laporan kimia karbohidrat

29
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rumus empiris total (CH 2 O)n. Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom karbon hidrogen dan oksigen. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan merupakan sumber tenaga yang terdapat dalam bentuk serat (fiber) seperti selulosa serta lignin. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dan berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh dan pembentukan struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Karbohidrat banyak terdapat dalam makanan dan beberapa buah lainnya.

description

kimia

Transcript of laporan kimia karbohidrat

Page 1: laporan kimia karbohidrat

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama

jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin

saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton

yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rumus empiris total

(CH2O)n.

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun

dari atom karbon hidrogen dan oksigen. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan

merupakan sumber tenaga yang terdapat dalam bentuk serat (fiber) seperti selulosa serta lignin.

Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa

dalam tubuh dan berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh dan pembentukan

struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Karbohidrat banyak terdapat dalam makanan dan

beberapa buah lainnya.

Karbohidrat dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme

karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat

yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumbar enegi.

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan

oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di

dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal

dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh

tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot

serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Page 2: laporan kimia karbohidrat

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat berdasarkan reaksi kimia

1.2.2 Tujuan Percobaan

a. Mengamati reaksi monosakarida dengan reaksi kimia

b. Mengamati reaksi disakarida dengan reaksi kimia

c. Mengamati reaksi polisakarida dengan reaksi kimia

I.3 Prinsip Percobaan

Identifikasi monosakarida dengan larutan perak beramoniak, pereaksi Fehling, uji

Benedict, identidikasi disakarida dengan larutan perak beramoniak dan uji benedict serta

identifikasi polosakarida dengan pereaksi yodium dan mengidentifikasi hidrolisis amilum dengan

pereaksi HCl pekat dan NaOH.

Page 3: laporan kimia karbohidrat

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Larutan glukosa 10%, lautan amilum 2%, larutan amonium hidroksida

(NH2OH) 1 M, larutan perak nitrat (AgNO3) 0,1 M, larutan sukrosa 10%, larutan

yodium (I2) 0,1 M, larutan Benedict dan larutan Fehling A dan B.

3.2 Alat Percobaan

Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia, kaki tiga,

kasa, gegep dan lampu spiritus.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Monosakarida

1. Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

2 mL larutan AgNO3 0,1 M diisikan ke dalam tabung reaksi, kemudian

tabung reaksi tersebut ditambahkan NH4OH sampai endapan yang terbentuk tepat

melarut lagi. Setelah itu, dimasukkan 1 mL larutan glukosa 10% ke dalam tabung

reaksi dan dikocok lalu tabung reaksi ini dimasukkan kedalam gelas kimia yang

berisi air panas (penganas) selama beberapa menit. Setelah itu, diamati perubahan

yang terjadi.

2. Uji benedict

2 mL larutan benedict diisikan ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 1 mL larutan glukosa 10%, lalu tabung reaksi dimasukkan ke dalam

gelas kimia yang berisi air panas (penganas) selama 5 menit, kemudian didinginkan

dan diamati perubahan yang terjadi.

Page 4: laporan kimia karbohidrat

3.3.2 Disakarida

1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

2 mL AgNO3 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi, setelah itu

ditambahkan beberapa tetes NH4OH sambil dikocok sampai endapan yang terbentuk

larut kembali, kemudian dimasukkan 1 mL sukrosa 10% ke dalam tabung reaksi dan

dikocok.

Selanjutnya tabung reaksi ini dimasukkan ke dalam gelas kimia yang

berisi air panas (penganas) selama beberapa menit, lalu diamati perubahan yang

terjadi.

2. Uji benedict

Sebuah tabung reaksi diisikan dengan 2 mL larutan benedict, kemudian

ditambahkan 1 mL larutan sukrosa 10% dan dicocok, lalu tabung reaksi ini

dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air mendidih (penganas) selama 5

menit, kemudian didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi.

3.3.3 Polisakarida

1. Reaksi amilum dengan yodium

Sebuah tabung reaksi diisikan 3 mL larutan amilum 2%, kemudian

ditambahkan dengan 5 tetes larutan yodum 0,1 M dan dikocok, setelah itu tabung

reaksi dipanaskan beberapa menit dan didinginkan lalu diamati perubahan yang

terjadi.

