Geologi Regional Kulon Progo (Ekskursi)

download Geologi Regional Kulon Progo (Ekskursi)

of 31

description

Geologi Regional Kulon Progo (Ekskursi)

Transcript of Geologi Regional Kulon Progo (Ekskursi)

  • LAPORAN EKSKURSI

    GEOLOGI KULON PROGO

    Oleh:

    Shisil FitrianaH1F012013

    KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

    PURWOKERTO

    2015

  • BAB I

    GEOLOGI REGIONAL KULONPROGO

    Dataran Yogyakarta terbentuk oleh adanya proses pengangkatan duapegunungan, yaitu pegunungan Selatan dan pegunungan Kulon Progo yangberlangsung pada Kala Plistosen awal (0,01 0,7 jtl). Setelah pegunungan Selatanterangkat, terbentuk dataran yang sedikit melengkung sehinggan aliran airpermukaan di sepanjang kaki pegunungan tertutup dan membentuk genangan air(danau) di sepanjang kaki pegunungan hingga Gantiwarno dan Baturetno.Diketahui bahwa Gunung Merapi tealh muncul pada 42.000 tahun yang lalu. Halini di kemukakan berdasarkan data umur penarikan 14C pada endapan sinder yangtersingkap di Cepogo , namun berdasarkan data K/Ar lava andesit di Gunung Bibi,Berthomier (1990) mnentukan aktivitas Gunung Merapi telah berlangsung sejak0,67 tahun yang lalu. Cekungan Yogyakarta terbentuk pada Kala Plistosen Awaloleh pengangkatan Pegunungan Selatan. Tinggian yang berada di sebelah selatandan munculnya kubah Gunung Merapi disebelah utara, menghasilkan sebuahbentukan lembah yang datar. Pada bagian selatan lembah tersebut berbatasabdengan Pegunungan Selatan dan berbatasan dengan Pegunungan Kulon Progo disebelah baratnya. Kini, ditemukan endapan lempung hitam pada tempat-tempatyang diduga pernah terbentuk lembah datar tersebut. Lempung hitam ini menjadibatas kontak antara batuan dasar dan endapan gunung api Merapi. Atas dasarpenarikan 14C yang telah dilakukan pada endapan lempung hitam di Sungai Progodaerah Kasihan, umur lembah adalah 16.590 hingga 470 tahun, dan di SungaiOpak (Watuadeg) berumur 6.210 tahun. Dari data tersebut diinterpretasikan sebagaiawal pengaruh pengendapan material Merapi di wilayah ini, karena Endapanlempung hitam di Sungai Opak berselingan dengan endapan Gunung Merapi. DiSungai Winongo (Kalibayem) tersingkap juga endapan lempung hitam yangberselingan dengan lahar berumur 310 tahun. Dari dat diatas dapat disimpulkan,aktivitas Gunung Merapi telah mempengaruhi kondisi geologi daerah ini pada6210 hingga 310 tl.

  • 1. Fisiografi dan Geomorfologi KulonprogoFisiografi dan geomorfologi regional dataran Yogyakarta termasuk dalam

    Pegunungan Kulon. Pegunungan Kulon di bagian utara dan timur dibatasi olehlembah Progo, dan di bagian selatan dan barat dibatasi oleh dataran pantai JawaTengah. Dan pada bagian barat-laut pegunungan ini memiliki hubungan denganPegunungan Serayu. Menurut Van Bemmelen ( 1949, hal. 596), Pegunungan Kulonditafsirkan sebagai dome (kubah) besar dengan bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai Oblong Dome. Dome ini mempunyai arah utara

    timur laut selatan barat daya, dan diameter pendek 15-20 Km, dengan arah baratlaut-timur tenggara. Inti dome terdiri dari 3 gunung api Andesit tua yang padasekarang ini telah tererosi cukup dalam, dan mengakibatkan beberapa bagian bekasdapur magmanya telah tersingkap. Bagian tengah dari dome ini adalah GunungGajah yang merupakan gunung api tertua yang menghasilkan kandungan Andesithiperstein augit basaltic. Gunung api Ijo adalah gunung api yang terbentuksetelahnya yang berada dibagian selatan. Dari hasil aktivitasnya Gunung Ijomenghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit hornblende,kemudian pada tahap akhir adalah intrusi Dasit di bagian intinya. Setelah aktivitasgunung Gajah berhenti dan mengalami denudasi, gunung Menoreh terbentukdibagian utara. Gunung Menoreh merupakan gunung terakhir yang terbentuk dikomplek pegunungan Kulon Progo. Hasil dari aktivitas gunung Menoreh awalnyamenghasilkan Andesit augit hornblen, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhiryaitu Andesit. Dome Kulon Progo memiliki bagian puncak yang datar yang dikenaldengan Jonggrangan Platoe. Bagian puncak dome tertutup oleh batugamping

