Pengkajian katarak

49
LEMBAR PENGESAHAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. H.P dengan Gangguan Sistem Penglihatan Pre dan Post Op Katarak Sinilis Matur Od di Ruang Rawat Inap Gabung Anak dan Dewasa Rindu A5 RSUP H. Adam Malik Medan Disetujui oleh : Pembimbing Keperawatan CI Kepala Ruangan Rindu A5 RSUP H. Adam Malik Medan RSUP H. Adam Malik Medan ( Delima Warita Purba, S.Kep,Ns) (Julinar Zesca Pasaribu, S.Kep, Ns) Kapokja Pembimbing Institusi Keperawatan Rindu A3 AKPER HKBP Balige ( Rinawati Sitepu, S.Kep,Ns) (Mona Santi Nainggolan,S.Kep,Ns)

Transcript of Pengkajian katarak

Page 1: Pengkajian katarak

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Tn. H.P dengan Gangguan Sistem Penglihatan

Pre dan Post Op Katarak Sinilis Matur Od

di Ruang Rawat Inap Gabung Anak dan Dewasa

Rindu A5 RSUP H. Adam Malik Medan

Disetujui oleh :

Pembimbing Keperawatan CI Kepala Ruangan Rindu A5

RSUP H. Adam Malik Medan RSUP H. Adam Malik Medan

( Delima Warita Purba, S.Kep,Ns) (Julinar Zesca Pasaribu, S.Kep, Ns)

Kapokja Pembimbing Institusi

Keperawatan Rindu A3 AKPER HKBP Balige

( Rinawati Sitepu, S.Kep,Ns) (Mona Santi Nainggolan,S.Kep,Ns)

Page 2: Pengkajian katarak

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatNya

penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Adapun judul dari laporan kasus ini

adalah Asuhan Keperawatan pada Tn.H.P dengan Gangguan Sistem

Sensorineural “Katarak Senilis Matur Od” di Ruang RA5 Kamar III.2 RSUP H.

Adam Malik Medan.

Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan kasus

ini, baik berupa dukungan moral maupun material secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Azwar Hakmi Lubis Sp.A, M.Kes selaku Direktur Utama RSUP H.

Adam Malik Medan.

2. Bapak Ahmad Sobari,S.Kep, Ns selaku Bidang Keperawatan.

3. Ibu Herlina,S.Kep, Ns selaku KA. Diklat RSUP H. Adam Malik Medan.

4. Ibu Diak. Lamria Simanjuntak, S.Kep, Ns selaku Direktur AKPER HKBP

Balige.

5. Ibu Rinawati Sitepu, S.Kep, Ns selaku Kapokja Rindu A RSUP H. Adam

Malik Medan.

6. Ibu Julinar Zesca Pasaribu, S.Kep, Ns selaku Kepala Ruangan RA.5. THT.

7. Ibu Delima Warita Purba, S.Kep, Ns selaku CI RA .5 THT.

8. Seluruh Staf dan jajaran RSUP H. Adam Malik Medan.

9. Bapak/Ibu dosen pembimbing dari Akademi Keperawatan HKBP Balige.

10. Teman-teman Angkatan VIII yang telah mendukung dan memberi motivasi

dan menyelesaikan studi kasus ini.

11. Orangtua kami yang telah mendoakan kami dalam menyelesaikan praktek

belajar lapangan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi meningkatkan mutu dari laporan

ini.Atas perhatian Bapak / Ibu, Penulis mengucapkan terima kasih.

. Medan, Agustus 2012

Hormat Kami,

Penulis

Page 3: Pengkajian katarak

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.Latar Belakang ............................................................................................ 1

2.Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

2.1.Tujuan umum ...................................................................................... 3

2.2.Tujuan Khusus ..................................................................................... 4

3.Manfaat Penulisan ....................................................................................... 5

4.Ruang Lingkup ............................................................................................ 6

5.Metode Penulisan ........................................................................................ 7

6.Sistematika Penulisan ................................................................................. 8

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ............................................................................ 9

1. Defenisi ................................................................................................... 9

2. Etiologi .................................................................................................... 10

3. Patofisiologi ............................................................................................ 11

4. Manifestasi Klinis ................................................................................... 12

5. Pemeriksaan Diagnostik .......................................................................... 13

6. Penatalaksanaan ...................................................................................... 14

7. Landasan Teoritis Keperawatan .............................................................. 15

BAB III. TINJAUAN KASUS ................................................................................. 16

1.Pengkajian ................................................................................................. 16

2.Analisa Data .............................................................................................. 17

3.Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 18

4.Rencana Asuhan Keperawatan ................................................................. 19

5.Catatan perkembangan .............................................................................. 20

BAB IV. PEMBAHASAN ........................................................................................ 21

1.Pengertian ................................................................................................. 21

2.Diagnosa Keperawatan pada Teori ........................................................... 22

3.Diagnosa yang Muncul pada Kasus .......................................................... 23

4.Intervensi................................................................................................... 24

5.Implementasi ............................................................................................. 25

6.Evaluasi ..................................................................................................... 26

BAB V. PENUTUP .................................................................................................. 27

A.Kesimpulan .............................................................................................. 27

B.Saran ......................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 29

Page 4: Pengkajian katarak

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kebutaan di Indonesia merupakan bencana nasional. Sebab kebutaan

menyebabkan kualitas sumber daya manusia rendah. Hal ini berdampak pada

kehilangan produktivitas serta membutuhkan biaya untuk rehabilitasi dan

pendidikan orang buta. Berdasarkan hasil survey nasional tahun 1993-1996,

angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari jumlah penduduk di

Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia pada urutan pertama dalam

masalah kebutaan di Asia dan nomor dua di dunia pada masa itu.

Pandangan mata yang kabur atau berkabut bagaikan gumpalan kabut ketika

mengemudi di malam hari, merupakan gejala katarak. Tepat di siang hari

penderita justru merasa silau karna cahaya yang masuk ke mata terasa berlebih.

Begitu besarnya resiko masyarakat Indonesia untuk menderita katarak

memicu kita dalam upaya pencegahan dengan memperhatikan gaya hidup

lingkungan yang sehat dan menghindari pemakaian bahan-bahan kimia yang

dapat merusak, akan membuat kita terhindar dari berbagai jenis penyakit dalam

stadium yang lebih berat yang akan menyulitkan upaya penyembuhan.

Oleh karena alasan di atas, penulis tertarik mengangkat kasus dengan judul

Asuhan Keperawatan pada Tn.H.P dengan Gangguan Sistem Sensorineural :

Katarak Sinilis Matur Od di Ruangan RA 5 THT RSUP H. Adam Malik

Medan.

2. Tujuan Penulisan

2.1. Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

Sensorineural : Katarak Senilis Matur Od di ruangan RA5 THT RSUP Haji

Adam Malik Medan.

