LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf ·...

22
LAMPIRAN

Transcript of LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf ·...

Page 1: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Lampiran 1

Data Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif di UPT Puskesmas Rawat InapPermata Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2014-2018

Tahun NoNamaPasien

No.RegLab

Usia(Tahun)

JenisKelamin

Hasil Pemeriksaan Mikroskopis

BTA(-)

BTA (+)

L P S P S

2014 1 SPR 11 60 √ 1+ 1+ 1+

2015

2 KYT 22 36 √ 2+ 2+ 2+

3 SKR 52 59 √ 2+ 2+ 2+

4 EWN 62 21 √ 1+ 2+ 2+

5 BD 64 28 √ 3+ 3+ 3+

6 YLS 85 22 √ 3+ 3+ 3+

2016

7 AYS 90 30 √ 1+ 1+ 1+

8 NM 93 72 √ - 1+ 1+

9 MFD 138 52 √ - 1+ 1+

2017

10 RMT 016 33 √ 2+ 2+ 2+

11 SLV 025 32 √ 1+ 1+ 1+

12 NAW 027 47 √ 1+ 1+ 1+

13 ANN 046 45 √ 2+ 2+ 2+

14 RK 57 38 √ 1+ 1+ 1+

15 RWN 79 57 √ 2+ 2+

16 RZK 82 18 √ 2+ 2+

2018

17 ADT 26 47 √ 1+ 1+

18 SLM 102 51 √ 1+ 1+

19 AGU 129 21 √ 1+ 1+

20 MHD 144 42 √ 1+ 1+

21 TTK 159 43 √ 2+ 3+

22 HER 169 25 √ 3+ 3+

Keterangan :

S (Sewaktu) :Pemeriksaan dahak sewaktu (pertama) yang dikumpulkan pada saat

suspek TB datang pertama kali ke Puskesmas.

P (Pagi) :Pemeriksaan dahak yang diantarkan ke laboratorium setelah

dikeluarkan oleh penderita dirumah nya pada pagi hari kedua

setelah bangun tidur.

S (Sewaktu): Pemeriksaan dahak sewaktu (kedua) yang dikumpulkan di Puskemas

pada hari kedua saat menyerahkan dahak pagi.

Page 3: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 4: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Lampiran 2

PROSEDUR PENGUMPULAN SAMPEL DAHAK

A. Waktu Pengambilan Dahak

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan follow up

memerlukan masing-masing 2 contoh uji dahak, yang terdiri dari:

1. S (Sewaktu, pertama): Dahak dikumpulkan saat datang pada kunjungan

pertama ke laboratorium fasyankes.

2. P (Pagi) : Dahak dikumpulkan pagi, segera setelah bangun tidur pada hari ke-

2, dibawa langsung oleh pasien ke laboratorium fasyankes.

3. Diperbolehkan untuk pasien mengumpulkan dua dahak Sewaktu pada hari

yang sama untuk menghindari kemungkinan hilangnya pasien jika datang

keesokan harinya. Jarak pengambilan dahak minimal 1(satu) jam, dan dahak

yang dikumpulkan harus berkualitas.

B. Tempat Pengumpulan Dahak

1. Ruang terbuka; dengan sinar matahari langsung

2. Ruang tertutup; dengan ventilasi yang baik

C. Cara Berdahak

1. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak.

2. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur.

3. Tarik nafas dalam (2-3 kali).

4. Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan ludahkan ke

dalam pot dahak.

5. Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat.

6. Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun antiseptic.

D. Pengumpulan Dahak

Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium,dengan

menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan

1. Persiapan pasien

Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat diperlukan untuk

menentukan status penyakitnya, karena itu saran pemeriksaan dua untuk

pasien baru dan dalam pemantauan pengobatan harus dipenuhi. Dahak yang

baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah , berupa lendir yang

berwarna kuning kehijauan (mukopurulen). Pasien berdahak dalam keadaan

Page 5: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

perut kosong, sebelum makan/minum dan membersihkan rongga mulut

terlebih dahulu dengan berkumur menggunakan air bersih.

Bila ada kesulitan dalam berdahak, pasien harus diberi obat

ekspektoran yang dapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada

malam hari sebelum mengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak

juga dapat merangsang dahak keluar. Dahak adalah bahan infeksius sehingga

pasien harus berhati-hati saat berdahak dan mencuci tangan. Pasien dianjurkan

membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang tersedia di tempat/lokasi

berdahak.

2. Persiapan Alat

a. Pot dahak bersih dan kering, diameter mulut pot 4 - 6 cm, transparan,

berwarna bening, bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan

kepada pasien, pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor

register.

b. Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium.

c. Label, pensil, spidol.

E. Penilaian kualitas contoh uji dahak

Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak

pasien tanpa membuka tutup pot, dilihat melalui dinding pot yang transparan.

Hal-hal yang perlu diamati adalah :

1. Volume 3,5 - 5 ml

2. Kekentalan : mukoid

3. Warna : Hijau kekuningan (purulen)

Bila ternyata contoh uji yang diserahkan adalah air liur, petugas harus

meminta pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan pendampingan petugas.

Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di

belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas (Kemenkes RI, 2017).

Page 6: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Lampiran 3

PROSEDUR PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS PADA TERDUGA

TUBERKULOSIS PARU

A. Prinsip

Mycobacterium tuberculosis mempunyai lapisan dinding lipid

(Mycolic acid) yang tahan terhadap asam, proses pemanasan mempermudah

masuknya Carbol Fuchsin ke dalam dinding sel, dinding sel tetap mengikat

zat warna Carbol Fuchsin walaupun didekolorisasi dengan asam alkohol.

B. Tujuan

Mengetahui ada tidaknya bakteri tahan asam pada sampel.

C. Alat

1. Kaca sediaan (objek glass)

2. Bambu/ lidi/ tusuk gigi

3. Pensil 2B

4. Lampu spritus/ Bunsen

5. Pinset

6. Tang penjepit

7. Mikroskop

8. Rak pengecatan

9. Alat pelindung diri bagi petugas (Handscoon, masker dan jas laboratorium)

10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%,

Hipoklorit 0,5%)

D. Bahan

1. Sampel dahak

2. Reagen Zeihl Neelson A: Karbol fuchsin 1%

3. Reagen Zeihl Neelson B: Asam Alkohol 3%

4. Reagen Zeihl Neelson C: Metilen Blue 0,1%

E. Pemberian identitas sediaan

Sebelum melaksanakan pembuatan sediaan dahak, terlebih dulu kaca

sediaan yang diberi identitas dengan menuliskan pada bagian frosted dengan

pensil 2B atau diberi label (jika menggunakan kaca sediaan non-frosted)

dengan nomor identitas.

Nomor Identitas Sediaan = 2 digit/7-11 digit/1digit/4digit_

Page 7: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Keterangan:

1. 2 digit= tahun

2. 7-11 digit= 7 untuk RS, 11 untuk Puskesmas

3. 1 digit= 1 untuk terduga TB Sensitif Obat, 2 untuk terduga TB Resistensi Obat

4. 4 digit= no urut suspek TB

5. “_”= kode huruf sesuai waktu pengambilan dahak

Penulisan nomor identitas sediaan pada formulir, kaca sediaan dan

dinding pot dahak:

1. Pada kaca sediaan, tulis di bagian frosted

2. Tulis: 1digit/4digit_

F. Cara Kerja

1. Disiapkan objek glass yang bersih dan kering dan beri identitas pasien.

2. Diambil sampel dahak pada bagian yang kental dan berwarna kuning

kehijauan dengan lidi yang ujungnya berserabut.

3. Dahak disebarkan diatas kaca sediaan kemudian diratakan menggunakan tusuk

gigi dengan gerakan spiral kecil-kecil lalu hingga berbentuk oval dan

berukuran 2x3 cm.

4. Dikeringkan pada suhu kamar, masukkan tusuk gigi bekas ke dalam wadah

yang berisi desinfektan.

5. Difiksasi 3 kali diatas api selama 1 -2 detik.

6. Letakkan sediaan diatas rak pengecatan dengan bagian apusan menghadap ke

atas.

7. Sediaan ditetesi larutan Carbol Fuchsin 1% melalui corong yang dilapisi

kertas saring hingga menutupi seluruh sediaan.

8. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan sampai

mendidih), kemudian dinginkan selama 10 menit.

9. Sediaan dibilas secara hati-hati dengan air mengalir kemudian buang sisa air

pada sediaan.

10. Sediaan digenangi dengan asam alkohol 0.3% hingga menutupi seluruh

permukaan selama 2-3 menit, lalu dibilas dengan air mengalir.

11. Dituang methylene blue 0.1% pada seluruh permukaan sediaan dan biarkan

selama 1 menit, dibilas dengan air mengalir.

12. Sediaan dibiarkan mengering.

Page 8: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

13. Setelah kering, dibaca sediaan menggunakan mikroskop dengan lensa objektif

100x (Dengan menggunakan 1 tetes minyak emersi).

14. Pembacaan dilakukan sepanjang garis horisontal dari ujung kiri ke ujung

kanan atau sebaliknya dengan menemukan basil berwarna merah. Dibaca

minimal 100 lapang pandang (Kemenkes RI, 2017).

G. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu pada skala

International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease (IUATLD)

a. Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang

b. Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (Jumlah BTA yang

ditemukan dituliskan)

c. 1+ : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang

d. 2+ : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50

lapang pandang

e. 3+ : Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 20

lapang pandang (Kemenkes RI, 2016).

Gambar hasil mikroskopis pemeriksaan sputum:

BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan BTA (Negatif) Gambar 2. Hasil Pemeriksaan BTA (Scanty)

13. Setelah kering, dibaca sediaan menggunakan mikroskop dengan lensa objektif

100x (Dengan menggunakan 1 tetes minyak emersi).

14. Pembacaan dilakukan sepanjang garis horisontal dari ujung kiri ke ujung

kanan atau sebaliknya dengan menemukan basil berwarna merah. Dibaca

minimal 100 lapang pandang (Kemenkes RI, 2017).

G. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu pada skala

International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease (IUATLD)

a. Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang

b. Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (Jumlah BTA yang

ditemukan dituliskan)

c. 1+ : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang

d. 2+ : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50

lapang pandang

e. 3+ : Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 20

lapang pandang (Kemenkes RI, 2016).

Gambar hasil mikroskopis pemeriksaan sputum:

BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan BTA (Negatif) Gambar 2. Hasil Pemeriksaan BTA (Scanty)

13. Setelah kering, dibaca sediaan menggunakan mikroskop dengan lensa objektif

100x (Dengan menggunakan 1 tetes minyak emersi).

14. Pembacaan dilakukan sepanjang garis horisontal dari ujung kiri ke ujung

kanan atau sebaliknya dengan menemukan basil berwarna merah. Dibaca

minimal 100 lapang pandang (Kemenkes RI, 2017).

G. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu pada skala

International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease (IUATLD)

a. Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang

b. Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (Jumlah BTA yang

ditemukan dituliskan)

c. 1+ : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang

d. 2+ : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50

lapang pandang

e. 3+ : Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 20

lapang pandang (Kemenkes RI, 2016).

Gambar hasil mikroskopis pemeriksaan sputum:

BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan BTA (Negatif) Gambar 2. Hasil Pemeriksaan BTA (Scanty)

Page 9: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

BTA BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 3. Hasil Pemeriksaan BTA (+1) Gambar 4. Hasil Pemeriksaan BTA (+2)

BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 5. Hasil Pemeriksaan BTA (+3)

H. Interpretasi Hasil

1. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak (Sewaktu dan

Pagi) menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan

hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera

ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+).

2. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.

Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan

diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan

klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai

dan ditetapkan oleh dokter (Kemenkes RI, 2016).

BTA BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 3. Hasil Pemeriksaan BTA (+1) Gambar 4. Hasil Pemeriksaan BTA (+2)

BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 5. Hasil Pemeriksaan BTA (+3)

H. Interpretasi Hasil

1. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak (Sewaktu dan

Pagi) menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan

hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera

ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+).

2. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.

Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan

diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan

klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai

dan ditetapkan oleh dokter (Kemenkes RI, 2016).

BTA BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 3. Hasil Pemeriksaan BTA (+1) Gambar 4. Hasil Pemeriksaan BTA (+2)

BTA

Sumber: Kemenkes RI, 2017

Gambar 5. Hasil Pemeriksaan BTA (+3)

H. Interpretasi Hasil

1. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak (Sewaktu dan

Pagi) menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan

hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera

ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+).

2. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.

Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan

diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan

klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai

dan ditetapkan oleh dokter (Kemenkes RI, 2016).

Page 10: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Lampiran 4

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pot Dahak Gambar 2. Cat Ziehl Neelsen

Gambar 3. Pembuatan sediaan Gambar 4. Proses Pengecatan Ziehl Neelsenpemeriksaan BTA

Gambar 5. Pemanasan Zn.A Gambar 6. Pencucian sediaan BTA

Lampiran 4

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pot Dahak Gambar 2. Cat Ziehl Neelsen

Gambar 3. Pembuatan sediaan Gambar 4. Proses Pengecatan Ziehl Neelsenpemeriksaan BTA

Gambar 5. Pemanasan Zn.A Gambar 6. Pencucian sediaan BTA

Lampiran 4

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pot Dahak Gambar 2. Cat Ziehl Neelsen

Gambar 3. Pembuatan sediaan Gambar 4. Proses Pengecatan Ziehl Neelsenpemeriksaan BTA

Gambar 5. Pemanasan Zn.A Gambar 6. Pencucian sediaan BTA

Page 11: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Gambar 7. Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Gambar 8. Pemeriksaan mikroskopis BTA

Gambar 9. Pembuangan sampel dahak Gambar 10. Tempat pembuanganwadah sampel

Gambar 11. Pengamatan & pencatatan Gambar 12. Pengamatan & pencatatandata register laboratorium data register laboratorium

Gambar 7. Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Gambar 8. Pemeriksaan mikroskopis BTA

Gambar 9. Pembuangan sampel dahak Gambar 10. Tempat pembuanganwadah sampel

Gambar 11. Pengamatan & pencatatan Gambar 12. Pengamatan & pencatatandata register laboratorium data register laboratorium

Gambar 7. Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Gambar 8. Pemeriksaan mikroskopis BTA

Gambar 9. Pembuangan sampel dahak Gambar 10. Tempat pembuanganwadah sampel

Gambar 11. Pengamatan & pencatatan Gambar 12. Pengamatan & pencatatandata register laboratorium data register laboratorium

Page 12: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Gambar 13. Register Laboratorium TB. 06

Page 13: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)

Lampiran 5

HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SEDIAAN BTA

BTA

Gambar 1. BTA (-) Gambar 2. BTA 1+

BTA

BTA

Gambar 3. BTA 2+ Gambar 4. BTA 3+

Page 14: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 15: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 16: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 17: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 18: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 19: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 20: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 21: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)
Page 22: LAMPIRAN - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/583/9/11. LAMPIRAN.pdf · 10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%, Hipoklorit 0,5%)