Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

49
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit paru diperkirakan diderita oleh ratusan sampai jutaan penduduk dunia setiap tahun dan merupakan penyebab 19% kematian di seluruh dunia dan 15% penyebab kecacatan sepanjang hidup. Penyakit paru yang menduduki urutan 5 besar saat ini yaitu kanker paru, Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), tuberculosis, pneumonia dan asma dimana dua diantaranya terkait dengan merokok yaitu kanker paru dan PPOK. (1) Kematian global yang diakibatkan oleh kanker diperkirakan akan meningkat di masa yang akan datang dari 7,4 juta kasus pada tahun 2004 menjadi 12 juta kasus pada tahun 2030 dengan kanker paru sebagai penyebab nomor satu. Peningkatan kasus kanker paru diperkirakan lebih cepat dibanding kanker lainnya karena berhubungan langsung dengan asap rokok. (1) Kanker paru merupakan kasus kanker yang sering terjadi di dunia dengan kejadian sekitar 1,2 juta kasus setiap tahun. (2) Insidensi kanker paru di dunia cukup tinggi, 19% pada pria (kedua setelah kanker prostat) dan 17% pada wanita (ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal). Kanker paru paling sering ditemukan pada laki – laki dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun. Lebih dari 80% kasus kanker paru berhubungan dengan perokok, baik aktif maupun pasif. (3)

Transcript of Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

Page 1: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit paru diperkirakan diderita oleh ratusan sampai jutaan penduduk

dunia setiap tahun dan merupakan penyebab 19% kematian di seluruh dunia dan

15% penyebab kecacatan sepanjang hidup. Penyakit paru yang menduduki urutan

5 besar saat ini yaitu kanker paru, Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK),

tuberculosis, pneumonia dan asma dimana dua diantaranya terkait dengan

merokok yaitu kanker paru dan PPOK. (1)

Kematian global yang diakibatkan oleh kanker diperkirakan akan meningkat

di masa yang akan datang dari 7,4 juta kasus pada tahun 2004 menjadi 12 juta

kasus pada tahun 2030 dengan kanker paru sebagai penyebab nomor satu.

Peningkatan kasus kanker paru diperkirakan lebih cepat dibanding kanker lainnya

karena berhubungan langsung dengan asap rokok. (1)

Kanker paru merupakan kasus kanker yang sering terjadi di dunia dengan

kejadian sekitar 1,2 juta kasus setiap tahun. (2) Insidensi kanker paru di dunia

cukup tinggi, 19% pada pria (kedua setelah kanker prostat) dan 17% pada wanita

(ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal). Kanker paru paling sering

ditemukan pada laki – laki dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun. Lebih dari

80% kasus kanker paru berhubungan dengan perokok, baik aktif maupun pasif.

(3)

Kanker paru terjadi pada perokok aktif maupun pada perokok yang baru saja

berhenti merokok sebanyak 90% berdasarkan statistik. Risiko terkena kanker paru

pada perokok berat (sebanyak dua bungkus sehari selama 20 tahun) akan

meningkat 60 kali lebih besar dibanding mereka yang bukan perokok. Sementara

itu, perokok pasif (berada dekat dengan perokok) akan berisiko terkena kanker

paru hingga mendekati dua kali lipat dibandingkan mereka yang bukan perokok

pasif. (4)

Kasus kanker paru di negara-negara industri seperti di Amerika sebagian

besar berhubungan dengan merokok, yaitu sekitar 90%. Tahun 2006, organisasi

American Cancer Society mengemukakan bahwa terdapat kasus kanker baru pada

laki – laki dan perempuan sebanyak masing – masing 114.760 dan 98.620 kasus

Page 2: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

2

baru. Kanker paru merupakan penyebab kematian terburuk di Amerika yang

terjadi pada kedua jenis gender pada tahun 2007, yaitu sebanyak 89.510 kematian

pada laki-laki dan 70.880 kematian pada perempuan. (2)

Penyakit kanker di Indonesia merupakan penyebab kematian ke-6 setelah

kecelakaan lalu lintas, penyakit infeksi, jantung, diare dan stroke. Peningkatan

Proportional Mortality Ratio (PMR) penyakit kanker cukup tinggi, dari 3,4%

pada tahun 1980 menjadi 6% pada tahun 2001. Dari semua jenis kasus kanker

yang terjadi, kanker paru menduduki peringkat ke-3 dari kasus kejadian kanker

terbanyak. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, kanker paru menduduki

urutan ke-3 sebanyak 113 kasus setelah kanker payudara dan kanker serviks pada

tahun 2007. Di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, angka kejadian

kanker paru terus meningkat. Pada tahun 2003 didapatkan sebanyak 213 kasus,

tahun 2004 sebanyak 220 kasus, tahun 2005 sebanyak 140 kasus, tahun 2006

sebanyak 218 kasus, tahun 2007 sebanyak 282 kasus, tahun 2009 sebanyak 376

kasus dan tahun 2010 sebanyak 550 kasus. (5)

Sementara itu, hasil survey penyakit tidak menular yang dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen

PP&PL) pada tahun 2004 di lima rumah sakit provinsi di Indonesia (Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Selatan), menunjukkan angka

kesakitan yang disebabkan oleh kanker paru sebesar 30%. (6) Kanker paru

merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada kelompok yang

berisiko yaitu laki – laki, usia > 40, apalagi pada perokok aktif. Karakteristik

penderita kanker paru di Indonesia tidak berbeda dengan negara – negara lain

dengan perbandingan laki – laki dengan perempuan adalah 4 : 1. (1)

Peningkatan jumlah kasus kanker paru merupakan suatu masalah. Namun

selain itu, masalah lain dari kanker paru adalah banyaknya kasus kanker paru yang

terlambat terdiagnosis, dimana penderita yang terdiagnosis pada stadium IIIB dan

IV mencapai 70%, sehingga lebih dari 50% kanker telah menyebar ke bagian

tubuh lain melalui aliran darah maupun getah bening, seperti ke tulang, otak, hati

dan kelenjar adrenal. Pada keadaan seperti kasus tersebut, hampir tidak mencapai

satu persen penderita yang akan sembuh dari 100 penderita yang diobati. (7)

Page 3: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

3

Informasi tentang karakteristik penderita kanker paru di Indonesia belum

banyak diketahui. Di Aceh, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

Abidin (RSUD dr. Zainoel Abidin) Banda Aceh, informasi tentang karakteristik

penderita kanker paru belum diketahui dikarenakan belum pernah dilakukannya

penelitian mengenai karakteristik penderita kanker paru tersebut. Berdasarkan

latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan penelitian

tentang karakteristik penderita kanker paru di Aceh, khususnya pada pasien yang

dirawat di Ruang Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah karakteristik penderita kanker paru yang dirawat inap di

Ruang Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (waktu)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru yang dirawat inap di

Ruang Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kecenderungan usia terhadap kejadian kanker paru.

2. Untuk mengetahui kecenderungan jenis kelamin terhadap kejadian kanker

paru.

