAFTAR ISI

Halaman judul...................................................................................................... i

Halaman pengesahan........................................................................................... ii

Kata pengantar..................................................................................................... iii

Daftar isi............................................................................................................... iv

BAB I. Pendahuluan.......................................................................................... 5

A. Latar Belakang .............................................................................. 5

B. Tujuan ............................................................................................. 6

C. Manfaat .......................................................................................... 6

BAB II. Penyajian Kasus.................................................................................... 7

A. Identitas penderita........................................................................... 7

B. Anamnesis........................................................................................ 7

C. Pemeriksaan fisik............................................................................ 11

D. Pemeriksaan penunjang ................................................................ 14

E. Daftar Masalah .............................................................................. 15

F. Diagnosis Sementara ..................................................................... 16

G. Initial Plans ..................................................................................... 17

H. Catatan Kemajuan .......................................................................... 18

I. Hasil Kunjungan Rumah ............................................................... 21

J. Bagan Permasalahan ...................................................................... 24

BAB III. Pembahasan Masalah.......................................................................... 25

BAB IV. Ringkasan............................................................................................ 33

Daftar Pustaka...................................................................................................... 34

Lampiran ......................................................................................................... 36

iv

Page 5: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua nyamuk ini terdapat

hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali tempat-tempat dengan ketinggian

lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.1

DHF terutama menyerang anak-anak dengan ciri demam tinggi

mendadak, kadang dengan sakit kepala berat, mialgia, artralgia disertai

manifestasi perdarahan dan bertendensi untuk menimbulkan renjatan dan

kematian.2,3 dan bertendensi untuk menimbulkan renjatan dan kematian.1 DD dan

DBD disebabkan oleh 4 virus dengue yang mempunyai permukaan antigen

hampir sama.4 Infeksi oleh virus dengan serotipe yang sama menyebabkan

imunitas yang cukup lama, tetapi tidak demikian dengan serotipe yang berbeda.5

Kasus DBD pertama kali dilaporkan di Surabaya tahun 1968. Dalam

waktu relatif singkat DBD dilaporkan di berbagai daerah di Indonesia, sehingga

sampai tahun 1984 seluruh propinsi di Indonesia telah terjangkit penyakit ini. Di

seluruh dunia diasumsikan setiap tahun terdapat 50 – 100 juta penderita demam

dengue (DD), 250 – 500.000 penderita demam berdarah dengue (DBD).5,6,7

Infeksi oleh virus dengue dapat merupakan penyakit self limitting, tetapi

perjalanan klinis penyakitnya kadang – kadang tidak dapat diramalkan dan dapat

menjadi berat. Manifestasi klinis infeksi virus dengue bervariasi, mulai dari

demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan demam berdarah

dengue dengan syok (sindrom syok dengue = SSD).5,6,7 Saat ini belum ada vaksin

yang efektif terhadap virus ini, maka pemberantasan ditujukan pada manusia dan

tempat vektornya dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD.8

Pengobatan DBD bersifat suportif. Tatalaksaana berdasar kelainan utama yang

5

Page 6: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

terjadi yaitu perembesan plasma sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas

kapiler.8 Pada laporan kasus ini dibahas seorang anak yang menderita demam

berdarah dengue grade I, dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi

Semarang.

B. Tujuan

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui cara

menegakkan diagnosis dan pengelolaan penderita DBD atau DHF.

C. Manfaat

Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari

cara menegakkan diagnosis dan mengelola secara benar penyakit tersebut.

6

Page 7: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama penderita : An. DS

Umur/Tanggal lahir : 14 tahun/05 Mei 1999

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Pelajar Kelas 3 SMP

Orang tua

Nama ayah : Tn.S

Umur : 43 tahun

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh Tekstil

Alamat : Gunung Pati, Semarang

Nama ibu : Ny. B

Umur : 39 th

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Gunung Pati, Semarang

No. CM : C418553

MRS : 8 Mei 2013 pukul 19.30

II. DATA DASAR

Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien dan ibu pasien pada tanggal 8

Mei 2013 pukul 21.00 WIB di Bangsal Anak C1L2 RSUP dr. Kariadi

Semarang dan Catatan Medik pasien.

7

Page 8: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

a. Keluhan Utama

Demam

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak ± 4 hari SMRS anak demam, demam mendadak tinggi, demam

terus menerus, demam turun bila diberi paracetamol, namun tidak pernah

sampai suhu normal kemudian naik kembali. Anak mengeluhkan nyeri

kepala (+), nyeri sendi (+) dan nyeri otot (+), anak tampak lemah (+),

menggigil (-), kejang (-). Selain demam pasien tidak mengalami mata merah

(-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), keluar cairan dari telinga (-),

mimisan (-), gusi mudah berdarah (-), muncul ruam-ruam merah pada muka

(-), tampak pucat (-), keluar bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk (-),

sesak nafas (-), nyeri perut (-), nafsu makan menurun (-), BAK nyeri (-),

BAK merah atau keruh (-), nyeri pinggang (-), BAK sedikit (-), BAB cair

(-), BAB sulit (-), BAB berwarna hitam (-), riwayat tetangga, teman dan

saudara dirawat di RS karena sakit demam berdarah (-).

