Laporan Kasus BPH

58
CASE REPORT BENIGNA PROSTATE HYPERPLASIA KHARIMA SARI DELIA J510155086 KEPANITERAAN KLINIK RSUD KARANGANYAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of Laporan Kasus BPH

Slide 1

CASE REPORTBenigna prostate hyperplasiaKHARIMA SARI DELIAJ510155086

KEPANITERAAN KLINIK RSUD KARANGANYARFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh BAK sulit sejak 10 hari yang lalu. pasien mengaku menahan BAK selama 2 jam namun setelahnya BAK tidak bisa keluar. Dalam 1 tahun terakhir pasien mengeluh harus mengejan saaat pertama akan buang air kecil, tapi air kencing yang keluar hanya sedikit dan menetes, sehingga dirasa kurang lampias. sudah pernah mengalami gejala yang sama dan dipasang selang untuk BAK sebanyak 1 kali. BAK darah disangkal, kencing berpasir disangkal, demam (-)

ANAMNESIS SISTEM

Serebrospinal: Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-)Kardiovaskular: Akral dingin (-), sianosis (-), palpitasi (-), nyeri dada (-)Respiratorius: Batuk (-), sesak nafas (-)Genitourinarius: BAK (+) sulit, nyeri (+) darah (-) sedikitGastrointestinal: Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB Cair (-)Muskuloskeletal: Badan lemas (-), nyeri seluruh tubuh (-), atrofi otot (-)Integumentum: Pucat (-), Clubbing finger (-)

Pemeriksaan Fisik

Kepala : normochepal, Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-), edema palpebra (-).Leher : Leher simetris, deviasi trachea (-), pembesaran kelenjar limfe (-), massa (-) pembesaran kelenjar tiroid (-)

ParuInspeksiNormothorax, dada simetris. retraksi (-/-) ketertinggalan gerak dada (-), retraksi dada (-), sela iga melebar (-), benjolan (-)PalpasiFremitus kiri kanan sama, simetris, ketinggalan gerak (-/-)PerkusiSonor +/+AuskultasiSDV +/+ Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

JantungHasil Pemeriksaan InspeksiIktus kordis tidak tampakPalpasiIktus kordis tidak teraba, tidak kuat angkatPerkusiBatas Kiri-bawah : SIC V LMCS-atas: SIC III LSSBatas Kanan-bawah : SIC V LSD-atas : SIC III LPD AuskultasiSuara jantung S1 S2 reguler murni, HR: 56, bising sistolik (-), gallop (-)

ABDOMENInspeksi ikterik(-), sikatriks (-), dinding perut lebih rendah dari dinding dada, ascites (-)AuskultasiPeristaltik (+) normalPalpasiSupel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, defans muskular (-)PerkusiTimpani, asites (-), NKCV (-)

Ekstremitas

akral dingin edema --------

Status LokalisRegio supra pubisI: rambut pubis (+). benjolan (-)P: NT (-). nyeri lepas tekan (-), massa (-)P: timpaniA: bising usus + normalRegio Genitalia eskternaI: edem skrotum (-) tanda radang (-), terpasang kateterP: testis teraba dua buah, kenyal, NT(-)

Rectal Toucher

Tonus sphincter ani baikMukosa rektum licinAmpula tidak kolapsteraba massa arah jam 11-1konsistensi kenyal padatbatas tegaspermukaan rata licinsulcus medianus terabatidak simetrisNodul (-)Pool atas tidak teraba nyeri tekan (-) STLD (-) lendir (-) feses (-)

Pemeriksaan DR 13-8-2015

PemeriksaanAngkaSatuanNilai NormalHemoglobin11,5gr/dlLk : 13,0 16,0Pr : 12,0 14,0Eritrosit3,64106ulLk : 4.5 5,5Pr : 4,0 5,0Hematokrit31,5%Lk : 40 48Pr : 37 43Leukosit5,04103ul5,0 10,0Trombosit302103ul150 400Eosinofil3,4%1 3 Basofil0,4%0 1 Netrofil Batang-%2 6 Netrofil Segmen-%50 70 Limfosit29,7%20 40Monosit4,1%2 8

Pemeriksaan DR tanggal 13-8-2015 :

PemeriksaanAngkaSatuanNilai NormalCreatinin0,92gr/dl0,8-1,1Ureum43,9106ul10-50

RESUME

Hasil anamnesis keluhan berupa tidak bisa BAK sepuluh hari yll lalu, sebelum BAK tidak keluar pasien menahan kencing. Dalam 1 tahun terakhir harus mengejan saaat pertama akan BAK, tapi air kencing yang keluar hanya sedikit dan menetes, sehingga dirasa kurang lampias. Hasil pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit ringan. Kesadaran CM, Vital Sign, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 56 x/menit. Respirasi 18 x/menit. Suhu : 36,3oC, pemeriksaan thorax, abdomen dbn. Rectal Toucher: sphincter ani adekuat, mukosa anus licin, ampula rekti tidak kolaps, teraba massa arah jam 11-1, konsistensi kenyal padat, batas tegas, permukaan rata licin, sulcus medianus teraba, tidak simetris, nodul(-) nyeri tekan (-) STLD (-) lendir (-) feses (-)

TERAPI

Open Prostatektomi

TINJAUAN PUSTAKA

Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus yaitu:4Lobus mediusLobus lateralis (2 lobus)Lobus anteriorLobus posteriorSebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional yang letaknya proksimal dari sfingter eksternus di kedua sisi dari verumontanum dan di zona periuretal.

