Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

21
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Laboratorium Geologi 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan, semua yang telah kita pelajari selama di kampus, akan diterapkan pengaplikasiannya secara langsung di lapangan. Kita dituntut untuk tidak hanya bisa dalam teorinya saja, tapi diharapkan mengerti juga dalam pengaplikasiannya. Dalam kegiatan di lapangan kita akan melihat langsung keadaan alam yang akan kita survey nantinya. Kegiatan Ekskursi Lapangan ini merupakan serangkaian kegiatan dari semua yang telah kita pelajari di laboratorium geologi. Dari mulai kami belajar alat (GPS dan Kompas), menghitung debit sungai (sebelumnya pernah diperkenalkan pada saat ospek), Infiltrasi (daya serap tanah), hingga akhirnya cara menentukan titik koordinat. Di lapangan, tepatnya di Desa Baranangsiang kami akan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, melakukan observasi/survey, serta pengambilan data-data di lapangan yang nantinya akan kami olah data tersebut di Bandung. Maksud dan Tujuan Kegiatan Ekskursi Lapangan yang telah kami lakukan ini dimaksudkan agar seluruh praktikan dapat mengetahui dan merasakan bagaimana keadaan di lapangan. Selain itu diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai seluruh kegiatan di lapangan. Adapun beberapa tujuan dari ekskursi lapangan ini diantaranya : Dapat menentukan tittik koordinat suatu tempat Dapat menghitung debit sungai, kedalaman sungai, dan sedimentasi sungai, serta dapat membuat penampangnya. Dapat menghitung sumber daya batuan yang terdapat di pinggiran sungai. Dapat menghitung kecepatan meresapnya air Dapat mengukur keterdapatan muka air tanah (sumur) hingga akhirnya akan digambarkan kedalam peta isofreatis.

Transcript of Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Page 1: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan, semua yang telah kita pelajari

selama di kampus, akan diterapkan pengaplikasiannya secara langsung di

lapangan. Kita dituntut untuk tidak hanya bisa dalam teorinya saja, tapi

diharapkan mengerti juga dalam pengaplikasiannya. Dalam kegiatan di lapangan

kita akan melihat langsung keadaan alam yang akan kita survey nantinya.

Kegiatan Ekskursi Lapangan ini merupakan serangkaian kegiatan dari semua

yang telah kita pelajari di laboratorium geologi. Dari mulai kami belajar alat (GPS

dan Kompas), menghitung debit sungai (sebelumnya pernah diperkenalkan pada

saat ospek), Infiltrasi (daya serap tanah), hingga akhirnya cara menentukan titik

koordinat. Di lapangan, tepatnya di Desa Baranangsiang kami akan melakukan

kegiatan-kegiatan tersebut, melakukan observasi/survey, serta pengambilan

data-data di lapangan yang nantinya akan kami olah data tersebut di Bandung.

Maksud dan Tujuan

Kegiatan Ekskursi Lapangan yang telah kami lakukan ini dimaksudkan agar

seluruh praktikan dapat mengetahui dan merasakan bagaimana keadaan di

lapangan. Selain itu diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan

mengenai seluruh kegiatan di lapangan. Adapun beberapa tujuan dari ekskursi

lapangan ini diantaranya :

Dapat menentukan tittik koordinat suatu tempat

Dapat menghitung debit sungai, kedalaman sungai, dan sedimentasi sungai,

serta dapat membuat penampangnya.

Dapat menghitung sumber daya batuan yang terdapat di pinggiran sungai.

Dapat menghitung kecepatan meresapnya air

Dapat mengukur keterdapatan muka air tanah (sumur) hingga akhirnya akan

digambarkan kedalam peta isofreatis.

Page 2: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 2

LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

Pada kegiatan eskursi lapangan geologi umum dilakukan di daerah desa

Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi

Jawa Barat dengan koordinat yang dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan

Jumat 22 – 24 Juni 2011. Untuk mencapai desa Baranangsiang, kecamatan

Cipongkor , provinsi Jawa Barat dari kota Bandung dapat ditempuh selama 2

sampai dengan 3 jam menggunakan kendaraan roda empat. Jalan yang

ditempuh pada dasarnya bagus menggunakan aspal tetapi pada daerah

mendekati desa Baranangsiang, kecamatan Cipongkor , provinsi Jawa Barat

masih terdapat jalan yang rusak dan tidak diaspal. Desa ini masih termsuk

kedalam Kabupaten Bandung dengan luas daerah sekitas 755,50 Ha.

