Karya Tulis Tegar 2

download Karya Tulis Tegar 2

of 47

description

jalak

Transcript of Karya Tulis Tegar 2

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN TIN

(Ficus carica L)TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTALStudi Eksperimental Pada Tikus Putih Galur Wistar Jantan yang Diberi Diet Tinggi Kolesterol

Oleh :Tegar Putra Dovianta01.211.6538FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITASISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG2014BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangTerdapat obat-obatan dislipidemia yang banyak memiliki efek samping seperti flushin, hiperglikemi, hepatotoksik, hiperurisemia, miopati, dan lain-lain(US Department of Health and Human Service, 2007). Dari obat-obat yang banyak terdapat efek samping perlu dikembangkan kembali untuk meminimalisir efek samping, menjadikan lebih murah dan mudah diperoleh.Banyak terdapat tanaman obat di Indonesia. Dari sekitar 30.000 jenis tanaman di Indonesia, dari 940 diantaranya sebagai tanaman obat (Pramono, 2007). Dinatara tanaman tersebut adalah tanaman tin sebagai obat dislipidemia (Joseph & Raj, 2011).Dari penelitian tanaman tin, terdapat kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperti -sitosterol, saponin, tanin dan flavonoid(Joseph & Raj, 2011). Senyawa- senyawa tersebut bekerja dengan menurunkan low density lipoprotein,trigliserid,kolesterol serta menaikkan kadar high density lipoprotein dalam serum darah karena efek antioksidannya (Mawa et al., 2013).Dari penelitian MONICA (Monitoring Trends and Determinants of Cardiovascular Disease)yang berada di Indonesia , penelitian ini dilakukan di jakarta tahun 1998 dan hasil nya rata rata wanita yang diteliti memiliki kadar kolesterol 206,6 mg/dldan pria 199,8 mg/dl. Dan seiringnya pertambahan umur prevalensi dari hiperkolesterolemia meningkat (>6,5 mmol/l). Dan pada penelitian yang sama ditemukan juga overweight (BMI 25-29,9 kg/m2) sekitar 12,5% pada responden dan dengan BMI lebih dari 30 kg/m2 sekitar 4,9% responden. Dan 22,5% responden melakukan olahraga dan latihan fisik dengan teratur seperti jalan-jalan, senam, joging merupakan olahraga yang responden lakukan(Boedhi, 1994;Anwar, 1994).Ficus Carina Linn.(Syn: Ficus sycomorous, family: moraceae), banyak tumbuh didaerah tropis dan subtropics seperti India. Dan dalam kandungan akarnya digunakan dalam pengobatan tradisional seperti penyakit Leukodermadan ringworms sedangkan buah buahan nya yang manis yang berguna sebagai antipiretik , obat pencahar , sifat afrosidiak dan telah terbukti berguna dalam mengobati penyakit radang dan kelumpuhan(Kirtikar, 1996, Nadkarni, 1995). Ficus Carica juga telah dilaporkan memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti arabinosa, -amyrins, -carotines, glikosida, -setosterols dan xanthotoxol(Gilani et al, 2008). sebelumnya juga sudah dilakukan pemeriksaan kimia dan ditemukan kandungan senyawa psoralen, bergapten, umbelliferone( Seong-Kuk et al, 1995; Louis et al, 2000; Jeong dan Lachance, 2001).Campesterol, stigmasterol, fucosterol, asam lemak, 6 (2 metoksi-Z-vinil)-7metil-pyranocoumarindan 9,19-cycloarlane triterpenoid sebagai antikanker( Weiping et al, 1997) dan agen antiploriferatif: 6-O- asil- -Dglukosyl- -sitosterol(Shai et al, 2001), asetat calotropenyl, dan asetat lupeol(Saeed dan Sabir, 2002).Selain itu, F. carica ini mempunyai beberapi efek terapi yang terkandung dari beberapa bagian berbada dari Ficus carica, seperti Hipoglikemia(Serraclara et al, 1998), penekan kanker , antihelmith, hypotriglyseridemia, Hypocolesterolemia dan bovine papilomatosis.

Selama ini penelitian tentang daun tin belum dilakukan hanya sebatas penelitian tentang buah tin. Perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun tinterhadap kadar kolesterol.1.2. Perumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak daun tin (Ficus carica) terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan yang diberi diet tinggi kolesterol?1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian daun tin (Ficus carica) terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan yang diberi diet tinggi kolesterol.1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengetahui kadar kolesterol total pada tikus setelah diberi ekstrak daun tin dosis 25 mg/kgBB , 50 mg/kgBB , 100 mg/kgBB.1.3.2.2. Mengetahui kadar kolesterol total pada tikus setelah diberi obat simvastatin.1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teroritis 1.4.1.1. Memberi masukan bagi pengembang ilmu pengetahuan yang menyangkut pengaruh ekstrak daun tin terhadap kolesterol.1.4.1.2. Memberi informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat praktis1.4.2.1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat akan manfaat kandungan dari daun tin terhadap tubuh.1.4.2.2. Menambah pengetahuan tentang manfaat daun tin.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Kolesterol2.1.1. Pengertian

Kolesterol ( C27H45OH ) adalah alkohol steroid yang ditemukan dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet. Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal lempengan yang akan mempersempit / menyumbat pembuluh darah( SutejoA.Y. 2006 ).

Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan otot. 70% kolesterol di esterifikasikan (dikombinasikan dengan asam lemak) dan 30% dalam bentuk bebas. Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama didalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. Kadar kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol. Dalam darah, kolesterol membentuk rangkaian lipoprotein. Lipoprotein sendiri, dibedakan menjadi rangkaian High Density Lipoprotein (HDL), Very Low Density lipoprotein (VLDL), dan Low Density Lipoprotein (LDL). Konsentrasi kolesterol paling tinggi terdapat pada LDL, sedangkan kadar kolesterol paling rendah terdapat pada HDL( Keerlefever Joyce, 2007 ).Tabel 1. Kadar kolesterol darah menurut NCEP (National Cholesterol Education Program)Kadar Kolesterol TotalKategori

240 mg/dlTinggi

2.1.2. Metabolisme lipoproteinMetabolisme lipoprotein terbagi menjadi 3 jalur yaitu:

2.1.2.1. Jalur metabolisme eksogen

Trigliserida dan kolesterol merupakan contoh lemak yang terkandung dalam makanan, dalam tubuh manusia terdapat juga kandungan kolesterol pada usus dan hepar yang diekskresikan melalui kandung empedu(vesica fellea) ke usus halus. Lemak dari makanan maupun dari hepar disebut lemak eksogen. Dimucosa usus halus yang dibawa oleh eritrosit, trigliserit akan di ubah menjadi asam lemak bebas sedangkan kolesterol tetap menjadi kolesterol. Setelah itu di dalam usus halus asam lemak di ubah kembali menjadi trigliserida sedangkan kolesterol akan di esterifikasi menjadi kolesterol ester. Dimana trigliserida dan kolesterol ester akan membentuk lipoprotein yang dinamai kilomikron bersama fosfolipid dengan apolipoprotein(Adam, 2006).

