LAPKAS skabies

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sentisisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. 1. 2 (skabies) adalah istilah untuk serangan tungau dengan terasa gatal, Sarcoptes scabiei varhumanus. Tungau ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1687, membuat kudis salah satu penyakit menular pertama dengan diketahui penyebabnya. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, di semua ras dan pada semua kelompok umur. 3. Penyakit ini sangat menular. Penularan terjadi melalui kontak personal langsung dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung (melalui benda-benda) seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain. 3 Tungau ini bersifat obligat pada manusia, tinggal dalam terowogan yang dibuatnya dalam epidermis superfisial. 4 B. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang skabies. 1

description

laporan kasus skabieds

Transcript of LAPKAS skabies

Page 1: LAPKAS skabies

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sentisisasi terhadap

Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya.1. 2 (skabies) adalah istilah untuk serangan

tungau dengan terasa gatal, Sarcoptes scabiei varhumanus. Tungau ini pertama kali

dijelaskan pada tahun 1687, membuat kudis salah satu penyakit menular pertama dengan

diketahui penyebabnya. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, di semua ras dan pada

semua kelompok umur.3. Penyakit ini sangat menular. Penularan terjadi melalui kontak

personal langsung dari kulit ke kulit atau melalui kontak tidak langsung (melalui benda-

benda) seperti pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.3 Tungau ini bersifat obligat

pada manusia, tinggal dalam terowogan yang dibuatnya dalam epidermis superfisial.4

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang skabies.

1

Page 2: LAPKAS skabies

BAB II

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS

Nama : An. P

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin :laki- laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : banjar

Tanggal Berobat : 23 Februari 2015

B. ANAMNESIS (Autoannamesa dan Alloanamnesa terhadap orang tua pasien) :

Keluhan Utama :

bruntus bruntus kemerahan di sela jari tangan kanan, kaki kanan dan kiri

disertai rasa gatal yang hebat pada malam hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah

sakit

Riwayat Penyakit Sekarang :

Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun datang ke Poliklinik Kulit Kelamin

RSU Banjar diantar oleh orang tuanya, dengan keluhan bruntus-bruntus

kemerahan di sela jari tangan kanan, kaki kanan dan kiri disertai dengan rasa gatal

yang bertambah hebat ketika malam hari, sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

bruntus bruntus kemerahan di daerah sela jari tangan, bruntus mula mula terdapat

sela jari tangan dan terasa sangat gatal terutama malam hari, berntus di tangan

tidak disertai rasa panas dan nyeri. Lalu hari ke-2 beruntus-beruntus menyebar ke

kaki kanan dan kaki kiri sampai dengkul. bruntus di kaki kanan dan kiri disertai

sebagian gelembung yang berisi cairan putih susu yang tidak terasa panas atau

nyeri,hanya terasa gatal yang sebagian ada yang sudah pecah karena tergesek dan

digaruk dengan kukuoleh pasien dan bekas garukan menjadi luka basah dan

sebagian lain mengering.

2

Page 3: LAPKAS skabies

Bruntus bruntus beserta gelembung isi cairan putih susu di kaki kanan

dan kiri sering di garuk menggunakan kuku setiap hari karena gatal. pasien juga

sering bermain di tanah dan pekarangan pesantren tanpa menggunakan sendal

yang membuat gelembung yang berisi cairan putih susu makin mudah pecah.

gelembung isi caran putih susu yang pecah dan masih basah sering terkena debu

dan tanah. pasien juga sering mengorek ngorek bekas luka gelembung pecah yang

menimbulkan luka sulit kering cairan sisa luka yang menyebar ke daerah

sekitarnya.

Bruntus bruntus yang muncul secara tiba-tiba dan menyebar dari sela jari

tangan ke kaki kanan dan kaki kiri. sebelumnya pasien tidak memakai produk

seperti deterjen,alkali, pelumas,lotion .Bruntus-bruntus pada pasien disangkal

karena akibat makan makanan yang menyebabkan alergi seperi,ikan laut,telur

ataupun obat-obatan. Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan yang

sama sebelumnya dan pasien menyangkal terkena gigitan serangga. bruntus yang

menyebar di kaki dan menimbulkan gelembung berisi cairan putih keruh

disangkal disertai rasa pegal,nyeri tulang, otot, nyeri kepala.