Lokasi Daerah

Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung,

terletak disebelah Barat Kota Bandung. Batas wilayah daerah Desa

Baranangsiang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Saguling Kecamatan Batujajar

Sebelah Selatan : Sungai Cijambu Desa Cijambu

Sebelah Barat : Kabupaten Cianjur

Sebelah Timur : Desa Sarinagen

Secara geografis desa baranang siang, kecamatan cipongkor kabupaten

bandung terletak antara 759430-759750 mS 9234679-9234124 mE. Kondisi

geografis daerah Baranangsiang mempunyai ketinggian tanah sekitar 725 m –

800 m diatas permukaan laut dan suhu udara rata-rata 20 oC – 26 oC.

Page 3: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 3

Gambar 1

Kesampaian Daerah

Page 4: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 4

GEOLOGI DAERAH KEGIATAN

Secara Regional

ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m) –

Lempung tufaan, batu pasir tufaan, dan konglomerat tufaan.

Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran

Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi gamping, sisa-sisa

tanaman, moluska air tawar, dan tulang-tulang binatang bertulang

belakang. Setempat mengandung sisipan breksi.

ALUVIUM (0-3m)- Lempung, lanau, pasir, kerikil, terutama

endapan sungai sekarang, termasuk rombakan lereng di utara dan

selatan Cianjur.

BUKIT-BUKIT KECIL, TERUATAMA BERUPA BONGKAH-

BONGKAH BASAL – Membentuk gugusan bukit-bukit kecil di

atas dataran Cianjur. Cara terjadinya menyerupai gugusan-

gugusan bukit dekat Tasikmalaya.

HASIL GUNUNGAPI TUA (0-150m) : BREKSI, LAHAR, LAVA –

Breksi gunungapi, breksi aliran, endapan lahar dan lava

menunjukkan kekar lempeng dan tiang, susunannya antara

andesit dan basal.

BREKSI DAN LAHAR DARI G GEDE (0-100m) – Batu pasir

tufaan, serpih tufaan, bresksi tufaan dan aglomerat tufaan

membentuk dataran Cianjur.

FORMASI RAJAMANDALA ANGGOTA BATU GAMPING (0-

650m) – Batu gamping dan pejal, batu gamping berlapis.

Kebanyakan berwarna muda dengan poraminifera besar

berlimpah.

FORMASI RAJAMANDALA ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL,

BATU PASIR KUARAS (1150m) – Lempung abu-abu tua sampai

hitam , lempung napalan, napal globigerina, batupasir kuarsa, dan

konglomerat kerakal kuarsa mengandung lembar-lembar mika,

jalur-jalur batubara, dan ambar

Ql

Qa

Qob

Oml

Omc

Qyc

Qyg

Page 5: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 5

FORMASI CILANANG ANGGOTA BATUPASIR (300+m) –

Batupasir glaukonit bersifat gampingan lempung napalan dengan

kongkresi-kongkresi sangat berfosil mengandung fauna moluska

sebanyak 189 spesies, 33% diantaranya kini masih hidup

mengandung ambar dan lignit.

LAVA ANDESIT – Sebagian dari Pb tapi dapat dipetakan terpisah

terdapat di tenggara Cibeber.

ANDESIT : andesit-andesit augit, hipersten dan hornblende

dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas, sil, neck, plug, dan

lain-lain.

BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT :

Breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan

konglomerat. Membentuk punggung-punggung tak teratur,

puncak-puncaknya tersendiri kadang-kadang curam. Di utara

Rajamandala terdiri dari aliran basal berstruktrur amigdaloid,

breksi aliran, breksi gunungapi dan batu pasir tufaan keras,

berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa

tempat, breksi gunungapi dengan hornblende yang melimpah.

TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN : Breksi tufaan

berbatuapung, batupasir tufaan, napal tufaan, mengandung

foraminifera kecil, berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak

khusus, lunak, putih atau abu-abu muda dan dapat dikenal mudah

dari kejauhan. Di beberapa tempat terdapat tufa terkersikkan

(akik) dan kayu terkersikkan.

FORMASI CITARUM : anggota batupasir dan batulanau (1200m).

batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau,

batulempung, graywacke dan breksi.

