Lapkas Herpes Zoster

9
Laporan Kasus HERPES ZOSTER Oleh: Dwi Ananda Thayeb Ravel Rocky Sundah Ririn Hardiyanti Erina Utami Tandirerung Pembimbing: Prof. Dr. Herry E.. Pandaleke! "Sc! S#$$%$&! '()S*D+! 'AAD+ ,A-(A) ( "U $ESEHATA) $U (T DA) $E A"() 'A$U TAS $ED/$TERA) U)(+ERS(TAS SA" RATU A)-( "A)AD/ 0123 LEMBAR PENGESAHAN a#oran $a4u4 dengan 5udul “Herpes Zoster” Telah dikorek4i! dibacakan dan di4etu5ui #ada uli 0123 "engetahui! Su#ervi4or Pembimbing

description

herpes zoster

Transcript of Lapkas Herpes Zoster

Laporan Kasus

HERPES ZOSTER

Oleh:Dwi Ananda ThayebRavel Rocky SundahRirin HardiyantiErina Utami Tandirerung

Pembimbing:Prof. Dr. Herry E.J. Pandaleke, MSc, SpKK(K), FINS-DV, FAADV

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul Herpes ZosterTelah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada Juli 2014

Mengetahui,Supervisor Pembimbing

Prof. dr. Herry E.J. Pandaleke, MSc, SpKK(K), FINS-DV.FAADV

BAB IPENDAHULUAN

Herpes zoster atau shingles, dampa, atau cacar ular telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer 1. Virus varisela yang dorman diaktifkan dan timbul vesikel-vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit disekitarnya mengalami edema dan perdarahan. Keadaan ini biasanya di dahului atau disertai nyeri hebat dan atau rasa terbakar. Meskipun setiap saraf dapat terkena, tetapi saraf torakal, lumbal atau kranial paling sering terserang. Herpes zoster dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Nyeri timbul sesudah serangan herpes disebut neuralgia pascaherpetika dan biasanya berlangsung selama beberapa bulan, bahkan kadang-kadang sampai beberapa tahun 2.Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat antara 2-5 per 1000 per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia diatas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun 3.Patogenesis herpes zoster belum seluruhnya diketahui. Selama terjadi varisela, virus varisela zoster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik dan di transportasikan secara sentriperal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion terjadi terjadi infeksi laten, virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Aktivasi virus zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan imunosuspresi dan imunitas selular merupakan factor penting untuk pertahanan pejamu terhadap infeksi endogen 4.Sebelum timbul gejala kulit terdapat gejala prodormal baik sitemik (demam, pusing, malese), maupun gejala prodormal lokas (nyeri-nyeri tulang, gatal, pegal, dan sebagaimya). Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih,kemudian menjadi keruh , dapat menjadi pustule dan krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik 1.Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada 10-15% kasus, kompliklasi yang terbanyak adalah neuralgia paska herperti yaitu berupa rasa nyeri yang persisten setelah krusta terlepas. Komplikasi jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, tetapi hampir 1/3 kasus terjadi pada usia di atas 60 tahun. Penyebaran dari ganglion yang terkena secara langsung atau lewat aliran darah sehingga terjadi herpes zoster generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena defek imunologi karena keganasan. Secara umum pengobatan herpes zoster mempunyai 3 tujuan utama yaitu : mengatasi infeksi virus akut, mengatasi nyeri akut yang timbul oleh virus herpes zoster, dan mencegah timbulnya neuralgia paska herpetik. Prognosis umumnya baik 4.

BAB IILAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. H PJenis Kelamin: Laki-lakiUsia: 60 tahunAgama: Kristen ProtestanSuku/Bangsa: Minahasa/IndonesiaAlamat: Perumahan Wenwin Blok B5 No.9.Desa Sea. TumpenganPekerjaan: Pensiunan PNSPendidikan: Lulusan SLTAStatus perkawinan: Sudah menikahTanggal pemeriksaan: 22 Juli 2014

II. ANAMNESISKeluhan UtamaLepuh-lepuh bergerombol disertai nyeri timbul di daerah ketiak, dada dan punggung bagian kanan

Keluhan TambahanTidak ada

Riwayat Penyakit Sekarang Lepuh-lepuh bergerombol disertai nyeri timbul di daerah ketiak, dada dan punggung bagian kanan. Keluhan ini juga pernah dialami oleh pasien 10 tahun yang lalu dan sembuh. Namun 1 minggu yang lalu pasien merasa demam dan diikuti rasa nyeri di daerah ketiak. Untuk menghilangkan rasa nyerinya pasien menggunakan salep geliga. Setelah digosok salep geliga maka timbul lepuh-lepuh didaerah ketiak. Lama kelamaan lepuh-lepuh mulai menjalar ke daerah dada dan punggung kanan disertai rasa nyeri.

