BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/915/6/7. BAB III... · 2019. 11. 26. ·...

21
18 BAB III LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian Dasar a. Pengkajian dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2019. Nama klien Tn.s dengan No.MR 23.87.28 usia klien 31 Tahun yang berstatus menikah dengan agama Islam, pendidikan klien SMA, suku klien Jawa dengan bahasa yang digunakan klien bahasa Indonesia dan Jawa, klien beralamat di Kotabumi, Sidodadi, sumber biaya yang klien pakai yaitu BPJS, klien masuk RS pada Rabu, 15 Mei 2019 dengan diagnosa medis hemorrhoid. b. Sumber Informasi yang didapatkan melalui Ny.S yang berusia 30 tahun, hubungan Ny.S dengan klien yaitu istri berpendidikan SMA yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, yang beralamat di Kotabumi, Sidodadi. 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan masuk RS Klien datang dari IGD tanggal 15 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Klien datang dengan keluhan nyeri di area anus sejak 3 hari yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit. b. Keluhan utama Klien mengatakan nyeri di area anus seperti terbakar dengan skala nyeri 7 (1-10), nyeri terus menerus, nyeri menyebar sampai perut bagian bawah, nyeri bertambah saat buang air besar dan berkurang saat istirahat.

Transcript of BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/915/6/7. BAB III... · 2019. 11. 26. ·...

  • 18

    BAB III

    LAPORAN STUDI KASUS

    A. Pengkajian

    1. Pengkajian Dasar

    a. Pengkajian dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2019. Nama klien Tn.s

    dengan No.MR 23.87.28 usia klien 31 Tahun yang berstatus menikah

    dengan agama Islam, pendidikan klien SMA, suku klien Jawa dengan

    bahasa yang digunakan klien bahasa Indonesia dan Jawa, klien

    beralamat di Kotabumi, Sidodadi, sumber biaya yang klien pakai yaitu

    BPJS, klien masuk RS pada Rabu, 15 Mei 2019 dengan diagnosa

    medis hemorrhoid.

    b. Sumber Informasi yang didapatkan melalui Ny.S yang berusia 30

    tahun, hubungan Ny.S dengan klien yaitu istri berpendidikan SMA

    yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, yang beralamat di Kotabumi,

    Sidodadi.

    2. Riwayat kesehatan

    a. Riwayat kesehatan masuk RS

    Klien datang dari IGD tanggal 15 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Klien

    datang dengan keluhan nyeri di area anus sejak 3 hari yang lalu. Saat

    dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD : 100/70 mmHg, Nadi :

    80x/menit, RR : 20x/menit.

    b. Keluhan utama

    Klien mengatakan nyeri di area anus seperti terbakar dengan skala nyeri

    7 (1-10), nyeri terus menerus, nyeri menyebar sampai perut bagian

    bawah, nyeri bertambah saat buang air besar dan berkurang saat

    istirahat.

  • 19

    c. Riwayat kesehatan lalu

    Klien mengatakan mengalami hemorroid pada umur 18 tahun (sejak 14

    tahun yang lalu). Klien tidak ada riwayat alergi, tidak ada riwayat

    kecelakaan, dan tidak ada riwayat operasi.

    d. Riwayat psikososial/spiritual

    Klien mengatakan sumber stress adalah dari penyakitnya. Kebiasaan

    menghadapi stress adalah berdoa dan beribadah. Klien mendapat

    dukungan penuh dari keluarga klien.

    e. Lingkungan rumah klien bersih, tidak ada polusi, dan tidak bahaya.

    Lingkungan pekerjaan klien aman, tidak ada polusi dan tidak bahaya.

    f. Pola kebiasaan sehari hari

    1) Pola nutrisi dan cairan

    Sebelum sakit asupan makan klien oral, frekuensi makan 3 kali

    sehari, nafsu makan baik, tidak ada diit, makanan tambahan buah

    buahan. Tidak ada alergi makanan. Asupan cairan klien oral, jenis air

    putih, frekuensi kurang lebih 8 gelas per hari dan saat sakit asupan

    klien melalui oral dan parenteral, frekuensi makan 2 kali sehari,

    nafsu makan kurang, klien kurang mengkonsumsi makanan berserat.