Page 5: Pengkajian katarak

2.2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian keperawatan dengan gangguan sistem

sensorineural.

b) Mampu merumuskan diagnosa keperwatan dengan sistem sensorineural

di Ruang RA5 TH RSUP Haji Adam Malik .

c) Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan dengan sistem

sensorineural di ruang RA5 THT RSUP Haji Adam Malik Medan.

d) Mampu melakukan tindakan keperawatandengan system sensorineural di

Ruang RA5 THT RSUP Haji Adam Malik Medan.

e) Mampu membuat evaluasi keperawatan pada Tn.H.P dengan Sistem

Sensorineural di RA5 THT RSUP Haji Adam Malik Medan.

3. Manfaat Penulisan

Sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan penerapan ilmu yang telah

diperoleh penulis di Institusi Akademi serta salah satu tugas praktek belajar

lapangan selama berada di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4. Ruang Lingkup

Laporan kasus ini dibatasi pada satu kasus yaitu Asuhan Keperawatan pada

Tn.H.P dengan Sistem Sensorineural : Katarak Senilis Matur Od di Ruangan

RA5 RSUP Haji Adam Malik Medan.

5. Metode Penulisan

1. Studi Kepustakaan : Membaca buku dan juga mempelajari buku-

buku yang berhubungan dengan laporan ini.

2. Studi Kasus : Meliputi obsevasi ,partisipatif ,wawancara dan

interview.

Page 6: Pengkajian katarak

3. Dokumentasi : Dengan mempelajari catatan-catatan yang

berhubungan dengan klien diantaranya status klien, catatan perawat dan

catatan dokter.

6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan asuhan keperawatan ini ,penulis membuat sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan membahas tentang latar belakang, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, ruang lingkup, metode penulisan

dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teoritis dari pengertian, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, stadium katarak,

pelaksanaan, landasan teoritis keperawatan dan intervensi.

BAB III : Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian,analisa data,diagnosa

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

BAB IV : Pembahasan tentang kesenjangan antara konsep teoritis

dengan tinjauan kasus.

BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 7: Pengkajian katarak

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Konsep Dasar Teoritis

1. Defenisi

Katarak adalah terjadinya opositas secara progresif pada lensa atau kapsul

lensa, sehingga menyebabkan penurunan atau gangguan penglihatan

(Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, hal 1996).

2. Anatomi Fisiologi

Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat khusus dan

kompleks, menerima dan mengirinkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus

otak, lobus oksipital, ditujukan khusus untuk menerjemahkan citra visual.

Ada 7 saraf otak (SO) memiliki hubungan dengan mata,yaitu :

Untuk penglihatan (SO II ).

Gerakan mata (SO III, IV, dan VI).

Reaksi pupil (SO III ).

Pengangkatan kelopak mata (SO III).

Penutupan kelopak mata ( SO VII).

Hubungan batang otak memungkinkan koordinasi gerakan mata.

Bola mata dan struktur yang berhubungan dilindungi dan dilingkupi dalam

tulang berongga bulat dinamakan orbita. Bola mata yang menempati bagian

kecil dari orbita, dilindungi dan dialasi oleh lemak yang terletak dibelakang

bola mata. Saraf dan pembuluh darah mensuplai nutrisi dan mentransmisi

impuls ke otak juga berada dalam orbita. Melekat di bagian luar bola mata

adalah otot yang terorganisasi dengan baik, dipersarafi oleh SO III, IV, dan VI.

Otot ekstraokuler tersebut bekerja bersama untuk mengkoordinasi gerakan

mata.

Page 8: Pengkajian katarak

Orbita merupakan rongga berpotensi untuk terkumpulnya cairan, darah dan

udara karena letak anatomisnya yang dekat dengan sinus dan pembuluh darah.

Pendesakan komponen lain ke lengkungan orbita dapat menyebabkan

pergeseran, penekanan atau protrusi bola mata dan struktur di sekitarnya.

3.Etiologi

Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

Usia lanjut dan proses penuaan.

Kongenital atau bisa diturunkan.

Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata,penyakit metabolik(Diabetes

Mellitus) dan obat-obat tertentu(Mis:kortikosteroid).

Pemajanan radiasi,pemajanan yang lama sinar matahari(sinar ultraviolet)

atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior.

Pembentukan katarak di percepat oleh faktor lingkungan,seperti merokok

atau bahan beracun lainnya.

(Keperawatan Medical Bedah Vol 3, hal 1996).

Page 9: Pengkajian katarak

4. Patofisiologi

Trauma Degeneratif Perubahan kuman

↓ ↓ ↓

Perubahan serabut Kompresi sentral Jumlah protein

↓ mata keruh membentuk

densitas pada mata massa di mata

Katarak

Pembedahan

Menghambat penglihatan

Pre operasi postoperasi penglihatan buta

-Kecemasan meningkat -gangguan rasa nyaman nyeri -gangguan sensori

-Kurang pengetahuan - risiko tinggi infeksi Persepsi visual

-risiko tinggi terjadinya injury -risiko tinggi cidera

fisik

5. Manifestasi Klinis

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak, antara lain :

1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau

serta gangguan fungsional,yang diakibatkan penurunan ketajaman

penglihatan.

Page 10: Pengkajian katarak

2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat dimalam

hari.

Gejala objektif biasanya meliputi :

1. Penyembuhan seperti mutiara keabuan pada pupil.

2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak kekuningan,abu-abu atau

putih.

(Keperawatan Medical Bedah Vol 3,hal 1997).

6. Evaluasi Diagnostik

Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan

sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,

lensa,akueus/vitreus humor, kesalahan retraksi atau penyakit sistem

saraf /penglihatan ke retina atau jalan optik.

Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan oleh glaukoma.

Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO), norma 12-25

mmHg.

Pengukuran ganioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari

sudut tertutup glaukoma.

Pemeriksaan oftalmoskopi: Mengkaji struktur internal okuler, papil

edema, perdarahan retina, dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu

memastikan diagnosa katarak.

7. Penatalaksanaan

Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu

dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,

atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan

tindakan operasi.

Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki

lensa mata. Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu :

Page 11: Pengkajian katarak

1. ICCE (Intracapsular Cataract Extraction ) : yaitu dengan mengangkat

semua lensa termasuk kapsulnya.

2. ECCE (Ekstracapsular Cataract Extraction )terdiri dari 2 macam ,yaitu:

Standar ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara

manual setelah membuka kapsul lensa.Dibutuhkan sayatan yang

lebar sehingga penyembuhan lebih lama.

Fekoemulsifikasi.

Bentuk ECCE yang terbaru dimana menggunakan getaran

ultrasonic untuk menghancurkan nukleus sehingga material

nukleus dan korteks dapat diaspirasi melalui insisi ±3

mm.Tehnik bedah katarak dengan sayatan kecil ini biasanya

memerlukan waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang

lebih cepat.

