Lapkas i Konjunctivitis

23
LAPORAN KASUS KONJUNGTIVITIS Disusun : Mochammad Iqbal Saputra 2007730081 Pembimbing : Dr. Hasri Darni, Sp. M KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OFTALMOLOGI

Transcript of Lapkas i Konjunctivitis

Page 1: Lapkas i Konjunctivitis

LAPORAN KASUS

KONJUNGTIVITIS

Disusun :

Mochammad Iqbal Saputra

2007730081

Pembimbing :

Dr. Hasri Darni, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OFTALMOLOGI

RSIJ CEMPAKA PUTIH

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

Page 2: Lapkas i Konjunctivitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat

pada waktunya.

Laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan

klinik stase mata di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

tersusunnya laporan kasus ini terutama dr. Hasri darni M, Sp.M selaku

pembimbing di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan laporan kasus ini

masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat

laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.

Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang

maupun masa yang akan datang.

Jakarta, November 2012

Penulis

Page 3: Lapkas i Konjunctivitis

BAB I

STATUS PASIEN

STATUS PASIEN MATA No RM:

Nama Pasien : Ny. L

Umur Pasien : 36 Tahun

Nama Dokter Muda : M. Iqbal Saputra

I. IDENTITAS

Nama Lengkap : Ny. L

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 36 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kelapa Gading

Tgl datang : 8 November 2012

No. RM : 482929

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Mata kiri merah sejak 2 hari

Keluhan Tambahan : Mata berair, gatal

RPS : Pasien datang ke poliklinik Mata RSIJ Cempaka

Putih dengan keluhan Mata kiri merah sejak 2 hari

yang lalu. Pasien mengatakan keluhan disertai

dengan mata berair, pasien juga mengatakan

terdapat kotoran mata pada mata kiri terutama saat

bangun pagi, gatal, bengkak pada kelopak mata kiri

dan terasa nyeri. 1 hari yang lalu pasien mengeluh

mata seperti ada yang mengganjal. Perasaan silau

Page 4: Lapkas i Konjunctivitis

bila melihat cahaya disangkal, pandangan kabur

disangkal.

Riwayat Kebiasaan : Jarang mencuci tangan setelah beraktivitas.

RPD : tidak pernah sakit mata sebelumnya,

Riwayat trauma pada mata (-)

RPK : pada keluarga pasien tidak ada yang

menderita seperti ini.

Riwayat Pengobatan : pasien sudah berobat menggunakan Insto

tapi tetap tidak sembuh

III.PEMERIKSAAN FISIK MATA ( Status Oftalmologikus )

OD OS

6/ 6 Visus  6/ 6

Orthoforia Kedudukan Bola

Mata

Orthoforia

Baik kesegala arah Pergerakan Bola

Mata

Baik ke segala arah

Pseudoptosis(-),edema

(-),nyeri (-),Ptosis (-),

hordeolum(-),

kalazion(-)

Palpebra Pseudoptosis(+),edema(+

), nyeri (+),Ptosis (-),

hordeolum(-), kalazion(-)

Hiperemis (-), coble

stone (-), kotoran mata

Konjungtiva Tarsalis

Superior

Hiperemis (+), coble

stone (-), kotoran mata (-)

Page 5: Lapkas i Konjunctivitis

(-)

Injeksi siliar (-),injeksi

konjungtiva (-), udem

(- ), perdarahan (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-),injeksi

konjungtiva (+),udem (- ),

perdarahan (-)

Hiperemis (+),

papil(-),folikel (-),

kotoran mata (-)

Konjungtiva Tarsalis

Inferior

Hiperemis (+),

Papil(-),folikel(-), kotoran

mata (+) warna

kekuningan, kental.