3. Untuk mengetahui kecenderungan riwayat kebiasaan merokok aktif

terhadap kejadian kanker paru.

4. Untuk mengetahui kecenderungan terpapar dengan asap rokok di rumah

terhadap kejadian kanker paru.

5. Untuk mengetahui kecenderungan riwayat menderita penyakit paru

dengan kejadian kanker paru.

6. Untuk mengetahui kecenderungan riwayat keluarga menderita kanker

paru dengan kejadian kanker paru.

1.4 Manfaat Penelitian

Page 4: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

4

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

tentang karakteristik penderita kanker paru di rumah sakit tersebut sehingga

menjadi motivasi dalam meningkatan pelayanan pada penderita kanker

paru meliputi pemeriksaan, pengobatan dan penyediaan fasilitas perawatan.

2. Sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian selanjutnya tentang

penyakit kanker paru.

3. Menambah wawasan dan pengalaman penulis tentang karakteristik

penderita kanker paru di Ruang Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh.

Page 5: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

5

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Paru

Pernafasan adalah pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer ke sel dan

keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas. Proses ini terdiri dari 4

tahap yaitu: (8)

a) Pertukaran udara paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara ke dan dari

alveoli.

b) Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah.

c) Pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh menuju ke dan dari

sel – sel.

d) Regulasi pertukaran udara dan aspek - aspek lain pernapasan.

Gambar 2.1 Alat Pernapasan Manusia (9)

Paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi

oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot

kuat. Paru terdiri dari dua bagian yaitu paru kanan yang terdiri atas 3 lobus dan

paru kiri yang terdiri atas 2 lobus. Paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,

disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru disebut

pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang

bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). (10,8)

Paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh

darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rongga bronkus masih

bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.

Page 6: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

6

Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi,

kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung

gelembung-gelembung yang disebut alveolus. (8)

Gambar 2.2. Anatomi Paru-paru (11)

Udara yang keluar masuk paru pada waktu melakukan pernapasan biasa

disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang

dewasa lebih kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan

biasa sekitar 500 ml.  Ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara

yang dapat ditarik mencapai 1500 ml.  Udara ini dinamakan udara komplementer.

Ketika menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga

sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah

mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru yang

volumenya sekitar 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi,

Kapasitas paru-paru total  = kapasitas vital + volume residu = 4500 ml/wanita dan

5500 ml/pria. (10,8)

2.2 Kanker Paru

2.2.1 Definisi Kanker Paru

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan yang terdapat

di paru, meliputi keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) atau

merupakan keganasan yang ditimbulkan oleh penyebaran (metastasis) tumor dari

Page 7: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

7

organ lain (sekunder). Adapun definisi khusus untuk kanker paru primer adalah

tumor ganas yang berasal dari epitel (sel maupun jaringan) saluran napas atau

bronkus. (12)

Kanker paru paling banyak ditemukan pada laki-laki dewasa dan perokok.

Lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan perokok. Tidak semua perokok

akhirnya menderita kanker paru. Berhenti dari merokok akan mengurangi dengan

sangat berarti risiko seseorang terkena kanker paru. Risiko pada bekas perokok

lebih besar daripada orang-orang yang tidak pernah merokok. Faktor lain yang

dapat menjadi faktor risiko terutama berkaitan dengan udara yang dihirup. (13)

Gambar 2.3 Kanker Paru (14)

2.2.2 Klasifikasi Kanker Paru

Berdasarkan tujuan pengobatan, kanker paru diklasifikasikan menjadi dua

bagian yaitu: (12)

a. Small Cell Lung Cancer (SCLC)

Gambaran histologis yang khas dari SCLC adalah dominasi sel – sel kecil

yang hampir seluruhnya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit

sekali/tanpa nucleolus. Bentuk sel – sel ini bervariasi berupa fusiform, polygonal

dan bentuk seperti limfosit. (12) SCLC juga disebut sebagai karsinoma sel oat

karena bentuknya yang mirip dengan bentuk biji gandum. Sel – sel kecil ini

cenderung berkumpul di sekeliling pembuluh darah halus menyerupai

pseudoroset. Banyak sekali ditemukan sel-sel yang bermitosis begitu juga

gambaran nekrosis. SCLC biasanya terletak di tengah di sekitar percabangan

Page 8: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

8

utama bronkus. SCLC ini memiliki waktu proliferasi yang tercepat dan prognosis

yang terburuk dibandingkan dengan semua jenis karsinoma bronkogenik. (8)

Sekitar 70% dari semua pasien yang menderita kanker paru jenis ini memiliki

bukti-bukti penyakit yang ekstensif (metastatis ke distal) pada saat diagnosis, dan

angka kelangsungan hidup 5 tahun pasien tersebut kurang dari 5%. (8,10)

b. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC)

1. Karsinoma Epidermoid/ Karsinoma Sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa memiliki ciri khas adanya proses keratinisasi dan

pembentukan bridge intraseluler. Studi sitologi memperlihatkan adanya perubahan

yang nyata dari displasia skuamosa menjadi karsinoma in situ. (12) Perubahan

karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus dan menonjol ke

dalam bronkus besar. Diameter tumor jarang melebihi beberapa sentimeter dan

cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, mediastinum

dan dinding dada. Penderita karsinoma sel skuamosa seringkali disertai batuk dan

hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi, pneumonia dan pembentukan abses akibat

obstuksi maupun infeksi sekunder. Pengobatan dini pada karsinoma ini dapat

memperbaiki prognosis karena karsinoma ini cenderung agak lambat dalam

bermetastatis. (8)

2. Adenokarsinoma

Adenokarsinoma memilik ciri khas dengan bentuk formasi glandular dan

memiliki kecendrungan ke arah pembentukan konfigurasi papilar. Biasanya

terbentuk musin pada karsinoma ini dan sering tumbuh dari bekas kerusakan

jaringan paru (scar). Karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelloma dengan

pemeriksaan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen). (12) Pada

kebanyakan kasus, jenis tumor ini timbul pada paru bagian perifer, bagian perifer

segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local

pada paru maupun fibrosis interstisial kronis. (8) Karsinoma jenis ini sering kali

meluas ke pembuluh darah dan limfe, menyebar ke bagian paru lainnya hingga ke

otak, tulang dan hati. (15,8)

Page 9: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

9

3. Karsinoma Sel Besar

Karsinoma sel besar adalah sel – sel ganas yang berukuran besar dan

berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti yang

bervariasi. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru bagian perifer,

berkembang cepat dengan penyebaran yang ekstensif dan cepat ke tempat –

tempat yang jauh. Karsinoma sel besar mulai keluar sebagai tumor perifer besar

yang menyebar secara lokal sebelum bermetastasis ke tempat lain. (15,8)

