Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat

24
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM O L E H NAMA : MIFTA NUR RAHMAT STAMBUK : F1C1 08 001 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2011 U N I V E R S I T A S

Transcript of Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat

Page 1: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

O L E H

NAMA : MIFTA NUR RAHMAT

STAMBUK : F1C1 08 001

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2011

UN

IVERSITA

S

Page 2: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki tanah yang sangat subur, banyak

tanaman yang dapat tumbuh di tanah Negara merah putih ini, palawija, kacang-

kacangan, umbi-umbian dan padi-padian merupakan contoh kecil jenis tanaman yang

ada. Dengan kondisi tanah seperti ini membuat masyarakat Indonesia dapat hidup

dengan mudah dari hasil pertanian mereka. Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia

telah mengkonsumsi nasi atau produk olahan dari beras (Oryzae sativa) tanpa

mengetahui berapa kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya. Alasan utama

mengkonsumsi nasi ialah karena memiliki rasa yang gurih dan lezat.

Salah satu rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah

kandungan karbohidrat dari bahan pangan tersebut.Karbohidrat ('hidrat dari karbon',

hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula")

adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai

bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan

dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada

tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau

mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

Page 3: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Sehingga penting bagi ilmuwan kimia untuk lebih banyak mengetahui

tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, sebagai bentuk pengabdian kepada

masyarakat dalam mencari bahan pangan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia,

khususnya masyarakat ekonomi lemah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu

praktikum yang bertujuan untuk hidrolisis karbohidrat secara kualitatif dari tanaman-

tanaman lokal Indonesia

B. Permasalahan

Permasalahan dalam praktikum ini yaitu:

1. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan menggunakan asam?

2. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan enzim?

C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan asam.

2. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan enzim amilase.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini antara lain:

1. memberikan pengetahuan mengenai hidrolisis pati dengan asam.

2. memberikan pengalaman mengenai hidrolisis pati dengan enzim amilase

Page 4: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbohidrat dan Pati

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar

matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari

udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat

sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.

Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut

dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian

dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk

polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati.

Polisakarida non pati merupakan sumber utama serat makanan

Karbohidrat terbagi menjadi beberapa bagian menurut panjang rantai

karbonnya. Monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari monosakarida

adalah sukrosa. Sukrosa merupakan produksi akhir asimilasi karbon (C) pada proses

fotosintesis yang terjadi di daun dan bentuk karbohidrat yang mudah

ditransportasikan ke jaringan simpan atau sink tissues. Selain berfungsi dalam

Page 5: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

penyediaan energi dan kerangka karbon, sukrosa juga berperan dalam pengaturan

ekspresi gen lainnya (Miswar et al, 2007).

Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman

berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada

biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman

tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras

mengandung pati 50–60% dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati

80% (Winarno, 1986).

Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan

dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter

beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda,

yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenis

pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung

amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20- 25%. Komponen amilum

merupakan polisakarida rantai lurus tak bercabang terdiri dari molekul

D-Glukopiranosa yang berikatan (1 4) glikosida. Struktur rantai lurus ini

membentuk untaian heliks, seperti tambang.

Page 6: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

(Zulfikar, 2008).

Komponen penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua

komponen ini dapat dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen dalam

ukuran molekul, derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai cabang

(Winarno, 1986; Halim, 1990; Ikhsan, 1996).

Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut

dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17 – 21%, terdiri dari satuan glukosa

yang bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa. Amilopektin merupakan

komponen pati yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang

bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa dan α-(1,6) D-glukosa. Tidak seperti

amilosa, amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti

butanol (Sahlan B. E., 2007).

Gambar 1a. Struktur molekul amilosa (Winarno, 1992)

n

α – 1,4 - glikosidik

α – 1,6 - glikosidik

O

OO

O O

OO

OH

OH

CH2CH

2OH

OH

OH

OH

OH

CH2OHCH

2OH

OH

OH

O

OO

O

OH

OH

CH2OHCH

2OH

OH

OH

n O

OO

O O

OO

OH

OH

CH2OHCH

2OH

OH

OH

OH

OH

CH2OHCH

2OH

OH

OH

α – 1,4 - glikosidik

Page 7: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Gambar 1b. Struktur molekul amilopektin (Winarno, 1992)

B. Hidrolisis Pati

Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk

memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses

pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih

sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Rindit et al, 1998).

Proses hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran

partikel, temperatur, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap bahan baku

(volume substrat), dan pengadukan.

B1. Hidrolisis dengan Asam

Metode kimiawi dilakukan dengan cara hidrolisis pati menggunakan

asam-asam organik, yang sering digunakan adalah H2SO4, HCl, dan HNO3.

