Laporan akhir daniele tegar

57
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XII IPA 1 SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU (Classroom Action Research) Oleh : DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA A1F010014 UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU

description

Laporan Akhir PPL di SMAN Plus 7 Bengkulu 2014

Transcript of Laporan akhir daniele tegar

Page 1: Laporan akhir daniele tegar

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING DENGAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XII IPA 1 SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU

(Classroom Action Research)

Oleh :

DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA

A1F010014

UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

Page 2: Laporan akhir daniele tegar

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II)

DI SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU

Oleh

Nama : Daniele Tegar Abadi Lady Saputra

NPM : A1F010014

Prodi : Pendidikan Kimia

Disetujui dan disahkan oleh :

Page 3: Laporan akhir daniele tegar

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir

PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu ini tepat pada waktunya.

Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa FKIP prodi

Pendidikan Kimia untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari pengalaman ini dapat

menambah pengalaman dan wawasan dalam proses pembelajaran didalam kelas.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan seluruh

pihak yang telah mambantu dan memberi dukungan serta bimbingan dalam pelaksanaan

kegiatan yang sudah dilaksanakan, antara lain:

1. Ibu Dra. Yulinarsyah selaku Guru Pamong PPL II Pada program studi Pendidikan

Kimia di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

2. Ibu Salastri Rohiat, M.Pd. selaku dosen pembimbing PPL II program Studi

Pendidikan Kimia di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

3. Ibu Hj. Nismah, M.Pd selaku Kepala SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

5. Bapak dan Ibu Guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

6. Tim Unit PPL FKIP Universitas Bengkulu

7. Teman – teman seperjuangan yang telah bersama-sama

melaksanakan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

8. Seluruh siswa SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, khususnya seluruh siswa-siswi XII

ipa 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014. terima kasih atas

dukungan dan kerjasamanya.

InsyaAllah, bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat imbalan pahala setimpal

dari-Nya. Penulis berharap semoga Laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Bengkulu, Januari 2014

Penulis

Page 4: Laporan akhir daniele tegar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................. 1

HALAMAN PENGESAHAN................................................................ 2

KATA PENGANTAR............................................................................ 3

DAFTAR ISI........................................................................................... 4

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...... 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 6

B. Tujuan Pembuatan Laporan......................................................... 7

C. Manfaat........................................................................................ 8

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengenalan Lapangan dan Refleksi ............................................. 9

B. Mengajar Terbimbing dan Refleksi............................................. 20

C. Mengajar Mandiri dan Refleksi................................................... 23

D. Kegiatan Non Akademik dan Refleksi........................................ 24

E. Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK 25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 36

B. Saran............................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: Laporan akhir daniele tegar

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Silabus

3. Visi dan Misi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

4. Program Semester

5. Program Tahunan

6. Denah sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

Page 6: Laporan akhir daniele tegar

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyaraktan dan

kebangsaan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha perbaikan

proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan memahami perilaku

siswa dalam belajar.

Setiap manusia pada hakikatnya membutuhkan pendidikan. Zanti Arbi dan Syahru

(1992: 16-23) berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara

pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan

berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam- macam tindakan

yang disebut sebagai alat pendidikan. Ada beberapa factor yang berperan dalam pendidikan,

yaitu : (1) tujuan, (2) pendidik, (3) subjek didik, (4) isi/materi, (5) cara/ metode dan alat (6)

situasi lingkungan.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi yang ada pada

manusia yang dikenal dengan SDM dan IMTAQ yakni melalui kegiatan pengajaran.

Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan di semua satuan dan jenjang pendidikan yang

meliputi wajib belajar pendidikan sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi.

Pendidik harus mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu memberikan arahan

dan bimbingan kepada para siswanya. Sampai saat ini, masih banyak siswa yang beranggapan

dan berpendapat bahwa pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit.

Sehingga sudah menjadi hal yang biasa jika di dalam kelas ketika mata pelajaran

kimiaberlangsung sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Hal inilah yang

menyebabkan rendahnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran kimia. Keadaan ini akan

berdampak pada nilai dan hasil belajar siswa menjadi tidak tuntas. Karena siswa belum

mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran

selanjutnya. Selain itu, siswa juga pada umumnya belum sampai pada tingkat pemahaman.

Page 7: Laporan akhir daniele tegar

Siswa baru mampu mempelajari (menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan

gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan

menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari. Hal ini terjadi karena

guru belum optimal memberdayakan seluruh potensi siswa. Selain faktor diatas, rendahnya

motivasi siswa juga dapat disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru tidak

menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

Usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar dan

pembelajaran di sekolah terus menerus dilaksanakan, salah satunya dengan adanya mata

kuliah lapangan seperti praktik mengajar di sekolah secara langsung yang biasa dikenal

dengan PPL.

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu program dalam pendidikan

prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai kemampuan

keguruan yang utuh dan terpadu sehingga setelah melakukan pendidikan mereka siap secara

mandiri mengemban tugas sebagai guru. Program ini merupakan salah satu program

akademis yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk melaporkan rangkaian kegiatan yang telah

praktikan dilaksanakan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu baik itu kegiatan yang

berkaitan dengan kegiatan akademik, kegiatan administrasi, kegiatan non akademik serta hal-

hal yang diperoleh praktikan selama praktik lapangan. Selain itu juga untuk mengetahui

sejauh mana mahasiswa mampu berinteraksi dengan lingkungan sekolah dimana ia di

tempatkan, baik berkenaan dengan hubungannya dengan sesama perangkat sekolah dan

terutama mengenai kemampuannya dalam manyampaikan materi di kelas. Dalam hal ini juga

mencakup bagaimana kemampuan mahasiswa tersebut dalam menyusun perangkat

pembelajaran, yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, model dan metode

pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Adapun tujuan dari pelaksanan Program Pengalaman Lapangan (PPL) itu sendiri

adalah:

a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dan

manajerial di sekolah, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi

keguruan atau kependidikan

Page 8: Laporan akhir daniele tegar

b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal dan

menghayati permasalahan, lembaga kependidikan baik yang terkait dengan proses

pembelajaran maupun kegiatan administrasi sekolah.

c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang telah dikuasai ke dalam kehidupan nyata di sekolah

d. Meningkatkan hubungan kemitraan antara FKIP UNIB dengan Dinas Diknas, Depag,

Sekolah, dan lembaga terkait lainnya.

1.3. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a) Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pengajaran dan

pendidikan di sekolah.

b) Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner

sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan

pendidikan yang ada di sekolah.

c) Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan

pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.

d) Memperoleh pengalamn dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan

kegiatan manajerial di sekolah.

e) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sebagai

motivator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.

2. Bagi Sekolah

a) Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau

tenaga kependidikan yang professional.

b) Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam merencanakan

serta melaksanakan pengembangan sekolah.

3. Bagi FKIP Universitas Bengkulu

a) Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah/ lembaga guna

pengembangan kurikulum dan iptek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

b) Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan unruk

pengembangkan penelitian dan pendidikan

Page 9: Laporan akhir daniele tegar

c) Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerontah daerah dan instansi terkait untuk

pengembangan Tri Darma Peguruan Tinggi.