2.2.3 Gejala Klinik Kanker Paru

Beberapa gejala klinis kanker pau memiliki hubungan dengan jenis histologi

kanker paru itu sendiri. Karsinoma epidermoid cendrung tumbuh sentral,

memberikan gejala klinik yang sesuai dengan pertumbuhan endobronkial meliputi

batuk, sesak nafas akibat obstruksi, wheezing atau post obstuktif pneumonia dan

atelektasis. Hal ini berbeda dengan adenokarsinoma dan large cell carcinoma yang

sering terletak pada bagian perifer yang memberikan gejala yang berhubungan

dengan pertumbuhan tumor di perifer seperti nyeri pleuritis, efusi plura atau nyeri

pada dinding dada. (16)

Kanker paru memiliki gejala klinis yang beraneka ragam yang secara garis

besar dapat dibagi atas :

1. Gejala Intrapulmoner

Gejala ini disebabkan oleh tumor di paru yang terjadi karena adanya ulserasi

bronkus serta gangguan pergerakan silia, sehingga memudahkan terjadinya

peradangan berulang. Gejalanya adalah batuk ≥ 2 minggu yang terdapat pada 70-

90% kasus dan batuk darah akibat ulserasi terdapat pada 6-51% kasus. Selain itu,

gejala lainnya ialah nyeri dada yang terdapat pada 42-67% kasus dan sesak napas

pada 58% kasus. (16)

2. Gejala Intratorasik Ekstrapulmoner

Penyebaran tumor ke mediastinum akan menimbulkan penekanan dan

merusak struktur di dalam mediastinum dengan gejala antara lain paralise

diafragma, sesak, sindrom Horner, disfagia, gangguan fungsional dan lain-lain.

(16)

3. Gejala Ekstrapulmonal Non Metastasik

Page 10: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

10

Gejala ini berupa manifestasi neuromuskuler, manifestasi jaringan ikat

tulang, manifestasi endokrin metabolik, manifestasi vaskuler dan hematologik.

(17)

4. Gejala Ekstratoraksik Metastatik

Kanker paru merupakan satu-satunya tumor yang mampu berhubungan

langsung dengan sirkulasi arterial, sehingga dapat menyebar hampir ke semua

organ terutama otak, hati dan tulang. (16) Metastase ekstra torakal dialami oleh

lebih dari 50% penderita kanker paru, yang sering terjadi pada tempat yang

berbeda dan sering ditemui adanya kelainan neurologis fokal, nyeri tulang dan

nyeri perut akibat metastase pada hati atau metastase padakelenjar adrenal. (16)

Gejala ekstratorasik metastatik ditemukan pada hasil autopsi lebih dari 50%

pasien Karsinoma Epidermoid, 80% pasien Adeno Karsinoma serta Karsinoma

Sel Besar dan lebih dari 95% pasien Kanker Sel Kecil. (18)

2.2.4 Stadium Klinis

Pembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM menurut

International Union Againts Cancer (IUAC) The American Joint on Cancer

Comitee (AJCC) 1997 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Paru Berdasarkan TNM (19,8)Stadium TNM

0 Karsinoma In SituI IA T1N0M0

IB T2N0M0II IIA T1N1M0

IIB T2N1M0III IIIA T3N0M0

T3N1M0T1N2M0T2N2M0T3N2M0

IIIB T4N0M0T4N1M0T4N2M0T1N3M0T2N3M0T3N3M0T4N3M0

IV Setiap T, Setiap N dengan M1

Keterangan :

Tumor Primer (T)

Page 11: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

11

Tis : Karsinoma in situ

T1 : Tumor dengan ukuran ≤ 3 cm, dikelilingi oleh pleura paru atau viseral dan

tidak ada invasi proksimal ke lobus bronkus pada bronskopkopi.

T2 : Tumor ukuran > 3 cm, melibatkan bronkus utama, perluasan ke pleura

viseral, perluasan ke hilus akibat atelektasis atau pneumonitis obstruktif.

T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma,

pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama

yang terletak < 2 cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, atau

adanya atelektasis / pneumonitis obstruktif seluruh paru.

T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh

darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleura/ perikardium

yang disertai efusi pleura/ perikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus

yang sama pada tumor primer.

Kelenjar Getah Bening Regional (N)

N0 : Tidak ada metastatis ke kelenjar getah bening regional

N1 : Metastasis ke kelenjar getah bening hilus, dan atau peribronkial, serta

kelenjar getah bening pada paru karena perluasan langsung tumor primer.

N2 : Metastasis ke kelenjar getah bening mediastinum atau kelenjar getah bening

di bawah karina.

N3 : Metastasis ke kelenjar getah bening hilus kontra lateral, atau skelenus kontra

lateral/ipsi lateral, atau kelenjar getah bening supraklavikuler.

Metastasis Jauh (M)

M0 : Tidak ada metastasis jauh.

M1 : Metastasis ke hepar, anak ginjal, tengkorak.

2.2.5 Status Performance Penderita Kanker Paru

Untuk mengetahui kualitas hidup penderita kanker paru diperlukan adanya

suatu standar. Standar yang digunakan untuk menilai kualitas hidup penderita

kanker paru yang sering dipakai adalah indeks performance dari Karnoffsky.

Status performance ini berguna dalam menentukan rencana terapi yang akan

diberikan pada penderita. Selain itu, status performance ini juga penting untuk

mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan pada penderita kanker paru. (7)

Page 12: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

12

Berikut ini adalah status performance menurut Karnoffsky: (16)

100% = Mampu melakukan aktivitas normal, tidak ada keluhan.

90% = Mampu melakukan aktivitas normal, gejala penyakit ringan.

80% = Dengan usaha mampu melakukan aktivitas normal dengan gejala penyakit

cukup didapatkan.

70% = Tidak mampu bekerja, mampu merawat dirinya sendiri.

60% = Untuk merawat dirinya sendiri terkadang membutuhkan pertolongan.

50% = Membutuhkan banyak pertolongan untuk merawat dirinya sendiri, serta

memerlukan perawatan medik.

40% = Penderita cacat, memerlukan perawatan khusus.

30% = Penderita cacat berat, memerlukan perawatan di rumah sakit.

20% = Sakit berat, harus dirawat di rumah sakit

10% = Hampir meninggal

0% = Meninggal.

2.2.6 Epidemiologi Kanker Paru

1. Frekuensi dan Distribusi

a. Penderita

Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering diderita

oleh laki-laki dibanding perempuan. (20) Berdasarkan hasil penelitian Cancer

Research UK (United Kingdom) tahun 2003 di Inggris, IR kanker paru pada laki-

laki tahun 1999 mencapai 70,4 per 100.000 penduduk sedangkan pada wanita 34,9

per 100.000 penduduk. Menurut Hasil penelitian SEER (Surveilance Epdemiology

and End Result) tahun 2003, Insidens Rate kanker paru di Amerika Serikat tahun

2000 pada laki-laki adalah 79,7 per 100.000 penduduk sedangkan pada wanita

49,7 per 100.000 penduduk. (21) Sementara pada tahun 2001, kanker paru

menyebabkan kematian sebesar 32% pada laki-laki dan 25% pada perempuan di

Amerika. (17)

Pada tahun 1994, insidens kanker paru di Denmark pada laki-laki sebesar 83

per 100.000 penduduk, sedangkan pada wanita sebesar 46 per 100.000. (22)

