Contoh Lap Home Visit
-
Upload
novia-mentari -
Category
Documents
-
view
206 -
download
4
description
Transcript of Contoh Lap Home Visit
BAB I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. Sumadi
Alamat lengkap : Palur RT 01/03 Karanganyar
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik
Ket
1 Sumadi Suami (KK)
L 52 th SMP Penjual makanan
Y TB Paru BTA(+)
LLK Putus Obat DD
relaps2 Narti Istri P 45 th SD Ibu rumah
tanggaT -
3 Anik Anak P 25 th SMP Karyawan T -
4 Bagas Anak L 20th SMP Karyawan T -
Sumber : Data Primer, 28 Desember 2006
Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn. S yang berbentuk nuclear family didapatkan Tn.S,
laki-laki 52 tahun, sebagai kepala keluarga yang juga sebagai penderita TB
paru BTA (+) Lesi Luas Kasus putus obat DD relaps.
1
1
BAB II
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita TB paru kasus putus obat, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 52
tahun, mengingat kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat beserta
permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB
terutama masalah penularannya dan mengenai kepatuhan meminum obat anti TB.
Oleh karena itu penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan
mencermatinya untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di
lapangan.
B. FOLLOW UP KASUS POST HOSPITALIZATION
1. DIAGNOSIS PERTAMA KALI DI RS (cantumkan tgl periksa dan
poli)
a. Diagnosis Kerja :
DD :
b. Penatalaksanaan/Pengobatan (dari RS) :
2. FOLLOW UP (tulis sesuai hasil SOAP, minimal 3 x follow up)
Tanggal 29 Desember 2006
S :sesak disertai batuk dan keluarnya dahak
O :KU sedang, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital :T : 110/90 mmHg R :32x/menit
N : 100 x/menit S :36, 7 0C
Status Generalis : Pulmo : suara tambahan RBK (+/+)
Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis : dalam batas normal
A : TB paru BTA (+) LLK Putus Obat DD Relaps
P : Terapi medikamentosa berupa Oral Anti TBC (OAT) paketan untuk lesi
luas kasus putus obat, dengan regimen pengobatan R/H/Z/E/S, non medika
mentosa, selain itu juga dilakukan patient centered management:
2
dukungan psikologis, penentraman hati, penjelasan, basic konseling pada
keluarga dan edukasi pasien.
Kesimpulan :
Dari follow up yang telah dilakukan dari tanggal 29 Desember 2006
hingga 4 Januari 2007, pasien merasakan keluhan sesak berkurang,
respiratory rate dalam batas normal, dan pasien minum OAT secara rutin
selama fase pengobatan, sehingga pasien mengalami perkembangan ke arah
perbaikan. Prognosis dari pasien Tn. S, baik prognosis ad fungsionam, ad
sanam dan ad vitam adalah baik.
C. FLOW SHEET (item kolom bisa disesuaikan dengan kasus)
Nama : Tn. SDiagnosis : TB Paru BTA (+) LLK Putus Obat DD Relaps
NO
TGL Tensi(mmHg)
BB(Kg)
TB(Cm)
Status Gizi
Px. BTA
FotoRontgenThoraks
Pulmo Plan Target
1 29/12/
2006
110/90 55 157 Gizi cukup
+Proses primer
kompleks TB
RBK (+/+)
OAT
1.Tidak terjadi putus obat2.Tidak terjadi relaps3.Px BTA(-)
2 30/12
2006
120/90 55 157 Gizi cukup
RBK (+/+),
wheezing
(+/+)3 31/
12/2006
110/70 55 157 Gizi cukup
RBK (+/+)
4 01/01
2007
110/80 55 157 Gizi cukup
RBK (+/+)
5 02/01/
2007
120/90 55 157 Gizi cukup
RBK (+/+)
6 03/01/
2007
110/90 55 157 Gizi cukup
RBK (+/+)
7 04/01/
2007
110/80 55 157 Gizi cukup
RBK (+/+)
3
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
(Merupakan hasil interpretasi data yang diperoleh dari check list)A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Deskripsikan mengenai fungsi biologic keluarganya, jumlah anak,
termasuk fungsi reproduksi keluarga tersebut.