± 4 jam SMRS anak masih demam tinggi, nyeri kepala (+), anak

tampak lemah (+), nyeri sendi (+) dan nyeri otot (+), mual (-), muntah (-),

mimisan (-), gusi mudah berdarah (-), muncul ruam-ruam merah pada muka

(-), tampak pucat (-), keluar bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk (-),

dan kemudian dibawa ke klinik dokter umum. Karena tidak ada

laboratorium pasien dirujuk ke UGD RSDK Karyadi. Di UGD Rumah Sakit

Dr. Kariadi anak dilakukan uji bendung dengan hasil 30 petekie di daerah

lengan kanan anak dan dikatakan curiga demam berdarah, kemudian anak

diberikan Paracetamol dan infus RL 3 cc/KgBb/jam. Dari hasil pemeriksaan

laboratorium darah didapatkan hasil Hb 13,5 gr/ %, Ht 39,3 %, leukosit 4

ribu/mmk, trombosit 79 ribu. Kemudian anak dirawat dibangsal anak C1L2.

Saat ini anak dirawat di C1L2 hari perawatan ke-1, anak masih demam,

nyeri kepala (+), anak tampak lemah (+), mual (-), muntah (-), mimisan (-),

tidak ada gusi berdarah, dan tidak ada muntah hitam. Anak masih

mengeluhkan nyeri kepala (+), nyeri sendi (+) dan nyeri otot (+). BAB

8

Page 9: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

seperti petis tidak ada. BAK lebih dari 6 x, jumlah cukup banyak, tidak

tampak sesak.

c. Riwayat Penyakit yang Lalu

- Riwayat sakit demam berdarah sebelumnya (-).

d. Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada keluarga yang menderita sakit demam berdarah.

- Tidak ada tetangga yang menderita sakit demam berdarah.

- Tidak ada teman yang menderita sakit demam berdarah.

e. Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah pasien bekerja sebagai buruh tekstil

Ibu pasien tidak bekerja.

Pendapatan keluarga dalam satu bulan Rp 1.000.000

Menanggung 2 anak yang belum mandiri. Pembiayaan ditanggung

JAMKESMAS.

Kesan : sosial ekonomi kurang

III. DATA KHUSUS

a. Riwayat Perinatal

Prenatal : Periksa kehamilan di bidan, ANC>4x, ANB (-), TT (+) 1x,

penyakit selama kehamilan disangkal. Mengkonsumsi vitamin

dan tablet besi.

Natal : Lahir di RSDK dengan spontan, cukup bulan, BBL 3300 gr

dan PBL 49 cm. Langsung menangis, biru-biru (-). Ari-ari lahir

lengkap.

Post natal : Periksa di puskesmas dikatakan sehat.

9

Page 10: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

b. Riwayat Makan dan Minum

Asi diberikan sejak usia 0-4 bulan semau anak, pada umur 4 bulan ASI dihentikan karena ASI tidak keluar.

Mulai 4 – 6 bulan diberikan susu SGM I, 8-10 kali sehari @100 cc dengan pengenceran 3 sendok takar untuk 100 cc air, habis.

Mulai 6 – 12 bulan diberikan susu SGM II, 8-10 kali sehari @100 cc dengan pengenceran 3 sendok takar untuk 100 cc air, habis.

Usia 12 bulan sampai sekarang, diberi nasi dengan lauk telur tahu, tempe, hati, ikan, sayur bayam atau sop, 3x sehari, 1 piring habis. Buah yang diberikan pisang atau pepaya, jeruk, semangka, diberikan jika ada (tidak rutin), susu sapi 100cc 1x sehari habis.

Kesan: ASI tidak eksklusif

Kualitas kurang dan Kuantitas cukup

c. Riwayat Imunisasi

a. BCG : 1 x (1 bln, scar lengan kanan atas(+))

b. DPT : 3 x (2,4,6 bulan)

c. Polio : 4 x (0,4,6,8 bulan)

d. Campak : 1x (9 bulan)

e. Hepatitis B : 4 x (0,2,4,6 bulan)

Imunisasi ulangan

a. DT : Kelas 2 SD

b. Campak : Kelas 3 SD

c. TT : Kelas 4 SD

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

Imunisasi ulangan sesuai usia

d. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

- tersenyum : 2 bulan - gigi keluar : 6 bulan

- miring : 3 bulan - merangkak : 8 bulan

- tengkurap : 4 bulan - berdiri : 9 bulan

- duduk : 6 bulan - berjalan : 12 bulan

10

Page 11: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Saat ini anak kelas 3 SMP, tidak pernah tinggal kelas, dan selalu

mendapatkan peringkat 5 besar di sekolah.

Kesan : Perkembangan : sesuai usia

Pertumbuhan :

Longitudinal

BB lahir : 3,3 kg

BB sekarang : 42 kg

BB bulan lalu : 44 kg

Arah pertumbuhan : Lose of growth

e. Riwayat Keluarga Berencana Orang Tua

Ibu penderita melakukan sterilisasi setelah melahirkan pasien (anak ke-2)

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Anak perempuan usia 14 tahun, BB = 42 kg, PB = 150 cm.

Tanggal : 8 Mei 2013 di Bangsal Anak RSDK pukul 22.30

Kesan umum : Sadar, kurang aktif, tampak lemah, tampak sakit, gusi berdarah

(-), mimisan (-), nafas sesak (-), tampak gizi baik.

