LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/575/6/11. LAMPIRAN.pdf ·...
Transcript of LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/575/6/11. LAMPIRAN.pdf ·...
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Saya, Tri Utami mahasiswi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Jurusan
Analis Kesehatan, akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Kadar
Asam Urat pada Wanita Menopause di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2019”. Untuk itu saya
mengajak ibu/saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini.
1. Keikutsertaan Untuk Ikut Penelitian
Keikutsertaan ibu/saudara dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela tanpa
adanya paksaan.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner dan
pengambilan sampel darah vena untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi mengenai kadar asam urat ibu apakah tergolong tinggi, normal atau
rendah. Serta memberikan informasi kepada UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan agar dapat
menciptakan program yang lebih efektif untuk memantau kesehatan wanita
menopause di tempat tersebut.
4. Kerahasiaan
Informasi yang didapat dari ibu/saudara dan hasil pemeriksaan laboratorium
terkait penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan pengetahuan.
5. Pembiayaan
Penelitian ini menggunakan biaya pribadi peneliti.
Ibu/saudara diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini atau jika membutuhkan penjelasan lebih
lanjut ibu/saudara dapat menghubungi :
Tri Utami, No. HP : 081272727892
Bandar Lampung, Mei 2019
Hormat Saya
Tri Utami
Lampiran 4
Data Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat pada Wanita Menopause di
UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar
Lampung Selatan Tahun 2019
No Kode Umur
(Tahun) Alamat
Kadar Asam
Urat (mg/dl) Keterangan
1 1 62 UPTD Tresna Werdha 4,30 Normal
2 2 71 UPTD Tresna Werdha 4,11 Normal
3 3 72 UPTD Tresna Werdha 5,76 Normal
4 4 69 UPTD Tresna Werdha 7,89 Tinggi
5 5 72 UPTD Tresna Werdha 5,37 Normal
6 6 65 UPTD Tresna Werdha 10,82 Tinggi
7 7 61 UPTD Tresna Werdha 3,79 Normal
8 8 74 UPTD Tresna Werdha 8,21 Tinggi
9 9 71 UPTD Tresna Werdha 6,87 Tinggi
10 10 71 UPTD Tresna Werdha 4,74 Normal
11 11 88 UPTD Tresna Werdha 3,16 Normal
12 12 74 UPTD Tresna Werdha 4,42 Normal
13 13 65 UPTD Tresna Werdha 8,05 Tinggi
14 14 74 UPTD Tresna Werdha 8,92 Tinggi
15 15 69 UPTD Tresna Werdha 6,55 Tinggi
16 16 62 UPTD Tresna Werdha 4,18 Normal
17 17 91 UPTD Tresna Werdha 7,82 Tinggi
18 18 80 UPTD Tresna Werdha 3,32 Normal
19 19 64 UPTD Tresna Werdha 4,03 Normal
20 20 73 UPTD Tresna Werdha 5,37 Normal
21 21 74 UPTD Tresna Werdha 3,24 Normal
22 22 75 UPTD Tresna Werdha 6,87 Tinggi
23 23 74 UPTD Tresna Werdha 4,11 Normal
24 24 64 UPTD Tresna Werdha 8,92 Tinggi
25 25 72 UPTD Tresna Werdha 12,08 Tinggi
26 26 66 UPTD Tresna Werdha 10,11 Tinggi
27 27 69 UPTD Tresna Werdha 8,76 Tinggi
Lampiran 5
Pengolahan Data Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat pada Wanita Menopause
a. nilai tertinggi kadar asam urat, nilai terendah kadar asam urat dan nilai
rata-rata total kadar asam urat wanita menopause ( t ).
Kadar tertinggi = kadar asam urat tertinggi dari seluruh sampel
= 12,08 mg/dL
Kadar terendah = kadar asam urat terendah dari seluruh sampel
= 3,16 mg/dL
t =
=
= 6,35 mg/dL
b. Persentase wanita menopause yang memiliki kadar asam urat tinggi ( ),
normal ( ) dan rendah ( ).