FORMASI CITARUM : anggota breksi dan batupasir ( 800 + M ) –

breksi polimik dengan komponen bersifat basal, andesit dan

batugamping.

Pl

Mtjs

Pb

Mt

Mts

Mtb

a

Page 6: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 6

Gambar 2 Geologi Regional

Page 7: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 7

Secara Lokal

Wilayah ini merupakan daerah perbukitan serta dataran yang

bergelombang lemah. Dilihat dari peta geologinya, di daerah ini terdapat 6 warna

yang berbeda, dimana setiap warna mempunyai arti yang berbeda pula.

ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m) –

Lempung tufaan, batu pasir tufaan, dan konglomerat tufaan.

Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran

Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi gamping, sisa-sisa

tanaman, moluska air tawar, dan tulang-tulang binatang bertulang

belakang. Setempat mengandung sisipan breksi.

ANDESIT : andesit-andesit augit, hipersten dan hornblende

dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas, sil, neck, plug, dan

lain-lain.

FORMASI CITARUM : anggota batupasir dan batulanau (1200m).

batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau,

batulempung, graywacke dan breksi.

FORMASI CITARUM : anggota breksi dan batupasir ( 800 + M ) –

breksi polimik dengan komponen bersifat basal, andesit dan

batugamping.

BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT :

Breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan

konglomerat. Membentuk punggung-punggung tak teratur,

puncak-puncaknya tersendiri kadang-kadang curam. Di utara

Rajamandala terdiri dari aliran basal berstruktrur amigdaloid,

breksi aliran, breksi gunungapi dan batu pasir tufaan keras,

berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa

tempat, breksi gunungapi dengan hornblende yang melimpah.

TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN : Breksi tufaan

berbatuapung, batupasir tufaan, napal tufaan, mengandung

foraminifera kecil, berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak

khusus, lunak, putih atau abu-abu muda dan dapat dikenal mudah

dari kejauhan. Di beberapa tempat terdapat tufa terkersikkan

(akik) dan kayu terkersikkan

Ql

Pb

Mt

a

Mts

Mtb

Page 8: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 8

Gambar 3 Geologi Lokal

Page 9: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 9

TOPOGRAFI DAERAH KEGIATAN

Morfologi

Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung

mempunyai keadaan topografi yang didominasi gelombang lemah tetapi dataran

serta perbukitan pun cukup banyak . terbukti dengan persen lereng yang kita

dapat rata- rata 2-8 %. Dan juga pada daerah ini mempunyai ketinggian tanah

sekitar 725 m – 800 m diatas permukaan laut. ( Peta Topografi Terlampir )

Foto 1

Gelombang Lemah

Vegetasi

Secara keseluruhan wilayah daerah Desa Baranangsiang, Kecamatan

Cipongkor Kabupaten Bandung adalah wilayah persawahan. Pada daerah ini

vegetasinya cukup beragam seperti pohon jambu, pohon papaya, pohon

mangga, pohon singkong, pohon nangka dan yang lainnya tetapi didominasi oleh

pohon kelapa, serta pohon pisang.

Foto 2

Vegetasi Daerah Setempat

Page 10: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 10

HASIL KEGIATAN

Tracking

Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 22 Juni 2011 jam

13.00 - 14.00 WIB dengan cuaca cerah panas. Pada kegiatan ini kita mencari

batas – batas wilayah yang akan diambil koordinatnya yang merupakan wilayah

pemetaan peta topografi serta peta isofreatis pada. Didalam pencariannya kita

terlebih dahulu menghitung data yang ada pada peta kemudian diolah dan dapat

diketahui koordinat batasan wilayah pemetaan kita.

Foto 3

Titik A1

Foto 4

Titik B1

Page 11: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 11

Tabel 1 Pemetaan koordinat 4 titik

Koordinat Titik Vegetasi

Utara Selatan

0750569 9234710 A1 (002) Pohon pisang, pohon nangka,

0759979 9234716 BI (003) Padi, pohon kelapa, pohon nangka, talas

0759965 9234295 C1 (004) Pohon pepaya, pohon mangga, padi, pohon pisang

07596818 9234295 D1 (005) Semak – semak dan pohon pinus

Balai desa

Pengamatan dengan kondisi cerah dan panas pada jam 13:26 tanggal 22

juni 2011.