Sementara di Indonesia, di Yogyakarta pada tahun 1996, insidens kanker paru

Page 13: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

13

pada laki-laki sebesar 11,4 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan

sebesar 7,11 per 100.000 penduduk. (23)

Mengenai usia penderita kanker paru, pada tahun 2001 di Amerika

didapatkan bahwa kebanyakan kasus kanker paru terjadi pada usia antara 50

hingga 70 tahun, kurang dari 5% pasien kanker paru yang berusia < 40 tahun. (17)

Pada tahun 1993 – 1997 di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, ditemukan sebanyak

89% penderita kanker paru yang berusia ≥ 40 tahun. (24) Pada 1 April – 31 Juli

2002 di RSUP H. Adam Malik ditemukan bahwa semua penderita kanker paru

berusia ≥ 40 tahun dan penderita yang terbanyak adalah berusia 60 – 69 tahun

dengan persentase sebesar 44,7%. (25)

Survei epidemiologi kanker paru pada umumnya melaporkan bahwa kurang

lebih 90% kasus kanker paru terjadi pada penderita berusia diatas 40 tahun.19

Kurang dari 5% pasien kanker paru berumur di bawah 40 tahun.25 Laporan SEER

Cancer Statistics tahun 2000-2004, Insidens Rate kanker paru pada usia ≥ 65

tahun 358,7 per 100.000 penduduk sedangkan usia < 65 tahun 17,3 per 100.000

penduduk. Di negara industri, pasien kanker paru mayoritas berusia ≥ 40 tahun,

terbanyak pada rentang usia 55 – 75 tahun dengan rata – rata 65 tahun. (26)

b. Tempat

Kanker paru merupakan jenis kanker yang cukup sering ditemukan. Insidens

kanker paru di negara – negara industri umumnya lebih tinggi dibandingkan

dengan negara berkembang. (27) Prevalensi kanker paru di negara maju sangat

tinggi. Pada tahun 1993, di Amerika dilaporkan bahwa terdapa kasus kanker paru

sebanyak 173.000 kasus/tahun dan terdapat 180.000 kasus kanker paru pada tahun

2001. (12,17)

Cause Spesifik Death Rate (CSDR) kanker paru memiliki perbedaan antara

negara satu dengan negara yang lain. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan merokok

yang ada di negara tersebut. (16) Angka kematian karena kanker paru CSDR per

100.000 penduduk pada pria usia 45 tahun atau lebih pada tahun 1972, di Sri

lanka 4, Mesir 7, Taiwan 47, Jepang 75, Australia 184, Amerika Serikat 194,

Belanda 281, dan Inggris 310. Sementara itu, di negara berkembang dilaporkan

bahwa terjadi peningkatan yang cepat terhadap insiden kanker paru antara lain

Page 14: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

14

karena konsumsi rokok yang berlebihan seperti di China yang mengkonsumsi

sebanyak 30 % rokok dunia. (12)

c. Waktu

Insidens kanker paru terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 1982, angka kematian akbiat kanker paru di Amerika adalah sebanyak

200.000 orang/tahun sedangkan di Inggris sebanyak 300.000 orang/tahun. Angka

tersebut terus mengalami peningkatan 2 kali lipat setiap tahunnya. (26)

Sementara itu, data penderita kanker paru dari RSUP Persahabatan Jakarta juga

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1970 – 1976

ditemukan sebanyak 382 kasus, tahun 1980 – 1984 sebanyak 374 kasus, tahun

1984 – 1988 sebanyak 666 kasus dan tahun 1998 ditemukan sebanyak 273 kasus.

(19) Data penderita kanker paru di RS. Dharmais Jakarta pada tahun 2004 adalah

sebanyak 86 kasus dan mengalami peningkatan menjadi 111 kasus pada tahun

2006 hingga 113 kasus pada tahun 2007. (28)

2.2.7 Determinan Kanker Paru

a. Usia

Usia merupakan salah satu faktor risiko penting pada kejadian kanker.

Insiden kanker semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

Hal tersebut sangat mungkin disebabkan oleh semakin banyaknya paparan faktor

risiko dan kemampuan melakukan mekanisme perbaikan sel yang semakin

menurun pada seseorang. Insiden puncak kejadian kanker paru terjadi pada

rentang usia antara 45-65 tahun. Pada penelitian S Christine didapatkan bahwa

rata-rata usia penderita pada kasus kanker paru adalah 51,73 ± 6,87 tahun dengan

mayoritas penderita berusia 40-50 tahun sebesar 50%, diikuti dengan usia antara

51-60 tahun sebesar 40% dan usia 61 – 70 tahun yaitu sebesar 10%. (10)

Alasan lain yang menyatakan mengapa suatu kanker baru muncul pada usia

tua adalah karena pertumbuhannya yang lambat. Pertumbuhan kanker kadang-

kadang sangat lambat dan hanya dapat terdeteksi pada saat stadium lanjut. Kanker

dapat tumbuh dan berkembang hingga bertahun-tahun tanpa disadari oleh

penderita. (13) Berdasarkan hasil survei kanker paru yang dikutip dari Alsagaf

Page 15: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

15

(1995), dilaporkan bahwa kasus kanker paru yang terjadi pada usia ≥ 40 tahun

mencapai 90% dari seluruh usia. Di Amerika, penderita kanker paru terbanyak

adalah pada usia ≥ 40 tahun, yaitu sebesar 90%. Sementara di Indonesia,

penderita kanker paru pada rentang usia tersebut adalah sebesar 84,4%. (29)

Pada penelitian lain didapatkan bahwa usia rata-rata pasien kanker paru

adalah 60 tahun. Kasus kanker paru sebagian besar terjadi pada pasien dengan

usia > 50 tahun dan jarang terdiagnosis pada pasien dengan usia < 40 tahun.

Timbulnya proses karsinogenesis pada proses penuaan disebabkan oleh terjadinya

penurunan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan sel dan terjadi

perubahan dalam metabolism selama proses penuaan. (29)

b. Jenis Kelamin

Sebagian besar kasus kanker paru diderita oleh laki-laki (65%) dengan

resiko 1:13, sedangkan pada perempuan 1:20. Perbandingan kejadian kanker paru

laki-laki terhadap perempuan adalah 4:1. Pada suatu penelitian di RSUP H. Adam

Malik Medan didapati bahwa berdasarkan jenis kelamin, kasus kanker paru lebih

banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 73,3% daripada jenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 26,7%. (30,31) Survei epidemiologis kanker

paru berdasarkan jenis kelamin pada umumnya menyatakan bahwa perbandingan

kasus laki-laki dibanding wanita adalah 5:1 (32)

Hasil penelitian Liauw KM & Chen CJ (982-1994) dengan desain kohort

yang dilakukan di kalangan kaum pria, membuktikan bahwa kebiasaan merokok

secara bermakna berhubungan dengan peningkatan risiko kematian akibat kanker

paru 3 kali {RR (risiko relatif) = 3} dan pada kalangan wanita (RR = 3,6). (32)

c. Pengaruh Genetik dan Status Imunologi

Kanker paru juga dapat dipengaruhi oleh keadaan genetik. Dalam keadaan

normal, pertumbuhan sel berlangsung dalam beberapa tahap dan dikontrol oleh

gen (pembawa informasi) yang sebagian bertindak sebagai pemicu, penghambat

pertumbuhan dan gen pengontrol proses lain di dalam sel agar dapat berjalan baik.