Page 12: Pengkajian katarak

B.Tinjauan Teoritis Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

1. Aktivitas/Istirahat

Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan

gangguan penglihatan.

2. Makanan/Cairan

Gejala : Mual/muntah (glaukomat akut).

3.Neurosensori

Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas) sinar terang

menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer

,kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa diruang gelap

(katarak). Penglihatan bawaan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi

sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotopobia (glaucoma akut).

Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki.

Tanda : Tampak kecoklatan atu putih susu pada pupil (katarak),

pupil menyempit atau merah/mata keras dengan kornea berawan

(glaucoma darurat).

4.Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaucoma kronis).

Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit

kepala atau glaukoma akut.

5.Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga glaukoma,diabetes mellitus,gangguan

sistem vascular, riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh

: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin, diabetes

mellitus (glaukoma).

Page 13: Pengkajian katarak

2.Diagnosa Keperawatan Post Operasi

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan

intraokuler.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

(bedah pengangkatan katarak ).

3. Gangguan sensori perseptual : penglihatan berhubungan dengan

gangguan penerimaan sensori/status organ indera ditandai dengan

menurunnya ketajaman gangguan penglihatan.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan

berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, salah

interpretasi informasi ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi.

2.Intervensi Dan Rasional

1. Resiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intraokuler.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Diskusikan apa yang terjadi pada

pascaoperasi tentang nyeri,pembatasan

aktivitas,penampilan,balutan mata.

Batasi aktivitas seperti menggerakkan

kepala tiba-tiba, menggaruk mata,

membongkok.

Anjurkan menggunakan tehnik

management stress, contoh : bimbingan

imajinasi, visualisasi, nafas dalam dan

latihan relaksasi.

Pertahankan perlindungan mata sesuai

Membantu mengurangi rasa

takut dan meningkatkan

kerjasama dalam pembatasan

yang diperlukan.

Menurunkan stress pada area

operasi/menurunkan tekanan

intraokuler.

Meningkatkan relaksasi dan

koping, menurunkan TIO.

Digunakan untuk melindungi

Page 14: Pengkajian katarak

indikasi.

Minta pasien untuk membedakan antara

ketidaknyamanan dan nyeri mata tajam

tiba-tiba. Observasi hifema (perdarahan

pada mata).

Kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi :

Antiemetik, contoh :

Proklorperazin(compazine).

Asetazolamid(Diamox )

Sikloplegis.

Analgesik,cth : Kodein,

asetaminofen (Tyenol)

dari cedera kecelakaan dan

menurunkan gerakan mata.

Ketidaknyamanan mungkin

karena prosedur pembedahan :

nyeri akut menunjukkan TIO

dan/atau perdarahan terjadi

karena regangan.

Mual/muntah dapat

meningkatkan TIO.

Menurunkan TIO bila terjadi

peningkatan.

Melumpuhkan otot siliar

untuk dilatasi dan istirahat

iris setelah pembedahan.

Untuk ketidaknyamanan

ringan,meningkatkan

istirahat/mencegah

gelisah,yang dapat

mempengaruhi TIO.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah

pengangkatan katarak).

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Diskusikan pentingnya mencuci

tangan sebelum

menyentuh/mengobati mata.

Gunakan/tunjukkan teknik yang

tepat untuk membersihkan mata

dari dalam keluar dengan tissue

basah/bola kapas untuk tiap

usapan,ganti balutan,dan

masukkan lensa kontakbila

menggunakan.

Tekankan pentingnya tidak

menyentuh/menggaruk mata

Menurunkan jumlah bakteri

pada tangan,mencegah

kontaminasi area operasi.

Tehnik aseptik menurunkan

resiko penyebaran bakteri

dan kontaminasi silang.

Mencegah kontaminasi dan

kerusakan sisi operasi.

Page 15: Pengkajian katarak

yang dioperasi.

Observasi/diskusikan tanda

terjadinya infeksi,mis:

kemerahan.

Kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi :

Antibiotik

(topical,parenteralatau

subkonjungtiva).

Steroid.

Infeksi mata terjadi 2-3 hari

setelah prosedur dan

memerlukan upaya

intervensi.

Sediaan topikal digunakan

secara profilaksis ,dimana

terapi lebih agresif

diperlukan bila terjadi

infeksi.

Digunakan untuk

menurunkan inflamasi.

3. Gangguan sensori perseptual :penglihatan b/d gangguan penerimaan

sensori/status organ indera d/d menurunnya gangguan penglihatan.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji informasi tentang kondisi

individu.

Tekankan pentingnya evaluasi

perawatan rutin.

Informasikan pasien untuk

menghindari tetes mata yang

dijual bebas.

Ajarkan metode yang tepat

memasukkan obat tetes untuk

meminimalkan efek sistemik.

Tekankan kebutuhan untuk

menggunakan kaca pelindung

selama hari pembedahan atau

penutup pada malam hari.

Anjurkan pasien tidur

terlentang,mengatur intensitas

lampu dan menggunakan kaca

Meningkatkan pemahaman dan

meningkatkan kerjasama

dengan program pascaoperasi.

Pengawasan periodik

menurunkan resiko komplikasi

serius.

Dapat bereaksi silang/campur

dengan obat yang diberikan.

Tindakan benar dapat

membatasi absorbsi dalam

sirkulasi sistemik.

Mencegah cedera kecelakaan

pada mata dan menurunkan

resiko peningkatan TIO.

Mencegah cedera kecelakaan

pada mata.

Page 16: Pengkajian katarak

mata gelap bila keluar/dalam

ruangan terang.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis,pengobatan b/d tidak

mengenal sumber informasi ,salah interpretasi informasi d/d tidak

akurat mengikuti instruksi.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji derajat/tipe kehilangan

penglihatan.

Bantu pasien

mengekspresikan perasaan

tentang kehilangan

penglihatan.

Ajarkan pemberian tetes mata,

cth :menghitung

tetesan,mengikuti jadwal,tidak

salah dosis.

Lakukan tindakan untuk

membantu pasien menangani

keterbatasan penglihatan,cth :

kurangi kekacauan.

Kolaborasi

Berikan obat sesuai indikasi :

Pilokarpin Hidroklorida.

Timolol maleat (Timoptic).

Asetazolamid (Diamox ).

Mempengaruhi harapan masa

depan pasien dan pilihan

intervensi.

Intervensi dini mencegah

kebutaan pasien menghadapi

kemungkinan atau mengala-mi

pengalaman kehilangan

penglihatan sebagian atau total.

Mengontrol TIO, mencegah

kehilangan penglihatan lanjut.

Menurunkan cahaya keamanan

sehubungan dengan perubahan

lapang pandang/kehilangan

penglihatan.

