Laporan Home Visit Psikiatri

15
LAPORAN HOME VISITE I. IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Tn. Suhaili Umur : 41 tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Suku : Sasak Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tidak Bekerja Status : Belum Menikah Alamat : Jalan TGH Lopan Nomor 5 RT 03, Labuapi. Lombok Barat Tgl Home Visit : 01 Maret 2015 II.RIWAYAT PSIKIATRI (Alloanamnesis dengan Tn.Z kakak kandung Pasien) 1. Keluhan Utama : Sering berbicara sendiri 2. Riwayat Gangguan Sekarang : Pasien sering berbicara sendiri sejak kurang lebih 15 tahun yang lalu. Pasien pada awalnya sering mengamuk. Keadaan mengamuk ini dialami sejak 25 tahun yang lalu saat pasien bersekolah di pesantren. Menurut keluarga pasien, ia sering mengeluh tidak sanggup melanjutkan sekolah karena merasa tertekan dan bosan berada di sekolah, namun keluarga tetap memaksa pasien 1

description

Laporan Home Visite Psikiatri, Home Visite, Laporan Home Visit Psikiatri, Pemeriksaan Psikiatri,

Transcript of Laporan Home Visit Psikiatri

LAPORAN HOME VISITE

I. IDENTITAS PASIENNama Pasien: Tn. SuhailiUmur: 41 tahunJenis Kelamin: Laki-LakiAgama : IslamSuku: SasakPendidikan: SMPPekerjaan: Tidak BekerjaStatus: Belum MenikahAlamat : Jalan TGH Lopan Nomor 5 RT 03, Labuapi. Lombok BaratTgl Home Visit: 01 Maret 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI (Alloanamnesis dengan Tn.Z kakak kandung Pasien)1. Keluhan Utama :Sering berbicara sendiri2. Riwayat Gangguan Sekarang :Pasien sering berbicara sendiri sejak kurang lebih 15 tahun yang lalu. Pasien pada awalnya sering mengamuk. Keadaan mengamuk ini dialami sejak 25 tahun yang lalu saat pasien bersekolah di pesantren. Menurut keluarga pasien, ia sering mengeluh tidak sanggup melanjutkan sekolah karena merasa tertekan dan bosan berada di sekolah, namun keluarga tetap memaksa pasien untuk bersekolah. Saat itulah pasien mulai terlihat aneh, sering mengamuk dan keluyuran tanpa mengenakan pakaian. Pasien kemudian dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB sebanyak tiga kali namun pasien selalu kabur hingga akhirnya keluarga bosan untuk mengobatinya. Selama dirumah, pasien sering keluyuran tanpa mengenakan pakaian sehingga keluarga akhirnya memasung pasien selama 3 bulan. Selama dipasung, pasien menjadi jarang mengamuk dan menjadi lebih sering berbicara sendiri. Pasung pasien kemudian dilepas oleh keluarga karena kakinya juga membengkak. Bila pasien mengamuk pasien dikurung didalam kamar oleh keluarga. 5 tahun sejak timbul gejala awal, pasien dibawa berobat ke dukun oleh keluarga dan sejak saat itulah pasien tidak pernah keluyuran lagi dan hanya mondar mandir di dalam rumah saja. Saat ini, selain berbicara sendiri, pasien juga sulit tidur dimalam hari, sering senyum-senyum sendiri, terkadang pasien marah-marah hingga memukul ibunya dan kini pasien juga tidak dapat berjalan, bila ingin pindah tempat ia menyeret tubuhnya. Keluhan tidak bisa berjalan terjadi secara tiba-tiba sejak 5 tahun belakangan ini. Keluarga tidak tahu penyebab lumpuh yang dialami pasien, dan keluarga membiarkan saja keluhan tersebut tidak pernah membawa ke pelayanan kesehatan hingga saat ini. Karena lumpuh pasien ditempatkan di luar kamar dekat dengan tempat mandi agar mudah diurus oleh ibunya. Pasien tidur diatas ranjang beralaskan tikar di ruang tengah rumahnya. Pasien tidak pernah meminta sesuatu, ia hanya melamun sepanjang hari dan berbicara sendiri, bila disuguhi makanan atau minuman oleh ibu pasien baru ia memakannya. Bila tidak diberi makan ia tidak akan meminta ataupun berusaha mencari makan sendiri. Jika buang air besar atau air kecil pasien biasanya melakukan diatas ranjangnya. Pasien biasanya mandi 1x sehari dan selalu dimandikan oleh ibunya. Selama ini, pasien tidak pernah lagi dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena keluarga pasien tidak memiliki biaya.

