Lapkas DHF

27

description

presentasi DHF

Transcript of Lapkas DHF

Page 1: Lapkas DHF
Page 2: Lapkas DHF

infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes aegepty serta Aedes albopictus

infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes aegepty serta Aedes albopictus

Siklus Penularan :Manusia-Nyamuk-Manusia

Siklus Penularan :Manusia-Nyamuk-Manusia

terutama terjadi pada anak-anak- Remajaterutama terjadi pada anak-anak- Remaja

Gejala klinik: demam tinggi mendadak 2-7 hari, manifestasi perdarahan, px

bisa jatuh dalam keadaan syok akibat perdarahan hebat dan atau kebocoran

plasma

Gejala klinik: demam tinggi mendadak 2-7 hari, manifestasi perdarahan, px

bisa jatuh dalam keadaan syok akibat perdarahan hebat dan atau kebocoran

plasma

Page 3: Lapkas DHF

Epidemiologi• Setiap tahun, di seluruh dunia, dilaporkan

angka kejadian infeksi dengue sekitar 20 juta kasus dan angka kematin berkisar 4000 jiwa.

• Umur terbanyak yang terkena infeksi dengue adalah kelompok umur 4-10 tahun

• Sampai saat ini DBD telah ditemukan diseluruh provinsi di indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa

Page 4: Lapkas DHF

Etiologi

• virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Page 5: Lapkas DHF

seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi dengue inkubasi rata-rata selama 4-7 haridemam akut masa demam akut yang berlangsung 2-10 hari (viremia)Jika nyamuk A. Aegypti lain menggigit pasien pada fase ininyamuk tersebut akan terinfeksi dan dapat mentransmisikan virus pada orang lain setelah masa inkubasi ekstrinsik selama 8-12 hari.

seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi dengue inkubasi rata-rata selama 4-7 haridemam akut masa demam akut yang berlangsung 2-10 hari (viremia)Jika nyamuk A. Aegypti lain menggigit pasien pada fase ininyamuk tersebut akan terinfeksi dan dapat mentransmisikan virus pada orang lain setelah masa inkubasi ekstrinsik selama 8-12 hari.

PENULARAN

Page 6: Lapkas DHF

Patogenesis

Page 7: Lapkas DHF
Page 8: Lapkas DHF

DIAGNOSISWHO (1997)1)Demam tinggi akut dan terus menerus 2-

7 hari2) Terdapat minimal 1 manfestasi

perdarahanuji bendung positif ptekie, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, sal. Cerna,

epistaksis,hematemesis atau melena

Page 9: Lapkas DHF

3) Trombositopenia (100.000/ml atau kurang)

4) Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma

Peningkatan hematokrit > 20% dari nilai standar

Penurunan kadar hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan

Tanda kebocoran plasma: efusi pleura, asites, hiponatremia

Page 10: Lapkas DHF

DIAGNOSIS DSS4 kriteria DBD ditambah :

Page 11: Lapkas DHF

Derajat Gejala & tanda Laboratorium

DD

Demam 2-7 hariDisertai > 2 tanda: sakit kepala,nyeri retro orbita, mialgia,atralgiaHari ke 3-5 fase pemulihan (saat suhu turun), klinis membaik

LeukopeniaTrombositopeniaKebocoran plasma (-)

Serologi dengue positif

DBD IGejala diatas (+)Disertai uji bendung positif Trombositoenia

(<100.000/ml)Kebocoran plasma (+) : peningkatan Ht > 20%

DBD IIGejala diatas (+)Disertai perdarahan spontan

DBDDSS

III

Gejala diatas (+)Disertai tanda kegagalan sirkulasi

DBDDSS

IV

Syok berat nadi tidak dapat diraba, dan tekanan darah tidak terukur

Page 12: Lapkas DHF

PENATALAKSANAAN DBD GRADE I & II

Page 13: Lapkas DHF
Page 14: Lapkas DHF

Algoritma Demam Berdarah Dengue Derajat III, IV, atau DSS

Page 15: Lapkas DHF
Page 16: Lapkas DHF

LAPORAN KASUSLAPORAN KASUS

Page 17: Lapkas DHF
Page 18: Lapkas DHF
Page 19: Lapkas DHF
Page 20: Lapkas DHF

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN UMUM• Keadaan Umum : Lemas• Kesadaran : CM• Tanda vital :

– Frekuensi nadi : 80x/menit– Tekanan darah : 110/ 80

mmHg– Frekuensi nafas : 20x/menit– Suhu tubuh : 37,2 C

Page 21: Lapkas DHF

PEMERIKSAAN FISIKKepala Bentuk mesocephal, rambut warna putih, mudah rontok (-), luka (-)

