Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

42
Laporan Studi Kasus Komprehensif Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Dispepsia Disertai DM dan Hipertensi Nama Mahasiswa : Della Ayuning Priastiti/G2C007017 Tanggal Pengkajian : 29 November 2010 Pembimbing : Bpk. Achmad Fitriyanto, AMG IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Ny. St Umur : 35 tahun Jenis Kelamin : Wanita Alamat : Bangsri 2/9 Jepara Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Tanggal Masuk : 29 November 2010 Pukul 23.23 Nama Ruangan : Mawar/JPS 3B Gambaran Kasus Ny.St seorang ibu rumah tangga masuk rumah sakit jam 00.10 datang dari RGD dengan Kistoma Ovarii. Pasien datang dengan keluhan perut bagian bawah sakit. Sejak 5 hari yang lalu perut bagian bawah sakit tetapi yang paling sakit pada hari ini (29 November 2010) disertai nyeri ulu hati dan mual. Diagnosis Ny.St Kistoma Ovarii, Dispepsi, DM dan Hipertensi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM terkontrol. 1

Transcript of Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

Page 1: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

Laporan Studi Kasus Komprehensif

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Dispepsia Disertai DM dan Hipertensi

Nama Mahasiswa : Della Ayuning Priastiti/G2C007017

Tanggal Pengkajian : 29 November 2010

Pembimbing : Bpk. Achmad Fitriyanto, AMG

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny. St

Umur : 35 tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Alamat : Bangsri 2/9 Jepara

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Tanggal Masuk : 29 November 2010 Pukul 23.23

Nama Ruangan : Mawar/JPS 3B

Gambaran Kasus

Ny.St seorang ibu rumah tangga masuk rumah sakit jam 00.10 datang dari RGD dengan

Kistoma Ovarii. Pasien datang dengan keluhan perut bagian bawah sakit. Sejak 5 hari yang

lalu perut bagian bawah sakit tetapi yang paling sakit pada hari ini (29 November 2010)

disertai nyeri ulu hati dan mual. Diagnosis Ny.St Kistoma Ovarii, Dispepsi, DM dan

Hipertensi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM terkontrol. Riwayat penyakit

keluarga kedua orangtua pasien menderita DM dan hipertensi. Pola makan dengan frekuensi

3 kali/hari. Pasien mengkonsumsi nasi dengan frekuensi 3x sehari sebanyak ½ piring,

konsumsi sayur bening setiap hari sebanyak 2 mangkok ukuran sedang, tidak suka makan

buah, konsumsi tempe goreng setiap hari ukuran sedang, tahu goreng 3x/minggu, konsumsi

telur 1 minggu sekali, ayam goreng 1-2x/minggu @ ½ potong. Namun, pasien jarang masak

sendiri di rumah, hampir setiap hari lauk pauk membeli di luar rumah. Aktifitas fisik setiap

pagi pasien jalan di depan rumah selama 30 menit. Pasien merupakan orangtua tunggal yang

1

Page 2: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

tidak bekerja hidup dengan 1 anak mengaku banyak pikiran/stres karena selalu memikirkan

cara memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ny.St mengaku sudah mengalami nyeri lambung sejak SMP, hal itu dikarenakan Ny.St suka

mengkonsumsi makanan yang pedas-pedas. Namun, 3 bulan belakangan ini nyeri

lambungnya sering kambuh lagi dan 1 bulan yang lalu pernah dirawat di RS yang sama

dengan keluhan nyeri lambung dan kista.

2

Page 3: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BAB I

ASESMEN GIZI

A. Skrining

Risiko Ringan Risiko Sedang Risiko BeratBerat badan turun 2,5-5 kg dalam 6 bulan terakhir

- Berat badan turun 5-7,5 kg dalam 6 bulan terakhir

- Berat badan turun >7,5 kg dalam 6 bulan terakhir

-

Berat badan (RBW) = 80 –120% RBW

- Berat badan (RBW) = 70-80% atau 120–130%

- Berat badan (RBW) : <70% atau >130%

-

IMT 18,5 – 20 kg/m2 - IMT 17 – 18 kg/m2 atau 30 – 35 kg/m2

- IMT <17 kg/m2 atau >35 kg/m2

-

Mual/muntah ringan, diare

V mual/muntah berkepanjangan, diare

- Malabsorbsi -

Nafsu makan turun - Tidak ada nafsu makan - Mendapat makanan parenteral dan atau MLP

-

Gangguan mengunyah dan menelan

- Decubitus ringan atau ada luka terbuka lainnya

- Decubitus berat atau ada luka yang tidak sembuh-sembuh

-

Hipertensi V Gagal Ginjal - Menderita penyakit pankreas yang berat

-

Atherosklerosis, peningkatan profil lemak darah

- Stadium awal penyakit kanker dan/kemoterapi

- Kanker stadium lanjut dengan kakeksia

-

Menjalani operasi ringan

- Menjalani operasi besar - Menjalani operasi saluran cerna

-

Anemia - Diabetes tidak terkontrol

- Malnutrisi -

Ulkus - Gangguan saluran cerna, perdarahan saluran cerna

V Pasien di ICU, Luka bakar

-

Istirahat di tempat tidur - Menderita penyakit jantung congestive

- Mengalami sepsis -

Dehidrasi ringan - Stroke - Trauma Multiple -Albumin 3,2–3,4 mg/dl - Albumin 2,8–3,1 mg/dl - Albumin <2,8 mg/dl -Total limfosit 1200-1500 sel/m3

- Total limfosit 900-1200 sel/m3

- Total limfosit <900 sel/m3

-

Depresi Ringan - Depresi sedang - Depresi berat -Demam ringan - Lainnya - Lainnya -

Keterangan :1. Pasien dikatakan berisiko Tinggi :

Bila terdapat 1 atau lebih faktor risiko berat, atau 3 atau lebih faktor risiko sedang atau 6

atau lebih faktor risiko ringan. Harus segera ditangani ahli gizi, penilaian status gizi secara

lengkap perlu dilakukan dan dievaluasi kembali dalam 3-5 hari.