    koral dan napal dengan kenampakan topografi kars. Topografi kars ini dapatdijumpai di sekitar desa Jonggrangan, yang kemudian penamaan litologi padadaerah ini dikenal dengan Formasi Jonggrangan. Sisi utara dari pegunungan KulonProgo telah teropotong oleh gawir-gawir sehingga pada bagian ini banyak yangtelah hancur dan tertimbun di bawah alluvial Magelang (Pannekoek (1939), vide(Van Bammelen, 1949, hal 601)).

  • Gambar 1. Letak Kulonprogo

  • 2. Stratigrafi Regional Pegunungan Kulon Progo

    Berdasarkan stratigrafi regional rangkaian Pegunungan Kulon Progo, dimulaidari yang paling tua sampai yang paling muda. Menurut Van Bemmelen adalahsebagai berikut :

  • Formasi NanggulanFormasi Nanggulan menempati daerah dengan morfologi perbukitan

    bergelombang rendah hingga menengah dengan tersebar merata di daerahNanggulan (bagian timur Pegunungan Kulon Progo). Secara setempat formasi inijuga dijumpai di daerah Sermo, Gandul, dan Kokap yang berupa lensa-lensa ataublok xenolit dalam batuan beku andesit.

    Formasi Nanggulan mempunyai tipe lokasi di daerah Kalisongo, Nanggulan.Van Bemmelen menjelaskan bahwa formasi ini merupakan batuan tertuadi Pegunungan Kulon Progo dengan lingkungan pengendapannya adalah litoralpada fase genang laut. Litologi penyusunnya terdiri-dari batupasir dengan sisipanlignit, napal pasiran, batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal danbatugamping, batupasir, tuf kaya akan foraminifera dan moluska, diperkirakanketebalannya 350 m. Wilayah tipe formasi ini tersusun oleh endapan laut dangkal,batupasir, serpih, dan perselingan napal dan lignit. Berdasarkan atas studiForaminifera planktonik, maka Formasi Nanggulan ini mempunyai kisaran umur

    antara Eosen Tengah sampai Oligosen.

    Formasi ini tersingkap di bagian timur Kulon Progo, di daerah Sungai Progodan Sungai Puru. Formasi ini terbagi menjadi 3, yaitu :a. Axinea BedsAxinea beds, yaitu formasi yang terletak paling bawah dengan ketebalan 40 meter,merupakan tipe endapan laut dangkal yang terdiri-dari batupasir, serpih denganperselingan napal dan lignit yang semuanya berfasies litoral. Axinea beds inibanyak mengandung fosil Pelecypoda.b. Yogyakarta BedsYogyakarta beds, yaitu formasi yang terendapkan secara selaras di atas Axineabeds dengan ketebalan 60 meter. Formasi ini terdiri-dari napal pasiran berselang-seling dengan batupasir dan batulempung yang mengandung Nummulitesdjogjakartae.c. Discocyclina BedsDiscocyclina Beds, yaitu formasi yang diendapkan secara selaras diatas Yogyakarta beds dengan ketebalan 200 meter. Formasi ini terdiri-dari napaldan batugamping berselingan dengan batupasir dan serpih. Semakin ke atas bagian

  • ini berkembang kandungan Foraminifera planktonik yang melimpah (Suryanto danRoskamil, 1975)

    Formasi Andesit TuaFormasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Nanggulan.

    Litologinya berupa breksi volkanik dengan fragmen andesit, lapilli tuf, tuf, lapilibreksi, sisipan aliran lava andesit, aglomerat, serta batupasir volkanik yangtersingkap di daerah Kulon Progo.

    Formasi ini tersingkap baik di bagian tengah, utara, dan barat daya daerahKulon Progo yang membentuk morfologi pegunungan bergelombang sedanghingga terjal. Ketebalan formasi ini kira-kira mencapai 600 m. Berdasarkan fosilForaminifera planktonik yang dijumpai dalam napal dapat ditentukan umur FormasiAndesit Tua yaitu Oligosen Atas.

