BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS...

42
34 BAB III LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi Identifikasi Kamar/ruang : Kamar 2/4 Ruang Bedah Tangggal masuk RS : 10 Mei 2019 No Rekam Medis : 23.84.19 Nama inisial medis : Tn. S Umur : 68 tahun Alamat : Tanjung Harapan, Cabang Empat, Abung Selatan Jenis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : Buta Huruf Pekerjaan : Petani Tanggal pengkajian :14 Mei 2019 Waktu pengkajian :09.00 WIB 2. Data Medik Dikirim oleh : Instalasi Gawat Darurat (IGD) Diagnosa Medis :BPH

Transcript of BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS...

Page 1: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

34

BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

A. Pengkajian

1. Pengkajian dan demografi

Identifikasi

Kamar/ruang : Kamar 2/4 Ruang Bedah

Tangggal masuk RS : 10 Mei 2019

No Rekam Medis : 23.84.19

Nama inisial medis : Tn. S

Umur : 68 tahun

Alamat : Tanjung Harapan, Cabang Empat, Abung Selatan

Jenis kelamin : Laki-laki

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Buta Huruf

Pekerjaan : Petani

Tanggal pengkajian :14 Mei 2019

Waktu pengkajian :09.00 WIB

2. Data Medik

Dikirim oleh : Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Diagnosa Medis :BPH

Page 2: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

35

3. Sumber Informasi (Penanggung Jawab)

Nama :Tn. S

Umur : 33 tahun

Hubungan dengan klien : Anak Mantu

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Alamat : Cabang Empat

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah Sakit

Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mayjend HM

Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 10 Mei 2019 pukul

12.07 WIB diantar oleh keluarganya dengan keluhan tidak bisa buang

air kecil sejak Rabu pagi, saatbuang air kecil terasa nyeri, kandung

kemih terasa penuh serta nyeri pada bagian suprapubik, sebelumnya

pasien sering mengalami sulit buang air kecil.

b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang

(PQRST)

Pasien mengatakan keluhan utama yang dirasakan olehnya

adalah tidak bisa buang air kecil. Pasien mengatakan sering

mengalami kesulitan saat buang air kecil sebelumnya, pasien

mengatakan sebelum terpasang kateter rasa kandung kemih dan

daerah sekitar abdomen bagian bawah seperti tertekan benda berat dan

hal tersebut berkurang setelah dipasang kateter.

Page 3: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

36

Pasien mengatakan selain keluhan utama yang dirasakan tadi

terkadang dirinya merasakan nyeri saat ingin buang air kecilserta

nyeri tekan pada daerah suprapubik atau perut bagian bawahnya.

c. Riwayat Kesehatan Lalu

Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan

dan makanan, pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan

namun tidak sampai masuk RS hanya luka-luka lecet dan hanya

menjalani perawatan di puskesmas saja. Pasien mengatakan tidak

memiliki penyakit berat/kronis, tidak ada riwayat pengobatan dan

tidak pernah menjalani operasi sebelumnya.

5. Riwayat Psikososial – Spiritual

Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan sumber stres yang

dialaminya berasal dari keluarga dan penyakit yangdideritanya, pasien

mengatakan khawatir karena akan menjalani tindakan operasi. Pasien

mengatakan jika merasakan stres dirinya hanya diam dan beristirahat saja.

Keluarga inti pasien mendukung dalam proses pengobatan pasien.

Sebelum sakit dan saat sakit pasien dapat berkomunikasi dengan baik

kepada orang-orang disekitarnya. Tentang sistem nilai kepercayaan pasien

dan keluarga tidak ada yang bertentangan mengenai tindakan medis yang

dijalani pasien, namun pada saat sakit pasien sering meninggalkan

ibadahnya.

Page 4: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

37

6. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit :

a. Pola Eliminasi

1) Buang Air Kecil

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan saat sebelum sakit pasien buang air kecil ± 3-

4x/hari, pasien buang air kecil saat pagi saat mandi, siang, sore

saat mandi, dan malam sebelum tidur, warna urin kuning, bau

khas urin, pasien buang air kecil secara mandiri dan tidak ada

keluhan saat buang air kecil.

Saat Sakit

Pasien mengatakan buang air kecil sedikit dan nyeri saat

berkemih, pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak

Rabu pagi dan kandung kemih terasa penuh dan seperti tertekan.

2) Buang Air Besar

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan saat sebelum sakit buang air besar 1x/hari,

pasien buang air besar secara mandiri dan tidak ada keluhan saat

buang air besar, pasien tidak mengalami gangguan dalam buang

air besar.

Saat Sakit

Pasien mngatakan tidak ada masalah dalam buang air besar, tetapi

pasien membutuhkan batuan oleh keluarganya.

Page 5: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

38

b. Pola Personal Hygiene

1) Mandi

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2x/hari pada pagi

dan sore hari dan dapat melakukan secara mandiri.

Saat Sakit

Pasien mandi 2x/hari pada pagi dan sore dengan bantuan

keluarga.

2) Oral Hygiene

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan oral hygiene

2x/hari dilakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari dan

pasien dapat melakukan secara mandiri.

Saat Sakit

Pasien melakukan oral hygiene 2x/hari dilakukan pada saat mandi

yaitu pagi dan sore hari.

3) Cuci Rambut

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien cuci rambut 2x/minggu,

pada saat mandi yaitu pagi dan sore hari.

Saat Sakit

Pasien mencuci rambut 2x/minggu dilakukan pada saat mandi

yaitu pagi dan sore hari.

Page 6: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

39

c. Pola istirahat dan tidur

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur ±8 jam/hari, pasien

tidur siang ±2 jam dan pada waktu malam±6jam, pasien mengatakan

tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat tidur dan pasien tidak

memiliki gangguan pada tidur.

Saat Sakit

Pasien mengatakan saat dirumah sakit pasien tidur ±6 jam, pasien juga

mengatakan tidak bisa tidur pada siang hari karena situasi dan kondisi

ruangan.

d. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak memiliki kesulitan

dalam beraktivitas. Dalam melakukan aktivitas makan, minum,

menggunakan pakaian, mandi, buang air kecil dan buang air

besarpasien melakukannya secara mandiri, selain itu pasien masih

mampu untuk bekerja.

Saat Sakit

Pasien tidak melakukan pekerjaan selama sakit. Pasien masih mampu

untuk makan, minum, menggunakan pakaian secara mandiri tetapi

untuk mandi dan buang air besar pasien membutuhkan bantuan

keluarganya.

Page 7: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

40

e. Pola presepsi dan manajemen kesehatan

Pasien tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit yang dideritanya,

pasien hanya mengetahui kalau dirinya sulit buang air kecil, pasien

menunjukkan prilaku yang kurang sesuai dan presepsi yang keliru

terhadap maslahnya, pasien tampak tidak mengetahui persiapan

sebelum operasi. Pasien memiliki kebiasaan merokok, biasanya pasien

dalam sehari menghabiskan rokok ±5-6 batang/hari. Pasien tidak

minum minuman keras dan tidak ada ketergantungan obat apapun.

Pasien mengatakan bingung ketika melihat pasien lain keluar dari

ruang operasi membawa hasil operasinya masing-masing, pasien

mengatakan sedikit khawatir akan dioperasi, pasien tampak gelisah,

tegang, dan keluar keringat.