Kilomikron ini akan diangkut melalui saluran limfe dan kemudian melalui ductus thorasikus akan memasuki ke vaskuler. Tligliserida dalam kilomikron akan di hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan di ubah menjadi asam lemak bebas yang disimpan kembali di jaringan adiposa, pada saat trigliserida berlebihan di dalam tubuh sebagian akan di olah kembali ke trigliserida hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar akan menjadi kilomikron remnant mengandung kolesterol ester yang akan dibawa ke hati(Adam, 2006).2.1.2.2. Jalur metabolisme endogen

Di hepar terdapat trigleserida dan kolesterol yang akan dieksresikan dalam vaskuler sebagai lipoprotein VLDL. Dalam vaskuler, enzim lipoprotein lipase akan menghidrolisis VLDL menjadi IDL dan selanjutnya dihidrolisis kembali menjadi LDL. LDL merupakan lipoprotein yang kandungannya banyak kolesterol nya. Sebagian LDL akan di sebarkan melalui vaskuler ke hepar, testis, dan ovarium dan ditangkap oleh reseptor LDL. Sebagian dari LDL akan di oksidasi menjadi sel busa. Jika terdapat banyak kolesterol LDL di vaskuler maka akan di tangkap oleh sel makrofag(Adam, 2006):a. Terlalu banyak nya jumlah small dense LDL contoh nya pada penyakit sindroma metabolik dan diabetes militus.

b. Meningkatnya kadar kolesterol HDL dalam vaskuler yang mempunyai sifat protektif terhadap oksidasi LDL.(Adam, 2006)2.1.2.3. Jalur reverse cholesterol transport

HDL akan dilepaskan menjadi partikel kecil yang tidak banyak terkandung kolesterol yang mengandung apolipoprotein A,C dan E (HDL nascent). Apolipoprotein A1 merupakan HDL nascent yang asal nya dari usus halus dan hepar. Makrofag mempunyai kandungan kolesterol bebas yang nantinya diambil oleh HDL nascent. Setelah itu enzim lecithin cholesterol acyltransferase akan meesterifikasikan kolesterol menjadi kolesterol ester. Akan ada 2 jalur pengangkutan kolesterol ester oleh HDL. Jalur pertama melalui hepar dan jalur kedua kolesterol ester yang diangkut HDL oleh VLDL dan IDL dengan trigliserida yang akan dibantu oleh enzim cholesterol ester transferase untuk dibawa ke hepar(Adam, 2006).2.1.3. Metabolisme kolesterol

Kolesterol diserap dari usus dan digabung keldalam kilomikron yang dibentuk didalam mukosa. Setelah kilomikron melepaskan trigliserid nya di dalam jaringan adiposa, maka sisa kilomikron membawa kolesterol ke salam hati di ekskresikan dalam empedu, keduanya dalam bentuk bebas dan sebagai empedu. Sejumlah kolesterol empedu diserap kembali dari usus. Kebanyakan dari kolesterol didalam hati digabung ke dalam VLDL dan semuanya bersirkulasi didalam komplek lipoprotein. Umpan balik kolesterol menghambat hidroksi-metilglutarilKoA reduktase, enzim yang mengubah -hidroksi--metilglutarilKoA ke asam mevalonat sehingga bila masukan kolesterol diet tinggi, maka sintesis kolesterol hati menurun serta sebaliknya tapi kompensasi umpan balik tidak lengkap, karena diet yang rendah dalam kolesterol dan lemak jenuh menyebabkan penurunan dalam kolesterol darah yang bersirkulasi (Adam, 2006). 2.1.4. Sintesis KolesterolKolesterol merupakan komponen penting untuk pembentukan membran sel dan disintesis di seluruh jaringan, tetapi 90% disintesis dalam sel mukosa usus dan hepatosit. Dalam hati kolesterol merupakan precursor dari asam empedu, dalam gonad dan kelenjar, anak ginjal sebagai precursor dari hormon steroid. Asam lemak bebas (free fatty acids) dibebaskan ke dalam plasma oleh lemak jaringan, diantara waktu-waktu makan dan selama berpuasa digunakan sebagai bahan bakar terutama oleh jaringan otot dan jantung(Kosasih danKosasih, 2008).2.1.5.Klasifikasilipoprotein2.1.5.1. Kolesterol total dan kolesterol LDL Kolesterol merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri. Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh kita sesungguhnya memiliki fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang mempunyai fungsi dalam tubuh yaitu untuk melapisi dinding sel tubuh, membentuk asam empedu, membentuk hormon seksual, berperan dalam pertumbuhan jaringan saraf dan otak. Kolesterol sebanyak 75% dibentuk di organ hati sedangkan 25% diperoleh dari asupan makanan. Kenaikan kadar kolesterol di atas nilai normal diantaranya disebabkan oleh berlebihnya asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta makanan-makanan yang dewasa ini disebut sebagai junkfood(Gandha, 2008).LDL disebut juga -lipoprotein yang mengandung 21% protein dan 78% lemak. LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan membawa kolesterol ke sel dan jaringan tubuh, sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol dapat menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengeras menjadi plak. Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium, produk sisa sel dan materi-materi yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi menebal dan mengerasnya pembuluh darah yang dikenal dengan nama aterosklerosis(Gandha, 2008).2.1.5.2 Trigliserida (TG) Trigliserida adalah asam lemak dan merupakan jenis lemak yang paling banyak di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Tingginya trigliserida sering disertai dengan keadaan kadar HDL rendah. Sementara yang lebih mengerikannya lagi, ditemukan pula pada kadar trigliserida diatas 500 mg/dl dapat menyebabkan peradangan pada pankreas. Kadar trigliserida dalam darah banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan(Gandha, 2008).2.1.5.3 Kolesterol HDL HDL disebut juga -lipoprotein mengandung 30% protein dan 48% lemak. HDL dikatakan kolesterol baik karena berperan membawa kelebihan kolesterol di jaringan kembali ke hati untuk diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh. HDL ini mencegah terjadinya penumpukkan kolesterol di jaringan, terutama di pembuluh darah. Kadar HDL menurun biasanya terlihat pada pria, obesitas, diabetes melitus, hipertrigliseridemia, dan lipoproteinemia sedangkan peningkatan HDL terjadi pada wanita, penurunan berat badan, olahraga teratur, dan berhenti merokok(Gandha, 2008).Fungsi HDL antara lain: a) Meningkatkan sintesis reseptor LDL b) Diduga sebagai sumber bahan pembentukan prostasiklin yang bersifat anti trombosis c) Sebagai sumber apoprotein untuk metabolisme VLDL remnant dan kilomikron remnant2.1.6.Faktor risiko dislipidemia: 2.1.7.1 Tidak dapat dimodifikasi: 2.1.6.1.1. Riwayat keluarga dengan dislipidemia (genetik) Faktor genetik merupakan salah satu penyebab dari dislipidemia primer(Anwar, 2004).2.1.6.1.2. Faktor usia Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuh semakin menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kadar kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun(Anwar, 2004).2.1.6.1.3. Faktor jenis kelamin

