laporan ekskursi
-
Upload
myemailnow10 -
Category
Documents
-
view
30 -
download
8
Transcript of laporan ekskursi
PERALATAN DAN PROSES PENGEBORAN MINYAK DAN GAS
LAPORAN EKSKURSI
PERALATAN PENGEBORAN MINYAK DAN GAS
Disusun oleh:
Fachrina Dewi Puspitasari (1006659855)
Fandi Ario Setiawan (1006705893)
Gifani Kinanti Nadia Putri (100)
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan masyarakat dunia akan energi cenderung meningkat setiap tahunnya.
Semua orang tidak bisa hidup tanpa energi. Energi ini dibutuhkan untuk
menunjang kebutuhan hidup dan aktivitas sehari-hari. Dari sekian banyak sumber
energi yang ada di dunia, energi fosil masih menempati peringkat pertama dalam
permintaan masyarakat dunia akan energi. Hal ini dikarenakan energi fosil
merupakan energi yang umum tersedia dan sudah diketahui dengan benar proses
konversi, tingkat energi, bahkan hingga proses eksploitasinya. Energi fosil
merupakan energi yang paling murah, sebab mudah didapat dan kandungan
energinya besar. Energi fosil dalam bentuk padat (batu bara), gas (gas alam), dan
cair (minyak bumi) dapat digunakan dengan mudah oleh masyarakat. Terlebih
lagi, sumber-sumber pokok ini dapat dikoversi menjadi berbagai jenis bahan
bakar untuk kebutuhan tertentu.
Untuk dapat mengekploitasi energi fosil, khususnya minyak bumi, dari
dalam bumi hingga saat ini belum ditemukan cara lain yang lebih efektif selain
melubangi perut bumi. Proses ini secara umum dinamakan kegiatan pengeboran.
Minyak yang terperangkap pada sela-sela batuan permeable diekstraksi melalui
kegiatan pengeboran. Sebelum dilakukan kegiatan eksploitasi tentunya perlu
dilakukan kegiatan eksplorasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memproyeksi lokasi
dan cadangan minyak bumi yang dapat diekstraksi. Manfaatnya, kegiatan
pengeboran yang akan dilakukan nantinya tidak sia-sia.
Dalam kegiatan pengeboran minyak, terdapat beberapa sistem dan alat-alat
khusus yang terdapat di dalamnya. Selain itu, para pekerja yang berada di
dalamnya juga harus memiliki keahlian dan pengetahuan tertentu. Beberapa
peralatan pengeboran, pada umunya berbeda dengan peralatan mekanis pada
umumnya. Selain itu pula, peralatan dan struktur yang mendukung kegiatan
pengeboran ini digunakan hanya pada saat dilakukan kegiatan pengeboran.
Dengan alasan tersebut, kegiatan ekskursi ini dilakukan.
1.2. TUJUAN
Tujuan utama dari kegiatan ekskursi ini adalah mengenal dan memahami
mengenai proses pengeboran minyak dan gas beserta peralatan yang digunakan.
Hal ini dilakukan dengan mengamati kegiatan aktual yang terjadi ketika proses
pengeboran dilakukan. Pemahaman ini dilakukan untuk mendukung teori yang
telah didapatkan dalam kegiatan perkuliahan.
1.3. MANFAAT
Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ekskursi yang telah dilakukan adalah;
memahami bentuk aktual dari peralatan yang digunakan pada kegiatan
pengeboran minyak dan gas,
mengetahui proses yang ada pada kegiatan eksploitasi,
mengenal sistem-sistem yang mendukung proses pengeboran minyak dan
gas,
memahami pentingnya keselamatan kerja pada proses pengeboran minyak
dan gas,
mengetahui cost kegiatan eksplorasi,
merasakan kehidupan sehari-hari para pekerja dalam kegiatan eksplorasi
minyak dan gas,
1.4. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ekskursi ini dilakukan pada :
Tempat : Rig OW760/20, Sumur KDG-01, Sukra, Indramayu, Jawa Barat.
Waktu : Senin – Selasa, 23 – 24 Desember 2013.