TANDA VITAL

Suhu : 39,1 ºC

Frekuensi nadi : 117x /menit

Frek.napas : 24x /menit

Nadi : isi dan tegangan cukup

KEADAAN TUBUH KEPALA

Cross sectional

WAZ : NA

HAZ : -1,41 SD (perawakan normal)

BMI : - 0,36 SD (gizi baik)

Kesan : gizi baik, perawakan

normal

11

Page 12: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Anemi (-) Lingkar kepala 53 cm, mesosefal

Ikterik (-) Mata Konjungtiva palpebra pucat (-), Sklera ikterik

(-)

Turgor Kembali cepat Telinga Discharge -/-, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan

antitragus -/-

Tonus Normotonus Hidung Nafas cuping (-), epistaksis (-)

Rambut Hitam, tidak mudah

dicabut

Bibir sianosis (-)

Kulit Pucat (-), Ikterik (-)

Ptechie (-)

Mukosa Sianosis (-), kering (-)

Edema (-) Mulut Ulkus (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-)

Serebral Kejang (-) Lidah Normoglosi

Dispneu (-) Gigi geligi Caries (-)

Tenggorok T1-1 Faring Hiperemis (-)

Leher Simetris, pembesaran nnll (-)

THORAX

PARU-PARU

Inspeksi : Simetris statis dan dinamis

Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri ( tidak menurun )

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : SD vesikuler +/+

ST ronkhi - /-

Hantaran -/ -

Wheezing - /-

JANTUNG IRAMASuara pulmonal : P1 < P2Suara mitral : M1 > M2Suara aorta : A1 < A212

Page 13: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Batas kiri : SIC IV 2cm Linea Midclavicula Sinistra

Batas kanan: SIC II Linea Parasternal dekstra

Thrill : (-)

Aktivitas : BJ I-II normal, gallop (-)

bising (-)

ABDOMEN :

Inspeksi : datar

Palpasi : Supel, tidak teraba massa, nyeri tekan epigastrium dan

hipocondriaca dextra (+), nyeri tekan supra pubik (-).

Hepar: Teraba 2 cm di bawah arcus costa dextra

tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata

Lien: S0,

Perkusi : Tympani, Pekak sisi (+ normal), Pekak alih (-)

Auskultasi : BU (+) normal

KELENJAR GETAH BENING : Pada axilla dan inguinal pembesaran nnll

(-/-)

ALAT KELAMIN : Perempuan, ostium uretra eksterna tidak

hiperemis.

ANGGOTA GERAK

Superior Inferior

Akral Dingin - / - - / -

Capp Refill < 2” / < 2” < 2” / < 2”

Sianosis - / - - / -

Ikterik - / - - / -

Petechie - / - - / -

Rumple Leed +

V. STATUS ANTROPOMETRI: perempuan, 14 tahun, BB : 42 kg, PB : 150 cm

13

Page 14: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

WAZ : NA

HAZ : -1,41 SD (perawakan normal)

BMI : -0,36 SD (gizi baik)

Kesan : Gizi baik, perawakan normal

VI. KEBUTUHAN 24 JAM

Jenis pemberian Cairan Kalori

Protein

Kebutuhan cairan 24 jam 1940 1680 4 2

Terapi cairan DHF :

Infus RL 3 cc/kgBB/jam 30 tpm

Jika ada perbaikan lanjut =

Infus 2A ½ NS 480 81,60

Diet : 3x nasi 300 1712 62,5

3x susu 2 00cc 600

Total 1380 1793,6 62,5

%AKG 71 % 107 % 148 %

VII. LAIN-LAIN

Pemeriksaan Laboratorium darah 8 April 2013

No Pemeriksaan 8/5/2013

1 Hemoglobin (N :12-15 gr %) 13,5 gr%

2 Hematokrit (N: 35-47%) 39,3 %

3 Eritrosit (N: 3,9-5,6) 4,58 juta/mmk

4 MCH (N: 27-32 pg) 29,5 pg

5 MCV (N : 76-96fl) 85,8 fl

6 MCHC (N: 29-36 g/dl) 34,3 g/dl

7 Lekosit (N:4-11 ribu/mmk) 4 ribu/mmk

8 Trombosit (N:150-400 ribu/mmk) 79 ribu/mmk

14

Page 15: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

VIII. DAFTAR MASALAH

No Masalah aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal

1. Febris 4 hari 10 8-5-2013 1. Sosial ekonomi

kurang

8-5-2013

2. Nyeri kepala 10 8-5-2013

3. Nyeri otot 10 8-5-2013

4. Nyeri sendi 10 8-5-2013

5. Lemah 10 8-5-2013

6. Nafsu makan

menurun 10

8-5-2013

7 Nyeri tekan

epigastrium dan

hipocondriaca

dextra (+) 10

8-5-2013

8 Rumple Leed (+)

10

8-5-2013

9 Trombositopeni

10

8-5-2013

10 Tersangka infeksi

virus Dengue

DD/

Demam dengue

DHF Grade I

8-5-2013

IX. DIAGNOSIS

Tersangka infeksi virus Dengue

DD/ 1. Demam Dengue

15

Page 16: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

2. DHF Grade I

X. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis Utama : Tersangka Infeksi virus Dengue

Diagnosis Komorbid : -

Diagnosis Komplikasi : -

Diagnosis Pertumbuhan : Gizi baik, perawakan normal, mesosefal, lose

of growth

Diagnosis Gizi : Gizi baik

Diagnosis Perkembangan : Perkembangan sesuai usia

Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasar sesuai usia, imunisasi

ulangan sesuai usia

Diagnosis Sosial Ekonomi : Sosial ekonomi kurang

XI. INITIAL PLANS

1. Assesment: Tersangka infeksi virus dengue

DD/ Demam Dengue

DHF grade I

Dx : Darah rutin serial tiap 6 jam, gambatan darah tepi, Dengue Blot, X-

foto thorax posisi RLD.