3

Page 4: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

2. Pasien dikatakan berisiko Sedang:

Bila terdapat 2 atau lebih faktor risiko sedang, atau 4-6 faktor risiko ringan. Ahli gizi harus

menemui pasien paling lambat 3 hari, penilaian status gizi secara lengkap perlu dilakukan

dan dievaluasi kembali dalam 3-5 hari.

3. Pasien dikatakan berisiko Ringan:

Bila terdapat < 4 faktor risiko ringan, cek kembali dalam 7- 10 hari.

Berdasarkan hasil skrining diatas, Ny.St mempunyai < 4 faktor risiko ringan. Ny.St

termasuk dalam kategori pasien berisiko ringan dan perlu pengecekan kembali (evaluasi

ulang) 7-10 hari.

B. Asesmen

1. Pengkajian Data Antropometri

- BB aktual = 54,8 kg

- TL = 45,2 cm

- TB = (1,83 x TL) – (0,24 x umur) + 84,88

= (1,83 x 45,2) – (0,24 x 35) + 84,88

= 159,196 cm = 159 cm

2. Pengkajian Data Biokimia

Hasil pemeriksaan laboratorium Ny.St pada tanggal 1 Desember 2010:

Parameter Hasil Pemeriksaan Batas Normal Kategori

Hemoglobin 13,6 mg/dl 12-16 mg/dl Normal

Leukosit 21.440 mm3 5.000 – 10.000 Tinggi

Trombosit 407.000 150.000 - 400.000 Normal

Haematokrit 39,7 % 37 – 43 Normal

GDS 242 mg/dl 80-150 Tinggi

3. Pengkajian Data Fisik dan Klinis

4

Page 5: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

- Keadaan umum : baik, sadar.

- Mual, ulu hati nyeri.

- Suhu tubuh = 36 OC normal

- Tekanan darah = 150/100 mmHg hipertensi

- Nadi = 80 kali/menit

- Palpasi teraba massa setinggi pusat.

4. Pengkajian Data Riwayat Gizi/Riwayat Makan

a. Asupan makanan / zat gizi

Asupan Kuantitatif

Kebutuhan gizi Ny.St saat dirumah

Basal metabolisme (BM)

BMR x BBI = 25 x 53 = 1325

Aktifitas fisik

20% x 1325 = 397,5 +

1722,5

Kebutuhan energy Ny.St = 1722,5 kkal = 1700 kkal.

Aktifitas 20% dikarenakan Ny. St melakukan pekerjaan rumah sendiri

tanpa pembantu sehingga tergolong kategori sedang. Tidak ada koreksi usia

dan berat badan karena pasien berusia dibawah 40 tahun dan berat badan

pasien tergolong normal.

Asupan makan Ny.St sehari sebelum masuk rumah sakit (29 November

2010):

Energi 1236 kkal, karbohidrat 247 gr, protein 21,85 g, lemak 18 g

Asupan Ny.St = asupan makan pasien x 100 %

kebutuhan gizi pasien

= 1236 kkal x 100 %

1700

= 72,7%

Berdasarkan perhitungan diatas, asupan Ny.St sebesar 72,7%

(Form. Food recall terlampir)

Asupan Kualitatif

5

Page 6: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

- Makanan pokok : Nasi sebanyak ½ piring 3x sehari

- Lauk hewani : Ayam goreng 1-2x/minggu @ ½ potong, telur seminggu

sekali.

-Lauk nabati : Tempe goreng setiap hari ukuran sedang dan tahu goreng

3x/minggu.

- Sayuran : Lebih suka mengkonsumsi sayur bening seperti sayur

asem, sayur bayam atau sayur sop setiap hari sebanyak 2

mangkok ukuran sedang.

- Buah : Tidak suka mengkonsumsi buah.

- Susu : Tidak suka minum susu karena takut kadar gula

darahnya meningkat.

- Pola makan teratur dengan frekuensi 3 kali/hari.

- Tidak sedang menjalani diet khusus, tetapi pasien sangat membatasi

asupan makanan yang manis karena takut gula darahnya tinggi.

- Pasien menyukai makanan yang pedas.

- Tidak ada alergi terhadap makanan; daya terima pasien terhadap

makanan baik. Namun, pasien pantang makan udang dan keong karena

konsumsi sedikit makanan tersebut membuat pasien merasa pusing.

- Jarang makan makanan selingan karena takut dengan DM yang diderita oleh

pasien.

- Pasien jarang mengkonsumsi teh, jika mengkonsumsi teh gula yang dipakai

yaitu gula khusus untuk DM.

- Pasien jarang memasak, hampir setiap hari membeli makanan di luar rumah.

b. Pengetahuan dan perilaku gizi

- Pasien mendapatkan informasi mengenai gizi dari leaflet. Pasien sering

membaca leaflet yang diberikan ketika pasien kontrol ke rumah sakit.

- Pasien hanya mengerti dan patuh menjalankan beberapa informasi yang

diketahui mengenai DM dan hipertensi. Namun, pasien tidak menjalani pola

makan yang sehat dengan gizi seimbang dilihat dari kebiasaan pasien lebih

memilih membeli makanan di luar rumah daripada memasak sendiri serta

kesukaan pasien terhadap makanan yang pedas.

c. Aktivitas fisik

6

Page 7: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

- Aktifitas pasien sebagai ibu rumah tangga mengerjakan pekerjaan di rumah.

- Setiap pagi meluangkan waktu sekitar 20-30 menit untuk jalan kaki di depan

rumah ±1 km.

- Aktivitas Ny.St tergolong kategori sedang.

d. Ketersediaan makanan

Kemampuan pasien dalam merencanakan dan menyediakan menu kurang

bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan makan pasien hampir setiap hari

membeli lauk di luar rumah. Pasien jarang sekali memasak sendiri di rumah

dengan pertimbangan dalam 1 keluarga hanya 2 orang dan lebih murah

membeli makanan jadi.

e. Kemampuan pasien untuk menerima makanan

Pasien dalam kondisi baik. Nafsu makan pasien sebelum masuk rumah sakit

tergolong cukup.

f. Pemenuhan kebutuhan gizi

Berdasarkan perhitungan energi dengan rumus Brocca modifikasi, kebutuhan

Ny.St adalah 1722,5 kkal. Apabila dibandingkan dengan asupan makan pasien

sebelum masuk rumah sakit sebesar 1236 kkal, asupan pasien masih kurang

dari kebutuhan pasien yang seharusnya.

g. Interaksi obat dan zat gizi

- Obat-obatan untuk diabetes atau hipertensi yang dikonsumsi pasien saat di

rumah yaitu Glukodex, Glibenklamid, Captropil.