GPS 0759509 – 759000 : 509

9234530 – 9234000 : 530

Tabel 2 Pemetaan Balai Desa

Arah foto N 13˚ E

Morfologi gelombang lemah

Vegetasi pohon kelapa, pohon mangga.

Debit Air Sungai

Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, 22 Juni 2010 jam 14.30 - 17.00

WIB dengan cuaca cerah. Pengukuran Debit air sungai dilakukan di sungai

Cijambu, sungai ini mempunyai endapan sedimentasi berupa pasir halus, pasir

kasar, kerikil, kerakal serta berangkal. Pada bibir sungai di tumbuhi oleh berbagai

macam tumbuhan, seperti rumput, ilalang, dan putri malu.

X1 Y1

4,4 = 1000 4,4

X1 = 509 Y1 = 530

X1 = 2,2396 Y1 = 2,332

Page 12: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 12

1 m 1 m 1 m

Section 15 Section 14 Section 13 Section 12

Gambar 4 Sketsa Aliran Sungai

Foto 5

Pengukuran Debit Air Sungai Cijambu

Tabel 3 Data Debit Air Sungai

Section Lebar Kedalaman Luas

1 10 meter 0,428 meter 1,75 m2

2 9,7 meter 0,437 meter 1,575 m2

3 9,9 meter 0,420 meter 2,4625 m2

4 9,4 meter 0,450 meter 1,7825 m2

Rata - rata 9,75 meter 0,434 meter

Contoh perhitungan Luas Section

Luas Section = Skala vertikal x Skala Horizontal x Skala Peta

Luas Section 1 = 0,1 x 0,5 x 70 x 0,5 = 1,75 m2

Page 13: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 13

Perhitungan debit air ( Metoda Teoritis)

Kecepatan air =

Kecepatan Air = = 0,09 m/s

Waktu tempuh rata2 =

Debit (Q) = kecepatan air x lebar sungai x kedalaman

Debit (Q) = 0,09 m/s x 9,75 m x 0,434

= 0,380835

= 0,381

Perhitungan debit air ( Metode penampang)

Waktu tempuh rata2=

Waktu tempuh rata2=

Volume

V12 =

V12 =

V23 =

=

= 2,01875 m3

V34 =

=

Page 14: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 14

Q (debit air) =

Q (debit air) =

=

= 0,18 m3/s

Sumber Daya Batuan

Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, 22 Juni 2010 jam 17.00 –

17.30 WIB dengan cuaca cerah. Pengamatan Sumber Daya Batuan dilakukan di

bibir sungai Cijambu, sungai ini mempunyai endapan sedimentasi berupa pasir

halus, pasir kasar, kerikil, kerakal serta berangkal. Pada bibir sungai di tumbuhi

oleh berbagai macam tumbuhan, seperti rumput, ilalang, dan putri malu.

15 m 1 m

15 m t = 10 cm 1 m t = 10 cm

Gambar 5 Daerah Sumber Daya Batuan

Foto 6

Pengamatan Sumber Daya Batuan

Page 15: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 15

Tabel 4 Sumber Daya Batuan

Jenis Batuan Jumlah Total Sumber Daya

Batuan Bongkah 0 0

Berangkal 84 1890

Kerakal 438 9855

Kerikil 556 12510

Total Keseluruhan 1078 24255

Tabel 5 Persentase Batuan

Persentase Batuan Total

% Bongkah 0 %

% Berangkal 7,79 %

% Kerakal 40,63 %

% Kerikil 51,57 %

Volume 1 = 15 x 15 x 0,1

= 22,5 m3

Volume 2 =1 x 1 x 0,1

=0,1 m3

Contoh Perhitungan

Total Sumber Daya Batuan = Jumlah Batuan x Volume 1

Total Sumber Daya Batuan Berangkal = 84 x 22,5 m3

= 1890

Persentase Batuan =

Persentase Berangkal = %

= 7,79 %

Uji Infiltrasi

Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 22 Juni 2011 jam

18.00 – 19.00 WIB dengan cuaca cerah. Kegiatan ini dilakukan dilapangan

dibawah sutet. Uji infiltrasi ini dilakukan untuk dapat mengetahui kecepatan

Page 16: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 16

resapan air pada lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas. Uji infiltrasi

ini dilakukan dengan menggunakan 2 bentuk ruang yang berbeda. Pertama

menggunakan media yang berbentuk silinder dan yang kedua dengan

menggunakan media yang berbentuk kubus. ( Sketsa Terlampir )

