Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

23
LAPORAN KASUS 1 APENDISITIS AKUT Oleh : Maulida Ayu Noriza FAA 110 018 Pembimbing : dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RM dr. Tagor Sibarani Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Bagian Ilmu Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine 2015

description

Laporan KasusApendisitis AkutPPT

Transcript of Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Page 1: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

LAPORAN KASUS 1APENDISITIS AKUT

Oleh :Maulida Ayu Noriza

FAA 110 018

Pembimbing :dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RM

dr. Tagor Sibarani

Fakultas Kedokteran Universitas Palangka RayaRSUD dr. Doris Sylvanus Palangka RayaBagian Ilmu Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine2015

Page 2: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pendahuluan

• Apendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui.

• Terdapat sekitar 250.000 kasus apendisitis yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Page 3: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pendahuluan

• Insidens apendisitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen lainya. Dinkes Jateng menyebutkan pada tahun 2009 jumlah kasus apendisitis di jawa tengah sebanyak 5.980 penderita, dan 177 penderita diantaranya menyebabkan kematian.

• Merupakan kasus emergency jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.

Page 4: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Laporan Kasus

• Primary SurveyNn. R, perempuan

• Vital sign:Tekanan Darah : 120/90 mmHgNadi : 112x/menitPernapasan : 22x/menitSuhu : 36,9℃

Page 5: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

• Airway: tidak ada tanda sumbatan jalan napas.• Breathing : Spontan, 22 kali/menit dengan jenis

pernapasan torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan tidak ditemukan ketinggalan gerak pada salah satu thoraks.

• Circulation : TD 120/90 mmHg. Nadi 112 kali/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat. CRT < 2 detik.

• Dissability : GCS 15 (Eye 5, Motorik 6, Verbal 5), kompos mentis, pupil isokor +/+ dengan diameter 3mm/3mm.

• Evaluasi masalah : Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign yaitu akut abdomen. Pasien pada kasus ini diberi label pewarnaan triase dengan warna kuning.

• Tatalaksana awal : Pasien ditempatkan di ruangan non bedah.

Page 6: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Identitas Pasien

• Nama : Nn. R • Usia : 17 tahun• Agama : Islam • Pekerjaan : Pelajar• Alamat : Jl. Mendawai

Page 7: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Anamnesa• Autoanamnesis dengan penderita pada tanggal 1 Oktober 2015

pukul 09.50 WIB.• Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah• Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu dan semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut hilang timbul, terasa seperti ditusuk.Mual (+), muntah (+) 3 kali sejak 2 hari SMRS, muntah makanan bercampur lendir.Demam (+) sejak 2 hari SMRS, demam tidak terlalu tinggi, demam hilang timbul.BAK (+) tidak ada keluhan, nyeri saat BAK (-).BAB tidak ada keluhan, BAB cair disangkal.

Page 8: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang• Kesadaran : Compos Mentis• GCS : Eye (4), Motorik (6), Verbal (5).Tanda vital :• Tensi : 120/90 mmHg• Nadi : 112x/menit, reguler, isi cukup, kuat

angkat• Suhu : 36,9°C, aksila• Respirasi : 22x/menit, torakoabdominal.

Page 9: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Kepala : Normocephal. Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-).

Page 10: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Thoraks:Paru• Inspeksi : Simetris, tidak ada ketinggalan gerak, frekuensi

napas 22 kali/menit, teratur, jenis pernapasan torakoabdominal.

• Palpasi : Fremitus +/+ normal• Perkusi : Sonor +/+ pada kedua lapang paru• Auskultasi : Suara napas vesikuler pada kedua lapang

paru, ronki (-/-), wheezing (-/-).Jantung• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat• Palpasi : Teraba pada SIC V1 jari medial

midklavikula sinistra• Auskultasi : Frekuensi jantung 112 kali/menit, reguler, S1-

S2 tunggal, tidak ada murmur dan gallop

Page 11: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

• Abdomen : Datar, distensi (-), bising usus (+) normal, timpani, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan Mc Burney (+), Rovsing sign (+), defans muskular (-).

• Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik. Obturator sign (+)Psoas sign (+).

Page 12: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pemeriksaan PenunjangHasil laboratorium pada tanggal 1 Oktober 2015 :

• WBC : 12,33/uL• RBC : 5,40/uL• HGB : 10,5 g/dL• PLT : 343/uL• GDS : 95 mg/dL• Ureum : 21 mg/dL• Kreatinin : 0.83 mg/dL• SGOT : 25 u/L• SGPT : 31 u/L• HbSAg : (-)Neg• CT/BT : 500/230

• HCG test : (-)Neg• Sedimen urin : leukosit +1

Page 13: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Diagnosis Banding• Apendisitis Akut• Infeksi saluran kemih• Batu ureter

• Diagnosis KerjaAbdominal pain e.c Apendisitis Akut

Page 14: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Tatalaksana

• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm• Injeksi Cefotaxime 3 x 1

gram (IV) skin test• Injeksi Ranitidine 2 x 50

mg (IV)• Metronidazole infus 2 x 1

fls• Observasi keadaan umum

dan vital sign• Puasa dari malam ini,

rencana operasi besok

Usulan

USG Abdomen

Page 15: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pembahasan

• Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena struktur yang terpuntir, appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan multiplikasi.

Page 16: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Apendisitis akut disebabkan oleh proses radang bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus.

• Faktor Obstruksi• Faktor Bakteri• Kecenderungan familiar• Faktor ras dan diet

Page 17: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Gambaran Klinis

• Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi.

• Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya defans muskuler.

• Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing’s Sign).

Page 18: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pemeriksaan Fisik• Inspeksi : Kembung sering terlihat pada komplikasi perforasi.• Palpasi

- nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan lepas.- defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.- pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri.

• Perkusi : pekak hati menghilang jika terjadi perforasi usus.• Auskultasi

- biasanya normal- peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata

Page 19: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pemeriksaan Fisik• Rectal Toucher

– tonus musculus sfingter ani baik– ampula kolaps– nyeri tekan pada daerah jam 9 dan 12– terdapat massa yang menekan rectum (jika ada abses).

• Uji PsoasDilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila apendiks yang meradang menepel di m. poas mayor, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.

• Uji ObturatorDigunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m. obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks.

Page 20: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Alvarado ScoreCharacteristic Score

M = Migration of pain 1

A = Anorexia 1

N = Nausea and vomiting 1

T = Tenderness in RLQ 2

R = Rebound pain 1

E = Elevated temperature 1

L = Leukocytosis 2

S = Shift of WBC to the left 1

Total 10

Dinyatakan appendisitis akut bila skor > 7 poin

Page 21: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Pemeriksaan Penunjang

• Darah lengkap : leukositosis• Pemeriksaan urin : adanya eritrosit, leukosit

dan bakteri di dalam urin. • Radiologis

a. Foto polos abdomenb. USG

Page 22: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Tatalaksana

• Berikan terapi kristaloid untuk pasien dengan tanda-tanda klinis dehidrasi atau septicemia.

• Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun melalui mulut.

• Berikan analgesik dan antiemetik parenteral untuk kenyamanan pasien.

• Pertimbangkan adanya kehamilan ektopik pada wanita usia subur, dan lakukan pengukuran kadar hCG

• Berikan antibiotik intravena pada pasien dengan tanda-tanda septicemia dan pasien yang akan dilanjutkan ke laparotomi.

Page 23: Laporan Kasus 2 - Apendisitis Akut

Referensi

• Syamsuhidayat R dan de Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.

• FK Universitas Hasanuddin. Medical mini notes surgery; 2015.

• Nurhidayah W, Sastry A. Apendisitis akut. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; 2012.