- Obat-obatan yang dikonsumsi di rumah sakit:1

1. Ranitidin

Ranitidin merupakan antihistamin penghambat reseptor Histamin H2

yang berperan dalam efek histamine terhadap sekresi asam lambung.

Penurunan sekresi asam lambung bisa mengakibatkan perubahan

pepsinogen menjadi pepsin menurun. Ranitidin lebih jarang berinteraksi

dengan obat lain. Interaksi obat : ranitidin menurunkan bersihan

warfarin, prokainamid, dan N-asetil prokainamid, meningkatkan absorpsi

midazolam, menurunkan absorpsi kobalamin. Selain menghambat

sitokrom P-450, Ranitidin dapat juga menghambat absorbsi diazepam

dan mengurangi kadar plasmanya sejumlah 25%. Sebaiknya obat yang

dapat berinteraksi dengan ranitidin diberi selang waktu minimal 1 jam.

Ranitidin dapat menyebabkan gangguan SSP ringan, karena lebih sukar

7

Page 8: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

melewati sawar darah otak. Interaksi dengan makanan tidak mengganggu

absorbsi ranitidine.

Ranitidine, memiliki cincin furan dan durasi yang lebih lama dan 5-

10 kali lebih potensial dari simetidin. Ranitidine dimetabolisme dalam

hati. Dosis : 150 mg 2x / hari atau dosis tunggal 300 mg sebelum tidur.

Efek samping : sakit kepala, pusing, gangguan gastro intestinal, ruam

kulit.

2. Cefotaxime

Antibiotik yang biasa digunakan pada infeksi kulit dan pernafasan.

(infeksi yang disebabkan oleh bakteri). Cefotaxime sodium efektif untuk

pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh mikroorganisme yang

sensitif, seperti pada : infeksi saluran pernafasan bagian bawah, infeksi

saluran kemih dan kelamin, infeksi ginekologikal,

Bakteremia/septikemia, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi intra-

abdominal, infeksi tulang dan atau sendi dan infeksi sistem syaraf pusat.

Efek samping yang sering dilaporkan:

Lokal : radang pada tempat suntikan, sakit, indurasi dan

tenderness, demam, eosinofilia, urtikaria, anafilaksis.

Gastrointestinal : colitis, diare, mual, untah, gejala pseudo-

membran colitis.

3. Captropil

Captopril adalah grup obat yang disebut angiotensin-converting enzyme

(ACE) inhibitor, yang bekerja dengan cara mengurangi zat kimia yang

menyempitkan pembuluh darah.

Captopril digunakan untuk mengatasi hipertensi berat hingga sedang

(menurunkan tekanan darah), kombinasi dengan tiazida memberikan

efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek

yang kurang aditif. Captopril dapat menimbulkan proteinuria > 1gr.

Indikasi:

Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung

kongestive, masalah ginjal yang disebabkan oleh diabetes, dan untuk

meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung.

Efek Samping:

8

Page 9: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

Efek CV (hipotensi, angioedema); Efek CNS (kelelahan, sakit kepala);

Efek GI (gangguan perasa); Efek lainnya (batuk kering; upper resp tract

symptomps); Efek dermatologis (ruam kulit, erythemamultiforme, toxic

epidermal necrolysis); Reaksi hipersensitif; efek ginjal (kerusakan

ginjal); gangguan electrolyte (hyperkalemia, hyponatremia); gangguan

darah.

4. Ketorolac

5. Actrapid novolet

Actrapic merupakan insulin buatan yang diberikan secara injeksi dan

digunakan dalam pengobatan diabetes. Kerja insulin injeksi ini sama

dengan kerja insulin alami pada tubuh manusia. Actrapid mengandung

soluble insulin. Ketika actrapid disuntikkan di bawah kulit, reaksinya

akan terlihat dalam waktu 30 – 60 menit. Biasa disuntikkan 15 – 30

menit sebelum makan, sehingga dapat mengontrol kadar gula darah

setelah makan. Beberapa efek samping yang berhubungan dengan

pengobatan ini diantaranya: hipoglikemia, itching, dan alergi.

5. Data Riwayat Kesehatan Pasien

- Pasien tidak rutin kontrol ke dokter, namun 1 tahun belakangan pasien mulai

rutin kontrol ke dokter dan mulai rutin mengkonsumsi obat antidiabetikum

(OAD) sesuai resep dokter. Pasien tidak mendapat terapi insulin.

Obat-obatan yang dikonsumsi di rumah: OAD yang dikonsumsi yaitu glukodex

dan glibenklamid.

- Suplemen gizi yang dikonsumsi : Tidak mengkonsumsi suplemen.

- Pasien seorang ibu rumah tangga yang membuka tempat kos kecil-kecilan di

rumahnya, kadang ikut membantu tetangga ketika ada tetangga yang punya

hajatan.

Pasien merupakan orangtua tunggal yang tinggal di rumah bersama anak laki-

lakinya yang masih berusia 9,5 tahun.

- Status sosial ekonomi : menengah ke bawah

- Dukungan Pelayanan Kesehatan dan Sosial : Adanya dukungan pelayanan

kesehatan dari Jamkesmas.

9

Page 10: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

- Hubungan Sosial : Pasien mempunyai hubungan sosial yang baik dengan

keluarga dan keluarga suami. Namun, hubungan sosial antar pasien dan suami

tidak berjalan dengan baik.

- Keluhan utama terkait dengan masalah gizi : sakit di bagian bawah perut. Sejak

5 hari yang lalu perut bagian bawah sakit tetapi yang paling sakit pada hari ini

disertai nyeri ulu hati dan mual.

- Riwayat penyakit dulu : pasien menderita diabetes mellitus tipe 2 baru diketahui

menderita DM sejak 6 tahun yang lalu.