Menyebabkan konstriksi

pupil,memudah-kan keluarnya

akueus humor.

Menurunkan pembentukan

akueus humor tanpa mengubah

ukuran pupil.

Menurunkan laju produksi

akueus humor.

Page 17: Pengkajian katarak

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.PENGKAJIAN

I.BIODATA

a.Identitas Pasien

Nama : Tn.H.P

Jenis kelamin :Laki – Laki

Umur : 57 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sidikalang

Tanggal Masuk RS : Kamis, 09 Agustus 2012

No.Register : 51 – 44 -78

Ruangan Kamar : RA5 / Kamar 3.2

Gol.Darah : 0

Tanggal Pengkajian : 09-10 Agustus 2012

Tanggal Operasi : Jumat,10 Agustus 2012

Diagnosa Medis : Katarak Sinilis Matur OD

b.Penanggungjawab

Nama : Ny.E.S

Hubungan dengan pasien : Istri

Pekerjaan : Wiraswasta

Page 18: Pengkajian katarak

II.KELUHAN UTAMA

Nyeri pada mata sebelah kanan.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A.Provvocative/Palliative

1.Apa penyebabnya : Tindakan operasi.

2.Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat dan makan obat.

B.Quantity/Quality

1.Bagaimana dirasakan : Terasa nyeri pada mata sebelah kanan.

2.Bagaimana dilihat : Pasien tampak meringis kesakitan.

C.Region

1.Dimana lokasinya : Pada mata sebelah kanan.

2.Apakah menyebar : Tidak menyebar.

D. Severity (mengganggu aktivitas)

Sedikit mengganggu aktivitas, dimana klien tidak dapat melakukan

aktivitasnya sehari-hari. Klien dibantu perawat dan keluarga, seperti personal

hygiene klien.

E.Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) : Setelah dioperasi.

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

a. Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada.

b. Pengobatan/Tindakan yang dilakukan : Tidak ada.

c. Pernah dirawat/dioperasi : Tidak ada.

d. Lamanya dirawat : Tidak ada.

Page 19: Pengkajian katarak

e. Alergi : Tidak ada

f. .Imunisasi : Tidak diketahui.

V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A.Orangtua :Orangtua laki-laki sudah

meninggal karena faktor usia.

B.Saudara kandung : Tidak ada.

C.Penyakit keturunan yang ada : Tidak ada

D.Anggota keluarga yang meninggal : Tidak ada

F.Penyebab meninggal :Tidak ada.

G.Genogram :

Keterangan :

Laki –laki :

Perempuan

Meninggal

Serumah :

Cerai :

Pasien :

Page 20: Pengkajian katarak

IV.RIWAYAT/KEADAAN PSIKOSOSIAL

A.Bahasa yang digunakan: bahasa batak dan bahasa Indonesia.

B.Persepsi pasien tentang penyakitnya : Pasien mengharapkan agar bisa

sembuh dari penyakitnya.

C.Konsep diri

1.Body Image : Pasien menerima penyakit yang dideritanya saat ini.

2.Ideal diri : Pasien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali

dengan keluarganya.

3.Harga diri : Pasien merasa disayangi oleh keluarganya.

4.Peran diri :Pasien berperan sebagai suami dan ayah dari anak-

anaknya.

5.Personal identity : Pasien sebagai suami,mempunyai istri dan anak-

anaknya.

D.Keadaan emosional : Stabil

E.Perhatian terhadap orang lain/ lawan bicara: baik, klien memperhatikan

lawan bicaranya ketika berkomunikasi dan selalu ada respon.

F.Hubungan dengan keluarga :baik, klien sering dijenguk dan dijaga oleh

keluarganya.

G.Hubungan dengan saudara : baik, klien akur dengan saudaranya yang lain.

H.Hubungan dengan oranglain: baik, klien dijenguk oleh tetangganya.

I.Kegemaran: menonton bola.

J.Daya adaptasi : baik, klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah

sakit

K.Mekanisme pertahanan diri: klien berharap agar penyakitnya cepat

sembuh.

Page 21: Pengkajian katarak

VII.PEMERIKSAAN FISIK

A.Keadaan umum: Baik.

B.Tanda-tanda vital:

Suhu tubuh : 36⁰C

TD: 110/70 mmHg

TB: 60 cm

Nadi : 80 x/i

RR: 20 X/i

BB : 55 kg.

C.Pemeriksaan kepala dan leher

1.Kepala dan rambut

Kepala

a.Bentuk : Lonjong.

b.Ubun-ubun : Tertutup oleh rambut.

c.Kulit kepala : Tidak ada lesi.

Rambut

a.Penyebaran dan keadaan rambu : Penyebaran rambut merata

b.Bau : khas

c.Warna kulit wajah : Sawo matang.

d.Warna kulit tubuh : Sawo matang.

f.Struktur wajah : Simetris.

2.Mata

a.Kelengkapan dan kesimetrisan

Bagian mata lengkap dan simetris.

b.Palpebra

Palpebra mata sebelah kanan oedema.

c.Konjunctiva dan sclera

Konjunctiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik.

Page 22: Pengkajian katarak

d.Pupil

Konstriksi terhadap cahaya .

e.Cornea dan iris

-

f.Visus

Visus 6/6.

g.Tekanan bola mata

-

Keterangan Mata Kiri Mata Kanan

PRE OPERASI

Palpebra

Konjungtiva

Sklera

Pupil

Bola mata

Refleks cahaya

Lensa mata

POST OPERASI

Normal

Hiperemis

Tidak anemis

Tampak kehitaman

Ke segala arah

Baik

Jernih, pandangan

jelas

Keadaan mata kiri

baik.

Oedem

Hiperemis

Tidak anemis

Tampak kekuningan,

terdapat pengembunan

seperti mutiara keabuan

pada pupil

Tidak mampu

mengikuti gerakan ke

segala arah

Tidak mamu melihat

cahaya tinggi

Keruh, pandangan

kabur

Mata kanan tidak bisa

melihat dengan baik

karena terdapat luka

insisi dan ditutup

dengan verban.

3.Hidung

a.Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris terhadap tubuh.

b.Lubang hidung : Tidak ada polip atau sumbatan.

Page 23: Pengkajian katarak

c.Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung.

d.Fungsi penciuman :Baik,mampu membedakan bau-bauan seperti

bau alcohol.

4.Telinga

a.Bentuk telinga : Normal dan simetris terhadap tubuh.

b.Ukuran telinga : Normal.

c.Lubang telinga : Tidak ada polip/sumbatan.

d.Ketajaman pendengaran : Baik.

5.Mulut dan faring.

a.Keadaan bibir : Lembab.

b.Keadaan gusi dan bibir : Kurang bersih.

c.Keadaan lidah : Bersih.

d.Orofaring : Tidak ada kemerahan

e.Fungsi pengecapan :Baik,mampu membedakan rasa

manis,asin,dan pahit.