Distribusi lemak tubuh berbeda berdasarkan jenis kelamin. Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan terhadap aterosklerosis dari hormon reproduksi yaitu estrogen sedangkan pada pria lebih banyak menderita aterosklerosis karena hormon testosteron mempercepat timbulnya aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar daripada wanita pre-menopause(Anwar, 2004).2.1.6.2 Dapat dimodifikasi: 2.1.6.2.1. Obesitas

Pada orang obesitas menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida yang berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis akan mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah(Anwar, 2004).2.1.6.2.2. Asupan makan

Asupan makan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi seseorang. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia(Anwar, 2004).Ada 3 hal yang mempengaruhi asupan makan yaitu kebiasaan makan, pengetahuan gizi dan ketersediaan makanan dalam keluarga(Soekirman, 2000).Kebiasaan makanan disini biasa didefinisikan untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan makan dan makanan seperti tata krama, pola makan yang dimakan, frekuensi makan, kepercayaan yang dimakan misalnya pantangan, distribusi makanan diantara anggota keluarga, penerimaan terhadap makanan (suka atau tidak suka), dan pemilihan bahan makanan yang hendak dimakan(Soekirman, 2000).Frekuensi makan dan porsi makan yang kurang berhubungan dengan diet. Tujuan dari diet untuk mencegah penyakit kronis jangka panjang dan ditargetkan pada tingkat perorangan(Gibney, 2008).Pengetahuan gizi untuk menggunakan pangan dengan baik dipengaruhi oleh pendidikannya. Dengan berbekal pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih banyak memperoleh informasi dalam menentukan pola makan bagi dirinya maupun keluarganya. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal, namun juga pengalaman diri sendiri, media massa atau dari pengalaman orang lain. Semakin tinggi tingkat pengetahuan akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi(Notoatmojo dan soekidjo, 1993).Ketersediaan pangan yang semakin baik memungkinkan terpenuhinya seluruh kebutuhan zat gizi yang dipengaruhi oleh pemberdayaan keluarga dan pemanfaatan sumber daya masyarakat. Sedangkan kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kemiskinan(Notoatmojo dan soekidjo, 1993).Beberapa penyebab yang dapat menjadikan seseorang makan melebihi kebutuhan(Notoatmojo dan soekidjo, 1993):a) Makan berlebih

Kebiasaan buruk yaitu tidak bisa mengendalikan nafsu makan yang dikakukan di rumah, restoran, saat pesta dan pada pertemuan-pertemuan. Apabila sudah merasa kenyang, jangan sekali-kali menambah porsi makanan walaupun makanan yang tersedia sangat lezat. Begitu juga saat terjadi stress (rasa takut, cemas) beberapa orang yang menghadapinya akan mengalihkan perhatiannya pada makanan.

b) Kebiasaan mengemil makanan ringan

Mengemil adalah kebiasaan makan yang dilakukan di luar waktu makan, dan makanan yang dikonsumsi berupa makanan kecil yang rasanya gurih, manis dan biasanya digoreng karena jenis makanan ini termasuk tinggi kalori. Namun jika rasa lapar sulit untuk ditahan makanlah makanan yang rendah kalori dan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan.

c) Salah memilih dan mengolah makanan

Faktor ini disebabkan karena ketidaktahuan. Makanan cepat saji, makanan goreng-gorengan, makanan bersantan merupakan makanan lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk dipecah menjadi bahan bakar. Oleh karena itu, sebaiknya biasakan memasak dengan cara merebus, mengukus, memanggang dan mengetim.

Jadi, prinsip modifikasi jenis makanan yaitu Skip (menghindari makanan berlemak dan manis), Trim (membuang lemak pada daging), Pick (memilih blender sayuran dibandingkan jus buah manis), dan Nick (mengurangi jumlah makanan berisiko)(Anwar, 2004).2.1.6.2.3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik disini meliputi aktivitas sehari-hari, kebiasaan, hobi, maupun latihan jasmani dan olahraga. Jika asupan energi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai maka secara kontinyu akan meningkat. Aktifitas fisik penting yaitu menjaga kondisi tubuh tetap sehat, meningkatkan kelenturan otot serta menguatkan dan memperpanjang daya tahan otot. Padahal cara yang paling mudah pengeluaran energi adalah latihan fisik atau gerak badan. Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya aktivitas fisik antara lain adanya berbagai fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan dan kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan yang mendorong masyarakat untuk tidak memerlukan kerja fisik yang berat(Hayati, 2009).Olahraga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida menurun dalam darah sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna. Dengan berolahraga memecahkan timbunan trigliserida di dalam sel lemak dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah(Hayati, 2009).Program olahraga yang didesain untuk meningkatkan kemampuan fisik berdasarkan rumus FIT:

a) Frecuency (Frekuensi, seberapa sering: berapa hari dalam seminggu) b) Intensity (Intensitas, seberapa berat latihan yang dilakukan: ringan, sedang atau sangat aktif)

c) Time (Waktu, berapa lama: misalnya sebulan untuk masing-masing sesi).(Gandha, 2009)Setiap melakukan latihan jasmani diperlukan 3 tahap yaitu:

a) Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit b) Aerobik sampai denyut jantung sasaran selama 20-30 menit

c) Pendinginan dengan menurunkan intensitas perlahan-lahan selama 5-10 menit(Anwar, 2004).Frekuensi latihan sebaiknya 4-5x/minggu seperti di atas atau 2-3 kali per minggu dengan lama latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik(Anwar, 2004).2.1.6.2.4. Merokok

Merokok menyebabkan peningkatan rasio metabolisme dan cenderung untuk menurunkan intake makanan dibandingkan orang yang tidak merokok(Hadi, 2005). Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah(Anwar, 2004).Prevalensi merokok setiap hari lebih tinggi pada usia produktif (25-64 tahun) dan insidensinya pada pria 11 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan.Perokok yang menghabiskan 20 batang sehari dapat mempengaruhi atau memperkuat faktor risiko lainnya yaitu kadar lemak, hipertensi atau gula darah yang tinggi(Novitasari dan Dyah, 2009). Untuk jangka panjang, perokok berat (lebih dari 20 batang sehari) akan mengalami hipo-HDL-kolesterolemia.