Riwayat penyakit dahuluRiwayat cacar air sebelumnya (+) saat kecil.Riwayat jantung, paru, hipertensi, hati, DM, gastritis, ginjal disangkal penderita

Riwayat keluargaHanya pasien yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat alergiRiwayat alergi makanan (-)Riwayat alergi obat (-)

Riwayat KebiasaanPasien adalah seorang pensiunan PNS dan seorang kepala keluarga. Kegiatannya Sehari-hari mengurus segala usaha-usaha yang dimilikinya dan sehari-hari sering berpergian dengan menggunakan kendaraan bermotor.Status sosialRumahnya permanen, beratap seng, berdinding beton, berlantai tengel, kamar tidur 3, kamar mandi 2, dapur 1 dihuni oleh 3 orang.

III. PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisataKeadaan Umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisTanda Vital: Tekanan darah: 130/90 mmHg Nadi: 70 x/m Respirasi: 20 x/m Suhu badan : 36,5 C Berat badan: 75 kg Tinggi badan: 165 cm IMT: 27, 50 (Klasifikasi WHO 2004 pre-obesitas 25,00 29,99 kg/m2 ) Kepala: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) ,pupil bulat isokor.Mulut: Caries gigi (-), beslag lidah (-)Leher: Trakhea letah tengah, pembesaran KGB (-)Thorax: Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, Ictus cordis tidak tampak Palpasi :Stem fremitus kiri = kanan Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Sonor kiri = kanan Auskultasi : Pulmo : Sp. vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-) Cor : SI-SII normal, bising (-)Abdomen: Cembung, lemas, Bunyi usus (+) normal, timpani , NTE (-), NTSP (-)Ekstremitas: Akral hangat, edema (-).

Status DermatologisLokasi: Regio axillaris , regio thorakhalis anterior posterior dextraEfloresensi: Regio Axillaris : vesikel bergerombol dengan dasar eritematosa, krusta (+).Regio thorakalis anterior : vesikel bergerombol dengan dasar eritematosa, pustula (+), krusta (+).Regio thorakalis posterior : vesikel bergerombol dengan dasar eritematosa, krusta (+).Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Tzank Test. Alat dan bahanAlat: Handscoen, masker, skalpel, kapas, objek gelasBahan: Alkohol 70%, pewarna giemza, minyak imersih.Langka pemeriksaan:1. Jelaskan pada pasien tujuan pemeriksaan dan cara pemeriksaan2. Sediakan alat dan bahan3. Pemeriksa mencuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir4. Menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) handscoen dan masker5. Memilih lesi yang akan di tes ( vesikel baru )6. Melepaskan atap vesikel dengan scalpel7. Membersihkan dasar vesikel yang akan dikerok dengan alcohol 70% dan membiarkan mengering8. Menggerok dasar vesikel dengan sisi scalpel9. Mengoleskan atau menyebarkan material ke objek gelas dengan tekanan ringan10. Membiarkan preparat mongering11. Mewarnai preparat dengan bahan pewarna ( giemza/wright/metilen blue/toluidine blue) selama 30-60 detik12. Cuci preparat dengan air mengalir dan keringkan13. Meneteskan minyak imersi 1-2 tetes/menutup preparat dengan cover glass dan lihat dengan pembesaran 100x.14. Hasil : sel raksasa berinti banyak. DiagnosisDiagnosis kerja: Herpes zoster thorakalis anterior posterior dextraDiagnosa banding: Herpes simpleks, Dermatitis kontak alergika. TerapiFarmakologi: Asiklovir 5 x 800 mg ( selasa 7-10 hari ) dewasa Asam mefenamat 3 x 500 mg tablet Ranitidin 2 x 150 mg tablet. Kompres terbuka dengan NaCl 0.9% (15-30 menit)Non farmakologi: Hindari menggaruk Mandi 2x Sehari Berpakain longgar Tidak memakai handuk dan sabun secara bergantian

PrognosisQuo ad vitam: ad bonamQuo ad functionam: ad bonamQua ad sanationam: ad bonam

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. 2. Fahmi Sjaiful, Indriatmi Wresti. Infeksi Virus Herpes. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2002.3. Siregar RS. Penyakit Virus. Atlas Berwarna saripati Penyakit Kulit.edisi ke-2. Jakarta: ECG. 2005.4. Hartadi Sumadayo S. Infeksi Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Jakara. Hipokrates, 2000.