= x 100%
= x 100%
= 48,15%
= x 100%
= x 100%
= 51,85%
= x 100%
= x 100%
= 0%
Lampiran 7
Persentase Rekapitulasi Hasil Kuisioner
Persentase rekapitulasi kuisioner wanita menopause di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2019 yang
mempunyai kadar asam urat normal
a. Pertanyaan kelompok B
No. Variasi Makanan
Jawaban
Ya (%) Tidak
(%)
1 Pernah periksa asam urat 6 42,9 8
57,1
2 Memiliki gangguan ginjal 0 0 14
100
b. Pertanyaan kelompok C
No Variasi Makanan Banyaknya Persentase
(%)
1 4 2 14,29
2 6 2 14,29
3 2,6 1 7,14
4 4,6 4 28,57
5 2,4,6 1 7,14
6 4,5,6 1 7,14
7 2,4,5,6 1 7,14
8 3,4,5,6 1 7,14
9 Tidak mengkonsumsi makanan
tinggi purin 1 7,14
Jumlah 14 100
Persentase rekapitulasi kuisioner wanita menopause di UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2019 yang
mempunyai kadar asam urat tinggi
c. Pertanyaan kelompok B
No. Variasi Makanan
Jawaban
Ya (%) Tidak
(%)
1 Pernah periksa asam urat 5 38,5 8
61,5
2 Memiliki gangguan ginjal 0 0 13
100
d. Pertanyaan kelompok C
No Variasi Makanan Banyaknya Persentase
(%)
1 4 3 23,08
2 4,5 1 7,69
3 4,6 4 30,77
4 5,6 1 7,69
5 3,4,5,6 3 23,08
6 2,3,4,5,6 1 7,69
Jumlah 13 100
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Gambar 2
Pengisian Informed consent & Kuisioner Pengambilan sampel darah
Gambar 3 Gambar 4 Icebox Sampel penelitian
Gambar 5 Gambar 6
Reagen 1 & Reagen 2 Uric Acid TBHBA Reagen Standar Uric Acid TBHBA
Gambar 7 Gambar 8
Pemipetan Sampel Pemeriksaan sampel pada fotometer
Gambaran Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause Di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung
Selatan Tahun 2019
Tri Utami
1, Iwan Sariyanto
2, Nian Lusiana
3
1Program Studi D III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
2Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Abstrak
Asam Urat adalah bahan normal didalam tubuh dan merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Peningkatan
kadar asam urat dalam darah disebut hiperurisemia. Produksi asam urat pada wanita akan meningkat saat
memasuki masa menopause dikarenakan penurunan produksi estrogen dalam tubuh, keberadaan estrogen sangat
penting untuk membantu pengaturan sekresi asam urat sehingga melindungi wanita dari hiperurisemia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada wanita menopause di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2019. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini berjumlah 41 wanita menopause. Sampel yang digunakan dari
populasi tersebut berjumlah 27 wanita menopause di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha
Kecamatan Natar Lampung Selatan, dengan menggunakan metode fotometrik enzimatik. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata kadar asam urat wanita menopause yaitu 6,35 mg/dL, kadar asam urat terendah
3,16 mg/dL dan kadar asam urat tertinggi 12,08 mg/dL, dengan 14 wanita menopause (51,85%) yang memiliki
kadar asam urat normal, serta 13 wanita menopause (48,15%) yang memiliki kadar asam urat tinggi
(hiperurisemia).
Kata Kunci : Asam Urat, Menopause
Description Of Uric Acid Levels in Menopausal Women in the UPTD of
Elderly Social Services in Tresna Werdha, Natar sub-District, South
Lampung in 2019
Abstract
Uric Acid is a normal ingredient in the body and is the end product of purine metabolism. Increased uric acid
levels in the blood are called hyperuricemia. The production of uric acid in women will increase when entering
menopause due to a decrease in estrogen production in the body, the presence of estrogen is very important to
help regulate uric acid secretion thus protecting women from hyperuricemia. This study aimed to determine the
description of uric acid levels in menopausal women in the UPTD of the Elderly Social Service of Tresna
Werdha, Natar sub-District, South Lampung in 2019. This type of research is descriptive. The population in this
study amounted to 41 menopausal women. The sample used from this population was 27 menopausal women in
the UPTD of the Elderly Social Service of Tresna Werdha, Natar sub-District, South Lampung, using enzymatic
photometric methods. The results showed that the average uric acid level of menopausal women was 6.35 mg /
dL, the lowest uric acid level was 3.16 mg / dL and the highest uric acid level was 12.08 mg / dL, with 14
menopausal women (51.85 %) who have normal uric acid levels, and 13 menopausal women (48.15%) who
have high uric acid levels (hyperuricemia).
