Lapkas Menigitis Edit 24 April

download Lapkas Menigitis Edit 24 April

of 28

Transcript of Lapkas Menigitis Edit 24 April

PENDAHULUAN

Meningitis tuberkulosis adalah peradangan pada selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan fokus primer biasanya di paru-paru.1 Morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis tuberkulosis terjadi setiap 300 tuberkulosis primer yang tidak diobati. 2 Insiden meningitis tuberkulosis (meningitis TB) sebanding dengan tuberkulosis primer, umumnya bergantung pada status sosial ekonomi, higiene masyarakat, umur, status gizi, dan faktor genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi berkembangnya infeksi tuberkulosis adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera kepala, infeksi human immunodeficiency virus (HIV), dan diabetes melitus. 3 Diagnosis meningitis tuberkulosis ditegakkan dengan penemuan basil tahan asam (BTA) dalam cairan serebrospinalis (CSS). Meskipun demikian, tidak semua CSS pasien meningitis TB akan memperlihatkan hasil ini. art Penderita meningitis tuberkulosis harus dirawat di rumah sakit. Pengobatan dengan pemberian obat anti tuberkulosis (OAT) serta terapi suportif dan pemantauan kepatuhan minum obat. 5 Prognosis buruk pada penderita meningitis tuberkulosis yang tidak diobati. Pada pasien yang menerima OAT, prognosis juga ditentukan oleh kapan pengobatan, stadium, serta umur penderita. 5 Berikut ini akan dibahas suatu kasus penderita dengan meningitis tuberkulosis yang dirawat di Irina F Neurologi RSU Prof Dr. R. D Kandou Manado.

1

LAPORAN KASUS

Identitas Penderita Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat Suku / Bangsa Tanggal MRS Tanggal Periksa : Tn. B. K. : 22 tahun : laki-laki : Kristen Protestan : Mahasiswa : Pineleng : Ternate/Indonesia : 18 Maret 2011 : 31 Maret 2011

Anamnesis Pasien merupakan rujukan dari RSUD Tobelo Keluhan Utama: Nyeri kepala sejak empat bulan sebelum MRS. Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri kepala dialami penderita kurang lebih empat bulan yang lalu (bulan November). Nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk diseluruh kepala. Nyeri hilang

timbul. Biasanya timbul saat demam, hilang dengan sendirinya lalu timbul lagi. Nyeri kepala didahului demam. Nyeri kepala makin sering dan bertambah hebat. Sekitar dua minggu sebelum MRS, nyeri kepala menjadi hebat dan penderita muntahmuntah. Nyeri kepala disertai dengan gangguan perilaku. Gangguan perilaku mulai terlihat sejak sekitar satu bulan yang lalu. Penderita menjadi mulai terlihat sering murung dan acuh bila dipanggil. Selain itu penderita tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain.

2

Penderita juga mengalami demam sejak enam bulan yang lalu, hilang timbul dengan sendirinya tanpa obat. Demam tidak tinggi. Kadang timbul keringat dingin di malam hari, sampai ganti baju dua kali. Demam didahului batuk-batuk yang dialami sejak tujuh bulan yang lalu (bulan Juli), batuk berdahak, namun tidak ada darah/strip darah. Terkadang penderita mengeluh sesak. Nafsu makan berkurang dan berat badan sulit naik. Nyeri perut dan diare tidak ada, kejang tidak ada. Riwayat keluar cairan berbau dari telinga tidak ada.. Riwayat cedera kepala tidak ada.