2.1.6.2.5. Hipotiroid

Pada pasien hipotiroid, meskipun aktivitas berkurang dari HMG-CoA reduktase, sering kali ada peningkatan konsentrasi serum kolesterol total, terutama karena peningkatan kolesterol LDL serum dan lipoprotein densitas sedang (IDL) kolesterol. Aktivitas penurunan LDL-reseptor yang mengakibatkan penurunan reseptor-mediated katabolisme LDL dan IDL adalah penyebab utama dari hiperkolesterolemia diamati pada hipotiroidisme(Liberopoulus, 2002).Hipertrigliseridemia terkait dengan peningkatan kadar VLDL dan chylomicronemia yang disebabkan oleh penurunan aktivitas dari LPL(Liberopoulus, 2002). Pada orang pengidap hipertiroid biasanya menunjukkan peningkatan kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Penurunan aktivitas hasil CETP dalam transfer mengurangi ester kolesterol dari HDL VLDL(Liberopoulus, 2002).2.1.6.2.6. Sindroma nefrotik

Sindrom nefrotik biasanya terkait dengan hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Ditandai terutama oleh total serum tinggi dan low-density lipoprotein (LDL) kolesterol. Peningkatan produksi lipoprotein hati, yang disebabkan oleh sebagian oleh penurunan tekanan onkotik plasma adalah kelainan utama(Ahmed et al, 1998).2.1.7.2.7. Penyakit hati obstruktif

Hati memainkan peran penting dalam metabolisme lipid. Ini memberikan kontribusi baik dalam siklus eksogen dan endogen metabolisme lemak dan transportasi lipid melalui plasma. Sintesis apolipoprotein banyak terjadi di hati. Apolipoprotein diperlukan untuk perakitan dan struktur lipoprotein. Lipoprotein memainkan peran penting dalam penyerapan makanan, asam lemak rantai panjang kolesterol lemak dan vitamin larut lemak(Ahmed et al, 1998).Pengangkutan trigliserida, vitamin larut lemak dan kolesterol dari hati ke jaringan perifer dan transportasi kolesterol dari jaringan perifer ke hati adalah dengan lipoprotein. Apolipoproteins mengaktifkan enzim penting dalam metabolisme lipoprotein dan untuk memediasi pengikatan lipoprotein ke reseptor permukaan sel(Ahmed et al, 1998).Hati adalah situs utama dari pembentukan dan pembersihan lipoprotein. Ini menunjukkan hati yang terlibat dalam banyak langkah metabolisme lipid dan transportasi lipid. Dengan demikian pada penyakit hati metabolisme lipid parah sangat terganggu. Hal ini dipengaruhi dalam berbagai cara(Ahmed et al, 1998).Dislipidemia terlihat pada penyakit hati obstruktif berbeda dari sebagian besar penyebab lain dari dislipidemia sekunder karena lipoprotein beredar tidak hanya hadir dalam jumlah abnormal tetapi juga mereka sering memiliki komposisi yang abnormal(Ahmed et al, 1998).2.1.6.2.8. Alkohol

Alkohol mempunyai beberapa efek pada tingkat lipid, termasuk meningkatkan trigliserida serum dan kadar kolesterol HDL. Efeknya terhadap kolesterol LDL tampaknya menjadi minimal. Karena alkohol yang berlebihan menyebabkan efek yang merugikan banyak, termasuk toksisitas hati, kardiomiopati, kecelakaan kendaraan bermotor dan konsekuensi psikososial yang luas, tidak dianjurkan untuk pencegahan penyakit jantung koroner(Ahmed et al, 1998). Konsumsi alkohol dalam 12-24 jam dapat terlihat pada peningkatan Gama Glutamil Transferase (GGT)(Gandha, 2009).2.1.6.2.9. Diabetes melitus

Diabetes melitus adalah suatu sindroma penyakit metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Penderita DM-2 biasanya mengalami dislipidemia kecuali bila dibawah kontrol glukosa yang baik. Tingginya kadar glukosa dan resistensi insulin mempunyai efek multipel pada metabolisme lemak antara lain:

a) Penurunan aktivitas lipoprotein lipase (LPL) berakibat menurunnya katabolisme kilomikron dan very low density lipoprotein (VLDL)

b) Peningkatan pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adiposa

c) Peningkatan sintesis asam lemak di hepar

Penderita DM-2 mempunyai beberapa abnormalitas lipid, meliputi peningkatan trigliserida plasma karena peningkatan VLDL dan lipoprotein remnant, peningkatan low density lipoprotein (LDL) dan penurunan high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Maka dianjurkan mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dan lebih banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat(Novitasari dan Dyah, 2009).2.2. TanamanTin ( Ficus Carica)2.2.1. Sistematika Takson

Taksonomi dari tanaman tin (Agung, 2014):

Domain : EukaryotaKingdom : PlantaeSubkingdom : Tracheobionta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae

Genus

: Ficus

Spesies : Ficus carica linn

2.2.2.Tanaman tin (Ficus Carica)

Tanaman tin berdaun tunggal, berselang seling. Panjang daun antara 12-25 cm,lebar 10-18cm, dan berlekuk dalam 3 atau 5 cuping. Daunnya berhadapan atau tersebar, jarang ada yang majemuk. Buah tin muda berwarna kehijauan. Seiring dengan matangnya buah, warna kulit akan berubah menjadi ungu kehitaman atau kekuningan, sesuai dengan varietasnya. Pohon tin dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 3-10 m. Tanaman tin memiliki getah yang cukup banyak dan dahan yang kurang kokoh. Buah tin mengandung sedikit air dan memiliki banyak biji berwarna merah(Agung, 2014). 2.2.3. Asal dan penyebaran

Buah tin pertama dikenalkan pada daerah Arab. Dari bahasa Inggris dikenal sebagai figs dan dalam bahasa Indonesia bernama buah ara. Buah tin bermula pada daerah Asia Barat/ Timur Tengan dan kemudian menyebar luas di Mediterania. Tumbuhan ini sudah di budidayakan sejak ribuan tahun lalu. Buah tin ini juga terdapat pada firman Allah SWT sebagai berikut :

Artinya :Demi buah tin, demi buah zaitun

Pada tahun 1525 sampai 1548 buah tin mulai diperkenalkan di daerah Inggris. Kemudian pada tahun 1560 mulai dikenal di Amerika. Pohon beringin merupakan satu family dengan pohon tin dan mulai di budidayakan di seluruh penjuru dunia(Agung, 2014)2.2.4. Kandungan dan Manfaat

Tumbuhan Tin merupakan tanaman yang semua bagian nya bermanfaat sebagai obat herbal mulai dari akar, buah, dan daun. Manfaat dari tanaman tin seperti mengobati penyakit metabolik, kardiovaskular, respiratorius, antispasmodic dan anti inflamasi(Duke et al., 2005). Manfaat lain nya adalah memiliki efek antioksidan, anti kanker, hepatoprotektif, antibacterial, antipiretik, antifungal, antiplatelet, antituberculosis, antimutagenik dan anthelmintik(Mawa et al., 2013).