    Asupan cairan klien oral dan parenteral, jenis air putih dan cairan

    RL 20 tpm dan Nacl 0.9%.

    2) Pola eliminasi

    Sebelum sakit frekuensi buang air kecil 3-5 kali per hari, waktu pagi

    siang sore dan malam. Jumlah kurang lebih 1500 cc, warna khas

  • 20

    urine, bau khas urine, tidak ada keluhan dan saat sakit frekuensi

    buang air besar 2-3 kali sehari, waktu pagi siang dan malam. Jumlah

    urine kurang lebih 800 cc.

    Sebelum sakit frekuensi buang air besar 1-2 kali perhari, waktu pagi

    dan malam. Warna khas feses, bau feses khas, konsistensi lunak,

    tidak ada keluhan buang air besar dan tidak mengkonsumsi obat

    pencahar pada saat sakit frekuensi buang air besar saat sakit 1 kali

    sehari, feses keras, bau khas feses, klien mengatakan nyeri saat

    buang air besar.

    3) Pola personal hygiene

    Sebelum sakit mandi 2 kali sehari, oral hygiene 2 kali sehari, cuci

    rambut 2 kali per hari pada saat sakit mandi 1 kali sehari (hanya

    dilap), oral hygiene 1 kali sehari (dibantu oleh kluarga).

    4) Pola istirahat dan tidur

    Sebelum sakit lama tidur klien kurang lebih 7-8 jam, waktu siang

    dan malam hari, kebiasaan sebelum tidur tidak ada, kesulitan dalam

    hal tidur tidak ada, pada saat sakit lama tidur klien kurang lebih 2-4

    jam, waktu siang dan malam hari, kebiasaan sebelum tidur tidak ada,

    kesulitan dalam hal tidur sering mudah terbangun karna nyeri dan

    merasa tidak puas setelah bangun. Klien tampak lesu, lelah dan fisik

    lemah.

    5) Pola aktifitas dan latihan

    Sebelum sakit kegiatan dalam pekerjaan adalah buruh bangunan,

    waktu bekerja siang hari, tidak ada keluhan dalam beraktifitas, dan

  • 21

    tidak ada keterbatasan gerak, pada saat sakit kegiatan dalam pekerjaan

    tidak ada, waktu bekerja tidak ada, mengeluh nyeri pada anus

    sehingga mengganggu dalam beraktifitas, keterbatasan gerak karna

    nyeri. Aktivitas dibantu oleh keluarga.

    6) Pola persepsi dan manajemen kesehatan

    Klien tidak mengetahui tentang prosedure operasi, tindakan keluarga

    adalah membawa ke RS, tidak ada kebiasaan yang mempengaruhi

    kesehatan seperti merokok dan minuman keras, klien tidak

    ketergantungan obat.

    g. Pengkajian fisik

    1) Pemeriksaan umum

    Saat pengkajian didapatkan hasil kesadaran composmentis, tekanan

    darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, pernafasan 22x/menit, suhu

    37,5⁰C, TB/BB 172 cm/60 kg

    2) Pemeriksaan fisik persistem

    a) Sistem penglihatan

    Posisi mata simetris, pergerakan bola mata normal, konjungtiva

    anemis, pupil isokor, tidak ada tanda radang, tidak memakai alat

    bantu.

    b) Sistem pendengaran

    Posisi telinga simetris, tidak ada tanda radang, tidak ada cairan dari

    telinga, fungsi pendengaran baik, tidak memakai alat bantu, tidak

    ada keluhan lain.