7. Pengkajian fisik

a. Pemeriksaan umum

- Kesadaran : Composmetis

- Tekanan Darah : 130/80 mmHg

- FrekuensiNadi : 84x/menit

- Frekuensi Pernafasan : 20x/menit

- Suhu axila : 37.0ºC

- TB/BB : 155cm/56kg

b. Pemeriksaan fisik persystem

1) Sistem Penglihatan

Pasien masih dapat melihat tulisan dengan jelas meskipun pasien

tidak dapat membaca, posisi mata simetris, konjungtiva tidak

Page 8: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

41

anemis, pergerakan bola mata normal, pupil isokor, reaksi pupil

terhadap cahaya normal, lapang pandang baik dan tidak

menggunakan alat bantu penglihatan.

2) Sistem Pendengaran

Pasien dapat mendengar dengan baik, telinga pasien simetris,

tidak ada peradangan pada telinga, pasien tidak menggunakan alat

bantu pendengaran.

3) Sistem Wicara

Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami kesulitan ataupun

gangguan dalam berbicara.

4) Sistem Pernapasan

Tidak ada sumbatan pada jalan nafas, tidak ada tanda-tanda sesak,

RR : 20x/menit, irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, pasien

tidak batuk, pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan dan

alat bantu nafas.

5) Sistem Kardiovaskuler

Nadi : 84x/menit, irama nadi teratur, denyut nadi kuat, tidak ada

distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, CRT <2 detik,

tidak ada edema pada tubuh,bunyi jantung lupdup, tidak ada nyeri

pada dada.

6) Sistem Neurologi

Kesadaran Composmetis dengan GCS : E4V5M6, kekuatan otot

5555 5555

5555 5555

Page 9: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

42

Tidak ada masalah pada sistem neurologi.

7) Sistem Pencernaan

Pasien mengatakan tidak ada masalah saat menelan, pasien

mengatakan tidak ada masalah gigi dan mulut meskipun kondisi

gigi sudah tidak lengkap, pasien mengatakan tidak mual dan

muntah, pasien mengatakan tidak ada masalah pada buang air

besar, bising usus 15x/menit.

8) Sistem Immunologi

Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami pembesaran

kelenjar getah bening.

9) Sistem Endokrin

Nafas tidak berbau keton, pasien tidak mengalami pembesaran

kelenjar tiroid, pasien tidak mengalam peningkatan gula darah,

saat dilakukan pengkajian gula darah terakhir Tn. S 123 mg/dl.

10) Sistem Urogenital

Pasien mengalami distensi pada kandung kemih, pasien

mengatakan tidak bisa buang air kecil dan buang air kecil sedikit,

pasien mengatakan terkadang nyeri saat bekemih, pasien

mengalami nyeri tekan pada bagian suprapubik atau perut bagian

bawahnya, pasien menggunakan kateter menetap ukuran 18 sejak

hari jumat.

11) Sistem Integumen

Keadaan rambut bersih, kekuatan rambut pasien baik, warna

rambut hitam keputihan, keadaan kuku bersih, keadaan kulit

Page 10: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

43

pasien masih tampak elastis, tidak ada luka pada tubuh pasien,

tidak ada tanda-tanda perdarahan pada tubuh pasien.

12) Sistem Muskuloskeletal

Pasien mengatakan terbatas dalam beraktivitas karena ada nya

selang kateter yang terpasang, pasien mengatakan tidak

mengalami sakit-sakit pada sendi dan tulang, tidak ada tanda-

tanda fraktur, tonus otot baik, pasien tidak menggunakan alat

bantu.

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaanlaboratorium

Hasil laboratorium pada Tn. S adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Hasil laboratorium pada Tn. S pada tanggal 13 Mei 2019 di Ruang

Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Normal 1. Ureum 50 mg/dL 15-39 mg/dL

2. Kreatinin 1,9 mg/dL L : 0,9-1,2 ; P : 0,6-1,1

3. Glukosa Sewaktu 123 mg/dL 100-200 mg/dL

4. SGOT/AST 16 U/L 5-40 U/L 5. SGPT/ALT 15 /L 5-41 /L

b. EKG

Irama sinus normal

c. Pemeriksaan radiologi

Foto thorax (rontgen) : Tidak ada kelainan pada thorax.

Page 11: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

44

9. Pengobatan

Terapi yang diberikan pada Tn. S adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Terapi pengobatan Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu

Kotabumi Lampung Utara

14 Mei 2019 15 Mei 2019 16 Mei 2019 - Ceftriaxone

2x10mg/12 jam/ intravena.

- Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.

- Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.

- Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.

- Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.

- Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.

- AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.

B. Data Fokus

Dari hasil pengkajian diatas dapat ditentukan data-datayang menjadi

masalah dan keluhan pasien. Adapun data yang ditemukan dapat dilihat

dalam data fokus dibawah ini:

Tabel 3.3

Data fokus pada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu

Kotabumi Lampung Utara

Tanggal Data Subjektif Data Objektif 1 2 3

14/05/2019 - Pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.

- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil. Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.

- Pasien mengatakan merasakansensasi penuh pada kandung kemih.

- Skala nyeri : 4 - TD :130/80 mmHg. - N : 84x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.0ºC. - Pasien tampak

menggunakan kateter. - Kandung kemih pasien

teraba penuh. - Urin berbau amonia.

Page 12: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

45

1 2 3 - Pasien mengatakan beberapa

hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah sesesai buang air kecil urin terus menetes.

- Keluarga mengatakan urin berbau khas.

- Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil.

- Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubik saat tidak dapat buang air kecil.

- Pasien mengatakan bingung. - Pasien mengatakan akan

melakukan tindakan pembedahan. Pasien mengatakan merasa khawatir akan menjalani tindakan operasi.

- Pasien tampak tidak mengetahui persiapan sebelum operasi

- Pasien menanyakan mengapa dirinya tidak bisa buang air kecil.

- Volume urin ±500-600 ml/24 jam.

- Pasien meringis kesakitan saat ditekan bagian suprapubiknya.

- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.

- Pasien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.

- Pasien mendapat terapi obat AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.

- Kadar ureum 50 mg/dL.

- Kadar kreatinin 1,9 mg/dL. Pasien tegang.

- Pasien gelisah. - Pasien berkeringat. - TD pasien meningkat. - Pasien menujukan

perilaku tidak sesuai anjuran tentang penggunaan kateter.

- Pasien menunjukan presepsi yang keliru terhadap masalahnya.

- Dilakukan tindakan prosedur invasif (pemasangan kateter dan infus).

Page 13: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

46

C. Analisa Data

Dari hasil pengkajian dan telah dilakukan pengelompokkan data,

selanjutnya dilakukan analisa data, adapun analisa dataadalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Analisa Datapada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu

Kotabumi Lampung Utara

No. Tanggal Data Masalah Etilogi 1 2 3 4 5 1 14/05/2019 Data Subjektif

- Pasien mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.

- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil.

- Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.

- Pasien mengatakan merasakan sensasi penuh pada kandung kemih.

- Pasien mengatakan beberapa hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah selesai buang air kecil urin terus menetes.