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Lapangan dan Refleksi

2.1.1 Pengenalan Lapangan

Pelaksanaan kegiatan pengenalan lapangan dilakukan agara mahasiswa peserta PPL dapat

mengenal serta mengakrabkan diri dengan lingkungan sekolah. Pengenalan lapangan ini

berupa observasi yang meliputi keadaan fisik dan nonfisik. Observasi fisik dilakukan

terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah, sedangkan observasi non fisik berupa interaksi

antara mahasiswa dengan guru, siswa, karyawan, dan masyarakat lingkungan sekolah.

Kegiatan orientasi PPL meliputi :

1. Penyerahan mahasiswa calon PPL dari unit PPL dan dosen

pembimbing lapangan kepada sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

2. Pengarahan kepala sekolah wakil kepala sekolah SMA Plus

Negeri 7 Kota Bengkulu mengenai tata peraturan yang harus ditaati di SMA tersebut

3. Pengenalan tata letak sekolah dan fasilitas sekolah

4. Informasi mengenai kegiatan akademik

5. Informasi akademis sekolah, misalnya, daftar hadir sekolah,

daftar hadir guru, daftar hadir karyawan-karyawan SMA Plus Negeri 7 Kota

Bengkulu dan lain-lain

6. Informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler sekolah

Adapun tujuan dari observasi tersebut adalah :

1. Mahasiswa mengenal lingkungan

tempat mahasiswa berada

2. Mahasiswa dapat beradaptasi dan

menjalin komunikasi dengan pihak sekolah

3. Mahasiswa dapat informasi yang

berkaitan dengan :

Page 10: Laporan akhir daniele tegar

a. Keadaan fisik dan non fisik

sekolah

b. Kegiatan administrasi

c. Kegiatan akademik

d. Kegiatan ekstrakulikuler

e. Hubungan sosial dan

lingkungan sekolah

2.1.2 Refleksi Tentang Pengenalan Lapangan

Hal baru yang kami dapatkan selaku mahasiswa ppl, yaitu lingkungan, dan suasana baru

yang membuat kami semakin sukacita dalam melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan ini.

Selain itu praktikan merasa ada kesan tersendiri sewaktu mengikuti kegiatan PPL di SMA

Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, salah satunya adalah keramahtamahan para dewan guru,

karyawan serta sopan santun siswa siswi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu tersebut. Selain

itu yang menjadi pusat perhatian mahasiswa adalah lingkungan sekolah yang tertata rapi dan

indah serta kedisiplinan seluruh dewan guru, karyawan dan siswa-siswi akan peraturan yang

ada sangat ditaati.

Dari hubungan masyarakat, terlihat bahwa hubungan kekeluargaan masih sangat kental di

SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, selain itu juga proses dalam pembelajaran siswa-

siswinya mudah dalam memahami materi pelajaran yang mahasiswa sampaikan terutama

kelas yang diajarkan. Kepandaian siswa-siswi ini tidak hanya paham akan materi tapi

keaktifan dan argumen-argumen yang disampaikan secara kritis membuat mahasiswa PPL

bukan berhadapan dengan siswa tetapi teman mahasiswa ketika berdiskusi. Dan siswa-siswi

sangat menghargai dan menghormati kami sebagai guru PPL sebagai mana mereka

menganggap guru mereka sendiri baik itu pada kegiatan pembelajaran maupun diluar

pembelajaran. Secara umum kondisi fisik dan non fisik SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

sudah baik

Dengan adanya pengenalan lapangan, mahasiswa bisa berpikir bagaimana cara untuk

mengatasi masalah yang akan terjadi. Seperti contoh, dengan adanya jadwal piket maka

setiap mahasiswa diberi jadwal piket untuk membantu guru-guru piket di SMA Plus Negeri 7

Page 11: Laporan akhir daniele tegar

Kota Bengkulu. Adapun hasil dari observasi-orientasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

terangkum dalam data-data sebagai berikut:

2.1.3 Kegiatan Akademik

Kegiatan belajar mengajar di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu sudah berjalan dan

berlangsung dengan cukup baik. Dilihat dari output yang dihasilkan bahwa SMA Plus Negeri

7 Kota Bengkulu siap mencetak generasi penerus bangsa yang mampu bersaing baik dalam

masyarakat maupun dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. Para lulusan SMA Plus Negeri 7

Kota Bengkulu juga mampu beradaptasi serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Konsep pengajaran yang diterapkan oleh guru sesuai dengan kurikulum yang ada

yaitu KTSP, sesuai dengan hasil dari observasi yang dapat dirincikan sebagai berikut:

1. Perangkat Pembelajaran :

a. Satuan pelajaran (SP), disusun berdasarkan konsep/ sub

konsep yang akan disampaikan.

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang

oleh guru berdasarkan konsep/ sub konsep.

c. Silabus berpedoman pada ketentuan Diknas yang

disesuaikan dengan kurikulum KTSP dan nilai Budaya dan Karakter Bangsa

(BKB).

2. Perilaku siswa

a) Perilaku siswa di dalam kelas.

Siswa belajar secara aktif di dalam kelas apabila penyampaian materi

pembelajaran dapat menarik perhatian dan minat. Mereka sering bertanya untuk

hal-hal yang mereka anggap kurang jelas, terutama seusai guru menjelaskan

materi di depan kelas. Suasana mulai ramai dan kurang kondusif terjadi pada

pertengahan pelajaran. Ini disebabkan oleh kejenuhan yang datang atau materi

yang sulit mereka pahami. Mereka cenderung mengalihkan rasa bosan dengan

mengobrol di dalam kelas atau mengerjakan hal-hal lain yang tidak berkaitan

dengan materi pelajaran.

b) Perilaku siswa di luar kelas.

Santun terhadap guru dan orang-orang yang lebih tua di sekolah. Bahkan para

siswa memiliki kebiasaan untuk menyapa dan menyalami guru-guru baik secara

kebetulan atau sengaja mereka temui. Beberapa siswa sudah memanfaatkan waktu

luang dengan kegiatan positif seperti membaca buku diperpustakaan atau

Page 12: Laporan akhir daniele tegar

membahas materi pelajaran bersama teman-teman pada saat jam istirahat

berlangsung. Tetapi tidak sedikit juga yang meluangkan waktunya untuk

berkumpul menurut organisasi yang digelutinya, misalnya OSIS dan

ekstrakulikuler lain ataupun sekedar bercengkrama dengan teman-teman yang

lain.

2.1.4 Kegiatan Administrasi

1. Pengelolaan daftar hadir guru

SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar guru berjumlah 80

orangyang terdiri dari 65 orang guru tetap dan 15 orang guru Bantu. Pengelolaan

daftar hadir guru menjadi tanggung jawab TU dibawah wewenang kepala sekolah.

Informasi guru yang tidak hadir diperoleh dari guru piket.

2. Daftar Hadir Siswa

Jumlah ruang kelas di SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu adalah 27 dengan 9 ruang

kelas X, 9 ruang kelas XII yang terbagi menjadi 5 ruang kelas IPA dan 4 kelas IPS, 9

ruang kelas XII dengan 5 ruang kelas IPA dan 4 ruang kelas IPS Untuk pengelolaan

daftar hadir siswa diserahkan pada masing-masing kelas melaporkan siswa yang tidak

hadir pada hari itu, kemudian guru piket menatat kedalam buku absensi siswa.