Foto 7

Kegiatan Uji Infiltrasi

Silinder

Dengan Diameter 10,4 cm (Jari-jari 5,2 cm) dan Tinggi 21 cm

Volume = x t

= 3,14.(5,2)².21

= 178,92 cm3

= 1,78 liter

Waktu = 3,08 menit 184,8 Detik

Kecepatan Resap (D) =

Kecepatan Resap (D) =

= 5,411 x 10-5m/s

Permeabilitas tanah (K) =

=

= 18.480,87 m-1 x 5

Kubus

Dengan panjang rusuk 12 cm dan sisa air sebanyak 10 x 6 cm.

Volume = S³

Page 17: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 17

Volume = 12³

= 1778 cm3

= 1,728 Liter

Waktu = 1 menit 47,81 detik 107,815 Detik

Kecepatan Resap (D) =

Kecepatan Resap (D) =

=

Permeabilitas Tanah (K) =

Permeabilitas Tanah (K) =

= 7704,16 m-1 x 5

Pemetaan Topografi

Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis, 23 Juni 2010 jam 08.30 - 10.30

WIB dengan cuaca cerah. Pada kegiatan ini kita akan mencari dan mengetahui

titik koordinat serta titik elevasi atau titik ketinggian yang sebagai bahan data

mengolah peta topografi. Pada wilayah yang kami dapat lebih dari 35 titik yang

kita ambil.( Tabel dan Peta Terlampir )

Foto 8

Kegiatan Pemetaan Topografi

Page 18: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 18

Pemetaan Isofreatis

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan Pemetaan Topografi.

Pemetaan Isofreatis ini bertujuan untuk mengetahui sebaran muka air tanah di

suatu wilayah (tepatnya di Desa Baranangsiang). Daerah survei kami masih

dekat dengan pemukiman warga, sehingga sumur – sumur yang kami temukan

cukup banyak dibandingkan dengan kelompok yang mendapat blok di daerah

pegunungan. Sumur yang kami temukan kebanyakan berada di dalam rumah

warga, selaain itu juga kami temukan di daerah persawahan. ( Tabel dan peta

Terlampir )

Foto 9

Pemetaan Isofreatis

Elevasi MAT = Elevasi Topografi - ∆ H ( H2-H1)

Contoh Perhitungan Elevasi MAT

H1 = 0,48 m ( ketinggian bibir sumur ke permukaan tanah)

H2 = 0,78 m ( ketinggian bibir sumur ke air )

Elevasi = 647 mdpl

MAT = 647 - ( 0,78 -0,48 )

= 646,7

Bendungan

Kegiatan ini dilakukan pada hari ketiga pada hari jumat pada tanggal 23

juni 2011 pada jam 09.00 – 10.30 WIB dengan kondisi sangat cerah. Bendungan

Saguling terletak pada PLTA Saguling sekitar 30 km sebelah barat dari kota

Bandung. Dalam Bendungan ini dialiri dari sungai Citarum kemudian setelah

Page 19: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 19

dibendung dialirkan ke turbin pembangkit listrik dan airnya dialirkan kembali ke

sungai Citarum.

Kualitas air bendungan saguling sangat jelek karena pada

pembendungan dari sungai Citarum tidak dilakukan proses filtrasi tetapi langsung

material yang terbawa dari sungai tersebut ikut masuk dalam bendungan.

Didalam bendungan diatur sedemikian rupa dengan lapisan clay atau lempung

pada bagian dasar untuk mencegah air masuk kedalam tanah, clay ini

merupakan batuan inpermeable atau air tidak dapat menerobos kedalam batuan

tersebut. Dan pada bagain atas nya ditahan dengan batuan beku yang

mempunyai ketahanan yang lebih baik dan untuk menopang bendungan tersebut

akibat sifat – sifat dari batuan beku.

Di dalam bendungan ini pinggirannya tidak rata tetapi miring dibuat

seperti dataran yang mempunyai kemiringan ini dimaksudkan untuk menahan

beban dan gaya dari bendungan tersebut. Fungsi dari bendungan Saguling ini

merupakan sebagai PLTA dalam system kelistrikan se-Jawa dan Bali. Didalam

pelaksanaanya Bendungan Saguling ini mempunyai batas ketinggian bendungan

, jika volume bendungan dan akhirnya mengakibatkan ketinggian air meningkat

dan melebihi ambang batas maka air yang ada di dalam bendungan tersebut di

buang melalui pintu air yang telah disiapkan. Bendungan ini terletak di

ketinggian, bentukan bendungan dibuat tidak simetris tetapi berbentuk

nonsimetris dengan salah satunya oval meliuk – liuk ini dapat dimungkinkan

supaya menahan gaya yang berasal dari be ndungan tersebut yang sangat besar

sesuai dengan volumenya.

