RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

27
PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TOPIK : IKATAN KIMIA SUB TOPIK : STRUKTUR LEWIS, IKATAN ION NAMA : DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA NPM : A1F010014 MATA PELAJARAN : KIMIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL 1

description

tugas

Transcript of RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Page 1: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

PERANGKAT PEMBELAJARAN

SILABUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TOPIK : IKATAN KIMIA

SUB TOPIK : STRUKTUR LEWIS, IKATAN ION

NAMA : DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA

NPM : A1F010014

MATA PELAJARAN : KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

1

Page 2: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA

Topik : Ikatan Kimia

Sub Topik : Struktur Lewis, Ikatan Ion

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ I (Satu)

Alokasi Waktu :2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi :

Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.

II. Kompetensi Dasar :

Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dengan sifat fisika senyawa yang

terbentuk

III. Indikator

A. Kognitif

1. Produk:

a. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya

b. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet)

dan elektron valensi bukan gas mulia(struktur Lewis)

c. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.

2. Proses:

Melakukan diskusi kelas dan menemukan hal-hal yang berkaitan dengan kestabilan

unsur, struktur lewis, dan ikatan ion.

B. Psikomotor

1. Melakukan diskusi kelompok tentang kestabilan unsur

2. Melakukan diskusi kelompok tentang struktur lewis

3. Melakukan diskusi kelompok tentang perbandingan proses pembentukan ikatan

ion.

2

Page 3: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

C. Afektif

1. Karakter

a. jujur,

b. tanggung jawab,

c. hati-hati,

d. teliti.

2. Keterampilan sosial:

a. bertanya,

b. menyumbang ide atau berpendapat,

c. menjadi pendengar yang baik,

d. berkomunikasi.

IV. Tujuan Pembelajaran:

A. Kognitif

1. Produk:

a. Secara mandiri siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk

mencapai kestabilannya

b. Secara mandiri siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi atom

gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia(struktur

Lewis)

c. Secara mandiri siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.

2. Proses

Diberikan bahan dan LDS SMA siswa dapat melaksanakan diskusi kelas untuk

membahas hal-hal yang nerakaiatan dengan kestabilan unsur, struktur lewis, dan

ikatan ion.

B. Psikomotor

Disediakan lembar diskusi siswa, sisawa dapat membahas mengenai kestabilan

unsure, struktur lewis, dan ikatan ion.

C. Afektif

1. Karakter:

3

Page 4: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa

dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter kejujuran, tanggung

jawab,hati-hati, dan teliti.

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa

dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan perlaku keterampilan sosial

bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan

berkomunikasi.

V. Materi Ajar

ikatan Kimia :

Kestabilan unsur

Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom

tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. unsur-unsur gas mulia mempunyai

8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom. Unsur cenderung mengikuti gas

mulia untuk mencapai kestabilan.

Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan octet

Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai electron valensi 2

seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas

mulia, yaitu:

1. melepas atau menerima elektron;

2. pemakaian bersama pasangan elektron.

Struktur Lewis

Menggunakan Aturan Oktet Untuk Menulis Struktur Lewis

Dalam penulisan struktur Lewis, diperlukan untuk mengerti bahwa kita harus mulai mempelajari

ini dari hal yang sangat sederhana, dimulai dengan atom-atom yang berdekatan kemudian

membentuk ikatan kimia, sehingga jumlah elektron dari atom itu harus =dibagi-bagikan sesuai

dengan aturan yangada yaitu aturan oktet, dimana dalam aturan oktet setiap atom harus memiliki 8

elektron valensi yang mengitarinya, dan pengecualian untuk atom hidrogen yaitu 2 elektron

valensi.

Struktur Lewis untuk molekul dengan ikatan tunggal

Kita dapat menggunakan nitrogen trifluorida ( ) sebagai contoh dalam pembuatan struktur Lewis.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

4

Page 5: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

1. Tempatkan atom-atom berdampingan, tetapi dengan aturan atom yang mempunyai elektron

valensi paling kecil menjadi atom pusat. Hal ini dikarenakan semakin sedikit valensinya, maka

semakin banyak elektron yang ia perlukan untuk mencapai delapan elektron valensi. Dari hal

ini, dapat kita simpulkan bahwa N yang mempunyai lima elektron valensi menjadi atom

pusat, karena F mempunyai tujuh elektron valensi. Sebagai tambahan, jika terdapat ikatan

dalam satu golongan, maka yang menjadi atom pusat adalah yang periodenya lebih besar.