    Formasi JonggranganDi atas Formasi Andesit Tua diendapkan Formasi Jonggrangan secara tidak

    selaras. Formasi ini secara umum, bagian bawah terdiri-dari konglomerat, napaltufan, dan batupasir gampingan dengan kandungan moluska serta batulempungdengan sisipan lignit. Di bagian atas, komposisi formasi ini berupa batugampingberlapis dan batugamping koral. Morfologi yang terbentuk dari batuan penyusunformasi ini berupa pegunungan dan perbukitan kerucut dan tersebar di bagian utaraPegunungan Kulon Progo. Ketebalan batuan penyusun formasi ini 250 -400 meterdan berumur Miosen Bawah Miosen Tengah.

    Formasi ini dianggap berumur Miosen Bawah dan di bagian bawah berjemari-jemari dengan bagian bawah Formasi Sentolo (Pringgo Praworo, 1968:7).

    Formasi SentoloDi atas Formasi Andesit Tua, selain Formasi Jonggrangan, diendapkan juga

    secara tidak selaras Formasi Sentolo. Hubungan Formasi Sentolo dengan FormasiJonggrangan adalah menjari. Foramasi Sentolo terdiri-dari batugamping danbatupasir napalan. Bagian bawah terdiri-dari konglomerat yang ditumpuki olehnapal tufan dengan sisipan tuf kaca. Batuan ini ke arah atas berangsur-angsur

  • berubah menjadi batugamping berlapis bagus yang kaya akan Foraminifera.Ketebalan formasi ini sekitar 950 m.

    Endapan Aluvial dan Gugus PasirEndapan Aluvial ini terdiri-dari kerakal, pasir, lanau, dan lempung sepanjang

    sungai yang besar dan dataran pantai. Aluvial sungai berdampingan dengan aluvialrombakan batuan vuokanik. Gugus Pasir sepanjang pantai telah dipelajari sebagaisumber besi.

    3. Struktur Geologi Regional Kulon ProgoSeperti yang sudah dibahas pada geomorfologi regional, Pegunungan Kulon

    Progo oleh Van Bemmelen (1949, hlm. 596) dilukiskan sebagai kubah besarmemanjang ke arah barat daya timur laut sepanjang 32 km, dan melebar ke arahtenggara barat laut selebar 15 20 km. Pada kaki-kaki pegunungan di sekelilingkubah tersebut banyak dijumpai sesar-sesar yang membentuk pola radial.

    Gambar 2. Skema blok diagram dome Pegunungan Kulon Progo yangdigambarkan Van Bemmelen (1945, hlm. 596).

    Pada kaki selatan Gunung Menoreh dijumpai adanya sinklinal dan sebuahsesar dengan arah barat timur yang memisahkan Gunung Menoreh denganGunung Ijo serta pada sekitar zona sesar.

  • BAB IIIPEMBAHASAN

    1. Lokasi Pengamatan 1

    Lokasi pengamatan 1 di lakukan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2015 pukul14.30 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 1 terletak di WadukSermo yang terletak 100 meter dari jalan raya dengan koordinat 7,8248730S &110,1216070E. Pada pengamatan 1 deskripsi lokasi berupa Morfologi perbukitansisa volkanik

    Pada lokasi ini di jelaskan bahwa dari Waduk Sermo terlihat adanyamorfologi Peebukitan Menoreh/ Perbukitan Kulonprogo yang dapat dilihat dari sisiSelatan ke Utara yang terdiri dari Gunung Ijo, Gunung Gajah dan Gunung Menoreh.Dari morfologi yang di lihat dari Waduk Sermo terlihat dome yang sekarang telahtererosi cukup dalam, sehingga di beberapa bagian bekas dapur magmanya telahtersingkap. Inti dari dome ini terdiri-dari 3 gunung api andesit tua yaitu GunungGajah yang terletak di bagian tengah dome tersebut, merupakan gunungapi tertuakemudian Gunungapi yang terbentuk yaitu Gunungapi Ijo yang terletak di bagianselatan. Setelah kegiatan Gunung Gajah berhenti dan mengalami denudasi, dibagian utara mulai terbentuk Gunung Menoreh, yang merupakan gunung terakhirpada komplek Pegunungan Kulon Progo.

    Dasar dari waduk sermo itu adalah Formasi Nanggulan (banyak batupasirkuarsa, dan juga batulempung yang Moluska-nya melimpah). Dinding waduknyasebagian besar adalah Formasi Andesit Tua, batuan vulkanik yang berumuroligosen.