6.Leher

a.Posisi trachea : Normal.

b.Thyroid : Tidak ada pembesaran.

c.Suara : Jelas.

d.Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran.

e.Vena jugularis : Tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis.

f.Denyut nadi carotis : Teraba.

D.Pemeriksaan Integumen

1.Kebersihan : Cukup.

2.Kehangatan : Normal.

3.Warna : Sawo matang.

4.Turgor : Baik..

5.Kelembaban : Lembab.

6.Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan.

Page 24: Pengkajian katarak

E.Pemeriksaan payudara dan ketiak

1.Ukuran dan bentuk payudara : Normal dan simetris.

2.Warna payudara dan areola : Areola hitam.

3 .Kelainan payudara dan putting : Tidak ada kelainan.

F.Pemeriksaan thorax/dada

1.Inspeksi thoraks.

a.Bentuk thorak : □ Normal □ Pigeon Chest

□ Burrel Chest □ Flail Chest

Beri tanda pada kotak yang tersedia.

b.Pernafasan

Frekuensi : 20 x/i.

Irama : Teratur.

c.Kesulitan bernafas : Tidak ada.

2.Pemeriksaan paru

a.Palpasi getaran suara : Tidak ada.

b.Perkusi : Resonan.

c.Auskultasi

- Suara nafas : Vesikuler.

-Suara tambahan : Tidak ada.

3.Pemeriksaan jantung

a.Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi jantung.

b.Palpasi

-Pulsasi : 80 x/i.

c.Perkusi : Resonan.

d.Auskultasi

-Bunyi jantung :Bunyi jantung 1 LUB,bunyi jantung 2 DUP.

Page 25: Pengkajian katarak

-Bunyi tambahan : Tidak ada.

-Murmur : Tidak ada.

-Frekuensi : 80 x/i.

G.Pemeriksaan abdomen

1.Inspeksi

-Bentuk abdomen : Bentuk suepel.

-Benjolan/massa : Tidak ada.

2.Auskultasi

-Peristaltik usus : Ada.

-Suara tambahan : Tidak ada.

3.Palpasi

-Tanda nyeri tekan : Tidak ada.

-Benjolan/massa : Tidak ada.

` -Tanda acites : Tidak ada.

-Hepar :Tidak ada pembesaran.

-Lien : Tidak ada pembengkakan.

4.Perkusi

-Suara abdomen : Timpani.

-Pemeriksaan acites : Tidak ada.

H.Pemeriksaan kelainan dan daerah sekitarnya

1.Genetalia

-Rambut pubis : Merata.

-Lubang uretra : Ada.

-Hygiene : Kurang bersih.

2.Anus dan perineum

-Lubang anus : Ada.

-Kelainan pada anus :Tidak ada.

-Hygiene : Kurang bersih.

Page 26: Pengkajian katarak

I.Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas

-Kesimetrisan otot : Simetris.

-Pemeriksaan edema : Tidak ada edema.

-Kekuatan otot : Baik.

J.Pemeriksaan Neurologi

1.Tingkat kesadaran.

GCS : 15 E : 4 M : 6 V : 5.

2.Status Mental

a.Kondisi emosi/perasaan : Stabil.

b.Orientasi : Baik.

c.Proses berpikir(ingatan,perhitungan)

~ Baik,klien mampu mengingat kejadian-kejadian tertentu dimasa lalu.

d.Motivasi : Klien mempunyai kemauan untuk cepat sembuh.

e.Persepsi : Klien yakin penyakitnya akan sembuh.

f.Bahasa : Klien menggunakan bahasa batak.

3.Nervus Cranialis

a.N.Olfaktorius/N I :baik,klien mampu membedakan bau-bauan.Contoh:

alkohol.

b.N.Optikus/ N II : kurang,pandangan mata sebelah kanan kabur.

c.N.Okulomotorius/NIII,Trochlearis/NIV,Abdusen:baik,kliendapat menggerakkan

bola mata.

d.N.Trigeminus/N V :Baik,klien dapat menggerakkan rahang saat menguyah.

e.N.Facialis/N VII : Baik,wajah pasien simetris saat tersenyum.

g.N.Glosopharingeus/N IX,Vagus/N X: Baik,klien dapat berbicara dan menelan.

h.N.Asesorius/N XI :Baik, klien mampu mengangkat bahunya,menolehkan

kepala.

i.N.Hipoglosus/N XII : Baik,klien mampu menggerakkan lidahnya ke kiri,kanan .

Page 27: Pengkajian katarak

4.Fungsi Motorik

a.Cara berjalan : Baik,klien dapat berjalan sendiri dengan baik.

b.Romberg test : Baik, klien mampu menahan keseimbangan.

c.Test jari-hidung :Baik,klien mampu menyentuh puncak hidung.

d.Pronasi –supinasi test :Pasien mampu membolak-balikkan telapak

tangannya.

e.Heel to skin test : Klien mampu menjinjit.

5.Fungsi Sensori

a.Identifikasi sentuhan ringan : Klien dapat merasakan sentuhan dengan kapas.

b.Test tajam tumpul : Baik,klien mampu membedakan ujung pena.

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

No

.

Pola Sebelum sakit Ketika sakit

1.

2.

a. Makanan

- Diet

- Komposisi

- Frekuensi

- Makanan

yang

disukai

- Selera

makan

- Makanan

pantangan

- Jenis

- Jumlah /

hari

- Minuman

yang

disukai

Makanan biasa

Nasi,ikan, sayur

3 x sehari

Roti

Baik

Tidak ada

Air putih, teh manis

5-8 gelas / hari

Minuman beralkohol

Bubur

Bubur, ikan, sayur

3 x sehari

Tidak ada

Berkurang

Tidak ada

Air putih, teh manis

6 gelas / hari

Tidak ada

Page 28: Pengkajian katarak

3.

- Minuman

pantangan

Tidur

- Kebiasaan

tidur

malam

- Kebiasaan

tidur siang

- Kesulitan

tidur

- Cara

mengatasin

ya

a.Eliminasi BAK

- frekuensi

- Jumlah

- Warna

- Bau

- Lain-lain

b.Eliminasi BAB

- frekuensi

- Jumlah

- Konsistensi

- Warna

- Bau

- Lain-lain

c.Personal hygiene

kebiasaan

mandi

Pemeliharaan

gigi dan mulut

Pemeliharaan

rambut

Pemeliharaan

Tidak ada

6-8 jam / hari

2 jam / hari

Tidak ada masalah

Tidak ada

5 – 6 x/ hari

± 2000 cc / hari

Kuning

Khas

Tidak ada

1 x sehari

Tidak terhitung

Lembek

Kuning

Khas

Tidak ada

2 x sehari

2 x sehari

2 x sehari

1 x seminggu

Tidak ada

Minuman beralkohol

5-6 jam/ hari

Tidak menentu

Ada, karena nyeri mata

kanan

Memberikan obat anti nyeri

3-4 x / hari

1800 cc / hari

Kuning

Khas

Tidak ada

1 x sehari

Tidak terhitung

Lembek

Kuning

Khas

Tidak ada

1 x sehari

1 x sehari

-

-

Ada, klien tidak mampu

melakukan personal

Page 29: Pengkajian katarak

kuku

Masalah dalam

melaksanakan

personal

hygiene

hygiene secara mandiri

karena mata sebelah kanan

terdapat luka insisi dan

ditutup dengan verban

E.Ketergantungan melakukan kegiatan /aktivitas perawatan diri.