Riwayat penyakit dahulu: September 2010 penderita mengalami batuk batuk lama disertai demam (hilang timbul), berlendir. bercak darah tidak ada, Lalu penderita berobat ke Puskesmas Tobelo dan mendapat pengobatan paru paru untuk 6 bulan (Obat tuberkulosis), namun obat tersebut hanya diminum dua bulan (putus obat). Januari 2011 penderita berobat ke RS Swasta di Tobelo karena masih batukbatuk, dan mendapat pengobatan yang sama dengan di puskesmas, namun obat ini juga hanya diminum kurang dari satu bulan (putus obat) 13 Pebruari 2011 penderita dirawat di RSUD Tobelo dengan keluhan waktu masuk rumah sakit nyeri kepala berat, muntah-muntah dan bicara kacau. Setelah 2 hari perawatan keluhan sakit kepala masih hilang timbul dan penderita dapat berkomunikasi namun masih disorientasi. Perawatan hari ke-8, penderita panas tinggi dan mendapat pengobatan malaria. Perawatan penderita dirujuk ke Manado(tanggal 23 Pebruari). Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan selama perawatan di RSUD Tobelo adalah darah lengkap tanggal 14 Pebruari lekosit 13.300 lainnya normal, DDR (+) tanggal 22 Pebruari 2011, dan rontgen thorax tanggal 14 Pebruari 2011. Terapi selama di RSUD Tobelo yaitu : OAT Rimstar 4 FDC sejak tgl 15 Peb 2011, injeksi deksametason 3 x 1 amp IV, injeksi sefotaksim 3 x 1 gr IV selama 4 hari, injeksi metamizole 3 x 1 amp IV, sefadroksil 3 x 500 mg /tab, doksisiklin 2 x 100 gr tab, primakuin 1 x 3 tab dosis tunggal.3

ke-9 atas permintaan keluarga

Gambar 1. Rontgen Thorax dari RSUD Tobelo tanggal 14 Pebruari 2011 Riwayat penyakit keluarga : hanya penderita yang sakit seperti ini Riwayat kebiasaan : merokok (+), Alkohol (+) Riwayat Sosial: Penderita tinggal bersama orang tua ayah, ibu dan 1 orang kakak dan keluarganya, rumah permanen, lantai semen, jendela dan ventilasi kurang sehingga sinar matahari tidak bisa tembus rumah. Sekitar rumah rawa-rawa.

Pemeriksaan Fisik: KU: tampak sakit T: 100/80 mmHg Kepala Leher Dada kes: apatis N: 88 x/m, reguler R: 22x/m Sb: 36,30C

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. : pembesaran kelenjar getah bening tidak ada. : bentuk: simetris kiri dan kanan. ruang interkostal : pelebaran tidak ada.

Pembuluh darah : distensi tidak ada. Paru : Inspeksi : simetris kiri dan kanan. Palpasi : stem fremitus kiri = kanan. Perkusi : sonor kiri = kanan. Auskultasi : suara pernapasan bronchovesikuler, Rh+/+ apeks ki/ka, Wh-/Jantung : Inspeksi : ictus cordis tampak ICS V kiri4

Palpasi : ictus cordis teraba Perkusi : batas kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra batas kiri : ICS V linea midclavikularis sinistra Auskultasi : HR : 80x/m, reguler Bunyi SI-SII : normal, bising: (-) Abdomen : Inspeksi : datar Palpasi : lemas, NTE (-), H/L tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : BU (+) normal Genitalia : laki-laki normal Ekstremitas : edema -/- akral hangat Kulit : efloresensi spesifik (-), tato (-), needle track (-) Status neurologis: GCS E3M6V4, pupil bulat, isokor 3mm, RC +/+, RCTL +/+ nn. cranialis: kesan paresa (-) TRM: KK (+), Laseque -/- , Kernig -/Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-)

Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium : 17 Maret 2011 HB: 12 g/dl Eritrosit : 4,32.106/mm3 Leukosit : 8700/mm3 Trombosit : 442.000/mm3

Ureum: 8 g/dl Kreatinin: 0,6 g/dl SGOT: 20 SGPT : 10

Na: 125 mEq/L K: 3,8 mEq/L Cl: 89 mEq/L

DDR (malaria) : (-) negative Lym: 14,2% Mon: 4,9% Gra: 80,9%5

Gambar 2. CT Scan kepala tanpa kontras tanggal 14 Maret 2011,normal CT Scan

Gambar 3. Rontgen Thorax dari RS Kandou tanggal 22 Maret 2011, KP aktif bilateral 18 Maret 2011 EKG : dalam batas normal6

Diagnosis kerja : meningitis tuberkulosa Diferensial diagnosis: Meningitis bakterialis

Terapi : IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/m Injeksi Seftriakson 2x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2x80 mg IV Injeksi Ranitidin 2x1 IV Parasetamol 3x500 mg tablet Kapsul garam 3x1 Vit. B kompleks 3x1

Follow Up Tgl 18-20 Maret 2011 S: Nyeri kepala berkurang O: KU: tampak sakit kes: apatis T: 120/70 mmHg GCS: E3M6V4 R: 24x/m Sb: 36,80C