- Keluarga mengatakan urin berbau khas.

Data Objektif - Pasien terpasang kateter. - Urin berbau amonia. - Kandung kemih pasien

teraba penuh. - Kadar ureum 50 mg/dL. - Kadar kreatinin 1,9

mg/dL. - Volume urin ±500-600

ml/24 jam.

Retensi Urin Peningkatan Tekanan Uretra

Page 14: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

47

1 2 3 4 5 2. 14/05/2019 Data Subjektif

- Pasien mengatakan bingung.

- Pasien akan melakukan tindakan pembedahan.

- Pasien mengatakan merasa sedikit khawatir akan menjalani tindakan operasi.

- pasien tampak tidak mengetahui persiapan sebelum operasi

Data Objektif - Pasien tegang. - Pasien gelisah. - Pasien berkeringat - TD pasien meningkat

TD : 130/80 mmHg.

Ansietas Kurang terpapar

informasi

3. 14/05/2019 Data Subjektif - Pasien mengatakan nyeri

saat buang air kecil. - Pasien mengatakan nyeri

pada perut bagian bawah saat tidak dapat buang air kecil.

Data Objektif - Skala nyeri : 4. - TD :130/80 mmHg. - N : 84x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.0ºC. - Pasien meringis

kesakitan saat ditekan perut bagian bawahnya.

- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena.

Nyeri Akut Agen Pencedera fisilogis

4. 14/05/2019 Data Subjektif - Pasien menanyakan

mengapa dirinya tidak bisa buang air kecil.

Defisit Pengetahuantentang BPH.

Ketidaktahuan

Menemukan Sumber

Page 15: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

48

1 2 3 4 5 Data Objektif

- Pasien menujukan perilaku tidak sesuai anjuran tentang penggunaan kateter.

- Pasien menunjukan presepsi yang keliru terhadap masalahnya.

Informasi

5. 14/05/2019 Data Subjektif -

Data Objektif - Adanya prosedur

invasif yang dilakukan (pemasangan infus dan kateter).

- Pasien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.

Resiko Infeksi

Adanya prosedur

invasif yang dilakukan

(pemasangan infus dan kateter).

D. Diagnosa Keperawatan

Dari hasil analisa data diatas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan,

yang dimana diagnosa keperawatan tersebut telah diprioritaskan sebagai

berikut :

Diagnosa pre operasi (14 Mei 2019)

1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai

dengan sensasi penuh pada kandung kemih,buang air kecil sedikit,

dribbling, sering sulit buang air kecil sebelumnya, urin berbau khas,

distensi kandung kemih, ureum 50 mg/dL, kreatinin 1,9 mg/dL, volume

urin ±500-600 ml/24 jam.

Page 16: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

49

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai

dengan mengeluh nyeri, ekspresi wajah tampak meringis, skala nyeri :

4,pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/ 8 jam/ intravena,

tekanan darah dan nadi meningkat, TD :130/80 mmHg, N : 84x/menit.

3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan

merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dan kondisi yag

dihadapi, pasien tampak tidak mengetahui tindakan sebelum operasi,

pasien gelisah, pasien tegang, tekanan darah dan nadi meningkat, TD

:130/80 mmHg, N : 84x/menit, diaforesis.

4. Defisit pengetahuan tentang BPH berhubungan dengan ketidaktahuan

menemukan sumber informasi ditandai dengan menanyakan masalah

yang dihadapinya, menujukan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukan

presepsi yang keliru terhadap masalahnya.

5. Risiko infeksi ditandai dengan adanya efek prosedur invasif yang

dilakukan, pasien mendapat terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/

intravena.

Diagnosa post operasi (16 Mei 2019)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisikditandai dengan

mengeluh nyeri pada daerah sekitar bekas operasi, ekspresi wajah

meringis, sulit tidur, pasien memegangi daerah bekas operasi, nadi

meningkat, skala nyeri 6, pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x1 amp/

8 jam/ intravena.

Page 17: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

50

2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis

(tindakan pembedahan) ditandai dengan mengatakan ada luka bekas

operasi pada perut bagian bawah, terdapat luka pada perut bagian bawah,

terasa nyeri pada luka.

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan

mengeluh nyeri saat bergerak, gerakan tampak terbatas, fisik lemah.

4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan

merasa bingung, takut untuk makan dan minum terlalu banyak karena

cemas perut bagian dalamnya mengalami masalah akibat tindakan operasi

yang telah dilakukan, pasien gelisah.

5. Risiko infeksi ditandai dengan adanya efek prosedur invasif yang

dilakukan, kerusakan integritas kulit akibat pembedahan, pasien mendapat

terapi obat Ceftriaxone 2x10mg/ 12 jam/ intravena.

6. Risiko perdarahan ditandai dengan adanya tindakan pembedahan, pasien

mendapat terapi obat AsamTranex 3x1 amp/ 8 jam/intravena.

Page 18: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

51

E. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan dari tiga diagnosa utama dari diagnosa yang telah

ditemukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Rencana Keperawatan pada Tn. S dengan BPH di Ruang Bedah RSD Mayjend

HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

No. Diagnosa Keperawatan

Tujuan Rencana Tindakan

1 2 3 4 1. Retensi Urin

berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra ditandai dengan sensasi penuh pada kandung kemih, dribbling, distensi kandung kemih, residu urin 150 ml atau lebih. Data Subjektif : - Pasien

mengatakan tidak bisa buang air kecil sejak Rabu pagi.

- Pasien mengatakan sering sulit buang air kecil.

- Pasien mengatakan buang air kecil sedikit.

- Pasien mengatakan merasakan

Eliminasi Urin Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak terganggu eliminasi urinnya dengan kriteria hasil : - Pola eliminasi

tidak terganggu (5).

- Jumlah urin tidak terganggu (5).

- Warna urin tidak terganggu (5).

- Tidak ada nyeri saat kencing (5).

- Tidak ada retensi urin (5)

Manajemen Eliminasi Perkemihan 1. Monitor eliminasi urin

termasuk frekuensi, bau, volume, dan warna.

2. Pantau tanda-tanda retensi urin.

3. Bantu pasien untuk mengembangkan rutinitas eliminasi dengan tepat.

4. Anjurkan pasien untuk mengkonsusmsi cairan yang cukup.

Perawatan Selang : Perkemihan 1. Pertahankan kepatenan

sistem kateter kemih. 2. Lakukan perawatan rutin

meatus dengan sabun dan air selama mandi setiap hari.

3. Bersihkan kateter urin eksternal pada meatus.

4. Bersihkan daerah sekitar kulit secara berkala.

Page 19: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

52

1 2 3 4 sensasi penuh

pada kandung kemih.

- Pasien mengatakan beberapa hari sebelum tidak bisa buang air kecil setelah selesai buang air kecil urin terus menetes.

- Keluarga mengatakan urin berbau khas.

Data Objektif : - Pasien terpasang

kateter. - Kandung kemih

pasien teraba penuh.

- Urin berbau amonia.

- Volume urin ±500-600 ml/24 jam.

- Kadar ureum 50 mg/dL.

- Kadar kreatinin 1,9 mg/dL.

5. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai perawatan kateter yang tepat.