1.Makan dan minum : Parsial.

2.BAK : Parsial.

3.BAB : Parsial.

4.Mandi dan hygiene : Parsial.

VIII.HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK

a.Diagnosa Medis : Post operasi Katarak Sinilis Matur OD.

b.Pemeriksaan diagnostic/penunjang medis :

-Eritrosit (RBC) : 4,94/mm³.

-Leucosit :26,72/mm³

-Hematokrit : 43,10%.

-Trombosit(PLT) : 263/mm³.

c.Funduscopy : visus 6/6.

KOLABORASI: TERAPI OBAT-OBATAN

No Nama obat Dosis Fungsi Efek samping

1.

Ciprofloxacin

2x1 (500

gr)

Mencegah infeksi.

Mual,muntah,diare,

sakit perut, sakit

kepala, pusing,

gelisah.

Page 30: Pengkajian katarak

2.

3.

4.

5.

6.

Methylprednisolon

Tobrosom

Floxa

As.mefanamat

Keterolac

3x1(4

mg)

6 tts/jam

6 tts/jam

3x1(50

gr)

1 amp/8

jam

Anti inflamasi.

Obat tetes untuk

mata,mencegah iritasi.

Mengobati infeksi luar

pada mata.

Menghilangkan nyeri

akut dan trauma.

Analgesik.

Gangguan pada

cairan dan elektrolit,

retensi cairan,

hipertensi, otot

lemah, keretakan

tulang belakang,

banyak keringat.

Sakit kepala,trauma

muskuloskletal,

Lemah.

Pedih,rasa

gatal,merah-merah

pada konjunctiva.

Iritasi lambung,

mual, muntah, diare,

rasa ngantuk,

pusing, sakit kepala.

Mual,muntah.

B.ANALISA DATA

POST OPERASI

Data Etiologi Masalah

Page 31: Pengkajian katarak

DS :

Pasien mengatakan

nyeri pada mata

sebelah kanan.

DO :

Mata sebelah kanan

terpasang verban post

op katarak.

Katarak

Tindakan pembedahan

Luka insisi

Nyeri

Nyeri

DS :

Pasien mengatakan

kwatir terhadap luka

dimata sebelah kanan .

DO :

Mata kanan terpasang

verban post op

katarak.

Katarak

Tindakan pembedahan

Ada luka insisi

Resiko tinggi infeksi

Resiko tinggi infeksi

DO :

Pasien mengatakan

mata sebelah kanan

tidak bisa melihat.

DS :

Pada mata sebelah

kanan ditutupi verban.

Katarak

Tindakan pembedahan

Ada luka insisi

Gangguan sensori penglihatan

Gangguan sensori

penglihatan.

Page 32: Pengkajian katarak

DATA DX INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI

DS : pasien

mengatakan

nyeri pada

mata kanan.

DO :Mata

kanan

terpasang

verban post

op katarak.

-skala nyeri

:5.

DS : Pasien

mengatakan

mata kanan

terdapat

1. Nyeri b/d

luka operasi

d/d pasien

meringis

kesakitan.

2. Resiko

tinggi

infeksi b/d

luka insisi.

Kaji skala nyeri

dan lokasinya.

Berikan posisi

yang nyaman bagi

pasien.

Berikan kompres

dingin sesuai

dengan permintaan.

Kurangi tingkat

pencahayaan.

Anjurkan

menggunakan

kacamata hitam

pada cahaya yang

terang.

Ciptakan

lingkungan

ruangan

kontaminasi dunia

Mengkaji skala nyeri

dan lokasinya.

Mengatur posisi denagn

melakukan teknik

relaksasi.

Mengatur posisi yang

nyaman bagi pasien.

Memberikan kompres

dingin.

Mengatur tingkat

pencahayaan .

Menganjurkan pasien

menggunakan kacamata

hitam.

Memberikan

inj.keterolac.

Mengkaji tanda-tanda

infeksi.

S :Pasien mengatakan nyeri

pada mata kanan.

O : Mata kanan dipasang

verban.

A :Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

Page 33: Pengkajian katarak

luka

operasi.

DO : Mata

sebelah

kanan

ditutup

verban.

luar.

Jaga area kesterilan

luka operasi .

Ajarkan pasien

untuk tidak

menyentuh dan

menggaruk luka

operasi.

Diskusikan bila ada

tanda-tanda infeksi.

Lakukan teknik

aseptik dan

desinfeksi secara

tepat dalam

merawat luka.

Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian

antibiotik.

Menganjurkan pasien

untuk tidak menyentuh

atau menggaruk mata

yang dioperasi.

Membersihkan

lingkungan dan ruangan

pasien.

Membersihakan luka

dengan menjaga

kesterilan .

Memberikan antibiotik

Ciprofloxacin 1 tab.

S : Pasien mengatakan mata

sebelah kanan terasa gatal.

O : Pada mata sebelah kanan

terdapat luka insisi.

A : Masalah tidak timbul.

P : Intervensi dipertahankan.

Page 34: Pengkajian katarak

DS : Pasien

mengatakan

penglihatan

mata

sebelah

kanan

kabur.

DO : Lensa

tampak

keruh,visus

6/6.

3.Gangguan

sensori

perseptual

penglihatan

b/d luka

operasi d/d

mata

sebelah

kanan

ditutup

verban.

Tentukan

ketajaman

penglihatan,catat

apakah satu atau

kedua sisi mata

terlibat.

Orientasi klien

terhadap

lingkungan setiap

orang lain dan

areanya.

Perhatikan tentang

suram atau

penglihatan kabur

dan iritasi

mata,dimana dapat

terjadi bila

menggunakan tetes

mata.

Rubah lingkungan

sesuai dengan

kebutuhan

penglihatan klien.

Mengobservasi keadaan

pasien.

Mengukur TTV :

-TD :110/80 mmHg.

-RR : 20 x/i

-HR : 80 x/i

-Temp : 36,6⁰C.

Mngorientasikan

kepada klien terhadap

lingkungan setiap orang

lain dan areanya.

Mengatur posisi yang

nyaman bagi pasien.