- Riwayat penyakit sekarang : Diagnosis Kista Ovarii, Dispepsi, DM tipe 2,

Hipertensi.

- Riwayat penyakit keluarga : DM tipe 2 dan hipertensi. Ayah pasien meninggal

akibat komplikasi gula dan stroke sedangkan ibu pasien meninggal dikarenakan

komplikasi gula dengan lambung yang mengakibatkan perdarahan lambung.

- Pasien mengaku sering banyak pikiran/stres karena harus menanggung beban

hidup sendiri.

- Tingkat pendidikan : tamat S1

10

Page 11: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BAB II

DIAGNOSIS GIZI DAN PERENCANAAN ASUHAN GIZI

A. Diagnosis Gizi 2

Matriks

Parameter Kemungkinan Diagnosis

Data Antropometri

Data Biokimia

Data Klinis Mual NI 2.3 NI 5.9.2 NI

5.5 NI 5.8.6

NC 1.4 NB 3.1

Data Asupan

Makanan

Pemilihan makanan

yang salah

NI 5.8.1

Mual, muntah, dan

volume residu tinggi

NI 2.5

Tidak dapat

menjalankan info dari

panduan anjuran

NB 1.7

Kurang mampu

menyiapkan makanan

NI 5.3 NC 3.2

Riwayat Personal

Pasien

Sakit perut NC 2.1 NC 1.4

Rasa sakit pada

epigastrik

NI 5.5 NI 5.6.2 NI

5.6.3

Pengobatan yang

berkaitan dengan

kadar gula darah

NI 5.8.2 NI 5.8.3

NI 5.8.4

Diabetes Mellitus NI 5.6.3 NI 5.8.2

NI 5.8.3 NI 5.8.4

NC 2.2 NB 1.2

NB 1.4

NB 2.3

Hipertensi NI 4.2 NI 4.3 NI

5.4

Keterangan: NI: Nutrition Intake, NC: Nutrition Clinic, NB: Nutrition Behavior

11

Page 12: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

PES

Problem Etiologi Sign/symptom

Gangguan fungsi

gastrointestinal. (NC 1.4)

-Adanya dispepsia -Mual

-Nyeri Epigastrum

-Sakit perut. (abdominal

pain)

Perubahan nilai

laboratorium yang terkait

gizi. (NC 2.2)

- Adanya Diabetes Mellitus

- Pasien banyak pikiran.

-GDS : 245 mg/dl

Konsumsi makanan yang

tidak aman. (NB 3.1)

-Kurangnya pengetahuan

pasien mengenai diet pada

pasien dispepsia.

-Kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang pedas.

Rumusan Diagnosis Gizi:

Gangguan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan adanya dispepsia ditandai dengan

mual, nyeri epigastrum dan sakit perut (abdominal pain).

Perubahan nilai laboratorium yang terkait gizi berkaitan dengan adanya DM dan

pasien banyak pikiran ditandai dengan GDS 245 mg/dl.

B. Perencanaan Asuhan Gizi

1. Preskripsi Diet

a. Prinsip/syarat Diet 3

Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan yaitu 1600 kkal.

Karbohidrat 60% dari total asupan energi sebesar 240 gr.

Protein 20% dari total asupan energi sebesar 80 gr.

Lemak 20% dari total energi yaitu sebesar 35,5 gr.

Asupan natrium dibatasi yaitu 200-400 mg/hari.

Penggunaan gula dibatasi, bisa menggunakan pemanis buatan tetapi tidak

boleh melebihi batas aman; menggunakan gula yang rendah kalori (< 5%

total kalori).

Menghindari makanan yang pedas, mengandung gas, berbumbu tajam, dan

terlalu merangsang pencernaan.

Porsi kecil tetapi sering yaitu 3 kali makan utama dan 3 kali snack.

b. Perhitungan Kebutuhan Gizi

12

Page 13: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BB Ideal = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg

= 90% x (159-100) x 1 kg

= 53,1 kg

BB ideal = 53,1 kg

Kebutuhan energi menurut rumus Brocca yang dimodifikasi4:

Basal metabolisme (BM)

BMR x BBI = 25 x 53 = 1325

Aktifitas fisik

20% x 1325 = 265 +

1590

Kebutuhan energy Ny.S = 1590 kkal = 1600 kkal.

Tidak ada koreksi usia dan berat badan karena pasien berusia dibawah 40 tahun

dan berat badan pasien tergolong normal.

Kebutuhan Karbohidrat, Lemak, Protein

Karbohidrat = 60 % x 1600 kkal = 960 kkal = 240 gr

Protein = 20% x 1600 kkal = 320 kkal = 80 gr

Lemak = 20% x 1600 kkal = 320 kkal = 35,5 gr

c. Macam Diet

Bentuk makanan yang diberikan adalah Makanan Lunak dengan jenis diet DM

1600 kkal, Rendah Garam.

d. Rute

Makanan diberikan secara oral.

e. Frekuensi

Frekuensi pemberian makan adalah porsi kecil tetapi sering yaitu 3 kali makanan

lengkap dan 3 kali makanan selingan/snack.

2. Tujuan Intervensi Gizi

Memodifikasi jenis, jumlah makanan dan zat gizi dalam makanan pada

waktu tertentu sesuai dengan kondisi dan daya terima pasien guna

mencukupi kebutuhan gizi pasien.

Mengoptimalkan status gizi pasien.

Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya konsumsi makanan

dengan gizi seimbang dan pemilihan makanan yang tepat.

13

Page 14: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

3. Macam Intervensi Gizi

a. Pemberian Terapi Diet/ Pemberian Makanan

Terapi diet yang diberikan adalah Makanan Lunak 1600 kkal, DM Rendah Garam.

Karbohidrat yang diberikan 240 gr, protein 80 gr, dan lemak 35,5 gr. Diberikan

melalui oral dalam bentuk makanan lunak dengan frekuensi 3 kali makanan

lengkap dan 3 kali selingan/snack.

b. Pendidikan Gizi

Topik : Penatalaksanaan diet untuk penderita dispepsia disertai diabetes

mellitus dan hipertensi.

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan diet

khusus penderita dispepsia disertai diabetes mellitus dan hipertensi.

Sasaran : Pasien dan keluarga.