N: 76x/m

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ TRM : KK (+), Laseque -/- , Kernig -/Nn.cranialis : kesan Paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: Meningitis tuberkulosis

P: IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/m Parasetamol 3x500 mg tablet Planning: Lumbal pungsi (menunggu kesediaan keluarga)

7

Tgl 21 Maret 2011 S: susah tidur, lemah badan O: KU: cukup T: 120/90 mmHg kes: apatis GCS: E3M6V4 R: 25x/m Sb: 37,10C

N: 80x/m

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ TRM : KK (+), laseque -/-, kernig -/Nn.cranialis : kesan Paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: Meningitis Tuberkulosis Hipokalemia Hiponatremia

P: IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/m Injeksi Seftriakson 2x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2x150 mg IV Injeksi Ranitidin 2x1 IV Parasetamol 3 x 500 mg tablet Kapsul garam 3x1

Laboratorium :Tanggal 21 Maret 2011 HB: 12,3 g/dl Eritrosit : 4,35.106/mm3 Leukosit : 8400/mm3 Trombosit : 454.000/mm SGOT : 10 SGPT : 8 DDR (malaria) : ( - ) negative3

Ureum: 8 g/dl Kreatinin: 0,6 g/dl

Na: 128 mEq/L K: 2,89 mEq/L Cl: 91 mEq/L

GDS : 103 mg/dl

8

Planning : konsul bagian Ilmu Penyakit Dalam Periksa LED Sputum BTA

Tgl 22-23 Maret 2011 S: rasa panas, sakit kepala O: KU: cukup kes: apatis T: 100/70 mmHg GCS: E4M5V4 N: 84x/m R: 24x/m Sb: 37,40C

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. Neurologis : TRM : KK (+), laseque -/-, kernig -/Nn.cranialis : kesan Paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: Meningitis tuberkulosis Hipokalemia Hiponatremia

P: IVFD NaCl 0,9% : Farbion 14 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80 mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampul IV Parasetamol 4 x 1 tab Ekstra Dumin supp 200 mg(jika panas) Aspar K 3x1 tab Kapsul garam 3x1 Laboratorium tanggal 23 Maret 2011 DDR (malaria) : (-) negatif

9

Tgl 24-26 Maret 2011 S: lemah badan, batuk, sakit kepala O: KU: tampak sakit Kes : apatis T. 110/80 mmHg GCS: E3M5V4 R. 24x/m S. 36oC

N.68x/m

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque -/-, kernig -/nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: meningitis tuberkulosis Hipokalemi Hiponatremi

P: IVFD NaCl 0,9% 18 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80 mg IV Injeksi Ranitidin 2x1 amp IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3x1 tab Planning: - Sputum BTA 3 porsi LP

Hasil Lab 26 Maret 2011 : HB: 11,7 g/dl Eritrosit : 4,11.10 /mm Leukosit : 13700/mm3 Trombosit : 292.000/mm3 SGOT : 11 SGPT : 56 3

Ureum: 8 g/dl Kreatinin: 0,6 g/dl GDP : 70 Glukosa 2jam PP: 94 asam urat: 2,6 kolesterol total : 185

Na: 128 mEq/L K: 2,7 mEq/L Cl: 91 mEq/L HDL : 44 LDL : 123 trigliserida : 8810

Tgl 28-31 Maret 2011 S: batuk, sakit kepala, lemah badan O: KU: tampak sakit Kes : Apatis T. 110/70 mmHg N.80x/m GCS: E3M5V4 R. 24x/m S. 36,9oC

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque -/-, kernig -/nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: Meningitis tuberkulosis Hiponatremi Hipokalemi

P: IVFD NaCl 0,9%18 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80 mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3 x 1 tab Kapsul garam 3 x 1 Vit. B kompleks 3 x 1 Planning: Diet TKTP, LP, brain CT + kontras

Hasil Lab 29 Maret 2011 : HB: 11,9 g/dl Eritrosit : 4,25.106/mm3 Leukosit : 10400/mm3 Trombosit : 490.000/mm3 GDS: 76 Na: 135 mEq/L K: 2,8 mEq/L Cl: 105 mEq/L