3. Jumlah Guru dan Siswa

Jumlah Guru : 80 Orang

Jumlah Siswa : 827 Orang

2.1.5 Masalah Pembelajaran yang Dihadapi Guru

Masalah Pembelajaran yang dihadapai guru tentunya sudah biasa dihapai oleh guru

tersebut, yaitu masalah pengorganisasian lingkungan siswa. Banyak siswa yang masih

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak pernah terlepas dari kendala-kendala.

Kendala-kendala itu timbul dari faktor internal maupun eksternal siswa. Biasanya kendala

yang paling banyak dihadapi oleh seorang guru adalah dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan

kelas dirasa cukup sulit karena sebanyak itu jumlah anak maka sebanyak itu juga sikap anak

yang timbul. Keterampilan dalam pengelolaan sangat penting, karena apabila seorang guru

tidak dapat mengelola kelas dengan baik maka berlangsungnya kegiatan belajar

mengajarakan terganggu. Setelah praktikan mengobservasi kegiatan guru pamong mengajar,

praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru

Page 13: Laporan akhir daniele tegar

sudah baik, walaupun pada awal ada beberapa siswa yang kurang konsentrasi.Hal ini dapat

diatasi oleh guru dengan caramenarik perhatian siswa tersebut terhadap pelajaran.

2.1.6 Kegiatan Non Akademik

1. Sarana dan Prasarana Sekolah

a) Kondisi Fisik Sekolah

SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu dengan kodisi fisik sekolah dijabarkan sebagai

berikut:

Nama Sekolah : SMA Plus Negeri 7 Kota BengkuluLuas Bangunan : 1.175 M2Luas Pekarangan : 28.603 M2Luas Tanah (Bersertifikat) : 29.778 M2/No. AM. 289381Daya Listrik (Ada/Tidak Ada): Ada Kapasitas : 2200 Watt/220 VoltNo Sarana/Prasarana Kondisi   Ket

Urut   B RR RMD RB Jlh  1RUANG            

  a. Ruang Kelas V     21    b. Ruang Guru V     2    c. Ruang Kep.Sekolah V     1    d. Ruang TU V     1    e. Ruang BP V     1    f. Ruang Perpustakaan V     1    g.Ruang Keterampilan V        h. WC/KM V     9    I. Ruang Jaga V     -    j. Gudang V     1  

2RUANG LAB              a. Lab.Kimia V     1     b. Lab.Biologi V     1    c. Lab Bahasa V     1    d. Lab.Komputer V       1  

3Alat Kantor/P.PEND            a. Komputer     V 11    b. Mesin Tik V     2    c. Mesin Stensil V     2    d. Brangkas     V 1    e. OHP     V 7    f. Telepon   V 2    g. Televisi     V 3    h. Tipe Recorder V   V 2    I. Alat Kesenian V        j. Olah Raga V          k. IPS          

4Alat Keterampilan              a. Elektro            

Page 14: Laporan akhir daniele tegar

  b. Otomotif            Keterangan :

B : Baik

RR : Rusak Ringan

RMD : Rusak Masih Dapat Diperbaiki

RB : Rusak Berat

2. Potensi siswa

Jumlah siswa/i di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu adalah 827 orang, yang terdiri

dari 397 siswa putera dan 430 siswa puteri dengan rincian sebagai berikut:

295 orang siswa/i kelas X

303 orang siswa/i kelas XI

229 orang siswa/i kelas XII

Prestasi Akademik Sekolah yang diperoleh oleh SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu

dalam tiga tahun terakhir, yaitu:

Juara I 1/23/2010 Renang gaya kupu kupu SMA Plus Negeri 7 Propinsi PIagam Renang gaya bebas Renang Gaya Punggung Juara 2 1/23/2010 Renang Gaya Dada SMA Plus N 7 Bengkulu Propinsi PiagamJura 1 1/23/2010 Renang Gaya Dada SMA Plus N 7 BeNGKULU Propinsi PiagamJuara 2 1/23/2010 Renang Gaya Bebas Sma Plus N7 Bengkulu Propinsi Piagam Renang gaya kupu kupu Renang Gaya Punggung Juara 3 1/23/2010 Band SMA Plus N Propinsi PialaJuara 2 2/15/2010 Lomba Paskibra MAN 1 Bengkulu SMA Piala

Juara 3 2/15/2010Kejurnas Gokasi TERBUKA 3 Goya Ryu Karate Nasional Piala

Juara 1 2/15/2010 Hasia Karya Hipa Action Argamakmur Propinsi PialaJuara 1 2/15/2010 LCT Spot Centre Propinsi Piala Juara 2 2/19/2010 Design poster Spot Centre Propinsi Piala Juara 1 2/17/2010 Futsal Unihas Propinsi PialaJuara 2 4/14/2010 Volly Putri Sma N 1 Piagam Juara 1 4/22/2010 LCT Stain Kota Piala

Page 15: Laporan akhir daniele tegar

Juara II 4/22/2010 PMR STAIN Kota Piala

Juara III 4/22/2010Praga Pendidikan Remaja STAIN Kota Piala

Juara III 4/22/2010 Desain Kotak Sampah STAIN Kota Piagam Juara III 4/22/2010 Drama Stain Kota PiagamJuara III 4/22/2010 Aksi Bersih Stain Kota PiagamJuara III 4/22/2010 Pensi Stain Kota PiagamJuara III 5/2/2010 Drama Stain Kota PiagamJuara III 4/22/2010 PMR Stain Kota PialaJuara III 10/30/2010 Cerpen Dinas Kota Propinsi PiagamJuara 2 11/15/2010 Yel yel Dinas Kota Propinsi PiagamJuara 2 11/15/2010 Drama Konseling Dinas Kota Propinsi PiagamJuara III 12/5/2010 Water Roket Tingkat SMA SMA Piagam Juara III 12/29/2010 LCC UUD NRI TH 1945 SMA Kota Piala Juara I 12/29/2010 LCC UUD NRI TH 1945 MKKS Kota Piala

Page 16: Laporan akhir daniele tegar

Juara Umum 2/19/2012 Pramuka Kuarda Kuarda Bengkulu Kota PialaJuara 1 2/19/2012 Heking Putra Kuarda Bengkulu Kota PialaJuara 1 2/19/2012 Ponering Putra Kuarda Bengkulu Kota PialaJuara 2 2/19/2012 Drama Pramuka Kuarda Bengkulu Kota PialaJuara III 2/19/2012 Tata Upacara Penegak Kuarda Bengkulu Kota PialaJuara II 2/19/2012 Mading SMA 5 Kota Piala Juara III 2/19/2012 Debat SMA 5 Kota Piala Juara III 2/19/2012 Story Telling SMA 5 Kota PialaJuara III 2/19/2012 Putra Basket SMA 3 Kota PialaJuara III 3/12/2012 Pidato Bahasa Inggris SMA 2 Kota PialaJuara I 3/12/2012 Tarko SMA 2 Kota PialaJuara 3 3/23/2011 Pidato Bulan Peduli HIV Dinkes Bengkulu Propinsi PialaJuara 3 3/23/2011 Lomba Mading BDINKES Propinsi Piala Juara 1 5/23/2011 Pik.KRR Juara 1 5/23/2011 miniatur perkemahan HUT SMA n 2 BENGKULU Kota PialaJaara 1 LCT HUT SMA N 1 SMA PialaJuara 3 S.Asemorai HUT SMA N 1 SMA PialaJuara Umum Renang Hut Grace Horizon Hotel SMA PialaJuara 3 10/20/2011 Poster Genre BKKBN kota Juara 3 10/24/2011 Baskrt Putra Jati Cup SMKN.1 Bengkulu SMA PialaJuara 2 11/25/2011 Basket Putra Hut SMA Muh.4 SMA PIalaJuara 3 10/15/2011 Basket Putra SMKN.1 Bengkulu SMA Piala Juara 1 2/13/2012 Storry Telling SMA N 5 SMA PialaJuara 2 13//02/2012 Pasukan 8 SMA N 5 SMA Piala