Pasien sudah berobat ke klinik saat hari ke 2 merasakan keluhan, pasien

diberi obat yang dexametason 3x1 , dan diberi salep benosol yang dioleskan 2x1.

pasien tinggal di pondok pesantren, seluruh teman satu kamar pondok pesantren

pasien menderita keluhan yang sama yaitu beruntus dan gatal gatal. pasien tidur

menggunakan kasur yang berbarengan dengan teman yang menderita gatal dan

beruntus. pasien juga sering menggunakan baju yang bergantian dengan teman

kamar pesantren yang menderita keluhan yang gatal dan beruntus.pasien mandi 1-

2x sehari, pasien jarang mencuci kasur sprei yang digunakan bersaaman. biasanya

hanya dibersihkan dengan sapu lidi. Pasien tinggal di daerah tropis (Indonesia)

lingkungan pondok pesantren yang lingkungan nya sangat padat, kebersihan

kurang, sering bermain di tanah tanpa menggunakan sendal. dengan keadaan

pondok pesantren yang semi permanent dengan lantai pelur dilapisi karpet yang

jarang di bersihkan dan dicuci beratap genteng.tidak ada binatang peliharaan

seperti kucingatau anjing. Setiap hari pasien berangkat sekolah, ke masjid

berjalan kaki bersama teman-temannya

3

Page 4: LAPKAS skabies

C. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Vital Sign

o Nadi : 80 x/menit

o RR : 18 x/menit

o Suhu : 36 C⁰

Status Generalisata:

o Kepala : Normochepal, rambut hitam distribusi merata

o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

o Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)

o Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), tonsil T1-T1

o Leher : Pembesaran KGB (-)

o Thorax : Simetris, vesikuler (-/-), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

o Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 4, BJ I dan II reguler

o Abdomen : Tampak datar, supel, BU normal, organomegali (-)

o Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT > 2 detik

o KGB : Tidak terjadi pembesaran.

D. STATUS DERMATOLOGIKUS

A. Tabel status dermatologis pasien

Distribusi Regional

A/RPada sela jari tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri sampai

dengkul

Lesi

Multiple, diskret, bilateral, batas tegas, bentuk bulat, ukuran miliar

sampai lentikuler diameter yang terkecil 0,3cm dan yang terbesar

1cm, menimbul dari permukaan kulit, sebagian kering sebagian

basah

EfloresensiPapul eritematosa, makula hiperpigmentosa, vesikel, pustula,

erosif,skuama,krusta,

4

Page 5: LAPKAS skabies

5

Page 6: LAPKAS skabies

Gambar 1: Foto pasien pada kasus

PEMERIKSAAN KEROKAN KULIT

Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% mencari Sarcoptes Scabiei dewasa, larva, telur

dengan preparat kaca obyek, lalu ditutup cover glass dan dilihat dengan mikroskop.

Hasil : Gambaran tungau skabies

ditemukan Sarcoptes scabiei dewasa

6

Page 7: LAPKAS skabies

E. RESUME

anak laki-laki 13 tahun

papul eritematosa, disertai pustula di daerah manus, pedis dextra sinistra 4hari

Sebelum masuk Rumah sakit

prutitus nocturnal, menggaruk papul dan pustul di sela jari tangan dan kaki

vesikel,erosif,skuama, krusta di daerah pedis dextra sinistra

terdapat teman sekamar yang menderita keluhan yang sama

tidur dengan kasur,sprei, handuk yang sama yang menderita keluhan yang sama

sering memakai pakaian teman yang menderita keluhan yang sama

jarang menggunakan sendal

tinggal di lingkungan padat, berkelompok,tropis,lingkungan tidak higiene

Pemeriksaan Fisik : Dalam batas normal

Stasus Dermatologikus :

Distribusi : Regional

A/R : Pada sela jari tangan,kaki kanan dan kiri sampai dengkul

Lesi : Multiple, diskret, bilateral, batas tegas, bentuk bulat, ukuran miliar sampai

lentikuler diameter yang terkecil 0,3cm dan yang terbesar 1cm, menimbul dari

permukaan kulit, sebagian kering, sebagian basah.