3. Riwayat Gangguan SebelumnyaRiwayat kejang (-), asthma (-), trauma kepala (-). riwayat penggunaan NAPZA (-), riwayat merokok (-).

4. Riwayat Kehidupan Pribadia. Riwayat prenatal dan perinatalPasien merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Selama mengandung, ibu pasien tidak pernah kontrol ke pelayanan kesehatan, ibunya juga tidak pernah memiliki keluhan selama hamil. Pasien lahir secara normal di dukun, langsung menangis saat lahir, namun berat badan lahir tidak diketahui.b. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)Pasien tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Riwayat sakit yang berat disangkal.c. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien mudah bergaul dengan teman-teman seusianya.d. Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)Saat SMA, pasien bersekolah di pesantren Nurul Hakim. Memasuki kelas 3 akhir pasien merasa bosan dan malas untuk bersekolah karena ia sering dipukuli oleh guru di sekolahnya. Sejak saat itu pasien mulai bertingkah aneh, sering mengamuk dan keluyuran sehingga pasien mulai dipasung oleh keluarga.e. DewasaPasien tidak pernah menikah dan juga tidak pernah memiliki anak.

5. Riwayat KeluargaTerdapat anggota keluarga yang diduga mengalami kelainan jiwa yaitu kakak pertama ayah pasien (Bibi). Bibi pasien memiliki keluhan yang sama dengan pasien yaitu sering mengamuk, berbicara sendiri, tertawa sendiri dan keluyuran. Bibi pasien juga tidak pernah dibawa berobat ke Puskesmas ataupun ke Rumah Sakit. Bibi pasien telah meninggal dunia di usianya yang masih muda.

9

Genogram Keluarga Pasien

Ny. H75 thTn. M80Ny. P55 thNy. R48 thNy. R45 thTn. Z43 thTn. S41 thNy. I38 th

Keterangan:= Laki Laki= Anggota keluarga laki-laki yang meninggal= Perempuan= Anggota keluarga perempuan yang meninggal= Pasien= Keluarga tinggal dalam satu rumah

6. Situasi Sosial Sekarang Pasien saat ini tidak pernah keluar rumah. Ia tinggal di diluar kamar (ruang tengah), ruang tengah rumah pasien cendrung terbuka. Pasien tidur diatas ranjang beralaskan tikar dengan satu buah bantal. Ranjang pasien dekat dengan tempat mencuci, dapur dan tempat menjemur pakaian. Pasien makan, minum, tidur, BAB, dan BAK di ranjang tersebut. Untuk mandi, pasien dimandikan 1x sehari oleh ibu pasien.

III. IDENTIFIKASI KELUARGA PASIENKeluarga pasien merupakan keluarga sederhana yang hidup sesuai masyarakat Sasak pada umumnya.

IV. KEADAAN SOSIAL EKONOMISaat ini pasien tinggal bersama dengan ibu, ketiga kakaknya dan seorang keponakan. Kebutuhan pasien tetap dipenuhi oleh keluarganya. Ayah pasien sudah meninggal, Ibu pasien bekerja sebagai pedagang di pasar. Keluarga tersebut termasuk sosial-ekonomi menengah ke bawah dan berpendidikan rendah.