Page 17: Laporan akhir daniele tegar

Juara 2 Futsal SMA N Propinsi PialaJuara 1 2/18/2012 Basket Putra Sma N 5 Propinsi PialaJuara 2 2/24/2012 Pasikan 8 SMA N 2 Bengkulu Propinsi Piala Juara 3 Basket Putra SMAPA FIESTA CUP X Propinsi PialaJuara 3 13/2012 Scrabble Tk.SMA Pgsdexpo Cup Propinsi Piala Juara 2 Pelajar Tangkas Diknas Kota Kota Piala Juara 2 10/22/2012 Olompiade Pasar Modal Diknas Kota Propinsi pialaJuara 3 10/24/2012 Pasukan 8 SMA 6 Kota Piala

Juara 3 10/21/2012 Juara III Basket SMA N 6 Kota PialaJuara 1 10/4/2012 akting monolog UMB kota PialaJuara 1 11/9/2012 Juara I Mading UNIB Kota Piala Juara III Juara III Futsal SMA N Pondok Kelapa Kota Piala Juara III 11/1/2012 Mading Sesumatra UMB Propinsi Piala Juara II 11/1/2012 Futsal Muhhammadiyah 4 Kota Piala

juara II 23-25/08/2013 grafity putri

kwartir daerah provinsi Bengkulu kota Piala

3. Potensi guru

SMA Negeri Plus 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar (guru) berjumlah 80

orang yang terdiri dari 65orang guru tetap dan 15 orang guru bantu.

4. Potensi karyawan

Page 18: Laporan akhir daniele tegar

Jumlah Staf TU dan Karyawan di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu adalah 12 Orang

yang terdiri dari

No Nama Jumlah1 Penata Muda Tingkat 1 2 Orang2 Penata Muda 2 Orang3 Pengatur muda 1 Orang4 Satpam 1 Orang5 Penjaga Sekolah 1 Orang6 Kebersihan 1 Orang7 Penjaga malam 1 Orang8 Penjaga perpustakaan 1 Orang9 Penjaga UKS 2 Orang

5. Perpustakaan

Di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu terdapat satu perpustakaan yang berisi buku

pelajaran, baik IPA, koran, majalah, jurnal, maupun buku – buku pelajaran yang bersifat

umum, serta dilengkapi dengan berbagai meja dan beberapa kursi.

6. LAB IPA

Lab IPA di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu terbagi menjadi 3 yakni LAB Kimia,

Fisika Dan Biologi. LAB tersebut dalam keadaan baik dengan sarana dan prasarana

yang cukup lengkap.

7. LAB Bahasa

Lab Bahasa di SMA Negeri Plus 7 kota Bengkulu sudah baik dengan sarana dan

prasarana yang cukup lengkap.

8. Bimbingan Konseling (BK)

Ruang BK berada tepat disamping ruang guru piket SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu.

Terdapat ruang BK dengan tiga orang petugas. Bimbingan diberikan 1 JP setiap minggu

untuk setiap kelas. Bimbingan konseling untuk siswa yang bermasllah sudah ditangani

dengan baik oleh guru BK dan guru BK sendiri telah bekerja seoptimal mungkin.

9. Bimbingan Belajar

Di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu bimbingan belajar telah dilakukan cukup baik

oleh guru per mata pelajaran, khususnya anak kelas XII telah diadakan bimbingan

belajar untuk mempersiapkan UN setelah pulang sekolah.

10. Ekstrakulikuler yang ada di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu adalah:

Page 19: Laporan akhir daniele tegar

NOJENIS EKSTRAKURIKULER

NAMA PEMBINA NAMA PELATIH

1 Pramuka Aupin, M.Pd.   Syafrudin Zulin

2 PaskibraDhani Anggarista,

A.Ma   Obie A, Lusi A.

3 Drumband Fatmawati, SH.   Agus Hidayat

4 PMR/UKS Ponikem, S.Pd.   Rita Sugiarti

5 PIK KRR -   Eva Setia Trisilia, SE.

6 Renang -   Drs. Samsuari

7 Basket Ball -   Helik Firmansyah

8 Bulu Tangkis -   Drs. Ali Basyar

9 Sepak Bola/Futsal -   King Dedes, S.Pd.

10 Kimia Science Club -   Yulinarsyah, S.Pd.

11 Fisika Science Club -   Feggy Amriani, M.Pd.Si

12 Biologi Science Club -   Haulan, S.Pd.

13 Matematika Science Club -   Yarmawati, S.Pd.

14 English Science Club Eva Parnida, S.Pd.   Rusli, M.Pd.

15 Komputer -   Evan Yulistian, S.Kom.

16 KIR -   Gunawan Agung s., S.Pd.

17 Seni Tari -   Mely Yanti, S.Pd

18 Seni Musik/Musik Dol -   Harmis Lelyaeni, S.Pd.

19 Seni Theater Vina Apriola, M.Pd.   Denis

20 Risma Dra. Husnah   Muhammad Yepan, S.Pd.I

        Widya Y.

Ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah sudah berjalan dengan baik dibantu oleh

guru yang membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut, seperti: Voli,

Sepak Bola, Basket, Paskibra, Seni Tari, Seni Theater, Seni Musik (Musik Dol), Tari

Kreasi, PMR/UKS, SKR, dan English Club.

11. Organisasi dan Fasilitas OSIS

Kegiatan OSIS di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu aktif, memilki ruangan tersendiri

dengan fasilitas yang cukup memadai di bawah pengawasan guru pembimbing.

Page 20: Laporan akhir daniele tegar

12. Organisasi dan Fasilitas UKS

Organisasi dan Fasilitas UKS di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Sudah berjalan

dengan baik di bawah pengawasan guru pembimbing dan ruangan UKS dalam keadaaan

baik, memilki ruang perawatan, dan dilengkapi dengan obat-obatan untuk P3K

13. Administrasi ( Karyawan, Sekolah, Siswa, Guru)

Berbagai administrasi yang ada di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu sudah baik. Baik

itu kinerja karyawan, keadaan fisik dan nonfisik sekolah, dan sebagainya.

14. Koperasi Siswa

Koperasi siswa tidak ada, yang ada hanya KPN. Sehingga untuk berbelanja kebutuhan

siswa seperti Alat tulis, makanan atau minuman siswa harus ke kantin atau keluar dari

sekolah.

15. Tempat Ibadah

Berhubung siswa dominan beragama islam, maka SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu

memiliki tempat ibadah yaitu berupa mushola yang besar dan permanen untuk

melaksanakan kegitan ibadah khususnya sholat dan kegiatan keagamaan yang lain.

16. Kesehatan Lingkungan

Keadaan lingkungan sudah cukup baik, bersih, dan tertata rapi dengan penerapan

kedisiplinan yang tinggi untuk menjaga kebersihan.