Rx :

- Inf. D5 ½ NS 480/20/5 tpm

- Paracetamol 4-6 x 500 mg (bila t≥380C)

- Diet 3x nasi

3x susu 200 cc

Mx : Evaluasi :

KU, kesadaran

Tanda vital = HR, RR, suhu

Tanda-tanda perdarahan spontan (mimisan, gusi berdarah, muntah

darah, BAB warna hitam)

16

Page 17: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Tanda-tanda syok (akral dingin, nadi lemah)

Tanda-tanda gagal ginjal (BAK sedikit atau (-) ) diuresis tiap

jam

Tanda-tanda repulling cairan ( HR menurun)

Tanda-tanda leakage (efusi, edema palpebra, hepatomegali, asites).

Ex :

Menjelaskan bahwa anak curiga tersangka infeksi virus dengue

Menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan berulang

untuk memantau kadar trombosit.

Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit

Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya (letargi, nyeri perut)

Menghindari makanan yang berwarna merah atau coklat.

Menjelaskan bahwa fase kritis pada anak ini pada hari ke-4-7

tanda-tanda bahaya DHF Letargi, sakit perut berlebihan,

perdarahan hebat.

17

Page 18: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Perjalanan Penyakit

Hal HP:1, HS:5 HP:2, HS:6 HP:3, HS:7 HP: 4, HS:8

Anamnesis Demam 5 hari, bintik-

bintik merah seperti

digigit nyamuk (-), nyeri

kepala (+), nyeri sendi

(+), nyeri otot (+), nafsu

makan menurun (+).

lemah (+), mual (-),

muntah (-)

Demam 6 hari, bintik-

bintik merah seperti

digigit nyamuk (-), nyeri

kepala (+), nyeri sendi

(+), nyeri otot (+), nafsu

makan kurang (+), mual

(+), muntah (+) 2x isi

seperti yang dimakan,

lemah (+)

Demam (-), bintik-bintik

merah seperti digigit

nyamuk (-), nyeri kepala

(+), nyeri sendi (+),

nyeri otot (-), nafsu

makan membaik (+),

mual (-), muntah (-)

Demam (-), bintik-bintik

merah seperti digigit

nyamuk (-), nyeri kepala

(-), nyeri sendi (-), nyeri

otot (-), nafsu makan

membaik (+), mual (-),

muntah (-)

Pemeriksaan fisik TTV: HR: 94x/menit,

Nadi: reg i/t cukup, RR:

24x/menit, Taxiler: 38,4°

C

RL: (+)

TTV: HR: 96x/menit,

Nadi: reg i/t cukup, RR:

22x/menit, Taxiler: 37,0°

C

TTV: HR: 96x/menit,

Nadi: reg i/t cukup, RR:

22x/menit, Taxiler: 36,5°

C

TTV: HR: 96x/menit,

Nadi: reg i/t cukup, RR:

22x/menit, Taxiler: 36,5°

C

18

Page 19: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Pemeriksaan

penunjang

Hasil lab pukul: 06.00

WIB

Hb: 13,20 gr% (12-15)

Ht: 33,2 % (35-47)

Leu: 4,20 rb/mmk (4-11)

Trombosit: 80,0 rb/mmk

(150-400rb)

Hasil serologi dengue

pukul 10.00 WIB

IgM (-), IgG (+)

Hasil lab pkl: 01.05

WIB

Hb: 13,00 gr% (12-15)

Ht: 39,9 % (35-47)

Leu: 6,80 rb/mmk (4-11)

Trombosit: 82,0 rb/mmk

(150-400rb)

Hasil lab pkl: 10.30

WIB

Hb: 12,80 gr% (12-15)

Ht: 39,9 % (35-47)

Leu: 6,80 rb/mmk (4-11)

Trombosit: 81,0 rb/mmk

Hasil lab pukul 21.53

WIB

Hb: 13,10 gr%,

Ht: 43,6 %

Leu: 9,70 rb/mmk

Trombosit: 80,0 rb/mmk

Hasil lab pkl: 10.22

WIB

Hb: 12,70 gr% (12-15)

Ht: 33,4% (35-47)

Leu: 8,20 rb/mmk (4-11)

Trombosit: 77,0 rb/mmk

(150-400rb)

Hasil lab pkl: 01.21

WIB

Hb: 12,30 gr% (12-15)

Ht: 29,6% (35-47)

Leu: 7,20 rb/mmk (4-11)

Trombosit: 81,0 rb/mmk

(150-400rb)

Hasil lab pkl: 06.51

WIB

Hb: 12,30 gr% (12-15)

Ht: 30,9 % (35-47)

Leu: 8,20 rb/mmk (4-11)

Trombosit: 81,0 rb/mmk

(150-400rb)

19

Page 20: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

(150-400rb)

X foto thorax

(10/5/2013)

Kesan :

Cor tak membesar

o Infiltrat perihiller dan

pericard kanan

o Efusi pleura kanan

(PEI: 4)

Diagnosa Tersangka infeksi virus

dengue

DD/:

- Demam dengue

- DHF gr I

demam berdarah dengue

grade I

demam berdarah dengue

grade I

demam berdarah dengue

grade I

Terapi Inf. D5 ½ NS 480/20/5

tpm

PO. Paracetamol 4-6x

500 mg tab (jika t ≥ 38ͦ

Inf. RL 3cc/kgBB/jam→

15 tpm selama 6 jam

PO. Paracetamol 4-6x

500 mg tab (jika t ≥ 38ͦ

Inf.RL 3 cc/kgBB/jam→

15 tpm selama 6 jam

PO. Paracetamol 4-6x

500 mg tab (jika t ≥ 38ͦ

Inf. 2 ½ N 480/20/5 tpm

PO. Paracetamol 4-6x

500 mg tab (jika t ≥ 38ͦ

C)

20

Page 21: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

C)

Diet:

3 x nasi

3 x 200 cc susu

C)

Diet:

3 x nasi

3 x 200 cc susu

C)

Diet:

3 x nasi

3 x 200 cc susu

Diet:

3 x nasi

3 x 200 cc susu

Program Evaluasi KU, TV

Diff. count, preparat

darah hapus, darah rutin

serial/12 jam

Evaluasi KU, TV, tanda-

tanda syok, tanda-tanda

perdarahan

Darah rutin serial/6jam

Evaluasi KU, TV, tanda-

tanda syok, tanda-tanda

perdarahan

Darah rutin serial/12jam

Evaluasi KU, TV,

menunggu hasil darah

rutin (jika hasil baik,

program pulang→ hasil

darah rutin pukul 06.51)

21

Page 22: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Status rumah : milik orang tua

Ukuran : 8 m x 6 m

Halaman rumah : ada

Teras Rumah : ada

Dinding Rumah : batu bata

Lantai Rumah : keramik

Ruang Tamu : ada

Kamar tidur : Ada, 2 buah

Ventilasi : Ada, jendela satu buah, di kamar tidur.

Pencahayaan : cahaya matahari kurang bisa masuk ke dalam rumah

Kebersihan : rumah dan halaman disapu 1x sehari

Sumber air : Air sumur, jumlah cukup

Kamar mandi : 1, bak mandi berupa gentong terbuka, dibersihkan satu

minggu 4x. Jamban tidak ada.

Tempat sampah : Ada

Kesan : Rumah kurang bersih, rumah sempit, ventilasi dan

pencahayaan rumah kurang, sumber air bersih mencukupi.

Kebiasaan sehari-hari : Anak tinggal dengan kedua orang tuanya, makan 2-3 x

sehari 1 piring sedang dengan nasi, sayur sop/bayam,

ayam/ikan, krupuk dan sambal, tanpa lauk, habis. Mandi

di rumah sendiri, 2 x sehari dengan sabun, baju selalu

dicuci, buang air besar di kamar mandi milik orang tua .

Lingkungan : Rumah penderita terletak di Gunung Pati, Semarang

Lingkungan rumah berpenduduk padat, keadaan sekitar

rumah bersih. Jalan di depan rumah penderita cukup lebar

.

22

Page 23: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 17 Mei 2013, pukul 16.00 WIB di rumah penderita, BB = 45 kg.

Keluhan : (-)

Keadaan Umum : Sadar, aktif, tanda perdarahan (-)

Tanda vital : Tensi : 110/80 mmHg T: 36,8oC

Nadi : 88 x/menit, isi dan tegangan cukup

Pernafasan : 20 x/menit

Kepala : Mesosefal

Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterik (-)

Mulut : Gusi berdarah (-), Sianosis (-)

Hidung : Nafas Cuping (-), epistaksis (-)

Leher : Simetris, Pembesaran Kelenjar Limfe (-)

Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)

Dada : Simetris, retraksi (-)

Jantung

- Inspeksi : Iktus kordis tak tampak

- Palpasi : Iktus kordis di SIC V 2 cm medial LMCS, tak melebar, tak

kuat angkat

- Perkusi : Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMCS

Batas kanan : SIC II LPS dextra

Batas atas : SIC II LPS sinistra

- Auskultasi : Suara Jantung I – II normal, bising (-), gallop (-), HR 100 x/

menit, reguler, M1 > M2, A1 < A2, P1 < P2

- Paru

- Inspeksi : Simetris, statis, dinamis, retraksi (-)

- Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri

- Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru

- Auskultasi : Suara dasar vesikuler

Suara tambahan : Ronkhi -/-, hantaran -/-, wheezing -/-.

Perut

Inspeksi : Datar, venektasi (-)

23

Page 24: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Timpani, Pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)

Palpasi : Lemas, Hepar/lien tak teraba

Ekstremitas Superior Inferior

Akral dingin -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Cap. Refill < 2” < 2”

Petechiae -/- -/-

Gambar 1 : Denah rumah

24

Page 25: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

Bagan Permasalahan

Lingkungan Agent

Nyamuk Aedes Aegypti

Sosial ekonomi kurangHigiene sanitasi kurangPendidikan ortu tentang kesehatan kurangPelayanan kesehatan: informasi tentang DBD

Penderita DBD

Derajat I

Sembuh

Tumbuh kembang optimal

Kuratif

Promotif

Preventif

Rehabilitatif

Vaskulopati

Trombositopati

Koagulopati

Gizi baik

perawakan normal

Daya tahan turun

Asah

AsihAsuh

25

Page 26: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

BAB III

PEMBAHASAN

1. DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT I

A. Definisi

Demam Berdarah Dengue Derajat I adalah Penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh virus dengue, yang manifestasinya adalah demam tinggi

mendadak, terus-menerus dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji

tourniquet positif .(1,8)

Gambar 1. Patogenesis demam Berdarah dengue(1)

aktivasi koagulasiAgregasi trombosit

Komplek virus antibodi

respon antibodi anamnestikReplikasi virus

Secondary heterelogous dengue infection

aktivasi

komplemen

Pengeluaran platelet

faktor III

Penghancuran

trombosit oleh RESAktivasi faktor

Hageman

Koagulopati

konsumtifTrombositopenia

FDP

Perdarahan masif

Faktor pembekuan Permeabilitas

kapiler

anafilatoksinSistim kinin

Gangguan fungsi

trombosit

syok

kinin

26

Page 27: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

B.1. Demam Berdarah Dengue

a. Klinis

1.Demam

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus

menerus, berlangsung 2-7 hari. Kadang-kadang suhu tubuh sangat tinggi

sampai 40o C dan dapat terjadi kejang demam. Pada umumnya ditemukan

sindrom trias yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya

ruam. Akhir fase demam merupakan fase kritis pada DBD, oleh karena

fase tersebut dapat merupakan awal penyembuhan tetapi dapat pula

sebagai awal fase syok.