Mendekatkan barang-

barang yang dibutuhkan

pasien

S : Pasien mengatakan

penglihatan mata sebelah

kanan kabur.

O : Mata sebelah kanan

terdapat luka operasi.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

Page 35: Pengkajian katarak

II.CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn.H.P

Ruangan :RA5 THT

Umur : 57 tahun

Dx.Medis : Katarak sinilis matur od

CATATAN PERKEMBANGAN I

No Hari/Tanggal Jam Diagnosa

keperawatan

Implementasi Evaluasi

1.

Jumat,10

Agustus

2012.

11.00

13.00

14.00

15.00

17.00

19.00

19.30

I

Mengkaji skala nyeri .Skala nyeri =

7

Mengobservasi keadaan umum

pasien.

Memberi obat asam mefanamat

tablet.

Mengukur TTV :

-TD : 110/70 mmHg

-RR : 20 x/i

- HR : 80 x/i

-Temp :36⁰C.

Mengkaji skala nyeri = 5.

Memberikan posisi yang nyaman.

Mengajarkan tehnik visualisasi

kepada pasien untuk mengurangi

nyeri.

S : Pasien mengatakan nyeri

pada mata sebelah kanan.

O : Skala nyeri = 4.

A : Masalah belum teratasi.

P :Intervensi dilanjutkan.

Page 36: Pengkajian katarak

20.00

21.00

21.30

22.00

Operan dengan dinas malam.

Mengkaji skala nyeri =4

Memberikan asam mefanamat 1

tab.

Memberikan posisi yang nyaman.

Menganjurkan pasien untuk

istirahat.

09.00

10.30

11.00

12.00

13.00

14.00

II

Mengobservasi tanda-tanda

terjadinya infeksi :terdapat

kemerahan pada luka operasi.

Menganjurkan pasien untuk tidak

menggaruk mata.

Menganjurkan klien dan keluarga

untuk mencuci tangan sebelum

menyentuh mata.

Membersihkan lingkungan sekitar

pasien.

Memberikan obat

Methylprednisolon .

Membersihkan luka pada mata

kanan dengan teknik steril.

S :Pasien mengatakan mata

sebelah kanan gatal.

O :Pada mata sebelah kanan

terdapat luka operasi.

A :Masalah tidak timbul.

P :Intervensi dipertahankan.

Page 37: Pengkajian katarak

16.00

18.00

Mengukur TTV :

-TB : 110/70 mmHg.

- HR : 82 x/i.

-RR : 22 x/i.

-Temp : 37,2⁰C.

Memberikan Ciprofloxacin .

Page 38: Pengkajian katarak

11.30

12.00

12.30

14.30

16.00

III

Menentukan ketajaman

penglihatan pasien : ketajaman

penglihatan mata sebelah kiri

baik,sedangkan mata sebelah kanan

kurang baik,terdapat trauma insisi

dan dibungkus dengan verban.

Mengobservasi tanda dan gejala

disorientasi Tn.H.P,tidak mampu

memenuhi kebutuhan secara

mandiri , harus memerlikan bantuan

perawat dan keluarga.

Menganjurkan keluarga berada

dekat dengan pasien.

Memberikan posisi yang nyaman

kepada pasien.

Meletakkan barang-barang yang

dibutuhkan dekat pasien.

S:

Pasien mengatakan penglihatan

mata sebelah kanan kabur.

O :

Mata sebelah kanan terdapat

luka operasi.

A :

Masalah belum teratasi.

P :

Intervensi dilanjutkan.

Page 39: Pengkajian katarak

CATATAN PERKEMBANGAN II

2.

Sabtu,11

Agustus 2012

10.00

10.30

14.00

16.00

19.00

19.30

20.00

21.00

I

Mengkaji skala nyeri = 4.

Memberikan inj.keterolac.

Mengobservasi keadaan umum

pasien.

Memberikan obat asam mefanamat

1 tab.

Mengukur TTV :

-TD : 120/80 mmHg.

-RR : 22 x/i.

-HR : 82 x/i.

-Temp : 37⁰C.

Memberikan posisi yang nyaman

pada pasien.

Mengajarkan klien teknik relaksasi

untuk mengurangi nyeri.

Memberikan inj.keterolac .

Menganjurkan pasien untuk

istirahat

S :

Pasien mengatakan nyeri pada

mata kanan.

O :

Skala nyeri =4

A :

Masalah belum teratasi.

P :

intervensi dilanjutkan.

Page 40: Pengkajian katarak

11.00

11.30

12.00

13.00

13.30

15.00

16.00

18.00

19.00

21.00

10.00

II

Mengobservasi tanda terjadinya

infeksi :kemerahan.

Membersihkan luka dengan teknik

steril.

Memberitahu keluarga agar luka

insisi jangan sampai basah/kotor.

Memberikan obat

Methylprednisolon 1 tab.

Membersihkan lingkungan sekitar

pasien.

Mengukur TTV :

-TD : 130/80 mmHg.

-RR : 22 x/i

-HT : 82 x/i.

-Temp : 36,8⁰C.

Menganjurkan pasien untuk tidak

menggaruk mata dan mencuci

tanagn sebelum dan sesudah

menyentuh mata.

Membersihkan luka pada mata

kanan dengan teknik steril.

Memberikan Ciprofloxacin .

Menganjurkan pasien untuk

istirahat .

Menentukan ketajaman penglihatan

pasien : ketajaman penglihatan

mata sebelah kanan masih kurang

baik,luka insisi masih ditutupi

S :

Pasien mengatakan mata

sebelah kanan gatal.

O :

Mata sebelah kanan masih

ditutup dengan verban.

A :

Masalah tidak timbul.

P :

Intervensi dipertahankan.

Page 41: Pengkajian katarak

12.00

12.30

14.00

18.00

19.00

20.00

21.00

III

verban.

Mengobservasi tanda dan gejala

disorientasi :Tn.H.P mengalami

disorientasi pasien belum mampu

memenuhi kebutuhan secara

mandiri.

Memberikan posisi yang

nyaman kepada pasien.

Menganjurkan keluarga pasien

berada dekat pasien .

Membantu pasien melakukan

personal hygiene.

Meletakkan barang-barang yang

dibutuhkan dekat pasien.

Memberikan posisi yang nyaman

kepada pasien .

Menganjurkan pasien untuk

istirahat.

S :Pasien mengatakan

penglihatatn mata sebelah

kanan kabur.

O : Mata sebelah kanan masih

ditutup dengan verban.

A :Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

Page 42: Pengkajian katarak

3. Minggu,12

Agustus 2012

10.00

10.30

11.00

13.00

15.00

20.00

21.00

I Memberikan inj.keterolak..

Mengkaji skala nyeri : 4

Mengukur TTV :

-TD : 130/80 mmHg.

-RR : 22 x/i.