Keywords : Uric Acid, Menopausal
Korespondensi: Tri Utami, Prodi D III Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang,
Jalan Soekarno-Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung, mobile 081272727892, e-mail
Pendahuluan
Asam urat adalah bahan normal yang
terdapat di dalam tubuh dan merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin, yaitu hasil
degradasi dari purin nukleotida yang
merupakan bahan penting di dalam tubuh
sebagai komponen dari asam nukleat (Setiati,
dkk. 2014). Asam urat adalah molekul yang
relatif tidak larut dan dengan mudah
mengendap dari larutan seperti urine atau
cairan sinovial. Pada konsentrasi ion hidrogen
fisiologis, asam urat terutama berada dalam
bentuk terionisasi dan berada dalam plasma
dalam bentuk natrium urat. Peningkatan kadar
urat serum dikenal sebagai hiperurisemia
(Gaw, dkk. 2012).
Hiperurisemia didefinisikan sebagai
konsentrasi urat plasma lebih dari 420
µmol/L(7,0 mg/dL) dan merupakan petunjuk
dari peningkatan produksi urat tubuh total.
Hiperurisemia dapat terjadi akibat peningkatan
produksi urat, penurunan ekskresi asam urat
atau kombinasi dari kedua proses (Isselbacher,
dkk. 2013). Gout merupakan penyakit yang
disebabkan oleh tumpukan asam atau kristal
urat yang terjadi pada jaringan sendi. Gout
berhubungan erat dengan gangguan
metabolisme purin yang dapat memicu
peningkatan kadar asam urat didalam darah
(Hiperurisemia) (Junaidi, 2013).
Di dunia prevalensi penyakit asam urat
mengalami kenaikan jumlah penderita
hingga dua kali lipat antara tahun 1990-2010.
Pada orang dewasa di Amerika Serikat
penyakit asam urat mengalami peningkatan
dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang
Amerika. Sedangkan prevalensi
hiperurisemia juga meningkat dan
mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang
dewasa di Amerika Serikat (Jaliana, dkk.
2018).
Menurut data dari WHO penderita
gangguan sendi di Indonesia mencapai 81%
dari populasi, yang pergi ke dokter hanya 24%
sedangkan yang langsung mengkonsumsi obat
pereda nyeri yang di jual secara bebas hanya
71%. Angka tersebut menempatkan Indonesia
sebagai negara tertinggi menderita gangguan
sendi apabila di bandingkan dengan negara
lain. Apabila di dalam negeri penyakit asam
urat menjadi ancaman tertinggi maka dari itu
untuk skala Internasional berdasarkan survei
WHO, Indonesia merupakan negara terbesar di
dunia yang penduduknya menderita penyakit
asam urat. Penyakit asam urat di sebut artritis
gout termasuk penyakit degeneratif yang
menyerang persendian, paling sering di jumpai
di kalangan masyarakat terutama di alami pada
lansia. Kejadian tingginya penyakit asam urat
baik itu di negara maju maupun di negara
berkembang semakin meningkat terutama
pada pria yang berusia 40-50 tahun. Hal ini
terjadi karena pria tidak mempunyai hormon
estrogen yang dapat membantu pembuangan
asam urat. Sedangkan pada wanita mempunyai
hormon estrogen yang dapat membantu
pembuangan asam urat lewat urine. Namun
setelah hormon estrogen menurun (masa
menopause) kadar asam urat pada wanita akan
mengalami peningkatan (Depkes RI, 2017).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) pada tahun 2013 diketahui
prevalensi penyakit sendi di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu
11,9% dan berdasarkan diagnosis dan gejala
yaitu 24,7%. Sedangkan berdasarkan daerah
diagnosis tenaga kesehatan, tertinggi di Bali
(19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat
(17,5%) dan Papua (15,4%). Pada tahun 2013,
prevalensi penyakit sendi di Lampung berada
pada urutan ke-10 di Indonesia yaitu sebesar
11,5% (KEMENKES RI, 2013).