Gangguan yang terjadi pada gen atau proses pertumbuhan tersebut dapat

menyebabkan tidak terkendalinya pertumbuhan sel. Pada beberapa keadaan, tidak

semua gangguan tersebut berkembang secara cepat melainkan dapat pula berhenti

Page 16: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

16

sebelum berubah menjadi ganas (disebut dengan tumor jinak). Akan tetapi, ketika

gangguan yang terjadi semakin berat dan bermetastasis ke organ lain, maka hal

inilah yang dikatakan sebagai kanker. (8)

Perokok yang memiliki keluarga yang menderita kanker mempunyai risiko

30 – 40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok yang tidak

mempunyai keluarga yang menderita kanker. Hal ini menunjukkan adanya kontrol

genetik yang bertanggung jawab atas terjadinya kanker paru. Gen autosom

Mendelion memiliki interaksi dengan rokok sehingga dapat menyebabkan

penyakit pada usia dini. (22) Terdapat perubahan / mutasi beberapa gen yang

berperan dalam terbentuknya kanker paru, yaitu proto oncogen, tumor supressor

gene dan gene encoding enzyme. (12)

Status imunologis penderita kanker paru yang dipantau dari celular

mediated menunjukkan adanya keterkaitan antara derajat diferensiasi sel, stadium

penyakit, tanggapan terhadap pengobatan serta prognosis. Penderita yang

menderita alergi pada umumnya tidak memberikan respon yang baik terhadap

pengobatan dan lebih cepat meninggal. (16)

d. Merokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihirup asapnya, baik

tembakau yang berbentuk rokok maupun yang dibakar menggunakan pipa. Suhu

pada sebatang rokok yang sedang dibakar mencapai 90˚C pada ujungnya dan 30˚C

pada pangkal rokok yang terselip di antara bibir perokok. Asap rokok yang

dihisap atau dihirup akan melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk

gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi partikel. Oleh karena

itu, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas yang mencapai 85% dan sisanya

berupa partikel. (33)

Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke,

sedangkan asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok maupun asap

yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar disebut sidestream smoke.

Sidestream smoke mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Di dalam

asap rokok mainstream terkandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam

rokok dengan bermacam - macam mekanisme kerja terhadap tubuh yang

dibedakan atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel antara lain adalah nikotin,

Page 17: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

17

nitrosamine, N nitrosonorktokin, poliskiklik hidrokarbon, logam berat dan

karsinogenik amin. Sedangkan fase yang dapat menguap atau seperti gas

diantaranya adalah karbonmonoksid, karbondioksid, benzene, amonia,

formaldehid, hidrosianida dan lain-lain. (33)

Beberapa bahan kimia dalam rokok yang dapat mengganggu kesehatan

antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan berbagai logam berat.

Seseorang akan mengalami gangguan kesehatan bila merokok secara terus

menerus. Hal ini disebabkan karena adanya nikotin di dalam asap rokok yang

diisap yang bersifat adiktif sehingga bisa mengakibatkan seseorang menghisap

rokok secara terus-menerus. Tar mengandung bahan kimia beracun yang dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel paru-paru dan dapat menyebabkan

kanker. Di dalam rasap rokok juga terkandung gas karbon monoksida (CO) yang

dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen.

Gas ini bersifat racun yang berlawanan dengan gas oksigen dalam proses transport

hemoglobin. (33)

Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok,

jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan

lamanya berhenti merokok.Sebagian besar penyakit kanker paru disebabkan oleh

karsinogen dan zat pemicu tumor yang masuk ke dalam tubuh akibat kebiasaan

merokok. Secara umum, risiko relatif terjadinya kanker paru mengalami

peningkatan sekitar 13 kali pada perokok aktif dan sekitar 1,5 kali pada perokok

pasif yang terpajan oleh asap rokok dalam waktu yang lama. (18)

Dari data Susenas 2001 dapat diamati bahwa prevalensi perokok di

Indonesia pada penduduk yang berusia di atas 10 tahun mencapai 27,7 %.

Prevalensi perokok cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir.

Jumlah perokok bergeser pada kelompok umur yang lebih muda, dengan rentang

usia 15 – 19 tahun. Prevalensi perokok berdasarkan jenis kelamin adalah sebanyak

54,5% untuk laki – laki dan 1,2% untuk perempuan. Berdasarkan keterangan

mereka yang merokok (sebanyak 92%), dinyatakan bahwa mereka terbiasa

merokok di dalam rumah ketika sedang bersama anggota keluarga lainnya. Hal ini

memberikan keterangan bahwa sebagian besar anggota keluarga dapat

dikategorikan sebagai perokok pasif. (34)

Page 18: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

18

Asap rokok juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap

perokok pasif yaitu orang yang berada dekat dengan perokok aktif yang juga turut

mengisap asap rokok dari perokok aktif (Sidestream smoke). Seorang perempuan

yang memiliki suami yang mengisap rokok mempunyai risiko yang lebih tinggi

terkena kanker paru dibandingkan dengan perempuan yang memiliki suami bukan

perokok.

Risiko timbulnya kanker paru pada perokok berkaitan dengan hal – hal

berikut ini (12,16):

1. Jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari yaitu > 20 batang sehari)

2. Usia ketika mulai merokok (lebih dari 10 tahun

3. Lama berhenti merokok

4. Kebiasaan merokok dengan cara menghisap dalam-dalam

Di bawah ini dapat dilihat hubungan atau perbandingan antara jumlah

batang rokok yang dikonsumsi setiap hari dengan besar risiko kanker paru yang

ditimbulkan.

Dalam jangka panjang merokok (10 – 20 tahun) (16):

1. 1 – 10 batang/hari meningkatkan risiko 15 kali

2. 20 – 30 batang/hari meningkatkan risiko 40 – 50 kali

3. 40 – 50 batang/hari meningkatkan risiko 70 – 80 kali

Usia mulai merokok sebelum 15 tahun akan beresiko menderita kanker

paru jauh lebih tinggi dibandingkan dengan merokok setelah umur 25 tahun. (26)

Perokok yang mengkonsumsi rokok kurang dari 20 batang sehari memiliki risiko

menderita kanker paru yang jauh lebih rendah apabila berhenti merokok selama

lebih dari sembilan tahun dibandingkan berhenti merokok selama kurang dari satu

tahun. Sebaliknya, perokok yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang sehari

dan telah berhenti merokok selama setahun akan memiliki resiko terkena kanker

paru yang lebih tinggi dibandingkan jika ia telah berhenti merokok selama

sembilan tahun atau lebih. Apabila seorang perokok menghentikan kebiasaan

merokok, maka ia akan memiliki risiko yang sama dengan bukan perokok setelah

10-13 tahun kemudian. Hal ini menunjukkan bahwa berhenti merokok secepat

mungkin adalah lebih baik. (26,16,12)