Efloresensi : Papul eritematosa, makula hiperpigmentosa, vesikel, pustula,

erosif,skuama,krusta,

pemeriksaan penunjang di dapatkan tungau sarcoptei scabiei dewasa

E. DIAGNOSA BANDING

a. skabies impetigenisata

b. skabies + furunkulosis

c. skabies + folikulitis

F. DIAGNOSA KERJA

skabies impetigenisata

G. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Pemeriksaan darah rutin

7

Page 8: LAPKAS skabies

H. PENATALAKSANAAN

Non-Medikamentosa :

Edukasi ke pasien bahwa penyakit ini menular

Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan

Menghindari orang – orang yang terkena penyakit ini dan memberitahu

kepada mereka untuk pergi berobat ke dokter.

Pakaian, handuk, sprei, yang digunakan direndam dengan air panas lalu dicuci,

jemur dan disetrika.

Menjemur alat – alat tidur atau yang tidak bisa di cuci dan jangan memakai

pakaian, handuk bersama – sama.

Menghindari kontak dengan hewan ternak.

Jangan menggaruk bagian yang gatal.

Medikamentosa :

Topikal :

Permethrin krim 5 % dioleskan pada seluruh area tubuh dari leher ke bawah

dan dibilas setelah 8-14 jam, dianjurkan pengolesan pada malam hari

kemudian dicuci pada esok harinya.

Sistemik

antibiotik :r/ amoksisilin 500 mg 3x1 selama 7 hari

Antihistamin : r/ Chlorpheniramin maleat tablet 4mg 1x 1

I. PROGNOSIS

a. Quo Ad Vitam : Ad Bonam

b. Quo Ad Functionam : Ad Bonam

c. Quo Ad Sanationam : Ad Bonam

8

Page 9: LAPKAS skabies

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

A. Mengapa pada kasus ini di diagnosis dengan scabies Impetigenisata ?

Berdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan keluhan berupa :

Keluhan gatal di seluruh tubuh sejak 4 hari sebelum masuk RS.

Gatal dirasakan terus menerus dan semakin hebat pada malam hari.

Keluhan pertama kali dirasakan berupa bruntus bruntus kemerahan pada kedua

lengannya.

Timbul pertama kali di kedua sela jari lengan tangan kemudian menyebar ke kaki

kanan dan kiri disertai gelembung isi cairan putih keruh , sebagian ada yang pecah

sebagian belum

pasien sering menggaruk bruntus dan gelembung isi cairan putih susu dengan

kuku, mengakibatkan menjadi luka dan cairan yang keluar dari gelembung

menyebar dan membuat gelembung baru

Sebelum ini terjadi teman teman satu kamar l dipesantren/pondok mengalami hal

yang sama dengan

Pasien tidur dengan kasur, sprei, karpet yang sberbarengan dengan orang yang

menderita keluhan yang sama dengan pasien. mandi kadang – kadang sekali atau

dua kali sehari. Kasur dan karpet yang jarang dibersihkan

Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada kasus di dapatkan.

Distribusi : Regional

A/R : Pada sela jari tangan,kaki kanan dan kiri sampai dengkul

Lesi : Multiple, diskret, bilateral, batas tegas, bentuk bulat, ukuran miliar sampai

lentikuler diameter yang terkecil 0,3cm dan yang terbesar 1cm, menimbul dari

permukaan kulit, sebagian kering, sebagian basah.

Efloresensi : Papul eritematosa, makula hiperpigmentosa, vesikel, pustula,

erosif,skuama,krusta,

pemeriksaan penunjang di dapatkan tungau sarcoptei scabiei dewasa

BERDASARKAN TEORI :

Skabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var

hominis pada kulit yang penularannya melalui kontak langsung maupun tidak langsung.1,2

9

Page 10: LAPKAS skabies

Kelainan kulit disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan.4

dari anamnesis di dapatkan bahwa pasien menderita skabies impetigenisata atau

skabies dengan disertai pioderma sekunder, karena di dapatkan infeksi sekunder yaitu

gelembung isi cairan putih keruh 3.. Efloresensi berupa papula atau vesikel dimana

puncaknya terdapat gambaran terowongan atau kunilikulus di garuk dapat menyebabkan

infeksi sekunder dengan gambaran kunilikulus berubah menjadi pustula 6,7.

skabies impetigenisata adalah skabies dengan tanda terdapat pus,pustula ,bula

purulen,krusta berwarna kuning, leukositosis dapat pula disertai demam 5. pada pasien ini

terdapat pustula yang sesuai dengan diagnosis skabies impetigenisata skabies

impetigenisata meruapakan penyakit kulit sekunder yang disebabkan oleh

Staphylococcus, Streptococcus atau oleh keduanya1.

gambar staphylococcus epidermimidis,Streptococcus B hemolyticus,S.aureus

Gejala Klinis

Tanda-tanda kardinal dalam menegakkan skabies, yaitu : 1,2

1. Pruritus nokturnal yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas

tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah

keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam

sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang

berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Seluruh anggota keluarga yang

terinfeksi dikenal dengan keadaan hiposensitisasi. Walaupun mengalami infestasi

tungau tetapi tidak memberikan gejala. Pasien ini bersifat sebagai pembawa

(carrier).