Dari penelitian mengenai tanaman Tin (Ficus carica), diketahui bahwa memiliki banyak senyawa bioaktif seperti -sitosterol, saponin, flavonoid dan tanin(Joseph & Raj, 2011). -sitosterol berfungsi sebagai penghambat absorbsi kolesterol ransum dan reabsorpsi kolesterol endogen dalam saluran pencernaan, menurunkan kadar kolesterol serum dan mengeluarkan kolesterol berlebih yang diabsorbsi(Nikander, 2005). Manfaat lain -sitosterol memiliki efek antioksidan kuat yang berefek dengan cara stimulasi enzim-enzim antioksidan(Vivancos & Moreno, 2005). Flavonoid bermanfaat sebagai antioksidan bekerja melalui mekanisme penangkapan radikal bebas denga cara membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Manfaat lain dari Flavonoid adalah menghambat reaksi oksidasi dari LDL yang berefek mengentalkan darah sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah(Nurwahyunani, 2006). Senyawa tanin memiliki efek sebagai pencegah oksidasi kolesterol LDL didalam darah yang dapat berakibat jejas pada dinding pembuluh darah(Wijayanti, 2010). Manfaat lain dari tanin berperan sebagai penghambat penyerapan kolesterol melalui penghambatan absorbsi dan dikeluarkan bersama feses(Wijayakusuma, 2005). Sedangkan senyawa saponin bekerja menghambat absorbsi kolesterol yang berdampak dengan turunnya LDL, Trigliserida dan kolesterol total(Matsuura, 2007).Tabel 2.2. Kandungan daun tin per 100 g (Ghazi et al., 2012) KandunganPer 100 g

Protein4,6 mg

Lemak0,9 mg

Karbohidrat16,8 mg

Kalsium1398,14 mg

Zat besi75,7 mg

Potassium117,67 mg

Magnesium396,36 mg

Mangan21,9 mg

Vitamin C21,78 mg

Vitamin E1,9 mg

Fenol6,909 mg

Metanol4,727 mg

2.3. SimvastatinPada akhir akhir ini penggunaan obat simvastatin meningkat(Ma et al, 2005). Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya penderita hiperlipidemiayang disebabkan oleh perilaku kehidupan manusia yang tidak sehat dan keunggulan simvastatin sebagai obat penurun kadar lemak(Sargowo, 1995;Genest dan Libby, 2007). Simvastatin mempunyai keunggulan yaitu simvastatin sudah tersedia dalam sediaan generik di Indonesia, yang artinya obat lebih murahdan sudah dilakukan pengujian selama 20 tahun. Dan yang keduatelah dilakukan penelitian oleh jantung braunwalds, simvastatin terbukti menurunkan 20% kadar kolesterol dan menurunkan daktor risiko penyakit arterosklerosis sebesar 24% dengan dosis 40mg/hari.Simvastatin bekerja dengan menurunkan lipid dengan cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase. HMG-CoA reduktase melepaskan precursorkolesterol asam mevalonik dari koenzim A. Kompetitif inhibisi olehsimvastatin menimbulkan respon kompensasi selular seperti peningkatan enzimHMG-CoA reduktase dan reseptor Low Density Lipoprotein (LDL). Dikarenakanpeningkatan HMG-CoA reduktase, sintesis kolesterol seluler hanya menurunsedikit, tetapi klirens kolesterol melalui mekanisme reseptor LDL meningkatsecara signifikan(Genest dan Libby, 2007).2.4. Telur Puyuh

Pada telur puyuh dengan berat 100 g mengandung kadar kolesterol sebesar 3640 mg(Dewi, 2009). Dengan ukuran nya kecil tapi kandungan gizi dari telur puyuh sangat besar, tidak kalah dengan gizi telur unggas lain seperti itik dan ayam ras.kandugan gizi telur puyuh dengan protein 13,1% dan lemak 11,1% sedangkan telur itikmempunyai kandungan protein 21,1% dan lemak nya lebih rendah hanya 7,7%(Ayustaningwarno, 2012).Pemberian pakan hiperkolesterol pada semua kelompok dapat mempengaruhi peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL. Dalam penelitian sebelumnya dapat meningkat mencapai 55,21 % untuk kolesterol total, pada kolesterol LDL 52% serta 102,05% pada kolesterol HDL.Mekanisme telur puyuh dalam meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dipengaruhi oleh kandungan kolesterol dan asam lemak jenuh yang terkandung didalam nya yang sudah dicampurkan dalam pakan standar. Kandungan dalam 100 g telur puyuh adalah 844 mg/dl kolesterol dan 3,56 g asam lemak jenuh(USDA, 2012). Konsumsi asam lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol dalam tubuh selain itu juga sintesis kolesterol dalam darah. Kandungan asam lemak jnuh dalam darah dapat meningkatkan kadar LDL melalui mekanisme penurunan sintesis dan aktivitas reseptor LDL. Setiap peningkatan asupan lemak jenuh 1% dari total energi sehari dapat meningkatkan 2,7 mg/dl kadar kolesterol ini dibuktikan dalam penitian sebelumnya(Botham dan Mayes, 2006).Tabel 2.3. Kandungan gizi telur puyuh per 100 g (USDA, 2011)

KandunganPer 100 g

Energi158 kcal

Protein13,05 g

Total Lemak11,09 g

Karbohidrat0,41 g

Kalsium64 mg

Zat besi3,65 mg

Magnesium13 mg

Fosfor226 mg

Kalium132 mg

Natrium141 mg

2.5. Hewan coba

Hewan coba untuk penelitian dilakukan pada tikus galur wistar sebanyak 20 ekor dengan kriteria inklusi tikus wistar jantan berumur 3-4 bulan dengan berat badan 250-300 gram, sehat, dan tidak terdapat abnormalitas anatomi. Penelitian dimulai dengan aklimatisasi tikus wistar selama satu minggu dengan diberi minum dan pakan standar, kemdian sampel dibagi secara acak menjadi 4 kelompok perlakuan, masing- masing terdiri dari 5 ekor tikus berdasarkan kriteria WHO (1993), yaitu jumlah hewan coba tiap-tiap kelompok perlakuan adalah lima ekor(WHO, 1993).2.6. Hubungan daun tin (ficus carica) dengan kolesterolTanaman tin (Ficus carica) menurut penelitian, telah dilaporkan memiliki banyak senyawa bioaktif diantaranya -sitosterol, saponin, tanin, dan flavonoid(Joseph & Raj, 2011). -sitosterol merupakan senyawa yang mirip dengan kolesterol. -sitosterol dapat membantu mengurangi kolesterol dengan cara membatasi jumlah kolesterol yang dapat masuk ke dalam tubuh yang diabsorbsi melalui usus (Law, 2008). -Sitosterol menurunkan penyerapan lemak makanan di dalam usus. Triasilglieserol yakni lemak utama dalam makanan yang kemudian di dalam usus mengalami pemecahan menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol oleh enzim lipase yang dihasilkan dari pankreas, kemudian mengalami emulsifikasi oleh garam empedu dan dikemas dalam bentuk misel. Misel kemudian berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan selepitel usus. Dengan adanya B-sitosterol maka asam lemak bebas seperti triasilgliserol akan terikat dan tidak dapat diubah menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol pada emulsifikasi oleh garam empedu menjadi misel,(Joseph ,2005).