2. Hidrolisis Amilum

Sebuah tabung reaksi diisikan dengan 5 mL larutan amilum 2% kemudian

ditambahkan 10 tetes HCl pekat, setelah itu tabung reaksi dipanaskan beberapa menit

sampai larutan mendidih, kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 10%

Page 5: laporan kimia karbohidrat

hingga larutan bersifat basa, lalu diambil 3 mL larutan dari tabung reaksi ini,

kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain, setelah itu ditambahkan 2 mL

larutan benedict dalam tabung reaksi, lalu tabung reaksi dipanaskan dalam penganas

hingga mendidih, setelah itu diamati perubahan yang terjadi.

Page 6: laporan kimia karbohidrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan Monosakarida

1. Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

Zat-zat yang direaksikan Warna Endapan / larutan

AgNO3 + sedikit NH4OH

AgNO3 + kelebihan NH4OH

AgNO3 + NH4OH + glukosa + dipanaskan

Keruh/ coklat muda

Putih bening

Endapan cermin perak

2. Reaksi glukosa dengan larutan fehling

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

Fehling A + fehling B

Fehling + glukosa + dipanaskan

Endapan biru tua

Endapan merah bata (orange)

3. Uji benedict

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

Benedict + glukosa + dipanaskan orange (merah bata)

4.1.2 Tabel Pengamatan Disakarida

1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

perak beramoniak + sukrosa + dipanaskan Endapan cermin perak

2. Uji benedict

Page 7: laporan kimia karbohidrat

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

Benedic + sukrosa + dipanaskan Orange (merah bata)

4.1.3 Tabel Pengamatan Polisakarida

1. Reaksi Amilum dengan Yodium

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

Benedic + sukrosa + dipanaskan Orange (merah bata)

3. Hidrolisis amilum

Zat-zat yang direaksikan Warna endapan / larutan

Larutan amilum

Amilum + HCl panas

Amilum + HCl + NaOH

+ benedict + dipanaskan

Larutan keruh

Larutan bening

Larutan bening

Larutan biru endapan coklat

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Monosakarida

Glukosa dengan perak beramoniak

2 AgNO3 + 2NH4OH 2AgOH putih + 2NH4NO3

2AgOH + NH4OH + glukosa 2Ag(NH3)OH + H2O

Glukosa dengan uji Fehling

Fehling + R-CHO endapan merah bata

Glukosa dengan uji benedict

Benedict + R-CHO endapan merah bata

4.2.2 Reaksi Disakarida

Gugus Aldehid

Page 8: laporan kimia karbohidrat

Sukrosa dengan perak beramoniak

2AgNO3 + 2NH4OH Ag2O + 2NH4NO3 + H2O

Ag2O + R-CHO R-COOH + 2 Ag

Sukrosa dengan uji benedict

Benedict + R-CHO endapan merah bata

4.2.3 Reaksi Polisakarida

Amilum dengan yodium

Amilum + I2 larutan berwarna biru

Hidrolisis amilum

3I2 + 6 NaOH 5NaI + NaIO3 + 3H2O …………………susana basa

5NaI + NaIO3 + 6HCl 3I2 + 6NaCl + 3H2O…………...suasana asam

4.2 Pembahasan

Pada praktikum analisis sifat karbohidrat, percobaan pertama dimulai pada

pengamatan sifat karbohidrat yaitu monosakarida. Pada monosakarida pengamatan

difokuskan pada reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak, reaksi glukosa

dengan larutan fehling dan reaksi glukosa dengan uji benedict. Percobaan kedua

difokuskan pada disakarida yaitu dengan mengamati reaksi sukrosa dengan larutan

perak beramoniak dan reaksi sukrosa dengan uji benedict. Percobaan ketiga

dilanjutkan pada pengamatan polisakarida dengan fokus percobaan pada reaksi

amilum dengan yodium.

Pada percobaan pertama monosakarida yaitu pada reaksi glukosa dengan

larutan perak beramoniak diperoleh endapan cermin perak. Untuk mendapatkan hasil

tersebut, 2 mL larutan AgNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, setelah itu

ditambahkan NH4OH. Untuk penambahan NH4OH sedikit maka diperoleh endapan

sukrosa Cermin perak

sukrosa

Page 9: laporan kimia karbohidrat

coklat, namun untuk penambahan NH4OH berlebih maka di peroleh larutan bening

atau larutan tersebut larut kembali dan tak memperlihatkan endapan. Ketika AgNO3

dicampur dengan beberapa tetes NH4OH sedikit akan menghasilkan pengoksida

ringan yaitu larutan basa dari perak nitrat, untuk mencegah pengendapan ion perak