17. Kantin

Kantin SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu terletak di belakang kelas X, di dekat LAB

Bahasa dan di dekat ruang BK. Kantin tersusun memanjang dengan berbagai jajanan.

Kantin digunakan tidak hanya oleh siswa, tapi juga oleh guru dan karyawan sekolah.

18. Parkir

SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu memiliki lahan parkir yang cukup luas dan

digunakan untuk lahan parkir guru, staf, dan siswa.

2.2Mengajar Terbimbing dan Refleksi

2.2.1 Mengajar Secara Terbimbing

Setelah selesai kegiatan observasi atau pengenalan lapangan maka memasuki tahap

pelatihan dasar mengajar secara terbimbing yang dimulai tanggal 26 september . Pada tahap

ini praktikan berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh di kelas

dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan supervise

klinis. Kemampuan keguruan yang seharusnya dipraktikkan di kelas adalah keterampilan

Page 21: Laporan akhir daniele tegar

dasar mengajar yang telah didapat praktikan pada perkuliahan micro teaching (PPL-1).

Keterampilan dasar mengajar tersebut meliputi :

1. Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut

2. Keterampilan memberikan penguatan

3. Keterampilan memberikan variasi

4. Keterampilan menjelaskan

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Berhasil atau tidaknya kegiatan mengajar tergantung pada kesiapan seorang guru untuk

mengajar, karena di dalamnya terjadi proses interaksi mentransfer ilmu dan proses

perubahan tingkah laku kearah yang positif sehingga anak didik menjadi lebih baik , dewasa

dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan persiapan yang

matang. Pada pelatihan keterampilan dasar mengajar inilah akan dilatih segala sesuatu yang

menyangkut hal diatas.

Dengan berpedoman pada silabus yang telah dibuat sekolah sesuai dengan kurikulum

KTSP, praktikan mempersiapkan desain dan perangkat pembelajaran yaitu Rencana

Pelaksanaan Pengajaran yang selanjutnya dikonsultasikan dengan guru pamong dan dosen

pembimbing. Dari hasil konsultasi/bimbingan tersebut praktikan mengetahui desain dan

perangkat pembelajaran yang cocok dan benar sesuai dengan kondisi penalaran siswa serta

praktikan merasa lebih siap untuk praktik mengajar dikelas.

Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas yangdibimbing langsung oleh

guru pamong dan dan dosen pembimbing, kemudian diadakan balikan guna mengevaluasi

pelaksanaan pengajaran yang baru saja praktikan lakukan di kelas. Dalam kegiatan ini guru

pamong dan dosen pembimbing menyebutkan kekurangan atau kelemahan yang dilakukan

praktikan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang tentunya harus diperbaiki agar

proses belajar mengajar selanjutnya menjadi lebih baik, serta mendiskusikan hal-hal yang

harus dipertahankan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Selain itu praktikan juga

diberikan motivasi dan masukan-masukan oleh guru pamong dan dosen pembimbing guna

meningkatkan kemampuan praktikan dalam mengajar dikelas selanjutnya.

Kendala yang dihadapi pada saat mengajar mandiri ini ialah adanya beberapa siswa

yang masih ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung

dan tidak meperhatikan presentasi teman-teman lainnya.

Page 22: Laporan akhir daniele tegar

2.2.2 Refleksi Mengajar secara Terbimbing

Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus praktikan integerasikan pada

pelaksanaan dasar mengajar di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu, diantaranya, sebagai

berikut :

1. Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut

2. Keterampilan memberikan penguatan

3. Keterampilan memberikan variasi

4. Keterampilan menjelaskan

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Peran guru pamong dan dosen pembimbing sangat dibutuhkan dalam membantu praktikan

merefleksikan keterampilan dasar mengajar tersebut. Guru pamong meminta praktikan

meningkatkan pelaksanaan beberapa keterampilan dasar saja dari delapan ketrampilan dasar

mengajar yang ada, namun harus disesuaikan dengan materi dan metode yang digunakan

dalam setiap pertemuan. Kemudian guru pamong mengamati praktikan dalam menerapkan

keterampilan dasar mengajar ketika praktik mengajar di kelas. Selanjutnya setelah praktikan

selesai mengajar, guru pamong memberikan bimbingan dan perbaikan-perbaikan terhadap

kekurangan yang dilakukan praktikan dalam melaksanakan praktik mengajar di kelas.

Praktikan menyadari sepenuhnya kekurangan-kekurangan yang telah dilakukan ketika praktik

mengajar sehingga praktikan masih banyak membutuhkan bimbingan dari guru pamong.

Pada tahap ini praktikan berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara

utuh di kelas dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan

supervise klinis. Adapun bimbingan supervise klinis dari guru pamong dan dosen

pembimbing terhadap praktikan difokuskan dalam hal :

1. Persiapan Mengajar

Dalam hal ini, sebelumnya praktikan diminta menyiapkan desain dan perangkat

pengajaran sesuai dengan materi atau pokok bahasan kimia kelas XII yang akan disampaikan

dengan berpedoman pada silabus mata pelajaran kimia kelas XII yang digunakan di SMA

Plus Negeri 7 kota Bengkulu. Dari perangkat pengajaran yang telah disiapkan tersebut

kemudian dikoreksi oleh guru pamong dan diberikan masukan serta praktikan diajak

berdiskusi membahas kesiapannya tampil dikelas nantinya.

Page 23: Laporan akhir daniele tegar

2. Penerapan Keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi

Selain itu, praktikan diminta juga menentukan keterampilan dasar yang akan dikontrakkan

di kelas nantinya. Dari keterampilan dasar tersebut kemudian didiskusikan mengenai cocok

tidaknya diintegrasikan dengan materi yang akan disampaikan. Dan pada akhirnya praktikan,

guru pamong dan dosen pembimbing menyepakati keterampilan dasar yang cocok yang akan

dilatihkan dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Pengelolaan proses belajar mengajar dan dampaknya terhadap siswa

Setelah praktikan dinyatakan siap dengan desain dan perangkat pengajarannya serta

menguasai keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan, praktikan dipersilahkan

berlatih langsung mengajar dikelas dengan didampingi oleh guru pamong dan dosen

pembimbing. Selesai mengajar, praktikan diberi evaluasi mengenai proses pengajaran

dikelas oleh guru pamong.

Dari evaluasi tersebut, praktikan mendapat masukan yaitu lebih meningkatkan

keterampilan pengelolaan kelas dan volume suara dalam kelas.yang sangat berarti bagi

pengembangan keterampilan mengajar.

Masukan yang disampaikan akan mengungkapkan kelemahan praktikan saat mengajar

disertai alternatif pemecahan masalah. Pada masa terbimbing ini mahasiswa akan dibimbing

untuk melaksanakan kegiatan kegiatan praktikum, yaitu membimbing siswa melaksnakan

praktikum pada mata pelajaran fisika.

Setelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian melaksanakan

pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar secara mandiri ini ialah

mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui tugas-tugas dan ulangan harian

dan remedi.

Kendala yang dihadapi praktikan adalah pada saat proses belajar mengajar

berlangsung dan beberapa siswa yang ribut dan menganggu temannya yang lain sehingga

pada saat praktikan menjelaskan materi tidak tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu,

dapat praktikan refleksikan sebagai calon guru sebaiknya praktikan harus tegas dalam

menegur atau memberi hukuman kepada siswa yang mengganggu tersebut sehingga

kegaduhan dalam kelas dapat cepat teratasi. Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah

ketika pemberian penilaian kepada siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang

memperoleh nilai rendah tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan.

Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan solusi mengatasi

masalah pada pelaksanaan mengajar terbimbing.

Page 24: Laporan akhir daniele tegar

2.3 Mengajar Mandiri dan Refleksi

2.3.1 Mengajar Secara Mandiri

Pelatihan dasar mengajar secara mandiri ini, dimulai tanggal 07 Nopember – Desember

2013, dan khusus bagi praktikan difokuskan mengajar di kelas XII IPA 5 dan XII IPA 3. Pada

tahap ini praktikan dituntut dapat berlatih secara mandiri dalam menerapkan dan

mengintegrasikan kemampuan keguruan dalam situasi nyata, pengayaan konteks dan

mengasah kemampuan refleksi.

Kegiatan yang dilaksanaakan pada pelatihan keterampilan mengajar secara mandiri ini,

praktikan diberi kesempatan mengajar di kelas tanpa diawasi secara langsung oleh guru

pamong dan dosen pembimbing. Pada pelatihan keterampilan mengajar mandiri ini praktikan

mencoba memantapkan lagi kegiatan yang dilakukan sebelumnya (pada saat mengajar

terbimbing) dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang praktikan lakukan pada pelatihan

keterampilan mengajar secara terbimbing. Di samping itu praktikan mencoba melakukan

pendekatan persuasif pada siswa sehingga memudahkan praktikan dalam mengelolah kelas

maupun berkomunikasi. Selain mengajar mandiri, praktikan juga diberi kesempatan untuk

membimbing kegiatan praktikum dan merencanakan serta menilai hasil dari proses belajar

mengajarnya yang telah praktikan laksanakan.

Pada tahap ini, guru pamong dan dosen pembimbing hanya memberikan masukan

terhadap hal-hal sangat perlu mendapat perhatian oleh praktikan dalam kegiatan

pembelajaran dan memberikan solusi ketika praktikan menemui hambatan atau masalah.

2.3.2 Refleksi Mengajar Secara Mandiri

Pada tahap pelatihan mandiri ini, praktikan sudah tidak didampingi oleh guru pamong

pada saat mengajar di dalam kelas. Tetapi persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum

mengajar harus tetap di konsultasikan dengan guru pamong. Praktikan tetap membutuhkan

masukan dari guru pamong maupun teman sesama praktikan. Untuk meningkatkan

keterampilan dalam mengajar praktikan juga mendapat masukan dari siswa.

Pada dasarnya tahap ini merupakan tahap akhir kegiatan PPL. Praktikan diberi kesempatan

berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan

keguruan dalam situasi nyata di sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah

kemampuan refleksi. Fokus materi pembimbingan ditujukan pada pengembangan

kemampuan professional guru, yakni kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan

Page 25: Laporan akhir daniele tegar

keterampilan, pengelolaan proses belajar- mengajar, penampilan diri sendiri dan dampaknya

terhadap siswa.

Kreativitas praktikan sangat dituntut dalam pelaksanaan pelatihan mandiri. Hal ini

dilakukan agar siswa tidak bosan dengan pengajaran yang dilakukan. Dalam pelatihan

mandiri praktikan perlu mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran dan psikologi

bagi seorang guru, karena setiap kelas tidak terlepas dari permasalahan siswa yang hiper

aktif, non aktif dll.

Pada tahap mandiri ini, mahasiswa praktikan juga diberi kesempatan membuat alat

penilaian berupa test yang di berikan kepada siswa setelah selesainya menyampaikan materi

atau satu pokok bahasan. Hal ini dilakukan selain untuk mengetahui keberhasilan praktikan

dalam mengajar juga untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam belajar.

2.4 Kegiatan Non Akademik dan Refleksi

2.4.1 Kegiatan Non Akademik

Dalam kegiatan non akademik banyak dilakukan pada SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu

ini. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan yaitu kegiatan olahraga rutin setiap 1x dalam

seminggu yang diadakan dihari sabtu. Selain itu masih banyak lagi kegiatan non akademik

yang lain diantaranya Paskibraka, Sepak bola, Bola voli, Bola basket, PMR, dan lain-lainnya.

Dan Seluruh kegiatan ini memiliki dana dan angggaran sendiri dari donatur kesiswaan.

Setiap siswa harus memilih dan mengikuti satu kegiatan non akademik tersebut serta tidak

boleh pindah dipertengahan tahun. Jika siswa memiliki bakat dan kemampuan maka siswa

boleh memilih 2 kegiatan non akademik tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan

bakat dan mengembangkan potensi siswa.

2.4.2 Refleksi Kegiatan Non Akademik

Dalam kegiatan non akademik yang mahasiswa sebutkan diatas, semuanya berjalan

dengan baik dan mempunyai jadwal tersendiri setiap kegiatan dan diluar jam sekolah. Dalam

hal ini siswa juga ikut berperan dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Tetapi tidak semua

kegiatan yang bisa mahasiswa ikuti karena keterbatasan waktu.

2.5 Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK

2.5.1Masalah Pembelajaran Yang Dihadapi Guru

Page 26: Laporan akhir daniele tegar

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru kimia SMA Plus Negeri 7

kota Bengkulu, diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Plus Negeri 7 kota

Bengkulu adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari hasil observasi

diketahui bahwa secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar, guru tidak terlalu

mendapatkan kesulitan yang begitu berarti karena semua permasalahan yang ditemui masih

bisa diatasi. Namun terdapat materi pelajaran yang dirasakan sulit bagi siswa materi kimia

unsur. Hal ini diketahui dengan rendahnya hasil belajar siswa pada materi tersebut.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena faktor masalah belajar yakni kurangnya

antusias siswa terhadap proses belajar mengajar dikarenakan penggunaan metode dan model

pembelajaran yang monoton. Selain itu juga dikarenakan oleh rendahnya penguasaan materi

pada siswa.

Selain itu, setelah melakukan observasi pada tahap pelatihan mengajar terbimbing dan

tahap pelatihan mengajar mandiri masalah yang di hadapi pratikan pada saat proses

pembelajaran sedang berlangsung adalah adanya sebagian siswa yang mengeluh dan merasa

bosan jika pembelajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah yang membuat proses

pembelajaran menjadi kurang efektif.

2.5.2 Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut, maka praktikan mencoba menerapkan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING LEARNING dengan

media Komputer.

1. Landasan teori

a. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antar materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Hal ini

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapnnya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang

mendasari penerapan pembelajaran kontekstual dikelas. Ketujuh komponen tersebut antara

lain :

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Page 27: Laporan akhir daniele tegar

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui

konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Manusia harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata, yang

intinya bahwa pengetahuan seseorang itu hanya dapat dibangun oleh dirinya sendiri dan

bukannya diberikan oleh orang lain yang siap diambil dan diingat.

2. Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan,

jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dari pembelajaran. Bertanya adalah suatu

strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan

untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi dan berspekulasi.

3. Menemukan (Inquiry)

Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti banyak hal, bagi banyak

orang, dalam banyak konteks. Inkuiri menekankan bahwa mempelajari sesuatu itu dapat

dilakukan lebih efektif melalui tahapan inkuiri sebagai berikut, yaitu: mengamati,

menemukan dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban (hipotesis),

mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar, yang esensinya bahwa belajar itu dapat diperoleh melalui kerjasama

dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, dan pengerjaan proyek secara

berkelompok adalah contoh membangun masyarakat belajar.