Jernih, infiltrat (-),

edema (-), sikatriks (-)

Kornea Jernih, infiltrat (-), edema

(-), sikatriks (-)

Sedang, hipopion (-),

hifema (-)

COA Sedang, hipopion (-),

hifema (-)

Warna coklat, kripte

jelas ,sinekia (-)

Iris Warna coklat, kripte

jelas, sinekia (-)

Bulat isokor, reflex

cahaya (+)

Pupil Bulat isokor, reflex

cahaya (+)

Jernih Lensa Jernih

Tidak dilakukan Vitreous Humor Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

IV. RESUME PEMERIKSAAN FISIK

Seorang pasien perempuan berusia 36 tahun datang ke RSI cempaka putih

dengan keluhan mata kiri merah sejak dua hari yang lalu. Pasien juga

mengeluhkan mata kirinya berair, gatal, terdapat kotoran mata. Fotofobia (-),

pandangan kabur (-).

Pada pemeriksaan fisik mata di dapatkan kelainan pada mata :

Palpebra sinistra : udem, pseudoptosis, nyeri

Konjungtiva bulbi sinistra : injeksi konjungtiva

Konjungtiva tarsalis sinistra : hiperemis , kotoran mata (+)

Page 6: Lapkas i Konjunctivitis

V. DIAGNOSA KERJA

Konjungtivitis Kataralis Okuli Sinistra

Diagnosa banding

Episkleritis

keratitis

skleritis

VI. PENATALAKSANAAN

a. Rencana Pemeriksaan

- Pewarnaan swab konjungiva

b. Pengobatan

- Antibiotik

- Analgetik

- Antiradang

c. Edukasi

Meminta pasien untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari ,

debu yang berlebihan dengan menggunakan kacamata hitam agar tidak

terjadi inflamasi yang lebih berat. Menjaga kebersihan untuk mencegah

penularan. Istirahat yang cukup.

Page 7: Lapkas i Konjunctivitis

BAB II

PEMBAHASAN

KONJUNGTIVITIS

A. DEFINISI

Konjungtivitis merupakan suatu peradangan pada konjungtiva, biasanya

terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran sekret.

B. KLASIFIKASI

Berdasarka Penyebab :

1. Konjuntivitis Bakteri : gonokokus, pneumokokus, stafilokokus, difteri.

2. Konjuntivitis Virus : Adenovirus tipe 3,7,8,19, Herpes Simpleks, En-

terovirus tipe 70.

3. Konjuntivitis Klamidia : K. trachomaktis, K. oculogenitalis.

4. Konjuntivitis Alergi

Konjungtivitis berdasarkan gambaran klinik dibagi atas :

1. Konjungtivitis kataral : akut & kronik

2. Konjungtivitis purulen, mukopurulen

3. Konjungtivitis membran

4. Konjungtivitis folikular

5. Konjungtivitis vernal

6. Konjuntivitis flikten

Page 8: Lapkas i Konjunctivitis

Perbedaan Jenis – Jenis Konjungtivits

Virus Bakteri Alergi

Gatal Minimal minimal berat

Hiperemi Menyeluruuh menyeluruh menyeluruh

Lakrimasi ++ + +

Sekret ( eksudat ) minimal

( serous,mucous)

banyak

( mukopurulen/

purulen )

Minimal

Adenopati + jarang -

sel- sel Monosit PMN Eosinofil

C. Konjungtivitis Kataral

Etiologi :

Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus,

Pneumokok, Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks. Bisa juga

disebabkan oleh virus, misalnya Morbili, atau bahan kimia seperti bahan kimia

basa (keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang lain dapat pula

menyebabkan tanda-tanda konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik

dapat pula disertai konjungtivitis.

Gambaran Klinis

Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa

cobble-stone, tanpa flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen

(tergantung penyebabnya). Dapat disertai blefaritis atau obstruksi duktus

lakrimal.

Pengobatan

Pengobatan Konjungtivitis Kataral tergantung kepada penyebabnya.

Apabila penyebabnya karena inf. bakteri maka dapat diberikan antibiotik,

Page 9: Lapkas i Konjunctivitis

seperti : tetrasiklin, kloromisetin, dan lain-lain. Pada infeksi virus dianjurkan

pemakaia sulfasetamid atau obat anti-virus seperti IDU untuk infeksi Herpes

Simplek.

D. Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen

Etiologi

Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama

yang berumur di bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu

dipikirkan dua kemungkinan penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria

(gonokok atau meningokok) dan golongan klamidia (klamidia okulogenital)

Gambaran Klinis

Gambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral.