Konsentrasi urat serum bervariasi
menurut umur dan jenis kelamin. Sebagian
anak memiliki konsentrasi urat serum 180-240
µmol/L (3,0 sampai 4,0 mg/dL). Kadar mulai
naik selama masa pubertas pada laki-laki
tetapi kadar tetap rendah pada perempuan
sampai menopause. Meskipun penyebab
variasi jenis kelamin ini belum dipahami
seluruhnya, sebagian disebabkan oleh ekskresi
fungsional urat yang lebih tinggi pada
perempuan dan juga dapat disebabkan oleh
pengaruh hormonal. Nilai urat serum rata-rata
untuk laki-laki dewasa dan perempuan
pramenopause adalah 415 dan 360 µmol/L
(6,8 sampai 6,0 mg/dL) (Isselbacher, dkk.
2013).
Menopause adalah episode akhir
pendarahan menstruasi pada perempuan.
Selama periode ini, terjadi kehilangan fungsi
ovarium bertahap tetapi progresif dan berbagai
perubahan endokrin, somatik serta psikologik
(Isselbacher, dkk. 2013). Pada saat menopause
ovarium tidak lagi menyekresikan progesteron
dan estradiol dalam jumlah yang bermakna,
dan estrogen hanya dibentuk dalam jumlah
kecil melalui aromatisasi androstenedion di
jaringan perifer. Menstruasi biasanya mulai
tidak teratur dan terhenti antara usia 45 sampai
dengan 55 tahun. Usia rata-rata menopause
sejak akhir abad ke-19 semakin bertambah dan
saat ini menjadi sekitar 52 tahun (Ganong,
2014). Siklus menstruasi dan ovulasi biasanya
menjadi tidak teratur, sering tidak terjadi,
kemudian setelah beberapa bulan sampai
beberapa tahun siklus terhenti. Ketika siklus
terhenti dan hormon-hormon wanita akan
menghilang dengan cepat sampai hampir tidak
ada (Guyton dan Hall, 2014). Ekskresi asam
urat pada wanita dapat terkontrol dengan baik
selama masih memiliki hormon estrogen.
Ketika wanita tidak lagi memproduksi hormon
estrogen seperti pada saat menopause, wanita
berpotensi tinggi terkena hiperurisemia. Hal
ini dikarenakan ketidakseimbangan hormon
estrogen didalam tubuhnya sehingga ginjal
tidak mampu mengekskresikan asam urat
dengan baik yang menyebabkan terjadinya
penumpukan asam urat didalam tubuh.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Evi Soleha tentang Gambaran Kadar Asam
Urat pada Wanita Menopause di RT 01 dan
RT 02 Desa Mekar Mulya Kecamatan Palas
Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016,
terdapat 22 sampel (62,86%) memiliki kadar
asam urat diatas normal (Soleha, 2016). Hasil
penelitian lainnya oleh Ria Puspita Sari
tentang Gambaran Kadar Asam Urat pada
Wanita Menopause di Lingkungan 01 RT 04
dan RT 05 Labuhan Dalam Tanjung Senang
Bandar Lampung tahun 2017, terdapat 20
sampel (47,62%) wanita menopause yang
memiliki kadar asam urat tinggi (Sari, 2017).
Serta hasil penelitian oleh Eris Aulia Albar
tentang Gambaran Kadar Asam Urat pada
Wanita Menopause di Dusun I dan Dusun IV
Wates Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah
tahun 2018, terdapat 21 sampel (48,84%)
memiliki kadar asam urat diatas normal
(Albar, 2018).