  • Gambar 3. Morfologi perbukitan sisa vulkanik dilihat dari Waduk Sermo

    G. Ijo G. Gajah G. Menoreh

    NS

  • 2. Lokasi Pengamatan 2

    Lokasi pengamatan 2 di lakukan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2015 pukul14.45 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 2 terletak tidak jauhdari lokasi pengamatan 1 yang berada di Waduk Sermo yang terletak 5 meter darijalan raya dengan koordinat 7,8253630S & 110,1229320E. Deskripsi lokasi padapengamatan 2 berupa batuan dasar dari tubuh Waduk Sermo. Batuan inimempunyai warna lapuk dan warna segar abu abu gelap dengan jenis sedimenklastik yang mempunyai bentuk meruncing, besar butir pasir kasar sampai bongkah.Kemas terbuka dan sortasi baik. Dengan komposisi mineral frgamen berupaandesit, matrik batupasir kuarsa dan semen silika. Batuan ini merupakan breksimonomik karena komposisi fragmen terdiri dari satu jenis saja. Deskripsi Litologi :

    - Warna lapuk : Abu abu gelap- Warna segar : Abu abu gelap- Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Meruncing- Besar butir : Pasir kasar samapi bongkah- Kemas : Terbuka- Sortasi : Buruk- Sifat : Karbonatan- Kandungan mineral:- Fargmen : Andesit

    Andesit mempunyai warna abu abu terang dengan jenis volkanik danbesar butir afanitik.Matrik: Batupasirkasar

    Semen :silika

    - Nama : Breksi

  • Gambar 4. Breksi : Batuan dasar dari tubuh Waduk Sermo

  • 3. Lokasi Pengamatan 3

    Lokasi pengamatan 3 di lakukan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2015 pukul15.30 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 3 sekitar 50 meterdari lokasi pengamatan 2 yang berada di Waduk Sermo yang terletak sebelah utarajalan raya dengan koordinat 7,818490S & 110,1207660E. Deskripsi lokasi padapengamatan 3 berupa Singkapan batuan sedimen yang membentang dari Barat ketimur dengan dimensi lebar 20 meter dan tigginya kurang lebih 6 meter. Singkapanini mempunyai warna lapuk abu abu gelap. Singkapan keadannya sangat lapuksehingga fargmen dan matriknya terlihat kompak atau menyatu.

    Deskripsi Litologi :- Warna lapuk : Abu abu gelap- Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Meruncing- Besar butir : Pasir kasar samapi bongkah- Kemas : Terbuka- Sortasi : Buruk

    - Kandungan mineral:- Fargmen : Andesit

    Matrik: Batupasirkasar

    Semen :silika

    - Nama : Breksi

  • Gambar 5. Singkapan Breksi

  • 4. Lokasi Pengamatan 4

    Lokasi pengamatan 4 di lakukan pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2015 pukul08.00 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 4 terletak di DesaDegan 2 yang terletak di pinggir jalan raya dengan koordinat 7,7313370S &110,204270E. Pada pengamatan 4 deskripsi lokasi berupa Morfologi perbukitan.

    Lokasi berada pada sebelah timur dome kulonprogo. Kemudian pada sisiTenggara- Barat Laut terdapat Gunung Prau, Gunung Mujil dan sebelah utaraGunung So. Bagian Barat dari deretan perbukitan tersebut lebih resisten yang terdiridari formasi andesit tua. Gunung Mujil merupakan bukit terisolir yang di dugasebagai pelengseran karena struktur maupun intrusi. Keberadaan kulonprogo tidakterlepas dari adanya proses volkanisme.

    Gambar 6. Morfologi Perbukitan KulonProgo

  • 5. Lokasi Pengamatan 5Lokasi pengamatan 5 di lakukan pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2015

    pukul 09.03 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 5 berada diDesa Watuparo pada pinggir jalan raya dengan koordinat 7,7327350S &110,1985050E. Deskripsi lokasi pada pengamatan 5 berupa Singkapan batuansedimen yang membentang dari Barat ke timur dengan dimensi lebar kurang lebih2 meter dan tigginya kurang lebih 0,7 meter. Singkapan ini mempunyai warnalapuk coklat gelap dan warna segarnya coklat terang. Tidak jauh dari lokasipengamatan 5 di jumpai sisipan konglomerat kuarsa yang biasanya terbentuk disungai bermeandering di daerah chanel yaitu pada neritik sampai transisi. Deskripsi Litologi :