2. Tanda-tanda perdarahan

Penyebab perdarahan pada pasien DBD ialah vaskulopati,

trombositopeni dan gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi

intravaskular yang menyeluruh. Manifestasi perdarahan paling ringan yaitu

uji torniquet positif pada hari-hari pertama demam. Manifestasi perdarahan

yang paling sering yaitu petekie yang tersebar di ekstremitas dan dahi atau

seluruh tubuh. Perdarahan spontan lainnya berupa purpura, ekimosis,

epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena.(9,10)

3.Hepatomegali ( pembesaran hati )

Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan

penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai

2-4 cm di bawah lengkung iga kanan. Proses pembesaran hati, dari tidak

teraba menjadi teraba, atau dari just palpable menjadi lebih besar dari 2-4

cm, dapat meramalkan perjalanan penyakit DBD. Namun derajat

pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, tetapi nyeri tekan

di daerah ulu hati, berhubungan dengan adanya perdarahan. Nyeri perut

lebih tampak jelas pada anak besar dari pada anak kecil.

27

Page 28: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

4.Syok

Manifestasi syok pada anak terdiri dari :

* Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan

dan hidung, sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini disebabkan

kegagalan sirkulasi yang tidak mencukupi dan mengakibatkan

peninggian aktivitas simpatikus secara refleks.

* Penderita kelihatan lesu, gelisah dan lambat laun kesadarannya

menurun menjadi apatis, sopor dan koma, hal ini disebabkan kegagalan

sirkulasi cerebral.

* Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi menjadi

cepat dan kecil, sampai tidak teraba oleh karena kolaps sirkulasi.

* Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang.

* Oliguri sampai anuri karena menurunnya perfusi darah yang meliputi

arteri renalis.(9)

b. Kriteria laboratoris :

Hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan dan mendukung

ke arah suatu demam berdarah dengue (DBD) adalah :

a.Trombositopenia (100.00/ml atau kurang)

b.Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20 % atau

lebih

Dua kriteria klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau

peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.

* Pemeriksaan lain yang dapat mendukung ke arah suatu DBD :

a.Serologi

1. Test H.I ( Hemaglutinasi Inhibisi Test)

2. Test Pengikatan Komplemen ( Complement Fixation Test )

3. Test Netralisasi ( Neutralization Test )

4. Test Mac Elisa (Ig M Capture enzyme-linked Immunosorbent Assay)

5. Test Ig G Elisa Indirek

28

Page 29: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

6. Dengue Blot

b.X – Foto Thorax

Derajat penyakit (WHO,1997)

1. Derajat I : Demam diertai gejala tidak khas dan satu-satunya

manifestasi perdarahan adalah uji torniquet

2. Derajat II : Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau

perdarahan lain

3. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi,yaitu nadi cepat dan

lembut,tekanan nadi menurun (20mmhg atau kurang) atau

hipotensi,sianosis sekitar mulut,kulit dingin dan lembab dan

anak tampak gelisah

4. Derajat IV : Syok berat, nadi dan tensi tak terukur

Pada penderita ini didiagnosis Demam Berdarah Dengue derajat I

berdasarkan kriteria WHO (1997) dan Departemen Kesehatan RI, yaitu :

1. Adanya demam tinggi mendadak terus menerus tanpa sebab yang jelas

selama 6 hari.

2. Manifestasi perdarahan hanya uji torniquet

3. Adanya hepatomegali 2 cm bawah arcus costa

Laboratorium : trombositopenia (trombosit 79.000/mm3) Pada perjalanan

penyakitnya ditemukan penurunan trombosit yang membaik setelah dikelola.

Pemeriksaan penunjang lain bahwa penderita ini memang benar terserang

DBD adalah dengan pemeriksaan serologis. Pada hari pertama perawatan pasien

dilakukan test serologis dan didapatkan hasil yaitu IgG Dengue (+).

Diagnosis pemeriksaan penunjang lainnya yaitu X – Foto Thorax AP

Supine dan RLD diusulkan untuk menemukan adanya efusi pleura. Efusi pleura

terjadi akibat peningkatan permeabilitas kapiler sehingga mengakibatkan

perembesan plasma, dimana perembesan plasma ini mengakibatkan adanya cairan

didalam rongga pleura dan berlangsung singkat yaitu selama 24-48 jam. (6) dalam

kasus ini pada hari kedua perawatan dilakukan X-Foto Thorax AP Supine dan

RLD didapatkan hasil efusi pleura kanan PEI : 4.

29

Page 30: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

2. Status Gizi

Status gizi seseorang pada dasarnya merupakan keadaan orang tersebut

sebagai refleksi konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh.

Penilaian status gizi dapat dilakukan secara :

1. Perhitungan antropometri yang disesuaikan dengan standar NCHS

2. Anamnesis untuk melihat asupan diet

3. Klinis dengan melihat data, ada tidaknya tanda-tanda kurang gizi

4. Laboratorium dengan melihat kadar Hb, protein dan kolesterol

Klasifikasi status gizi yang digunakan yaitu pengukuran antropometri

berdasarkan kriteria WHO-NCHS.

Tabel 1. Klasifikasi menurut WHO-NCHS

BB/U TB/U BB/U

Gizi baik 80 - 110 >95 90 – 110

KEP ringan 70 – 80 90 – 95 80 – 90

KEP sedang 60 – 70 85 – 90 70 – 80

KEP berat <60 <85 <70

Pada kasus ini gizi baik perawakan normal

2. PENGELOLAAN

Untuk dapat menanggulangi dan mengatasi masalah yang dihadapi

penderita ini, maka dibutuhkan penanganan secara menyeluruh dan komprehensif.

