laporan karbohidrat

38
I. PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Karbohidrat B. Tujuan Percobaan Mengenali beberapa sifat monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

description

Praktikum Kimia Organik, UAJY.

Transcript of laporan karbohidrat

I. PENDAHULUANA. Judul PercobaanKarbohidratB. Tujuan PercobaanMengenali beberapa sifat monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. KarbohidratKarbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Memiliki rumus umum (CH20)n Karbohidrat terbentuk secara alami dengan fotosintesis di tanaman, dan terdiri dari pati, gula, dan selulosa, serta diklasifikasian ke dalam tiga kelompok: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat adalah sumber energi tubuh yang penting (16 kJ atau 3,755 kkal/g) (Brooker, 2008).Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan atas kompleksitas struktur kimia. Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas karbohidrat sederhana, yang lebih dikenal sebagai monosakarida, dan karbohidrat majemuk yang meliputi oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan mempunyai gugus formil atau gugus aldehida dikenal sebagai polihidroksi aldehida, sedangkan karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan gugus karbonil atau gugus keton dikenal sebagai polihidroksi keton. Selain itu, ada pula yang mengklasifikasikan karbohidrat menjadi karbohidrat yang dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna (Sumardjo, 2008).Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang dapat segera menghasilkan energy dengan cepat bagi tubuh setelah dikonsumsi, di mana tubuh tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi energy dari makanan yang dikonsumsinya itu. Biasanya beberapa saat setelah mengonsumsi karbohidrat jenis ini akan langsung memberikan pengaruh pada tubuh (Graha, 2010).Menurut Asmadi (2008), Fungsi karbohidrat adalah a. Sebagai sumber energy utama bagi tubuh.b. Penting untuk metabolisme lemak normal karena jika karbohidrat kurang, maka lemak digunakan sebagai sumber energy.c. Pada hati, glucorinic acid mempunya fungsi yang penting dalam pengikatan racun kimia dan bakteri.d. Penting dalam mempertahankan integritas fungsi sel saraf dan sebagai sumber energi otak.e. Sisa laktosa dalam usus lebih lama daripada disakarida sehingga mempermudah pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Laktosa ini berfungsi sebagia laksatif serta sintesis vit B kompleks dan vit K.f. Selulosa (karbohidrat yang tidak dicerna) membantu dalam eliminasi yang normal karena merangsang gerakan peristaltic saluran pencernaan dan absorbso air sehingga feses menjadi padat.g. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat (sereal) juga memberikan suplai protein, mineral, vit B dalam jumlah yang bermakna.h. Digunakan sebuah protein sparingaction, jika karbohidrat tidak mencukupi yaitu protein akan diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis).Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan glukosa darah adalah kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan, cara pemasakannya, ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai zat anti nutrien, perbedaan interprandial, waktu makan dengan lambat atau cepat, pengaruhnya intoleransi glukosa dan pekat tidaknya makanan (Witasari dkk, 2009).B. Klasifikasi Karbohidrat berdasarkan Hidrolisanya1. MonosakaridaMonosakarida (gula sederhana) merupakan molekul karbohidrat dasar. Sebagian monosakarida mengandung sedikitnya tiga atom karbon (triosa); lainnya mengandung lime (pentose) atau enam (heksosa) atom karbon. Semua gula sederhana mengandung satu gugus karbonil. Jika O ikatan ganda telah berikatan dengan atom karbon utama dari rantai karbon (atom karbon bagian ujung), gula tersebut adalah gula aldehid; jika O ikatan ganda berikatan dengan aton karbon di bagian selain ujungnya, maka gula tersebut dinamakan gula keton. Glukosa, fruktosa, dan galaktosa (semuanya heksosa) adalah gula sederhana yang memiliki jumlah dan jenis atom yang sama (C6H12O6), tetapi berbeda dalam pengaturan struktur tiga dimensi dan sifatnya. Senyawa yang demikian disebut isomer (Sloane, 2003).