  • 22

    c) Sistem wicara

    Klien tidak ada kesulitan dalam berbicara.

    d) Sistem pernafasan

    Jalan nafas normal tidak ada hambatan, tidak ada keluhan, frekuensi

    22x/menit, tidak ada suara nafas tambahan, tidak batuk, tidak

    menggunakan otot bantu nafas, tidak menggunakan alat bantu nafas.

    e) Sistem kardiovaskuler

    Nadi 80x/menit, irama teratur, akral teraba hangat, CRT < 3 detik,

    bunyi jantung normal, tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak ada

    keluhan.

    f) Sistem neurologi

    GCS (E4 V5 M6), kekuatan otot normal

    g) Sistem pencernaan

    Keadaan mulut bersih, tidak kesulitan menelan, pada saat

    pemeriksaan abdomen di dapatkan hasil bising usus 2x/menit, nyeri

    di area anus, terdapat kemerahan disekitar anus terdapat benjolan ,

    saat di palpasi anus teraba lembek, nyeri seperti terbakar, penyebaran

    nyeri sampai ke perut bagian bawah, skala nyeri 5 (0-10).

    h) Sistem imunologi

    Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

    i) Sistem endokrin

    Nafas tidak bau keton, tidak ada luka, tidak tremor, tidak ada

    pembesaran kelenjar tyroid.

    5555 5555

    5555 5555

  • 23

    j) Sistem urogenital

    Klien tidak terpasang kateter

    k) Sistem integumen

    Rambut bersih, kuku bersih, kulit bersih, tidak ada tanda-tanda

    radang pada kulit, tidak ada tanda tanda pendarahan.

    l) Sistem muskuloskeletal

    Tidak ada sakit pada tulang atau sendi, tidak ada tanda fraktur, tidak

    ada kontraktur, tonus otot kuat.

    5555 5555

    5555 5555

    m) Pemeriksaan Laboratorium

    Tabel 3.1

    Hasil pemeriksaan Laboratorium pada Tn. S Hemoroid dengan

    Gangguan Rasa Aman Nyaman: Nyeri di Ruang Bedah RSD

    Mayjend HM Ryacudu

    Tanggal 15-17 Mei 2019

    No Tanggal

    Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

    1

    15-05-2019

    Ureum 36

    mg/dL

    15-39 mg/dL

    2 Kreatinie 0,9 L : 0,9-1,2

    P : 0,6-1,1

    3 Glukosa

    Sewaktu

    93

    mg/dL

    100-200

    mg/dL

    4 Golongan

    Darah

    A/+ -

    5 WBC 8,97x1

    0

    4,00-

    10.00ˆ3/uL

    6 RBC 6,40x1

    0

    3,50-

    5,50ˆ6/uL

    7 HGB 15,2 11-16g/dL

    8 PLT 295x10 150-450ˆ3/uL

  • 24

    n) Terapi Medis

    Terapi medis pada Tn.S terdiri dari terapi pengobatan dan rencana

    pembedahan hemorroid dectomi pada tanggal 15-17 Mei 2019

    sehingga terapi pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 3.2

    Tabel 3.2

    Terapi obat pada Tn.S, tanggal 15-17 Mei 2019

    15 Mei 2019 16 Mei 2019 17 Mei 2019

    1 2 3

    Ringer Laktat 20 tpm

    Viccillin 3x1,5 gr

    Ranitidine 2x1

    Ketorolac 3x30 mg

    Tutofusin 20 Tpm.

    Ringer Laktat 20 tpm

    Viccillin 3x1,5 gr

    Ranitidine 2x1

    Ketorolac 3x30 mg

    Tutofusin 20 Tpm.

    Ringer Laktat 20 tpm

    Viccillin 3x1,5 gr

    Ranitidine 2x1

    Ketorolac 3x30 mg

    Tutofusin 20 Tpm.

    o) Data Fokus

    Tabel 3.3

    Data Fokus pada Tn. S, tanggal 15-17 Mei 2019

    DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

    1 2

    1. Klien mengatakan nyeri diarea

    anus

    2. Klien mengatakan sulit tidur

    3. Klien mengatakan sering

    terbangun pada malam hari

    4. Klien mengatakan susah buang

    air besar (BAB)

    5. Klien mengatakan kurang

    konsumsi serat

    1. Klien terlihat tampak meringis

    2. Skala nyeri 7

    3. Klien terlihat merubah posisi

    untuk menghindari nyeri

    4. Klien tampak mengantuk

    5. Jam tidur klien 2-4 jam

    6. Klien tampak lesu

    7. Klien tampak gelisah

    8. Klien tampak tegang

  • 25

    p) Analisa Data

    Tabel 3.4

    Analisa Data pada Tn. S, tanggal 15-17 Mei 2019

    Tanggal Data (DS/DO) Etiologi Masalah

    Keperawatan

    1 2 3 4

    15-05-2019

    DS :