Flavonoid bermanfaat sebagai antioksidan bekerja melalui mekanisme penangkapan radikal bebas denga cara membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Manfaat lain dari Flavonoid adalah menghambat reaksi oksidasi dari LDL yang berefek mengentalkan darah sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah(Nurwahyunani, 2006). Senyawa tanin memiliki efek sebagai pencegah oksidasi kolesterol LDL didalam darah yang dapat berakibat jejas pada dinding pembuluh darah(Wijayanti, 2010). Manfaat lain dari tanin berperan sebagai penghambat penyerapan kolesterol melalui penghambatan absorbsi dan dikeluarkan bersama feses(Wijayakusuma, 2005). Sedangkan senyawa saponin bekerja menghambat absorbsi kolesterol yang berdampak dengan turunnya LDL, Trigliserida dan kolesterol total(Matsuura, 2007).penghambatan kolesterol itu senditi terjadi karena zat-zat tersebut berkompetisi dan menggantikan posisi kolesterol dalam micelle. Dengan adanya mekanisme tersebut, kolesterol yang terserap oleh usus juga sedikit sehingga pembentukan kilomikron dan VLDL juga terhambat mengakibatkan kadar LDL serum juga akan turun (Hapsari et al., 2009).2.6.1. Kerangka Teori

2.6.2. Kerangka Konsep

2.6.3. HipotesisTerdapatpengaruh pemberian ekstrak daun tin (Ficus carica) terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar jantan yang diberi diet tinggi kolesterol.BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1. Jenis PenelitianPenelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitikeksperimental dengan pendekatan post test only control group design.3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel dalam penelitian ini adalah :

3.2.1.1. Variabel Bebas

Ekstrak daun tin (ficus carica)

3.2.1.2. Variabel Tergantung

Kadar kolesterol total

3.2.2. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah

3.2.2.1. Variabel Bebas

3.2.2.1.1. Daun tin segar sebanyak 1000 g diekstraksi menggunakan pelarut etanol 90% sebanyak 2000 ml dengan cara maserasi sehingga didapat ekstrak daun tin dengan konsentrasi 100%. Dosis ekstrak yang diberikan sebesar 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan 100 mg/kg BB.

Skala : Ordinal

3.2.2.2. Variabel Tergantung

3.2.2.2.1. Kolesterol total adalah diambil dari pleksus retroorbitalis tikus menggunakan jarum suntik dan dispo, kemudian ditampung didalam tabung sampel darah yang disediakan dan ditetesi heparin sebagai anti koagualan pada hari ke 15 setelah tikus dipuasakan setelah itu dibuat serum dan diperiksa kadar kolesterol total.

Skala : Ratio3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Tikus putih galur wistar jantan yang berada di Laboratorium PAU Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

3.3.2. Sampel

Sampel diambil dari total populasi yang memenuhi kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi yaitu sebanyak 5 ekor perkelompok menurut WHO dan ditambah 1 ekor untuk cadangan dengan keseluruhan jumlah 30 ekor.

3.3.2.1. Kriteria Inklusi

3.3.2.1.1. Berumur 3-4 bulan

3.3.2.1.2. Berat badan 250-300 gram

3.3.2.1.3. Sehat

3.3.2.1.4. Jantan

3.3.2.2. Kriteria Eklusi

3.3.2.2.1. Drop out3.3.3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasuk kan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.3.4. Instrumen dan Bahan Penelitian

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil eksperimen pemberian ekstrak daun tin (Ficus Carica) pada tikus galur wistar yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.3.4.2. Alat dan BahanAlat dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

3.4.2.1. Spuit disposable3.4.2.2.Kolorimetrik Enzimatik3.4.2.3.Kolorimetrik Enzimatik3.4.2.4.Tabung sentrifuge3.4.2.5. Sentrifuge3.4.2.6. Tabung reaksi3.4.2.7. Mikropipet 1000l , 100l , 10l3.4.2.8.Fotometer microlab 200.3.4.2.9. Serum3.5. Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan cara sebagai berikut :

3.5.1. Perencanaan

Mulai dari perumusan masalah, mengadakan studi pendahuluan,menentukan sampel dan populasi penelitian serta rancangan penelitian.

3.5.2. Pembuatan pakan tikus

Tikus kemudian diberikan pakan standar sebanyak 20 gr/ekor/hari selama 14 hari. Jika ada sisa pakan sehari berikutnya timbang sisa pakan.3.5.3. Pembuatan larutan simvastatinObat untuk menurunkan kadar kolesterol yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah simvastatin 10 mg. Dengan dosis pada manusia dewasa adalah 10 mg/hari, maka dosis simvastatin untuk tikus adalah 10 x 0,018 = 0,18 mg/hari/200 g BB (0,018) merupakan faktor konversi dosis manusia ke tikus. Larutan simvastatin diperoleh dengan melarutkan 0,18 mg simvastatin dalam bentuk bubuk kedalam 1 mL aquades.Untuk tikus dengan berat badan 180 g diperlukan 0,9 mL Larutan simvastatin. Larutan Simvastatin diberikan pada tikus dengan menggunakan sonde.

3.5.4. Pembuatan ekstrak daun tin

Siapkan daun tin 500 g yang sudah dikeringkan dan haluskan dengan blender, kemudian dimasukkan ke dalam kertas saring pada labu soxhlet. Setelah itu dilakukan ekstraksi sebanyak 16x atau selama kurang lebih 4 jam floading menggunakan alat ekstraksi soxhlet dengan menggunakan Etanol 90% sebagai pelarut sebanyak 500 ml. Setelah selesai diuapkan pelarut yang masih tertinggal sampai hilang, kemudian proses ekstraksi selesai.Masing-masing kelompok tikus yang diberi diet tinggi kolesterol nantinya akan mendapat ekstrak daun tin 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB tiap hari selama 14 hari.Pembuatan dosis ekstrak tin di buat beradasarkan rumus sebagai berikut :BB tikus dalam gram x dosis yang diingin kan

1000

3.5.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.2.1. Persiapan sampel

Sebelum di lakukan pemeriksaan laboratorium sampel harus puasa selama 8-12 jam, kemudian pada hari berikutnya sampel akan diambil darah nya dalam keadaan puasa.

3.5.2.2. Pengambilan darah vena

a. Sampel dipersiapkan pada termpat.

b. Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan alkohol 70% dan di biarkan sampai mengering.

c. Kulit ditusuk dengan jarum sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena retroorbitalis.

d. Torak ditarik seara perlahan lahan sampai didapatkan volume darah yang dikehendaki.

e. Darah dimasukan kedalam tabung yang sudah diberi heparin.3.5.2.3. Pembuatan serum

a. Sampel darah yang diperoleh dimasukan ke dalam tabung sentrifuge yang sudh diberi kode dan dibiarkan membeku.

b. Sampel darah yang sudah membeku dipusingkan selama 5-10 menit dengan kecepatan 4000 rpm.

c. Serum di pisahkan dan siap untuk diperiksa kadar kolesterol total.3.5.2.4. Pemeriksaan kolesterol total

a. Menyiapkan 3 tabung reaksi , masing masing untuk standar, blangko dan sampel.

b. Memipet 1000 l, reagen KIT kolesterol masukan kedalam masing masing tabung reaksic. Memipet 10 l sampel campur inkubasi 20 menit pada suhu 20-25o C.d. Membaca absorben sampel dan standar terhadap blangko reagen dengan foto meter mikrolab 200 pada panjang gelombang 546 nm dengan program c/ st, standar kolesterol 170 mg/dl.3.5.2.5. Pengolahan dan analisis data.