sebagai oksida pada suhu tinggi maka, ditambahkan beberapa tetes larutan NH4OH

berlebih agar pengendapan larut kembali. Pada keadaan ini pencampuran larutan

AgNO3 dan NH4OH bertujuan untuk membuat pereaksi tollens yang akan digunakan

untuk mengidentifikasi sifat glukosa. Setelah pereksi tollens selesai dibuat, lalu pada

tabung reaksi dicampurkan lagi 1 mL larutan glukosa 10% pada keadaan ini larutan

pada tabung reaksi tidak berubah atau tetap pada keadaan bening. Setelah itu, ketika

dipanaskan akan menghasilkan endapan perak.

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa endapan cermin perak

berasal dari Ag2O pada pereaksi tollens yang bila direduksi akan menghasilkan

endapan perak. Selain itu dari hasil pengamatan diketahui bahwa larutan yang diuji

juga merupakan senyawa aldehid, hal ini dapat dibuktikan dari terbentuknya cermin

perak pada tabung reaksi. Ketika aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion

Ag+ dalam reagensi tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan

terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi, dengan pereaksi

tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O.

Percobaan kedua pada monosakarida adalah mengetahui reaksi glukosa

dengan pereaksi Fehling. Pada percobaan yang dilakukan, suatu tabung reaksi

ditambahkan dengan 1 mL larutan Fehling A dan 1 mL Fehling B. Pereaksi Fehling

A merupakan larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan

NaOH dan kalium natrium tatrat. Selanjutnya, pada tabung reaksi yang telah berisi

Fehling A dan Fehling B ditambahkan dengan 1 mL larutan glukosa 10% maka

Page 10: laporan kimia karbohidrat

didapatkan hasil pencampuran berupa larutan biru. Setelah itu, larutan tersebut

dipanaskan dan dihasilkan endapan merah bata (orange). Hal ini menyebabkan

terbentuknya endapan merah bata ini adalah ion Cu2+ yang terdapat pada Fehling

mengalami reduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan

menjadi berwarna merah bata.

Percobaan selanjutnya pada monosakarida adalah mengetahui reaksi

glukosa dengan uji Benedict. 1 mL larutan Benedict dimasukkan ke dalam tabung

reaksi setelah itu, dicampurkan dengan 2 mL larutan glukosa 10% sehingga

menghasilkan larutan berwarna biru. Setelah itu, tabung reaksi tersebut dipanaskan

dan menghasilkan endapan merah bata. Hal ini dapat terjadi karena karbohidrat

(glukosa) pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat sedangkan, pereaksi

Benedict (sebagai Cu2+) akan tereduksi menjadi asam kuprooksida. Jadi, dalam uji ini

terjadi proses proses oksidasi-reduksi.

Di dalam Benedict terdapat larutan tembaga(II)sulfat menjadi ion Cu+

selanjutnya diendapkan sebagai Cu2O sehingga terbentuk endapan merah bata

(orange).

Percobaan karbohidrat selanjutnya adalah disakarida. Pada disakarida

percobaan difokuskan pada reaksi sukrosa dengan perak beramoniak dan reaksi

sukrosa dengan uji Benedict.

Untuk percobaan sukrosa dengan perak beramoniak. 2 mL larutan AgNO3

pada tabung reaksi direaksikan dengan beberapa tetes NH4OH sedikit dan beberapa

tetes NH4OH berlebih setelah itu, dicampurkan dengan larutan sukrosa kemudian

dipanaskan maka hasil yang diperoleh hampir sama dengan hasil reaksi glukosa

dengan perak beramoniak yaitu dihasilkan endapan cermin perak.

Page 11: laporan kimia karbohidrat

Sama hanya pada glukosa, pada sukrosa juga terbentuk endapan perak.

endapan perak tersebut berasal dari Ag2O yang terdapat pada pereksi tollens yang

bila terduksi akan menghasilkan endapan perak. Ion Ag+ dalam reagensi tollens

direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan pereaksi tollens yang

mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O.

Percobaan kedua pada disakarida adalah reaksi sukrosa dengan uji

benedict, 2 mL larutan benedict dicampurkan dengan 1 mL larutan sukrosa 10%

kemudian dipanaskan. Ketika dipanaskan terjadi perubahan warna dari larutan biru

menjadi warna merah bata. Hal ini terjadi karena pada sukrosa akan teroksidasi

menjadi asam onat sedangkan Pereaksi benedict (sebagai Cu 2+) tereduksi menjadi

asam kuprooksida.