    - Klien mengatakan

    nyeri diarea anus

    DO :

    - Klien terlihat

    tampak meringis

    - Skala nyeri 7

    - Klien terlihat

    merubah posisi

    untuk menghindari

    nyeri

    Agen pencedera

    fisik (proses

    penyakit)

    Nyeri Akut

    1 2

    6. Klien mengatakan kurang

    paham akan prosedur operasi

    7. Klien mengatakan nyeri

    bertambah saat defekasi

    8. Klien mengatakan lemah

    9. Klien mengatakan sulit

    melakukan aktifitas

    10. Klien mengeluh tidak nyaman

    11. Feses keras

    9. Defekasi kurang dari 2 kali

    Seminggu

    10. Aktifitas klien dibantu oleh

    keluarga

    11. Tampak kemerahan diarea anus

  • 26

    1 2 3 4

    15-5-2019

    DS :

    - Klien mengatakan

    sulit tidur

    - Klien mengatakan

    sering terbangun

    pada malam hari

    akibat nyeri

    DO :

    - Klien tampak

    mengantuk

    - Jam tidur klien 2-4

    jam

    - Klien tampak lesu

    Hambatan

    lingkungan

    Gangguan

    pola tidur

    15-5-2019 DS :

    - Klien mengatakan

    kurang paham akan

    prosedur operasi

    DO:

    - Klien tampak

    gelisah

    - Klien tampak

    tegang

    Kurang terpapar

    informasi

    Ansietas

    15-5-2019

    DS :

    - Klien mengatakan

    susah buang air

    besar

    - Klien mengatakan

    kurang konsumsi

    serat

    Ketidak cukupan

    asupan serat

    Konstipasi

  • 27

    1 2 3 4

    - Klien mengatakan

    nyeri bertambah

    saat defekasi

    DO :

    - Terdengar bising

    usus hipoaktif

    - Bising usus

    2x/menit

    - Feses keras

    - Defekasi kurang

    dari 2 kali

    seminggu

    15-5-2019 DS:

    - Klien mengatakan

    lemah

    - Klien mengatakan

    sulit melakukan

    aktifitas

    DO:

    - Aktifitas klien

    dibantu oleh

    keluarga

    Kelemahan

    Intoleransi

    Aktifitas

    16-5-2019

    DS:

    - Klien mengeluh

    tidak nyaman

    DO:

    Tampak

    kemerahan diarea

    anus

    Efek prosedur

    invasif

    ( pembedahan)

    Resiko

    Infeksi

  • 28

    B. Diagnosa Keperawatan

    Pre operatif

    a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses penyakit)

    ditandai dengan skala nyeri 5, tampak meringis.

    b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai

    dengan jumlah jam tidur 2-3 jam, tampak lesu.

    c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan

    tidak paham akan prosedur operasi, tampak gelisah dan tegang.

    d. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat ditandai

    dengan defekasi kurang dari 2 kali seminggu, feses keras

    e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan

    merasa lemah, semua aktivitas dibantu oleh keluarga.

    Post operatif

    a. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (pembedahan)

    Tiga diagnosa prioritas

    a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (proses penyakit)

    ditandai dengan skala nyeri 5, tampak meringis.

    b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (orosdur operasi)

    ditandai dengan tidak paham akan prosedur operasi, tampak gelisah dan

    tegang.

    c. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (pembedahan).

  • 29

    C. Rencana Keperawatan

    Tabel 3.5

    Rencana keperawatan pada Tn. S dengan hemorroid di Ruang Bedah RSD

    Mayjend HM Ryacudu

    Ta6nggal 15-17 Mei 2019

    Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

    Tujuan Tindakan

    1 2 3

    Nyeri Akut berhubungan

    dengan agen pencedera

    fisik (proses penyakit)

    ditandai dengan skala

    nyeri 5, Klien terlihat

    tampak meringis.