Page 19: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

19

Faktor merokok yang dapat menyebabkan kanker paru tergantung pada hal –

hal berikut ini (26)

1. Dalamnya menghisap rokok

2. Jumlah hisapan pada setiap batang rokok

3. Lamanya rokok melekat di bibir

4. Lamanya rokok kembali dinyalakan setelah dimatikan

5. Panjang puntung rokok yang tersisa.

Risiko terjadinya kanker paru pada perokok yang mengkonsumsi rokok yang

berfilter lebih rendah dibandingkan dengan perokok yang mengkonumsi rokok

yang tidak berfilter. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya pengurangan kadar

larutan nikotin pada rokok yang berfilter. (26)

e. Pencemaran Karena Pekerjaan

Kanker paru merupakan salah satu dari jenis penyakit paru yang dapat

disebabkan oleh pekerjaan. Definisi penyakit paru akibat pekerjaan adalah

penyakit / kerusakan paru yang dialami seseorang yang disebabkan oleh debu /

asap / gas berbahaya yang terhirup di tempat ia bekerja. Berbagai jenis penyakit

paru dapat terjadi tergantung dari jenis paparannya. (35) Begitu pula dengan

perkembangan kanker paru yang berkaitan dengan adanya pemaparan oleh zat

kimia tertentu di tempat kerja. Angka Insiden kanker paru pun meningkat pada

pekerja yang terpapar oleh beberapa bentuk nikel dan asbestos. (16)

Tabel 2.2 Pembagian Penyakit Paru Akibat Kerja (35)No.

Penyakit Paru Akibat Kerja

Jenis Paparan

1. Penyakit paru interstitial Asbestosis, pneumoconiosis batubara, silicosis, berylliosis, pneumonitis hipersensitif

2. Edema paru Inhalasi asap gas toksik akut (NO2, khlorin)3. Penyakit pleura Asbes4. Bronkhitis Debu tepung, debu berat (pekerja tambang

batubara)5. Asma Debu kapas, garam platina, tepung formalin6. Kanker paru Asbes, uranium, kromnikel, klormetil eter

Menentukan hubungan antara penyakit dengan jenis pekerjaan adalah tidak

mudah karena penyakit tertentu memerlukan waktu yang lama antara terjadinya

paparan hingga timbulnya penyakit. Oleh sebab itu, diperlukan adanya anamnesa

yang teliti meliputi riwayat pekerjaan dan timbulnya gejala penyakit tersebut. (35)

Page 20: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

20

Tabel 2.3 Jenis Pekerjaan yang beresiko Menimbulkan Kanker Saluran NafasNo. Zat Penyebab Jenis Pekerjaan Janis Kanker1. Asbes Tambang, menenun Kanker paru,

mesotelioma serosa2. Radio aktif Tambang uranium, logam,

hematite, flourspairKanker paru

3. Gas Mustard Pabrik Kanker paru4. Nikel Penyulingan Kanker paru5. Khrom Ekstraksi, produksi dan pigmen Kanker paru6. Arsen Penyulingan logam Kanker paru7. Halo eter Industri kimia Kanker paru8. Belum diketahui Karbonisasi batubara Kanker paru9. Belum diketahui Percetakan Kanker paru

World Health Organization (WHO) mengeluarkan pedoman tentang

karsinogen di tempat kerja dan perkiraan tentang risiko relatif terhadap kejadian

kanker paru pada tahun 2004. Menurut Steenland et all (1996), risiko relatif untuk

kanker paru akibat pajanan karsinogen di tempat kerja (tidak termasuk radon)

diperkirakan adalah 1,6. Seseorang yang terpapar arsenik dan asbestos dengan

dosis rendah memiliki risiko 1,2 kali untuk menderita kanker paru (RR 1,22-1,32;

95% Cl). (36)

Berikut ini adalah jenis – jenis bahan pertambangan maupun industri yang

merupakan penyebab terjadinya kanker paru (26,12):

a. Asbestosis

Penyebab kanker paru yang dikarenakan oleh paparan asbes mencapai 6 –

10 kali dari penduduk pada umumnya dan perokok sigaret mempunyai risiko

tinggi apabila di sisi lain ia terpajan oleh asbes. Suatu penelitian melaporkan

bahwa 13,8% karsinoma epidermoid disebabkan oleh asbes.

b. Bahan radioaktif

Uranium dan fluorosphor masing – masing memberikan insidens kanker

paru sebesar 4 kali dan 29 kali pada penduduk yang terpajan dibandingkan dengan

penduduk pada umumnya.

c. Khlorometil eter dan bikhlorometil eter

Khlorometil eter dan bikhlorometil eter juga merupakan bahan

karsinogenik. Empat belas pekerja dari 111 pekerja menderita penyakit kanker

paru pada pekerja pabrik yang terpapar asap khlorometil eter selama 3 – 14 tahun

Page 21: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

21

pada usia 33 – 35 tahun. Tiga pekerja diantaranya tidak merokok dan usia rata-

rata penderita berada di bawah dari usia penderita kanker paru pada umumnya.

f. Penyakit lain

Tuberkulosis paru sering dikaitkan sebagai faktor predisposisi terhadap

timbulnya kanker paru. Hal ini diduga karena adanya mekanisme hiperplasi,

metaplasi, karsinoma in situ kanker paru sebagai akibat dari adanya jaringan parut

tuberculosis.

Page 22: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

22

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskripstif retrospektif dengan desain cross-

sectional. Data diperoleh dari data primer pasien yang dirawat di Ruang

Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan mulai bulan April 2014 secara total

sampling. Penelitian ini dilakukan di bagian Ruang Kemoterapi RSUD dr. Zainoel

Abidin Banda Aceh.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Semua penderita kanker yang dirawat di Ruang Kemoterapi RSUD dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan April 2014.

3.3.2 Sampel Penelitian

Semua kasus kanker di Rawat Inap Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi, pasien kanker paru sebagai

kelompok kasus, dan pasien kanker bukan kanker paru sebagai kelompok kontrol.

Besar sampel ditentukan dengan metode total sampling dimana populasi

penelitian dijadikan sebagai besar sampel yaitu jumlah semua pasien rawat inap di

Ruang Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan April 2014.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling

dengan besar sampel yaitu jumlah semua pasien rawat inap di Ruang Kemoterapi

RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan April 2014.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien yang telah didiagnosa sebagai penderita kanker paru dan sedang

menjalani kemoterapi serta bersedia dijadikan sampel penelitian.

b. Pasien yang telah didiagnosa sebagai penderita kanker bukan kanker paru

dan sedang menjalani kemoterapi serta bersedia dijadikan sampel penelitian.

Page 23: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

23

2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien yang tidak bersedia menjadi sampel penelitian.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel penelitian

a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah usia, jenis

kelamin, riwayat merokok aktif, riwayat terpapar asap rokok di rumah,

riwayat menderita penyakit paru, riwayat keluarga menderita kanker paru.

b. Variabel terikat (dependent) adalah kanker paru.