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih atau

keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada

ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder

ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat

predileksi biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu

10

Page 11: LAPKAS skabies

sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian polar, siku bagian luar, lipatan

ketiak bagian depan, areola mammae(wanita), umbilikus, bokong, genitalia

eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak

tangan dan telapak kaki.

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu

atau lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis klinis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal diatas.

“Berikut Gambar pada pasien dengan dari sumber atau literatur” :

“Gambaran klinis pada pasien”

Gambar 3 : Lesi Skabies

Sumber : (Burns DA. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals : 2004.

Hal : 33.37)

11

Page 12: LAPKAS skabies

Pada kasus di pasien ini didapatkan :

Pada kasus ini anggota keluarga pasien mengalami keluhan yang sama.

( mengenai kelompok ) Berdasarkan teori penularan dapat langsung maupun

tidak langsung melalui pakaian, tempat tidur dan alat – alat tidur, handuk dan

lain lain.1,2,5

(mengenai tempat predileksi) Predileksi terjadinya skabies pada kasus yaitu

sela sela jari tangan, pergelangan tangan. 1,2,5

Lesi berbentuk vesikel. Berdasarkan teori skabies menunjukan lesi yang

timbul berupa papul, vesikel, dan lain – lain. Bila ada infeksi sekunder ruam

kulit menjadi polimorf ( pustul, ekskoriasi, krusta, erosi dan lain – lain).3,7

Gatal dirasakan terus menerus dan semakin hebat pada malam hari (Pruritus

nocturnal).1,2 Gejala sesuai dengan yang terjadi pada pasien.

Gambar 4 : lokasi predileksi Skabies

Sumber : (Burns DA. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals : 2004.

Hal : 33.38)

Ini sesuai dengan teori yaitu Dari kasus ini didapatkan dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik yaitu 4 dari gejal cardinal sign skabies di tambah dengan

efloresensi pustula,skuama, krusta yang sesuai dengan diagnosis skabies

impetigenisata 1,3.

12

Page 13: LAPKAS skabies

B. Mengapa pada kasus ini skabies bisa bersatu dengan infeksi sekunder atau yang

disebut skabies impetigenisata ?

pada kasus dalam anamnesis di dapatkan ini pasien

Bruntus bruntus beserta gelembung isi cairan putih keruh di kaki kanan dan kiri

sering di garuk menggunakan kuku. pasien juga sering bermain di tanah dan

pekarangan pesantren tanpa menggunakan sendal yang membuat gelembung yang

berisi cairan putih keruh makin mudah pecah. gelembung isi caran putih keruh

yang pecah dan masih basah sering terkena debu dan tanah. pasien juga sering

mengorek ngorek bekas luka gelembung pecah yang menimbulkan luka sulit

kering cairan sisa luka yang menyebar ke daerah sekitarnya.

ini sesuai dengan teori

Pada skabies di dapatkan rasa gatal hebat yang mengakibatkan pasien

menggaruk sehingga terjadi kerusakan di epidermis4. Skabies impetigenisata

terjadi karena kerusakan di epidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung

akan terganggu sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi. higiene yang

kurang, menurunnya daya tahan tubuh seperti kurang gizi, anemia, penyakit

kronik, neoplasma dan diabetes6. Skabies dengan infeksi sekunder atau yang

disebut skabies impetigenisata merupakan bentuk skabies yang sering terjadi,

karna rasa gatal pada lesi lalu bekas garukan yang merupakan tempat untuk

infeksi sekunder5. Angka Kejadian Skabies di Indonesia menempati urutan ke

3 dari 12 penyakit kulit tersering, menurut DEPKES RI tahun 2008 5,6-12,95.

angka kejadian Skabies dengan infeksi sekunder adalah sebanyak 30% 7.