Pengolahan data menggunakan SPSS 13.0

3.6. Alur penelitian

Keterangan :

- Kelompok tin I : Tikus yang diberi pakan standar, lemak dan ekstrak daun tin 25mg/kgBB- Kelompok tin II : Tikus yang diberi pakan standar, lemak dan ekstrak daun tin 50mg/kgBB

- Kelompok tin III: Tikus yang diberi pakan standar, lemak dan ekstrak daun tin 100mg/kgBB

- Kelompok kontrol positif: Tikus yang diberi pakan standart dan lemak- Kelompok statin: Tikus yang diberi pakan standart , lemak dan 0,18 mg/hari/200 g BB

3.7. Tempat dan WaktuPenelitian dan pemeliharaan tikus akan dilaksanakan di Laboratorium PAU Universitas Gajah Mada pada bulan Januari hingga bulan Februari 2015.3.8. Analisa Hasil

Data yang diperoleh berupa kadar Kolesterol total dalam satuan mg/dl. Kadar Kolesterol total ini kemudian diuji dengan uji statistik deskriptif untuk melihat gambaran datanya. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro Wilk, kemudian juga dilakukan uji Levene Test untuk mengetahui homogenitas varian. Bila syarat uji Levene Test terpenuhi yaitu data normal dan homogen, maka dilakukan uji One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc bila data diketahui tidak normal dan atau homogen. Dilanjutkan dengan uji non parametrik atau Kruskall Wallis, dan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.DAFTAR PUSTAKAAdam JMF. Dislipidemia.Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.4. Jakarta: Interna Pusblishing, 2006; 1948-54. Agung, Insan. 2014. Dahsyatnya Tin & Zaitun Tumpas Penyakit Kronis & Berbahaya. Surakarta. Al-Qudwah.Halaman 10-14Ahmed SM, Clasen ME , Donnelly JF. Dyslipidemia Management in Adult. Am Fam Physician. 1998 May 1;57(9):2192-2204. Available from: http://www.aafp.org/afp/1998/0501/p2192.html

Anwar TB. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran USU. 2004; 1-15. Available from: http://www.library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri3.pdfAyustaningwarno, F., 2012, Artikel Ilmu Bahan makanan telur puyuh si kecil yang kaya gizi, Fakultas kedokteran, UNDIP, SemarangBPS. Integrasi Indikator Gizi Dalam Susenas.

Boedhi-Darmojo R. Bersama MONICA Melaksanakan Hidup Sehat.Bunga Rampai Karangan Ilmiah Prof. Dr. R. Boedhi-Darmojo. Semarang:FK Undip, 1994; 433-50. Carjavall-zarrabal O, Waliszewski SM, Barradas-dermitz DM, Orta-flores Z, Hayward-jones, Nolasco-hipolito C, Angulo-guerrero, Rican S, Infaso, and Trujillo PRL. 2005. The consumption of hibiscus sabdariffa dried calyx ethanolic extract reduced lipid profile in rats. Plant Foods for Human Nutrition. 60: 153-159Dewi, A. B. F. K., 2009, Menu Sehat 30 Hari untuk Hiperkolestero, Hipertensi dan Penyakit Jantung, Agro Media,7.Dewick, P. M. (2009).Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach(3rd ed.). John Wiley & Sons. pp.161, 164165.

"Dietary flavonoids protect human colonocyte DNA from oxidative attack in vitro".Rowett Research Institute; Duthie SJ, Dobson VL.

Duke, JA, Bugenschutzgodwin, MJ, Ducollier, J, and Duke,PK, 2005,Hand Book of Medicinal Herbs, 2nd ed, CRC Press, Boca Raton, Fla, USA.

EN Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Jakarta: Karisma Publising GroupGandha N. Hubungan Perilaku Dengan Prevalensi Dislipidemia Pada Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. 2009; 5-13. Available from: http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122845-S09038fk...HA.pdf Genest J, Libby P. Clinical trials of drugs affecting lipid metabolism. In: Libby, Bonow, Mann, Zipes. Braunwalds heart disease. Saunders Elsevier. 2007

Ghazi, F, Rahmat, A, Yassin, Z, Ramli, NS, dan Buslima, NA, 2012, Determination of Total Polyphenols and Nutritional Composition of Two Different Types of Ficus carica Leaves Cultivated in Saudi Arabia.[dikutip 21 Januari 2015]Gibney MJ, Wolmarans P. Pedoman Diet. Buku Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan: Andry Hartono. Jakarta:EGC, 2008; 161-74.Gilani, A.H., Mehmood, M.H., Janbaz, K.H., Khan, A.U., and Saeed, S.A. 2008. Ethnopharmakological studies on antispasmodic and antiplatelet activities of Ficus carica. J. Ethnopharmacological, 119:1-5.

Gilani, Saeed. 2008. Ethnopharmakological studies on antispasmodic and antiplatelet activities of Ficus carica. J. Ethnopharmacological, 119:1-5.

Hapsari, A.I., Poernomo, B, dan Dhamayanti ,Y, 2009, Perbandingan efek pemberian sari kedelai kuning dan hitam terhadap rasio kolesterol LDL/HDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) dengan diet tinggi lemak, Artikel Ilmiah, Surabaya: FKH Universitas Airlangga.Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia. ITB : BandungHayati N. Faktor-faktor Perilaku yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD Pembangunan Jaya Bintaro Tangerang Selatan Tahun 2009. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. 2009; 10-15. Available from: http:// www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124640-S-5871-Faktor...pdf

Jeong, W.S., and Lachance, P.A., 2001. Phytosterols and fatty acids in fig (ficus carica, far. mission) fruit and tree component. J.food Sci 66:278-281.

Joseph, B, dan Raj, J, 2011,Pharmacognostic and phytochemical properties of Ficus carica Linn An overview, Int J PharmTech Res 3:8-12

Kaplan NM. Primary Hipertension: Pathogenesis,Mechanism Of Hypertension with Obesity. In: Kaplans Clinical Hypertension nineth edition. Philadelphia,USA: Lippincott W. 2006.50-121Kee, Joyce LeFever. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboraturium & Diagnostik. Edisi 6. Jakarta : EGC.Kirtikar, K.R., and Basu, B.D. 1996. Indian medicinal plants. International Distributors, India 2(3)

Lamson, Davis, and Matthew B. 2000. Antioxidants and cancer III: quercetin, alternative medicine. Review Journal. 5(3): 196-208.Lamanepa,E.L.M. 2005. Perbandingan Profil Lipid Dan Perkembangan Lesi Aterosklerosis Pada Tikus Wistar Yang Diberi Diet Perasan Pare Dengan Diet Perasan Pare Dan Statin. [TESIS].Magister Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

Law, MR., 2008, Plant sterol and stanol margarines and health. West J Med.