Pemotongan rantai pati oleh asam lebih tidak teratur dibandingkan dengan hasil

pemotongan rantai pati oleh enzim. Hasil pemotongan oleh asam adalah

campuran dekstrin, maltosa dan glukosa, sementara enzim bekerja secara spesifik

sehingga hasil hidrolisis dapat dikendalikan (Assegaf, 2009).

B2. Hidrolisis dengan Enzim Amilase

Page 8: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel

organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia (Harwati dkk,1997).

Kerja enzim sangat spesifik, karena strukturnya hanya dapat mengkatalisis satu tipe

reaksi kimia saja dari suatu substrat, seperti hidrolisis, oksidasi dan reduksi. Ukuran

partikel mempengaruhi laju hidrolisis. Ukuran partikel yang kecil akan meningkatkan

luas permukaan serta meningkatkan kelarutan dalam air (Saraswati, 2006).

Temperatur hidrolisis berhubungan dengan laju reaksi. Makin tinggi temperatur

hidrolisis, maka hidrolisis akan berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan konstanta

laju reaksi meningkat dengan meningkatnya temperatur operasi. Enzim dapat

diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Azmi, 2006).

Pati merupakan cadangan karbohidrat pada tanaman berbentuk granula-

granula tak larut yang tersusun dari dua macam molekul polisakarida yaitu amilosa

dan amilopektin, umumnya ditemukan pada umbi, akar dan biji. Gula reduksi

terutama dalam bentuk glukosa diperoleh dari hidrolisis pati oleh enzim amilase yang

terdapat pada kapang Rhizopus. Selain dari pati, glukosa dapat diperoleh dari

hidrolisis isoflavon glikosida oleh kapang Rhizopus (Septiani dkk., 2004). pH untuk

enzim acid fungal amilase optimum pada 4 - 5 dan untuk enzim glukoamilase pada

3,5 – 5 (Novo,1995).

Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama

adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi

Page 9: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat.

Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil

akhir. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan

glukosa, maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida

yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6

glikosidik (Suhartono, 1989).

Page 10: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum yang berjudul Hidrolisis Karbohidrat telah dilakukan di

Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Haluoleo pada hari Jum’at tanggal 11

November 2010.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya gelas kimia,

penangas air, gelas ukur, filler, timbangan analitik, pipet tetes, tabung reaksi,

spektrofotometer, dan pipet volume.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu larutan glukosa standar,

larutan standar maltosa, larutan pati jagung, HCl 4 N, K2HPO4 1 M, Reagen DNS,

larutan ludah dan akuades.

Page 11: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

C. Rancangan Percobaan

1. Hidrolisis dengan Asam

Larutan Blanko : 0,5 mL larutan pati + 2,5 KH2PO4 1 M dipanaskan ± 15 menit,

diencerkan hingga 10 mL.

5 mL Larutan Pati

Sisa larutan pati-HCl 0,5 mL larutan pati-HCl

- ditimbang 5 mL HCl 4 N

- dipipet 0,5 mL

- dipipetkan 0,5 kedalam 5 tabung

reaksi

- dipanaskan dengan variasi

waktu 0, 5, 10, 15, 20 menit

- Ditambahkan 2,5

mL KH2PO4 1 M

(5 tabung reaksi)

Waktu A

0 0,128

15 0,031

- dicampur

- ditambahkan 2 mL DNS

- dipanaskan ± 15 menit

- diencerkan hingga 10 mL

- dibaca absorbansinya pada λ 540 nm

Page 12: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

2. Hidrolisis dengan Enzim

3. Kurva Standar

1 mL larutan ludah

10 %, 1 % dan 0,1 %

- dimasukkan dalam 3 tabung reaksi

- ditambahkan 2 mL larutan pati 1 %

- dipanaskan selama 5 menit pada suhu 40 oC

- diambil 1 mL dari tiap tabung

- ditambahkan 2 mL DNS

- dipanaskan selama ± 15 menit

- diencerkan hingga 10 mL

- dibaca absorbansinya pada λ 540 nm

Konsentrasi A

10 % 0,038

Larutan maltosa 0,2,4,6,8,dan 10 ppm

Dalam 1 mL

- ditambahkan 2 mL reagen DNS

- dipanaskan selama ± 15 menit

- diencerkan hingga 10 mL

- dibaca absorbansinya pada λ 540 nm

Konsentrasi A

0 0

2 0,209

4 0,468

6 0,995

8 1,280

10 1,310

Page 13: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini dilakukan hidrolisis karbohidrat yaitu pati jagung muda

dengan menggunakan asam yaitu HCl 4 N dan enzim amilase yang diperoleh dari

ludah. Berdasarkan teori Bronsted-Lowry dikatakan bahwa hidrolisis merupakan

proses protolisis yang melibatkan molekul air dan protolit lemah yang bermuatan

Dalam proses hidrolisis pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh

enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada

beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula

pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut

dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi

menjadi unit terkecil glukosa.