Maka dari itu perlu pengelolaan secara promotif, preventif, kuratif.

Kuratif, meliputi :

1. Aspek Medika mentosa

Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi

kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan

sebagai akibat perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD

30

Page 31: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

dirawat di ruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi

diperlukan perawatan intensif.

a. Penggantian Volume Plasma

Pada waktu datang ke UGD penderita dalam keadaan panas tinggi dan

lemah. Dari hasil laboratorium darah rutin di UGD didapatkan trombositopenia

sehingga penderita diberikan infus RL 3 cc/kg BB/jam. Dari hasil evaluasi

menunjukkan adanya perbaikan yaitu anak tampak tenang, nadi kuat, tekanan

darah stabil. Pemeriksaan nilai trombosit pertama-tama menunjukan penurunan

kemudian meningkat cepat pada pemeriksaan serial ke-6. Pada hari pertama

perawatan anak diberikan infus D5 ½ NS 480/20/5 tpm sebagai maintenance

karena anak didiagnosa sebagai tersangsa infeksi virus dengue, kemudian di hari

ke-2 perawatan anak didiagnosa DHF grade I dan anak diberikan infus RL 3 cc/kg

BB/jam selama 6 jam kemudian dievaluasi dengan melihat hasil laboratorium

terutama kadar hemoatokrit.

b. Terapi medikamentosa

Pemberian antibiotik pada DBD diberikan atas indikasi apabila terdapat

komplikasi bakterial. Pemberian vitamin pada DBD juga sebenarnya tidak perlu,

karena dari penelitian terbaru didapatkan hasil bahwa vitamin terutama vitamin C

ternyata tidak dapat memperbaiki fragilitas pembuluh darah. (8,9). Sejak hari ke-1

peroral diberikan parasetamol 500 mg /4-6 jam jika t ≥ 38 oC

c. Pemantauan

Pemantauan keadaan umum, tanda vital, tanda-tanda perdarahan,

tanda-tanda syok dan nilai laboratorium hemoglobin, hematokrit dan

trombositopeni penderita ini telah dilakukan dengan baik. Selama 3 hari

perawatan, suhu tubuh menurun dan tidak terjadi kenaikan suhu tubuh yang

berarti. Tidak terjadi komplikasi dan tidak terjadi syok, tanda vital baik, jumlah

trombosit mencapai normal pada hari ke-4 perawatan.

Namun pada pasien ini mengingat hari hari rawan untuk terjadinya syok

sudah terlalui maka pemantauan yang lebih penting untuk dilakukan adalah

terhadap kemungkinan terjadinya repolling, yaitu terjadinya reabsorbsi cairan

ekstravaskuler pada fase konvalesen. Hal ini dapat menyebabkan edema paru dan

31

Page 32: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

distress pernapasan, terutama bila cairan intravena masih terus diberikan. (10) Oleh

sebab itu pemantauan terutama pemeriksaan fisik thorak harus dilakukan seteliti

mungkin, terutama bila pemeriksaan penunjang lainnya yang membutuhkan biaya

tinggi tidak dilakukan.

2. Aspek dietetik

Pada prinsipnya dietetik peroral pada penderita DBD bukan merupakan kontra

indikasi bahkan sangat dianjurkan terutama untuk mengembalikan keseimbangan

cairan tubuh. Pada hari ke-1 sampai 4 penderita ini diberikan diet 3 x nasi, 3 x 200

cc susu, dan menghindari makan makanan yang berwarna merah atau coklat.

Pada hari pertama perawatan asupan cairan diberikan lebih banyak untuk

mencegah terjadinya syok akibat hipovolemik (mempercepat pengembalian

keseimbangan cairan). Pada hari perawatan selanjutnya kebutuhan cairan lewat

infus dikurangi dan akhirnya dihentikan. Kemudian asupan cairan sepenuhnya

berasal dari asupan makanan peroral. Demikian pula dengan kebutuhan kalori dan

proteinnya

Promotif dan Preventif

Kedua orang tua dijelaskan tentang penyakit DBD serta cara-cara yang

dapat dilakukan dalam rangka pemberantasan dan pencegahan penyakit tersebut.

a. Penjelasan tentang penyakit DBD meliputi :

Penyebab dari penyakit ini adalah virus dengue yang ditularkan dengan

perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut hitam berbintik-bintik

putih di seluruh tubuh dan kaki, berkeliaran pada waktu siang sampai sore hari

yaitu kurang lebih pukul 10.00 sampai pukul 17.00 dan lebih suka pada tempat

genangan air yang bersih. Dijelaskan pula bahwa penyakit tersebut sangat

berbahaya karena dapat mematikan.

b. Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan cara :

i. Pemasangan kasa nyamuk, sehingga nyamuk tidak akan masuk ke rumah.

ii. Menggunakan mosquito repellent atau insektisida bentuk spray.

c. Pemberantasan vektor jangka panjang / pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

32

Page 33: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

iii. Menutup tempat-tempat penyimpanan air

iv. Mengubur barang-barang bekas seperti kaleng, botol atau ban bekas serta

semua barang bekas yang memungkinkan nyamuk bersarang.

v. Menguras bak mandi / tempat menampung air.

E. PROGNOSIS

Prognosis pada pasien ini untuk kehidupan (quo ad vitam) adalah baik (ad

bonam) oleh karena tidak terjadi dan tidak ada komplikasi yang berat serta

keadaan pasien membaik.