Waktu : Pemberian materi edukasi + 30 menit

Tempat : Ruang rawat inap di RS.

Materi

- Menjelaskan gambaran umum tentang dispepsi, diabetes mellitus dan

hipertensi.

- Menjelaskan penatalaksanaan diet khusus penderita dispepsi disertai

diabetes mellitus dan hipertensi Pembatasan makanan yang pedas,

berbumbu tajam dan menghasilkan gas, prinsip 3 J (Jumlah, Jam, dan

Jenis), membatasi garam/MSG, serta porsi yang cukup dengan gizi

seimbang.

- Memberikan informasi mengenai makanan apa yang dianjurkan dan apa

yang tidak dianjurkan sesuai dengan penyakit pasien.

- Pengaturan cara makan yang baik dan benar

- Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan

darah secara rutin

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Alat Peraga : Leaflet.

Evaluasi : Evaluasi yang dilakukan dengan cara bertanya kembali kepada

pasien mengenai materi yang sudah disampaikan, dengan tujuan untuk

mengetahui apakah materi yang telah disampaikan sudah dimengerti atau

belum.

14

Page 15: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

4. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

Dampak Parameter yang Dimonitor

Waktu Target Pencapaian Metode yang Digunakan

Tanda dan Gejala Fisik Terkait Gizi

Nilai gula darah(Data Biokimia)

Tekanan darah(Data Klinis)

Setiap hari Asupan makan sebesar ±1600 kkal dengan 3x makan utama dan 3x snack dapat membantu terapi insulin dalam pencapaian nilai gula darah sewaktu mencapai angka normal (80-150 mg/dl).

Asupan makan rendah garam dapat membantu menurunkan tekanan darah mencapai nilai normal 120/90 mmHg disamping pemberian obat penurun tekanan darah.

Pemeriksaan laboratorium

Catatan rekam medis.

Asupan Makanan dan Zat Gizi

Asupan makanan di rumah sakit (Data Asupan)

Setiap hari Asupan 100% Comstock

Dampak Perilaku dan Lingkungan terkait Gizi

Tingkat pengetahuan

Sebelum pengamatan selesai

Peningkatan pengetahuan >75%.

Observasi

Pasien Terkait Gizi

Pemilihan Makanan

Setiap hari selama di rumah sakit

Pasien tidak mengkonsumsi makanan dari luar RS

Wawancara dan pengamatan

15

Page 16: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BAB III

PELAKSANAAN INTERVENSI GIZI

A. Implementasi Diet

Jenis Diet Makanan Lunak, DM, Rendah Garam

Kebutuhan Gizi yang

direncanakan

Energi 1600 kkal, karbohidrat 240 gr, protein 80 gr, dan

lemak 35,5 gr

Pemberian Intervensi 9x makan utama 9x selingan (selama 3 hari)

Intervensi yang diberikan:

Kamis, 1 Desember 2010 Jumat, 2 Desember 2010 Sabtu, 3 Desember 2010

- Energi : 1601 kkal

- KH : 271 gr

- Protein : 53,8 gr

- Lemak : 33 gr

- Energi : 1629 kkal

- KH : 268 gr

- Protein : 63,74 gr

- Lemak : 37 gr

- Energi : 1634 kkal

- KH : 258 gr

- Protein : 44,275 gr

- Lemak : 47 gr

Keterangan:

- Intervensi dimulai pada hari Kamis, 1 Desember 2010.

- Intervensi berakhir pada hari Jum’at, 3 November 2010.

(Menu terlampir)

16

Page 17: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

B. Implementasi Pendidikan Gizi

PELAKSANAAN EDUKASI GIZI

Topik Penatalaksanaan diet untuk penderita dispepsia disertai diabetes

mellitus dan hipertensi.

Tujuan Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan diet khusus

penderita dispepsia disertai diabetes mellitus dan hipertensi.

Sasaran Pasien dan keluarga

Waktu ± 30 menit

-Pembukaan : 5 menit -Tanya jawab: 10 menit

-Materi edukasi : 15 menit

Materi - Menjelaskan gambaran umum tentang dispepsia, diabetes mellitus

dan hipertensi.

- Menjelaskan penatalaksanaan diet khusus penderita dispepsi disertai

diabetes mellitus dan hipertensi Pembatasan makanan yang pedas,

berbumbu tajam, mengandung gas, prinsip 3 J (Jumlah, jam, dan

jenis), membatasi garam/MSG serta porsi yang cukup dengan gizi

seimbang.

- Memberikan informasi mengenai makanan apa yang dianjurkan dan

apa yang tidak dianjurkan sesuai dengan penyakit pasien.

- Pengaturan cara makan yang baik dan benar.

- Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan

darah secara rutin.

Evaluasi - Evaluasi yang dilakukan dengan menanyakan kembali kepada pasien

mengenai materi yang sudah disampaikan.

17

Page 18: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Tanggal Antropometri Biokimia Klinis Asupan Makan EdukasiRencana Tindak

Lanjut

Rabu, 1/12/2010

BB aktual = 54,8 kgTL = 45,2 cmPerkiraan TB=159 cm

IMT = 21,68 (Status

Gizi Normal)

GDS

11.00 = 192 mg/dl

16.00 = 180 mg/dl

Tekanan darah :

120/70 mmHg

E= 1031 kkal(64,4%)

P=43,48 gr (80,8%)

L= 31 gr (93,9%)

Kh= 143 gr (52,76%)

Edukasi singkat

diberikan

kepada pasien.

Pasien

merespon

edukasi dengan

baik.

Pasien diberikan diet RG

DM 1600 kkal.

Bentuk makanan lunak

dengan pertimbangan

kondisi pasien yang

masih sedikit mual dan

masih ada nyeri di

lambung.

Kamis,

2/12/2010

Tidak dilakukan

pengukuran

antropometri lebih

lanjut.

GDS

06.00 =187 mg/dl

11.00 = 170 mg/dl

16.00 = 190 mg/dl

Tekanan darah :

140/90 mmHg

E=1335kkal (81,9%)

P= 59,21 gr (92,8%)

L= 36 gr (97,9%)

Kh= 197 (73,5%)

Pasien mulai

mematuhi diet

dilihat dari

asupan yang

mulai

meningkat

secara

bertahap.