Konjungtivitis Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang

disertai adanya pseudomembran sebagai massa putih di konjungtiva tarsal

Pengobatan

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif.

Penderita harus dirawat diruang isolasi. Mata harus selalu dibersihkan dari

sekret sebelum pengobatan.

Antibiotik lokal dan sistemik

AB sistemik pd dewasa :

Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta

IU/IV/hr selama 5 hr + irigasi

AB sistemik pd neonatus :

Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G

100.000 IU/kgBB/hr dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline

Page 10: Lapkas i Konjunctivitis

E. Konjungtivitis membran

Etiologi

Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok

hemolitik dan infeksi difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh

infeksi yang hiperakut, serta infeksi pneumokok.

Gambaran Klinis

Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih

pada konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi.

Massa ini ada dua jenis, yaitu membran dan pseudomembran.

Pengobatan

Tergantung pada penyebabnya.

Apabila penyebabnya infeksi Streptokok B hemolitik, diberikan antibiotik

yang sensitif.

Pada infeksi difteria, diberi salep mata penisillin tiap jam dan injeksi

penisillin sesuai umur, pada anak-anak diberikan penisillin dengan dosis

50.000 unit/KgBB, pada orang dewasa diberi injeksi penisillin 2 hari masing-

masing 1.2 juta unit. Untuk mencegah gangguan jantung oleh toksin difteria,

perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit 2 hari berturut-turut.

F. Konjungtivitis Folikular

Dikenal beberapa jenis konjungtivitis follikular, yaitu konjungtivitis viral,

konjungtivitis klamidia, konjungtivitis follikular toksik dan konjungtivitis

follikular yang tidak diketahui penyebabnya.

Page 11: Lapkas i Konjunctivitis

Jenis Konjungtivitis Follikular

1. Kerato-Konjungtivitis Epidemi

Etiologi: Infeksi Adenovirus type 8, masa inkubasi 5-10 hari

Gambaran Klinis

Dapat mengenai anak-anak dan dewasa

Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih

dahulu. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar dan nyeri tekan,

kelopak mata membengkak, konjungtiva tarsal hiperemi,

konjungtiva bulbi kemosis. Terdapat pendarahan subkonjungtiva.

Pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit, baru timbul gejala

di kornea. Pada kornea terdapat infiltrat bulat kecil, superfisial,

subepitel.

Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada

pasir. Gejala radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi

kelainan kornea dapat menetap berminggu-minggu, berbulan-

berbulan bahkan bertahun-tahun setelah sembuhnya penyakit.

Pengobatan

Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal

sulfasetamid atau antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

2. Demam Faringo-Konjungtiva

Etiologi : Penyebab paling sering adalah adenovirus tipe 3

Gambaran Klinis

Lebih sering pada anak daripada orang dewasa.

Terdapat demam, disamping tanda-tanda konjungtivitis follikular akut

dan faringitis akut. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar. Lebih

sering mengenai dua mata, kelopak mata membengkak.

Dua minggu sesudah perjalanan penyakit dapat timbul kelainan

kornea, yaitu terdapat infiltrat bulat kecil superfisial. Faringitis timbul

beberapa hari setelah timbulnya konjungtivitis follikular akut.

Page 12: Lapkas i Konjunctivitis

Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang spesifik

3. Konjungtivitis Hemorraghik Akut

Etiologi : Penyebabnya adalah Entero-virus 70, masa inkubasinya 1-2 hari

Gambaran Klinis

Timbulnya akut, disertai gejala subjektif seperti ada pasir, berair

dan diikuti rasa gatal, biasanya dimulai pada satu mata dan untuk

beberapa jam atau satu dua hari kemudian diikuti peradangan akut

mata yang lain.

Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, terkadang sampai dua minggu.

Pengobatan

Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata

sulfasetamid atau antibiotik.

4. Konjungtivitis New Castle

Etiologi : Virus New Castle, masa inkubasi 1-2 hari

Konjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang berhubungan

dengan unggas, penyakit ini jarang dijumpai.