Gambar 1. Rumus Struktur monosakarida (Sloane, 2003)

2. OligosakaridaOligosakarida tersusun atas sedikit (oligos) satuan atau unit monosakarida. Unit-unit penyusun oligosakarida dapat sama, tetapi dapat juga berbeda dan umumnya terususun atas 2-6 satuan monosakarida. Oligosakarida berupa zat padat berbentuk Kristal yang dapat larut dalam air. Oligosakarida yang terdapat di alam adalah disakarida, trisakarida, dan tetrasakadira. Disakarida (gula ganda) dibentuk dengan penggabungan dua monosakarida melalui sintesis dehidrasi (juga dikenal sebagai reaksi kondensasi), yang melibatkan pemindahan satu molekul air. Disakarida dapat diurai menjadi sub-unit monosakarida dengan menambahkan satu molekul air, reaksi yang terjadi disebut hidrolisis. Contoh-contoh disakarida meliputi: sukrosa atau gula meja, mengandung unit glukosa dan fruktosa, laktosa atau gula susu, mengandung unit glukosa dan galaktosa, maltosa ditemukan dalam gandung, disusun dari dua molekul glukosa (Sloane, 2003).

Gambar 2. Rumus Struktur Oligosakarida. (Sloane, 2003)

3. PolisakaridaPolisakarida adalah polimer, molekul berantai panjang yang tersusun dari unit yang sama. Polisakarida terbentuk dari monosakarida yang saling berikatan melalui proses dehidrasi untuk membentuk zat tepung (pada tumbuhan) atau glikogen (pada binatang) yang merupakan senyawa struktural dan simpanan energi yang penting. Contoh-contoh polisakarida meliputi: amylase dan amilopektin adalah zat tepung tumbuhan yang dapat dicerna yang menjadi sebagian makanan manusia, selulosa yang merupakan polisakarida paling banyak di alam, adalah salah satu komponan struktural pada dinding sel. Selulosa adalah satu komponen kasar atau serat yang tidak dapat dicerna dalam makanan manusia. Glikogen adalah simpanan glukosa-polisakarida yang ditemukan di hepar dan otot rangka (Sloane, 2003).

Gambar 3. Rumus Struktur polisakarida (Graha, 2010)

4. GlikosidaGlikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N - glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. Struktur glikosida terdiri dari glikon dan aglikon dengan unsur O di tengah seperti ini : Glikon - O - Aglikon. Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air atau etanol encer (kecuali pada glikosida resin). Oleh karena itu, banyak sediaan-sediaan farmasi mengandung glikosida umumnya diberikan dalam bentuk ekstrak, eliksir ataupun tingtur dengan kadar etanol yang rendah (Sloane, 2003).

Gambar 4. Rumus Struktur Gikosida (Sumardjo, 2008)

Gambar 5. Struktur molekul glukosa (Sacher 2004)Menurut Sacher (2004), Glukosa diekstrak daripada kismis olehAndreas Marggraf (1747). Nama glukosa pula diambil daripada perkataan greek 'glycos' yang bermaksud gula atau gula-gula diberikan oleh Jean Dumas. Struktur Glukosa telah ditemui oleh Emil Fischer. Glukosa (C6H12O6)merupakan sejenis molekul yang mempunyai kumpulan berfungsi aldehid (-CHO), mengandungi enam atom karbon dan mempunyai berat molekul180.18. Lima daripada atom karbon yang terdapat dalam struktur glukosa akan terikat dengan atom oksigen membentuk gelang yang dikenali sebagai "pyranose ring". Setiap karbon yang terdapat dalam gelang ini akan disambungkan kepada kumpulan berfungsi hidroksil (-OH) dan hidrogen (-H) kecuali karbon yang kelima yang terikat kepada atom karbon yang ke-enam yang berada di luar gelang tersebut membentuk kumpulan CH2OH.Glukosa terdapat dalam dua bentuk yaitu L-Glukosa (levo glukosa) dan D-Glukosa (dextrose). Namun begitu, glukosa dapat dikelaskan kepada berbagai bentuk berdasarkan kepada keberbagaian fungsinya.Jika dilihat kepada rantai lurus sesuatu glukosa, ia boleh dikelaskan kepadaalpha and beta glukosa. ini boleh dilihat kepada kedudukan kumpulan karbonil di dalam struktur glukosa tersebut (Sacher, 2004).Sifat glukosa adalah larut dalam air, ini adalah kerana struktur ini mengandungi kumpulan berfungsi hidroksil (-OH) yang bersifat hidrofilik menyebabkan ia senang bergabung dengan molekul air. Glukosa juga bersifatlarut dalam etanol tetapi tidak larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena dan kloroform. Salah satu sifat yang paling senang dikesan bagi glukosa ialah ia mempunyai rasa manis (Sacher, 2004).