Berdasarkan hasil survey yang telah
dilakukan di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar
Lampung Selatan, terdapat sejumlah 80 Lansia
yang telah menjadi anggota didalam asrama
panti yang terdiri dari 41 wanita dan 39 pria.
Para lansia tersebut rata-rata berumur 60 tahun
keatas. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan penulis pada 10 wanita yang telah
menopause, mengalami keluhan seperti rasa
nyeri, ngilu, pembekakan pada persendian
terutama dipangkal ibu jari kaki dan sendi
lutut, serta menimbulkan rasa sakit bila
ditekan yang dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari. Hal ini sering terjadi ketika malam
hari dan pagi hari ketika bangun tidur.
Sebagian wanita menopause itu juga belum
pernah melakukan pemeriksaan kadar asam
urat dan di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar
Lampung Selatan belum pernah dilakukan
penelitian mengenai asam urat pada wanita
menopause.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis
melakukan penelitian tentang Gambaran
Kadar Asam Urat pada Wanita Menopause di
UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan
tahun 2019.
Metode
Bidang kajian yang diteliti adalah Kimia
Klinik yang bersifat deskriptif, yaitu
menggambarkan keadaan kadar asam urat
pada wanita menopause di UPTD Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan
Natar Lampung Selatan tahun 2019 dengan
variabel terikat yaitu asam urat dan variabel
bebas yaitu wanita menopause.
Penelitian ini berlokasi di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha
Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan
waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari-Mei 2019 serta pemeriksaan
dilaksanakan di Laboratorium Klinik Terpadu
Bundaran Sehat Poltekkes Tanjungkarang.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh wanita menopause di UPTD Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan
Natar Lampung Selatan tahun 2019 yang
berjumlah 41 orang. Sampel pada penelitian
ini berjumlah 27 sampel dan merupakan
bagian dari populasi yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi.
Data yang digunakan berupa data primer
yaitu data wanita menopause yang diperoleh
dari kuisioner dan hasil pemeriksaan kadar
asam urat wanita menopause yang telah
memenuhi criteria sebagai sampel. Tahapan
penelitian dimulai dengan mengurus izin
penelitian dari Poltekkes Tanjungkarang,
Kepala UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung
Selatan, selanjutnya mempersiapkan alat dan
bahan observasi penelitian berupa kuisioner,
informed consent, serta alat dan bahan
pemeriksaan laboratorium. Setelah mendapat
izin penelitian, peneliti menuju lokasi
penelitian kemudian menjelaskan dan
memberikan kuisioner penelitian serta
informed consent. Setelah itu dilakukan
pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel
secara fotometrik.
Hasil
Berdasarkan penelitian kadar asam urat
terhadap 27 wanita menopause yang
memenuhi kriteria sampel dan bersedia
menjadi responden mengenai gambaran kadar
asam urat pada wanita menopause di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha
Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun
2019 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat
pada Wanita Menopause di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Kecamatan Natar Lampung
Selatan tahun 2019
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Rata-rata Terendah Tertinggi
6,35 3,16 12,08
Pada tabel tersebut dapat diketahui nilai
rata-rata kadar asam urat yaitu 6,35
mg/dL, nilai terendah 3,16 mg/dL, dan
nilai tertinggi 12,08 mg/dL. Nilai normal
kadar asam urat yang digunakan dalam
penelitian ini merujuk pada brosur alat
pemeriksaan asam urat yaitu 2,6-6,0
mg/dL. Apabila mejuruk pada nilai normal
tersebut, persentase hasil penelitian kadar
asam urat tersaji dalam tabel berikut: Tabel 2. Persentase Hasil Pemeriksaan Kadar Asam
Urat pada Wanita Menopause di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Kecamatan Natar Lampung
Selatan tahun 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa dari 27 wanita menopause di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha
Kecamatan Natar Lampung Selatan, sebanyak
13 responden dengan persentase 48,15%
mempunyai kadar asam urat tinggi
(hiperurisemia), sebanyak 14 responden
dengan persentase 51,85% mempunyai kadar
asam urat normal dan tidak ada responden
yang mempunyai kadar asam urat rendah
(hipourisemia) dengan persentase 0%.