Selain itu, atom H tidak dapat menjadi atom pusat dikarenakan ia hanya mempunyai 1 elektron

bebas dan hanya bisa membentuk satu ikatan.

Hitung semua elektron valensi yang ada. Sebagai contoh yaitu N mempunyai elektron

valensi 5 elektron dan F 7 elektron.

Tambahan, untuk ion poliatomik, tambahkan pada setiap atom untuk ion yang bermuatan

negatif, dan mengurangi untuk ion positif.

3. Selanjutnya, gambarkan ikatan satu diantara N-F dan kurangi dua elektron untuk setiap

ikatan tunggal.Dikarenaka terdapat 3 ikatan tunggal, maka elektron yang terpakai adalah :3

ikatan N-F X 2 = 6 dan elektron yang tersisa adalah 26 - 6 = 20

4. Selanjutnya, bagikan sisa elektron ke masing-masing atom, didahului dengan pembagian

elektron kepada atom yang mengitari atom pusat untuk menjadikannya sesuai dengan

aturan oktet. Jika terdapat sisa setelah atom yang mengitarinya penuh, maka sisa elektron

diberikan kepada atom pusat.

Ikatan ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke

atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan

elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam,

setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam,

setelah menerima elektron berubah menjadi ionnegatif. Antara ion-ion yang berlawanan

muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan

elektrovalen). Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua

senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan

lambang Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

5

Page 6: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6

ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.

V. Model dan Metode Pembelajaran:

Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran: Diskusi dan pemberian tugas

VI. Bahan

Lembar diskusi kelas

VIII. Proses Belajar Mengajar

Pertemuan Pertama(2 jam pelajaran).

Materi :

Aturan oktet.

Lambang Lewis.

Ikatan ion.

NO

JENIS KEGIATAN WAKTU (Menit)

PENDIKAR

1 Kegiatan awal 1.1 Apersepsi

Berdoa Pengecekan kehadiran siswa Menyampaikan SK, KD, Indikator

serta KKM

15 Religius

Disiplin

2 Kegiatan IntiTatap Muka

Menentukan unsur yang dapat melepaskan elektron atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan dalam diskusi kelompok

Menggambarkan susunan elektron

65 Toleransi, Demokratis, Bersahabat/ Komunikatif, Rasa ingin tahu

6

Page 7: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

valensi Lewis melalui diskusi kelas Ikatan ion

Penugasan Terstruktur Siswa mengrjakan latihan soal

3 Kegiatan Akhir

Menyimpulkan aturan oktet Menyimpulkan lambang Lewis Menyimpulkan pembentukan serta

sifat-sifat senyawa ionPenugasan Tidak Terstruktur

Siswa diberikan PR

10 Tanggung jawab,Jujur,Kreatif,Mandiri

IX. Sumber dan Media Pembelajaran

1. LDS SMA ikatan kimia

2. Kunci LDS SMA Ikaan Kimia

3. LP 1: Pengamatan Perilaku Berkarakter

4. LP 2: Pengamatan Keterampilan Sosial

5. Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian

6. Silabus

X. Daftar Pustaka

Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTS. Digandakan oleh

Kegiatan Penyelenggaraan Sosialisasi/Diseminasi/Seminar/Workshop/Publikasi Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Johnson, David W. & Johnson, Roger T. 2002. Meaningful Assessment. A Manageable and

Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.

7

Page 8: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN

1.    Sebutkan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh susunan elektron yang stabil !

2.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori oktet dan teori duplet !