2. Fungsi Psikologis
Deskripsikan dinamika keluarga, interaksi, komunikasi, support
dan jaminan akan perkembangan psikis setiap anggota keluarga
3. Fungsi Sosial
Jelaskan bagaimana kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh
keluarga termasuk kedudukan sosialnya di dalam masyarakat.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Jelaskan mengenai kaitan antara pekerjaan, pendapatan keluarga
dengan pemenuhan kebutuhan keluarga tersebut.
Kesimpulan :
Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga adalah Tn. S,
umur 52 tahun dengan TB paru BTA (+) Lesi Luas Kasus Putus Obat DD
Relaps,fungsi psikologis dan fungsi sosial ekonomi kurang baik karena
kurangnya perhatian tentang pentingnya kesehatan dari masing-masing
anggota keluarga, tinggal berdekatan dengan tetangga yang pernah memiliki
riwayat penyakit TB, dan kondisi ekonomi yang lemah.
B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE)
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R
SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota
keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis
keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 =
baik.
4
ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini penderita selalu mendapatkan
dukungan berupa nasehat dari keluarganya. Jika penderita menghadapi suatu
masalah selalu menceritakan kepada istrinya. Penyakitnya ini kadang
mengganggu aktivitasnya sehari-hari sebagai kepala keluarga.
PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain, meskipun waktu kebersamaan dirasa
singkat. Setiap ada permasalahan didiskusikan bersama dengan anggota keluarga
lainnya, komunikasi dengan istri dan anggota keluarga lainnya berjalan dengan baik.
GROWTH
Pasien merasa bersyukur masih dapat mengurusi kebutuhan rumah
tangganya.
AFFECTION
Pasien merasa hubungan kasih sayang dan interaksi dengan istri dan kedua
anaknya berjalan dengan lancar. Pasien juga sangat menyayangi keluarganya, begitu
pula sebaliknya.
RESOLVE
Pasien kadang merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diluangkan oleh
istri dan kedua anaknya untuk melakukan aktivitas sehari-hari, walaupun sulit membagi waktu
A.P.G.A.R Tn. S Terhadap Keluarga Hampir selalu
Kadang-kadang
Hampir tidak
pernahA Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 8
Tn. S adalah seorang kepala keluarga, sehingga ia hanya mempunyai
sedikit waktu untuk mengurus rumah dan memperhatikan anak-anaknya.
A.P.G.A.R Ny. N Terhadap Keluarga Hampir Kadang- Hampir
5
selalu kadang tidak pernah
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 7
Ny..N selain sebagai ibu rumah tangga ia juga bekerja sebagai
pedagang. Ia mulai berangkat bekerja pada pagi hari dan pulang sore hari,
meskipun sibuk ia berusaha meluangkan waktu untuk keluarganya.
A.P.G.A.R Nn. A Terhadap Keluarga Hampir selalu
Kadang-kadang
Hampir tidak
pernahA Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 7
Nn. A adalah anak sulung dari Tn. S, setelah lulus dari sekolah
menengah pertama ia langsung mencari pekerjaan untuk membantu ayahnya
membiayai kebutuhan keluarga.
A.P.G.A.R An. B Terhadap Keluarga Hampir selalu
Kadang-kadang
Hampir tidak
6
pernahA Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Total poin =6
An. B adalah anak bungsu dari Tn. S, setelah lulus dari sekolah
menengah pertama ia langsung mencari pekerjaan untuk membantu ayahnya
membiayai kebutuhan keluarga.
A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (8+7+7+6)/4=7
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien sedang
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R keluarga pasien adalah
28, sehingga rata-rata A.P.G.A.R dari keluarga pasien adalah 7. Hal ini
menunjukkan bahwa funsi fisiologisyang dimiliki keluarga pasien dalam
keadaan sedang.
7
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga Tn.S dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Keterangan :
Social (+) artinya keluarga Tn. S kurang berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
Economic (+) artinya keluarga Tn. S masih menghadapi
permasalahan dalam hal perekonomian keluarga. Hal ini dapat dilihat
dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang pas-pasan dan belum dapat
memnuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.
Education (+) artinya keluara Tn. S masih memiliki pengetahuan
yang kurang, khususnya mengenai TB Paru
SUMBER PATOLOGI KETSocial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan kurang aktif.