Tetap diberikan diet RG

DM 1600 kkal. Bentuk

makanan lunak.

Jum’at, Tidak dilakukan GDS Tekanan darah : E= 1404 kkal (85,9%) Pasien mulai Tetap diberikan diet RG

18

Page 19: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

3/12/2010

pengukuran

antropometri lebih

lanjut.

06.00 = 177 mg/dl

11.00 = 216 mg/dl

16.00 = 254 mg/dl

150/100 mmHg P= 41,77gr (94,3%)

L= 44 gr (93,6%)

Kh= 209 gr (81%)

mematuhi diet

dilihat dari

asupan yang

mulai

meningkat

secara bertahap

DM 1600 kkal.

Bentuk makanan biasa

dengan pertimbangan

kondisi pasien yang

sudah tidak mual dan

nyeri di lambung.

19

Page 20: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BAB V

PEMBAHASAN

Ny.St masuk rumah sakit pada tanggal 29 November 2010 rumah sakit jam 00.10

datang dari RGD. Pasien datang dengan keluhan perut bagian bawah sakit. Setelah dilakukan

pemeriksaan, ternyata Ny. St didiagnosis Kistoma Ovarii, Dispepsi, Abdominal pain, DM dan

Hipertensi. Berdasarkan hasil skrining yang telah dilakukan, terdapat < 4 faktor risiko ringan

Hal ini termasuk dalam kategori pasien berisiko ringan dan perlu pengecekan kembali

(evaluasi ulang) 7-10 hari.

Ny.St mengaku sejak SMP sering merasa sakit di bagian lambung dan 3 bulan

belakangan ini pasien merasa nyeri di lambungnya sering kambuh lagi. Sejak 5 hari yang lalu

perut bagian bawah sakit tetapi yang paling sakit pada hari ini (29 November 2010) disertai

nyeri ulu hati dan mual.

Ny. St didiagnosis Kistoma Ovarii, hal ini menimbulkan rasa nyeri di bagian bawah

perut. Keadaan kista tidak mempengaruhi secara langsung saluran pencernaan karena

letaknya yang berada di indung telur, namun gejala yang muncul akibat kista dapat

mempengaruhi kondisi tubuh yang berhubungan dengan asupan makan seperti rasa nyeri

yang berlebihan. Rasa nyeri tersebut kemungkinan dapat menambah rasa sakit yang dialami

pasien akibat dispepsia. Gejala dispepsia yang dialami pasien yaitu nyeri epigastrum, mual

dan muntah.5 Dari data yang didapatkan diketahui bahwa Ny. St sudah mengalami dispepsia

sejak SMP dikarenakan kebiasaan konsumsi makanan yang pedas. Asupan makan yang salah

dapat menimbulkan dispepsia seperti kebiasaan makan makanan yang pedas, asupan tinggi

lemak, konsumsi gula, alkohol dan kafein yang berlebihan.6

Faktor psikis dan emosi dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan

perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa

lambung. Dispepsia yang dialami pasien termasuk dispepsia fungsional yang umumnya

bersifat kronik dan sering kambuh. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan keadaan

Ny.St yang banyak pikiran/stres karena saat ini Ny. St dalam kondisi yang sulit dimana Ny.St

merupakan orangtua tunggal tanpa pekerjaan dan harus membesarkan anaknya. Karena fakor

pikiran/stres ini kemungkinan mengakibatkan peningkatan peristaltik dan peningkatan

produksi asam lambung yang berlebih yang menyebabkan hiperasiditas lambung, kolik,

vomitus, dan sebagian besar gejala gastritis dan ulkus peptik.7,8

Ny. St mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi. Riwayat

penyakit keluarga pasien, diabetes mellitus dan hipertensi. Diabetes Mellitus adalah suatu

20

Page 21: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar

glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.9 Diabetes mellitus

dibedakan menjadi diabetes type 1, tipe 2, pre diabetes, dan gestasional diabetes.10 Ny.St

termasuk pasien dengan DM Tipe 2.

Perhitungan kebutuhan energi untuk pasien DM adalah menggunakan rumus Brocca

modifikasi dengan mempertimbangkan faktor koreksi umur, aktivitas, dan berat badan.

Koreksi aktivitas yang dipakai adalah 20 % karena pasien masih bisa turun dari ranjang dan

berjalan-jalan di lingkungan rumah sakit, tidak ada koreksi usia dikarenakan usia pasien

dibawah 40 th, dan tidak ada koreksi berat badan karena berat badan pasien tergolong normal.

Dari perhitungan tersebut diperoleh jumlah energi sebesar 1590 kkal.

Kebutuhan gizi makro pada pasien ditetapkan sebagai berikut :

1. Protein yang diberikan sebesar 20 % dari total energy yaitu sebesar 320 kkal (80 gr).

2. Lemak diberikan 20 % dari kebutuhan energi total, yaitu sebesar 320 kkal(35,5 gr).

3. Karbohidrat diberikan sebesar 60 % dari energy total yaitu sebesar 960 kkal (240 gr).

Dalam perencanaan intervensi gizi makanan diberikan dengan frekuensi

pemberiannya dibagi menjadi 3 kali makan utama dan 3 kali selingan.

Terapi diit yang diberikan adalah diet Makanan Lunak 1600 kkal DM, Rendah

Garam. Diet DM dan Rendah Garam diberikan karena pasien menderita DM dan hipertensi,

sedangkan untuk keadaan dispepsianya diberikan makanan dalam bentuk lunak. Namun,

sebelum intervensi dilakukan pasien hampir selalu menghabiskan makanannya yang masih

dalam bentuk makanan biasa sehingga pada intervensi hari pertama diberikan makanan dalam

bentuk biasa namun ternyata pasien mengeluh masih merasa nyeri di bagian perut sehabis

makan. Oleh karena itu pada intervensi hari kedua pasien diberikan makanan dalam bentuk

lunak dengan pertimbangan pasien masih merasa nyeri perut dan masih mual, tujuan

pemberian makanan lunak agar tidak meperburuk kondisi pasien karena makanan lunak

memiliki tekstur yang mudah dicerna dibandingkan dengan makanan biasa.4 Selain itu,

karena mempertimbangkan keadaan pasien yang mengalami dispepsia maka makanan

diberikan sesuai syarat diet yaitu membatasi makanan yang merangsang saluran pencernaan

seperti berbumbu tajam, pedas dan menimbulkan gas.