Pada sukrosa terurai menjadi monosakarida. Kemudian pada monosakarida

(glukosa) mereduksi ion Cu2+ dari tembaga(II)sulfat menjadi ion Cu+. Selanjutnya,

diendapkan sebagai Cu2O sehingga terbentuk endapan merah.

Percobaan selanjutnya adalah polisakarida. Percobaan pada polisakarida

difokuskan pada pengamatan reaksi amilum dengan yodium dan pengamatan reaksi

hidrolisis amilum.

Percobaan pertama pada polisakarida adalah reaksi amilum dengan

yodium, 3 mL larutan amilum 2% direaksikan dengan 5 tetes larutan yodium

menghasilkan warna ungu kehitaman. Kemudian, larutan tersebut dipanaskan dan

tidak ada perubahan warna yang dihasilkan (warna tetap ungu kehitaman). Begitu

pula ketika didinginkan warna pada tabung reaksi tidak berubah atau tetap. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa golongan polisakarida akan memberikan warna yang

spesifik ketika direaksikan dengan yodium, hal ini juga bergantung pada jenis

karbohidratnya.

Page 12: laporan kimia karbohidrat

Percobaan kedua pada polisakarida adalah reaksi hidrolisis amilum. 5 mL

larutan 2% berwarna putih keunguan (agak keruh) direaksikan dengan 10 tetes HCl

pekat dan menghasilkan larutan yang bening. Hal ini disebabkan amilum mengalami

hidrolisis yang disebabkan oleh HCl pekat. Ketika amilum direaksikan dengan HCl,

ikatan antara monosakarida pada polisakarisda akan terputus dan menghasilkan

larutan yang terdiri dari monosakarida. Kemudian dipanaskan, lalu ditetesi NaOH

10% sampai larutan bersifat basa dan dapat diuji dengan menggunakan kertas

lakmus. Kemudian 3 mL dari larutan tersebut diambil dan direaksikan dengan 2 mL

larutan benedict kemudian menghasilkan warna biru dan ketika dipanaskan akan

menghasilkan endapan coklat.

Page 13: laporan kimia karbohidrat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa monosakarida (glukosa) dan

bereaksi positif dengan perak nitrat membentuk cermin perak serta bereaksi

membentuk endapan merah bata dengan pereaksi Benedict. Monosakarida (glukosa)

juga bereaksi dengan pereaksi Fehling membentuk endapan merah bata. Selain itu,

monosakarida (glukosa) yang bereaksi dengan larutan benedict akan menghasilkan

endapan merah bata.

Pada percobaan disakarida terdapat beberapa hasil yang diketahui yaitu

pada reaksi antara sukrosa dengan perak nitrat menghasilkan endapan cermin perak,

Hal ini juga menandakan disakarida juga bereaksi positif terhadap perak nitrat dan

untuk reaksi sukrosa dengan larutan benedict dihasilkan endapan merah bata.

Pada amilum untuk percobaan polisakarida, akan bereaksi positif

membentuk larutan berwarna hitam. Serta amilum yang dihidrolisis akan

menghasilkan larutan yang bening dalam suasana asam dan larutan tidak berubah

warna dalam suasana basa.

5.2 Saran

5.2.1. Saran untuk Laboatorium

Bahan yang digunakan untuk praktikum kurang memadai seperti larutan.

5.2.2. Saran untuk Percobaan

Para praktikan mengharapkan jadwal yang tepat, untuk persiapan materi

ketika masuk laboratorium.

Page 14: laporan kimia karbohidrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan

oksigen yang terdapat dalam alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. melihat rumus

empiris tersebut, maka senyawa ini pernah diduga sebagai “hidrat dari karbon”,

sehingga disebut karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan “hidrat

dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar, hal ini karena ada beberapa

senyawa karbon yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat, tetapi bukan

karbohidrat (Tim Dosen Kimia, 2013).

Asam asetat dengan rumus empiris C2(H2O)n dan formaldehid dengan

rumus CH2O. Dengan demikian senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau

dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting adalah rumus strukturnya.

Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat

dalam molekul karohidat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-

gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut . Berdasarkan gugus

yang ada pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksial dehida

dan polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis

(Tim Dosen Kimia, 2013).