C. Mengapa pada kasus ini di diagnosis banding skabies impetigenissata, skabies

+furunkulosis, skabies + folikulitis ?

pada kasus dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang telah di

dapatkan diagnosis skabies, untuk infeksi sekunder bisa di dgnosis skabies

impetigenisata, skabies+furuukulosis dan skabies+folikulitis karena

pada kasus :

13

Page 14: LAPKAS skabies

terdapat bruntus-bruntus Kemerahan di sela jari tangan, menyebar ke kaki kanan dan

kiri, disertai rasa getal hebat pada malam hari, bruntus di kaki disertai dengan gelembung

berisi cairan warna putih susu, sebagian ada yang pecah, mengering berwarna kekuningan

ini seusai dengan teori yaitu

Furunkulosis adalah radang folikel rambut dan sekitarnya, keluhan nyeri kelainan

berupa nodus eritematosa berbentus kerucut di tengahnya terdapat pustul kemudian

melunak menjadi abses yang berisi pus berwarna putih susu dan jaringan nekrotik lalu

memecah membentuk fistel7. tempat predileksi ialah muka, tangan, kaki, aksila,

bokong1,3,5

.

Follikulitis adalah Rasa gatal dan rasa terbakar pada daerah rambut. Berupa makula

eritematosa disertai papul atau pustul yang ditembus oleh rambut2,4. Pada

pemeriksaan kulit didapatkan efloresensi berupa makula eritema, papul, pustul, dan

krusta miliar sampai lentikular, regiona sesuai dengan pertumbuhan rambut8. tempat

predileksi biasanya ditungkai bawah, multiple,dibibir atas,dagu bilateral,mandibula,

submandibula9

.

C. BERDASARKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG :

a. Burrow ink test dengan bantuan lamp wood5

Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan burrow ink test agar memudahkan

melihat terowongan yang dibuat oleh tungau sarcoptes scabei, caranya

oleskan gentian violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi, lalu tinta akan

terabsorbsi dan memudahkan melihat terowongan.

14

Page 15: LAPKAS skabies

b. Pemeriksaan darah rutin :

pada kasus ini kenapa dilakukan juga darah rutin untuk melihat adanya

leukositosis. biasanya di dapatkan leukositosis pada skabies plus infeksi

sekunder7.

D. BERDASARKAN PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan skabies bisa dilakukan dengan pengobatan non-medikamentosa dan

medikamentosa. 6

Pengobatan non-medikamentosa yang diberikan pada pasien adalah :

Non-Medikamentosa 7 :

Edukasi ke pasien bahwa penyakit ini menular. (pada anamnesa pasien

sesuai, yaitu pasien tertular dari temannya)

Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan (sesuai , dirumah pasien jarang membersihkan lingkungan rumahnya)

Menghindari orang – orang yang terkena penyakit ini. (sesuai, pada pasien sering berhubungan kontak terhadap teman sekamar)

Pakaian, handuk, sprei, yang digunakan direndam dengan air panas lalu dicuci, jemur dan disetrika. (sesuai pada anamnesa, pasien jarang menjemur kasur dan karpet).

Jangan menggaruk luka karena bisa menjadi tempat infeksi baru dan dapat

meninggalkan bekas garukan yang permanen. (berdasarkan anamnesa

pasien sering menggaruk badannya jika gatal, terutama disela jari

tangan hingga menjadi erosif).

Menjemur alat – alat tidur atau yang tidak bisa di cuci dan jangan memakai

pakaian, handuk bersama – sama. (dari anamnesa pasien memakai handuk

berbarengan dengan teman).

Pengobatan sistemik pada skabies dapat berupa sistemik yaitu :

Topikal :

Permethrin krim : Suatu skabisid berupa piretroid sintesis yang efektif pada

manusia dengan toksisitas rendah, bahkan dengan pemakaian yang berlebihan

sekalipun dan obat ini telah dipergunakan lebih dari 20 tahun. Krim permetrin

15

Page 16: LAPKAS skabies

ditoleransi dengan baik, diserap minimal dan tidak diabsorbsi sistemik, serta

dimetabolisasi dengan cepat.7,8

a. Indikasi : Permethrin cream 5% digunakan untuk terapi

investasi Sarcoptes scabiei. 6

b. Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap Permethrin, Pirethroid sintetis

atau Pirethrin. 7

c. Cara pemakaian : Permethrin cream digunakan untuk sekali pemakaian.