Pasien yang menderita DM diutamakan karbohidrat kompleks dan membatasi

karbohidrat sederhana dikarenakan karbohidrat sederhana lebih cepat dicerna dan

dimetabolisme sehingga kadar glukosa dalam darah dapat meningkat dengan cepat.

Sedangkan, karbohidrat kompleks membutuhkan waktu dalam metabolismenya sehingga

21

Page 22: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

karbohidrat akan dipecah dan diserap lebih lamban. Peningkatan kadar glukosa dalam darah

pun tidak akan terlalu tinggi.

Selain riwayat diabetes mellitus, pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Hipertensi

ini didapat dari riwayat keluarga dan riwayat diet pasien dimana pasien hampir setiap hari

mengkonsumsi makanan yang dibeli dari luar rumah yang kemungkinan dapat memperparah

keadaan hipertensi pasien karena makanan dari luar rumah tidak dapat dijamin keamanannya

misalnya diberikan penambahan vetsin atau MSG. Diabetes mellitus juga dapat

memperburuk kondisi hipertensi. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan peningkatan

konsistensi darah (darah lebih kental). Konsistensi darah yang lebih kental akan

meningkatkan curah jantung. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan tekanan di

dalam pembuluh darah. Apabila pasien dalam kondisi stres selama dirawat di rumah sakit

juga dapat membuat tekanan darah menjadi tinggi. Hal dikarenakan stres akan meningkatkan

aktivitas sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis akan mensekresi noreepinefrin yang

menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan

aliran darah ke ginjal berkurang dan berakibat diproduksinya renin, renin akan merangsang

pembentukan angiotensin I dan diubah menjadi angiotensin II yang merupakan

vasokonstriktor yang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana

hormon aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh ginjal. Oleh karena itu

diberikan diet rendah garam dengan tujuan agar tidak memperburuk keadaan retensi natrium

dan cairan.

Selain pemberian makanan/ terapi diit, diberikan juga intervensi dalam bentuk

pendidikan gizi. Pemberian edukasi/pendidikan gizi dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan pasien. Pendidikan gizi ini dilaksanakan sebelum pasien pulang. Materi yang

disampaikan berhubungan dengan penatalaksanaan diet untuk penderita dispepsi disertai

diabetes dan hipertensi. Alat bantu yang digunakan adalah leaflet. Isi leaflet dijelaskan

kepada pasien lalu leaflet diberikan kepada pasien. Pada hari berikutnya diadakan sesi tanya

jawab untuk mengetahui apakah pasien/keluarga pasien sudah mengerti.

Dari intervensi yang dilakukan, parameter monitoring evaluasi yang dilakukan antara

lain asupan makan, gula darah sewaktu, tekanan darah dan pengetahuan pasien. Untuk gula

darah sewaktu dan tekanan darah, tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makan. Faktor lain

seperti pemberian obat saat di rumah sakit dan stress juga berpengaruh. Namun dari hasil

pengamatan untuk kasus Ny St, faktor stress lebih dominan. Ketika pada intervensi hari

ketiga (3 Desember 2010), tekanan darah dan kadar glukosa darah sewaktu pasien meningkat.

Hal tersebut kemungkinan dikarenakan pasien merasa stres karena memikirkan beban hidup

22

Page 23: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

yang dialaminya dan juga rasa kangen terhadap anaknya yang belum bertemu selama dirawat

di rumah sakit. Peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah dapat terjadi karena keadaan

stress yang merangsang pengeluaran hormon epinefrin secara berlebihan sehingga

menyebabkan jantung bekerja keras dan cepat. Sekresi epinefrin menaikkan konsentrasi gula

darah dengan menaikkan kecepatan glikogenolisis di dalam liver yang menyebabkan

peningkatan sekresi glukosa di dalam sirkulasi.11

Pada parameter asupan, target pencapaian asupan makan pasien 100%. Namun, pada

intervensi pertama asupan hanya sebesar 64,4%. Hal ini dimungkinkan karena pasien masih

merasa mual dan nyeri di ulu hati. Untuk asupan makan dengan bentuk lunak (intervensi hari

kedua) pasien sudah hampir menghabiskan makanannya dan sudah tidak merasa mual dan

nyeri ulu hati sehabis makan. Asupan pada intervensi hari ke dua sebesar 81,9%. Pada

intervensi hari ke 3 asupan sudah mencapai 85,9 %. Hasil dari intervensi yang dilakukan

asupan makanan pasien meningkat secara bertahap dan hampir mencapai target pencapaian

asupan makanan yang dikehendaki. Selain itu, pasien juga tidak mengkonsumsi makanan dari

luar rumah sakit. Hal ini dikarenakan pasien sangat menginginkan nilai gula darah dan

tekanan darahnya mencapai normal agar bisa segera dioperasi dan segera pulang. Monitoring

dan evaluasi asupan pada hari ketiga menunjukkan bahwa sudah terdapat peningkatan asupan

makanan dan rasa nyeri di ulu hati dan mual sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, pada

intervensi selanjutnya pasien dapat diberikan makanan dalam bentuk biasa.

Pada awal pasien masuk ke rumah sakit, pengetahuan pasien mengenai penyakit

termasuk cukup walaupun pasien belum pernah mendapatkan konseling gizi secara khusus,

pasien sering membaca leaflet yang diberikan pada saat kontrol di rumah sakit. Namun,

pasien memahami informasi yang didapat hanya sebagian saja seperti makanan yang

diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Sedangkan untuk penatalaksanaan dietnya

pasien belum memahami secara keseluruhan. Oleh karena itu edukasi yang diberikan yaitu

mengenai penatalaksanaan diet untuk penderita dispepsi disertai DM dan hipertensi. Hasil

dari intervensi pendidikan gizi yaitu dilakukan tanya jawab dengan pasien berupa pertanyaan

dengan jumlah 10 soal. Dari 10 soal, pasien dapat menjawab 8 soal. Target pencapaian

tingkat pengetahuan >75% sudah dapat dicapai. Namun, pengetahuan pasien harus selalu di

upgrade. Selain itu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi lanjutan setelah keluar dari

rumah sakit melalui pengamatan perilaku.