V. DESKRIPSI MASYARAKAT YANG BERADA DALAM RADIUS 1 KM DARI DAERAH PASIEN TENTANG PASIEN GANGGUAN JIWA Di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien tidak terdapat warga yang memiliki riwayat gangguan jiwa. Menurut anggota keluarga dan tetangga pasien, orang-orang yang dianggap memiliki gangguan jiwa, yaitu : Berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Sering melamun atau marah-marah serta mengamuk tanpa sebab yang jelas. Sering keluyuran tanpa tujuan dengan pakaian yang lusuh atau tidak menggunakan pakaian. Suka mengganggu orang sekitar.

VI. SIKAP KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA GANGGUAN JIWAKeluarga mengetahui bahwa pasien menderita gangguan jiwa sejak usia 17 tahun. Ibu dan saudara-saudara pasien juga menyadari seharusnya pasien dibawa berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. Namun, keluarga pasien tidak memiliki biaya untuk membiayai pengobatan pasien. Mereka membiarkan saja pasien dalam keadaan seperti itu. Saat ini, pasien tidak sedang dalam pengobatan secara medis. Untuk kebutuhan pokok sehari-hari pasien seperti makan dan minum keluarga tetap memenuhinya. Keluarga tidak merasa malu memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.

VII. TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DAN USAHA PENGOBATANMenurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan jiwa perlu mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang diberikan secara medis dan non medis (misalnya dukun). Hingga saat ini, belum ada petugas Puskesmas yang datang mengunjungi pasien. Keluarga pun sudah pasrah terhadap kondisi pasien saat ini dikarenakan tidak adanya biaya dan pasien juga tidak memiliki kartu jaminan untuk mendapatkan pengobatan gratis.

VIII. KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI KELUARGA TERKAIT PENANGANAN ANGGOTA KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA GANGGUAN JIWAKendala yang dihadapi keluarga, antara lain : Tidak adanya biaya untuk pengobatan pasien karena pasien tidak memiliki kartu JKN dan belum terdaftar di dalam kartu keluarga. Pasien sudah tidak dapat berjalan dan hanya berdiam diri di rumah sehingga keluarga tidak sanggup bila harus membawanya berobat. Keluarga masih belum memahami bahwa sebenarnya pasien dapat dibina untuk melakukan kebutuhan sehari-hari namun membutuhkan proses yang lama.

IX. EDUKASI KEPADA KELUARGA Pasien memiliki gangguan jiwa yang memerlukan pengobatan secara rutin dan teratur, sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga Keluarga diharapkan bersedia menjadi pengawas pasien dalam minum obat dan mengantarkan pasien rutin kontrol ke RS atau Puskesmas

X. PEMERIKSAAN FISIK Berdasarkan pemeriksaan tanggal 01 Maret 2015.A. Status Mental :1) PenampilanPasien seorang laki-laki, tampak tenang, tidak menggunakan pakaian, ekspresi wajah tampak murung.2) Perilaku dan aktivitas psikomotorPasien sering menggerak jari-jari tangannya. 3) Sikap terhadap PemeriksaTidak kooperatif4) Pembicaraan Bicara tidak spontan, kualitas dan kuantitas cukup 5) Mood dan Afek Mood: sulit dievaluasi Afek: sulit dievaluasi Keserasian: sulit dievaluasi6) Gangguan Persepsi Halusinasi visual (+) dan halusinasi auditorik (+)7) Pikiran Arus pikir: produktif Isi pikir: waham (-). Bentuk: tidak realistis8) Kesadaran dan Kognisi a. Kesadaran: jernihb. Orientasi : Orang, tempat dan waktu tidak dapat dievaluasi. c. Daya Ingat :Tidak dapat dievaluasid. Konsentrasi dan Perhatian : Tidak dapat dievaluasie. Kemampuan Membaca dan Menulis :Tidak dapat dievaluasi.f. Kemampuan Visuospasial : Tidak dapat dievaluasig. Pikiran Abstrak : Tidak dapat dievaluasi9) Intelegensi dan Kemampuan Informasi : Tidak dapat dievaluasi10) Pengendalian ImpulsTidak dapat dievaluasi11) Tilikan Tilikan Derajat 1. pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.

XI. LAMPIRAN DOKUMENTASI PASIEN