Teori ketidakseimbangan hormon

Kadar testosteron tapi kadar estrogen relatif tetapEstrogen proliferasi sel kelenjar prostat dan laju apoptosis sel-sel prostat.

Adanya epitelial budding dan glandular morphogenesis pada embrio >< perkembangan prostat menimbulkan perkiraan adanya reawakening kembali pada masa tingkat embriologik jaringan periuretral tumbuh lebih cepat induksi stroma lokal perubahan hiperplastik epitelTeori embryonic reawakening

Teori Stem SelSeperti pada organ lain, prostat yang fungsinya sebagai kelenjar periuretral berada dalam keadaan yang seimbang antara pertumbuhan sel dan sel yang mati (steady state). Keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berploriferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga dapat terjadi proliferasi yang lebih cepat. Terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehinggal menyebabkan proliferasi sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan (Purnomo, 2000).Pat

Gejala KlinisObstruktif

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratoriumAnalisis urinElektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah Pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) dilakukan sebagai dasar penentuan perlunya biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan.

Pemeriksaan radiologisFoto polos abdomen batu, pembesaran ginjal atau buli-buli. Dapat juga dilihat lesi metastasis dari keganasan prostatIVP fungsi renal, hidronefrosis dan hidroureter, fish hook appearance (gambaran ureter berbelok-belok di vesika). divertikel, residu urin, atau filling defect di vesika.USG trans abdominal mendeteksi pembesaran prostat, hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama

Patologi anatomiMenunjukkan adanya hiperplasia epitel dan stroma di prostat.

PENATALAKSANAANWatchful Waiting Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan.Tindakan yang dilakukan adalah observasi saja tanpa pengobatan.

MEDIKAMENTOSA

Alpha adrenergic blocker untuk menghambat efek sinapsis postganglionik pada otot polos dan kelenjar exokrin.Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral.Prazosin (Minipress) 2 mg per oralAlfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oralIndoramin 20 mg per oral

5-alpha reduktase inhibitors untuk menghambat konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi ukuran prostat.Finasteride (Proscar) 5 mg per oralDutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral

Terapi Invasif Minimal

Transurethral resection of the prostate (TUR-P) Menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter.Transurethral incision of the prostate (TUIP) Dilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran prostat kecil.Terapi laser. Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy.

Terapi alat Microwave hyperthermia Memanaskan jaringan adenoma melalui alat yang dimasukkan melalui uretra atau rektum sampai suhu 42-45oC sehingga diharapkan terjadi koagulasi.Trans urethral needle ablation (TUNA) Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk adenoma dan mengalirkan panas, sehingga terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di jaringan prostat.High intensity focused ultrasound (HIFU) Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang memancarkan energi ultrasound dengan intensitas tinggi dan terfokus.

Terapi Bedah Konvensional (Opensimple prostatectomy)Sering dilakukan ketika kelenjar sangat besar (>100gr), ketika ada komplikasi, atau kandung kemih telah rusak. Prostatektomi terbuka dilakukan melalui pendekatan suprapubik transvesikal (Freyer) atau retropubik infravesikal (Mllin). Komplikasi y ang dapat terjadi adalah inkontinensia urin, impoten, ejakulasi retrograde, dan kontraktur leher buli-buli.

PROGNOSIS>90% mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialaminyaSekitar 10-2-% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun

Cocktt A. T. K., Koshiba K. 1979.Manual of Urologic Surgery. New York: VerlagsEun-Hyun Lee, Ki-Hong Chun, Yunhwan Lee. 2005. Benign Prostatic Hyperplasia in Community-Dwelling Elderly in Korea. Journal of Korean Academy of Nursing Vol. 35, No. 8, 1508 1513 Goldman, Lee & Andrew I. Schafer. 2012. Goldmans Cecil Medicine 24th edition. Philadelphia: lsevier SaundersKarin Dillner. 2003. Molecular Characterization of Prostate Hyperplasia in Prolactin Transgenic Mice. Dep of Phys and Pharm Sahlgrenska Academy. Swedia: Svenska Tryckpoolen ABParsons, J. K. 2010. Benign Prostatic Hyperplasia and Male Lower Urinary Tract Symptoms: Epidemiology and Risk Factors. Curr Bladder Dysfunct Rep 5:212218Purnomo, B. P. 2000. Buku-buku Kuliah Dasar Urologi Jakarta: CVRoy, Himans. 2011. Short Textbook of Surgery. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.Salam, M. A. 2003. Principles and Prractise of Urology: A Comprhensive Text vol 2. parkland: Brown Walker Press