    - Warna lapuk : Coklat gelap- Warna terang : Coklat terang- Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Membulat (rounded)- Besar butir : Pasir sedang sampai kerikil- Kemas : Terbuka- Sortasi : Baik

    - Sifat : Tidak Karbonatan- Struktur : Berlapis

    - Kandungan mineral: Kuarsa- Nama : Batupasir kuarsa atau batupasir kerikilan kuarsa

  • Gambar 7. Singakapan Batupasir Kuarsa

    Gambar 8. Sisipan konglomerat kuarsa

    W E

    W E

  • 6. Lokasi Pengamatan 6Lokasi pengamatan 6 di lakukan pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2015

    pukul 09.20 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 6 berada diberada di Sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Nanggulan,Kabupaten Kulon Progo dengan koordinat 7,733260S & 110,19912250E. Lokasipengamatan 6 terletak tidak terlalu jauh dari lokasi pengamatan 5. Deskripsi lokasipada pengamatan 6 berupa Singkapan batuan sedimen yang membentang dari Baratke timur dengan dimensi lebar kurang lebih 5 meter dan tigginya kurang lebih 1,2meter. Singkapan ini mempunyai warna lapuk abu abu gelap dan warna segarnyaabu- abu terang. Pada singkapan ini terdapat nodule- nodule dan terdapat layerberwarna hitam yang menabis ke arah timur. Ini menandakan bahwa energi semakinke arah Timur semakin rendah sehingga dapat terendapkan batubara. Singkapan inimempunyai struktur laminasi, silang siur yang menunjukkan adanya arus traksi saatpembentukan. Singkapan ini merupakan Formasi tertua di stratigrafi regional dariKulon Progo, yakni Formasi Nanggulan. Dahulu lokas pengamatan 6 awalnyamerupakan kondisi rawa yang mengalami kekurangan oksigen sehingga tumbuhanyang hidup ditempat tersebut mati kemudian mengalami pengendapan dan jugamengalami proses secara kimiawi sehingga terbentuk lignit. Tidak jauh dari lokasipengamatan 6 yang berada 25 meter ke arah timur di jumpai singkapan lignit(batubara). Yang merupakan hasil dari endapan organik. Deskripsi Litologi :

    - Warna lapuk : Abu- abu gelap- Warna terang : Abu- abu terang- Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Membulat (rounded)- Besar butir : Lempung- Sifat : Tidak Karbonatan- Struktur : Laminasi, silangsiur- Kandungan mineral: Lempung, organik- Nama : Batulempung

  • Gambar 9. Singkapan batulempung sisipan organik

  • Gambar 10. Singkaan lignit (batubara)

  • 7. Lokasi Pengamatan 7

    Lokasi pengamatan 7 di lakukan pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2015 pukul10.45 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 7 berada dikoordinat 7,7374780S & 110,196930E. Deskripsi lokasi pada pengamatan 7 berupaSingkapan batuan beku yang merupakan columnar joint. Singkapan ini mempunyaiwarna abu bau terang. Membentang dari barat ke timur. Bidang pendinginanterlatan pada utara ke selatan. Terdapat struktru vesikuler pada tengah tengahbagian intrusi yang menunjukkan sesi pendinginan terakhir. Termasuk dalam Dikeyang memorong dengan pola intrusi memanjang. Deskripsi Litologi :

    - Warna : Abu abu terang- Jenis : Afanitik

    - Kandungan mineral: mineral gelas- Nama : Intrusi Andesit

    Gambar 11. Singkapan batuan beku

  • 8. Lokasi Pengamatan 8Lokasi pengamatan 8 di lakukan pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2015 pukul

    13.40 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 8 terletak padakoordinat 7,7697950S & 110,1821070E. Deskripsi lokasi pada pengamatan 8 berupaSingkapan batuan sedimen yang mempunyai warna coklat terang. Pada lokasipengamtan ini terdapat dua singkapan sedimen berupa breksi dengan warna yangsama namun terbentuk pada waktu yang berbeda. Terlihat pada sebelah timur lautfragmennya berupa andesit sedangkan pada sebelah barat daya fragmennya berupabloc dan bomb yang merupakan breksi. Selain dari fragmennya kedua singkapanini membentuk gradasi yang menunjukkan pembentukan tidak terjadi pada waktuyang sama. Breksi berfargmen blok dan bomb merupakan bagian formasi sentoloyang terbentuk selaras. Setelah breksi berfragmen andesit terbentuk. Terjadiaktivitas volkanik berupa erupsi yang tidak jauh dari sumbernya karena fragmenberupa blok dan bomb. Kemudian hasil erupsi tersebut mengalami sedimentasimembentuk breksi epiklastik.