    Kontrol Nyeri (1605)

    setelah dilakukan

    tindakan asuhan

    keperawatan 3x24 jam

    diharapkan :

    - Nyeri terkontrol

    - Dapat

    menggunakan

    tindakan

    pengurangan nyeri

    tanpa analgesik

    Manajemen Nyeri

    (1400)

    1. Lakukan pengkajian

    nyeri komprehensif

    (sesuai PQRST)

    2. Berikan informasi

    mengenai nyeri

    (penyebab nyeri,

    antisipasi dari

    ketidaknyamanan)

    3. Ajarkan metode non

    farmakologi untuk

    menurunkan nyeri

    (teknik relaksasi)

    4. Berkolaborasi

    dengan dokter untuk

    5. Pemberian

    analgesik

    6. Gali bersama pasien

    faktor-faktor yang

    dapat memperberat

    dan memperingan

  • 30

    1 2 3

    Nyeri

    7. Dukung

    istirahat/tidur yang

    adekuat untuk

    membantu

    menurunkan nyeri

    8. Memberikan sitz

    bath dalam

    menurunkan rasa

    nyeri

    Ansietas berhubungan

    dengan kurang terpapar

    informasi ( prosedur

    operasi) ditandai dengan

    tampak gelisah dan

    tegang

    Tingkat kecemasan

    (1211)

    Setelah dilakukan

    tindakan asuhan

    keperawatan 3x24 jam

    diharapkan :

    - Dapat istirahat

    - Tidak gelisah

    Pengurangan

    Kecemasan (5820)

    1. Gunakan

    pendekatan yang

    tenang dan

    meyakinkan

    2. Jelaskan semua

    prosedur termasuk

    sensasi yang akan

    dirasakan mungkin

    akan dialami klien

    selama prosedur

    dilakukan

    (pembedahan)

    3. Lakukan usapan

    punggung/ leher

    dengan cara yang

    tepat

    4. Berikan aktivitas

    pengganti untuk

  • 31

    1 2 3

    5. mengurangi tekanan

    6. Instruksikan klien

    untuk menggunakan

    teknik relaksasi

    7. Identifikasi pada saat terjadi

    perubahan tingkat

    kecemasan

    Resiko Infeksi

    berhubungan dengan

    efek prosedur invasif

    (pembedahan).

    Manajemen Infeksi

    setelah dilakukan

    tindakan asuhan

    keperawatan 3x24 jam

    diharapkan :

    - Mengenali tanda

    dan gejala yang

    mengindikasikan

    resiko dalam

    penyebaran infeksi

    - Mengetahui cara

    penularan infeksi

    - Mengetahui

    aktivitas yang dapat

    meningkatkan

    infeksi

    Perlindungan Infeksi

    1. Periksa kulit dan

    selaput lendir untuk

    adanya kemerahan

    2. Berikan perawatan

    kulit yang tepat

    untuk area yang

    mengalami luka /

    edema.

    3. Periksa kondisi

    setiap sayatan dan

    luka

    4. Tingkatkan asupan

    nutrisi yang cukup

    5. Anjurkan asupan

    cairan dengan tepat

    6. Anjurkan istirahat

  • 32

    D. Implementasi dan Evaluasi

    Tabel 3.6

    Catatan Perkembangan pada Tn. S dengan hemorroid di Ruang Bedah RSD

    Mayjend HM Ryacudu

    Tanggal 15-17 Mei 2019

    Diagnosa

    keperawatan

    Implementasi Evaluasi

    1 3 4

    Nyeri Akut

    berhubungan

    dengan agen

    pencedera fisik

    (proses

    penyakit)

    ditandai

    dengan skala

    nyeri 5,Klien

    Tanggal: 15 Mei 2019

    Pukul : 10:00

    1. Melakukan pengkajian

    nyeri secara koprehensif

    (sesuai PQRST) (10:00

    WIB)

    2. Memberikan posisi

    dorsal recumbent untuk

    mengurangi nyeri

    ( 10:30 WIB)

    3. Memberikan therapy

    ketorolac 1 ampul 30 mg

    ( 12:00 WIB)

    4. Melakukan sitz bath

    (12.30 WIB)