Oleskan Permethrin cream merata pada seluruh permukaan kulit mulai dari

kepala sampai ke jari-jari kaki, terutama daerah belakang telinga, lipatan

bokong dan sela-sela jari kaki. Lama pemakaian selama 8-12 jam.

Dianjurkan pengolesan pada malam hari kemudian dicuci pada keesokan

harinya.6

d. Efek samping : Dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan,

pedih, gatal, eritema, hipestesi serta ruam kulit. Efek samping ini bersifat

sementara dan akan menghilang sendiri.10 

e. Peringatan :

Infestasi Scabies kadang diikuti dengan adanya pruritus, edema dan

erythema. Pengobatan dengan Scabimite bisa secara sementara

memperburuk kondisi ini.

Keamanan dan keefektifan pada anak-anak berumur kurang dari 2

bulan belum diumumkan.

Penggunaan selama kehamilan dan menyusui harus berdasarkan

rekomendasi dokter.

f. Keuntungan :

Aman dan efektif untuk digunakan dalam beberapa tingkat scabies.

Diaplikasikan secara tunggal (sekali pemakaian)

Non-neurotoxic scabicide.

g. Resiko khusus :

Neonates : Tidak ada penelitian yang secara spesifik dilakukan untuk

pengujian keamanan permethrin pada neonates.

Ibu menyusui : Perhatian ditujukan pada ibu yang sedang menyusui

apabila menggunakan permethrin cream 5%, level dari permethrin

16

Page 17: LAPKAS skabies

dalam air susu setelah diaplikasikan secara topikal diketahui sangat

rendah.

Anak-anak : Permethrin telah diketahui aman dan efektif bila

digunakan pada anak-anak.

Wanita hamil : Walaupun tidak menunjukkan adanya toksisitas

reproduksi pada hewan, permethrin diketahui dapat mencapai janin

pada tikus. Karena tidak adanya penelitian tentang penggunaan

permethrin pada wanita hamil maka penggunaannya pada saat

kehamilan hanya diperbolehkan menurut saran dokter. Akan tetapi

efek teratogenik tidak akan diantisipasi.

Orang tua : Tidak ada precaution spesial yang diindikasikan.

Sistemik :

Antihistamin : Menggunakan krim di atas dapat membunuh tungau tetapi

mereka masih ada di kulit sampai tubuh istirahat mereka turun dan

menyerapnya. antihistamin dapat membantu mengurangi rasa gatal pada

pasien skabies.8

Pada pasien di berikan terapi chlorpheniramini males / CTM :

Khlorfeniramin maleat adalah golongan alkilamin dari golongan obat

anti histamine, obat ini dapat menetralkan histamin yang dilepaskan oleh

tubuh. Obat ini jarang dijual dalam bentuk tunggal, sering menyebabkan mulut

kering, dan gangguan buang air kecil, gejala lainnya berupa mual, muntah,

sehingga obat ini harus dikonsumsi sesudah makan. Klorfeniramin maleat

mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%

C6H19ClN2.C4H4O4. 8

Di dalam tubuh adanya stimulasi reseptor H1 dapat menimbulkan

vasokontriksi pembuluh-pembuluh yang lebih besar, kontraksi otot (bronkus, usus,

uterus), kontraksi sel-sel endotel dan kenaikan aliran limfe. Jika histamin mencapai

kulit misal pada gigitan serangga, maka terjadi pemerahan disertai rasa nyeri akibat

pelebaran kapiler atau terjadi pembengkakan yang gatal akibat kenaikan tekanan pada

kapiler. Histamin memegang peran utama pada proses peradangan  dan  pada sistem

imun.8

17

Page 18: LAPKAS skabies

Khlorfeniramin maleat sebagai AH1 menghambat efek histamin pada

pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1 juga bermanfaat

untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan

histamin endogen berlebih. Dalam Farmakologi dan Terapiedisi IV disebutkan bahwa

histamin endogen bersumber dari daging dan bakteri dalam lumen usus atau kolon

yang membentuk histamin dari histidin.

Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan sistem saraf pusat

dengan gejala seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang

lambat, mekanismenya mengantagonir histamine dengan jalan memblok reseptor-H1

di otot licin dari dinding pembuluh, bronchi dan saluran cerna, kandung kemin dan

rahim.

Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat

namun dirasa menggangu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan

kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna khlorfeniramin maleat atau obat yang

mengandung khlorfeniramin maleat dilarang mengendarai kendaraan.8

Efek samping yang terjadi adalah, Mengantuk (jarang terjadi adalah efek yang

berlawanan pada dosis tinggi, atau pada anak atau lansia), hipotensi, sakit kepala,

pusing, berdebar-debar, gangguan psikomotor, sulit BAK, mulut kering, pandangan

kabur, gangguan saluran cerna; gangguan hati; gangguan darah; ruam dan rekasi

fotosensitif, berkeringat dan tremor, reaksi hipersensitifitas (termasuk bronkospasme,

angioedema, anafilaksis); injeksi dapat mengiritasi.8

Medikamentosa pada pasien :

Antibiotik

penggunaan antibiotik pada pasien ini karena pasien menderita infeksi

sekunder. antibiotik yang digunakan pada skabies impetigenosa adalah

ini sesuai teori

a. penisilin G prokain

dosisnya 1,2 juta perhari im, obat ini tidak dipakai lagi karena tidak

praktis dan sering menimbulkan anafilaktik2.

b. Ampisilin

dosisnya 4x 500mg diberikan sejam sebelum makan 1.

c. Amoksisilin

18

Page 19: LAPKAS skabies

kelebihan dari amoksilin adalah lebih praktis karena dapat diberiksan

setelah makan, juga cepat diabsorbsi dibandingkan ampisilin sehingga

konsentrasi dalam plasma lebih tinggi 1,3.

antibiotik amoksisilin merupakan antibiotik berspektrum luas, efektif

terhadap gram positif dan negatif9. setelah di absopsi amoksisilin di saluran

pencernaan, lalu dieksresikan dan dibuang melalui ginjal5.

Topikal :

Permethrin krim 5 % dioleskan pada seluruh area tubuh dari leher ke bawah

dan dibilas setelah 10 jam, dianjurkan pengolesan pada malam hari kemudian

mandi pada esok harinya.

sesuai dengan teori

pemetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan dengan

gameksan, efekstivitasnya sama , aplikasi hanya sekali dan di hapus setelah

10 jam. bila belum sembuh diulangi setelah seminggu 1,9.

Antihistamin : CTM (Chlorpheniramini maleas) tablet 3 x 4 mg

“dijelaskan kepada pasien bahwa obat ini akan menyebabkan mengantuk

sehingga akan mengganggu pada saat proses belajar disekolah,obat CTM

sebaiknya diberikan pada saat malam. Obat antibiotik amoksisilin harus

diminum 3x1 sampai habis selama 7 hari”

E. BERDASARKAN PROGNOSIS

Quo ad Vitam : bonam, tidak ada kegawatan mengancam nyawa

Quo ad Functionam : bonam dengan penanganan berkelanjutan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien

Quo ad Sanam : bonam terutama jika kepatuhan berobat dan

penggunaan obat-obatan berjalan baik dan benar

19

Page 20: LAPKAS skabies

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko P Ronny. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi keenam. Penyakit kulit:

penyakit parasit hewani. Jakarta: FKUI; 2011. Hal. 122 – 125

2. Kartowigno S. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Edisi Pertama. Palembang :

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2011 : hal 167-173.

3. Siregar R, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC,

2005. Hal 102 – 103

4. Golant AK, Levitt J Scabies : A Review Diagnosis and Management Based on Mite

Biology. New York: Departemen of Dermatology, The mount sinai: UK, 2012. page 1

– 12

5. Burns DA, Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals.

Elsevier :Newyork: 2004. Hal : 33.40

6. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Dermatology in General

Medicine. 7th Ed. New York: McGraw-Hill, 2008; page 1205

7. Chosidow, Olivier. Scabies" The New England Journal of Medicine:England 2006: p

1718-1727.

8. Wyatt EL, Sutter SH, Drake LA. Dermatological pharmacology. In: Hardman JG,

Limbird IE, eds. Goodman and Gillman’s the pharmacological basis of therapeutic.

10th ed. New York: McGraw Hill, 2001: p 1795-1814.

9. Mei Kane KS. Ryder JB, Johnson RA, Baden HP, Stratigos A. Scabies. Color atlas &

synopsis of pediatric dermatology, ed.1. New York: Mc Graw-Hill;2002.page :618-21

20