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. SEJARAH PERUSAHAAN
Dengan berubahnya status PERTAMINA sebagai suatu perseroan BUMN, maka
kini selain mengemban peran PSO (Public Service Obligation), PERTAMINA
dituntut untuk meraih laba dan menciptakan nilai bagi negara dan para pemangku
kepentingan. Oleh karena itu PERTAMINA kini harus mampu mengelola
keseluruhan spektrum usahanya dengan efektif dan efisien. Salah satu kebijakan
yang ditempuh adalah dengan melakukan pemilahan segmen usaha dan
pengelolaannya agar dapat fokus dan tanggap terhadap persaingan usaha.
Pada awalnya Drilling Services merupakan fungsi bor di dalam organisasi
PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya menjadikan Drilling
Services sebagai anak perusahaan sudah lama dilakukan, tetapi belum berhasil
karena munculnya beberapa kendala pada saat pelaksanaannya.
Menyikapi kondisi tersebut, pada tahun 1993 ada upaya untuk mengubah
fungsi bor menjadi bor mandiri. Upaya ini gagal karena ditolak oleh DKPP. Pada
tahun 1996 pernah dicoba untuk dialih kelola oleh YKPP (SK.160/C00000/96-S0,
tanggal 16 September 1996), tetapi upaya inipun gagal karena tidak tercapainya
kesepakatan pembebanan.
Lalu pada tahun 1999 mulai lagi dirintis pengelolaan fungsi bor menjadi Unit
Usaha Bor EP (Ref. SK Direktur Utama No. Kpts-104/C0000/1999-S0 tanggal 29
Mei 1999). Ternyata langkah ini membawa hasil yang positif.
Selanjutnya pada tahun 2001, dibentuk organisasi sementara dengan nama
PERTAMINA Drilling Services Indonesia (PT. PDSI) (SK-Kpts.
91/D00000/2001-S0, tanggal 18 Juli 2001). Lalu pada tahun 2002 berganti nama
lagi menjadi Drilling Services Dit. Hulu (Ref. SK Dirut No.
Kpts-113/C00000/2001-S0, tanggal 23 Oktober 2001 dan SK Direktur Hulu No.
Kpts-011/D00000/2002-S0, tanggal 26 Februari 2002).
Dalam perkembangannya, Drilling Services menjadi unit usaha Direktorat
Hulu sampai dengan bulan September 2005 dan kemudian beralih menjadi bagian
dari Direktorat Pengembangan Usaha PT. PERTAMINA EP. Akhirnya pada
tanggal 17 Juli 2006, berdasarkan SK Dirut No. Kpts-081/C00000/2006-S0,
struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu dikembalikan menjadi unit usaha di
bawah Direktorat Hulu sebagai persiapan membentuk anak perusahaan di tahun
2007.
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PT. PDSI) didirikan berdasarkan
Akta Notaris Marianne Vincentia Hamdani No. 13, tanggal 13 Juni 2008.
Pemegang Saham adalah PT Pertamina (Persero) sebesar 99,87% dan PT
Pertamina Hulu Energi (PT PHE) sebesar 0,13%.
2.2. LOKASI KEGIATAN EKSPLORASI DAN EKSPLOTASI
PT PDSI memiliki ruang bisnis yang cukup luas, yaitu mencakup onshore rig,
offshore rig, service, dan performance. Lapangan eksplorasi dan eksploitasi PT
PDSI tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat (Indramayu), Sumatera Selatan
(Prabumulih), Sumatera Tengah (Jambi), dan Aceh (Kuala Simpang).
2.3. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
VISI :
Untuk menjadi pemimpin regional dalam pengeboran dan baik layanan dengan
standar kelas dunia.
MISI :
Untuk memberikan kualitas tinggi solusi terpadu di drilling, layanan workovers,
dan baik yang memaksimalkan nilai kepada pelanggan, pemegang saham,
karyawan, dan lainnya pemangku kepentingan.
BAB 3
KEGIATAN EKSKURSI
3.1. SISTEM PENDUKUNG KEGIATAN PENGEBORAN
Kegiatan pengeboran pada umumnya dilakukan disuatu wilayah yang terdapat
lapangan minyak bumi. Wilayah ini disebut lapangan pengeboran minyak.
Lapangan pengeboran minyak dapat terletak di darat maupun di lepas pantai.
Lapangan pengeboran yang berada di darat disebut onshore rig sementara
lapangan pengeboran yang terletak di laut disebut offshore rig. Pada kegiatan
ekskursi lapangan pengeboran minyak yang dipelajari adalah lapangan onshore.