    Tanggal: 15 Mei 2019

    Pukul: 14:00

    S:

    - Klien mengatakan nyeri

    di daerah anus

    berkurang saat posisi

    dorsal recumbent

    O:

    - Klien tampak meringis

    - Skala nyeri 7

    - TD : 100/70 mmHg

    - N : 80x/meni

    - RR : 20x/meni

    - T : 37,5 °C

    A:

    - Masalah belum teratasi

    P:

    - Lanjutkan intervensi

    1. Berkolaborasi

    dengan dokter

    pemberian analgetik

    2. Mengajarkan

  • 33

    1 2 3

    metode non

    3. farmakologi untuk menurunkan nyeri

    (teknik relaksasi)

    Agung

    Nyeri Akut

    berhubungan

    dengan agen

    pencedera fisik

    (proses

    penyakit)

    ditandai

    dengan skala

    nyeri 5, Klien

    terlihat tampak

    meringis

    Tanggal : 16 Mei 2019

    Pukul : 10:00

    1. Melakukan pengkajian

    nyeri secara

    komprehensif (10:30

    WIB)

    2. Mengajarkan metode

    non farmakologi untuk

    menurunkan nyeri

    (teknik relaksasi) (11:00

    WIB)

    3. Memberikan therapy

    Ketorolac 1 ampul 30

    mg( 12:00 WIB)

    Tanggal: 16 Mei 2019

    Pukul: 11:30 WIB

    S:

    - Klien mengatakan nyeri

    berkurang

    O:

    - Skala nyeri 4

    - Tampak tenang

    - TD: 120/70 mmHg

    - N: 82x/menit

    - RR: 20x/ menit

    - T: 37,3°C

    A:

    - Masalah teratasi Sebagian

    P:

    - Lanjutkan Intervensi

    1. ajarkan metode non

    farmakologi untuk

    menurunkan nyeri

    (teknik relaksasi)

    2. Dukung

    istirahat/tidur yang

    adekuat untuk

    membantu

    menurunkan nyeri

  • 34

    1 2 3

    Nyeri Akut

    berhubungan

    dengan agen

    pencedera fisik

    (proses

    penyakit)

    ditandai

    dengan skala

    nyeri 5, Klien

    terlihat tampak

    meringis

    Tanggal : 17 Mei 2019

    1. Mengajarkan metode

    non farmakologi untuk

    menurunkan nyeri

    (teknik relaksasi) (10:30

    WIB)

    2. Mendukung

    istirahat/tidur yang

    adekuat untuk

    membantu menurunkan

    nyeri (11:00 WIB)

    3. Memberikan therapy

    Ketorolac 1 ampul 30

    mg

    (10:00 WIB)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    Pukul: 11:30 WIB

    S :

    - Klien mengatakan masih

    nyeri setelah operasi

    - Klien sulit tidur

    O :

    - Skala nyeri 3

    - Tampak meringis

    - TD: 120/80 mmHg

    - RR: 21x/menit

    - N: 80x/menit

    - T: 37,5 °C

    A:

    - Masalah teratasi

    sebagian

    P:

    - lanjutkan intervensi

    1. pantau skala nyeri

    2. berikan relaksasi

    nafas dalam

    3. berikan analgetik

    4. Tingkatkan istirahat

    tidur untuk

    penurunan nyeri

    Agung Wijaya

    Ansietas

    berhubungan

    dengan kurang

    terpapar

    Tanggal: 15 Mei 2019

    1. Menggunakan

    pendekatan yang tenang

    dan meyakinkan (10:30

    Tanggal : 15 Mei 2019

    Pukul : 11:30 WIB

    S:

    - Klien mengatakan tidak

  • 35

    1 2 3

    informasi

    (prosedur

    operasi)

    WIB)

    2. Menjelaskan semua

    prosedur termasuk

    sensasi yang akan

    dirasakan mungkin akan

    dialami klien selama

    prosedur dilakukan

    (pembedahan) (11:00

    WIB)

    nyaman dan takut

    O:

    - Klien tampak gelisah

    A:

    - Masalah belum teratasi

    P:

    - Lanjutkan intervensi

    1. Menginstruksikan klien

    untuk menggunakan

    teknik relaksasi

    2. Melakukan usapan

    punggung/ leher dengan

    cara yang tepat

    3. Menganjurkan istirahat

    Agung

    Ansietas

    berhubungan

    dengan kurang

    terpapar

    informasi

    (prosedur

    operasi)

    Tanggal: 16 Mei 2019

    1. Menginstruksikan klien

    untuk menggunakan

    teknik relaksasi (07:00

    WIB)

    2. Melakukan usapan

    punggung/ leher dengan

    cara yang tepat (07:00

    WIB)

    3. Menjelaskan kepada

    klien tentang prosedur

    operasi (07:30 WIB)

    Tanggal: 16 Mei 2019

    Pukul: 12:00 WIB

    S :

    - Klien mengatakan cemas

    berkurang saat relaksasi

    - Klien mengatakan

    paham akan prosedur

    operasi

    O :

    - Klien tampak tenang

    A:

    - masalah teratasi sebagian

    P:

    - lanjutkan intervensi

  • 36

    1 2 3

    1. Identifikasi pada saat

    terjadi perubahan tingkat

    kecemasan

    2. Anjurkan klien untuk

    relaksasi

    Agung

    Ansietas

    berhubungan

    dengan kurang

    terpapar

    informasi

    (prosedur

    operasi)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    1. Mengidentifikasi tingkat

    kecemasan (09:30 WIB)

    2. Menganjurkan klien

    relaksasi (11:30 WIB)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    Pukul: 11:30 WIB

    S :

    - Klien mengatakan

    sudah tidak cemas dan

    takut

    O:

    - Klien tampak tenang

    A:

    - Masalah teratasi

    P :

    - Hentikan intervensi

    Ansietas

    berhubungan

    dengan kurang

    terpapar

    informasi

    (prosedur

    operasi)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    3. Mengidentifikasi pada

    saat terjadi perubahan

    tingkat kecemasan

    (09:30 WIB)

    4. Menganjurkan istirahat

    (11:30 WIB)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    Pukul: 11:30 WIB

    S :

    - Klien mengatakan

    sudah tidak cemas dan

    takut

    O:

    - Klien tampak tenang

    A:

    - Masalah teratasi

    P :

    - Hentikan intervensi

  • 37

    1 2 3

    Agung

    Resiko Infeksi

    berhubungan

    dengan efek

    prosedur

    invasif

    (pembedahan)

    Tanggal : 16 Mei 2019

    1. Mengkaji tanda tanda

    infeksi :suhu tubuh,

    ruam kemerahan di area

    anus (08:00 WIB)

    2. Menganjurkan asupan

    nutrisi yang cukup

    (10:00 WIB)

    Tanggal : 16 Mei 2019

    Pukul : 11:30 WIB

    S:

    - Klien mengatakan tidak

    nyaman

    O:

    - Tampak kemerahan

    pada anus

    - Suhu: 37,6 °C

    A:

    - Masalah belum teratasi

    P:

    - Lanjutkan intervensi

    1. Tingkatkan asupan

    nutrisi yang cukup

    2. Anjurkan istirahat

    Agung

    Resiko Infeksi

    berhubungan

    dengan efek

    prosedur

    invasif

    (pembedahan)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    1. Menganjurkan asupan

    nutrisi yang cukup

    (10:00 WIB)

    2. Memberikan lingkungan

    yang bersih untuk

    mengurangi resiko

    infeksi (11:00 WIB)

    Tanggal: 17 Mei 2019

    Pukul: 11:30 WIB

    S:

    - Klien mengatkan nyeri

    di area anus

    O:

    - Klien tampak tenang

    - Tampak kemerahan

    diarea anus. suhu

    37,5°C

    A:

  • 38

    1 2 3

    - Masalah teratasi

    - sebagian P:

    - Lanjutkan intervensi

    1. Menganjurkan istirahat

    2. Identifikasi kemerahan

    pada luka

    3. Meningkatkan asupan

    nutrisi yang cukup

    4. Menganjurkan asupan

    cairan dengan tepat

    Agung