Pembahasan
Hasil penelitian terhadap wanita
menopause di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar
Lampung Selatan menunjukan bahwa dari
total 27 sampel terdapat 14 wanita menopause
(51,85%) memiliki kadar asam urat normal,
dan terdapat 13 wanita menopause (48,15%)
memiliki kadar asam urat tinggi
(hiperurisemia) dengan didapatkan nilai rata-
rata kadar asam urat wanita menopause di
UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan
sebesar 6,35 mg/dL, kadar asam urat tertinggi
yaitu 12,08 mg/dL dan kadar asam urat
terendah yaitu 3,16 mg/dL.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, terdapat 14 sampel yang memiliki
kadar asam urat antara 2,6-6,0 mg/dL sehingga
sampel tersebut masuk kedalam kategori
normal. Berdasarkan hasil kuisioner dari
seluruh responden yang mempunyai kadar
asam urat normal, tidak ada responden yang
mempunyai gangguan penyakit ginjal. Dari
total 14 responden tersebut diketahui bahwa
sebanyak 14,29% respoden sering
mengkonsumsi tape, 14,29% responden sering
mengkonsumsi sarden/seafood, 7,14%
responden sering mengkonsumsi bebek dan
sarden/seafood, 28,57% responden sering
mengkonsumsi tape dan sarden/seafood,
7,14% responden sering mengkonsumsi bebek,
tape dan sarden/seafood, 7,14% responden
sering mengkonsumsi tape, jeroan dan
sarden/seafood, 7,14% responden sering
mengkonsumsi bebek, tape, jeroan, dan
sarden/seafood, 7,14% respondem sering
mengkonsumsi melinjo, tape, jeroan, dan
sarden/seafood serta terdapat 1 dari 14
responden (7,14%) yang tidak mengkonsumsi
makanan tinggi purin yang tertera dalam
kuisioner. Selain itu, hanya 6 dari 14
responden dengan kadar asam urat normal
yang pernah melakukan pemeriksaan asam
urat, hal tersebut menunjukan kurangnya
kesadaran mereka untuk melakukan
No
Kadar
Asam
Urat
Jumlah Persentase
(%)
1. Tinggi 13 48,15%
2. Normal 14 51,85%
3.
Rendah 0 0%
4. Total 27 100%
pemeriksaan kesehatan khususnya
pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Dari total keseluruhan sampel terdapat 13
responden memiliki kadar asam urat diatas 6,0
mg/dL sehingga sampel tersebut masuk
kedalam kategori asam urat tinggi
(hiperurisemia). Berdasarkan hasil kuisioner
pada wanita menopause dengan kadar asam
urat tinggi, tidak ada wanita menopause yang
memiliki gangguan ginjal. Dari total 13
responden tersebut diketahui bahwa sebanyak
23,08% responden sering mengkonsumsi tape,
7,69% responden sering mengkonsumsi tape
dan jeroan, 30,77% responden sering
mengkonsumsi tape dan sarden/seafood,
7,69% responden sering mengkonsumsi jeroan
dan sarden/seafood, 23,08% responden sering
mengkonsumsi melinjo, tape, jeroan, dan
sarden/seafood, 7,69% responden sering
mengkonsumsi bebek, melinjo, tape, jeroan,
dan sarden/seafood. Dari 13 responden yang
memiliki kadar asam urat tinggi hanya 5
responden yang pernah melakukan
pemeriksaan asam urat, sedangkan sisanya
sebanyak 8 responden tidak pernah melakukan
pemeriksaan asam urat sehingga kadar asam
urat serum mereka kurang terpantau.