6. Lakukan modifikasi pada post operasi dengan irigasi kandung kemih.

Irigasi Kandung Kemih 1. Jelaskan tindakan yang

akan dilakukan pada pasien.

2. Bersihkan sambungan kateter atau ujung-Y dengan kapas alkohol.

3. Monitor dan pertahankan kecepatan aliran yang tepat.

4. Catat jumlah cairan yang digunakan, karakteristik cairan, jumlah cairan yang keluar, dan respon pasien sesuai dengan prosedur yang ada.

2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh nyeri, ekspresi wajah tampak meringis, tekanan darah dan nadi meningkat. Data Subjektif : - Pasien

Kontrol Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyerinya dengan kriteria hasil : - Dapat

mengenali

Manajemen Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri

yang komprehensif yang meliputi lokasi, frekuensi, kualitas, beratnya nyeri.

2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan.

3. Berikan informasi

Page 20: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

53

1 2 3 4 mengatakan nyeri

saat buang air kecil.

- Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubik saat tidak dapat buang air kecil.

Data Objektif : - Skala nyeri : 4 - TD :130/80

mmHg - N : 84x/menit - P : 20x/menit - T : 37.0ºC - Pasien tampak

meringis kesakitan saat ditekan bagian suprapubiknya.

- Pasien mendapat terapi obat Ketorolak 3x30 mg/ml (IV).

kapan nyeri terjadi (5)

- Dapat menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (5)

- Menggunakan analgesik yang direkomendasikan (5)

- Dapat melaporkan nyeri yang terkontrol (5).

Tingkat Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : - Tidak ada nyeri

yang dilaporkan (5).

- Tidak ada eskpresi nyeri yang ditunjukan (5).

- Denyut nadi dalam rentan normal (60-80x/menit) (5).

mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri.

4. Ajarkan penggunaan teaknik nonfarmakologi

5. Berikan obat farmakologi untuk menurunkan nyeri.

6. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.

Pemberian Analgesik 1. Cek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis

2. Tentukan analgesik pilihan dan rute pemberian.

3. Monitor tanda-tanda vital.

3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai

Tingkat Kecemasan Setelah dilakukan tindakan

Pengurangan Kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan.

Page 21: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

54

1 2 3 4 dengan merasa

bingung, merasa khawatir dengan akibat dan kondisi yag dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, tekanan darah meningkat, diaforesis. Data Subjektif - Pasien

mengatakan bingung.

- Pasien mengatakan akan melakukan tindakan pembedahan.

- Pasien mengatakan sedikit khawatir akan menjalani operasi.

Data Objektif - Pasien tampak

tegang. - Pasien tampak

gelisah. - Pasien tampak

berkeringat. - Tekanan Darah

tampak meningkat.

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil : - Distress tidak

ada (5). - Perasaan gelisah

tidak ada (5). - Tidak ada wajah

tegang (5). - Tidak ada rasa

cemas yang disampaikan secara lisan (5).

- Tidak ada peningkatan tekanan darah (5).

- Tidak ada peningkatan frekuensi nadi (5).

- Tidak ada keringat dingin yang muncul (5).

2. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang mungkin akan dialami selama prosedur.

3. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis.

4. Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.

5. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.

6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

7. Kaji tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien.

Persiapan Pembedahan 1. Identifikasi tingkat

kecemasan/ketakukan pasien mengenai prosedur pembedahan.

2. Lengkapi cheklist preoperatif.

3. Periksa lembar persetujuan tindakan pembedahan yang telah ditandatangani dengan benar.

4. Periksa bahwa darah transfusitelah tersedia.

5. Periksa gelang identifikasi pasien, gelang alergi dan gelang darah dapat terbaca.

6. Pastikan bahwa uang dan barang berharga telah ditempatkan dengan aman.

Page 22: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

55

1 2 3 4 7. Lakukan pencukuran area

pembedahan, penggosokan, mandisesuai kebutuhan, anjurkan pasien untuk puasa.

8. Bantu pasien dipindahkan ke brankar, dan bantu pasien ke ruang operasi.

9. Bawa obat-obatan pasien dari ruangan menuju ruang operasi.

10. Pimpin pasien untuk berdoa sebelum memasuki ruang operasi.

Pengajaran Perioperatif 1. Informasikan pada pasien

dan keluarga untuk penjadwalan tanggal, waktu dan lokasi operasi.

2. Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan operasi.

3. Jelaskan prosedur persiapan pre-operasi.

4. Berikan informasi yang lengkap pada pasien mengenai apa saja yang akan dilihat, dirasakan selama operasi berlangsung.

5. Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami pasca operasi.

6. Jelaskan peralatan dan perawatan pasca operasi.

Kordinasi Perioperatif 1. Review operasi yang akan

direncanakan. 2. Perkuat informasi yang

diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.

1 2 3 4

Page 23: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

56

3. Berikan waktu pada pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan kekhawatirannya.

F. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan Tn. S adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Implementasi dan Evaluasi pada Tn. S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 14 – 16 Mei 2019

No. Dx

Implementasi Evaluasi

1 2 3 1. Tanggal : 14 Mei 2019

Pukul 10.00 WIB 1. Mengecek kepatenan

kateter yang terpasang. Pukul 10.05 WIB 2. Membersihkan meatus

pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap serta menganjurkan pasien membersihkannya setiap mandi.

Pukul 10.25 WIB

3. Membersihkan selang kateter yang terpasang pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.

Pukul 10.35 WIB 4. Membersihkan daerah

sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.

Tanggal : 14 Mei 2019 S :

Pukul 16.20 WIB - Pasien mengatakan akan

membersihkan setiap mandi - Keluarga mengatakan pasien

sudah membersihkan pada saat mandi.

Pukul 10.45 WIB - Pasien mengatakan sudah

mengerti cara membersihkan, merawat dan membawa urin bag dengan benar.

Pukul 15.45 WIB - Pasien mengatakan buang air

kecil dalam jumlah sedikit. - Pasien mengatakan warna

urinnya kuning tua. - Keluarga mengatakan urin berbau

khas. Pukul 14.00 WIB - Pasien mengatakan terasa nyeri

saat berkemih, walau sudah terpasang kateter.

1 2 3

Page 24: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

57

Pukul 10.45 WIB 5. Mengajarkan pasien dan

keluarga mengenai cara membersihkan dan merawat kateter serta membawa urin bag ke kamar mandi dengan benar.

Pukul 15.30 WIB 6. Memantau pengeluaran

urin. Pukul 13.45 WIB

7. Memantau tanda-tanda retensi urin.

Pukul 10.30 WIB 8. Memberikan pasien

minum secara oral untuk meningkatkan rutinitas eliminasi.

Pukul 10.30 WIB

9. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi air putih ± 8 gelas perhari.

Pukul 20.30 WIB - Pasien mengatakan minum ±5

gelas air putih. Pukul 10.35 WIB - Pasien tampak mengerti anjuran

perawat tentang mengkonsumsi caiaran yang cukup dalam sehari.

O :

Pukul 10.05 WIB - Kateter masih terpasang dengan

benar pada tempatnya. Pukul 10.35 WIB - Selang kateter sudah bersih dan

kondisinya baik. Pukul 10.45 WIB - Kulit disekitar genital pasien

tampak bersih dan tidak ada alergi pada kulit.

