LAPKAS-HORDEOLUM.doc

download LAPKAS-HORDEOLUM.doc

of 8

Transcript of LAPKAS-HORDEOLUM.doc

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    1/8

    PENDAHULUANPENDAHULUAN

    Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, biasanya

    disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus.1,2 Hordeolum adalah kelainan pada

    kelopak mata yang cukup sering ditemukan di masyarakat. Dapat terjadi pada semua

    umur, terutama pada usia dewasa dan lebih jarang pada anak-anak.2,3

    Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum.

    Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan

    penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Hordeolum internum merupakan infeksi

    kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.1,3,4,5

    Penderita hordeolum biasanya menunjukkan gejala radang pada kelopak mata

    seperti bengkak, terasa mengganjal, kemerahan disertai nyeri bila ditekan. Nyeri yang

    dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman.1-5

    Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak

    ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi dan tidak

    memecah sendiri. Hordeolum eksternum tonjolan ke arah kulit, ikut dengan

    pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.6

    Pengobatan hordeolum bisa berupa tindakan konservatif maupun operatif.

    Tindakan konservatif dapat diberikan berupa kompres hangat untuk mempercepat

    peradangan kelenjar. Sedangkan untuk medikamentosa dapat diberikan antiinflamasi

    topikal dan antibiotik topikal maupun antibiotik sistemik. Tindakan operatif

    1

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    2/8

    dilakukan bila setelah diberikan terapi konservatif tidak terdapat perbaikan. Operasi

    dilakukan dengan anestesi lokal, berupa tindakan insisi untuk mengeluarkan

    nanah.1,2,5

    Penyulit yang dapat terjadi biasanya pada hordeolum yang besar sehingga

    terjadi selulitis dari pelpebra atau orbita. Selain itu lesi yang besar juga dapat

    mengakibatkan penurunan penglihatan akibat penonjolan yang menutupi bagian

    tengah kornea.1,2

    Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa

    mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap

    dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.4

    2

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    3/8

    LAPORAN KASUSLAPORAN KASUS

    Seorang penderita laki-laki, umur 14 tahun, alamat Bahu lingk.I, agama

    Kristen Protestan, suku Minahasa, datang ke poliklinik mata RSUP

    Prof.Dr.R.D.Kandou pada tanggal 1 Mei 2012 dengan keluhan utama benjolan pada

    kelopak mata kanan.

    Anamnesis

    Benjolan pada kelopak mata kanan atas dialami sejak 2 minggu yang lalu.

    Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin

    membesar sehingga kelopak mata atas pada mata kanan menjadi merah dan bengkak

    serta terasa mengganjal. Penderita juga merasakan nyeri pada benjolan yang

    menghebat jika disentuh. Gatal pada benjolan tidsk ada. Riwayat trauma disangkal

    oleh penderita. Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal oleh penderita. Riwayat

    penyakit keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

    Pemeriksaan Fisik

    Pada pemerikasaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum cukup,

    kesadaran kompos mentis, dengan tanda-tanda vital tensi 110/80 mmHg, nadi 80

    kali/menit, respirasi 24 kali/menit, suhu badan 36,5oC, jantung dan paru tidak ada

    kelainan, abdomen datar, lemas, peristaltik normal, ekstremitas hangat. Dari status

    3

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    4/8

    psikiatrik penderita bersikap kooperatif, ekspresi wajar dan respon baik. Pemeriksaan

    neurologis, kekuatan otot normal, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak

    ada.

    Pemeriksaan Khusus

    Pada pemeriksaan obyektif, visus okuli dekstra dan sinistra 6/6.

    Pada inspeksi didapatkan :

    - Pada okulus dekstra didapatkan adanya hiperemi palpebra superior, ada

    edema, ada benjolan pada palpebra superior bagian lateral yang menonjol ke

    arah kulit, ada injeksi konjungtiva, ditemukan adanya supurasi, sklera normal,

    kornea jernih, bilik mata depan normal, iris normal, pupil bulat, refleks cahaya

    positif, lensa jernih.

    - Pada okulus sinistra hiperemi palpebra tidak ada, edema tidak ada, benjolan

    tidak ada, injeksi konjungtiva tidak ada, kornea jernih, bilik mata depan

    normal, iris normal, pupil bulat refleks cahaya positif, lensa jernih.

    Pada palpasi didapatkan:

    - Pada okulus dekstra didapatkan adanya nyeri tekan, dan ada benjolan yang

    menonjol kearah kulit, mobil dan ada fluktuasi. Pada funduskopi okuli dekstra

    dan sinistra didapatkan refleks fundus positif uniform, pada makula refleks

    fovea positif, papil batas tegas, warna normal, tidak ada perdarahan, tidak ada

    eksudat.

    4

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    5/8

    - Pada okulus sinistra tidak ada nyeri tekan dan benjolan.

    Diagnosis : Hordeolum Eksternum Palpebra Superior Okulus Dekstra

    Terapi

    - Kompres air hangat 10 menit, 3 kali sehari

    - Amoxicillin 500 mg 3 kali sehari

    - Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari

    - Gentamisin salep mata 4 x1 aplikasi per hari

    - Rencana incisi

    Anjuran :

    - Hindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit

    - Menjaga kebersihan daerah mata

    - Kontrol poliklinik mata

    5

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    6/8

    DISKUSIDISKUSI

    Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

    oftalmologis.

    Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada

    kelopak mata atas pada mata kanan bagian lateral. Benjolan ini awalnya kecil

    berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata atas. Dari pemeriksaan

    oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra superior

    okulus dekstra yang disertai nyeri. Benjolan menonjol kearah kulit dan ikut

    bergerak dengan pergerakan kulit disertai adanya supurasi dan injeksi

    konjungtiva.

    Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres air hangat selama 10 menit

    sebayak 3 kali sehari yang dilanjutkan dengan pemberian antibiotik topikal berupa

    gentamisin salep mata yang dioleskan 3 kali sehari. Maksud pemberian kompres

    hangat yaitu untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai nanah keluar.

    Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah untuk mengobati infeksi akibat

    kuman stafilokokus atau streptokokus. Apabila dengan terapi konservatif tidak ada

    perbaikan atau nanah tidak dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif

    berupa insisi untuk mengeluarkan nanah pada benjolan sejajar dengan margo

    palpebra.

    6

  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    7/8

    Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum

    masih kecil sehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami

    penyembuhan dengan sendirinya dan tidak ditemukan adanya komplikasi.

    Pada penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak menyentuh

    daerah yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk mempercepat

    penyembuhan penyakit dan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penderita

    dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata untuk memantau perkembangan penyakit

    dan keberhasilan terapi.

    PENUTUP

    Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis hordeolum

    eksternum palpebra superior okulus dekstra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan

    oftalmologis, penanganan dan prognosisnya.

    DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

    1. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit

    FKUI. Jakarta, 2004 : 92-4.

    2. Alendraxis G. Hordeolum. Available from :: http://www.emedicine.com/htm . Last

    7

    http://www.emedicine.com/htmhttp://www.emedicine.com/htm
  • 7/30/2019 LAPKAS-HORDEOLUM.doc

    8/8

    3. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta,

    2004 : 96-7.

    4. Bessette M. Hordeolum and Stye. Available from : http://www.Emedicine.

    com/htm.

    5. Hordeolum. Available from :http://www.merck.com/section8/chapter94/ 94c.jsp.

    6. Wijana N. Palpebra. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta : 1989;

    19-20

    8

    http://www.merck.com/section8/chapter94/%2094c.jsphttp://www.merck.com/section8/chapter94/%2094c.jsphttp://www.merck.com/section8/chapter94/%2094c.jsp