Gambar 6. Struktur fruktosaFruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat: Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.4oC), dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata, dapat difermentasi (Sacher, 2004).Maltosa (C12H22O11) merupakan sebuah disakarida yang dibentuk oleh dua glukosa yang bergabung dengan ikatan (14) yang dibentuk oleh reaksi kondensasi. Isomer isomaltosa mempunyai dua molekul glukosa yang dihubungkan oleh ikatan (16). Beberapa sifat maltose Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa, digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk), bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens (Sacher, 2004).Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaksi negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens (Sacher, 2004).Amilum merupakan bentuk karbohidrat yang mengandung sebagian besar glukosa yang diikat oleh ikatan glikosida. Polisakarida ini dihasilkan sebagian besar oleh tumbuhan hijau sebagai tempat penyimpanan makanan. Amilum atau pati murni biasanya berwarna putih, tidak berasa, dan serbuk yang tidak berbau dan tidak dapat larut pada air dingin atau alkohol. Enzim yang memecah pati kedalam bentuk gula sederhana disebut amylase (Sacher, 2004).C. Analisis Kualitatif1. Uji FehlingUji fehling terdiri atas fehling A (34,65 gram kupri sulfat dalam 500 ml air) dan fehling B (campuran 173 gram natrium hidroksida dan 125 gram kalium natrium tartarat dalam 500 ml air). campuran larutan fehling a dan fehling b merupakan larutan berwarna biru. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat pereduksi, kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru-hijau-kuning-kemerahmerahan dan akhirnya terbentuk endapat merah bata kupro oksida dalam jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena adanya basa, sedangkan pereaksi fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga bermartabat dua berubah menjadi tembaga bermartabat satu (Sumardjo, 2008).2. Uji IodPati yang berikatan dengan Iodine (I2) akan menghasilkan warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul pati yang bentuknya spiral, sehingga akan mengikat molekul iodine dan terbentuklah warna biru (Winarno, 1984).3. Uji MolischUji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menghasilkan furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat pekat menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (Winarno, 1984).4. HidrolisaPemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati, dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan atau suspense karbohidrat tersebut dengan larutan encer asam disebut hidrolisa (Keenan dkk, 1984).5. Uji MooreUji Moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reaksi ini disebut juga reaksi pendamaran. Uji moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan (Siswoyo, 2009).6. Uji LuffPranata (1995), menyatakan larutan luff merupakan gabungan larutan dari CuSO4, asam nitrat, dan Na2CO3. HNO3 untuk mengasamkan sedangkan CuSO4 berguna untuk memutuskan ikatan. Terkadang Na2CO3 tak perlu digunakan, karena dapat digantikan posisinya dengan pemanasan. Uji Luff digunakan sebagai uji yang membedakan monosakarida dan disakarida (oligosakarida). Hasil positif uji Luff tampak dari warna larutan yang berubah menjadi merah bata. Uji Luff juga dilakukan untuk melihat manakah disakarida yang bersifat gula pereduksi (aldosa).

III. METODEA. Alat dan Bahana. Alat yang digunakan1. 2. Pipet ukur3. Pro pipet4. Tabung reaksi5. Rak tabung reaksi6. Pipet tetes7. Bunsen8. Korek api9. Vortex10. Penjepit tabung reaksi

b. Bahan yang digunakan1. 2. Larutan glukosa3. Larutan fruktosa4. Larutan sukrosa5. Larutan maltose6. Larutan amilum7. Fehling A dan fehling B8. Larutan NaOH 10%9. Larutan H2SO4 10%10. Indikator PP11. Larutan iod12. Reagen luff13. Reagen molisch14. Larutan H2SO4 Pekat