Peningkatan kadar asam urat dalam serum
dapat disebabkan oleh meningkatnya produksi
asam urat atau menurunnya pengeluaran asam
urat. Apabila produksi asam urat meningkat,
akan terjadi peningkatan pool asam urat,
hiperurisemia, dan pengeluaran asam urat
melalui urin meningkat. Peningkatan produksi
asam urat dapat disebabkan oleh tingginya
konsumsi bahan pangan yang mengandung
purin seperti daging bebek, seafood, tape,
melinjo, jeroan, burung dara dan kacang-
kacangan yang didapat para wanita menopause
di UPTD Tresna Werdha tersebut dari
membeli disekitar lingkungan UPTD Tresna
Werdha. Pada usia menopause atau usia lanjut,
bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya
dapat menjadi faktor pencetus yang dapat
meningkatkan kadar asam urat antara 0,5-0,7
g/ml purin yang dikonsumsi. Mengkonsumsi
karbohidrat sederhana, seperti gula, permen,
harum manis, dan gulali juga dapat
meningkatkan kadar asam urat serum.
Berdasarkan hasil kuisioner yang sudah
ditujukan kepada seluruh responden, 11 orang
responden pernah melakukan pemeriksaan
asam urat. 10 responden tersebut melakukan
pemeriksaan asam urat setelah menopause, 5
responden pada kuisioner menunjukkan kadar
asam urat normal dan hasil pemeriksaaan
kadar asam urat sesuai dengan kuisioner yaitu
masuk kedalam kategori normal, 2 responden
pada kuisioner menunjukkan kadar asam urat
normal namun setelah dilakukan pemeriksaan
menunjukkan kadar asam urat tinggi, 2
responden pada kuisioner menunjukkan kadar
asam urat tinggi dan hasil pemeriksaan kadar
asam urat sesuai dengan kuisioner yaitu masuk
kedalam kategori tinggi (hiperurisemia), serta
1 responden pada kuisioner menunjukkan
kadar asam urat rendah sementara pada hasil
pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat
masuk kedalam kategori normal. Sedangkan 1
responden lainnya melakukan pemeriksaan
asam urat sebelum menopause dengan hasil
asam urat normal. Akan tetapi setelah
menopause kadar asam urat mengalami
peningkatan menjadi kategori tinggi
(hiperurisemia).
Selanjutnya, hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat
responden yang mengalami kadar asam urat
rendah (hipourisemia) yaitu kadar asam urat
dibawah 2,0 mg/dL. Hal ini dikarenakan asam
urat adalah bahan normal dalam tubuh dan
hasil akhir dari metabolisme purin, yaitu hasil
degradasi dari purin nukleotida yang
merupakan bahan penting dalam tubuh sebagai
komponen dari asam nukleat dan penghasil
energi dalam inti sel. (Setiati, dkk. 2014).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya oleh Albar (2018)
mengenai gambaran kadar asam urat pada
wanita menopause di Dusun I dan Dusun IV
Wates Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah
tahun 2018. Pada penelitian tersebut, dari 43
sampel terdapat 22 wanita menopause
(51,16%) memiliki kadar asam urat normal
dan 21 wanita menopause (48,84%) memiliki
kadar asam urat tinggi (hiperurisemia). Selain
itu didapatkan nilai rata rata kadar asam urat
pada wanita menopause yaitu 6,26 mg/dL,
kadar asam urat tertinggi 11,0 mg/dL dan
kadar asam urat terendah 3,05 mg/dL.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa
produksi asam urat bervariasi menurut umur
dan jenis kelamin, kadar asam urat mulai naik
selama pubertas pada laki-laki sedangkan pada
perempuan kadarnya akan meningkat setelah
menopause yang disebabkan oleh pengaruh
hormonal. (Isselbacher, dkk. 2013). Resiko
penyakit asam urat pada wanita akan
meningkat saat memasuki masa menopause
dikarenakan penurunan produksi estrogen
dalam tubuh. Keberadaan estrogen sangat
penting untuk membantu pengaturan sekresi
asam urat sehingga mampu melindungi wanita
dari hiperurisemia. (Lingga, 2012).
Selain itu, peningkatan kadar asam urat
juga dapat disebabkan oleh meningkatnya
sintesa purin dalam tubuh. Penurunan
pengeluaran asam urat dapat menyebabkan
peningkatan pool asam urat dan hiperurisemia.