+
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
_
Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin menjalankan sholat lima waktu di masjid. Sebelum sakit penderita rutin mengaji di sore hari di masjid dekat rumah.
-
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong rendah, untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup
+
Education Pendidikan anggota keluarga kurang memadai.Pendidikan dan pengetahuan penderita kurang. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku dan koran terbatas.
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga menggunakan pelayanan puskesmas dan menggunakan kartu ASKIN untuk berobat.
-
8
Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn. S fungsi patologis yang positif adalah fungsi sosial,
ekonomi dan pendidikan
D. GENOGRAM
Alamat lengkap : Palur RT 01/03 Karanganyar
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Diagram 1. Genogram Keluarga Tn. S
Error: Reference source not found Sumber : Data Primer,28 Desember 2006
Kesimpulan :
Dari genogram di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit TB paru yang
diderita oleh Tn. S bukan merupakan penyakit yang ditularkan dari anggota
keluarga yang lain.
9
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga
Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga Tn. S
Sumber : Data Primer,28 Desember 2006
Keterangan : hubungan baik
Kesimpulan :
Hubungan antara Tn. S dengan istri dan kedua anaknya baik dan dekat.
Antara ayah dan kedua anaknya baik. Antara kedua anak baik. Dalam keluarga
ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota keluarga.
10
Tn. S, 52 tahun
Nn. A, 25 tahun
Ny. N, 45 tahun
An. B, 20 tahun
BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
Deskripsikan mengenai perilaku yang ada pada keluarga tersebut yang
kemungkinan sangat berpengaruh terhadap kondisi sakit pasien. Perilaku
tersebut merupakan hasil pengamatan langsung (observasi) selama kunjungan
ke rumah. Upayakan untuk melihat dari keseluruhan aspek psiko-sosio-
kultural-spiritualnya. Termasuk perilaku di dalam merespon sakit, mengakses
pelayanan kesehatan atau mengobati sendiri dll.
2. Faktor Non Perilaku
Deskripsikan kaitan antara kondisi sakit pasien dengan dukungan
ekonomi, lingkungan (support masyarakat/keadaan kesehatan masyarakat
sekitar tempat tinggal asien), termasuk accessability pelayanan kesehatan.
Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku
11
Keluarga Tn. S
Pengetahuan :Keluarga kurang
mengetahui penyakit penderita
Lingkungan:Ada tetangga yang pernah menderita
TB paru
Keturunan:Tidak ada faktor
keturunan
Pelayanan Kesehatan:Jika sakit Tn. S berobat
ke puskesmas
Tindakan:Keluarga tidak
mengantarkan Tn. S untuk periksa ke
dokter
Sikap:Kurang perhatian keluarga terhadap penyakit penderita
: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
2. Denah Rumah
TEMPAT TIDUR
MEJA MAKAN DAPUR TEMPATMANDI
SUMUR
R.KELUARGAR.KELUARGA
R. TAMUR. TAMU
6m
6m
Kesimpulan :
Lingkungan rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.
12
Luas rumah adalah 6m x 6m, menghadap ke arah selatan. Jendela ada, tapi tertutup oleh anyaman bambu.
U
BAB V
DAFTAR MASALAH
A. Masalah medis :
1. TB Paru BTA (+) Lesi Luas Kasus Putus Obat DD Relaps
2. Sesak nafas
B. Masalah non medis :
1. Keluarga Tn. S kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing
anggota keluarga.
2. Tingkat pengetahuan keluarga Tn. S tentang kesehatan kurang.
3. Tn. S pernah tinggal berdekatan dengan tetangga yang mempunyai riwayat
TB paru.
4. Kondisi lingkungan dan rumah Tn. S kurang sehat.
5. Kondisi ekonomi keluarga lemah.
6. Fungsi fisiologis keluarga Tn. S sedang.
C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
13
Tn. S, 52 tahunTB paru BTA (+) Lesi Luas Kasus Putus Obat DD
Relaps
1. Keluarga Tn. S kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing anggota
2. Tinggal berdekatan dengan tetangga yang memiliki riwayat TB paru
3. Tingkat pengetahuan keluarga Tn. S tentang kesehatan kurang
4. Kondisi ekonomi keluarga lemah
5. Kondisi lingkungan dan rumah yang tidak sehat
D. MATRIKULASI MASALAH (baca buku Pengantar Administrasi
Kesehatan, hal 204-209)
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)
No.
Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Keluarga Tn.S kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing anggota
4 5 5 3 4 4 4 19.200
2. Tinggal berdekatan dengan tetangga yang memiliki riwayat TB paru
4 4 4 3 4 4 5 15.360
3. Tingkat pengetahuan keluarga Tn. S tentang kesehatan kurang
4 5 4 3 4 3 4 11.520
4. Kondisi ekonomi keluarga lemah
5 4 4 4 3 3 3 8.640
5. Kondisi lingkungan dan rumah yang tidak sehat
4 4 5 3 3 2 2 2.880
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
14
4 : penting
5 : sangat penting
E. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga
Tn. S adalah sebagai berikut :
1. Keluarga Tn. S kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing
anggota.
2. Tinggal berdekatan dengan tetangga yang memiliki riwayat TB paru.
3. Tingkat pengetahuan keluarga Tn. S tentang kesehatan kurang.
4. Kondisi ekonomi keluarga lemah.
5. Kondisi lingkungan dan rumah yang tidak sehat.
Kesimpulan :
Prioritas masalah yang diambil adalah keluarga Tn. S yang kurang
memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing anggota yang mempengaruhi
kesembuhan penyakit TB paru Tn. S
15
BAB VI
PEMBAHASAN HUBUNGAN KURANGNYA PERHATIAN ANTAR
ANGGOTA KELUARGA DENGAN TB PARU BTA (+) LESI LUAS
KASUS (LLK) PUTUS OBAT DD RELAPS
A. PERHATIAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA TERHADAP
KESEHATAN
PATIENT CENTERED MANAGEMENT (Deskrisikan pengelolaan
yang terpusat ke pasien), misal :
1. Suport Psikologis
2. Penentraman Hati
3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan Pasien serta PMO
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
5. Pengobatan
6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
PREVENSI BEBAS TBC UNTUK KELUARGA LAINNYA (AYAH,
IBU, DAN KELUARGA LAINNYA)
Hubungan Kondisi Perumahan dengan Penularan TB Paru (Jelaskan
mengenai hubungan tersebut dengan didasari literature/hasil
penelitian sebelumnya)
Kepadatan hunian
Pencahayaan
Perhawaan (ventilasi)
Jenis lantai
Jenis dinding
Jenis bahan bakar
B. TB PARU BTA (+) LESI LUAS KASUS PUTUS OBAT DD RELAPS
Tuberkulosis Paru (TB Paru)
1. Definisi
2. Tipe Penderita
16
C. HUBUNGAN KURANGNYA PERHATIAN ANTAR ANGGOTA
KELUARGA DENGAN TB PARU BTA (+) LESI LUAS KASUS (LLK)
PUTUS OBAT DD RELAPS
Directly-Observed Treatment Short-Course Chemotherapy (DOTS)
Uraikan mengenai pentingnya DOTS dan peran PMO.
17
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Aditama TY, (2001). “DOT dan DOTS Plus “ dalam : Temu Ilmiah Respirologi 2001, hal : 10–20.
DepKes RI, (2000). Pedoman Nasional dan Penatalaksanaan Tuberkulosa Paru, DepKes RI, Jakarta.
DepKes RI, (2002). Pedoman Nasional dan Penatalaksanaan Tuberkulosa Paru, DepKes RI, Jakarta.
Harrisons, (1991). Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta.
PDPI, (1998). Pedoman dan Penatalaksanaan Tuberkulosa Paru, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta, hal : 103–6.
Soewasti, (2000). " Hubungan Kondisi Perumahan dengan Penularan Penyakit TB Paru ", Media Litbang Kesehatan, Vol.X No.2,hal : 27-31
Suhardjo, (1993). "Pengaruh Sikap dan Perilaku Penderita dalam Penularan TB Paru di Lingkungan Keluarga", Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XXI, No : 3. Jakarta
Suradi, (2001). “Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Paru” dalam : Temu Ilimiah Respirologi 2001, hal : 10–15.
vgbthy
19
LAMPIRAN
20