B. Cara KerjaPada tabung reaksi diberi label nama larutan, agar tidak terjadi kesalahan pengamatan. Contoh : tabung reaksi 1 diberi label glukosa, tabung reaksi 2 diberi label fruktosa, tabung reaksi 3 diberi label sukrosa, tabung reaksi 4 diberi label maltosa, tabung reaksi 5 diberi label amilum.A. Fehling testSetiap sampel sebanyak 2 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. Fehling A dan Fehling B sebanyak 2 ml ditambahi ke dalam tiap tabung reaksi. NaOH 10% sebanyak 4 tetes ditambahi ke dalam tiap tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan dengan Bunsen sampai mendidih. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan dengan endapan merah bata positif mengandung gugus aldehid.B. Moore testSetiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. NaOH 10% sebanyak 5 ml ditambahkan ke tiap tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan dengan Bunsen sampai mendidih. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan dengan warna merah kecoklatan positif mengandung gugus alkali.C. HidrolisaSetiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. Larutan H2SO4 10% sebanyak 1 ml ditambahkan ke tiap tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan hingga mendidih dan setelahnya didinginkan. Larutan NaOH 10% sebanyak 3 ml dan indikator PP sebanyak 2 tetes dimasukkan ke dalam tiap tabung reaksi. Fehling A dan fehling B sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tiap tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan dan perubahan yang terjadi diamati. Larutan dengan endapan merah bata positif memecah karbohidrat menjadi sederhana.D. Iod testSetiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. Larutan iod sebanyak 5 tetes ditambahkan ke dalam tiap tabung reaksi. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan dengan warna biru kehitaman merupakan golongan polisakarida. E. Luff testSetiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. Reagen luff sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam tiap tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan dengan Bunsen sampai mendidih. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan dengan warna merah bata positif merupakan golongan disakarida.F. Molisch testSetiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing. Reagen molisch sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam tiap tabung reaksi. Tabung reaksi dihomogenkan menggunakan vortex. Larutan H2SO4 pekat sebanyak 2 ml ditambahkan secara perlahan-lahan ke dalam tiap tabung reaksi. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan yang membentuk cincin furfural berwarna ungu positif mengandung karbohidrat.

IV. PEMBAHASANA. Tabel 1. hasil fehling testSampelwarnawarnaDipanaskan

+fehling A&B+NaOH 10%endapanWarna

GlukosaBeningBiru tuaBiru tua+ merah bataKuning kecoklatan pekat

FruktosaBeningBiru tuaBiru tua+ merah bataKuning kecoklatan pekat

SukrosaBeningBiru tuaBiru tua+ merah bataKuning kecoklatan

MaltosaBeningBiru tuaBiru tua+ merah bataKuning kecoklatan pekat

AmilumBeningBiru tuaBiru tua-Biru tua

Tabel 2. hasil moore testSampelWarnaWarnaDipanaskan

+ NaOH 10%EndapanWarna

GlukosaBeningBening-Coklat

FruktosaBeningBening kekuningan-Coklat bening

SukrosaBeningBening-Bening kekuningan

MaltosaBeningBening kekuningan-Coklat bening pekat

AmilumBeningBening-Bening kekuningan

Tabel 3. hasil molisch testSampelWarnaDitambahkan molischDitambah H2SO4

warnaterbentukwarnaTerbentuk cincin

GlukosaBeningBerlapis-

FruktosaBeningBeningCincin di tengan

SukrosaBeningBeningCincin di tengah

MaltosaBeningBeningCincin di tengah

AmilumBeningBerlapis-

Tabel 4. hasil luff testSampelWarnaWarna +luffWarna dipanaskan

GlukosaBeningBiru muda beningOranye

FruktosaBeningBiru muda beningMerah bata

SukrosaBeningBiru muda beningOranye

MaltosaBeningBiru muda beningOranye

AmilumBeningBiru muda beningBiru kehijauan

Tabel 5. hasil iod testSampelWarna

AwalAkhir

GlukosaBeningOranye kecoklatan

FruktosaBeningOranye kecoklatan

SukrosaBeningOranye kecoklatan

MaltosaBeningOranye kecoklatan

AmilumBeningBiru kehitaman

Tabel 6. hasil hidrolisaWarna sampelWarnaEndapan

Awal hidrolisa+Fehling A+Fehling B+NaOH 10%

BeningBeningTerbentuk gumpalan berwarna biru di permukaanBiru tua beningBening+ merah kehitaman