23

Page 24: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Ny.St masuk rumah sakit dengan keluhan perut bagian bawah sakit. Setelah dilakukan

pemeriksaan ternyata Ny.St mengalami dispepsia. Selain itu, dari hasil pemeriksaan diketahui

bahwa GDS 242 mg/dl dan tekanan darah 150/100 mmHg. Pasien memiliki riwayat DM dan

Hipertensi.

Berdasarkan gambaran kasus diatas, intervensi yang diberikan adalah diet Makanan

Lunak 1600 kkal, DM, Rendah Garam. Karbohidrat yang diberikan 240gr (60%), protein

80gr (20%), dan lemak 35,5gr (20%). Pasien diberikan makanan dalam bentuk lunak agar

tidak memperberat kondisi nyeri ulu hati pasien. Sedangkan diet DM dan RG diberikan

karena pasien menderita DM dan hipertensi.

Pada saat asesmen dilakukan (1 Desember 2010), pasien masih mengeluh nyeri ulu hati

dan mual. Kondisi pasien mulai membaik pada saat intervensi kedua dimana rasa nyeri dan

mual berangsur menghilang hal ini kemungkinan terjadi karena adanya perubahan pemberian

makanan dari makanan bentuk biasa ke makanan dalam bentuk lunak sehingga tidak

memperberat kondisi nyeri pada pasien disamping dilakukan pemberian obat penurun rasa

nyeri. Hilangnya rasa nyeri dan mual diikuti dengan peningkatan asupan makan pada pasien.

Untuk hasil pemeriksaan laboratorium, kadar glukosa darah semakin meningkat dari

hari ke hari. Pada hari terakhir, kadar glukosa darah meningkat yaitu GDS= 254 mg/dl.

Tekanan darah pasien terakhir 150/100 mmHg. Adanya peningkatan gula dan tekanan darah

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam kasus Ny.St disamping faktor asupan,

peningkatan tekanan dan gula darah juga dipengaruhi oleh adanya faktor stress yang dialami

oleh pasien. Pengendalian stress yang baik akan dapat membantu dalam penurunan gula dan

tekanan darah pasien. Sehingga dalam penatalaksanaan pasien di rumah sakit dibutuhkan

kerjasama yang baik antar dokter, perawat, psikolog, dan ahli gizi demi pemulihan kesehatan

pasien.

24

Page 25: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

B. Saran

1. Perlu dilakukannya penggalian lebih dalam lagi mengenai kebiasaan makan

pasien selama di rumah yang dapat menyebabkan dispepsia selain kesukaan

mengkonsumsi makanan yang pedas.

2. Pasien diharapkan dapat menyediakan makanan sendiri di rumah yang lebih

terjamin dan tidak mengkonsumsi makanan dengan membeli di luar rumah lagi.

3. Pasien diharapkan dapat mengubah pola makannya sesuai prinsip 3J.

4. Pasien perlu mengendalikan keadaan stresnya agar tidak memperburuk keadaan

dispepsi, DM serta Hipertensi yang dideritanya.

5. Perlu adanya motivasi dari keluarga pasien sehingga dapat mempercepat

pemulihan keadaan pasien.

25

Page 26: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Informasi Obat: Ranitidine dan Furosemida.

[online]. 2010 [diakses 2010 November 1]. [1 halaman]. Tersedia:

http://www.dinkesjabar.go.id

2. ADA. International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNI) Reference Manual:

Standardized Language for the Nutrition Care Process. New York: American Dietetic

Association; 2008.

3. Sunita Almatsier. Penuntun diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2006.

4. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: FKUI; 2006.

5. I Dewa Nyoman Wibawa. Penanganan Dispepsia Pada Lanjut Usia. Divisi

Gastroentero-Hepatologi. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Uhud/RS Sanglah,

Denpasar. 2006 : Volume 7 Nomor 3.

6. Mahan LK, Escott-Stump S. Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. 11th ed.

Pensylvania: Saunders; 2004.

7. Functional Dispepsia in GUT, BMJ Journals,Com,Suppl 2, 2001 :2 – 6.

8. Seong Ng. H. : Functional Dispepsia in Management of Common Gastroenterologi

Problems, Australia, Medimedia Asia, 1995: 38 –46.

9. Waspadji S, Sukardji K, Octarina M, editor. Pedoman Diet Diabebetes Mellitus.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.

10. Sylvia Escott-Stump. Nutrition and diagnosis related care. Sixth

edition.philadelphia:Wolters Kluwer ; 2008.

11. Robert K Murray, Daryl K Granner, Victor W rodwell. Biokimia Harper. Edisi 27.

Nanda W, et al. Jakarta: EGC. 2009.

26

Page 27: Laporan Kasbes Ny.st DM Dispepsi New

LAMPIRAN

MONITORING DIET

INSTALASI GIZI RSU KARTINI JEPARA

JENIS DIETTanggal Waktu N/BB/BS L.Hewan

iL.Nabati Sayur Buah Snack Susu

1/12/2010 Pagi 3 5 5 3 - - -Snack (10.00)

1(Jeruk)

Siang 3 5 4 1 1 - -Snack(16.00)

5(Risoles)

Malam 3 5 5 3 - - -Snack(21.00)

2(krekers)

2/12/2010 Pagi 5 5 5 4 - -Snack(10.00)

3(Pear)

Siang 4 5 5 5 1 - -Snack(16.00)

1(Jeruk)

Malam 4 5 5 3 - - -Snack(21.00)

1(Pisang rebus)

3/12/2010 Pagi 4 5 5 4 - - -Snack(10.00)

1(Pisang)

Siang 5 5 5 4 3Snack(16.00)

3(Pear)

Malam 4 5 5 4 -Snack(21.00)

2(Crakers)

Keterangan:5 : termakan habis4 : termakan ¾ porsi3 : termakan ½ porsi2 : termakan ¼ porsi1 : tidak termakan

27