Pada perlakuan pertama hidrolisis pati jagung dilakukan dengan asam, yakni

larutan HCl 4 N. HCl yang merupakan asam kuat akan cenderung memberikan proton

jika dilarutkan dalam air, sehingga asam ini akan berubah seluruhnya menjadi basa

pasangannya/konjugat. Dalam praktek yang dilakukan larutan pati ditambahkan HCl

dan dipanaskan dengan variasi waktu 0, 5, 15, dan 20 menit. Larutan asam HCl akan

Page 14: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah

campuran dekstrin, maltosa dan glukosa.

Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini???

Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No:

ADMIN : 0852 417 82228

Radio Mu’adz : 0852 9933 1996

Page 15: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan

dengan reagen DNS. Penggunaan DNS ini dimaksudkan agar terbentuk senyawa

kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui instrumen

spektrofotometer. Dari perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan

yang semulanya bening berubah menjadi warna kuning.

Warna kuning yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan panjang

rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan glukosa

pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai pati hidrolisat maka

akan semakin kuning warna larutan.

Dari pembacaan grafik antara konsentrasi maltosa dan absorbansi diperoleh

persamaan regresi linear dari kurva standar yaitu y = 0,147x - 0,024, sehingga dapat

ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan asam untuk masing-masing variasi

waktu pemanasan. Untuk perlakuan tanpa pemanasan diperoleh absorbansi larutan

paling tinggi yaitu 0,128 sehingga berdasarkan perhitungan melalui persamaan

regresi dari kurva standar diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu 1,03 ppm. Untuk

waktu pemanasan 15 menit diperoleh kadar glukosa hasil hidrolisis 0,37 ppm, dan

waktu pemanasan 5, 10 dan 20 menit tidak diperoleh absorbansi.

Metode ini memiliki kelemahan yakni glukosa yang dihasilkan relatif kecil

jumlahnya dan juga tidak ramah lingkungan. Proses hidrolisis menggunakan katalis

asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar hidrolisis dapat terjadi.

Page 16: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Berdasarkan kelemahan tersebut proses hidrolisis pati menggunakan asam jarang

digunakan.

Metode hidrolisis pati yang lebih sering digunakan adalah secara

enzimatis dengan menggunakan enzim. Enzim yang umumnya digunakan adalah

amilase, seperti α- amilase dan glukoamilase. Pada percobaan ini, jenis enzim yang

digunakan untuk menghidrolisis pati adalah enzim amilase.

Hidrolosis pati dengan amilase dilakukan dengan menggunakan air ludah.

Penggunaan air ludah ini dikarenakan air ludah mengandung enzim amylase yang

dapat menghidrolisis ikatan α(1-4) pada cabang sebelah luar glikogen dan

amilopektin yang nantinya menghasilkan D-glukosa. Melalui enzim ini ikatan cabang

pada pati dapat dihidrolisis sehingga dapat menguraikan glikogen dan amilopektin

secara sempurna menjadi glukosa. Dalam penentuan banyaknya kandungan glukosa

dari hidrolisis dengan amilase ini tidak jauh berbeda dengan penentuan pada

hidrolisis dengan asam.

Enzim ditambahkan pada larutan pati kemudian dipanaskan selama 5 menit.

Enzim α- amilase dapat menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida secara spesifik.

Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah

degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi ini

terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap

kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.

Page 17: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan glukosa,

maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida yang

terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6

glikosidik. Berikut ini merupakan skema pemutusan pati menggunakan enzim

amilase.

Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amilase menghasilkan maltosa,

maltotriosa, dan isomaltosa Bila pati dihidrolisis dengan enzim transglukosidase akan

dihasilkan suatu oligosakarida dengan derajat polimerisasi yang lebih besar. Pada

hidrolisis menggunakan enzim ini ditentukan kadar maltosa hasil hidrolisis

menggunakan cara yang sama seperti penentuan kadar glukosa sebelumnya, yaitu

dengan teknik spektrofotometri. Sebelumnya telah dibuat kurva standar maltosa

sehingga diperoleh peramaan regresi linear yaitu y = 0,147x - 0,024. Pada percobaan

glukoamilase

Page 18: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

yang dilakukan, divariasikan konsentrasi larutan ludah yang ditambahkan ke dalam

larutan pati yaitu 10 %, 1 % dan 0,1 %. Semakin tinggi konsentrasi larutan ludah,

semakin banyak jumlah enzim amilase yang ditambahkan.