Berdasarkan hasil hidrolisis dan strukturnya maka karbohidrat dibagi atas

tiga golongan besar yaitu : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Istilah

sakarida berasal dari bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis

senyawa karbohidrat sederhana. Polisakarida olisakarida monosakarida, hasil

hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat tersebut saling berkaitan (Tim Dosen

Kimia, 2013).

Page 15: laporan kimia karbohidrat

Monosakarida adalah suatu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis

menjadi molekul yang lebih sederhana lagi. Glukosa dan fruktosa termasuk ke dalam

golongan monosakarida. Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang terbentuk

dari dua atau lebih monosakarida. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari

dua molekul monosakarida. Selulosa merupakan polisakarida karena terbentuk dari

beberapa ribu molekul glukosa yang berikatan bersama-sama. Jika dihidrolisis

polisakarida akan terurai menjadi molekul-molekul monosakarida

(Riswiyanto, 2002).

Monosakarida jenis aldosa maupun ketosa dapat bereaksi seperti halnya

senyawa organik yang mengandung gugus aldehid dan keton, misalnya dapat

dioksidasi dengan pereaksi tollens, Br2/H2O, HNO3 dan HIO4 (Riswiyanto,2002).

Pereaksi Fehling dan Tollens tidak dapat digunakan untuk membuat asam

glikonat karena karboksilat, terutama monosakarida, bila dalam suasana basa akan

menyebabkan reaksi isomerisasi dan juga dapat terdekomposisi (Riswiyanto, 2002).

Disakarida ialah glikosida yang alkoholnya merupakan satu molekul

monosakarida pula. Maltosa ialah disakarida turunan dari hidrolisis parsial dari pati.

Diastase, yakni enzim dalam kecambah kedelai dan juga merupakan katalisis dalam

hidrolisis pati menjadi maltosa. Karena pati tersusun dari banyak unit D-

glukopiranosa yang saling berhubungan maka, tidak heran jika maltosa (produk

hidrolisis dari pati) terdiri dari dua molekul D-glukopiranosa yang dihubungkan oleh

ikatan glikosida. Maltosa dihidrolisis menjadi D-glukosa oleh enzim maltase

(Wilbraham, 1992).

Sukrosa biasa dikenal sebagai gula meja, dapat diperoleh dari tanaman

sugar cane dan sugar beet (kentang/umbi manis). Sukrosa mempunyai rumus

molekul C12H22O11. Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi tollens, fehling dan

Page 16: laporan kimia karbohidrat

benedict serta tidak dapat membentuk osazon. Selain itu sukrosa tidak dapat

melakukan mutaronasi, ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung C

anomer pada ujungnya. Dengan kata lain, ujung molekul sukrosa bukanlah suatu

asam hemiasetal, tidak mempunyai gugus OH bebas. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa sukrosa dibentuk oleh dua molekul monosakarida yang

membentuk ikatan glikosida pada kedua atom C anomernya (Riswiyanto,2002).

Berdasarkan strukturnya hubungan antara glukosa dan fruktosa dalam

sukrosa tidak lazim di antara kelompok gula, karena hubungan itu mengakibatkan

kedua jenis gula menjadi glikosida. Hidrolisis sukrosa oleh asam atau enzim

menghasilkan gula invert, yaitu campuran glukosa dan fruktosa dengan jumlah sama

dengan nol. (Wilbraham, 1992).

Bentuk gula rantai terbuka dalam kesetimbangan dengan bentuk rantai

tertutupnya, dengan bentuk tertutup yang lebih menonjol. Misalnya bila α-D-

glukopiranosa yang murni secara stereokimia di larutkan dalam larutan asam, cincin

akan membuka dan menutup lagi. Dalam penutupan ulang sebagian membentuk β-D-

glukopiranosa. Campuran kesetimbangan akhir terdiri dari sekitar 63% β-D-

glukopiranosa, 37 % α-D- glukopiranosa dan sedikit sekali aldehida rantai terbuka.

Dari presentase hasil yang terbentuk dapat di katakan bahwa β-D-glukopiranosa lebih

disukai dibanding α-D-glukopiranosa dan kedua bentuk rantai tertutup D-

glukopiranosa jauh lebih baik dibandingkan bentuk aldehida dari D-glukosa

(Wilbraham, 1992).

Pada aldosa, rantai diberi nomor berurut dari atom karbon ldehid, pada

kebanyakan ketosa terletak di atom karbon 2 (Tim Dosen Kimia, 2013).