Prognosis untuk kesembuhan (quo ad sanam) adalah baik (ad bonam) yang

nampak dari keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan berkala dari Hb, Ht,

trombosit menunjukkan perbaikan dan stabil.

Prognosis membaiknya faal tubuh (quo ad fungsionum) adalah baik (ad

bonam) karena tidak ada ancaman adanya sekuele ataupun kecacatan tubuh.

Tetapi dalam hal ini perlu diperhatikan juga sosial ekonomi, pendidikan,

dan perilaku kesehatan penderita. Walaupun setelah mendapatkan perawatan di

rumah sakit kondisi penderita cukup baik, dengan sosial ekonomi dan pendidikan

yang kurang dari orang tuanya ditambah lingkungan rumah dengan sanitasi yang

buruk sangat memungkinkan bagi penderita untuk mengalami infeksi ulangan

yang bahkan mungkian lebih berat daripada sekarang.

33

Page 34: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

BAB IV

RINGKASAN

Pada tulisan ini telah dilaporkan kasus seorang anak dengan Demam

Berdarah Dengue Derajat I dan Gizi Baik dengan pembahasan diagnosis,

pengelolaan dan prognosisnya.

Telah dilaporkan seorang anak perempuan 14 tahun, berat badan 42,00 kg,

panjang badan 150 cm, pada anamnesis diperoleh bahwa anak panas tinggi,

mendadak, terus-menerus tanpa sebab yang jelas, terdapat nyeri kepala (+), nyeri

sendi (+) dan nyeri otot (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,10C. Pada

pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopeni. Diagnosis DBD Derajat I

ditegakkan berdasarkan kriteria WHO dan DepKes RI.

Status gizi perlu diperhatikan karena pada anak-anak merupakan kelompok

rawan gizi. Pada penderita ini berdasarkan kriteri WHO-NCHS termasuk dalam

gizi baik perawakan normal. Pengelolaan penderita ini telah dilakukan sesuai

dengan program ruangan. Dalam perjalanan pnyakitnya penderita tidak

mengalami komplikasi sepert syok, keadaan umum penderita cepat membaik

sehingga pada hari ke-4 perawatan sudah diperbolehkan pulang.

Edukasi yang diberikan pada orang tua penderita berupa pencegahan dan

pemberantasan penyakit untuk mencegah penularan DBD dengan 3 M, yakni :

Menutup tempat penampungan air, Membersihkan/ menguras bak mandi,

Mengubur barang-barang bekas, serta membersihkan diri penderita dan

lingkungannya. Selain itu perlu diperhatikan juga beberapa faktor diantaranya

tentang pemberian imunisasi ulang untuk segera dilakukan, agar penderita

mendapat imunitas tubuh terhadap penyakit. Selain itu juga sosial ekonomi,

pendidikan, dan perilaku kesehatan penderita. Walaupun setelah mendapatkan

perawatan di rumah sakit kondisi penderita cukup baik, dengan sosial ekonomi

dan pendidikan yang kurang dari orang tuanya ditambah lingkungan rumah

dengan sanitasi yang buruk sangat memungkinkan bagi penderita untuk

mengalami infeksi ulangan yang bahkan mungkin lebih berat daripada sekarang.

34

Page 35: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarto, Machfudz, Yuwono, Setokosoemo.

Penelitian Entomologik Untuk Menentukan Peranan Sekolah sebagai Sumber

Penularan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Ngawi Jawa Timur>

Majalah Parasitologi Indonesia, 1991; 4 : 35 – 40.

2. Rampengan T.H., Laurentz I.R. Demam Berdarah

Dengue. Dalam : Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 1997 : 135-57.

3. Sachro ADB. Demam Berdarah Dengue di

Semarang. Cermin Dunia Kedoktaeran, 1992 : 81-6.

4. Hadinegoro S.R, Soegianto S, Wuryadi S, Suroso T.

Tata Laksana demem Berdarah Dengue/ Demam Berdarah Dengue. Jakarta :

Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular

dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1999 ; 1-32; 40-55.

5. Notoatmodjo S. Malnutrisi Energi Protein. Dalam :

Sastrosubroto H, Hendarto T A, Santoso S, eds. Pedoman Pelayanan Medik

Anak Rumah Sakit Dr. Kariadi. Swmrang : Laboratorium Ilmu Kesehatan

Anak FK UNDIP / RSDK, 1989; 13-9.

6. Sumarmo, Wydia MS. Dengue Hemorrhagic Fever

Klinis, Dignosis dan Pengobatan. Dalam : Sumarmo, Tjokronegoro, editor

Demam Berdarah Dengue Sepuluh Tahun Penelitian Pada Anak di Jakarta.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1985: 1 – 17.

7. Hasyimi. Pemeriksaan Laboratorium Penderita

Demam Berdarah Dengue: Mengapa Uji HI. Media Litbangkes, 1992; IV:

13 – 6.

8. Hendarwanto. Dengue. Di dalam : Sjaifoellah Noer,

Sarwono Waspadji, A Muin Rachman dkk, editors. Buku ajar ilmu penyakit

dalam jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1997 : 417-26.

9. Pudjiadi S,. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak ; edisi Ke-3.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1997.

35

Page 36: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

10. Sri Rezeki, Soegeng Soegijanto, Suharyono Wuryadi,

Thomas Suroso, editors.. Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah

Dengue. Edisi pertama. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1999.

36

Page 37: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

LAMPIRAN

37

Page 38: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

38

Page 39: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

39

Page 40: Laporan Kasus Besar Dhf Grade i Mutcatz

40