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, untuk penggunakan larutan

ludah 10 % diperoleh maltosa sebanyak 0,42 ppm dan tidak diperoleh absorbansi

pada larutan pati 1 dan 0,1%. Hal ini menunjukkan semakin banyak enzim amilase

yang digunakan, semakin banyak pula kadar maltosa hasil hidrolisis yang diperoleh.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan asam seperti HCl disertai

pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4.

2. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan enzim amilase untuk

menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida dari pati secara spesifik.

Page 19: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009,’ Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II’, Laboratorium

Kimia Universitas Nasional. Jakarta

Assegaf F., 2009,’ Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiaca

L.) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis’, Ilmu

Pengetahuan Teknologi dan Seni, Purwokerto

Azmi, 2006,’ Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus oryzae Untuk

Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka (Arthocarphus

heterophilus Lmk)’, Jurnal Biogenesis Vol. 2(2), Pekanbaru

Harwati, Usa., S., Widodo. H.N Sofian., M. Barwami. 1997. Biologi Untuk SMU.

Fajar Agung. Jakarta.

Novo. 1995. Novo’s Hand Book. Kopenhagen. Denmark.

Radinal, Indra, Marliah, 2008,’Karbohidrat’, Darussalam

Rindit, Pambaylun, dkk. 1998. Laporan Penelitian : Mempelajari Hidrolisis Pati

Gadung (Dioscoreahispida Dernst) dengan Enzim α-amilase dan Gluko

amilase untuk Pembuatan Sirup Glukosa. Fakultas Pertanian UNSRI.

Palembang.

Saraswati. 1982. The Problems to be Solved in Starch Processing Technologies in

Indonesia. BPPT.Jakarta

Septiani Y., Purwoko T., Pangastuti A., 2004, Kadar Karbohidrat, Lemak, dan

Protein pada Kecap dari Tempe, Bioteknologi 1 (2), Surakarta

Suhartono. 1989. Enzim dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Winarno, 1992. Biofermentase dan Biosintesa Protein. PT. Angkasa. Bandung.

Zulfikar, 2008, Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, Jakarta

Page 20: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Lampiran Hasil Pengamatan Dan Perhitungan

Hasil Pengamatan

1. Hidrolisis Pati dengan Asam

Waktu (Menit) Absorbansi

0

5

10

15

20

0,128

0

0

0,031

0

2. Kurva Standar Maltosa

Konsentrasi (ppm) Absorbansi Maltosa

0

2

4

6

8

10

0

0,209

0,468

0,995

1,280

1,310

3. Hidrolisis Pati dengan - Amilase

Konsentrasi (%) Absorbansi

0,1

1

10

0

0

0,038

Page 21: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

Perhitungan :

1. Kurva Standar Maltosa

[Maltosa] (ppm) Absorbansi Maltosa

0

2

4

6

8

10

0

0,209

0,468

0,995

1,280

1,310

Dari data di atas diperoleh kurva standar:

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear y = 0,147x - 0,024, sehingga

konsentrasi maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam dan enzim - amilase

adalah sebagai berikut:

y = 0,147x - 0,0247

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

0 2 4 6 8 10 12

Ab

sorb

ansi

[maltosa] (ppm)

Grafik hubungan [maltosa] Vs Absorbansi

Page 22: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

x = a

by = … ppm

a. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam

x1 =

= 1,03 ppm

x2 =

= 0 ppm

x4 =

= 0,37 ppm

Dengan cara yang sama diperoleh :

Waktu (menit) Absorbansi [Maltosa] (ppm)

0

5

10

15

20

0,128

0

0

0,031

0

1,03

0

0

0,37

0

b. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan enzim - amilase

x1 =

= 0 ppm

x2 =

= 0 ppm

x3 =

= 0,42 ppm

Dengan cara yang sama diperoleh:

Konsentrasi (%) Absorbansi Maltosa [Maltosa] (ppm)

0,1 0 0

Page 23: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

1

10

0

0,038

0

0,42

LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN II

Hari, tanggal : Jumat, 12 November 2010

Judul : Hidrolisis Karbohidrat

Data Pengamatan

1. Hidrolisis Pati dengan Asam

Waktu (Menit) Absorbansi

0

5

10

15

20

0,128

0

0

0,031

0

2. Kurva Standar Maltosa

Konsentrasi (ppm) Absorbansi Maltosa

0

2

4

6

8

10

0

0,209

0,468

0,995

1,280

1,310

3. Hidrolisis Pati dengan - Amilase

Konsentrasi (%) Absorbansi

0,1

1

0

0

Page 24: Laporan biokimia   hidrolisis karbohidrat

10 0,038

Kendari, 11 November 2010

Asisten Pembimbing

GAYUH AGASTIA