Pukul 10.45 WIB - Pasien sudah mulai mengerti cara

membersihkan kateter. - Pasien tampak membawa urin

bag melebihi area genital dan masih membutuhkan pengajaran untuk merawat kateter.

Pukul 15.45 WIB - Volume urin ±500-600 ml/24

jam. Warna urin pasien kuning tua.

- Urin berbau amonia. Pukul 20.30 WIB - Pasien menghabiskan minumnya. A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi

- Monitor eliminasi urin. - Pantau tanda-tanda retensi

urin. Pantau konsumsi cairanpasien.

1 2 3

Page 25: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

58

- Lakukan perawatan kateter. - Ajarkan pasien dan keluarga

dalam perawatan kateter.

Dinda Emilita 1. Tanggal : 15 Mei 2019

Pukul 08.10 WIB 1. Mengecek kepatenan

kateter yang terpasang. Pukul 08.15 WIB 2. Membersihkan meatus

pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap serta menganjurkan pasien membersihkannya setiap mandi.

Pukul 08.25 WIB 3. Membersihkan selang

kateter yang terpasang pada meatus.

Pukul 08.30 WIB

4. Membersihkan daerah sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.

Pukul 08.50 WIB

5. Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai cara membersihkan dan merawat kateter serta membawa urin bag ke kamar mandi dengan benar.

Tanggal : 15 Mei 2019 S : Pukul 09.05 WIB

- Pasien mengatakan mengerti cara membersihkan, merawat kateter.

- Pasien mengatakan membiarkan urin bag tergeletak begitu saja saat mandi.

Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan buang air

kecil dalam jumlah sedikit. - Pasien mengatakan warna

urinnya kuning tua. - Keluarga mengatakan urin berbau

khas. Pukul 08.50 WIB - Pasien mengatakan masih terasa

nyeri saat berkemih, walau sudah terpasang kateter.

Pukul 20.30 WIB - Pasien mengatakan minum ±6

gelas air putih. O : Pukul 08.15 WIB - Kateter masih terpasang dengan

benar pada tempatnya. Pukul 08.25 WIB - Pasien tampak membersihkan

meatus uretra menggunakan air dan sabun dengan bantuan keluarga.

1 2 3

Page 26: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

59

Pukul 08.00 WIB 6. Memantau pengeluaran

urin. Pukul 08.45 WIB 7. Memantau tanda-tanda

retensi urin. Pukul 08.00 WIB 8. Memantau konsumsi

cairan pasien.

Pukul 08.30 WIB - Selang kateter sudah bersih dan

kondisinya baik. Pukul : 08.40 WIB - Kulit disekitar genital pasien

tampak bersih dan tidak ada kemerahan pada kulit.

Pukul : 09.05 WIB - Pasien sudah mulai mengerti cara

membersihkan kateter. - Pasien masih membawa urin bag

melebihi area genital. - Pasien masih membutuhkan

pengajaran untuk merawat kateter dengan benar.

Pukul 08.05 WIB - Volume urin ± 600-700 ml/24

jam. - Warna urin pasien kuning tua. - Urin berbau amonia. Pukul 20.30 WIB - Pasien menghabiskan minumnya. A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi

- Monitor eliminasi urin. - Pantau tanda-tanda retensi

urin. - Pantau konsumsi cairan

pasien. - Lakukan perawatan kateter. - Tindakan pembedahan

prostatektomi. - Lakukan irigasi kandung

kemih.

Dinda Emilita

1 2 3

Page 27: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

60

1. Tanggal : 16 Mei 2019 Pukul 07.00 WIB 1. Mengecek kepatenan

kateter yang terpasang. Pukul 07.05 WIB 2. Membersihkan meatus

pasien menggunakan air dan sabun dengan waslap.

Pukul 07.15 WIB 3. Membersihkan selang

kateter yang terpasang pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.

Pukul 07.20 WIB 4. Membersihkan daerah

sekitar kulit pada meatus menggunakan air dan sabun dengan waslap.

Pukul 07.30 WIB 5. Mengajarkan pasien dan

keluarga cara membawa urin bag ke kamar mandi dan menempatkan urin bag dengan benar.

Pukul 08.00 WIB 6. Memantau pengeluaran

urin. Pukul 11.45 WIB 7. Memantau tanda-tanda

retensi urin. Pukul 11.45 WIB 8. Menjelaskan pada pasien

bahwa akan dilakukan irigasi pada kandung

Tanggal : 16 Mei 2019 S : Pukul 07.35 WIB - Pasien mengatakan saat mandi

urin bag dipegangi oleh anaknya dan sudah tidak digeletakkan lagi.

Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan buang air

kecil sudah mulai banyak. - Pasien mengatakan warna

urinnya kuning muda. - Keluarga mengatakan urin berbau

khas. Pukul 11.50 WIB - Pasien mengatakan sudah tidak

nyeri lagi saat berkemih. Pukul 11.45 WIB - Pasien mengatakan mengerti

akan dilakukan irigasi kateter. Pukul 11.45 WIB - Keluarga mengatakan warna

urinnya sedikit kuning kemerahan.

O : Pukul 07.05 WIB - Kateter masih terpasang dengan

benar pada tempatnya. Pukul 07.15 WIB - Meatus uretra bersih. Pukul 07.20 WIB - Selang kateter sudah bersih dan

kondisinya baik dan terpasang pada tempatnya.

Pukul 07.25 WIB - Kulit disekitar genital pasien

bersih dan tidak ada kemerahan pada kulit.

Pukul 07.35 WIB - Pasien membawa urin bag

dengan tepat. 1 2 3

Page 28: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

61

kemihnya. Pukul 11.45 WIB 9. Membersihkan sambungan

kateter dengan kapas alkohol.

Pukul 11.45 WIB 10. Memantau kecepatan aliran

irigasi. Pukul 11.45 WIB 11. Mencatat warna cairan yang

keluar dari irigasi.

Pukul 08.05 WIB - Volume urin ±400-500 ml/12

jam. - Warna urin pasien kuning muda. - Urin berbau amonia. Pukul 11.45 WIB - Pasien terpasang kateter threeway

dan sambungan kateter sudah bersih.

Pukul 11.45 WIB - Pasien dirawat di ICU dan

dilakukan irigasi pada kandung kemihdengan menggunakan cairan NaCl sebanyak 50-60 tpm.

Pukul 11.45 WIB - Warna cairan irigasi pasien

tampak kuning kemerahan. A : Masalah Retensi Urin teratasi. P : Hentikan intervensi

Dinda Emilita 2. Tanggal 14 Mei 2019

Pukul 14.15 WIB 1. Melakukan pengkajian

nyeri.

Pukul 14.25 WIB 2. Melihat tanda nonverbal

pada pasien akibat nyeri.

Pukul 13.25 WIB 3. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 13.30WIB 4. Memberikan analgesik

ketorolak untuk mengurangi nyeri.

Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 14.30 WIB - Pasien mengatakan nyeri saat

baung air kecil. - Pasien mengatakan nyeri

bertambah jika bagian perut bagian bawahnya ditekan.