.

Foto 10 Bendungan Saguling

Page 20: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 20

ANALISA

Debit Air Sungai

Pada pengukuran debit sungai kita dapat menggunakan dua metode yaitu

metode teoritis dan metode penampang. Kedua hasil perhitungan

tersebut sangat jauh berbeda, dikerenakan ketelitiannya pun berbeda.

Pada metode teoritis, hasilnya tidak terlalu akurat karena disini kita

menggunakan hasil rata-rata dalam menghitung lebar dan kedalaman

sungai nya. Dalam hal ini berarti bentuk sungai dianggap lurus (simetris),

namun pada kenyataan nyaa bentuk sungai itu berbelok (tidak rata).

Sedangkan pada metode penampang, hasil perhitungan yang didapat

lebih akurat. Dalam hal ini kita tidak mengambil hasil perhitungan rata-

rata, tetapi melihat pada kondisi yang sebenarnya.

Uji Infiltrasi

Pada kegiatan uji infiltrasi, kita menggunakan dua bentuk bangun ruang

yang berbeda, yang pertama silinder dan yang kedua bebentuk balok.

Pada infiltarasi yang menggunakan media berbentuk balok, air akan lebih

sepat meresap dibandingkan dengan uji infiltrasi pada media yang

berbentuk silinder. Hal ini dikarenakan pada media yang berbentuk balok

terdapat empat titik sudut di setiap ujung-ujungnya sehingga penyerapan

air akan lebih cepat. Lain halnya dengan penyerapan pada media yang

berbentuk silinder/tabung yang hanya mempunyai satu titik serap

(menyerap secara vertikal saja) sehingga air yang dimasukkan

kedalamnya akan lebih lambat terserapnya dibandingkan dengan yang

bentuk balok.

Pemetaan Topografi dan Isofretis

Pada kegiatan ini kita harus memplot terlebih dahulu titik mana yang

akan kita tentukan. Kemudian kita masukan ke dalam GPS, dari GPS lah

kita dapat melihat dan mencari titik – titik plot yang kita punya. Data yang

diamati antara lain adalah, elevasi, vegtasi, cuaca dan juga koordinat.

Pada Isofreatis data yang digunakan sama tetapi ditambah untuk

menghitung Muka Air Tanah dengan H1 = ketinggian muka bibir sumur

terhadap tanah dan H2 = ketinggian muka bibir sumur terhadap air

sumur.

Page 21: Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011

Laboratorium Geologi 21

KESIMPULAN Berdasarkan hasil ekskursi lapangan yang kita lakukan selama tiga hari

dari mulai tanggal 22 juni 2011 sampai dengan tanggal 24 juni 2011, banyak

kegiatan yang kami lakukan disana, mulai dari tracking, menghitung debit air,

sumber daya batuan, Uji infiltrasi, Pemetaan Topografi, Pemetaan Isofreatis,

hingga akhirnya berkunjung melihat bendungan saguling.

Dari semua kegiatan tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

diantaranya :

Dalam menentukan titik koordinat didapat titik A1 ( 002 ) 0759569 9234710,

B1 ( 003 ) 0759979 9234716, C1 ( 004 ) 0759965 9234295 dan D1 (

7596818 9234295)

Dalam menghitung debit air sungai, menggunakan metode penampang

dihasilkan data 0,18 m3/s dan menggunakan metode teoritis 0,381

Dalam menentukan Sumber Daya Batuan didapat bongkah 0 %, berangkal

7,79 %, kerakal 40,63 % dan kerikil 51,57 %

Dalam uji infiltarsi, penyerapan pada media yang berbentuk balok akan lebih

cepat meresap dibandingkan dengan uji infiltrasi pada media yaang

berbentuk silinder.

Pada pemetaan isofreatis kita menggunakan banyaknya sumur sebagai data

dengan rumus : Elevasi MAT = Elevasi Topografi - ∆ H ( H2-H1)