Penurunan pengeluaran asam urat biasanya
disebabkan adanya gangguan ginjal, pengaruh
pemberian obat, atau pengaruh beberapa
pemberian jenis zat gizi yang dapat
menghambat pengeluaran asam urat dalam
tubuh. (Yenrina dan Krisnatuti, 2014).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan mengenai gambaran kadar asam urat
pada wanita menopause di UPTD Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan
Natar Lampung Selatan tahun 2019 dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata kadar asam
urat yaitu 6,35 mg/dL, kadar terendah 3,16
mg/dL, dan kadar tertinggi 12,08 mg/dL. Dan
total dari 27 wanita menopause, sebanyak 13
responden dengan persentase 48,15%
mempunyai kadar asam urat tinggi
(hiperurisemia), sebanyak 14 responden
dengan persentase 51,85% mempunyai kadar
asam urat normal dan tidak ada responden
yang mempunyai kadar asam urat rendah
(hipourisemia) dengan persentase 0%.
Saran
Setelah dilakukan pengamatan mengenai
gambaran kadar asam urat pada wanita
menopause di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar
Lampung Selatan tahun 2019, maka dapat
disarankan kepada para wanita menopause,
sebaiknya kurangi membeli makanan sendiri
di sekitar lingkungan UPTD Tresna Werdha
khusunya makanan dengan kandungan tinggi
purin yang dapat menjadi faktor pencetus
dalam meningkatkan kadar asam urat dalam
tubuh. Dan Bagi UPTD Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar
Lampung Selatan untuk dapat mengontrol
makanan yang akan diberikan kepada para
wanita menopause di UPTD tersebut dengan
mengurangi pemberian makanan yang
mengandung kadar purin tinggi yang dapat
meningkatkan resiko asam urat. Serta, pihak
UPTD Tresna Werdha agar dapat menjalin
kerjasama dengan Puskesmas atau Instansi
Kesehatan dalam memberikan sosialisasi atau
penyuluhan tentang gejala-gejala hingga
akibat yang ditimbulkan apabila terjadi
peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan
rutin melakukan cek kesehatan khususnya
asam urat kepada para wanita menopause yang
memiliki kadar asam urat normal sampai
tinggi.
Daftar Pustaka
Albar, Eris Aulia, 2018. Gambaran Kadar
Asam Urat pada Wanita Menopause di
Dusun I dan Dusun IV Wates Bumi Ratu
Nuban Lampung Tengah tahun 2018,
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
TanjungKarang, Bandar Lampung.
Departemen Kesehatan RI, 2017. Jumlah
Penderita Penyakit Asam Urat di
Indonesia, Jakarta.
Ganong, William F, 2014. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi 20, Jakarta: EGC.
Gaw, A; at all, 2012. Biokimia Klinis Teks
Bergambar, Jakarta: EGC.
Guyton dan Hall; 2014. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi 12, Jakarta: EGC.
Isselbacher, K.J; at all, 2000. Harrison
Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam,
Volume 5, Jakarta: EGC.
Junaidi, I, 2013. Rematik & Asam Urat,
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Jaliana; Suhadi; Muhammad, S.L.O, 2018.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat. Vol.3/No.2; ISSN 2505-
731X. Tersedia
(http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESM
AS /article/viewFile/3925/3003) [April
2018].
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar
2013, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta.
Lingga, Lanny, 2012. Bebas Penyakit Asam
Urat Tanpa Obat, Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Sari, Ria Puspita, 2017. Gambaran Kadar
Asam Urat pada Wanita Menopause di
Lingkungan 01 RT 04 dan RT 05
Labuhan Dalam Tanjung Senang Bandar
Lampung tahun 2017, Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes TanjungKarang,
Bandar Lampung.
Setiati, S; dkk, 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III, Edisi VI, Jakarta Pusat:
Interna Publishing.
Soleha, Evi, 2016. Gambaran Kadar Asam
Urat pada Wanita Menopause di RT 01
dan RT 02 Desa Mekar Mulya
Kecamatan Palas Kabupaten Lampung
Selatan tahun 2016, Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes TanjungKarang,
Bandar Lampung.
Yenrina dan Krisnatuti; 2014. Diet Sehat untuk
Penderita Asam Urat, Jakarta: Penebar
Swadaya.