- Pasien mengatakan terkadang nyeri saat ingin buang air kecil seperti tertekan.

- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah menggunakan kateter.

- Pasien mengatakan sekarang nyerinya hilang timbul dan tidak menentu.

- Pasien mengatakan nyeri terasa 1 2 3

Page 29: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

62

Pukul 17.30 WIB 5. Memeriksa tanda-tanda

vital.

Pukul 17.30 WIB 6. Memberi tahu pasien

tentang penyebab nyeri.

Pukul 14.30 WIB 7. Mengajarkan teknik

nonfarmakologi (tarik nafas dalam) saat nyeri datang.

Pukul 21.00 WIB Mendukung istirahat/tidur yang adekuat dengan menyarankan yang menunggu pasien hanya 2 orang untuk membantu penurunan nyeri.

Pukul 18.30WIB 8. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 19.00WIB 9. Memberikan therapi

analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

Pukul 17.30 WIB 10. Memantau tanda-tanda

vital.

disekitaran perut bagian bawah. Pukul 15.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri

berkurang. Pukul 18.00 WIB - Pasien mengatakan sudah

mengerti mengapa nyeri saat buang air kecil.

Pukul 14.45 WIB - Pasien mengatakan sudah sedikit

mengerti bagaimana melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang datang.

Pukul 21.35 WIB - Pasien mengatakan nyeri masih

ada. O : Pukul 14.30 WIB

- Pasien kesakitan saat perut bagian bawah ditekan.

- Skala nyeri 4. Pukul 14.30 WIB - Pasien meringis kesakitan saat

ditekan pada perut bagian bawahnya.

Pukul 13.30 WIB - Pasien diberikan obat Ketorolak

30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.

Pukul 18.00 WIB - TD :130/80 mmHg. - N : 82x/menit. - P : 20x/menit. - T : 36.5 ºC. Pukul 14.45 WIB - Pasien masih membutuhkan

bimbingan melakukan teknik tarik nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.

1 2 3

Page 30: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

63

Pukul 22.00 WIB - Pasien ditunggu oleh satu

anaknya. - Pasien dapat beristirahat Pukul 18.35 WIB - Pasien diberikan obat Ketorolak

30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.

Pukul : 21.35 - Pasien masih meringis kesakitan. Pukul 18.00 WIB - TD :120/80 mmHg. - N : 80x/menit. - P : 18x/menit. - T : 36.5 ºC.

A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan Intervensi

- Lakukan pengkajian ulang untuk mengetahui perkembangan pasien.

- Observasi tanda nonverbal pada pasien.

- Ajarkan kembali teknik non farmakologi.

- Berikan obat farmakologi. - Monitor tanda-tanda vital

pasien.

Dinda Emilita 2. Tanggal : 15 Mei 2019

Pukul 11.00 WIB 1. Melakukan pengkajian

nyeri. Pukul 11.10 WIB 2. Melihat adakah tanda

ketidaknyamanan akibat nyeri.

Tanggal : 15 Mei 2019 S : Pukul 11.20 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah

berkurang. Pasien mengatakan nyeri bertambah jika bagian bawahnya ditekan.

- Pasien mengatakan terkadang nyeri saat ingin buang air kecil.

1 2 3

Page 31: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

64

Pukul 05.30WIB 3. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 05.50WIB

4. Memberikan therapi analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

Pukul 05.20 WIB

5. Memantau tanda-tanda vital.

Pukul 08.30 WIB 6. Mengajarkan teknik

nonfarmakologi (nafas dalam) saat nyeri datang.

Pukul 12.15WIB 7. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 12.30WIB 8. Memberikan therapi

analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

Pukul 12.00 WIB 9. Memantau tanda-tanda

vital. Pukul 13.15 WIB 10. Menganjurkan pasien

beristirahat.

- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah menggunakan kateter.

- Pasien mengatakan sekarang nyerinya hilang timbul.

- Pasien mengatakan nyeri terasa disekitaran perut bagian bawah.

Pukul 07.30 WIB - Pasien mengatakan nyeri

berkurang. Pukul 09.45 WIB - Pasien mengatakan sudah

mengerti melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri.

Pukul 13.30 WIB - Pasien mengatakan nyeri masih

ada. Pukul 20.20 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah

berkurang. O : Pukul 11.20 WIB - Pasien masih kesakitan saat

perut bagian bawahnya ditekan. - Skala nyeri 2. Pukul 11.10 WIB - Pasien masih meringis kesakitan

saat perut ditekan bagian. Pukul 05.30WIB - Pasien mendapatkan obat

Ketorolak 30 mg/ amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.

Pukul 07.30 WIB - Pasien terkadang masih meringis

kesakitan.

1 2 3

Page 32: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

65

Pukul 18.30WIB 11. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 19.00WIB 12. Memberikan therapi

analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

Pukul 17.30 WIB 13. Memantau tanda-tanda

vital. Pukul 21.00 WIB 14. Membicarakan pada

pasien dan keluarga untuk yang menunggu pasien hanya 2 orang guna membantu penurunan nyeri.

Pukul 05.30 WIB - TD :120/80 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.5 ºC. Pukul 09.45 WIB - Pasien sudah dapat melakukan

teknik distraksi nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.

Pukul 05.30WIB - Pasien mendapatkan obat

Ketorolak 30 mg/ amp/8jam secara IVuntuk mengurangi nyerinya.

Pukul 13.30 WIB - Pasien masih sedikit meringis

kesakitan. Pukul 12.10 WIB - TD :120/70 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 18x/menit. - T : 36.5 ºC. Pukul 13.30 WIB - Pasienmendengarkan anjuran

perawat. Pukul 18.35 WIB - Pasien mendapatkan obat

Ketorolak 30 mg/ amp/8jam secara IVuntuk mengurangi nyerinya.

Pukul 20.20 WIB - Pasien sudah tidak meringis. Pukul 17.40 WIB - TD :110/80 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 18x/menit. - T : 37.0 ºC. Pukul 22.00 WIB - Pasien dapat beristirahat.

1 2 3

Page 33: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

66

A : Masalah tertasi sebagian. P : Lanjutkan Intervensi

- Lakukan pengkajian ulang untuk mengetahui perkembangan pasien.

- Observasi tanda nonverbal pada pasien.

- Ajarkan kembali teknik non farmakologi.

- Berikan obat farmakologi. Monitor tanda-tanda vital pasien.

- Tindakan pembedahan prostatektomi.

Dinda Emilita 2. Tanggal : 16 Mei 2019

Pukul 05.30 WIB 1. Memantau tanda-tanda

vital. Pukul 05.45WIB 2. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 05.50WIB 3. Memberikan therapi

analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

Pukul 11.00 WIB 4. Melakukan pengkajian

nyeri.

Tanggal : 16 Mei 2019 S : Pukul 07.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri

berkurang. Pukul 11.30 WIB - Pasien mengatakan ada bekas

luka operasi pada perut bagian bawahnya.

- Pasien mengatakan terasa nyeri pada bagian bekas operasi diperut bagian bawah.

- Pasien mengatakan pada bagian luka terasa panas dan pedih dan terkadang seperti ditusuk-tusuk.

- Pasien mengatakan nyeri saat bergerak.

- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan obat. Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul.

- Pasien mengatakan nyeri terasa 1 2 3

Page 34: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

67

Pukul 11.10 WIB 5. Melihat tanda nonverbal

pada pasien akibat nyeri.

Pukul 12.00 WIB 6. Mengajarkan teknik

nonfarmakologi (nafas dalam) untuk mengurangi nyeri.

Pukul 12.15 WIB 7. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 12.30WIB 8. Memberikan therapi

analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

Pukul 12.00 WIB 9. Memantau tanda-tanda

vital. Pukul 15.30 WIB 10. Mengajarkan teknik

nonfarmakologi (nafas dalam) untuk mengurangi nyeri.

Pukul 18.30 WIB 11. Mengecek instruksi dokter

terhadap jenis obat dan dosis.

Pukul 19.00 WIB 12. Memberikan therapi

analgesik untuk mengurangi nyeri (Ketorolak 30 mg/ml secara intravena).

disekitaran perut bagian bawah bekas luka operasi.

Pukul 12.10 WIB - Pasien mengatakan sudah

mengerti bagaimana melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang datang.

Pukul 15.00 WIB - Pasien mengatakan masih terasa

nyeri. Pukul 16.00 WIB - Pasien mengatakan sudah

mengerti bagaimana melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang datang.

Pukul 20.30 WIB - Pasien mengatakan masih terasa

nyeri. O : Pukul 05.35 WIB - TD :120/70 mmHg. - N : 78x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.5 ºC. Pukul 05.45 WIB - Pasien mendapatkan obat

Ketorolak 30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.

Pukul 07.00 WIB - Pasien masih sedikit meringis. Pukul 11.30 WIB

- Ada luka pada perut bagian bawah pasien.

- Pasien kesakitan. - Skala nyeri : 6.

1 2 3

Page 35: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

68

Pukul 17.00 WIB 13. Memantau tanda-tanda

vital.

- Pasien terbatas saat bergerak. - Fisik pasien lemah.

Pukul 11.20 - Pasien meringis kesakitan dan

memegangi perut bagian bawahnya.

Pukul 12.10 WIB - Pasien sudah dapat melakukan

teknik distraksi nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.

Pukul 12.30 WIB - Pasien mendapatkan obat

Ketorolak 30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.

Pukul 15.00 WIB - Pasien meringis kesakitan

kesakitan. Pukul 12.10 WIB - TD :100/70 mmHg. - N : 71x/menit. - P : 20x/menit. - T : 37.5 ºC. Pukul 16.00 WIB - Pasien melakukan teknik

distraksi nafas dalam untuk mengatasi nyerinya.

Pukul 18.35 WIB - Pasien mendapatkan obat

Ketorolak 30 mg/amp/8jam secara IV untuk mengurangi nyerinya.

Pukul 20.30 WIB - Pasien masih meringis kesakitan. Pukul 17.10 WIB - TD :110/80 mmHg. - N : 76x/menit. - P : 22x/menit. - T : 37.0 ºC.

1 2 3

Page 36: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

69

A : Masalah belum teratasi Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik

P : Lanjutkan intervensi - Lakukan pengkajian ulang

untuk mengetahui perkembangan pasien.

- Observasi tanda nonverbal pada pasien.

- Ajarkan kembali teknik non farmakologi.

- Berikan obat farmakologi. - Monitor tanda-tanda vital

pasien. - Lakukan perawatan luka.

Dinda Emilita 3. Tanggal 14 Mei 2019

Pukul 09.15 WIB 1. Melakukan pendekatan dan

menjalin hubungan kepercayaan kepada pasien serta memberikan keyakinan pada pasien.

Pukul 09.30 WIB 2. Menjelaskan kepada pasien

bahwa akan dilaksanakan operasi di ruang operasi, pasien harus menjalani pemeriksaan EKG dan Rontgen Thorax terlebih dahulu.

Pukul 09.40 WIB 3. Memberikan informasi

kepada psien tentang perrawatannya sehingga pasien tidak khawatir lagi

Tanggal 14 Mei 2019 S : Pukul 09.35 WIB - Pasien mengerti apa saja

prosedur yang harus dijalani psien

Pukul 20.00 WIB - Pasien merasa lebih aman dan

tenang setelah didampingi oleh perawat.

Pukul 09.35 WIB - Keluarga mengerti saran yang

diberikan perawat. Pukul 20.30WIB - Pasien mengatakan sudah

sedikit mengerti tentang teknik relaksasi guided imagery.

Pukul 20.15WIB - Pasien mengatakan masih

sedikit cemas.

1 2 3

Page 37: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

70

melihat pasien lain di operasi.

Pukul 09.50 WIB 4. Berada disisi pasien untuk

meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.

Pukul 09.30WIB 5. Mengatakan kepada

keluarga untuk mendampingi pasien.

Pukul 20.00 WIB 6. Memberi motivasi untuk

pasien agar semangat menjalani pembedahan.

Pukul 20.15 WIB 7. Mengatakan pada pasien

untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mengatasi kecemasan.

Pukul 20.30 WIB 8. Mengkaji tanda verbal,

nonverbal dari pasien tetang kecemsan dan juga tanda-tanda vital.

O : Pukul 09.30 WIB - Bina hubungan saling percaya

pasien sudah ada, pasien sudah mau menyatakan keluhannya kepada pasien.

Pukul 09.35 WIB - Menghantarkan pasien untuk

EKG dan rontgen. Pukul : 09.50 WIB - Pasien masih gelisah dan

khawatir akan dilakukan pembedahan.

Pukul 20.15 WIB - Pasien mulai sedikit termotivasi. Pukul 20.15WIB - Pasien masih cemas. - Wajah pasien tegang ketika

membicarakan tindakan pembedahan.

- Pasien berkeringat dingin. - TD :120/80 mmHg. A : Masalah Belum Teratasi. P : Lanjutkan Intervensi

- Informasikan pada pasien dan keluarga untuk penjadwalan tanggal, waktu dan lokasi operasi.

- Jelaskan prosedur persiapan pre-operasi.

- Berikan informasi yang lengkap pada pasien mengenai apa saja yang akan dilihat, dirasakan selama operasi berlangsung.

- Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami pasca operasi.

- Jelaskan peralatan dan perawatan pasca operasi.

- Lakukan pencukuran area 1 2 3

Page 38: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

71

pembedahan, penggosokan dan mandi.

- Review operasi yang akan direncanakan.

- Perkuat informasi yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.

- Berikan waktu pada pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan kekhawatirannya.

- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

- Kaji ulang tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien.

Dinda Emilita 3. Tanggal 15 Mei 2019

Pukul 08.30 WIB 1. Memberi tahu pasien dan

keluarga tanggal 16 Mei 2019 pukul 08.00 WIB akan dilakukan tindakan operasi pada perut bagian bawah pasien.

Pukul 09.30 WIB 2. Menjelaskan persiapan pre-

operasi, nanti malam harus mulai puasa dari pukul 22.00 WIB.