    Pada sebelah timur laut di jumpai singkapan perselingan batugamping dandimungkinkan napal yang termasuk dalam formasi sentolo. Deskripsi Litologi :

    - Warna lapuk : Coklat terang

    - Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Meruncing- Besar butir : Pasir kasar sampai bongkah- Kemas : Terbuka- Sortasi : Buruk- Kandungan mineral:- Fargmen : Andesit

    Matrik: Batupasirkasar

    Semen :silika- Nama : Breksi Monomik

  • - Deskripsi Litologi :- Warna lapuk : Coklat terang- Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Meruncing- Besar butir : block dan bomb- Kemas : Terbuka- Sortasi : Buruk

    - Kandungan mineral:- Fargmen : block dan bomb- Matrik : batupasir- Semen : silika

    - Nama : Breksi Epiklastik

    Gambar 12. Singkapan Breksi berfragmen andesit

  • Gambar 13. Singkapan Breksi piroklastik berfragmen bomb dan block

    Gambar 14. Sisipan batugamping napal

  • 9. Lokasi Pengamatan 9Lokasi pengamatan 9 di lakukan pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2015 pukul14.10 WIB dengan cuaca cerah. Lokasi Geografis pengamatan 9 berada padakoordinat 7,7711160S & 110,1825180E. Deskripsi lokasi pada pengamatan 9 berupabreksi yang terkloritisasi. Dengan material fragmen penyusunnya berupa andesit.Sedangkan material matrik penyusun batuan tersebut adalah batupasir, dan materialsemen penyusun berupa silika. Singkapan batuan sebagian terdapat warna kehijauhijauan, hal tersebut dikarenakan oleh Zona Probilitik yakni zona yang mengalamiperubahan klorit akibat pelapukan kimiawi yang berasal dari plagioklas karenamengalami alterasi hidrotermal. Deskripsi Litologi :

    - Warna : Abu abu terang- Jenis : Klastik

    - Bentuk butir : Meruncing- Besar butir : bongkah- Kemas : Terbuka- Sortasi : Buruk- Kandungan mineral:- Fargmen : Andesit

    Matrik: Batupasirkasar

    Semen :silika

    - Nama : Breksi Monomik

  • Gambar 15. Breksi terkloritisasi

  • BAB IVKESIMPULAN

    Kesimpulan dari kegiatan ekskursi yang di laksanakan seama 2 hari yaitupada tanggal 13-14 Mei 2015 adalah:

    Pada hari pertama tanggal 13 Mei 2015, dari lokasi pengamatan 1 dapat diketahui morfologi perbukitan menoreh dan sejarah pembentukan gunung Ijo,Gunung gajah dan Gunung menoreh dan pada lokasi ke 2 dan 3 dapat dijumpaisingkapan breksi yang merupakan batuan dasar dari tubuh waduk sermo.

    Pada hari kedua tanggal 14 Mei 2015, dari lokasi pengamatan 4 mempelajaritentang morfologi terdiri dari gunung muji, Gunung Prau dan Gunung So. Padapengamatan 5 memelajari tentang batupasir kuarsa dan adanya sisipan konglomeratkuarsa yang diduga terbentuk di sungai bermeandering tepatnya pada chanel chanel.Lokasi pengamatan 6 di jumpai adanya bentukan endapan organik berupa batubara.Lalu pada lokasi pengamatan 8 adanya dike dengan struktur columnar joint.Selanjutnya pada lokasi 8 yaitu adanya perbedaan waktu antara bentukan breksimonomik berfragmen andesit dan breksi epiklastik berfragmen blok dan bomb yangdi endapkan secara selaras pada formasi sentolo dan juga adanya perselinganbatugamping dan napal yang pada ekskursi tidak terlalu di amati. Lokasi terakhiryaitu adanya breksi yang terkloritisasi akibat adanya alterasi hidrotermal.

  • DAFTAR PUSTAKAhttp://stronambigu.blogspot.com/2014/05/geologi-regional-kulon-progo.html

  • BAB IIPLOTTING PETA

    Lokasi pengamatan 1,2 dan 3 tidak masuk dalam peta.