11

Tgl 1-4 April 2011 S: batuk, sakit kepala, lemah badan O: KU: tampak sakit Kes :Apatis T. 110/70 mmHg N.80x/m Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque -/-, kernig -/nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: meningitis tuberkulosis Hipokalemi GCS: E3M5V4 R. 24x/m S. 36,9oC

P: IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3x1 tab Planning: - keluarga belum bersedia dilakukan lumbal pungsi - rehabilitasi medic

Tgl 5 April 2011 S: batuk, sakit kepala, lemah badan O: KU: tampak sakit Kes :Somnolen T.120/80 mmHg N.80x/m GCS: E3M5V2 R. 24x/m S. 37,3oC

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque +/+, kernig +/+12

nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: meningitis tuberkulosis hipokalemi

P: O2 2-4 liter/menit IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3x1 tab B kompleks 3 x 1 tab Pasang NGT dan kateter Planning: Urinalisis, kultur darah, konsul gizi, balans cairan, VCT Laboratorium tgl 5 April 2011 : Hb: 11, Leuko: 8.3000, Trombo: 334.000, GDS: 54, Na: 145, K: 2,9, Cl: 100

Tgl 6 April 2011 S: batuk, sakit kepala, lemah badan O: KU: tampak sakit Kes :Somnolen T. 120/80 mmHg N.80x/m GCS: E3M5V2 R. 24x/m S. 38,5oC

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque +/+, kernig +/+ nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis.13

Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: meningitis tuberkulosis hipokalemi

P: O2 2-4 liter/menit IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3x1 tab B kompleks 3 x 1 tab Dumin supp 250 mg 4 x 2 Planning: Urinalisis, kompres air hangat, blood smear Laboratorium tgl 6 April 2011 Urinalisis: Mikroskopis Epitel Silinder Eritrosit Lekosit Kimia Ph Leuko Nitrit Protein Glukosa Keton Darah 5 +2 +2 +2 +514

5-7 45-50 15-20

Tgl 7 April 2011 S: tidak sadar O: KU: tampak sakit Kes :Somnolen T. 120/80 mmHg N.80x/m GCS: E2M4V2 R. 24x/m S. 39,2oC

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque +/+, kernig +/+ nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal.Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: meningitis tuberkulosis hipokalemi hematuria

P: O2 2-4 liter/menit IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Injeksi deksametason 3 x 1 ampul IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3x1 tab B kompleks 3 x 1 tab Dumin supp 250 mg 4 x 2 Laboratorium tgl 7 Maret 2011 Hb: 12,1 Eritrosit:4,32.106 Leuko: 15.800 Trombo: 320.00015

Hasil

evaluasi

darah

tepi

:

kesan

susp.anemia

pada penyakit kronis disertai infeksi bakterialis akut

Tgl 8 April 2011 S: tidak sadar O: KU: tampak sakit Kes :Somnolen T. 110/70 mmHg N.80x/m GCS: E2M4V1 R. 24x/m S. 38,6oC

Pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+, RCTL +/+ St. neurologis: TRM : KK (+), laseque +/+, kernig +/+ nn.cranialis: kesan paresis (-) Status motorik: Kesan hemiparesis (-). Tonus normal. Refleks fisiologis normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Status sensorik: respon terhadap rangsang nyeri kiri dan kanan simetris Status otonom: retensi dan inkontinensia urine et alvi (-) A: meningitis tuberkulosis hipokalemi hematuria

P: O2 2-4 liter/menit Intake cairan 1000 cc/hari via NGT IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/m Injeksi Seftriakson 2 x 2 gr IV Injeksi Gentamisin 2 x 80mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Injeksi deksametason 3 x 1 ampul IV Parasetamol 3 x 500 mg tab (jika panas) Aspar K 3x1 tab B kompleks 3 x 1 tab Dumin supp 250 mg 4 x 2

16

Diagnosis Diagnosis klinis: cephalgia, penurunan kesadaran, febris, kaku kuduk Diagnosis etiologik : mycobacterium tuberkulosa Diagnosis topis: meningen Diagnosis patologis : infeksi, inflamasi