Pukul 07.45 WIB 3. Memberikan informasi

tentang kondisi ruang operasi, pasien akan

Tanggal 15 Mei 2019 S : Pukul 08.35 WIB - Pasien mengatakan paham akan

jadwal tersebut. Pukul 22.00 WIB - Keluarga mengatakan pasien

sudah mulai puasa. Pukul 07.50 WIB - Pasien mengatakan mengerti apa

yang disampaikan perawat. Pukul 08.00 WIB - Pasien dan keluarga mengerti

akan informasi yang diberikan. - Keluarga mengatakan akan

menunggu keluarganya. Pukul 20.00 WIB - Pasien mengatakan hal-hal yang

harus dipersiapkan untuk operasi 1 2 3

Page 39: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

72

disuntikannya bius pada tulang belakang.

Pukul 07.30 WIB 4. Membicarakan pada pasien

setelah dilakukan operasi dan reaksi bius habis akan terasa panas dan nyeri pada daerah luka, menyarankan pada pasien saat itu terjadi sebaiknya pasien melakukan teknik distraksi nafas dalam untuk mengurangi nyeri.

Pukul 07.40 WIB 5. Menjelaskan bahwa pasca

operasi nanti pasien akan dirawat di ruang ICU dengan menggunakan kateter threeway serta dilakukan irigasi kandung kemih, dan keluarga diharapkan untuk menjaga pasien.

Pukul 15.40 WIB 6. Melakukan pencukuran area

pembedahan, beri tahu pasien untuk mandi dan membersihkan diri sebelum operasi.

Pukul 19.40 WIB 7. Mengingatkan kembali

operasi yang akan direncanakan besok.

Pukul 19.45 WIB 8. Menanyakan ulang apa saja

yang harus dipersiapkan untuk operasi besok.

besok yaitu puasa, pencukuran area sekitar yang akan dioperasi, dan mandi sebelum operasi.

- Pasien mengatakan kekhawatirannya sudah berkurang.

Pukul 20.45 WIB - Pasien mengatakan akan

menggunakan teknik relaksasi guided imagery .

Pukul 08.05 WIB - Pasien mengatakan masih sedikit

cemas. O : Pukul 07.50 WIB - Pasien mengerti dan dapat

menunjukkan lokasi tulang belakang yang akan disuntikan bius.

- Pasien dapat mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri yang muncul besok pasca operasi.

Pukul 16.00 WIB - Area sekitar pembedahan sudah

bersih. Pukul 20.00 WIB - Pasien sudah mengerti apa saja

yang harus dipersiapkan untuk besok operasi.

Pukul 20.45 WIB - Pasien sudah menggunakan

guided imagery, tetapi masih perlu diingatkan untuk menekan kecemasannya.

Pukul 08.05 WIB - Cemas pasien berkurang.

Wajah pasien sudah sedikit rileks ketika membicarakan tindakan pembedahan.

1 2 3

Page 40: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

73

Pukul 19.50 WIB 9. Menanyakan pada pasien

dan keluarga adakah kekhawatiran yang dirasakan lagi.

Pukul 20.10 WIB 10. Mengatakan serta

mengingatkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mencegah terjadinya kecemasan.

Pukul 08.00 WIB 11. Mengkaji tanda verbal,

nonverbal dari pasien tetang kecemsan dan juga tanda-tanda vital.

- TD :120/80 mmHg. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan Intervensi

- Identifikasi tingkat kecemasan/ketakukan pasien mengenai prosedur pembedahan.

- Lengkapi cheklistpreoperatif. - Periksa lembar persetujuan

tindakan pembedahan yang telah ditandatangani dengan benar.

- Periksa gelang identifikasi pasien, gelang alergi dapat terbaca.

- Pastikan bahwa uang dan barang berharga telah ditempatkan dengan aman.

- Bantu pasien dipindahkan ke brankar, dan bantu pasien ke ruang operasi.

- Bawa obat-obatan pasien dari ruangan menuju ruang operasi.

- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

- Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.

- Pimpin pasien untuk berdoa sebelum memasuki ruang operasi.

Dinda Emilita 3. Tanggal 16 Mei 2019

Pukul 07.00 WIB 1. Mengkaji kecemasanpasien

mengenai prosedur pembedahan.

Tanggal 16 Mei 2019 S : Pukul 08.20 WIB - Pasien merasa lebih aman dan

tenang setelah mendapatkan 1 2 3

Page 41: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

74

Pukul 07.05 WIB 2. Mengecek dan melengkapi

cheklist preoperatif pasien termasuk dokumen yang diperlukan.

Pukul 07.20 WIB 3. Memeriksa informed

consent atas tindakan pembedahan yang telah ditanda tangani.

Pukul 07.25 WIB 4. Memeriksa gelang

identifikasi pada pasien. Pukul 07.05 WIB 5. Memastikan bahwa uang

dan barang berharga milik pasien telah disimpan keluarga.

Pukul 08.10 WIB 6. Membantu pasien

dipindahkan ke kursi roda lalu mengantarnya ke ruang operasi.

Pukul 08.15 WIB 7. Membawa obat-obatan

pasien dari ruangan menuju ruang operasi.

Pukul 08.20 WIB 8. Mendampingi pasien untuk

meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.

Pukul 08.20 WIB 9. Mengatakan serta

mengingatkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi guided Imagery untuk mencegah terjadinya kecemasan.

- penjelasan dan didampingi oleh perawat.

Pukul 08.25 WIB - Pasien mengatakan akan

melakukan teknik relaksasi guided imagery .

Pukul 18.00 WIB - Pasien mengatakan takut untuk

makan dan minum terlalu banyak karena cemas perut bagian dalamnya mengalami masalah akibat tindakan operasi yang telah dilakukan.

O : Pukul 07.05 WIB - Kecemasan pasien sudah

berkurang dari sebelumnya. - Pasien sudah tidak gelisah. Pukul 07.15 WIB - Dokumen, pemeriksaan dan

persiapan yang dibutuhkan pasien sudah lengkap.

Pukul 07.25 WIB - Informed consentsudah ada dan

suah ditandatangani oleh keluarga.

Pukul 07.25 WIB - Gelang identitas pasien sudah ada

dan terpasang pada pasien. Pukul 07.15 WIB - Uang dan barang berharga pasien

sudah tidak ada di pasien. Pukul 08.20 WIB - Pasien sudah dipindahkan ke

ruang operasi. - Obat-obatan pasien yang di

ruangan sudah dibawa ke ruang operasi.

Pukul 08.30 WIB - Pasien lebih tenang setelah

1 2 3

Page 42: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB III.pdf · LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dan demografi ... BPH . 35 3. Sumber Informasi (Penanggung

75

Pukul 08.25 WIB 10. Memimpin pasien untuk

berdoa telebih dahulu sebelum masuk ruang operasi.

Pukul 18.45 WIB 11. Mengkaji ulang tanda

verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien,karena pasien tampak cemas.

berdoa. Pukul 18.00 WIB - Pasien cemas. - Pasien tidak banyak minum dan

tidak menghabiskan makanannya. - TD : 100/70 mmHg. A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

- Berikan informasi faktual terkait perawatannya.

- Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan.

- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

- Berikan motivasi pada pasien untuk menghabiskan makanannya.

- Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.

- Kaji tanda verbal, nonverbal kecemasan serta tanda-tanda vital klien.

Dinda Emilita