5. Pemodelan (Modeling)

Komponen pembelajaran kontekstual selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam

sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru.

Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas

belajar. Pemodelan, adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan model/contoh.

Model bisa berupa benda, cara, metoda kerja, cara/prosedur kerja, atau yang lain, yang bisa

ditiru oleh siswa.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang

tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Siswa mendapatkan apa yang baru

dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau

Page 28: Laporan akhir daniele tegar

revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,

aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima (Komalasari, 2013:12).

7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Authentic assessment adalah prosedur penilaian pada pembelajaran kontekstual. Assessmen

adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan

belajar siswa. Authentic assessment merupakan pengukuran pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki oleh siswa, penilaian produk serta pemberian tugas-tugas yang relevan dan

kontekstual (Aqib, 2013:8).

b. Media Komputer

Pembelajaran berbasis komputer (CAI) merupakan pembelajaran secara langsung

dengan melibatkan komputer untuk mempresentasikan bahan ajar dalam suatu model

pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan komputer dalam proses belajar mengajar di

sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran kimia.

Keuntungan pembelajaran berbasis komputer yaitu :

1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran.

2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan

laboratorium atau simulasi.

3. Memberi kesempatan lebih baik dalam mendukung pembelajaran individu sesuai

kemampuan siswa.

4. Dapat berhubungan dengan peralatan lain seperti compact disc, video tape dan lain

lain (Arsyad, 2009:55).

2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 kota

Bengkulu Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

dengan Media Komputer ?

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar

kimia siswa di kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu Dengan menerapkan

model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer

Page 29: Laporan akhir daniele tegar

4. Manfaat Penelitian

1) Bagi siswa

Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan kerja sama dalam kelompok terutama dalam

proses pembelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mesmecahkan masalah dalam

pembelajaran kimia.

2) Bagi Guru

Untuk menambah pengalaman guru untuk menggunakan variasi dari berbagai strategi

pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru lain mengenai

penerapan model pembelajaran CTL dengan Media Komputer membantu guru dalam

memecahkan masalah dalam pembelajaran khusunya Kimia.

3) Bagi sekolah

Diharapkan dapat memberikan sumbangan dan gambaran pemikiran dalam hal

perbaikan proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dengan Media Komputer pada pembelajaran kimia untuk

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya bagi sekolah tempat penelitian.

4) Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dan bekal pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar

dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan

Media Komputer

5. Instrumen yang digunakan

Dalam penelitian ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar tes

Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritis

siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Tes diberikan setiap akhir

proses pembelajaran setiap siklus.

6. Prosedur Penelitian

Page 30: Laporan akhir daniele tegar

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus dimana

tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap

pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan, (4) tahap refleksi (Arikunto, 2006).

Siklus 1

a. Tahap Perencanaan tindakan

Pada tahap ini perencanaan pembelajaran disusun sebagai berikut:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok bahasan hukum

faraday.

2. Menyiapkan Lembar Diskusi Siswa (LDS).

3. Membangun struktur kognitif siswa

4. Menyiapkan soal postest siklus 1

b. Tahap Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan 1 dilakukan dikelas XII IPA 1. Pelaksanaan tindakan dilakukan

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

c. Tahap observasi

Tahap observasi merupakan tahap untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam

proses pembelajaran.

d. Tahap refleksi

Refleksi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching

and Learning dengan Media Komputer terhadap guru dan kegiatan siswa sehingga

diketahui apa yang belum tercapai pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil

evaluasi yang diperoleh, masalah-masalah atau kelemahan yang muncul selama

proses pembelajaran dapat diperbaiki pada siklus ke II.

Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran

pada siklus I, yang urutan kegiatannya ialah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan perbaikan

kesalahan pada siklus I dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran,

membuat LDS, mempersiapkan alat dan bahan ajar yang dibutuhkan dan

mempersiapkan alat evaluasi yang diperlukan.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Page 31: Laporan akhir daniele tegar

Pada tahap ini melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah dibuat. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan lama kegiatan

pembelajaran yang dilakukan adalah 2x45 menit.

c. Tahap observasi

Tahap observasi merupakan tahap untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam

proses pembelajaran.

d. Tahap refleksi

Refleksi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching

and Learning dengan Media Komputer. dilakukan terhadap guru dan kegiatan siswa

sehingga diketahui apa yang telah tercapai pada proses pembelajaran. Hasil evaluasi

pada siklus II ini dapat digunakan untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya.

7.Teknik analisa data

Data tes dianalisa berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal, dimana proses belajar

mengajar secara klasikal dikatakan tuntas apabila 80% siswa memperoleh ≥75. Ketuntasan

belajar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Rata-rata nilai X=ΣX

N

Keterangan:

ΣX= Jumlah nilai yang diperoleh

X = Nilai rata-rata

N = Jumlah siswa

2. Persentase ketuntasan belajar siswa

KB = NS x 100%

N

Keterangan:

KB = Ketuntasan belajar klasikal

NS = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥67

N = Jumlah siswa

Data kegiatan guru dan siswa dianalisis dengan menggunakan analisa data secara

deskriptif berdasarkan hasil penilaian guru,(Sudjana, 1989).

8. Deskripsi hasil dan pembahasan

a. Deskripsi Hasil

Page 32: Laporan akhir daniele tegar

Dari hasil penelitian yang telah digunakan dengan menerapkan pembelajaran dengan

model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer Siswa Kelas XII IPA

1 di SMAN Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

SIKLUSI

Pada siklus I pembelajaran Kimia pada materi laju reaksi pokok bahasan menentukan

persamaan laju reaksi menggunakan 2 kategori penilaian, yaitu: nilai post test dan LDS. Dari

kedua penilaian tersebut dianalisis menjadi nilai akhir siswa dan digunakan untuk

memperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh

nilai 65 keatas.

Nilai post test

Post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah 2 soal berbentuk uraian

(essay). Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas

adalah sebanyak 8 siswa dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar

30,76 %

b. Nilai laporan

Nilai laporan berupa LDS (Lembar Diskusi Siswa) yang didalamnya terdapat

beberapa permasalahan yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok berkenaan

dengan materi ajar. Dari hasil LDS diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh

nilai 65 ke atas adalah 28 dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar

100 %.

c. Nilai akhir

Nilai akhir dihitung berdasarkan nilai post test dan laporan yang masing-masing nilai

dihitung presentasenya (post test dikalikan 75%, laporan dikalikan 25 %). Dari nilai

akhir tersebut dianalisis untuk mendapatkan data rata-rata skor dan ketuntasan belajar

klasikal. Nilai rata-rata skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 1 Tabel nilai rata-rata skor

Siklus Jumlah siswa

(N)

Jumlah nilai siswa

(ΣX)

Nilai rata-rata (X)

I 28 1635 62,88

Tabel. 2 Tabel presentase ketuntasan belajar siswa

Siklus Jumlah Jumlah siswa yang Persentase ketuntasan

Page 33: Laporan akhir daniele tegar

siswa mendapatkan nilai ≥

75

belajar klasikal

I 28 8 30,76 %

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I belum

mencapai ketuntasan belajar klasikal karena menurut wawancara yang dilakukan terhadap

guru kimia SMA Plus Negeri 7 Bengkulu, diketahui bahwa kurikulum yang digunakan di

SMA Plus Negeri 7 Bengkulu adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana

kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu secara klasikal

dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.

Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar tes berupa nilai laporan (LDS)

disimpulkan bahwa pada siklus 1 siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan dari

guru tentang materi pelajaran yang akan disampaikan, siswa sudah mulai bekerja

sama dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Sedangkan dari nilai posttest

baru 30,76% siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, dimana

kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu secara

klasikal dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.

Siklus II

Pada siklus II pembelajaran Kimia pada materi Termokimia pokok bahasan Entalpi

Pembentukan menggunakan 2 kategori penilaian, yaitu: nilai post test dan LDS. Dari kedua

penilaian tersebut dianalisis menjadi nilai akhir siswa dan digunakan untuk memperoleh nilai

ketuntasan belajar klasikal berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas.

a. Nilai post test

Post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan jumlah 2 soal berbentuk uraian

(essay). Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas

adalah sebanyak 25 siswa dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar

sebesar 88,46%.

b. Nilai laporan

Nilai laporan berupa LKS (Lembar kerja siswa) yang didalamnya terdapat beberapa

permasalahan yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok berkenaan dengan

Page 34: Laporan akhir daniele tegar

materi ajar. Dari hasil LKS diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai 65

ke atas adalah 25 dari 28 siswa. Dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100 %.

c. Nilai akhir

Nilai akhir dihitung berdasarkan nilai post test dan laporan yang masing-masing nilai

dihitung presentasenya (post test dikalikan 75%, laporan dikalikan 25 %). Dari nilai

akhir tersebut dianalisis untuk mendapatkan data rata-rata skor dan ketuntasan belajar

klasikal. Nilai rata-rata skor pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3 Tabel nilai rata-rata skor

Siklus Jumlah siswa

(N)

Jumlah nilai siswa

(ΣX)

Nilai rata-

rata (X)

I 28 1899 73,03

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II diketahui

bahwa rata-rata skor siswa meningkat ± 3,22 yakni dari 62,88 pada siklus I menjadi 73,03

pada siklus II. Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel.8

Tabel. 4 Tabel presentase ketuntasan belajar siswa

Siklus Jumlah

siswa

Jumlah siswa yang

mendapatkan nilai ≥ 65

Persentase

ketuntasan belajar

klasikal

I 28 25 88,46 %

Refleksi siklus II

Dari hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus II aspek-aspek observasi siswa

diketahui bahwa aktivitas siswa lebih baik daripada siklus 1 dimana nilai ketuntasan belajar

secara klasikal meningkat dari 71,875% menjadi 88,46%.

9. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa penggunaan model

pembelajaran model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer di kelas

XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Bengkulu berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal

Page 35: Laporan akhir daniele tegar

ini dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata skor dan presentase ketuntasan klasikal seperti

yang terlihat pada tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Nilai rata-rata skor pada siklus I dan siklus II

Uraian Siklus I Siklus II Keterangan

Rata-rata Skor 62,88 73,03 Meningkat 10,15

Seperti yang terlihat pada hasil tersebut, diketahui bahwa terjadi peningkatan pada rata-

rata skor siswa maupun ketuntasan belajar klasikal antara siklus I dan siklus II. Untuk rata-

rata skor meningkat 10,15point, yakni dari 62,88 menjadi 73,03.

Tabel 6. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II

No Siklus Presentase ketuntasan klasikal Keterangan

1 I 30,76 % Meningkat

57,7%2 II 88,46%

Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar klasikal meningkat 57,7%, yaitu dari

30,76% menjadi 88,46%.

Dari data yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer

mempunyai pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa yakni ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai ketuntasan belajar siswa.

Meningkatnya ketuntasan belajar siswa ini disebabkan oleh model Contextual Teaching

and Learning dengan Media Komputer yang turut mendukung pembelajaran ini. Dimana

guru membentuk kelompok siswa dimana melalui kelompok ini sesama anggota kelompok

dapat berdiskusi antara satu dengan yang lainnya (sharing) yang memberikan kontribusi yang

besar dalam melakukan bimbingan terhadap temannya yang kurang mengerti, hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Nurhadi (2002) bahwa pembagian kelompok yang heterogen,

siswa pandai dapat mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Siswa

yang mempunyai kemampuan rendah atau sedang akan lebih cepat mengajukan pertanyaan

kepada temannya sendiri yang memiliki kemampuan lebih dan mngerti. Dengan demikian

proses pembelajaran akan berjalan dengan lebih baik.

Page 36: Laporan akhir daniele tegar

Dengan demikian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Plus Negeri 7

Kota Bengkulu kelas XII IPA 1 dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan

model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer memberikan hasil belajar

yang lebih baik dari pada dengan metode ceramah. Dengan adanya peningkatan hasil belajar

siswa pada tiap siklus, maka dapat dinyatakan bahwa siswa telah mampu beradaptasi dengan

baik terhadap model Contextual Teaching and Learning dengan Media Komputer. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning

dengan Media Komputer pada materi hukum faraday dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas XII IPA 1 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, praktikan

menyimpulkan bahwa:

Page 37: Laporan akhir daniele tegar

1. Kegiatan PPL merupakan wahana yang sangat tepat dalam menyiapkan tenaga

pendidikan yang professional, khususnya bagi calon guru.

2. Kegiatan PPL merupakan suatu program yang sangat efektif dan efisien bagi

mahasiswa keguruan untuk meningkatkan kualitas sebagai pendidik yang profesional

3. SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu merupakan salah satu sekolah yang bisa dikatakan

unggul yang ada di Kota Bengkulu. Dengan kualitas dan disiplin yang tinggi sehingga

menjadi tempat yang sangat baik bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori

yang didapat di perkuliahan.

4. Peran guru pamong dan dosen pembimbing sangat menentukan keberhasilan

praktikan dalam melaksanakan PPL.

5. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Media

Komputer dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA 1 SMA Plus

Negeri 7 Kota Bengkulu. Hal ini terlihat dari peningkatan ketuntasan klasikal pada

siklus I 30,76% dan pada siklus II meningkat menjadi 88,46%.

3.2 Saran1. Tingkatkan komunikasi dan kerja sama antara guru pamong dan dosen pembimbing

secara intensif memberikan bimbingan kepada praktikan sehingga praktikan dapat

mengikuti pelaksanaan PPL ini dengan sebaik- baiknya dan sesuai dengan apa yang

diharapkan

2. Agar praktik pengalaman lapangan (PPL) ini berjalan dengan lancar, sebaiknya

praktikan menyiapkan penguasaan materi yang diajarkan, fisik dan mental secara baik

3. Untuk lebih memperlancar jalannya proses belajar mengajar sebaiknya fasilitas

pendidikan lebih dilengkapi

4. Penggunaan metode dan media pembelajaran sebaiknya lebih bervariatif

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung :

Cv.Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ). Jakarta:

Rineka Cipta

Depdiknas. 2003. Kurikulum Kimia 2004 Standar Kompetensi Mata pelajaran Kimia.

Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional

Page 38: Laporan akhir daniele tegar

Purba, Michael.2006. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga

Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL). 2010. Buku Panduan Praktik Pengalaman

Lapangan. Bengkulu.Unib