Gambaran Klinis

kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan hiperplasi,

tampak folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak pada kon-

jungtiva tarsal inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan

perdarahan dan pada konjungtiviis ini biasanya disertai pembe-

saran kelenjar pre-aurikular, nyeri tekan. Sering unilateral

Gejala subjektif : seperti perasaan ada benda asing, berair, silau

dan rasa sakit.

Page 13: Lapkas i Konjunctivitis

Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang efektif, tetapi dapat diberi antibiotik

untuk mencegah infeksi sekunder.

5. Inclusion Konjungtivitis

Etiologi : Klamidia okulo-genital, masa inkubasi 4-12 hari

Gambaran Klinis

Gambaran kliniknya adalah konjungtivitis follikular akut dan

gambaran ini terdapat pada orang dewasa dan didapatkan sekret

mukopurulen, sedang pada bayi gambaran kliniknya adalah suatu

konjungtivitis purulen yang juga disebut Inclusion blenorrhoe.

Pengobatan

Diberikan tetrasiklin sistemik, dapat pula diberikan sulfonamid atau

eritromisin

6. Trachoma

Etiologi : Klamidia trakoma

Gambaran Klinis

Gambaran klinik terdapat empat stadium :

1. Stadium Insipiens atau permulaan

Folikel imatur kecil-kecil pada konjungtiva tarsal superior, pada

kornea di daerah limbus superior terdapat keratitis pungtata epitel dan

subepitel. Kelainan kornea akan lebih jelas apabila diperiksa dengan

menggunakan tes flurosein, dimana akan terlihat titik-titik hijau pada

defek kornea.

2. Stadium akut (trakoma nyata)

Terdapat folikel-folikel di konjungtiva tarsal superior, beberapa folikel

matur berwarna abu-abu

3. Stadium sikatriks

Page 14: Lapkas i Konjunctivitis

Sikatriks konjungtiva pada folikel konjungtiva tarsal superior yang

terlihat seperti garis putih halus. Pannus pada kornea lebih nyata.

4. Stadium penyembuhan

trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan

Pengobatan

Pemberian salep derivat tetrasiklin 3-4 kali sehari selama dua bulan.

Apabila perlu dapat diberikan juga sulfonamid oral

G. Konjungtivitis Vernal

Etiologi

Kemungkinan suatu konjungtivitis atopik

Gambaran Klinis

Gejala subyektif yang menonjol adalah rasa sangat gatal pada

mata, terutama bila berada dilapangan terbuka yang panas terik.

Pada pemeriksaan dapat ditemukan konjungtivitis dengan tanda khas adanya

cobble-stone di konjungtiva tarsalis superior, yang biasanya terdapat pada

kedua mata, tetapi bisa juga pada satu mata. Sekret mata pada dasarnya

mukoid dan menjadi mukopurulen apabila terdapat infeksi sekunder.

Pengobatan

Kortikosteroid tetes atau salep mata.

H. Konjungtivitis Flikten

Etiologi :

• Disebabkan oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu

(hipersensitivitas tipe IV).

• Gizi buruk dan sanitasi yg jelek merupakan faktor predisposisi

• Lebih sering ditemukan pd anak-anak

Page 15: Lapkas i Konjunctivitis

Gejala klinis

Adanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus,

flikten dapat juga dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva taarsal dan

kornea. Penyakit ini dapat mengenai dua mata dan dapat pula mengenai

satu mata. Dan sifatnya sering kambuh

Apabila flikten timbul di kornea dan sering kambuh, dapat berakibat

gangguan penglihatan. Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi

lakrimasi yang terus menerus sampai berakibat eksema kulit. Keluhan lain

adalah rasa seperti berpasir dan silau.

Pengobatan

Usahakan mencari penyebab primernya

Diberikan Kortikosteroid tetes mata/salep

Kombinasi antibiotik + kortikosteroid dianjurkan mengingat kemunginan

terdapat infeksi bakteri sekunder.

Page 16: Lapkas i Konjunctivitis

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2006.

Ilyas S, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2000.

Kamus kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter

Umum dan Mahasiswa Kedokteran, Jakarta : Sagung Seto, 2002

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentres &arti