Bentuk gula hemiasetal rantai tertutup dapat bereaksi dengan alkohol,

menghasilkan asetat. Dalam kimia gula, asetal atau keton ini dinamakan glikosida.

Page 17: laporan kimia karbohidrat

Laktosa merupakan jenis sakarida alami kedua setelah sukrosa yang kelimpahannya

di alam paling besar dan merupakan pereduksi (Riswiyanto,2002).

Ikatan eter kovalen di antara hidroksil gula dengan alkohol adalah ikatan

glikogen, ikatan glikogen dapat diputus dengan reaksi hidrolisis. Jika molekul

terbelah, hidogen dari air melekat pada salah satu produk dan OH - pada produk

lainnya. Hidrolisis gula yang lebih rumit dilakukan dengan memanaskan larutan

karbohidrat dengan air dan sedikit katalis asam (Wibraham, 1992).

Carbohydrates can be divided into three large structural classes

monosaccharides, oligosaccharides and polysaccharides. Carbohydrates that cannot

be hydrolyzed into smaller molecules are monosaccarides, examples are glucose and

fructose (Ouellette,2008).

Karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga struktur kelas besar yaitu

monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang tidak dapat

dihidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil adalah monosakarida contohnya adalah

glukosa dan fruktosa (Ouellette, 2008).

Carbohiydrates that are made from a few monosaccharides typically 2 to

10 or so are oligosaccharides. Hydrolysis of oligosaccharides may yield identical

monosaccharides or two or more different monosaccharides. Oligosaccharides are

called disaccharides, trisaccharides, and soforth, depending on the number of linked

monosaccharide units. the disaccharides galactose. maltose, another disaccharide,

contains two glucose units (Ouellette, 2008).

Karbohidrat yang terbuat dari beberapa monosakarida yang terdiri 2

sampai 10 atau lebih adalah oligosakarida. Hidrolisis oligosakarida dapat

menghasilkan monosakarida yang identik dua atau lebih monosakarida yang

berbeda. Oligosakarida disebut disakarida, trisakarida dan sebagainya tergantung

Page 18: laporan kimia karbohidrat

pada jumlah unit monosakarida terkait. Disakarida, galaktosa. maltosa, disakarida

dan lainnya berisi dua unit glukosa (Ouellette, 2008).

The digestion of carbohydrates has two phases, aluminal phase involving

pancreatic o-amylase and a membrane phase involving intestinal disaccharidases.

As a result the starch, sucrose, and lactose ingested daily are broken down to

monosaccharides, of which 80 % is glucose, 15 % fructose and 5 % galactose. The

transport mechanisms involved in the absorption of these monosaccharides from the

intestinal lumen are located in the brush border of the epithelial cell (Holmes, 2010).

Pencernaan karbohidrat memiliki dua fase, sebuah fase luminal melibatkan

pankreas o-amilase dan fasa membran melibatkan disaccharidases usus. Akibatnya

pati, sukrosa dan laktosa dicerna sehari-hari dipecah menjadi monosakarida 80%

adalah glukosa, fruktosa 15%, dan 5% galaktosa. Mekanisme transportasi yang

terlibat dalam penyerapan monosakarida tersebut berasal dari lumen usus yang

terletak diperbatasan sikat sel epitel (Holmes, 2010).

Disaccharidase activity glucose and galactose are both absorbed by the

same active transport process. Fructose is absorbed less rapidly by a separate

transport system , which is probably also an active process. The substrate and Na+

are reversibly attached to a carrier which effects translocation through the

membrane (Holmes, 2010).

Aktivitas disakarida glukosa dan galaktosa baik diserap oleh proses

transport aktif yang sama. Fruktosa diserap kurang cepat oleh sistem transportasi

yang terpisah yang mungkin juga aktif proses. Substrat dan Na + yang reversibel

melekat pada pembawa yang efek translokasi melalui membran (Holmes, 2010).

Page 19: laporan kimia karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Holmes. 2010. Carbohydrate digestion and absorption. (24). Nomor jurnal : 10-13.

Ouellette, Robert J. 2008. Organic Chemistry. The Ohio State University: Sydney.

Riswiyanto. 2002. Kimia organik. Erlangga: Jakarta.

Tim Dosen Kimia. 2013. Kimia organik. Universitas Hasanuddin: Makassar.

Wilbraham, Antony C dan Michael S. Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan

hayati. Institut Teknologi Bandung : Bandung.