BeningBeningCoklatBening+ coklat pekat

BeningBeningCoklatBening+ coklat

BeningBeningBiru tua beningBening+ merah kehitaman

BeningBeningBiru tua beningBening-

B. PembahasanFehling TestDalam pereaksi fehling, ion Cu2+ bertindak sebagai ion kompleks. Aldehid akan mereduksi pereaksi fehling membentuk Cu2O yang berwarna merah bata. Hal yang sama juga ditemukan pada monosakarida. Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan golongan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida/ aldosa. Pada aldosa dapat mengalami oksidasi maupun reduksi sedangkan keton hanya dapat mengalami reduksi. Oksidasi aldosa menghasilkan asam, sedangkan reduksi aldosa maupun keton menghasilkan senyawa polihidroksil alkohol. Reaksi larutan sampel dengan fehling : Tiap sampel sebanyak 2 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pada tahap ini, warna awal sampel adalah bening. Kemudian masing-masing fehling A dan fehling B sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam masing-masing sampel, yang merubah warna sampel menjadi biru tua. Fehling A berfungsi sebagai oksidator kuat dan fehling B berfungsi sebagai pencegah terjadinya endapan.NaOH 10% sebanyak 4 tetes dimasukkan ke dalam masing-masing tabung. Penambahan ini menyebabkan perubahan warna pada fruktosa menjadi biru kehijauan, sedangkan 4 sampel lain warnanya masih biru tua. Fungsi dari penambahan NaOH 10% adalah sebagai pereaksi untuk fehling B. Karena larutan fehling B yang ada hanya terbentuk dari Kalium Natrium Tartarat. Untuk membentuk garam Rockhelle, diperlukan NaOH.Pemanasan dilakukan pada tabung reaksi dilakukan hingga mendidih, hal ini bertujuan agar gugus aldehid pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat. Pemanasan sebaiknya tidak terlalu lama, karena akan mengubah laju reaksi.Pada glukosa terjadi hasil uji positif (terdapat endapan berwarna merah bata). Artinya glukosa mengandung gugus aldehid dan merupakan gula aldosa dan gula pereduksi. Pada Fruktosa juga terjadi hasil uji positif (terdapat endapan berwarna merah bata). Artinya fruktosa mengandung gugus aldehid karena fruktosa merupakan ketosa yang terkonversi menjadi aldosa. Sukrosa juga menghasilkan hasil positif (terdapat endapan berwarna merah bata). Artinya sukrosa mengandung gugus aldehid. Maltosa juga menghasilkan hasil positif (terdapat endapan berwarna merah bata). Artinya maltose mengandung gugus aldehid karena maltosa merupakan disakarida pereduksi. Keempat sampel diatas mengalami reaksi berikut : 2CuSO4.5H2O + C6H12O6 C6H12O7 + Cu2O + 2H2SO4 + 8 H2OAmilum menghasilkan hasil negatif (tidak terdapat endapan berwarna merah bata). Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan.Moore TestReaksi ini disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldehida dengan cabang gugus alkanol yang berwarna kekuningan (Siswoyo, 2009).Tiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Warna awal dari tiap sampel adalah bening. NaOH 10% sebanyak 5 ml ditambahkan ke masing-masing tabung. Penambahan NaOH ini bersifat untuk memberikan sumber ion OH- yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid yang berwarna kekuningan sebelum dipanaskan.Tiap tabung reaksi dipanaskan hingga mendidih. Tujuannya adalah untuk membuka ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan gugus OH- membentuk asam karboksilat. Pada glukosa terjadi hasil uji positif. Artinya glukosa mengandung gugus aldehid dan merupakan gula aldosa. Dan merupakan gula pereduksi. Reaksi yang terjadi adalah : . Sedangkan reaksi antara glukosa yang bergugus aldosa + NaOH adalah : CH2OH + NaOH CH2OH + H2O.Pada fruktosa dan maltosa terbentuk warna coklat bening dan tidak berendapan. Warna larutan yang coklat mengindikasi bahwa fruktosa dan maltosa memiliki sedikit gugus alkali. Sukrosa dan amilum terbentuk larutan berwarna bening kekuningan dan tidak berendapan. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa dan amilum memiliki gugus alkali, karena ditentukan bahwa hasil positif menunjukkan warna kekuningan tak berendapan. HidrolisaPemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati, dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida muda dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan atau suspense karbohidrat itu dengan larutan encer disebut hidrolisa (Keenan dkk, 1984).Uji hidrolisa bertujuan untuk melihat sudah atau belum terbentuknya monosakarida dari suatu sampel. Sampel yang berupa polisakarida maupun oligosakarida akan diubah menjadi monosakarida, melalui sebuah reaksi : karbohidrat -- +H2SO4 ---> pemutusan ikatan glikosidik -- +NaOH ---> Perubahan warna fehling test ---> gugus aldehid mengendap.Tiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi H2SO4 10% sebanyak 1 ml ditambahkan ke dalam tiap tabung. Fungsi dari H2SO4 adalah untuk memutus ikatan glikosidik pada gula non-monosakarida. Kemudian larutan dipanaskan tujuannya sebagai katalis H2SO4 10% agar ikatan glikosidik lebih cepat diuraikan, sekaligus membantu penguraian lebih cepat.Larutan didinginkan sampai benar-benar dingin tujuannya agar ketika ditambahkan NaOH 10% larutan NaOH tersebut tidak bereaksi dengan H2SO4 10% sehingga tidak terjadi galat dalam uji. Ketika ditambahkan NaOH warna larutan masih bening. Fehling A dan Fehling B masing-masing sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung, fungsinya sebagai indikator ada atau tidaknya gugus aldehid dalam sampel. Ketika ditambahkan larutan fehling, warna dari sampel berubah menjadi biru tua keunguan. Ada atau tidaknya aldehid dilihat dari ada tidaknya endapan merah bata dalam sampel.Perbedaan warna endapan dapat disebabkan oleh perbedaan bentuk struktur masing-masing molekul. Pada glukosa, sukrosa, dan maltose endapan merah berasa dari gugus aldosa monosakarida glukosa. Sedangkan warna merah bata fruktosa berubah jadi gugus aldosa dengna uji fehling.Iod TestDalam percobaan ini uji iod tidak dilakukan pemanasan karena pemanasan akan merenggangkan spiral pada struktur amilum, sehingga molekul-molekul iod terlepas dan warna biru hilang. Amilum akan merefleksikan warna biru bila berupa polimer glukosa yang lebih besar dari 20, misal molekul amilosa. Bila polimer kurang dari 20 seperti amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna merah sedangkan dekstri dengan polimer 6, 7, 8 membentuk warna coklat. Polimer yang lebih kecil dari 5 tidak akan memberikan warna dengan iodine (Winarno, 1984).Uji iod ini dikhususkan untuk mengidentifikasi polisakarida. Polisakarida dalam sampel adalah amilum. Tiap sampe sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Iod sebanyak 5 tetes dimasukkan ke dalam tiap tabung. Penambahan iod berfungsi sebagai molekul pengikat pati, molekul pengindikasi adanya amilum.Sampel glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltose memiliki hasil uji negative karena 4 sampel tersebut tidak mengandung amilum dan hanyalah gula monosakarida/oligosakarida saja. Keempat sampe itu juga polimer yang lebih kecil dari 5 yang tidak akan memberikan warna dengan iodine. Hal itu ditunjukkan dengan warna keempat sampel berwarna oranye kecoklatan.Amilum hasil ujinya positif karena amilum polimernya lebih dari 20 sehingga membentuk ikatan dengan iodine dan memunculkan warna biru. Karena juga ada spiral yang mampu mengikat warna dengan amilum. Uji iod ini juga dikhusukan untuk polisakarida dan sampel polisakatida yang ada dalam percobaan hanyalah amilum. Dan reaksi yang terjadi adalah : polisakarida (amilum) + I2 poliodida.Luff TestUji luff digunakan sebagai uji yang membedakan monosakarida dan disakarida (oligosakarida). Pada kelima sampel, yang tersusun atau 2 monosakarida ada 2 sampe yakni sukrosa dan maltosa. Hasil positif uji luff tampak dari warna larutan yang berubah menjadi merah bata. Uji luff juga dilakukan untuk melihat manakan disakarida yang bersifat gula pereduksi (aldosa).Tiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Reagen luff (mengandung CuSO4 dan HNO3) sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam tiap tabung. HNO3 untuk mengasamkan sedangkan CuSO4 untuk memutuskan ikatan. Terkadang Na2CO3 tidak perlu digunakan, karena dapat digantikan posisinya dengan pemanasan.

Glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa menunjukkan warna oranye/ merah bata pada larutan. Hal ini menunjukkan bahwa keempat sampel berikut mengandung gugus aldehid. Sedangkan amilum berwarna biru kehijauan artinya negatif dan berbanding lurus dengan teori.Molisch TestUji ini terjadi bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftoil dan alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 secara hati-hati pada batas cairan akan terbentuk furfural yang berwarna ungu. Uji Molisch dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam suatu zat. Karena uji ini umum terhadap karbohidrat dan sampel yang diujikan walaupun itu monosakarida, oligosakarida, maupun polisakarida akan menunjukan satu hasil yang sama, yaitu terbentuknya cincin violet.Tiap sampel sebanyak 5 ml diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Reagen molisch sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam masing-masing tabung. Molisch (5% naftol dalam alkohol, kemudian ditambah asam sulfat pekat secara perlahan). Reagent ini merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C10H7OH. Zat ini merupakan isomer dari 2 napthol berbeda hanya pada lokasi gugus hidroksil pada cincin naphthalene. H2SO4 10% sebanyak 1ml ditambahkan ke dalam masing-masing tabung. Hal ini dilakukan agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga pada akhir reaksi diperoleh suatu pembentukan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung. Terbentuknya cincin berwarna ungu, menandakan reaksi positif terjadi, dan membuktikan adanya karbohidrat dalam tiap sampel. Secara teori, semua sampel harusnya memiliki cincin furfural ini pada akhir percobaan, karena merupakan gugus karbohidrat. Tapi pada percobaan, pernambahan H2SO4 tidak dengan baik sehingga membuat struktur pecah. Dan menyebabkan semua larutan tidak terdapat cincin furfural berwarna ungu.

DAFTAR PUSTAKAAsmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika, Jakarta.Atkins, R. C. dan Carey, F. A. 1987. Organic Chemistry A Brief Course. McGraw-Hill, USA.Brooker, C. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. EGC, Jakarta.Graha, C.K. 2010. 100 Questions and Answers: Kolesterol. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Keenan, C. W., Kleinfelter, D. C. dan Wood, J. H. 1984. Ilmu Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta.Pranata, F. S. 1995. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Teknobiologi Pangan FTB UAJY, Yogyakarta.Sacher, R. A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC, Jakarta.Siswoyo, R. 2009. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC, Jakarta.Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. EGC, Jakarta.Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta.Witasari, U., Rahmawaty, S., Zulaekah, S. 2009. Hubungan Tingkan Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi 10 (2) : 134.

KESIMPULANDari hasil analisis pada percobaan Karbohidrat, praktikan menyimpulkan bahwa1. Glukosa adalah karbohidrat golongan monosakarida dengan gugus aldehid dan gugus alkali, dibuktikan dengan fehling Test, molisch test, luff test, iod test, hidrolisa, dan moore Test.2. Fruktosa adalah karbohidrat golongan disakarida dengan gugus alkali dengan fehling test, moore test, molisch test, luff test, iod test, dan hidrolisa.3. Sukrosa adalah karbohidrat golongan disakarida dengan fehling test, moore test, molisch test, luff test, iod test, dan hidrolisa4. Maltosa adalah karbohidrat golongan disakarida dengan gugus aldehid dan gugus alkali dengan fehling test, moore test, molisch test, luff test, iod test, dan hidrolisa5. Amilum adalah karbohidrat dengan golongan disakarida gugus alkali dengan fehling test, moore test, molisch test, luff test, iod test, dan hidrolisa

LAMPIRAN

Gambar 14. Hasil Hidrolisa saat larutan ditambah fehling A (Dok. Pribadi)Gambar 13. Hasil Moore Test setelah dipanaskan (Dok. Pribadi)Gambar 12. Hasil Moore Test saat ditambahkan NaOH (Dok. Pribadi)Gambar 11. Hasil Molisch Test setelah ditambah reagen molisch (Dok. Pribadi)Gambar 9. Hasil Luff Test (Dok. Pribadi)Gambar 8. Hasil Molisch Test setelah ditambah H2SO4 (Dok. Pribadi)Gambar 10. Hasil Iod Test (Dok. Pribadi)Gambar 7. Hasil Fehling Test (Dok. Pribadi)