Liberopoulos EN, Elisaf MS. Dyslipidemia in Patients with Thyroid Disorders. HORMONES International Journal of Endocrinology and Metabolism[serial online]. 2002 [cited2012 February]; 1 (4): 218-223. Available from: http://www.hormones.gr/preview.php?c_id=31Louis, P., Patrick, P., Andre, M., Jean-marie, B., Andre, F., and Jean-paul, R., 2000.Bergaptene content in fig leaves. Annales des falsifications de lExpertise Chimiqui et Toxicologique 93:427-435.

Ma J, Sehgal NL, Ayanian JZ, Stafford RS (2005) National Trends in Statin Use by Coronary Heart Disease Risk Category. PLoS Med 2(5): e123. doi:10.1371/journal.pmed.0020123

Matsuura, H., 2007, Saponins in Garlic as Modifiers of the Risk of Cardiovascular Disease, The American Society for Nutritional Sciences

Mawa, S,Husain, K,dan Jantan, I, 2013, Ficus caricaL. (Moraceae) Phytochemistry, Traditional Uses and Biological Activities.Mayes PA,Botham KM. Pengangkutan dan penyimpanan lipid. In: Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, editors. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. P.225-30.

Nikander, A.B., 2005, Studies on a Cholesterol-Lowering Microcrystalline Phytosterol suspension in Oil, University of Helsinki, Faculty of Pharmacy, Division of Phamaceutical TechnologyNovitasari,Dyah Y. Perbedaan Profil Lipid dan Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus tipe II Obesitas dan Non Obesitas Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta. 2009; 1-4. Available from: http://www.etd.eprints.ums.ac.id/4028/1/J310040017.pdf

Notoatmojo, Soekidjo. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. 1993.

Nurwahyunani, A, 2006, Efek Ekstrak Daun Sambung Nyawa Terhadap Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL Darah Tikus Diabetik Akibat Induksi Streptozotocin. UNESA, SemarangPage C, Curtis M, Walker M, Hoffman B. Integrated Pharmacology 3rd ed. Mosby Elsevier. 2006; p. 325 6

PB.Perkeni. Penatalaksanaan Dislipidemia. Buku Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Dislipidemia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.2005; 5-14.

Pramono, KS, 2007, Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional. [cited 2009 January 23]. Available from: http://cintaialam.tripod.com/keamanan_obat%20tradisional.pdf.Ross, J.A., Kasum, C.M., 2002. Dietary flavonoids, bioavailability, metabolic effect, and safety.Annu Rev Nutr. 22:19-34.

Saeed, M.A., and Sabir,A.W., 2002. Irritant potensial of triterpenoids from ficus carica leaves. Fitoterapia, 73:417-420.

Sargowo D. Proses aterosklerosis sebagai penyebab penyakit jantung koroner: ditinjau dari konsep patologi molekular sebagai landasan teori. Majalah Kedokteran Indonesia 1995; 45(5) : 311-15

Seuong-kuk, k., dong-ok, C., and Hee-Jong, C., 1995.Purification and identification antimicrobial substances in phenolic fraction of fig leaves.Hanguk Nonghwa Haekhoechi. 38:293-296.

Serraclara, A.F., Hawkins, C., Peres, C., Domiguez, E., Campillo,J.E., and Torres, M.D., 1998. Hypoglikemic action of an oral fig-leaf decoction in Type-1 diabetic patient diabet. Res. Clin. Prac. 39:19-22.

Shai, R., Yoel, K., Ruth, R., Michael, S., and Raphael, M., Suppressors of cancer cell proliferative from fig (ficus carica) resin: Isolation and structure elucidation. J. Nat Prod 2001. 64: 993-996.

Silalahi, J. (2006). Fats and Oils: Modification and Substitution. Lecture Notes. Postgraduate Section. Universitas Sumatera Utara. Medan. Hal. 17-25

Soegondo S, Gustaviani R. Sindroma Metabolik. Dalam : Sudoyo Aru W,Setiyohadi B,Alwi I,Simadibrata M,Setiati S,editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.4. Jakarta: Interna Publishing, 2006; 1849-51. Soekirman.Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas, 2000. Song YQ, Manson JE, Buring JE. 2005. Associations of dietary flavonoids with risk of type 2 diabetes, and markers of insulin resistance and systemic inflammation in women: a prospective study and cross sectional analysis. Journal of The American College of Nutrition. 24(5): 376-84.Sutedjo, A.Y. (2006). Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Amara Books. Hal. 69-81.USDA National Nutrient Database, 2011, http:ndb.nal.usda.gov/ , diakses 15 September 2014

US Departemen of health and human service, 2007, The Seveth Report of the JointNational Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatmentof High Blood Pressure. The National Heart, Lung, and Blood Institute.The Executive Commtte, P. 12.

Vivancos, M dan Moreno J, 2005, -Sitosterol modulates antioxidant enzyme response in RAW 264.7 macrophages, Free Radical Biological Medic, 39:91-7.

Weiner DE, Sarnak MJ.Managing dyslipidemia in chronic kidney disease. J Gen Intern Med 2004; 19(10):1045-1052. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/.../PMC1492581/

Weiping, Y., Hongming, C., Tianxin, W., and Mengshen, C., 1997a.A new coumarin compound with anticancer activity. Zhongcaoyao.28:3-4.

Wijayanti, P, 2010, Budidaya Tanaman Obat Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L.) dan Pemanfaatan Senyawa Metabolis Sekundernya, Surakarta, Fakultas Pertanian Sebelas Maret

Wijayakusuma, D, 2005, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi, Jakarta, Penebar Swadaya, Hal 56

World Health Organization. Research Guidelines for evaluating The safety and efficacy of Herbal Medicine. Manila: Regional Office for western pacific; 1993.Ekstrak daun tin (Ficus caria)

VLDL

-sitosterol

saponin

LDL berlebih

flavonoid

tanin

Telur puyuh

Bisa dimodifikasi:

Obesitas

asupan gizi

aktivitas fisik

merokok

hipotiroid sindroma

penyakit hepar kronis

alkohol

diabetes militus

Tidak bisa dimodifikasi:

Genetik

Faktor usia

Faktor jenis kelamin

Kolesterol Total

Ekstrak Daun Tin

Pada hari ke 15 di lihat hasil nya

Dipuasakan 12 jam

Selama 14 hari perlakuan

Randomisasi

Kelompok Statin

Kelompok Tin I

Kelompok Tin II

Kelompok Tin III

Kelompok Kontrol Positif

Kolesterol bebas

Sampel tikus 30 ekor

Statin

Kolesterol ester

Kadar kolesterol total

47