Mata Mata cekung (-/-), konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-)

Telinga Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)

Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (+), fungsi penghidu baik

Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-), lidah kotor (-)

Leher JVP(-), trakea di tengah, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-), distensi vena-vena leher (-)

Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), sela iga melebar (-), pembesaran KGB axilla (-/-)

Page 22: Lapkas DHF

Jantung :  Inspeksi Iktus kordis tidak tampakPalpasi Iktus kordis tidak kuat angkat Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dextra

Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstraBatas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistraBatas jantung kiri bawah : SIC IV 2 cm medial linea medioklavicularis sinistra→ konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler, bisisng (-), gallop (-).  

Pulmo :  Inspeksi Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar (-). Pengembangan dada

kanan = kiri, sela iga melebar, retraksi intercostal (-)

Palpasi Simetris. Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri

Perkusi Sonor / SonorAuskultasi RR : 16 x/menit, suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan wheezing (-/-), ronchi

basah kasar (-/-), ronchi basah halus basal paru (-/-), krepitasi (-/-)Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-),

 Abdomen :  

Inspeksi Dinding perut sejajar dari dinding thorak, distended (-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput medusae (-)

Auscultasi Peristaltik (+) normal Perkusi Timpani, pekak alih (-)Palpasi Supel, Nyeri tekan (+) region epigastrium, tidak teraba massa di perut kanan

bawah, hepar/lien tidak teraba.

Page 23: Lapkas DHF

PEMERIKSAAN FISIK

• EKSTREMITAS : akral hangat (-) sianosis (-), edema (-)

• KULIT : turgor baik, ptekie (-), uji bendung/ Rumple leed (+)

• KGB : cervical, inguinal, axilla tidak teraba

• Status Neurologis : dalam batas normal

Page 24: Lapkas DHF

Pemeriksaan 29/11/2014 30/11/2014 1/12/2014 SatuanHEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 17.5 17.3 15.7 g/dlHematokrit 47 51 46 Eritrosit 5.87 106/lLeukosit 3.1 3.5 1.7 103/l

Trombosit 41 53 88 103/l

KIMIA KLINIKSGOT 50.2 mg/dLSGPT 53.7 mg/dL

SEROLOGIIg G Dengue Reaktif Ig M Dengue Reaktif Widal S typhi O Non reaktifWidal S typhi H Non reaktif

Laboratorium

Page 25: Lapkas DHF

Penatalaksanaan

• Inf. RL rehidrasi 500 cc, lanjut 20 tpm

• Inj. Ranitidin 2x1A

• Inj. Ondancentron 3x1A (k/p)

• Inj. Cefotaxime 2x1gr

Po:

• Paracetamol 3x500mg

• Curcuma 1x1

Page 26: Lapkas DHF

Follow UP

29 November 2014 30 November 2014 1 Desember 2014Subyektif Demam (-), mialgia (+),

nyeri perut (+), lemas (+), mual (+), muntah (-)

Demam (-), mialgia (+), nyeri perut (+), lemas (+)

Demam (-), mialgia (-), nyeri perut (-), lemas (-)

Objektif Vital sign :-TD : 110/80-N : 80 x/mnt-T : 37.2C-Nyeri tekan (+) region epigastrium-Myalgia (+)-Rumple Leed (+)

Vital sign :-TD : 120/80-N : 86 x/mnt-T : 37.0C-Nyeri tekan (+) region epigastrium-Myalgia (+)

Vital sign :-TD : 110/70-N : 94 x/mnt-T : 37.0C-Nyeri tekan (-) region epigastrium-Myalgia (+)

Assesment

DHF derajat I DHF derajat I DHF derajat I

Terapi - Inf. RL 20 tpm- Inj. Ranitidin 2x1A- Inj. Ondancentron

3x1A- Paracetamol

3x500mg- Curcuma 1x1

- Inf. RL 20 tpm- Inj. Ranitidin 2x1A- Inj. Ondancentron

3x1A- Inj. Cefotaxime 2x1gr- Paracetamol 3x500mg- Curcuma 1x1

- Inf. RL 20 tpm- Inj. Ranitidin 2x1A- Inj. Ondancentron

3x1A- Inj. Cefotaxime 2x1gr- Paracetamol 3x500mg- Curcuma 1x1

Planning Awasi keadaan umum, TTV, tanda perdarahan,

cek DR

Awasi keadaan umum, TTV, tanda perdarahan,

cek DR

Awasi keadaan umum, TTV, tanda perdarahan, cek

DR

Page 27: Lapkas DHF