-HR : 82 x/i.

-Temp : 36,5⁰C.

Memberikan posisi yang nyaman

pada pasien .

Mendampingi klien melakukan

teknik relaksasi untuk mengurangi

nyeri.

Memberikan inj.keterolac.

Menganjurkan pasien beristirahat.

S :Pasien mengatakan nyeri

pada mata kanan sudah

berkurang.

O :Pasien tampak tenang.

A :Masalah teratasi sebagian.

P :Intervensi dipertahankan.

Page 43: Pengkajian katarak

10.00

11.00

13.00

14.00

15.00

18.00

19.00

20.00

II Mengobservasi tanda terjadinya

infeksi : tidak terdapat tanda-tanda

infeksi.

Membersihakan luka pada mata

sebelah kanan dengan teknik steril.

Memberikan methylprednisolon.

Membersihkan lingkungan sekitar

pasien.

Mengukur TTV :

-TD : 120/80 mmHg.

-RR : 22 x/i.

-HR : 82 x/i.

-T : 37⁰C.

Membersihkan luka pada mata

kanan denag teknik steril.

Memberikan Ciprofloxacin.

Menganjurkan klien beristirahat.

S :Pasien mengatakan mata

sebelah kanan masih gatal.

O :Mata sebelah kanan masih

ditutup dengan verban dan

tidak ada tanda-tanda infeksi.

A : Masalah tidak timbul.

P :Intervensi dipertahankan.

Page 44: Pengkajian katarak

12.00

13.00

16.00

18.00

20.00

21.00

III

Mengobservasi ketajaman

penglihatan pasien :mata sebelah

kanan masih ditutupi dengan

verban,sehingga ketajaman

penglihatan berkurang.

Memberikan posisi yang nyaman

kepada pasien.

Menganjurkan keluarga untuk tetap

mendampingi klien dan membantu

memenuhi kebutuhan klien.

Membantu pasien melakukan

personal hygiene.

Meletakkan barang-barang yang

dibutuhkan pasien.

Menganjurkan paien untuk

beristirahat.

S :Pasien mengatakan

penglihatan mata sebelah

kanan kabur.

O :Mata sebekah kanan

masih ditutup dengan verban.

A : Masalah belum teratasi.

P :Intervensi dilanjutkan.

Page 45: Pengkajian katarak

BAB IV

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Tahap pengkajian proses keperawatan,langkah awal yang dilaksanakan penulis

terhadap pasien dengan “katarak sinilis matur od”, saat kelompok melakukan

pengkajian ini tidak ada menemukan kesulitan karena pasien dalam keadaan sadar,

justru pasien dapat diajak berkomunikasi secara efektif dalam menjawab pertanyaan

yang disajikan, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik, dalam hal pengkajian

kelompok menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.

B.DIAGNOSA YANG MUNCUL PADA KASUS

1.Gangguan sensori perseptual penglihatan .

2.Resiko tinggi cedera.

3.Nyeri.

4.Resiko tinggi infeksi.

Diagnosa yang muncul pada Katarak sinilis matur od, ada 4 diagnosa tetapi

kelompok hanya mengangkat 3 diagnosa yang menjadi masalah utama pada pasien,

seperti : gangguan sensori perseptual penglihatan, nyeri dan resiko tinggi infeksi.

C.INTERVENSI

Penulis menetapkan intervensi berdasarkan intervensi yang ada pada tinjauan

teoritis. Adapun intervensi untuk masing- masing diagnosa keperawatan antara lain:

1.Nyeri berhubungan dengan luka insisi ditandai dengan pasien merigis kesakitan.

Intevensi:

a. Kaji skala nyeri.

b. Observasi adanya tanda – tanda nyeri nonverbal.

c. Evaluasi perilaku nyeri.

Page 46: Pengkajian katarak

d. Atasi nyeri dengan teknuk visualisasi dan relaksasi.

e. Berikan obat sesuai indikasi.

2.Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka insisi.

Intervensi :

a. Mengobservasi tanda terjadinya infeksi.

b. Mencapai penyembuhan luka tepat waktu.

c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.

d. Berikan obat sesuai indikasi.

3.Gangguan sensori perseptual penglihatan berhubungan dengan luka insisi ditandai

dengan mata sebelah kanan ditutup verban.

Intervensi :

a. Menentukan ketajaman penglihatan pasien.

b. Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, dan orang lain di areanya.

c. Mengobservasi tanda dan gejala disorientasi.

d. Membantu pasien memenuhi kebutuhan pasien.

D.IMPLEMENTASI

Kelompok melakukan implementasi dari tanggal 10 – 12 Agustus. Pada

pelaksanaan ini, dilakukan berdasarkan tinjauan dasar dan sesuai dengan situasi dan

kondisi yang dialami oleh pasien.

E.EVALUASI

Pada tahap ini, kelompok tidak menjumpai adanya hambatan karena hasil yang

diharapkan dapat dengan jelas dan evaluasi yang diperoleh kelompok, yaitu :

Page 47: Pengkajian katarak

Diagnosa I : Masalah teratasi sebagian, gangguan sensori perseptual

penglihatan sudah terkurangi karena sudah operasi.

Diagnosa II : Nyeri teratasi, karena pasien sudah diberikan asam mefanamat

untuk mengurangi nyeri.

Diagnosa III : Resiko tinggi infeksi tidak terjadi, karena luka insisi katarak

sudah sembuh.

Page 48: Pengkajian katarak

BAB V

PENUTUP

1.Kesimpulan

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat

hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya

yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mensjoer 2000).

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kasus ini, yaitu :

1. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Sensorineural “Katarak

Sinilis Matur Od “ pada Tn.H.P dikaji mulai tanggal 10-12 Agustus di Ruang

RA 5 RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Pada pengkajian semua data dapat dikaji, pasien dan keluarga kooperatif

dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, karena disebabkan pasien

kurang pemahaman dalam penyakit yang dideritanya.

3. Dari hasil pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa : Gangguan sensori

perseptual penglihatan, Nyeri, Resiko tinggi infeksi.

2.Saran

Pendidikan kesehatan sebaiknya diberikan kepada klien dan keluarga

dengan harapan klien dan keluarga mampu mempertahankan status

kesehatan.

Diharapkan klien secara rutin memeriksakan kesehatan dan tetap menjaga

pola hidup sehat.

Diharapkan kepada klien agar makan obat secara teratur dan tetap kontrol

walaupun sudah pulang dari rumah sakit.

Diharapkan kepada klien dan keluarga agar mau mengikuti anjuran

dokter dan perawat yang ada dirumah sakit agar penyakit yang diderita

klien tidak terulang lagi.

Page 49: Pengkajian katarak

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, vol.3, edisi 8.

Jakarta : EGC

Marilynn E. Doenges, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3.

Jakarta: EGC