3. Sebutkan Ciri –ciri senyawa ionic ?

4.    Jelaskan cara pembentukan ikatan ion !

5.   Jelaskan pengaruh gaya elektrostatik terhadap  kekuatan ikatan ion !

8

Page 9: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI

1.    Dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, dan pemakaian elektron secra bersama-sama

2.    Teori oktet adalah kecenderungan atom-atom untuk memiliki delapan elektron di kulit terluarnya

Teori duplet adalah kecenderungan atom-atom untuk memiliki dua elektron di kulit terluarnya

3. Ciri – ciri senyawa ionic adalah :

a. Padatan pada suhu kamar

b. Titik leleh dan titik didih tinggic. Senyawa ionic padat umumnya kurang baik menghantar listrik tetapi lelehannya menghantar

dengan baikd. Komposisi kimia dinyatakan sebagai rumus empiris bukan rumus molekul

4.    Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (menjadi ion positif) dengan atom yang menerima elektron (menjadi ion negatif).

5.    Pengaruh gaya elektrostatik terhadap  kekuatan ikatan ion adalah antara ion positif dan ion negatif akan memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar

9

Page 10: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

LP 1 : KARAKTER

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

Siswa: Kelas: Tanggal:

Petunjuk:

Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa

menggunakan skala berikut ini:

A = sangat baik B = Memuaskan

C = menunjukkan kemajuan D = memerlukan perbaikan

No Rincian Tugas Kinerja (RTK) A B C D Keterangan

1 Jujur

2 Tanggungjawab

3 Hati-hati

4 Teliti

Bengkulu, September 2011

Pengamat

( )

Sumber: Johnson, David W. & Johnson, Roger T. 2002. Meaningful Assessment. A

Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.

10

Page 11: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

LP : KETERAMPILAN SOSIAL

Format Pengamatan Keterampilan Sosial

Siswa: Kelas: Tanggal:

Petunjuk:

Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa itu

menggunakan skala berikut ini:

A = sangat baik B = Memuaskan

C = menunjukkan kemajuan D = memerlukan perbaikan

No Rincian Tugas Kinerja

(RTK)A B C D Keterangan

1 Bertanya

2 Menyumbang ide atau

pendapat

3 Menjadi pendengar yang

baik

4 Komunikasi

Bengkulu, September 2011

Pengamat

( )

11

Page 12: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Sumber: Johnson, DavidW. & Johnson, Roger T. 2002. Meaningful Assessment. A

Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.

BUKU SISWA (BS-01)

IKATAN KIMIA

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian ikatan kimia.

2. Menyebutkan macam-macam ikatan kimia.

3. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ionik.

4. Memberikan contoh senyawa-senyawa ionik.

Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa

sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur sintetis

telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang

sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hamper semuanya berikatan dengan dengan atom

lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda

membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa

atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti

dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa

di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut,

Anda harus mempelajari babIkatan kimia ini. Pada bab ini Anda akan mempelajari apakah

ikatan kimia itu, mengapa atomatom dapat saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia,

dan lain-lain.

12

Page 13: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

13

Page 14: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa

disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert

Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman

(Martin S. Silberberg, 2000).

Konsep tersebut adalah:

1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa

merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.

2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil seperti

gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.

3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara berikatan

dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun

pemakaian elektron secara bersama-sama.

a. Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsure yang paling stabil.

Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar,

kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh). Hal ini dikenal dengan konfigurasi

oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet.

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar

dapat menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat.

Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat

dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron.

Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu

tentang lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya.

14

Page 15: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Elektron dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady,

1990).

b. Ikatan Ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke

atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron

(logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah

melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah

menerima elektron berubah menjadi ionnegatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini

terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Ikatan

ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat

kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl

digambarkan sebagai berikut.

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion

Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.

15

Page 16: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:

1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh,

NaCl meleleh pada 801 °C.

2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.

3. Lelehannya menghantarkan listrik.

4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.

Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut.

a. Pembentukan MgCl2

Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.

- Mg : 2, 8, 2

- Cl : 2, 8, 7

Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron, sedangkan Cl dengan

menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion

Cl–.

- Mg (2, 8, 2) ⎯⎯→ Mg2+ (2, 8) + 2 e–

(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)

- Cl (2, 8, 7) + e– ⎯⎯→ Cl– (2, 8, 8)

(konfigurasi elektron ion Cl– sama dengan argon)

Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2.

Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambarkan sebagai

berikut.

b. Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO

Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:

Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)

O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)

16

Page 17: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan memasangkan 2

elektron.

c . Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O

Konfigurasi elektron:

K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+

O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–

2 K+ + O2– ⎯⎯→ K2O

d. Ikatan ion pada Fe (elektron valensi 3) dengan Cl (elektron valensi 7)

membentuk FeCl3

Fe mempunyai elektron valensi 3 akan membentuk Fe3+

Cl mempunyai elektron valensi 7 akan membentuk Cl–

Fe3+ + 3 Cl– ⎯⎯→ FeCl3

17

Page 18: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

SIFAT SENYAWA IONIK

1.Struktur/susunan kristal

Dalam keadaan padat, senyawa ionis terdapat dalam bentuk

kristal dengan susunan tertentu. Penafsiran terhadap hasil difraksi

sinar-X pada senyawa ion dapat memberi petunjuk mengenai

susunan internal dari kristal ion tersebut. Misalnya pada kristal

NaCl dapat diketahui bahwa setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion

Cl-, dan setiap ion Cl- juga dikelilingi oleh 6 ion Na+.

2. Isomorf

Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang mirip satu sama lain seperti NaCl dan

KNO3 mempunyai bentuk kristal yang sama yang disebut isomorf. Di samping itu terdapat

pula senyawa-senyawa yang mempunyai muatan ion berbeda, tetapi mempunyai susunan

kristal yang sama, misalnya NaF dan MgO, CaCl2 dan K2S masing-masing mempunyai

susunan kristal yang sama. Fakta tersebut dapat dijelaskan dengan meninjau konfigurasi

elektron ion-ion penyusun kristal tersebut.

3. Daya hantar listrik

Baik dalam keadaan cair (meleleh) maupun dalam larutannya senyawa ionis dapat

menghantarkan arus listrik.

18

Page 19: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

Pada table 1.1 dapat dilihat daya hantar berbagai senyawa klorida dalam keadaan  cair

(meleleh) pada suhu titik lelehnya.

4. Titik leleh dan titik didih

Ion positif dan ion negative pada senyawa ionis, terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatis

yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal

maupun dalam bentuk cairnya, diperlukan energy yang cukup besar, yang mengakibatkan titik

leleh dan titik didih senyawa ionis juga tinggi.

Pada table 1.2 dapat dilihat titik didih berbagai senyawa klorida.

19

Page 20: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

5. Kelarutan

Pada umumnya senyawa ionis larut dalam pelarut yang mengandung gugs OH- seperti H2O

dan C2H5OH yang merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen larut

dalam pelarut nonpolar.

6. Reaksi ion

Pada reaksi senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion pasangannya, misalnya bila NaCl

dan AgNO3 (dalam larutan) dicampurkan, maka segera terbentuk endapan AgCl. Reaksi yang

terjadi adalah:

 Ag+(aq) + Cl-(aq)  AgCl (s)

7. Keras, kaku dan rapuh

20

Page 21: RPP Ikatan Kimia, Daniele Tegar

LATIHAN :

1. Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) bersifat stabil?

2. Mengapa unsur-unsur selain golongan VIIIA (gas mulia) bersifat tidak stabil?

3. Bagaimana cara unsur-unsur selain golongan VIIIA mencapai kestabilan atau mencapai

hukum oktet?

4. Sebutkan macam-macam ikatan kimia yang Anda ketahui!

5. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion?

6. Apakah syarat terjadinya ikatan ion?

7. Jelaskan terjadinya ikatan ion dan tulislah ikatan ion yang terjadi pada:

a. Mg (Z = 12) dengan F (Z = 9)

b. Ba (Z = 56) dengan Cl (Z = 17)

c. Ca (Z = 20) dengan S (Z = 16)

d. Fe (elektron valensi = 3) dengan Cl (elektron valensi = 7)

e. Zn (elektron valensi = 2) dengan Br (elektron valensi = 7)

f. Cr (elektron valensi = 3) dengan O (elektron valensi = 6)

g. Al (golongan IIIA) dengan S (golongan VIA)

h. Ca (golongan IIA) dengan N (golongan VA)

i. K (golongan IA) dengan I (golongan VIIA)

j. Na (golongan IA) dengan S (golongan VIA)

21