Variabel Independent Variabel Dependent

3.4.2 Definisi Operasional

a. Kanker Paru adalah penyakit keganasan paru yang sedang diterapi dengan

kemoterapi pada pasien di Bagian Rawat Inap Kemoterapi RSUD dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh, dikelompokkan menjadi:

- Kanker paru (+)

Usia

Jenis Kelamin

Riwayat Merokok Aktif

Kanker ParuRiwayat Keluarga Menderita Kanker Paru

Riwayat Terpapar Asap Rokok di Rumah

Riwayat Menderita Penyakit Paru

Page 24: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

24

- Kanker paru (-)

Skala ukur: nominal

b. Jenis kelamin pasien diperoleh dari data anamnesis pasien di Bagian Rawat

Inap Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dikelompokkan

menjadi:

- Laki – laki

- Perempuan

Skala ukur : ordinal

c. Usia pasien adalah usia yang diperoleh dari anamnesis pasien di Bagian

Rawat Inap Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dinyatakan

dalam tahun, dikelompokkan menjadi:

- Usia < 40 tahun

- Usia ≥ 40 tahun

Skala ukur: ordinal

d. Riwayat merokok aktif adalah pasien yang mengkonsumsi atau menghisap

rokok secara langsung/aktif tanpa memperhitungkan lama merokok, waktu

mulai aktif merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap perhari baik

yang masih merokok maupun yang telah berhenti merokok, dikelompokkan

menjadi:

- Riwayat merokok aktif (+)

- Riwayat merokok aktif (-)

Skala ukur: ordinal

e. Riwayat terpapar asap rokok di rumah adalah keadaan pasien yang bukan

perokok aktif namun terpapar asap rokok (perokok pasif) di lingkungan

keluarga baik dari anggota keluarga maupun dari penghuni rumah yang

merokok tanpa memperhitungkan frekuensi dan lama paparan dalam sehari,

dikelompokkan menjadi:

- Terpapar asap rokok di rumah

- Tidak terpapar asap rokok di rumah

Skala ukur: ordinal

f. Riwayat pasien menderita penyakit paru adalah adanya riwayat pasien yang

pernah menderita tuberculosis paru, dikelompokkan menjadi:

Page 25: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

25

- Riwayat menderita penyakit paru sebelumnya (+)

- Riwayat menderita penyakit paru sebelumnya (-)

Skala ukur: ordinal

g. Riwayat keluarga menderita kanker paru adalah adanya riwayat anggota

keluarga kandung yang pernah menderita kanker paru, dikelompokkan

menjadi:

- Riwayat keluarga menderita kanker paru (+)

- Riwayat keluarga menderita kanker paru (-)

Skala ukur: ordinal

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari Kepala Bagian

Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh serta mendapat izin

dari pasien yang akan diwawancara. Pada penelitian ini, jenis data yang

dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara pasien yang sedang menjalani Kemoterapi di Ruang Rawat Inap

Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

3.6 Prosedur Penelitian

1. Peneliti mendatangi pasien yang ditetapkan sebagai sampel penelitian

sesuai kriteria insklusi dan eksklusi.

2. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian serta

meminta persetujuan pasien untuk menjadi subyek penelitian dengan

menandatangani lembar informed consent.

3. Peneliti melakukan wawancara singkat (Lembar kerja penelitian :

terlampir ).

4. Peneliti memeriksa kembali kelengkapan data sebelum data dikumpulkan

dan mengucapkan terima kasih kepada pasien dan keluarganya.

5. Setelah selesai melakukan penelitian, peneliti melapor kembali kepada

Kepala Bagian Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda

Aceh Rumah Sakit untuk mendapatkan surat keterangan telah selesai

melakukan penelitian.

3.7 Pengolahan dan Penyajian Data

Page 26: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

26

1) Collecting

Collecting yaitu mengumpulkan data primer pasien yang didiagnosa

menderita Kanker Paru maupun yang didiagnosa menderita kanker lain.

2) Editting

Editting yaitu melakukan pengecekan terhadap variabel penelitian sebelum

dilakukan entri data sehingga bila ada kesalahan atau kekurangan data segera

diklarifikasi.

3) Tabulating

Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori yang telah

dibuat untuk tiap – tiap subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan ke

dalam tabel tabulasi silang dan tabel distribusi frekuensi.

4) Cleaning

Cleaning yaitu mengevaluasi kembali data untuk menghindari kesalahan

dalam data. (37)

3.8 Analisis Data

Data yang akan dikumpulkan secara kuantitatif dianalisis secara univariat

dengan menggunakan tabulasi silang.

3.9 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka yang menggambarkan hubungan konsep

yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti. (37) Kerangka konsep yang akan menjadi pengarah dalam penelitian ini

adalah karakteristik penderita kanker paru di Rawat Inap Kemoterapi RSUD dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan April 2014. Untuk lebih jelasnya dapat

diterangkan sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Usia

Jenis Kelamin

Riwayat Merokok Aktif

Kanker ParuRiwayat Keluarga Menderita Kanker Paru

Page 27: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

27

DAFTAR PUSTAKA

1. Susanto AD, Prasenohadi, Yunus F. The Year of Lung. Jakarta: Departemen Pulmonolgi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Indonesia-RSUP Persahabatan Jakarta; 2010. Tersedia di: http://jurnalrespirologi.org /jurnal/Jan10/Lung%20of%20the%20year-2.pdf

2. Salgia R, Blanco R, Skarin AT, Lathan CS. Lung Cancer: Aetiology, Histopathology, And Clinical Manifestations. Dalam: Lorigan Paul, Skarin AT. Lung Cancer. China: Mosby Elsevier; 2007. p.23-28.

3. Ancuceanu, R. V., and Victoria, I, 2004, Pharmacologically Active Natural Compounds for Lung Cancer, Altern. Med. Rev.,9, (4), p.402-419

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.

5. Amin Z. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K Marcellus S, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi ke-5. Jakarta: FKUI; 2009. p.2254-2260

6. Depkes RI., 2007. Sistem Jaminan Kesehatan. Jakarta.7. Ismail D. Harapan Baru untuk Penderita Kanker Paru. Dalam: Purwanto TP,

penyunting. Harian Joglo Semar. 2011.) [cited 2014 Februari. Available from: http://harianjoglosemar.com/berita/harapan-baru-untuk-penderita-kankerparu-49728.html

8. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Cetakan I. Jakarta: EGC. 2006

9. [Online]. [cited 2014 Januari. Available from: http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/01/alat-alat-pada-sistem-pernapasan manusia.html .