Antara lapangan onshore dan offshore terdapat beberapa perbedaan, terutama
terletak pada struktur bangunan yang menunjang pengeboran. Pada lapangan
onshore di lokasi kegiatan ekskursi, terdapat beberapa sistem penunjang kegiatan
pengeboran, seperti lapangan pengeboran pada umumnya. Sistem-sistem ini
diantaranya adalah sistem pengangkat, sistem pemutar, sistem sirkulasi, sistem
daya, sistem kendali sumur.
3.1.1. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
Sistem pengangkat berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan drill string dan
peralatan lainnya keluar dan masuk lubang sumur. Pada sistem pengangkat
terdapat beberapa komponen pendukung seperti yang disebutkan di bawah ini.
a. Mast dan Substructure
Mast adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu struktur seperti
menara lattice yang digunakan pada kegiatan pengeboran. Istilah mast
digunakan pada menara pengeboran yang terletak di onshore rig, karena di
lokasi ini struktur ini sering dibongkar dan dipasang kembali ketika berpindah
lapangan pengeboran. Mast dibangun secara horizontal di tanah, kemudian
setelah selesai mast didirikan secara vertikal. Biasanya struktur lattice dari
mast menggunakan besi rectangular. Struktur menara pengeboran ini dibentuk
dengan pola lattice agar lebih kuat menahan beban yang bekerja padanya, hal
ini dikarenakan setiap beban yang bekerja pada sruktur akan diteruskan secara
aksial ke setiap batang penyusun mast. Lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk membongkar suatu mast setiap akan pindah lapangan pengeboran
adalah 2 hari. Mast berfungsi sebagai tumpuan vertikal untuk menaikturunkan
drillstring
Sementara itu, substructure adalah struktur yang beraa di bawah mast
yang berfungsi untuk menyediakan lahan kerja pada mast floor. Selain itu,
substructure juga berfungsi untuk menahan seluruh beban mast beserta beban
yang bekerja pada mast itu sendiri. Pada umumya, substructure tidak
dibongkarpasang seperti yang dilakukan pada mast.
b. Block dan Tackle
Fungsi utama dari block dan tackle adalah untuk memberikan mechanical
advantage pada kegiatan pengeboran. Block dan tackle ini terdiri dari
beberapa komponen, yaitu crown block, travelling block, dan drilling line.
Crown block terletak di ujung atas suatu mast. Crown block memiliki
kedudukan tertinggi dibanding peralatan-peralatan pengeboran lainnya. Crown
block berfungsi untuk menahan beban travelling block, drillstring, dan seluruh
peralatan yang tersambung kepadanya. Crown block sifatnya tetap, tidak
pernah berpindah posisi. Sementara itu, travelling block merupakan block
yang selalu berpindah posisi, mengikuti kemana arah penarikan dan
penurunan drillstring. Pada umunya, travelling block berbentuk belah ketupat,
sementara crown block berbentuk bulat. Pada ujung bawah travelling block
terdapat suatu pengait yang disebut hook. Hook berfungsi sebagai penghubung
antara sistem pengangkat dan sistem pemutar. Hook juga menjadi tempat
bertumpunya seluruh beban drillstring. Kemudian, drawl line adalah suatu
tambang baja yang dipilin dan dianyam yang berfungsi sebagai transmisi daya
dari drawworks menuju crown block, menuju travelling block, hingga sampai
kepada hook.
c. Drawworks
3.1.2. Sistem Pemutar (Rotary System)
3.1.3. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
3.1.4. Sistem Daya (Power System)
3.1.5. Sistem Kendali Sumur (Well Control System)
3.2. PROSES PENGEBORAN
BAB 4
PERMASALAHAN YANG UMUM TERJADI PADA PROSES
PENGEBORAN
4.1 Rig OW760/20
4.1.1 Kick
4.1.2 Kerusakan pada Bit
4.1.3 Perbaikan Zona Perforasi
4.1.4 Pengambilan Objek yang Tertinggal di Dalam Sumur
4.2 Rig
4.2.2 Erosi
BAB 5
PENYELESAIAN PERMASALAHAN YANG UMUM TERJADI
PADA PROSES PENGEBORAN.
5.1. Kick
5.2 Kerusakan pada Bit
5.3 Perbaikan Zona Perforasi
5.4 Pengambilan Objek yang Tertinggal di Dalam Sumur
5.5 Erosi
BAB 6
HASIL PENGAMATAN SERTA KESIMPULAN DAN SARAN.