Prognosis Quo ad vitam : dubia ad malam

Quo ad sanactionam : dubia ad malam Quo ad functionam : dubia ad malam

17

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dikemukakan mengenai diagnosis, penatalaksanaan dan pengobatan serta prognosis. Diagnosis ditegakkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Anamnesis pada pasien ini didapatkan pasien merupakan rujukan dari RSUD Tobelo dengan klinis yang mengarah pada kecurigaan meningitis (peradangan meningen) yaitu: sefalgia, demam (subfebril hilang timbul), gangguan perilaku, dan nyeri kuduk.1,3,4,5,6 Riwayat penyakit dahulu: batuk-batuk lama lebih dari 6 bulan, minum obat tidak teratur (putus OAT). Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan kaku kuduk positif. pemeriksaan fisik paru didapatkan rhonki di apeks paru kiri dan kanan. Manifestasi klinis meningitis tuberkulosa dibagi menjadi 3 stadium: 3,5,7 1. Stadium I (inisial): predominan gejala gastrointestinal, tanpa manifestasi kelainan neurologis. Pasien tampak apatis atau iritabel, halusinasi, tak ada nafsu makan, nyeri punggung, disertai nyeri kepala intermiten. 2. Stadium II: pasien tampak mengantuk, disorientasi, disertai tanda rangsang meningeal. Refleks tendon meningkat, refleks abdomen menghilang, disertai klonus patella dan pergelangan kaki. Nervi kranialis VII, IV, VI dan III terlibat. Dapat terjadi deficit neurologic fokal seperti hemiparesis, hemiplegia karena infark otak dan rigiditas deserebrasi. Pada fundoskopi dapat ditemukan atrofi N.II dan koroid tuberkel yaitu kelainan pada retina yang tampak seperti busa warna kuning berukuran sekitar setengah diameter papil. 3. Stadium III : pasien koma, pupil terfiksasi, spasme klonik, pernapasan dan nadi irregular disertai peningkatan suhu tubuh yang tidak teratur. Hidrosefalus terdapat pada dua pertiga kasus dengan lama sakit 3 minggu. Pada penderita ini termasuk ke stadium II karena terdapat gejala: pasien tampak mengantuk, disorientasi, disertai tanda rangsang meningeal (kaku kuduk). Pada

18

Pemeriksaan penunjang rontgen thorax pada penderita ini dengan gambaran tuberkulosis berupa fibroinfiltrat di bagian kanan-kiri atas paru, KP dupleks aktif. Hal ini dapat menunjukkan sumber infeksi susunan saraf pusat, dalam hal ini yaitu tuberkulosis paru.6 Pemeriksaan CT Scan pada meningitis tanpa komplikasi biasanya normal tetapi pada ensefalitis herpes simpleks kadang tampak abnormal. Pemeriksaan ini dapat membantu menunjukkan adanya komplikasi meningitis seperti higroma subdural, hidrosefalus, atau infark serebri.6 Pada hasil CT Scan penderita ini dengan gambaran CT Scan normal, tanpa komplikasi meningitis. Pemeriksaan laboratorium darah pada meningitis tuberkulosis meliputi kadar hemoglobin, leukosit, laju endap darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit. Pada meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu pada meningitis tuberkulosis didapatkan juga peningkatan LED.8 Pada pasien ini didapatkan Hb: 11,7, Leukosit: 13.700, trombosit: 490.000, Natrium: 125, Kalium 2,7, Cl: 89 mmol/L. Pada penderita ini sudah terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya intake cairan penderita. Namun dapat dicurigai adanya SIADH (Syndromes inappropriate antidiuretic hormone secretion) sebagai komplikasi dari meningitis. Sindrom ini ditandai dengan pelepasan berlebihan dari hormon antidiuretik dari kelenjar hipofisa posterior, yang menyebabkan adanya hiponatremia dengan gejala sakit kepala, mual, dan bingung.9 Hal ini didiagnosis banding dengan Cerebral Wasting Syndrome yang juga terdapat keadaan hiponatremi oleh adanya trauma atau tumor di otak.10 Pada penderita ini tidak dilakukan lumbal pungsi sebab keluarga dari penderita tidak menyetujui. Padahal sebaiknya pungsi lumbal harus dilakukan secepat mungkin pada semua penderita yang dicurigai meningitis. Pungsi lumbal pada meningitis tuberculosis akan terdapat tekanan cairan serebrospinalis yang meningkat, warna jernih atau santokrom, protein meningkat 50-500 mg/L, glukosa menurun