10. Watson R. Anatomi Dan Fisiologi. 10th ed. Jakarta: Buku Kedokteran ECG, 2002.

11. www.bio.davidson.edu. [Online]. [cited 2014 Januari. Available from: http://www.bio.davidson.edu/people/kabernd/berndcv/lab/website%20%28summer%202009%29/MCChomepage/E2-O3.htmlvv

Riwayat Terpapar Asap Rokok di Rumah

Riwayat Menderita Penyakit Paru

Page 28: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

28

12. Amin, Zulkifli. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Jakarta: Penerbit FKUI.2003

13. Kumar V, Maitra A. Paru dan Saluran Napas Atas. Dalam: Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, penyunting. Buku Ajar Patologi, edisi ke-7. Jakarta : EGC; 2007. p.559-565

14. Robins. Pathologic Basic of Disease. 5th ed. United States of America: Saunders Company. 1994

15. Gale, D., 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC, Jakarta dan Price, Sylvia A., 2006.

16. Alsagaff, Hood, 1995. Kanker Paru dan Terapi Paliatif. Cetakan I. Airlangga University Press, Surabaya

17. Tierney, L, dkk. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Jakarta: Salemba Medika. 2002

18. .Horisson. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.200019. Boedjang, N. Tumor Dalam Toraks., Jakarta: Penerbit FKUI. 200120. Thomson, A.D. Catatan Kuliah Patologi. Edisi III, Jakarta: EGC .199721. WHO. [Online].; 2005. Available from:

http://www.who.int/gender/documents/lungcancerlast.pdf22. Sari, F, dkk., Juni 2001. Kanker Paru Pada Perempuan. Majalah Kedokteran

Indonesia, Vol. 51 No. 623. Soetiarto F. Registrasi Kanker Populasi Di Kodya Ujung Pandang,

Yogyakarta, dan Semarang 1996. [Online].; 1996.24. Jusuf, A, dkk., September 2001. Diagnosis Kanker Paru di Rumah Sakit Pusat

Kanker Nasional Dharmais : Jakarta Majalah Kedokteran Indonesia.,Vol. 51, No.9.

25. Soeroso, L., September 2004. Peranan Sitologi Sputum Pada Kanker Paru Dengan kelainan Foto Toraks. Majalah Kedokteran Nusantara. FK USU, Medan

26. Alrasjid, S., 1996. Pencegahan Primer Kanker Paru. Jurnal Respirologi Indonesia. Vol. 16, No. 4

27. Djoerban, Z., 2003. Terapi Suportif Kanker Paru. Cardiovascular Respiratory Immunology From Pathogenesis to Clinical Application. 2003

28. Suratman, E., 2009. Statistik Kanker : 10 Besar Kanker Tersering RSKD Rawat Jalan (Kasus Baru) 2007. http://www.Dharmais.co.id ).

29. Ascociation AL. State Of Lung Disease In Diverse Communities 2010. New York: New York city office;2010.p.55-62

30. Amin, Z., 2009. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S.,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: FKUI, 2254.

31. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007

Page 29: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

29

32. Liauw KM & Chen CJ, 1998. Warta Rokok & Kesehatan; Mortalitas Akibat Merokok di Taiwan. www.klikpdpi.com/jurnal-warta/rokok/rokok-kes).

33. Kanker Paru. Divisi Onkologi Toraks Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. (diakses 25 Desember 2013). Tersedia dari: http://kankerparu.org/main/index.php?option=com_content&task=view&id=17& Itemid=31)

34. Sitepoe, M., 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : P.T. Gramedia Widiaswana

35. Yunus, F ., dkk., 1992. Pulmonologi Klinik. Bag. Pulmonologi FKUI, Jakarta36. RS Persahabatan, Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

FKUI- [Online] ; 2007.37. Notoatmodjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kedokteran. Jakarta : ErlanggaLampiran 1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

2013 2014

Bulan

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

1 Studi kepustakaan

2 Penyusunan proposal

3 Seminar proposal

4 Penelitian

5 Pengolahan data

6 Pembuatan skripsi

7 Sidang skripsi

8 Perbaikan skripsi

Page 30: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

30

Lampiran 2

Lembar Informed Consent

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI SUBYEK PENELITIAN

Banda Aceh, April 2014Kepada Yth. :Pasien Rawat Inap di Bagian Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Acehdi- TempatDengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Edi Saputra SaksariNIM : 1007101010057Alamat : Jl. Lingkar Kampus, Darussalam, Banda AcehNo. Hp : 085356772802E-mail : [email protected]

Adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran. Adapun penelitian yang dimaksud berjudul ” Karakteristik Penderita Kanker Paru yang Dirawat Inap di Bagian Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penderita kanker paru yang dirawat inap di Bagian Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Apapun hasil dan identitas Anda dalam penelitian ini akan Saya jamin kerahasiaannya. Data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk penelitian dan publikasi.

Page 31: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

31

Oleh karena itu, Saya mohon kesediaan Anda untuk berpartisipasi menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini. Jika Anda setuju untuk berpartisipasi, maka Saya mohon untuk dapat mengisi lembar kesediaan subyek penelitian penelitian yang telah disediakan. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut atau ada yang ingin ditanyakan, silakan menghubungi peneliti melalui data yang tersebut di atas.

Demikianlah penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian ini. Atas partisipasi dan kerja sama yang baik Saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,        

Peneliti

Lampiran 3

LEMBARAN KESEDIAAN MENJADI SUBYEK PENELITIAN

Judul penelitian : Karakteristik Penderita Kanker Paru yang Dirawat Inap di

Bagian Kemoterapi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Nama Subyek :

Nama Peneliti : Edi Saputra Saksari

1. Saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul di atas yang

telah diterangkan kepada Saya. Informasi tertulis tentang penelitian ini

telah diberikan kepada Saya;

2. Saya memberi kuasa kepada peneliti untuk melakukan aktivitas tersebut

pada nomor 1 di atas;

3. Saya mengakui bahwa:

a) Saya telah diberitahu bahwa keterlibatan Saya dalam penelitian ini

bersifat sukarela dan saya bebas menentukan kapan Saya ingin

berhenti dari penelitian ini tanpa penjelasan ataupun prasangka serta

mengambil kembali data yang belum diproses yang telah diberikan

kepada peneliti;

b) Saya mengetahui bahwa penelitian ini besar manfaatnya bagi

peningkatan ilmu kedokteran masa mendatang;

c) Saya telah diberitahu tentang kerahasiaan informasi yang telah Saya

berikan, yang akan dijaga sesuai dengan batas-batas hukum yang ada.

Page 32: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

32

4. Saya sudah diberitahu hasil pemeriksaan tersebut akan ditulis. Nama Saya

juga akan diinisialkan dengan angka dalam penerbitan dari hasil penelitian

ini.

Banda Aceh, Maret 2014

Page 33: Proposal Edi Saputra Siap Seminar 4 FIX FINAL ASLI Terbaru EDIT ASLI BARU 6 April

33

Lampiran 4

LEMBAR KERJA PENELITIAN

Nama : ..................... Agama : .....................

Usia : ..................... Ras / Suku : .....................

Alamat : .....................

- Riwayat Merokok Aktif :

- Riwayat Terpapar Asap Rokok di Rumah :

- Riwayat Menderita Penyakit Paru :

- Riwayat Keluarga Menderita Kanker Paru :

xx